Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
yang menempati tempat tidur perawatan unutk keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Kemajuan dalam
pengobatan modern dan munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa
pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah
mengalami kecelakaan, pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat
karena penyakitnya.
Pelayanan keperawatan berfokus kepada aspek pencegahan, promosi
kesehatan dan berlandaskan kemitraan merupakan hal penting yang dapat
membantu menurunkan angka kematian seseorang. Pelayanan keperawatan yang
bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor
input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana
dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan
input yang ada dalam interaksi antara perawat dengan pasien yang meliputi
penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika keperawatan. Sehingga
diperlukan adanya pengkajian pada ruangan perawat untuk mengetahui apakah
sudah sesuai standar dan mutu yang ditentukan dari faktor input dan proses
pelayanan yang sudah ditetapkan tersebut.
Manajemen keperawatan merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Kualitas suatu pelayanan
khususnya pelayanan keperawatan sangat tergantung dari berbagai aspek antara
lain pengetahuan, ketrampilan dan strategi dalam mengelola sumber daya secara
efektif dan efisien agar tercapainya kepuasan klien/pasien dalam pengertian yang
lebih luas yaitu aman dan nyaman. Pengelolaan suatu unit/ruang rawat melibatkan
berbagai pihak antara lain: dokter, perawat dan profesi kesehatan lainnya,
klien/pasien dan keluarganya, oleh karena itu perlu dikelola secara professional.
Pendekatan yang dilakukan dalam praktik manajemen keperawatan pada tahap ini

1
adalah model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang diintegrasikan
kedalam pengembangan manajemen kinerja klinik (PMKK) bagi first line
manager yang relevan dan sinergis dengan penerapan proses keperawatan sebagai
satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan. Pendekatan melalui manajemen
kinerja klinik pada praktik profesi sangat relevan mengingat strategi
pembelajarannya yang pratikal, berfokus kepada peningkatan mutu secara terus
menerus dan berkelanjutan (continous quality improvement).
RSUD Wangaya Kota Dnepasar merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk
Bali Selatan. RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan RSUD Tipe B
pendidikan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan
masyarakat. Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan
sebuah unit pelayanan yang berfungsi sebagi ruang rawat pasien bedah dan dalam
kelas III selama 24 jam.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinik (PMKK).
2. TUJUAN KHUSUS
a. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Cendrawasih RSUD
Wangaya Kota Denpasar dengan metode pendekatan PMKK.
b. Mengidentifikasi stuktur organisasi Rumah Sakit dan Ruang
Cendrawasih.
c. Mengidentifikasi deskripsi perkerjaan yang ada di Ruang
Cendrawasih.
d. Mengidentifikasi fungsi administrasi yang ada di Ruang
Cendrawasih.
e. Mengidentifikasi monitoring yang ada di Ruang Cendrawasih.
f. Mengidentifikasi standar keperawatan yang ada di Ruang
Cendrawasih.

2
g. Mengidentifikasi kepemimpinan yang ada di Ruang Cendrawasih.

C. METODE
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang
langsung dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat untuk
mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan
pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan.

D. MANFAAT
1. Bagi Pasien
Terpenuhinya kebutuhan klien secara holistik dan tercapainya kepuasan
klien terhadap praktik pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien dan
keluarganya.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
d. Meningkatkan citra perawat sebagai suatu profesi yang professional
dimata profesi lain.
3. Bagi Rumah Sakit

3
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan.
c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai
rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
professional.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK

