Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, Rumah Sakit (RS)
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit
juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan. Pelayanan kesehatan di RS meliputi banyak
pelayanan disetiap bidangnya, seperti poliklinik dan rawat inap.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Kemajuan dalam
pengobatan modern dan munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa
pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah
mengalami kecelakaan, pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat
karena penyakitnya.
Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang
professional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif
klien, mengacu pada standar professional keperawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan utama. Keperawatan profesional secara umum
merupakan tanggung jawab seorang perawat yang selalu mengabdi kepada
manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).
Pelayanan keperawatan berfokus kepada aspek pencegahan, promosi
kesehatan dan berlandaskan kemitraan merupakan hal penting yang dapat
membantu menurunkan angka kematian seseorang. Pelayanan keperawatan yang
bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari pelayanan itu sendiri. Faktor
input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga yang melayani, sarana

1
dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan
input yang ada dalam interaksi antara perawat dengan pasien yang meliputi
penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika keperawatan. Sehingga
diperlukan adanya pengkajian pada ruangan perawat untuk mengetahui apakah
sudah sesuai standar dan mutu yang ditentukan dari faktor input dan proses
pelayanan yang sudah ditetapkan tersebut.
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan
keperawatan. Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013). Fungsi
manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu
pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan
Bahtiar, 2009).
Kualitas suatu pelayanan khususnya pelayanan keperawatan sangat
tergantung dari berbagai aspek antara lain pengetahuan, ketrampilan dan strategi
dalam mengelola sumber daya secara efektif dan efisien agar tercapainya
kepuasan klien/pasien dalam pengertian yang lebih luas yaitu aman dan nyaman.
Pengelolaan suatu unit/ruang rawat melibatkan berbagai pihak antara lain: dokter,
perawat dan profesi kesehatan lainnya, klien/pasien dan keluarganya, oleh karena
itu perlu dikelola secara professional. Pendekatan yang dilakukan dalam praktik
manajemen keperawatan pada tahap ini adalah model praktek keperawatan
profesional (MPKP) yang diintegrasikan kedalam pengembangan manajemen
kinerja klinik (PMKK) bagi first line manager yang relevan dan sinergis dengan
penerapan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan. Pendekatan melalui manajemen kinerja klinik pada praktik profesi
sangat relevan mengingat strategi pembelajarannya yang pratikal, berfokus kepada

2
peningkatan mutu secara terus menerus dan berkelanjutan (continous quality
improvement).
RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk
Bali Selatan. RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan RSUD Tipe B
pendidikan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan
masyarakat. Ruang Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan sebuah
unit pelayanan yang berfungsi sebagi ruang rawat inap kelas I, II, dan III khusus
anak-anak selama 24 jam.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu melakukan pengkajian sesuai fungsi manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) berdasarkan 5 M secara kelompok
dan melakukan deseminasi awal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian situasi ruangan di Ruang Kaswari RSUD
Wangaya Kota Denpasar.
2. Melakukan analisa data berdasarkan standar dengan menggunakan
fish bone diagram.
3. Merumuskan rumusan dan prioritas permasalahan.
4. Menetapkan seleksi alternative permasalahan.
5. Menyusun POA (Plan Of Action).

1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data untuk
mengidentifikasi masalah dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk dapat memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.

3
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat untuk mengumpulkan
data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan.

1.4 Manfaat
1. Bagi Pasien
Terpenuhinya kebutuhan klien secara holistik dan tercapainya kepuasan klien
terhadap praktik pelayanan keperawatan.
2. Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
2) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain dan perawat dengan pasien dan keluarganya.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
4) Meningkatkan citra perawat sebagai suatu profesi yang professional
dimata profesi lain.
3. Bagi Rumah Sakit
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan.
3) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit sebagai
rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
professional.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

