Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus
dapat diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan.Pembangunan
kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI, 1992).
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, salah satu unsur
kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi Balai Pengobatan,
Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan
sarana kesehatan lainnya (Depkes RI, 1992).
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai
misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat, juga sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan kesehatan. Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit adalah
pelayanan Laboratorium Kesehatan (Siregar, 2004).
Kegiatan yang dilakukan Instalasi Laboratorium kesehatan adalah sarana
kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan
kesahatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan curative, bahkan promotif
dan rehabilitative.
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan

1
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, menurut Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dikelompokkan pada
tenaga teknik biomedika dengan nama Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
Ahli Teknologi Laboratorium Medik ( ATLM ) merupakan bagian dari
profesi di bidang kesehatan yaitu petugas yang bekerja di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai mitra dalam menegakkan
diagnosa penyakit. Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya di
rumah sakit, maka Poltekkes Kemenkes Bengkulu menyelenggarakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Program DIII Analis Kesehatan yang
bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta,
sehingga diharapkan mahasiswa memiliki bekal tentang Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dilakukannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD.
dr.M.Yunus Bengkulu ini adalah untuk mendidik lulusan Analis Kesehatan
agar mampu mengelola Laboratorium Rumah Sakit sesuai dengan etik dan
ketentuan yang berlaku di dalam sistem pelayanan kesehatan di rumah
sakit.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan pengalaman belajar dan ketrampilan kepada Mahasiswa(i)


dalam merencanakan, mempersiapkan pengambilan sampel/spesimen
dan melaksanakan pemeriksaan.

b. Meningkatkan motivasi Mahasiswa(i) tentang manfaat pemeriksaan


laboratorium.

c. Melatih pengembangan kerjasama dengan tenaga kesehatan.

2
d. Melatih dan mengembangkan sikap dan ketrampilan Mahasiswa(i) dalam
pemberian pelayanan kesehatan khususnya pelayanan laboratorium.

e. Terlaksananya praktek kerja lapangan mahasiswa Jurusan Analis


Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu tingkat III semester 6 tahun
akademik 2016/2017.
f. Terpenuhinya persyaratan kurikulum pada program reguler Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
g. Tercapainya peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam
melakukan pemeriksaan laboratorium, khususnya bagi mahasiswa
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Instalasi


Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum dr.M.Yunus Bengkulu.

2. Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada tanggal 17


Januari 2017 s/d 11 Februari 2017.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN LABORATORIUM KLINIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.M.YUNUS BENGKULU

A. Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud
yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar,
2004).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.983/B/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum, yang dimaksudkan dengan Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan bersifat dasar, spesialistik, dan
subspesialistik (Depkes RI, 1992).

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 983/B/Menkes/SK/XI/1992, tugas Rumah
Sakit Umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan (Depkes RI,
1992).

4
Dalam menyelenggarakan tugasnya, maka berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No. 983/B/Menkes/SK/XI/1992
Rumah Sakit Umum mempunyai fungsi:

a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis


b. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan
d. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan
e. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan
f. Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan
3. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Kepemilikan
a. Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Umum Pemerintah adalah Rumah Sakit yang
dibiayai, diselenggarakan dan diawasi oleh pemerintah baik pemerintah
pusat (Kementrian Kesehatan), Pemerintah Daerah, ABRI, Kementrian
Pertahanan dan Keamanan maupun Badan Umum Milik Negara
(BUMN). Rumah Sakit ini bersifat non profit. Rumah Sakit Umum
Pemerintah dapat diklasifikasikan berdasarkan pada unsur pelayanan,
ketenagaan, fisik, dan peralatan.
1) Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
luas dan subspesialistik luas.
2) Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-
kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas.
3) Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
dasar.

5
4) Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

b. Rumah Sakit Umum Swasta

Rumah Sakit Umum Swasta adalah Rumah Sakit yang dimiliki


dan diselenggarakan oleh yayasan, organisasi keagamaan atau badan
Hukum lain dan dapat juga bekerja sama dengan Institusi Pendidikan.
Rumah Sakit ini dapat bersifat profit dan nonprofit. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.No.
806b/Menkes/SK/XII/1987, klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta,
yaitu:

1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, memberikan pelayanan medik


bersifat umum.

