Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG IGD RSUD WANGAYA


TANGGAL 04 – 10 DESEMBER 2023

Oleh :
KELOMPOK 9

1. NI KADEK NADYA PUTRI MAHARANI (203213236)


2. NI KADEK NATASYA NOPITASARI (203213237)
3. NI KADEK AYU MITA DWI NINGSIH (203213239)
4. I KADEK ALDO MAISA PRASETYA (203213253)
5. I GUSTI MADE NGURAH AGUS SUWARNA P. (203213264)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
yang berjudul “Laporan Pengkajian Manajemen Keperawatan di Ruang IGD
RSUD Wangaya”
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasan penulis dalam
penyusunan. Sehingga dengan keterbatasan tersebut penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan ini.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian makalah
ini. Akhir kata semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua.
“Om Shanti, Shanti, Shanti, Om”

Denpasar, 05 Desember 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi dimana di dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999) sedangkan menurut
Gillies (1986) manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sementara menurut Nursalam
(2015), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan keperawatan
professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi
manajemen antara lain perencanaan, perorganisasian, motivasi, dan pengendalian.
Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung
asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil bagi masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan
tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelohan secara professional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi.

Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan


pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Ciri-ciri
mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan
secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan,
memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi,
budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal
ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik.
RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk
Bali Selatan. RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan RSUD Tipe B
pendidikan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan
masyarakat. Ruang Dar RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan sebuah unit
pelayanan yang berfungsi sebagi ruang rawat inap kelas I, II, dan III khusus ibu
nifas selama 24 jam.
STIKes Wira Medika Bali melakukan praktek Stase Manajemen di Ruang
IGD RSUD Wangaya untuk mengaplikasikan ilmu manajemen keperawatan
dengan arahan serta pembimbingan dari CT dan CI.

1.2 Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fungsi manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) berdasarkan 5 M secara kelompok
dan melakukan deseminasi awal.

1.2.1 Tujuan Umum


1. Mengetahui pengelolaan (manajemen) yang dengan ruang lingkupnya POA
(Plan Of Action).

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang IGD RSUD Wangaya Kota
Denpasar.
2. Melakukan analisa data berdasarkan standar dengan menggunakan fish bone
diagram.
3. Merumuskan rumusan dan prioritas permasalahan.
4. Menetapkan seleksi alternative permasalahan.
5. Menyusun POA (Plan Of Action).

1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data untuk
mengidentifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat untuk mengumpulkan
data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan dalam Manajemen di ruang IGD.
2. Manfaat Praktis
1) Untuk mengatasi permasalahan atau kendala-kendala di hadapi di ruang
IGD sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

2.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar


RSUD Wangaya berdiri sejak Tahun 1921 dengan jumlah tempat tidur 30
buah, 15 buah untuk orang sakit bangsa Eropa dan Cina, serta 15 tempat tidur
lainnya untuk bumiputera. RSUD Wangaya merupakan pusat pelayanan
kesehatan untuk Bali Selatan, sedangkan untuk Bali Utara kegiatan pelayanan
kesehatannya adalah Rumah Sakit Singaraja.
Pada masa ini pelayanan kesehatan sudah mulai berkembang dengan baik,
karena mulainya pemisahan Bali sebagai bagian Provinsi Sunda Kecil. Pada
bulan Maret 1963 waktu meletusnya gunung agung pengabdian tenaga
perawat Rumah Sakit Wangaya sangat besar, dimana Ida Bagus Kompiang
memimpin dan mengatur tenaga perawat untuk bertugas selaku tenaga
sukarela membantu korban gunung meletus.
Selama kurun waktu 1921 - 2009 RSUD Wangaya sudah dipimpin oleh 29
orang Direktur. Dengan terbentuknya Pemerintah Kota Denpasar pada Tahun
1992, maka RSUD Wangaya dibawah naungan Pemerintah Kota Denpasar
dan dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 22 Tahun 2001, RSUD
Wangaya sudah menjadi Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar. Berdasarkan Keputusan Walikota Denpasar Nomor
96 Tahun 2008 tanggal 23 Juli 2008 Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya Kota Denpasar ditetapkan menjadi Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK BLUD ) dengan status
BLUD penuh.