2.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar


RSUD Wangaya berdiri sejak Tahun 1921 dengan jumlah tempat tidur 30
buah, 15 buah untuk orang sakit bangsa Eropa dan Cina, serta 15 tempat tidur
lainnya untuk bumiputera. RSUD Wangaya merupakan pusat pelayanan
kesehatan untuk Bali Selatan, sedangkan untuk Bali Utara kegiatan pelayanan
kesehatannya adalah Rumah Sakit Singaraja.
Bila kita membagi kurun waktu tentang perkembangan pelayanan
kesehatan di RSUD Wangaya dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Masa Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda ( 1921 - 1942 )
Pada masa ini RSUD Wangaya juga memberikan pelayanan penyakit
kusta, penyakit menular. Dokter yang memberikan pelayanan adalah
Dokter Belanda, Dokter Jawa dibantu oleh ZEIKEN OPASSER ( penjaga
orang sakit ), I Wayan Nugra adalah seorang Zeiken Opasser yang paling
rajin dan aktif waktu itu. Pada masa ini ada beberapa kali pergantian
direktur, tahun 1921 adalah Dokter Abdul Tahir, tahun 1923 adalah Dokter
Wirasma, tahun 1936 adalah Dokter Benne dan Tahun 1937 adalah Dokter
Eykman.
2. Masa Penjajahan Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
Dengan jatuhnya Belanda dan berkuasanya Jepang, maka dengan
otomatis RSUD Wangaya berada di bawah Pemerintahan Jepang. Pada
masa ini pelayanan kesehatan sangat menurun karena semua dokter dan
tenaga kesehatan dari Belanda dan Eropa ditangkap oleh bangsa Jepang,
obat - obatan dan sarana kesehatan sangat terbatas sehingga derajat
kesehatan masyarakat sangat rendah.
3. Masa Revolusi Fisik sampai dengan penyatuan RIS menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( 1945 - 1951 )
Pada masa ini Rumah Sakit Wangaya utamanya perawatnya banyak
membantu para pejuang saat itu, yang tercatat diantaranya Made Suberata,

5
I Gede Pelasa, Ida Bagus Kompiang, I Nyoman Purna, I Made
Rasna, Ida Bagus Jagra, I Made Putra, I Gusti Putu Susesa. Disamping
banyak membantu pejuang Rumah Sakit Wangaya pada masa ini sangat
berperan dalam mencetak tenaga - tenaga perawat dengan membuka
pendidikan juru rawat.
4. Masa pulau Bali sebagai bagian dari Provinsi Sunda Kecil / Nusa
Tenggara sampai Bali berdiri sebagai Provinsi sampai sekarang.
Pada masa ini pelayanan kesehatan sudah mulai berkembang dengan
baik, karena mulainya pemisahan Bali sebagai bagian Provinsi Sunda
Kecil. Pada bulan Maret 1963 waktu meletusnya gunung agung
pengabdian tenaga perawat Rumah Sakit Wangaya sangat besar, dimana
Ida Bagus Kompiang memimpin dan mengatur tenaga perawat untuk
bertugas selaku tenaga sukarela membantu korban gunung meletus.
Selama kurun waktu 1921 - 2009 RSUD Wangaya sudah dipimpin
oleh 29 orang Direktur. Dengan terbentuknya Pemerintah Kota Denpasar
pada Tahun 1992, maka RSUD Wangaya dibawah naungan Pemerintah
Kota Denpasar dan dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 22
Tahun 2001, RSUD Wangaya sudah menjadi Badan Pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar. Berdasarkan Keputusan
Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008 tanggal 23 Juli 2008 Badan
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
ditetapkan menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah ( PPK BLUD ) dengan status BLUD penuh.

2.2 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Menjadi Badan
Layanan Umum Daerah
Pelayanan kesehatan pada RSUD Wangaya antara tahun 1964 sampai
dengan tahun 1984 dapat diketahui tidak mengalami perkembangan berarti.
Salah satu penyebabnya adalah RSUD Wangaya belum mempunyai dokter
ahli dan saat itu RSUD Wangaya berstatus Rumah Sakit tipe D.
Tahun 1990 RSUD Wangaya meningkat kelasnya dari Rumah Sakit Kelas
D menjadi Rumah Sakit kelas C. Dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar

6
Nomor 23 Tahun 2001, Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
ditetapkan menjadi unit swadana. Dan sejak tahun 2002 telah terakreditasi
untuk 12 standar pelayanan. Dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 538 / Menkes / SK / IV / 2003, tanggal 11 April 2003
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar meningkat kelasnya
dari kelas C menjadi kelas B non pendidikan. Dengan keluarnya Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK - BLUD) dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar mulai
mempersiapkan diri menuju Badan Layanan Umum ( BLU ) dengan
menyusun bisnis plan, tata kelola, penyempurnaan laporan keuangan dan
menyusun standar pelayanan minimal. Tanggal 23 Juli 2008 dengan
Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008, Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya Kota Denpasar ditetapkan menjadi PPK BLUD dengan
status BLUD penuh.