2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, memberikan pelayanan medik


bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang.

3) Rumah sakit Umum Swasta Utama, memberikan pelayanan medik


bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik.

B. Profil Rumah Sakit Umum dr.M.Yunus Bengkulu

Awal berdirinya RSUD dr.M.Yunus Bengkulu pada tahun 1922 dimana


pada waktu itu masih dalam penjajahan pemerintah Hindia Belanda yang
berlokasi disamping kantor pos dan giro lama (kota Bengkulu), barulah pada
tahun 1925 didirikan tersendiri dengan bangunan semi permanen berkolasi di
jalan ratu agung yang saat ini menjadi jalan soekarno Hatta, dan pimpinan Rs
pada waktu itu adalah seorang dokter dari Belanda bernama dr.Brioumkop dan
dibantuk dokter Indonesia dr.Hasikin dan 4 orang tenaga antara lain zickknn
oparsel (1 orang perawat), 1 orang tenaga administrasi , dan 2 orang pembantu
atau pelayan. Pada saat itu Rs ini didirikan status provinsi bengkulu masih dalam
bentuk keresidenan Bengkulu terbagi menjadi beberapa kabupaten yang
merupakan bagian dari provinsi sumatera bagian selatan, kemudian dengan

6
adanya perubahan beberapa daerah tingkat II menjadi daerah tingkat I akibat
pemekaran dari beberapa provinsi di Indonesia, maka pada tanggal 18 November
1968 provinsi Bengkulu di sah menjadi daerah tingkat I dengan kedudukan ibu
kota provinsi di Bengkulu.

1. Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi rumah sakit tipe A dengan pelayanan kualitas, maju
berdaya saing serta melaksanakan pendidikan dan penelitian.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan prima dan profesional
2. Meningkatkan sarana dan prasaranana yang memadai seusuai
denganstandar rumah sakit tipe A
3. Meningkatkan kualitas SDM rumah sakit, kuantitas dokter
spesialis dan sub.spesialis
4. Pemantapan kesejahteraan tenaga medik dan non medik
5. Memberi kepastian jaminan pelayanan
6. Mengembangkan pendidikan dan penelitian

2. Laboratorium Patologi Klinik


b. Ruang Hematologi
Ruang Hematologi adalah ruangan yang melakukan pemeriksaan
berhubungan dengan darah, dimana pemeriksaan tersebut meliputi :
laju endap darah, hematokrit, eritrosit, leukosit, trombosit,
retikulosit, hitung jenis leukosit/diff count, masa perdarahan, masa
pembekuan, tes rumple leede, gambar darah tepi, MCV, MCHC,
RDW, SI TIBC, APTT, fibrinogen, D.DIMER, PT.

c. Ruang Kimia Darah


Ruang Kimia Darah adalah ruangan yang mencangkup
pemeriksaan kimia dengan bahan pemeriksaan serum dan berbagai