A. SEJARAH SINGKAT TEMPAT PRAKTIK


Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar didirikan pada Tahun
1921 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 30 buah, 15 buah untuk orang sakit
bangsa Eropa dan Cina serta 15 tempat tidur lainnya untuk bumiputera. Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar merupakan pusat pelayanan
kesehatan untuk daerah Bali Selatan, sedangkan untuk daerah Bali Utara kegiatan
pelayanan kesehatannya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja. Apabila
kita melihat perkembangan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar dapat dikatagorikan sebagai berikut:
1. Masa Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda (1921 – 1942)
Pada masa ini Rumah Sakit Umum Wangaya juga memberikan
pelayanan penyakit Kusta, Penyakit Menular. Dokter yang memberikan
pelayanan adalah Dokter Belanda, Dokter Jawa dibantu oleh ZEIKEN
OPASSER (Penjaga Orang Sakit), I Wayan Nugra adalah seorang Zeiken
Opasser yang paling rajin dan aktif waktu itu. Pada masa ini ada
beberapa kali pergantian Direktur, Tahun 1921 adalah Dokter Abdul
Tahir, Tahun 1923 adalah Dokter Wirasma, Tahun 1936 adalah Dokter
Benne dan Tahun 1937 adalah Dokter Eykman.
2. Masa Penjajahan Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
Dengan jatuhnya belanda dan berkuasanya Jepang maka dengan otomatis
Rumah Sakit Umum berada di bawah Pemerintahan Jepang.Pada masa
ini pelayanan kesehatan sangat menurun karena semua dokter dan tenaga
kesehatan dari Belanda dan Eropa ditangkap oleh bangsa Jepang, obat -
obatan dan sarana kesehatan sangat terbatas sehingga derajat kesehatan
masyarakat sangat rendah.
Masa Revolusi Fisik sampai dengan penyatuan RIS menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (1945 - 1951) Pada masa ini Rumah Sakit
Wangaya utamanya perawatnya banyak membantu para pejuang saat itu
yang tercatat diantaranya Made Suberata, I Gde Pelasa, Ida Bagus

5
Kompiang, I Nyoman Purna, I Made Rasna, Ida Bagus Jagra, I Made
Putra, I Gusti Putu Susesa. Disamping banyak membantu pejuang Rumah
Sakit Wangaya pada masa ini sangat berperan dalam mencetak tenaga -
tenaga perawat dengan membuka pendidikan juru rawat.
3. Masa pulau Bali sebagai bagian dari Propinsi Sunda Kecil / Nusa
Tenggara sampai Bali berdiri sebagai Propinsi sampai sekarang.
Pada masa ini pelayanan kesehatan sudah mulai berkembang dengan
baik, karena mulainya pemisahan Bali sebagai bagian propinsi Sunda
Kecil. Pada Bulan Maret 1963 waktu meletusnya Gunung Agung
pengabdian tenaga perawat Rumah Sakit Wangaya sangat besar,
dimana Ida Bagus Kompiang pemimpin dan mengatur tenaga perawat
untuk bertugas selaku tenaga sukarela membantu korban gunung meletus.
Selama kurun waktu 1921 - 2007 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
sudah dipimpin oleh 28 Orang Direktur. Dengan terbentuknya
Pemerintah Kota Denpasar pada Tahun 1992 maka Rumah
Sakit Wangaya Denpasar dibawah naungan Pemerintah Kota Denpasar
dan Dengan Keputusan Walikota Kota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008
tentang Penetapan Badan Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya berlokasi strategis di Jalan Kartini no
100 Denpasar. Dipimpin oleh seorang direktur yaitu dr. Setiawati Hartawan,
M.Kes. RSUD Wangaya memiliki luas tanah 23.271 m2 dan luas bangunan
12.063.372 m2. Terdapat beberapa ruangan di RSUD Wangaya diantaranya 1
buah ruang IRD, 7 buah ruang rawat inap yaitu ruang angsa untuk penyakit
dalam, belibis untuk penyakit dalam, cendrawasih untuk penyakit dalam, dara
untuk nifas, elang untuk ruang bayi, flamingo untuk bedah, dan kaswari untuk
anak. Selain itu juga terdapat beberapa poliklinik diantaranya poliklinik paru,
bedah, kulit dan kelamin, TB DOTS, THT, saraf, mata, anak, interna, kebidanan
dan kandungan, gigi, anastesi, psikiatri. RSUD Wangaya juga dilengkapi dengan
ruangan instalasi rawat inap, instalasi rekam medis, fisioterapi, apotek, instalasi
radiologi, laboratorium, pojok asi, direktorat pelayanan dan keperawatan, ruang
endoscopy, ruang USG, ruang perawatan jenazah, kantin, IBS, ruang PMI, ruang