2.3 Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
Pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar terdiri dari pelayanan dan
sub pelayanan sebagai berikut :
1. Pelayanan Bedah
- Bedah Umum
- Bedah Orthopedi
2. Pelayanan Kesehatan Anak
- Neonatologi
- Endokrin Anak dan Remaja
3. Pelayanan Penyakit Dalam (Interna)
- Hemodialisis
- Endoscopy
- VCT
4. Pelayanan Kesehatan Jiwa (Psikiatri)

7
5. Pelayanan Kulit dan Kelamin
- Kosmetik dan Bedah Kulit
6. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
7. Pelayanan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
8. Pelayanan Mata
9. Pelayanan Saraf (Neurologi)
- Unit Stroke
10. Pelayanan Anestesi
11. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
12. Pelayanan Radiologi
13. Pelayanan Penyakit Paru
- TB - DOTS
14. Pelayanan Gawat Darurat
15. Pelayanan Gigi
16. Pelayanan Fisioterapi
17. Pelayanan Gizi
18. Pelayanan Farmasi
Kegiatan pelayanan dan sub pelayanan di RSUD Wangaya Kota
Denpasar dilaksanakan di Instalasi :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Pemulasaraan Jenasah
8. Instalasi Rekam Medis
9. Instalasi Radiologi
10. Instalasi Laboratorium Klinik
11. Instalasi Farmasi
12. Instalasi Gizi
13. Instalasi Sterilisasi Sentral

8
14. Instalasi Binatu / Laundry
15. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
16. Instalasi Elektro Data Prosessing / SIM-RS

2.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


1. Kedudukan :
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar merupakan
perangkat dan unsur pendukung penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kota Denpasar.
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar dipimpin oleh
seorang Direktur berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota Denpasar melalui Sekretaris Daerah Kota Denpasar
2. Tugas Pokok :
- Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta
melaksanakan upaya rujukan.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
3. Fungsi :
- Menyelenggarakan pelayanan medis
- Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
- Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
- Menyelenggarakan pelayanan rujukan
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
- Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
- Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan

9
2.5 Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Rumah Sakit
Visi, misi, prinsip dan nilai dasar yang menjadi budaya kerja di RSUD
Wangaya Kota Denpasar adalah :
1. Visi
Menjadi rumah sakit pilihan utama, inovatif dalam pelayanan berbasis budaya
kerja
2. Misi
a. Memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau oleh tenaga profesional
b. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien
3. Motto
Melajani Sedjak Tahoen 1921
4. Nilai
a. Melayani adalah kewajiban (Sewaka Dharma)
b. Mengawali pekerjaan dengan doa
c. Senantiasa senyum, ramah, sopan santun, dan rendah hati
d. Empati kepada pasien (mendengarkan, penuh perhatian, peduli, responsif,
dan suka menolong)
e. Menjaga kebersihan (rapi, berpenampilan menarik)
f. Menjunjung tinggi nilai profesionalisme
5. Janji Layanan / Prinsip
Memberikan pelayanan yang aman dan bermutu

2.6 Struktur Organisasi RSUD Wangaya


1. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap
Struktur Terlampir
2. Struktur Organisasi Ruang Kaswari
Struktur Terlampir

10
Jumlah tenaga di ruangan Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar
1) Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Masa Jenis
Kerja
1 S1 Keperawatan 8 orang 4 PNS
3 Pengawai tetap
Non PNS
1 Honor
3 DIII Keperawatan 8 orang 1 PNS
6 Pegawai Tetap
Non PNS
1 Honor
3 DIII Kebidanan 2 orang 2 Pegawai Tetap
Non PNS

2) Non keperawatan
No Kuaifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis
1 Administrasi 1
3 Cleaning Servise 3

METODE GILLES (rata-rata pasien)


1) Jam perawatan yang dibutuhkan
a. Keperawatan langsung
Mandiri : 1 x 2 jam = 2 jam
Parsial : 18 x 3 jam = 54 jam
Total : 1 x 6 jam = 6 jam
b. Keperawatan tidak langsung
20 pasien x 1 jam = 20 jam
Total jam secara keseluruhan adalah 28 jam
2) Jam perawatan per pasien per hari
82 jam : 20 pasien = 4,1 jam

11
3) Jumlah tenaga kerja keperawatan
4,1 x 20 x 365 = 29.930 = 15,32 = 15 orang
(365 – 86) x 7 1.953
20% x 15 = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 15 + 3 =
18 orang perawat
4) Jumlah tenaga keperawatan per hari
20 pasien x 4,1 jam = 11,71 = 12 orang perawat/ hari
7 jam

METODE GILLES (jika pasien full)


1) Jam perawatan yang dibutuhkan
a. Keperawatan langsung
Mandiri : 1 x 2 jam = 2 jam
Parsial : 23 x 3 jam = 69 jam
Total : 1 x 6 jam = 6 jam
b. Keperawatan tidak langsung
25 pasien x 1 jam = 25 jam
Total jam secara keseluruhan adalah 102 jam
2) Jam perawatan per pasien per hari
102 jam : 25 pasien = 4,08 jam
3) Jumlah tenaga kerja keperawatan
4,08 x 25 x 365 = 37.230 = 19,0 = 19 orang
(365 – 86) x 7 1.953
20% x 19 = 3,8 orang = 4 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 19 + 4 =
23 orang perawat
4) Jumlah tenaga keperawatan per hari
25 pasien x 4,08 jam = 14,57 = 15 orang perawat/ hari
7 jam