7
bahan bersifat kimia lainnya, pada ruangan ini memiliki presntase
permintaan pemeriksaan yang tinggi dan banyak mendapatkan
manfaat pada pendiagnosa penyakit lebih lanjut ataupun kontrol.
Ruangan ini meliputi pemeriksaan : gula darah sewaktu, gula darah
puasa, gula darah post prandial, cholesterol total, trigliserida, HDL,
LDH, uric acid, ureum, creatinin, protein total, albumin, globulin,
bilirubin total, bilirubin direct, bilirubin indirect, alkaline
phospatase, gamma-GT, SGOT, SGPT, LDH, CK, CK-MB,HB
AIC, elektrolit (Natrium, Kalium, Clorida, Calsium, Magnesium,
AGD) .
d. Ruang Kimia Rutin /Kimia Klinik Rutin
Ruang Kimia Rutin adalah ruangan yang melakukan pemeriksaan
dari sampel urine dan feses serta sebagian kecil pemeriksaan SAD
malaria. Pada ruangan ini masih menggunakan metode manual di
sebagian pemeriksaannya. Ruangan ini juga memiliki status
terpenting sama seperti ruangan lainya disetiap penerimaan sampel
untuk diagnosa penyakit. Pemeriksaan di ruangan ini meliputi : urine
lengkap, feses lengkap, malaria.
e. Ruang Mikrobiologi
Ruang Mikrobiologi adalah ruangaan yang melakukan pemeriksaan
Tubercolosis pada BTA (Bakteri Tahan Asam), pemeriksaan ini
sering digunakan pada praduga gejala batuk berdahak yang tak
henti-henti serta digunakan untuk pengobatan rutin pada penderita
TBC.
f. Ruang Imunoserologi
Ruang Imuniserologi adalah ruangan yang melakukan pemeriksaan
serologi dengan menggunakan prinsip antigen dan antibodi,
pemeriksaan tersebut meliputi : HbsAg, HbsAb, VDRL, CRP, RF,
ASTO,DHF, HIV, Widal Test, T3,T4, TSH, Troponin, TORCH.

8
g. Ruang Sampling
Pada ruangan ini melakukan pengambilan dan penerimaan sampel
darah untuk berbagai pemeriksaan laboratorium klinik berupa darah,
feses maupun urine.
h. Ruang administrasi pasien
Ruangan ini terbagi 2 fungsi dan tugas berbeda yaitu Administrasi
rawat jalan dan Administrasi rawaat inap. Perbedaannya pada
penerimaan blanko dan registrasi pemeriksaan, di Administrasi
rawat jalan melayani pasien dari bagian poli sedangkan Administrasi
rawaat inap melayani pasien dari ruangan inap di rumah sakit.
b. Berdasarkan data yang didapat dari Laboratorium Klinik Rumah
Sakit Umum Daerah dr.M.Yunus Bengkulu, data pegawai
laboratorium adalah:
1) Kepala instalasi : dr.Mulyadi.,M.Sc.,spPK
2) Ketua laboratorium klinik : Ahmad Jaiz M.Si
3) Kaur Logistik : Sri Astuti Amd.AK
4) Kaur Administrasi : Ferlita Suada S.ST
5) Sampling
PJ : Emawati
Anggota :
 Tomi darlin
 Mila
 uswatun
6) Hematologi
PJ : Linda Novera
Anggota :
 Yeni
 Resvina
7) Kimia Darah
PJ : Fatmawati
Anggota :

9
 Riandes
 Heni gumanti
 Eva
8) Kimia Rutin
PJ : mardiah Hayati
Anggota :
 Alizar
 Neni Triana
9) ImunoSerologi
PJ : Aswati
Anggota :
 Alexandro
 Aprilia
10) Mikrobiologi
PJ : Gusni
Anggota :
 Edi Pardosi
3. Bank Darah Rumah Sakit
a. Bank Darah Rumah Sakit atau disingkat BDRS merupakan suatu unit
pelayansn di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya
darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang
cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Bank
darah rumah sakit yang didirikan dan dikelola oleh rumah sakit yang
berkewajiban menyimpan darah yang telah diuji saring UTD PMI dan
melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian kerjasama antara
UTD PMI dan rumah sakit.
Fungsi BDRS adalah sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit sebagai
bagian dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. BDRS
menyimpan darah dan mengeluarkannya baagi pasien yang
memerlukan darah di rumah sakit yang bersangkutan. PMI