2.2 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Menjadi Badan
Layanan Umum Daerah
Pelayanan kesehatan pada RSUD Wangaya antara tahun 1964 sampai
dengan tahun 1984 dapat diketahui tidak mengalami perkembangan berarti.
Salah satu penyebabnya adalah RSUD Wangaya belum mempunyai dokter
ahli dan saat itu RSUD Wangaya berstatus Rumah Sakit tipe D.
Tahun 1990 RSUD Wangaya meningkat kelasnya dari Rumah Sakit Kelas
D menjadi Rumah Sakit kelas C. Dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar
Nomor 23 Tahun 2001, Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
ditetapkan menjadi unit swadana. Dan sejak tahun 2002 telah terakreditasi
untuk 12 standar pelayanan. Dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 538 / Menkes / SK / IV / 2003, tanggal 11 April 2003
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar meningkat kelasnya
dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan. Dengan keluarnya Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK - BLUD) dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar mulai
mempersiapkan diri menuju Badan Layanan Umum ( BLU ) dengan
menyusun bisnis plan, tata kelola, penyempurnaan laporan keuangan dan
menyusun standar pelayanan minimal. Tanggal 23 Juli 2008 dengan
Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008, Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya Kota Denpasar ditetapkan menjadi PPK BLUD dengan
status BLUD penuh.

2.3 Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
Pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar terdiri dari pelayanan dan
sub pelayanan sebagai berikut :
1. Pelayanan Bedah
- Bedah Umum
- Bedah Orthopedi
2. Pelayanan Kesehatan Anak
- Neonatologi
- Endokrin Anak dan Remaja
3. Pelayanan Penyakit Dalam (Interna)
- Hemodialisis
- Endoscopy
- VCT
4. Pelayanan Kesehatan Jiwa (Psikiatri)
5. Pelayanan Kulit dan Kelamin
- Kosmetik dan Bedah Kulit
6. Pelayanan Keperawatan dan Kandungan
7. Pelayanan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
8. Pelayanan Mata
9. Pelayanan Saraf (Neurologi)
- Unit Stroke
10. Pelayanan Anestesi
11. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
12. Pelayanan Radiologi
13. Pelayanan Penyakit Paru
- TB - DOTS
14. Pelayanan Gawat Darurat
15. Pelayanan Gigi
16. Pelayanan Fisioterapi
17. Pelayanan Gizi
18. Pelayanan Farmasi
Kegiatan pelayanan dan sub pelayanan di RSUD Wangaya Kota
Denpasar dilaksanakan di Instalasi :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Pemulasaraan Jenasah
8. Instalasi Rekam Medis
9. Instalasi Radiologi
10. Instalasi Laboratorium Klinik
11. Instalasi Farmasi
12. Instalasi Gizi
13. Instalasi Sterilisasi Sentral
14. Instalasi Binatu / Laundry
15. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
16. Instalasi Elektro Data Prosessing / SIM-RS

2.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


1. Kedudukan :
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar merupakan
perangkat dan unsur pendukung penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kota Denpasar.
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar dipimpin oleh
seorang Direktur berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota Denpasar melalui Sekretaris Daerah Kota Denpasar
2. Tugas Pokok :
- Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta
melaksanakan upaya rujukan.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
3. Fungsi :
- Menyelenggarakan pelayanan medis
- Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
- Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
- Menyelenggarakan pelayanan rujukan
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
- Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
- Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan
2.5 Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Rumah Sakit
Visi, misi, prinsip dan nilai dasar yang menjadi budaya kerja di RSUD
Wangaya Kota Denpasar adalah :
1. Visi
Menjadi rumah sakit pilihan utama, inovatif dalam pelayanan berbasis budaya
kerja
2. Misi
a. Memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau oleh tenaga profesional
b. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien
3. Motto
Melajani Sedjak Tahoen 1921
4. Nilai
a. Melayani adalah kewajiban (Sewaka Dharma)
b. Mengawali pekerjaan dengan doa
c. Senantiasa senyum, ramah, sopan santun, dan rendah hati
d. Empati kepada pasien (mendengarkan, penuh perhatian, peduli, responsif,
dan suka menolong)
e. Menjaga kebersihan (rapi, berpenampilan menarik)
f. Menjunjung tinggi nilai profesionalisme
5. Janji Layanan / Prinsip
Memberikan pelayanan yang aman dan bermutu

2.6 Struktur Organisasi RSUD Wangaya


1. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap
Struktur Terlampir
2. Struktur Organisasi Ruang IGD
Struktur Terlampir