12
2.7 Dimensi Dan Area Tempat Praktik
Ruang Kaswari merupakan ruang rawat inap khusus pasien anak dan dalam
kelas I, II, dan III di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Ruang Kaswari memiliki 25
tempat tidur yang masing-masing kamar dibagi menjadi beberapa ruangan,
diantaranya:
1. Ruang Kaswari berisi 13 kamar rawat inap
2. Ruang Kaswari terdapat 1 ruang bermain
(kamar 411), 1 ruang dokter (kamar 414), 1 ruang perawat, 1 ruang
kepala ruangan, 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 gudang, 1 nurse station, 1
ruang tindakan, 1 ruang alat-alat tenun dan bahan habis pakai, serta 1
ruang sentralisasi obat.
3. Ruang kaswari terdapat 8 kamar kelas I
dimana terdapat 2 bed, tv, ac, lemari kecil, sofa, meja tamu.
4. Ruang kaswari terdapat 3 kamar kelas II
dimana terdapat 2 bed, tv, ac, lemari kecil, kursi penunggu.
5. Ruang kaswari terdapat 2 kamar kelas III
dimana terdapat 3 bed, tv, ac, lemari kecil, kursi penunggu.
Di ruangan Kaswari terdapat beberapa penyakit yang sering ditemui, yaiu
diare, febris, DHF, bronkopneumonia, asma, nausea dan vomiting, demam
typoid, pneumonia, otitis media, faringitis akut, nasofaringitis akut,
dyspepsia.

13
BAB III
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA

3. 1 Data Umum dan Khusus Ruang Kaswari RSUD Wangaya


1. MAN

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1 Planning 1. Jumlah perawat di Ruang Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar sebanyak Wawancara
18 orang terbagi dari S1 keperawatan sebanyak 8 orang dan DIII
keperawatan sebanyak orang 10.
2. Jumlah cleaning servis sebanyak 3 orang, administrasi 1 orang untuk dua
ruangan, yaitu angsa dan kaswari.
3. Pasien di ruang kaswari mulai dari usia 1 bulan – 18 tahun
2 Organizing 1. Terdapat struktur organisasi dalam bentuk SK tetapi tidak dipajang Wawancara
diruangan karena sesuai dengan kebijakan rumah sakit. dan Obeservasi
2. Ruang Kaswari RSUD Wangaya dipimpin oleh kepala ruangan dan di bantu
oleh wakil kepala ruangan, 3 Perawat Primer, 13 perawat pelaksana, 3
cleaning servis (CS) serta 1 administrasi untuk dua ruangan, yaitu angsa dan
kaswari. Penempatan pasien diruang Kaswari sesuai dengan kelas, yaitu
kelas 1, kelas 2 dan kelas 3, tetapi masih sering pasien kelas III dititip di

14
kelas I dan II karena kurang kapasitas kelas III.
3. Ruangan kaswari terdiri dari 3 PP, dimana masing-masing PP membawahi 4
PA.

3 Actuating 1. Kepala ruangan mengizinkan jika perawat yang ada keperluan untuk Wawancara
menukar jadwal shift atas izin Kepala Ruangan.
2. Kepala ruangan memberikan kesempatan untuk perawat yang ingin
mengikuti seminar dan tugas belajar.
4 Controlling 1. Evaluasi kinerja perawat di ruang kaswari dinilai menggunakan raport Wawancara dan
berwarna hijau Observasi
2. Kepala ruangan setiap pagi mengontrol kondisi Ruang Kaswari
3. Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan beserta perawat yang berganti
dinas selalu mengontrol pasien-pasiennya.
Kesimpulan: -

2. MATERIAL AND MACHINE

No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan


Managemen
1 Planning 1. Ruang kaswari sudah memiliki alat - alat untuk menunjang perawatan pasien. Observasi
2. Ruang kaswari sudah memiliki buku inventaris.

15
3. Terdapatnya SOP pelaksanaan tindakan
2 Organizing 1. Ruang kaswari sudah meletakkan alat-alat penunjang kesehatan sesuai Observasi dan
dengan tempatnya. wawancara
2. Perawat diruang kaswari sudah menggunakan alat-alat sesuai dengan
fungsinya untuk menunjang kesehatan.
3. Trolly emergency diletakkan di ruang tindakan dan isi sudah lengkap
4. Letak Nurse station efektif, terletak di bagian tengah pada daerah yang
mudah terjangkau dengan arah orientasi kepada kamar-kamar pasien
5. Bed pasien di ruang kaswari belum sesuai dengan usia misalnya untuk pasien
bayi Bed yang digunakan terlau besar, saat observasi terdapat 3 bayi dengan 3
bed yang tidak sesuai