6
hemodialisa, instalasi sterilisasi central, dapur, ruang BINATU, ICU, ruang
operasi, laundry, instalasi gizi, incinerator, dan terdapat parkir yang cukup
memadai di depan dan belakang rumah sakit.
Ruangan cendrawasih merupakan ruang rawat inap kelas III khusus untuk
penyakit dalam dan bedah. Terdiri dari 6 ruang rawat inap, 1 ruang tindakan
keperawatan,1 ruang linen, 1 ruang perawat, 1 ruang kepala ruangan,1 dapur dan
1 ruang diskusi 1 kamar mandi, dan 1 nurse station. Ruang cendrawasih memiliki
kapasitas 48 tempat tidur dan masing-masing ruangan terdapat 8 tempat tidur.
Pasien yang dirawat di ruang cendrawasih umumnya menderita penyakit dalam,
paru, neuro, dan bedah.

B. VISI, MISI TEMPAT PRAKTIK


1. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Denpasar Tahun 2016-2020
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama, Inovatif, Unggul Dalam Pelayanan
Kesehatan dan Pendidikan Berbasis Budaya Kerja.

2. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Denpasar Tahun 2016-2020


a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
dengan mengutamakan keselamatan pasien.
b. Mengelola sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan
secara optimal.
c. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia serta
meningkatkan peran Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelatihan.
d. Mengelola administrasi umum, keuangan, sarana prasarana secara
optimal.

C. STRUKTUR ORGANISASI TEMPAT PRAKTIK


1. RSUD Wangaya Kota Denpasar
Struktur Terlampir
2. Ruang Cendrawasih
Struktur Terlampir

7
Jumlah tenaga di ruangan sandat rumah sakit tk II udayana
a. Keperawatan

No Kualifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis


1 S1 Keperawatan 11 9 PNS
2 HONOR
2 D3 Keperawatan 13 10 PNS
3 HONOR

b. Non keperawatan
No Kuaifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis
1 Cleaning Servise 3 TKS

D. DIMENSI DAN AREA TEMPAT PRAKTIK


Ruang Cendrawasih merupakan ruang rawat inap khusus pasien bedah dan
dalam kelas III di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Ruang Cendrawasih memiliki
48 tempat tidur yang masing-masing kamar dibagi menjadi beberapa ruangan,
diantaranya:
1. Ruang cendrawasih beirisi 6 kamar rawat inap
2. C1: ruang penyakit bagian neuro dengan 8 tempat tidur
3. C2 C3, C4 adalah ruang penyakit dalam dengan masing-masing memiliki
8 tempat tidur.
4. C5 dan C6 adalah ruang bedah dengan masing-masing ruangan memiliki
8 tempat tidur.

8
Di ruangan Cendrawasih terdapat beberapa penyakit yang sering ditemui
yaiu, diabetes mellitus, Apendicitis, fraktur, stroke, hipertensi, HIV, TBC, masih
banyak lagi.

