Mata Kuliah
Organisasi dan Manajemen RS dan Manajemen Unit Pelayanan RS
ANGGOTA KELOMPOK :
ANGGUN PRAWIYA P (20220309184)
NITA ANGGRAENI P (20220309185)
FA’IDH HUSNAN (20220309186)
RIZQI KARTIKA WARDANI (20220309212)
Berdirinya rumah sakit tidak luput dari sejarah dan perkembangannya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui alasan akan berdirinya rumah sakit dan tetap
berpegang teguh pada pendirian awal terbentuknya rumah sakit. Sejarah
rumah sakit juga dapat menjadi acuan maupun pertimbangan terhadap rumah
sakit yang akan berdiri dikemudian hari sehingga inovasi baru akan terus
berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Tidak hanya sejarah,
pembangunan rumah sakit memiliki aspek regulasi sebagai acuan dalam
pembangunannya yaitu UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Hal ini
juga didukung oleh sapek-aspek didalamnya salah satunya managemen
keuangan rumah sakit yang dibentuk dan direncanakan guna mencapai
efisiesi dan efektifitas dalam penggunaannya.
Pada awal abad XX rumah sakit yang dikelola orang cina mendapatkan
pengaruh pengobatan barat. Pada akhir abad XVII penduduk pribumi baru
mendapatkan pelayanan kesehatan dari misionaris kristen namun dengan
pelayanan yang terbatas. Baru pada akhir abad XIX upaya pemberian
pelayanan rumah sakit diberikan kepada penduduk pibumi oleh misionaris
Kristen. Secara garis besar sampai akhir abad XIX rumah sakit di
Indonesia merupakan rumah sakit militer untuk anggota militer dan
pegawai VOC serta orang-orang eropa.
Pada pertengah abad XIX muncul pendidikan Dokter Jawa untuk melayani penduduk
pribumi dan didirikan rumah sakit untuk penduduk pribumi. Sejak akhir abad XIX
berkembang rumah sakit swasta yang dikelola oleh pihak perkebunan dan
pertambangan . pada akhir abad XX terjadi pergeseran kelembagaan rumah sakit dari
bersifat non-profit menjadi bersifat profit.
Dari uraian sejarah rumah sikt tersebut menunjukan bahwa rumah sakit di
Indonesia berasal dari sistem berbasis rumah sakit militer, diikuti rumah
sakit keagamaan yang selanjutnya berkembang menjadi rumah sakit
pemerintah setelah masa kemerdekaan.
Kelembagaan Rumah Sakit
Terdapat dua jenis kelembagaan rumah sakit, yaitu rumah sakit for profit
dan rumah sakit non profit. namun ada rumah sakit yang memiliki sistem
kelembagaan diantara kedua sistem kelembagaan tersebut. Menurut Dees
(dalam Trisnantoro, 2005) rumah sakit tersebut memiliki sistem campuran
antara for profit dan don profit. kelembagaan rumah sakit dapat dibedakan
dengan beberapa indikator, yaitu:
Indikator Non Profit Campuran For Profit
Motivasi Demi Motivasi Untuk maksud
kebaikan campuran sendiri
Metode Dipandu oleh Dipandu oleh Dipandu oleh
misi misi dan nilai- nilai pasar
nilai pasar
Tujuan Nilai-nilai Nilai-nilai sosial Nilai-nilai
sosial dan ekonomi ekonomi
Pengguna Tidak Mempunyai Membayar tarif
membayar subsidi bedasarkan nilai
sama sekali berdasarkan pasar
kemampuan dan
mereka yang
tidak membayar
sama sekali
Modal Sumbangan Campuran antara Modal yang
dana sumbangan dana berddasarkan nilai
kemanusiaan kemanusiaan dan pasar
dan hibah modal yang
dinilai
berdasarkan pasar
Tenaga kerja Sukarela Dibayar dibawah Kompensasi
nilai pasar, atau berdasarkan nilai
campuran antara pasar
sukarela dengan
yang dibayar
penuh
Pasokan Diberikan Ada potongan Pasokan bahan
bahan pasokan khusus, atau dibayar
bahan campuran antara berdasarkan nilai
berdasarkan sumbangan pasar
sumbangan dengan pasokan
kemanusiaan yang full-price
Menurut Folland batasan nonprofit secara hukum tidak boleh ada pihak
yang menerima sisa hasil usaha. Di amerika terdapat dua ciri yang
membedakan kelembagaan bersifar profit dengan non profit, yaitu
lembaga non profit tidak perlu membayar pajak dan sumbangan ke
lembaga non profit akan mengurangi pajak bagi pihak yang menyumbang.
Definisi kelembagaan rumah sakit non profin di Amerika sulit untuk di
terapkan di Indonesia. Hal ini karenan di Indonesia rumah sakit for profit
dan non profit mendapatkan perlakuaan pajak yang sama.
Perizinan atau lisensi rumah sakit merupakan suatu proses pemberian izin oleh
pemerintah kepada lembaga pelayanan kesehatan, yang dalam konteks ini
adalah rumah sakit, untuk menjalankan misinya. Regulasi lisensi dilakukan
untuk menjamin bahwa rumah sakit tersebut telah memnuhi standar minimal
untuk melindungi keselamatan publik dan tenaga kesehatan. Perizinan rumah
sakit merupakan regulasi yang diterapkan bagi seluruh rumah sakit baik itu
rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta, yang bertujuan untuk
melindungi keselamatan masyarakat, melalui penerapan standar minimal yang
harus dipenuhi sejak pendirian, penyelenggaraan sampai monitoring rumah
sakit, serta untuk menetapkan bahwa pihak yang mengajukan izin pendirian
rumah sakit mempunyai kualifikasi, latar belakang dan sumber daya yang
memadai untuk memenuhi standar tersebut.
1. Penganggaran
Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran sebagai
suatu hasil kerja (out-put), serta berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
anggaran, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan
pengawasan kerja.
3. Pengawasan
Pengawasan manajemen keuangan hampir sama dengan manajemen pada
umumnya yaitu suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar
yang telah diterapakan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
Tiga tipe dasar pengawasan yang dapat dilakukan sebagai berikut:
Pengawasan pendahuluan (feedforward control), atau sering disebut
steering controls, dirancang untuk mengantisipasi masalahmasalah
atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan
memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan (concurrent control), sering disebut pengawsan Ya-Tidak ,
screening controls atau Berhenti-Terus, dilakukan selama suatu
kegiatan berlangsung.
Pengawasan umpan balik (feedback control), sering dikenal sebagai
past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang
telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau
standar ditentukan, dan penemuam-penemuan diterapkan untuk
kegiatan-kegiatan serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan
bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
4.2 SARAN
- Dalam pembangunan rumah sakit harus melihat acuan dalam UU no.
44 tahun 2009.
- Diperlukan perencanaan dalam memanagement keuangan untuk
mencapai efektif dan efisien dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25391/4/Chapter%20II.pdf)