3 Actuating 1. Ruang kaswari mengorder bahan habis pakai seminggu sekali pada hari senin. Wawancara dan
2. Penggunaan alat kesehatan disposibel masing-masing pasien memiliki alat observasi
sendiri (seperti sungkup, nasal kanul, dan spuit)
3. Ketika terjadi kerusakan alat, ruangan melapor kepada IPSRS (Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)
4. Untuk bed bayi yang tidak sesuai dengan ukuran ruang kaswari sudah
mengantisipasi dengan pemberian matras untuk mencegah resiko jatuh namun
penggunaan matras belum efektif karena keluarga pasien sering

16
menggunakannya untuk alas tidur dan peletakan tidak sesuai
4 Controlling 1. Kalibrasi pengecekan alat dilakukan oleh petugas IPSRS Wawancara dan
2. Perawat di ruang kaswari selalu menghimbau untuk meletakkan matras pada observasi
tempatnya untuk mencegah resiko jatuh namun masih ada saja keluarga
pasien yang tidak mematuhi himbauan tersebut.
Kesimpulan :
- Bed pasien di ruang kaswari belum sesuai dengan usia misalnya untuk pasien bayi Bed yang digunakan terlau besar,
saat observasi terdapat 3 bayi dengan 3 bed yang tidak sesuai
- Penggunaan matras belum efektif karena keluarga pasien sering menggunakannya untuk alas tidur dan peletakan
tidak sesuai
- Masih ada keluarga pasien yang tidak mematuhi himbauan dari perawat mengenai pemasangan matras sebagai
pembatas agar pasien tidak jatuh

3. METHOD

No Fungsi Hasil Pengkajian Keterangan


Managemen
1 Planning 1. Ruang Kaswari menerapkan MAKP metode Moduler Wawancara dan
2. Ruang Kaswari sudah melaksanakan timbang terima observasi
3. Teknik komunikasi yang digunakan di Ruang Kaswari adalah komunikasi

17
SBAR
4. Di Ruang Kaswari sudah dilaksanakan supervisi langsung
5. Ruang Kaswari sudah melaksanakan pre dan post conference
6. Ruang Kaswari melaksanakan ronde keperawatan tergantung kasus yang ada
7. Ruang Kaswari sudah melaksanakan DRK setiap bulan saat rapat ruangan
8. Discharge planning di ruang kaswari dilakukan oleh PPJA saat pasien masuk
RS dan pulang
2 Organizing 1. Ruang Kaswari memiliki SOP untuk masing-masing tindakan Wawancara dan
2. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift observasi
3. Komunikasi SBAR digunakan saat pealoporan terkait kondisi pasien
4. Supervisi dilaksanakan secara langsung
5. pre dan post conference dilakukan secara efektif saat sebelum dan sesudah
melakukan asuhan keperawatan
6. Ruang Kaswari melaksanakan ronde keperawatan tergantung kasus yang ada,
kriteria pasien yang dilakukan ronde keperawatan yaitu pasien yang sudah lama
dirawat, dan LOS yang panjang
7. DRK dilaksanakan setiap bulan pada saat rapat ruangan
8. Metode pendokumentasinya menggunakan SOAP
3 Actuating 1. Ruang Kaswari melakukan timbang terima pada pagi hari dipimpin oleh kepala Wawancara dan
ruangan, dan untuk jaga sore dan malam dipimpin oleh masing-masing PP observasi

18
2. Ruang Kaswari melakukan timbang terima dengan metode tradisional
3. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan kepada PP dan dari PP kepada PA
4. pre dan post conference dilakukan oleh perawat masing-masing PP dan PA
5. DRK di ruang Kaswari dilakukan oleh PP atau PA
6. Ronde keperawatan di ruang kaswari dilaksanakan tergantung kasus yang ada
4 Controlling 1. Kepala ruangan selalu melakukan pengontrolan terhadap perawat dan tindakan Observasi
yang dilakukan di ruang Kaswari
Kesimpulan : -

4. MONEY

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1 Planning Pelayanan pasien di Ruang Kaswari bersumber dari BPJS dan umum Wawancara
2 Organizing Pengadministrasian di Ruang Kaswari dilakukan melalui administrasi di Wawancara
ruangan terlebih dahulu, kemudian diteruskan ke administrasi kasir
utama dengan membawa berkas dari ruangan. Entry data dilakukan oleh
billing Wawancara
3 Actuating Pengarahan administrasi di ruang Kaswari dilakukan oleh perawat Wawancara
ruangan dengan memberikan berkas kepada keluarga pasien untuk
dibawa ke kasir utama

19
4 Controlling Bagian yang mengontrol pelayanan administrasi pasien di Ruang Wawancara
Kaswari adalah petugas billing
Kesimpulan : -