2.7 Dimensi Dan Area Tempat Praktik


Ruang IGD merupakan ruang rawat gawat darurat dimana ini adalah menjadi
ruang singgah pertama untuk pasien yang akan dirawat jalan maupun dirawat inap
tergantung keputusan dari dokter IGD yang bersiap siaga 24 jam. Ruang IGD
memiliki 17 tempat tidur yang dibagi menjadi beberapa ruangan, diantaranya:
1. Ruang IGD berisi 10 bed ATS, 1 bed triase dan 6 bed di ruang transit
2. Ruang IGD terdapat ruang PONEK, Kantor IGD dan Ruang isolasi
3. Ruang IGD terdapat 2 kamar mandi pasien
4. Ruang IGD terdapat 1 lorong untuk menyimpan alat-alat dan menyiapkan
obat
5. Counter IGD berada di sebelah kiri pintu masuk utama ruang IGD
BAB III
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
3. 1 Data Umum dan Khusus Ruang IGD RSUD Wangaya
1. MAN

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1 Planning 1. Jumlah Perawat yang ada di Ruang IGD sebanyak 30 orang Wawancara
2. Pasien di ruang IGD biasanya bersifat gawat dan darurat
2 Organizing 1. Dari hasil wawancara dikatakan terdapat struktur organisasi di Ruang IGD Wawancara
tetapi kelompok belum dapat melihat struktur organisasi yang terdapat pada dan Obeservasi
Ruang IGD tersebut
2. Ruang IGD RSUD Wangaya dipimpin oleh kepala ruangan dan di bantu oleh
wakil kepala ruangan
3. Ruangan IGD RSUD Wangaya menggunakan metode Ketua Tim pada setiap
shift
3 Actuating 1. Kepala ruangan mengizinkan jika perawat yang ada keperluan untuk Wawancara
menukar jadwal shift atas izin Kepala Ruangan.
2. Kepala ruangan memberikan kesempatan untuk perawat yang ingin
mengikuti seminar dan tugas belajar.
4 Controlling 1. Evaluasi kinerja perawat di ruang IGD dinilai langsung oleh kepela ruangan Wawancara dan
2. Kepala ruangan setiap pagi mengontrol kondisi Ruang IGD Observasi
3. Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan beserta perawat yang berganti
dinas selalu mengontrol pasien-pasiennya.
Kesimpulan : -

2. MATERIAL AND MACHINE


No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan
Managemen
1 Planning 1. Ruang IGD sudah memiliki alat – alat lengkap untuk menunjang perawatan Observasi
pasien.
2. Ruang IGD sudah memiliki buku inventaris.
3. Terdapatnya SOP pelaksanaan tindakan di ruang IGD RSUD Wangaya sesuai
dengan ATS (Australasian Triage Scale)
4.
2 Organizing 1. Ruang IGD sudah meletakkan alat-alat penunjang kesehatan sesuai dengan Observasi dan
tempatnya. wawancara
2. Perawat diruang IGD sudah menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
untuk menunjang kesehatan.
3. Terdapat 2 Trolly emergency diletakkan di ruang tindakan dan ruang isolasi
dan isi sudah lengkap
4. Letak Nurse station efektif, terletak di bagian samping kiri pada pintu masuk
IGD daerah yang mudah terjangkau oleh pasien dan perawat.
5.
3 Actuating 1. Ruang IGD RSUD Wangaya mengorder bahan habis pakai 2 kali seminggu Wawancara dan
pada hari senin dan kamis observasi
2. Penggunaan alat kesehatan disposibel masing-masing pasien memiliki alat
sendiri (seperti sungkup, nasal kanul, dan spuit)
3. Ketika terjadi kerusakan alat, ruangan melapor kepada IPSRS (Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)
4. Terdapat kekurangan alat TTV dan selang/hose nebulizer serta saat keadaan
IGD ramai pasien, banyak pasien yang harus berdiri menunggu pelayanan
kesehatan karena kurangnya bed untuk pasien
4 Controlling 1. Kalibrasi pengecekan alat dilakukan oleh petugas IPSRS Wawancara dan
observasi
Kesimpulan : Kekurangan alat TTV dan selang/Nebulizer saat keadaan pasien ramai bayak pasien yang berdiri karena kurang bed
untuk pasien