9
BAB III
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA

A. DATA UMUM DAN KHUSUS TEMPAT PRAKTIK


1. MAN
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan
1 Planning a. Jumlah perawat di Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Kota Denpasar Wawancara
sebanyak 26 orang terbagi dari S1 keperawatan sebanyak 11 orang dan DIII
keperawatan sebanyak orang 13.
b. Jumlah cleaning servis sebanyak 3 orang
2 Organizing a. Terdapat struktur organisasi Obeservasi
b. Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya dipimpin oleh kepala ruangan dan di
bantu oleh wakil kepala ruangan, 10 Perawat Primer, 24 perawat pelaksana
serta 3 cleaning servis (CS). Penempatan pasien yang menderita penyakit dalam
yang menular masih digabung dengan pasien yang menderita penyakit dalam
yang tidak menular.
3 Actuating a. Kepala ruangan mengijinkan jika perawat yang ada keperluan untuk mengubah Wawancara
jadwal shift
b. Kepala ruangan memberikan kesempatan untuk perawat yang inggin mengikuti

10
seminar dan tugas belajar.
c. Kepala ruangan setiap pagi melakukan timbang terbang terima dengan perawat-
perawatnya.
d. Perawat-perawat melakukan pre dan post conference sebelum dan sesudah
kepasien.
4 Controlling a. Super visi dilakukan oleh tim kusus rumah sakit setiap malam hari Wawancara
b. Kepala ruangan melakukan super visi di ruangan.
c. Kepala ruangan setiap pagi mengontrol kondisi Ruang Cendrawasih
d. Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan beserta perawat yang berganti dinas
selalu mengontrol pasien-pasiennya setiap pagi sekedar menyapa pasien
Kesimpulan:
1. Penempatan pasien yang menderita penyakit dalam yang menular masih digabung dengan pasien yang menderita
penyakit dalam yang tidak menular.

11
2. MATERIAL AND MACHINE
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan
1 Planning a. Bahan habis pakai di amprah setiap 1 bulan sekali sesuai dengan Wawancara
keperluan pasien.
b. Kepala ruangan memiliki perencanaan untuk mengusulkan stetoskop
yang rusak untuk ganti.
c. Kepala ruangan memiliki perencanaan untuk mengusulkan penambahan
alat nebulizer dan kalibrasi tensimeter.
2 Organizing a. Pengelompokan alat habis pakai sudah di simpan dengan rapi di almari Observasi
ruang tindakan
b. Pengelompokan obat pasien sudah memiliki tempat kusus perpasien
c. Tidak ada ruangan khusus menaruh linen kotor pasien.
3 Actuating a. Tidak adanya ruangan khusus menyimpan linen kotor pasien, itu Wawancara
diletakkan di pojokan dekat dengan ruang penyimpanan.
4 Controlling a. Controling alat dilakukan setiap hari Wawancara
b. Pengontrolan bahan habis pakai disesuaikan dengan keperluan pasien
Kesimpulan:
1. Tidak adanya ruangan khusus menyimpan linen kotor pasien, itu diletakkan di pojokan dekat dengan ruang penyimpanan.

12
a. Penataan Gedung Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Kota Denpasar
dengan uraian denah sebagai berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan ruang diklat.
2) Sebelah selatan berbatasan dengan kantin
3) Sebelah barat tidak berbatasan.
4) Sebelah timur merupakan arah jalan menuju ruang merak.
Kerena berhubungan Ruang Cendrawasih berada dilantai 1 di bawahnya adalah lantai dasar sehingga arah barat Ruang
Cendrawasih tidak berbatasan karena bertingkat.
b. Fasilitas
1) Fasilitas untuk pasien
No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan

1 Tempat tidur 48 Bed Baik 1:1 -

2 Meja Almari 48 Buah Baik 1:1 -

3 AC 8 Buah Baik 1:1 -

4 TV 1 Buah Baik 1:1 -

13
5 Jam Dinding 1 Buah Baik 1:1 -

6 Kamar mandi dan 8 Buah Cukup 1:1 -


Wc Baik
7 Kursi 60 Buah Baik 1:1 -

8 Kulkas 1 Buah Baik 1:1 -

2) Fasilitas untuk petugas kesehatan


a) Ruang Kepala Ruangan bersebelahan dengan ruang nurse station
b) Kamar mandi perawat atau Wc ada 1
c) Gudang berada diselatan dekat dengan ruangan rawat pasien.
d) Ruang tindakan berada di selatan ruang diskusi dan didepan ruang rawat pasien.
e) Dapur berada diselatan pada dekat nurse station.