5. MUTU

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Keterangan


1. Planning Persiapan perawat yang dilakukan untuk memuaskan pasien di Ruangan Kaswari Wawancara
yaitu dengan cara melakukan 5S Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun
melayani pasien dengan sabar dan pasien safety (cuci tangan, resiko jatuh)
2. Organizing 1. Ruang Kaswari sudah meletakan pamflet pasien safety (cuci tangan, five Wawancara dan
moment, dan handrub) dan memasang gelang kuning, menempel simbol resiko Observasi
jatuh , side rail dan matras pembatas, namun pemasangan matras kurang efektif
2. Di ruang kaswari terkadang terdapat pasien titipin, jika semua kamar penuh
3. Di ruang kaswari terdapat kebijakan untuk satu pasien dengan satu penunggu,
tetapi karena ruang kaswari adalah ruang anak-anak, jadi biasanya ditunggu
oleh kedua orang tua.
3. Actuating 1. Cara perawat menambah pemahaman pasien yaitu dengan cara memberikan Wawancara dan
KIE kepada keluarga dan pasien. observasi
2. Perawat di ruang kaswari selalu menerapkan five moment cuci tangan

20
4. Controlling 1. Perawat di Ruang Kaswari mengontrol keadaan pasien pada saat operan, Wawancara dan
melaksanakan tindakan dan saat pasien meminta bantuan Observasi.
2. Di ruang kaswari dalam satu bulan terakhir tidak ada angka kejadian pasien
jatuh
3. Pada saat dilakukan observasi terdapat 9 pasien yang beresiko jatuh
Kesimpulan :

- Penggunaan matras pembatas belum efektif karena keluarga pasien menggunakannya untuk alas tidur dan peletakan tidak sesuai

21
3.2 ANALISA DATA

MATERIAL
MAN AND MACHINE

Bed pasien di ruang kaswari belum


Masih ada keluarga pasien yang
sesuai dengan usia misalnya untuk tidak mematuhi himbauan dari
pasien bayi Bed yang digunakan terlau perawat mengenai pemasangan
matras sebagai pembatas agar
besar. Saat observasi terdapat 3 bayi Kesiapan
pasien tidak jatuh
dengan 3 bed yang tidak sesuai Meminimalkan
Resiko Jatuh

Penggunaan matras belum efektif karena


keluarga pasien menggunakannya untuk
alas tidur dan peletakan tidak sesuai

METHOD MUTU MONEY

22
3.3 RUMUSAN DAN PRIORITAS PERMASALAHAN
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Kesiapan Meminimalkan Resiko 5 5 5 5 5 3.125 I
Jatuh

Untuk mendapatkan prioritas masalah dilakukan dengan cara FGD (Foccus Group Discussion) dengan membuat pembobotan
yang memperhatikan aspek sebagai berikut:
1. Magnitude (M) : Kecenderungan dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (S) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh masalah
3. Manageable (Mn) : Kemungkinan masalah bisa diselesaikan
4. Nursing Concern (Nc) : Melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat
5. Affordability (Af) : Ketersediaan sumber daya
Aspek-aspek diatas dapat di ukur dengan cara yaitu:
1. Magnitude/prevalensi masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak ditemukan (prevalensinya tinggi).
2. Severity/ akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan suatu maslah lebih serius.
3. Manageable/bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat diselesaikan (menemukan jalan keluar).
4. Nursing Concern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu melibatkan dan memerlukan
perteimbangan perawat.
5. Affordability/ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang mencakup dana, sarana, dan tenaga yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah.

23
Langkah-langkah penggunaan table prioritas masalah:
1) Masukkan masalah yang sudah diidentifikasi ke dalam tabel priorits masalah (tabel 3.1)
2) Berikan pembobotan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur, dengan rentang nilai bobot antara 1 – 5, yaitu:
Nilai 5 : sangat penting
Nilai 4 : penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 1 : sangat kurang penting
3) Jumlahkan nilai dari tiap-tiap aspek, untuk mendapatkan total skor tiap masalah
4) Berikan urutan prioritas dengan susunan sesuai total skornya tertinggi, menjadi prioritas pertama dan seterusnya hingga
masalah dengan total skor yang paling rendah.