3. METHOD

No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan


Managemen
1 Planning 1. Ruang IGD menerapkan MAKP metode Tim Wawancara dan
2. Ruang IGD sudah melaksanakan timbang terima observasi
3. Teknik komunikasi yang digunakan di Ruang IGD adalah komunikasi SBAR
4. Di Ruang IGD belum terlaksanakan kegiatan supervisi
5. Ruang IGD sudah melaksanakan pre dan post conference
6. Ruang IGD tidak bisa melaksanakan ronde keperawatan karena ruang IGD
bukanlah ruang rawat inap
7. Ruang IGD sudah melaksanakan DRK setiap tahun, dengan jadwal dan tempat
akan ditempatkan oleh Direktorat Pelayanan Medik
2 Organizing 1. Ruang IGD memiliki SOP untuk masing-masing tindakan Wawancara dan
2. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift dipimpin langsung oleh observasi
ketua tim, dan jika dipagi hari akan dipimpin langsung oleh ketua ruangan
3. Komunikasi SBAR digunakan saat pealoporan terkait kondisi pasien
4. Supervisi sudah terlaksanakan
5. pre dan post conference dilakukan secara efektif saat sebelum dan sesudah
melakukan asuhan Keperawatan
6. Metode pendokumentasinya menggunakan SOAP
3 Actuating 1. Ruang IGD melakukan timbang terima pada pagi hari dipimpin oleh kepala Wawancara dan
ruangan, dan untuk jaga sore dan malam dipimpin oleh masing-masing Ketua observasi
Tim
2. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan wakil kepala ruangan kepada
ketua tim dan anggota tim
3. pre dan post conference dilakukan oleh perawat masing-masing ketua tim
4. DRK di ruang IGD dilakukan oleh Kepala ruangan
5. Ronde keperawatan tidak dilaksanakan di ruang IGD
4 Controlling 1. Kepala ruangan selalu melakukan pengontrolan terhadap perawat dan tindakan Observasi
yang dilakukan di ruang IGD
Kesimpulan : -
4. MONEY

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1. Planning Pelayanan pasien di Ruang IGD bersumber dari BPJS dan umum Wawancara
2. Organizing Pengadministrasian di Ruang IGD dilakukan melalui intruksi dari ruangan terlebih Wawancara
dahulu, kemudian diteruskan ke administrasi kasir utama dengan membawa dana
diri lalu diserahkan keruangan.
3. Actuating Pengarahan administrasi di ruang IGD dilakukan oleh perawat ruangan dengan Wawancara
memberikan berkas kepada keluarga pasien untuk dibawa ke kasir utama
4. Controling Bagian yang mengontrol pelayanan administrasi pasien di Ruang IGD adalah Wawancara
petugas billing

5. MUTU

No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan


Manajemen
1. Planning 1. Persiapan perawat yang dilakukan untuk memuaskan pasien di Ruangan IGD Wawancara
yaitu dengan cara melakukan 5S Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun
melayani pasien dengan sabar dan pasien safety (cuci tangan, dan menerapkan
K3 kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja) perawat di ruang IGD
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien dengan komunikasi efektif
kepada pasien seperti menjelaskan triage, mengedepankan kinerja cepat tepat
tanggap dalam memberikan tindakan pada pasien.
2. Organizing 1. Ruang IGD sudah meletakan pamflet pasien safety (cuci tangan, five moment, Wawancara dan
dan handrub) dan memasang side rail. Observasi
2. Di ruang IGD terdapat kebijakan untuk satu pasien dengan satu penunggu.
3. Actuating 1. Cara perawat memotivasi pasien dan keluarga pasien di ruang IGD dengan cara Wawancara dan
menjalin komunikasi dengan baik dan jelas kepada pasien dan keluarga untuk observasi
mengoptimalkan penyembuhan dan pemulihan Kesehatan pasien.
2. Perawat di ruang IGD selalu menerapkan five moment cuci tangan
4. Controlling 1. Perawat di Ruang IGD mengontrol keadaan pasien pada saat operan, Wawancara dan
melaksanakan tindakan dan saat pasien meminta bantuan. Observasi.
2. Di ruang IGD dalam sebulan terakhir tidak ada angka kejadian pasien jatuh dan
selama menjalani PLKK tidak ada kejadian pasien jatuh.
Kesimpulan : -
3.2 Analisa Data