14
3) Alat kesehatan yang ada diruangan Cendrawasih RSUD Wangaya Kota Denpasar
No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan

1 Nebulizer 3 2 baik, 1 Perbaiki


rusak yang rusak

2 Lampu Tindakan 2 Baik -

3 GDS 1 Baik -

4 Film Viewer 3 Baik -

5 Saction Pump 1 Baik -

6 Thermohigrometer 6 Baik -

7 Tempat tidur 48 Baik -

8 Tromal Pensteril Alat 0 - -

9 Waskom 0 - -

10 Tiang Infuse 48 25 baik, 1 Perbaiki


rusak

15
yang rusak

11 Beside Kabinet 3 Baik -

12 Tensimeter 6 Baik -

13 Kursi Roda 1 Baik -

14 Brancard 1 Baik -

15 Dingkik 0 - -

16 Trolly Stenlis 12 Baik -

17 Overbed Table 0 - -

18 Bax Instrumen 6

19 Bengkok 10 Baik -

20 Stetoscope 6 Baik -

21 Torniquet OM 6 Baik -

16
22 Korentang 6 - -

23 Pispot Stenlis 3 Baik -

24 Urinal Stenlis 3 Baik -

25 Flowmeter 48 Baik -

26 Tang Spatel 6 Baik -

27 Guting Verban 6 Baik -

28 Trolly Emergency 1 Baik -

29 Timbangan 2 Baik -

30 EKG 1 Baik -

4) Consumable (obat-obatan dan bahan habis pakai) :


No Obat-obatan Habis Pakai

1 Kalmet

17
2 Metoclop Ondancent

3 Ranitidine

4 Bisolvon

5 Stesolide injeksi

6 Katerolac

7 Aminophyllin

8 Novaldo

9 Ventolin

10 Citicollin

11 Furosemid

12 Fabrivent

13 Antrain

18
14 Ondancentron

15 Tramadol

16 Bustofan

17 Sagestam

18 Ceftriaxon

19 Amoxan

5) Administrasi Penunjang – RM
No Administrasi Jumlah

1 Buku Injeksi 1

2 Buku Observasi 1

3 Lembar Dokumentasi 1 rim

19
4 Buku Observasi dan 2
Nadi
5 Buku Timbang Terima 6

6 SOP 1 rim

7 SAK

8 Buku Visite 1

9 Buku Dalin

10 Leaflet 1 rim

20
3. METODE
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan
1 Planning a. Metode yang dilakukan di Ruangan Cendrawasih yaitu dengan metode wawancara
Primer tapi tidak efektif karena kekurangan tenaga
b. Operan dilakukan setiap pergantian shfit
2 Organizing a. Ruangan Cendrawasih memiliki SOP masing-masing tindakan tetapi wawancara
masih ditarik untuk direfisi
3 Actuating a. Operan dilakuan oleh perawat yang shift Observasi
b. Pre conference dilakukan setelah operan bebar.
c. Post conference dilakukan sebelum operan besar.
4 Controlling a. Karu selalu melakukan pengontrolan terhadap perawat primer. wawancara
b. Perawat associet melaporkan semua keadaan pasien pada perawat
primer
Kesimpulan:
1. Metode primer tidak efektif karena kekurangan tenaga

21
4. MONEY
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan
1 Planning a. Persiapan dana untuk kebutuhan RS Ruang Cendrawasih ditanggung Wawancara
oleh bagian Bendahara Penerimaan dan Kas Bank BPD RSUD
Wangaya Kota Denpasar
2 Organizing a. Gaji perawat di Ruang Cendrawasih yaitu tergantung dari pendidikan Wawancara
dan masa kerja
b. Gaji perawat PNS di ruang Cendrawasih sesuai dengan Golongan
c. Gaji perawat di Ruang Cendrawasih belum sesuai dengan Upah Wawancara
Minimum Regional
3 Actuating a. Pembayaran Tenaga Suka Rela ditanggung oleh pihak Rumah Sakit Wawancara
b. Pembayaran Pegawai Negeri Sipil di tanggung dari Pusat