24
3.4 SELEKSI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH METODE CARL
No Alternatife Penyelesaian Masalah C A R L Skor
1 Peningkatan pemberian edukasi 4 4 4 4 256
kepada keluarga klien mengenai
pentingnya matras pembatas untuk
mencegah resiko jatuh
2 Peningkatan observasi mengenai 1 4 3 3 36
matras pembatas

Usulan solusi yang telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan seleksi alternatif penyelesaian
masalah dengan menggunakan alat bantu pembobotan CARL, dengan menganalisis berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
Capability (C) : Kemampuan melaksanakan alternative
Accessability (A) : Kemudahan dalam melaksanakan alternative
Readiness (R) : Kesiapan dalam melaksanakan alternative
Leverage (L) : Daya ungkit alternative tersebut dalam menyelesaikan masalah
Keterangan :
Nilai 1 : Seharusnya dapat diimplementasikan
Nilai 2 : Mungkin dapat diimplementasikan
Nilai 3 : Harus dapat diimplementasikan
Nilai 4 : Pasti harus diimplementasikan

25
3.5 PLAN OF ACTION
Tanggal
Target Penanggung
No Pengkajian & Masalah Uraian tugas Tujuan Sasaran Metode Waktu
pencapaian jawab
Observasi
1 Pengkajian: Kesiapan 1. Peningkatan Untuk Kepala ruanga, Tidak terjadi Kelompok  Disku 21 – 23
12–14 Meminimalk pemberian edukasi meminimal wakil kepala resiko jatuh si November
November an Resiko kepada keluarga kan resiko ruangan, dan  Sosiali 2019
2019 Jatuh klien mengenai jatuh perawat, staf di pemasangan sasi
pentingnya matras ruangan dan matras  Pelaks
Observasi: 13–
pembatas untuk keluarga pembatas anaan
14 November
mencegah resiko pasien sesuai dengan
jatuh tempatnya
2. Peningkatan
observasi
mengenai matras
pembatas

26
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ruang Kaswari RSUD Wangaya Kota Denpasar adalah ruang anak. Ruang
Kaswari dalam pelaksanaan metode asuhan keperawatan professional dengan
metode moduler, bed pasien di ruang kaswari belum sesuai terutama pada bayi
yang menggunakan bed dewasa.
Alternative yang dapat di lakukan yaitu peningkatan pemberian edukasi
kepada keluarga klien mengenai pentingnya matras pembatas untuk mencegah
resiko jatuh, peningkatan observasi mengenai matras pembatas, peningkatan
observasi mengenai kondisi-kondisi pasien sehingga dengan dilakukannya
alternative yang telah direncanakan di POA bahaya resiko jatuh pada pasien dapat
dicegah.

4.2 Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk Bidang RSUD Wangaya Kota Denpasar agar
menyediakan bed dengan klasifikasi sesuai usia, misalkan menyediakan
beberapa bed bayi di beberapa kamar di Ruang Kaswari.
2. Rekomendasi untuk Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan dan Perawat
di ruang Kaswari untuk selalu menghimbau keluarga pasien bahwa
pentingnya penggunaan matras dengan diletakkan pada posisi yang benar
untuk mencegah resiko jatuh.

27
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Professional. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Professional. Jakarta: Salemba Medika

Suarli, S & Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Erlangga

28
LAMPIRAN

RUANGAN : KASWARI

JENIS
NO Agustus September Oktober Jumlah Total Rata – Rata
INDIKASI
1 BOR % 44,62 43,61 41,61 129,9 43,3
2 LOS ( HARI) 3,18 3,29 3,40 9,87 3,29
3 BTO ( KALI) 4,04 3,88 3,67 11,59 3,86
4 TOI ( KALI) 4,25 4,37 4,93 13,55 4,51
5 GDR %o 0,00 10,75 0,00 10,75 3,58
6 NDR %o 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

29
LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR
TANGGAL : 23 AGUSTUS 2012
NOMOR : 78 TAHUN 2012
TENTANG : PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI, URAIAN TUGAS, DAN PERSYARATAN JABATAN INSTALASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
WANGAYA KOTA DENPASAR
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RAWAT INAP
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR

DIREKTUR

D.
KOMITE KEPERAWATAN WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK DAN KOMITE MEDIK
KEPERAWATAN

KA.BID KEPERAWATAN KA.BID PELAYANAN MEDIK

KASI. PELAYANAN KASI. PENGEMBANGAN


SKF KASI . RAJAL, RANAP, SMF
KEPERAWATAN PROFESI
RASIP

KA. INSTALASI RAWAT INAP

KUPP

ADMINISTRASI IRI

Wa. Ka R Wa.Ka R Wa.Ka R Wa.Ka R Dara Ka.Ka.


Wa. R. R
Elang
Elang Wa.Ka R VK Wa.Ka. R Wa. Ka R Kaswari Wa.Ka R. Praja Wa.Ka R. Praja
Flaminggo Amertha LT I & Lt II Amertha LT III
Ka. R.Angsa Ka.R Belibis Ka. Ka. R. Dara Ka. Ruang VK Ka. R Flaminggo Ka. R Kaswari Ka. R Praja Amertha Ka. R Praja Amertha
PP PP PP
R.Cendrawasih PP PP PP PP PP LT I & Lt II PP
PP

PA PA PA PA PA PA PA PA PA PA

30
Struktur Organisasi Ruang Kaswari

KARU

WAKARU

PP 1 PP 2 PP 3

PA PA PA

1. 1. 1.