MATERIAL
MAN AND MACHINE

Kekurangan alat TTV dan


selang/Nebulizer saat
keadaan pasien ramai
bayak pasien yang berdiri
karena kurang bed untuk
pasien
METHOD MUTU MONEY
3.3 Rumusan dan Prioritas Permasalahan
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1. Kekurangan alat TTV dan 5 5 5 5 5 3.125 1
selang/Nebulizer saat keadaan
pasien ramai bayak pasien yang
berdiri karena kurang bed untuk
pasien

Untuk mendapatkan prioritas masalah dilakukan dengan cara FGD (Foccus Group Discussion) dengan membuat pembobotan yang
memperhatikan aspek sebagai berikut:
1. Magnitude (M) : Kecenderungan dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (S) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh masalah
3. Manageable (Mn) : Kemungkinan masalah bisa diselesaikan
4. Nursing Concern (Nc) : Melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat
5. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Aspek-aspek diatas dapat di ukur dengan cara yaitu:
1. Magnitude/prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak ditemukan (prevalensinya tinggi).
2. Severity/ akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu maslah lebih serius.
3. Manageable/bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat diselesaikan (menemukan jalan keluar).
4. Nursing Concern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan perteimbangan
perawat.
5. Affordability/ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana, dan tenaga yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Langkah-langkah penggunaan table prioritas masalah:
1) Masukkan masalah yang sudah diidentifikasi ke dalam tabel priorits masalah (tabel 3.1)
2) Berikan pembobotan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur, dengan rentang nilai bobot antara 1 – 5, yaitu:
Nilai 5 : sangat penting
Nilai 4 : penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 1 : sangat kurang penting
3) Jumlahkan nilai dari tiap-tiap aspek, untuk mendapatkan total skor tiap masalah
4) Berikan urutan prioritas dengan susunan sesuai total skornya tertinggi, menjadi prioritas pertama dan seterusnya hingga
masalah dengan total skor yang paling rendah.
3.2 Seleksi Alternatif Penyelesaian masalah metode Carl
No Alternatife Penyelesaian Masalah C A R L Skor
1 Menyarankan Menambah alat TTV 4 4 4 4 256
dan selang/Nebulizer untuk pasien

Usulan solusi yang telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan seleksi alternatif penyelesaian masalah
dengan menggunakan alat bantu pembobotan CARL, dengan menganalisis berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
Capability (C) : Kemampuan melaksanakan alternative
Accessability (A) : Kemudahan dalam melaksanakan alternative
Readiness (R) : Kesiapan dalam melaksanakan alternative
Leverage (L) : Daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan masalah
Keterangan :
Nilai 1 : Seharusnya dapat diimplementasikan
Nilai 2 : Mungkin dapat diimplementasikan
Nilai 3 : Harus dapat diimplementasikan
Nilai 4 : Pasti harus diimplementasikan
a. Plan Of Action
No Tanggal Masalah Uraian Tugas Tujuan Sasaran Target Penanggung Metode Waktu
pengkajian Pencapaian Jawab
dan
observasi

1. 9 Kekurangan alat Menyampaikan Sarana dan Kepala Tercukupinya Kelompok Diskusi 11


Desember TTV dan hasil temuan prasaran ruangan, sarana dan Desember
2023 selang/Nebulizer sarana dan ruangan baik wakil prasaranan alat 2023
saat keadaan prasarana yang dan tercukupi kepala alat di ruang
pasien ramai kurang untuk ruangan igd untuk
bayak pasien pelayanan pada dan pelayanan
yang berdiri pasien perawat kepada pasien
karena kurang
bed untuk
pasien
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ruang IGD merupakan ruang rawat gawat darurat dimana ini adalah menjadi
ruang singgah pertama untuk pasien yang akan dirawat jalan maupun dirawat inap
tergantung keputusan dari dokter IGD yang bersiap siaga 24 jam.
Alternative yang dapat di lakukan yaitu menyarankan penambahan sara dan
prasarana di Ruang IGD karena IGD RSUD Wangaya selalu ramai pasien.
sehingga dengan dilakukannya alternative yang telah direncanakan di POA sarana
dan prasarana di Ruang IGD dapat tercukupi.
4.2 Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk Bidang RSUD Wangaya Kota Denpasar agar
menyediakan bed dengan dan sarana prasarana yang kurang di ruang IGD.

Anda mungkin juga menyukai