4 Controlling a. Bagian yang mengontrol keuangan Ruang Cendrawasih yaitu Wawancara


Bendahara Penerimaan dan Kas Bank BPD RSUD Wangaya Kota
Denpasar
Kesimpulan :
1. Gaji perawat di Ruang Sandat belum sesuai dengan Upah Minimum Regional

22
5. MARKET
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan
1 Planning a. Persiapan Perawat yang dilakukan untuk memuaskan pasien di Ruang Wawancara
Cendrawasih yaitu dengan cara melakukan 5S Salam, Sapa, Senyum,
Sopan dan Santun melayani pasien dengan sabar
2 Organizing b. Setiap tindakan yang dilakukan di Ruang Cendrawasih dilakukan oleh Wawancara
semua perawat kepada semua pasien
3 Actuating a. Cara perawat memotivasi pasien yaitu dengan cara memberikan KIE Wawancara
kepada keluarga dan pasien.
4 Controlling a. Perawat di Ruang Cendrawasih mengontrol keadaan pasien pada saat Wawancara
operan dan saat pasien meminta bantuan
b. Pasien di Ruang Cendrawasih lebih banyak mengalami susah tidur Observasi
karena ruangan terlalu padat.
Kesimpulan:
1. Pasien di Ruang Cendrawasih lebih banyak mengalami susah tidur karena ruangan terlalu padat.

23
B. ANALISA DATA
MATERIAL Tidak adanya ruangan khusus menyimpan
MAN linen kotor pasien, itu diletakkan di
Penempatan pasien yang menderita penyakit
pojokan dekat dengan ruang
dalam yang menular masih digabung dengan
penyimpanan.
pasien yang menderita penyakit dalam yang
tidak menular.
Bahaya
Infeksi
Nosokomial
Metode primer tidak efektif Pasien di Ruang
karena kekurangan tenaga Cendrawasih lebih banyak
mengalami susah tidur
METODE MARKET karena ruangan terlalu
padat.

24
C. RUMUSAN DAN PRIORITAS PERMASALAHAN
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Penempatan pasien yang 5 4 4 5 4 1600 I
menderita penyakit dalam
yang menular masih
digabung dengan pasien
yang menderita penyakit
dalam yang tidak menular.

2 Metode primer tidak efektif 4 3 4 3 4 576 IV


karena kekurangan tenaga

3 Tidak adanya ruangan 4 5 4 4 4 1280 II


khusus menyimpan linen
kotor pasien, itu diletakkan
di pojokan dekat dengan
ruang penyimpanan.

4 Pasien di Ruang 5 4 3 4 4 960 III


Cendrawasih lebih banyak
mengalami susah tidur
karena ruangan terlalu
padat.

25
Untuk mendapatkan prioritas masalah dilakukan dengan cara FGD (Foccus Group Discussion) dengan membuat pembobotan
yang memperhatikan aspek sebagai berikut:
1) Magnitude (M) : Kecenderungan dan seringnya kejadian masalah
2) Severity (S) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh masalah
3) Manageable (Mn) : Kemungkinan masalah bisa diselesaikan
4) Nursing Concern (Nc) : Melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat
5) Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Aspek-aspek diatas dapat di ukur dengan cara yaitu:
1) Magnitude/prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak ditemukan (prevalensinya tinggi).
2) Severity/ akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu maslah lebih serius.
3) Manageable/bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat diselesaikan (menemukan jalan keluar).
4) Nursing Concern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan perteimbangan
perawat.
5) Affordability/ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana, dan tenaga yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Langkah-langkah penggunaan table prioritas masalah:
a) Masukkan masalah yang sudah diidentifikasi ke dalam tabel priorits masalah (tabel 3.1)
b) Berikan pembobotan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur, dengan rentang nilai bobot antara 1 – 5, yaitu:
Nilai 5 : sangat penting