2. 2. 2.

3. 3. 3.

4. 4. 4.

31
DAFTAR INSTRUMEN MANAJEMEN

MAN
1. Berapa jumlah tenaga perawat yang ada di Ruang Kaswari?
2. Berapa jumlah tenaga nonperawat di Ruang Kaswari?
3. Apakah terdapat struktur organisasi di Ruang Kaswari?
4. Bagaimana pengaturan ketenaga kerjaan di Ruang Kaswari?
5. Bagaimana cara penempatan pasien di Ruang Kaswari?
6. Apakah kepala ruangan memberikan izin untuk perawat menukar jadwal
jika ada keperluan mendadak?
7. Apakah kepala ruangan memberikan izin untuk perawat mengikuti
seminar dan tugas?
8. Bagaimana evaluasi kinerja perawat di Ruang Kaswari?
9. Apakah kepala ruangan mengontrol kondisi Ruang Kaswari?
10. Apakah kepala ruangan dan wakil kepala ruangan mengontrol pasien
bersama perawat atau bidan?
MATERIAL AND MACHINE
1. Apakah ruang kaswari memiliki alat – alat untuk menunjang perawatan
pasien?
2. Apakah ruang kaswari memiliki buku inventaris?
3. Apakah terdapat SOP pelaksanaan tindakan di Ruang Kaswari?
4. Apakah ruang kaswari menempatkan alat – alat penunjang kesehatan
sesuai dengan tempatnya?
5. Apakah perawat di ruang kaswari menggunakan alat – alat sesuai
fungsinya untuk menunjang kesehatan pasien?
6. Apakah terdapat troly emergency di Ruang Kaswari?
7. Bagaimana peletakkan nurse station di Ruang Kaswari?
8. Kapan bahan habis pakai di order?
9. Apakah di ruang kaswari menerapkan penggunaan alat disposable untuk
masing – masing pasien?
10. Siapa yang dihubungi ketika terjadi kerusakan alat di Ruang Kaswari?
11. Siapa yang melaksanakan kalibrasi pengecekan alat di Ruang Kaswari?
METODE

32
1. Metode MAKP apa yang digunakan di Ruang Kaswari?
2. Metode timbang terima apa yang digunakan Ruang Kaswari?
3. Bagaimana teknik komunikasi yang digunakan di Ruang Kaswari?
4. Apakah ruang kaswari sudah melaksanakan supervisi?
5. Apakah ruang kaswari sudah melaksanakan Pre & Post Conference?
6. Apakah ruang kaswari sudah melaksanakan Ronde keperawatan?
7. Apakah ruang kaswari sudah melaksanakan DRK?
8. Apakah ruang kaswari memiliki SOP untuk masing – masing tindakan?
9. Setiap kapan timbang terima dilakukan?
10. Saat kapan dilakukan komunikasi SBAR?
11. Kapan ronde keperawatan dilaksanakan di ruang kaswari?
12. Kapan DRK dilaksanakan di ruang kaswari?
13. Apa metode pendokumentasian di ruang kaswari?
14. Siapa yang memimpin timbang terima di ruang kaswari?
15. Apa metode timbang terima di ruang kaswari?
16. Siapa yang melakukan supervise di ruang kaswari?
17. Siapa yang melakukan Pre & Post Conference di ruang kaswari?
18. Siapa yang melakukan DRK di ruang kaswari?
19. Siapa yang melakukan pengontrolan terhadap perawat & tindakan yang
dilakukan di ruang kaswari?
MONEY
1. Apa saja sumber pelayanan pasien di ruangan kaswari?
2. Bagaimana pengadministrasian yang dilakukan di ruangan kaswari?
3. Siapa yang melakukan pengarahan terkait pelayanan administrasi pasien di
ruang kaswari?
4. Siapa yang berhak mengontrol pelayanan administrasi pasien di ruang
kaswari?
MUTU
1. Bagaimana cara perawat di ruang kaswari memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi pasien?
2. Apakah di ruang kaswari terdapat pamflet patient safety dan apakah sudah

33
dilakukan pemasangan side rail dan matras untuk mencegah resiko jatuh?
3. Bagaimana cara perawat memotivasi pasien dan keluarga pasien di ruang
kaswari?
4. Apakah perawat di ruang kaswari sudah menerapkan five moment cuci
tangan?
5. Apakah perawat di ruang kaswari mengontrol keadaan pasien dan kapan
dilakukan pengontrolan terhadap pasien?

34

Anda mungkin juga menyukai