26
Nilai 4 : penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 1 : sangat kurang penting
c) Jumlahkan nilai dari tiap-tiap aspek, untuk mendapatkan total skor tiap masalah
d) Berikan urutan prioritas dengan susunan sesuai total skornya tertinggi, menjadi prioritas pertama dan seterusnya hingga
masalah dengan total skor yang paling rendah.

D. SELEKSI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH METODE CARL


No Alternatife C A R L Skor
1 Menganjurkan agar 4 4 3 4 192
perawat memilah pasien
yang beresiko menularkan
infeksi nosocomial ke
pasien lain.
2 Menganjurkan agar 4 4 3 3 144
mensetting ruangan khusus
pasien penyakit menular.

3 Menganjurkan perawat 5 5 4 4 400

27
agar tetap mengikuti
standar operasional
prosedur (SOP)
4 Menganjurkan perawat 5 5 5 5 625
tetap menjaga lingkungan
kamar rawat pasien.
Usulan solusi yang telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan seleksi alternatif penyelesaian masalah
dengan menggunakan alat bantu pembobotan CARL, dengan menganalisis berdasarkan beberapa aspek, yaitu :
Capability (C) : Kemampuan melaksanakan alternative
Accessability (A) : Kemudahan dalam melaksanakan alternative
Readiness (R) : Kesiapan dalam melaksanakan alternative
Leverage (L) : Daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan masalah

28
E. PLAN OF ACTION
Target Penanggung
No Masalah Uraian tugas Tujuan Saran Metode Waktu
pencapaian jawab
1 Bahaya Memilah pasien yang Untuk mencegah agar Ka Ru Pasien menjadi Kelompok  Pelaksanaan disesuaikan
Infeksi beresiko menularkan pasien yang tidak terkelompok
Nosokomial infeksi nosocomial ke memiliki penyakit sesuai
pasien lain. berat terinfeksi oleh kondisinya
pasien yang memiliki
penyakit yang
menular
Mensetting ruangan Dengan dibuatkan Ka Ru dan Tersedia Kelompok  Diskusi disesuaikan
khusus pasien penyakit ruangan khusus pasien Staf ruangan  Pelaksanaan
menular. menular maka dapat khusus pasien
mencegah infeksi isolasi kelas III
tersebut menular ke
pasien lain dan
perawat
Menganjurkan perawat SOP dapat Ka Ru dan Tetap Kelompok  Diskusi disesuaikan
agar tetap mengikuti membebaskan perawat Staf terjaganya

29
standar operasional dari kesalahan perawat  Sosialisasi
prosedur (SOP) prosedur terbebas dari  Pelaksanaan
infeksi
nosocomial
dari pasien
Menganjurkan perawat Untuk mebantu pasien Staf Lingkungan Kelompok  Diskusi disesuaikan
tetap menjaga mendapatkan yang terbebas  Sosialisasi
lingkungan kamar rawat lingkungan yang dari kuman  Pelaksanaan
pasien. bersih dan sehat dan bakteri
yang dapat
menyebkan
infeksi
nosokomial

30
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Kota Denpasar adalah ruang bedah dan
dalam ruangan tidak memiliki ruangan khusus pasien yang memiliki penyakit
menular dan sebagian besar pasien penyakit menular dicampur dengan pasien
tidak memiliki penyakit menular. Ruang Cendrawasih dalam pelaksaan metode
asuhan keperawatan professional dengan metode primer belum maksimal karena
kekurangan tenaga, juga tidak memiliki tempat ruangan khusus linen kotot, dan
pasien di Ruang Cendrawasih sering mengalami susah tidur karena ruangan
terlalu padat.
Alternative yang dapat di lakukan yaitu memilah pasien yang beresiko
menularkan infeksi nosocomial ke pasien lain, mensetting ruangan khusus pasien
penyakit menular, menganjurkan perawat agar tetap mengikuti standar operasional
prosedur (SOP), menganjurkan perawat tetap menjaga lingkungan kamar rawat
pasien.

B. Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk Bidang RSUD Wangaya Kota Denpasar agar
menyediakan ruangan khusus pasien menular untuk kelas III.
2. Rekomendasi untuk Kepala Ruangan Cendrawasih untuk mengajak
perawat selalu mengikuti SOP dan menjaga kebersihan lingkungan rawat
pasien.
3. Rekomendasi Untuk Perawat Ruang Cendrawasih untuk selalu patien
safety disetiap tindakan yang dilakukan serta selalu mengikuti SOP.

31
LAMPIRAN
1. Berapa jumlah perawat yang ada diruangan cendrawasih?
2. Berapa jumlah tenaga non perawat di ruang cendrawasih?
3. Apakah terdapat struktur organisasi diruang cendrawasih?
4. Baimana struktur organisasi perawat di ruang cendrawasih?
5. Baimana cara penempatan pasien diruang cendrawasih?
6. Apakah kepala ruangan menberikan izin untuk perawatnya merubah jadwal?
7. Apakah kepala ruangan memberikan izin untuk perawatnya mengikuti seminar
dan tugas?
8. Apakah kepala ruangan melakukan timbang terima setiap pagi harinya?
9. Apakah perawat melakukan pre dan post conference?
10. Apakah ada tim khusus untuk melakukan supervise?
11. Apakah kepela ruangan melakukan supervise di ruangan?
12. Apakah kepala ruangan mengontrol kondisi ruang cendrawasih?
13. Apakah kepala ruangan dan wakil kepala ruangan mengontrol pasien bersama
perawat-perawat?
14. Kapan bahan habis pakai diorder?
15. Apa rencana kepala ruangan untuk peralatan diruang cendrawasih?
16. Apa rencana kepala ruangan untuk penambahan alat?
17. Dimana alat habis pakai disimpan?
18. Apakah obat pasien disimpan pada tempat khusus?
19. Apakah ada tempat linen kotor pasien?
20. Dimana linen kotor diletakan?
21. Setiap kapan alat diruang cendrawasih dikontrol?
22. Bagaimana pengontrolan bahan habis pakai diruang cendrawasih?
23. Metode MAKP apa yang digunakan diruangan cendrawasih?
24. Setiap kapan operan dilakukan?
25. Apakah diruang cendrawasih setiap tindakan memiliki SOP?
26. Siapa yang melakukan operan?
27. Kapan pre dan post conference dilakukan?
28. Apakah kepala ruangan melakukan pengontrolan pada perawat primer?
29. Apakah PA melaporkan kondisi pasien ke PP?

32
30. Berasal dari mana dana untuk kebutuhan RS diruangan Cendrawasih?
31. Apakah gaji perawat sesuai dengan pendidikan dan masa kerja?
32. Apakah gaji perawat sesuai dengan golongan?
33. Apakah gaji perawat sesuai dengan UMR?
34. Dari mana pembayaran tenaga sukarela?
35. Darimana membayaran PNS di RSUD Wangaya?
36. Siapa yang mengontrol keuangan ruang cendrawasih?
37. Bagaimana cara perawat memuaskan pasien?
38. Siapa yang melakukan setiap tindakan diruangan cendrawasih?
39. Bagaimana cara perawat memotifasi pasien?
40. Apakah perawat diruangan cendrawasih melakukan control keadaan pasien?
41. Apakah pasien diruangan cendrawasih ada yang mengalami susuah tidur?

33

Anda mungkin juga menyukai