10
berkewajiban membantu pendirian Bank Darah Rumah Sakit yang
dikelola oleh rumah sakit.
b. Berdasarkan data yang didapat dari Bank Darah Rumah Sakit Umum
Daerah dr.M.Yunus Bengkulu, susunan operasionalnya adalah :
Kepala BDRS dr.M.Yunus : Yulisman, SKM.,M..Si
Pj.Administrasi : Merry Krisna. SKM
Tenaga operasional :
1. Novitri
2. Krisvinus
3. Diah
4. Hesty
5. Freddy
6. Rini
7. Ikhsan
8. Sri
9. Yessi
10. Yogiono
11. rusdiana
4. Laboratorium Patologi Anatomi
Diagnosis penyakit melalui teknik imunohistokimia spesimen
sel/jaringan tertentu dilakukan di laboratorium patologi anatomi.
Laboratorium ini memiliki kekhasan dari laboratoroium biasanya. Hal ini
terlihat dari alat/instrument dan reagent/bahan-bahan yang sedikit
berbeda dan khas dari laboratorium biasanya. Berdasarkan data yang
didapat dari Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum
Daerah dr.M.Yunus Bengkulu, susunan operasionalnya adalah :
Dokter spesialis Patologi Anatomi : dr. Kartika
Tenaga laboratorium : 1. Zon Hardi, Amd.AK
2. Medianti, Amd.AK

11
BAB III
LABORATORIUM

A. Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium RSUD dr.M.Yunus Bengkulu


a. Tugas Pokok
Tugas pokok Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah
dr.M.Yunus Bengkulu adalah melaksanakan pelayanan dan pengujian
kesehatan baik di bidang klinis seperti dibidang Hematologi, Kimia
Klinik,Immuno-serologi, Mikrobiologi, Urinalisa dan Feses serta
melaksanakan pelayanan laboratorium klinis 24 jam maupun dibidang
Patologi Anatomi.
b. Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,
Laboratorium RSUD dr.M.Yunus Bengkulu mempunyai fungsi :
1) Pelaksanaan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan
laboratorium Patologi Anatomi.
2) Pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu laboratorium
kesehatan. Pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di
wilayah kerja.

1. Kegiatan Laboratorium
a. Pelayanan Laboratorium
1) Sistem Pelayanan
a) Pendaftaran pemeriksaan laboratorium harus disertai dengan formulir
permintaan
b) Penginputan data pasien dan pencetakan label identitas pasien.
c) Jenis Spesimen yang diperiksa berupa darah, urin, feses, sputum, dan
jaringan tubuh.
d) Pengambilan Spesimen
 Persiapan pasien
 Pengambilan specimen pagi hari, puasa

12
 Menghindari minum obat
 Menghindari aktivitas fisik
 Memperhatikan posisi tubuh
 Memperhatikan variasi diurnal
 Pelaksanaan tindakan pengambilan specimen darah atau phlebotomy
dan penampungan specimen.
 Pelaksaan tindakan pengambilan FNAB
 Pelaksan pengambilan specimen lainnya seperti urine sesuai SOP
laboratorium
 Khusus penampungan specimen PA.
2) Pengolahan Spesimen
a) Pemprosesan specimen
 Darah
 Serum (tanpa anikoagulan)
 Plasma (dengan antikoagulan)
 Urine: diambil endapan diputar pada centrifuge dengan kecepatan
1500 rpm selama 5 menit
 Sputum: Untuk kultur BTA
 Penyimpanan Spesimen
 Darah EDTA disimpan dalam freezer selama dua hari pada suhu 2-
8˚C
 Serum disimpan pada freezer dengan suhu -20 ˚C
b) Pemeriksaan Spesimen
 Laboratorium Klinik : Hematologi, kimia klinik rutin,
immunoserologi, mikrobiologi, kimia darah
 Patologi Anatomi : Sitologi dan Histologi
 Bank Darah Rumah Sakit : golongan darah, cross matching
 Verifikasi Hasil
 Validasi Hasil
 Pelaporan Hasil Pemeriksaan

13
 Pencatatan Hasil Pemeriksaan
 Penyimpanan Arsip Dokumen
 Pengoprasionalan, Pemeliharaan dan Kalibrasi

B. Kegiatan PKL
1. Sampling pasien
Setiap pagi hari kerja peserta PKL mengikuti kegiatan pengambilan
sampel dan berkesempatan untuk mengikuti observaasi maupun bimbingan
dari pembimbing ruangan sampel. Pada sampling ini peserta mendapatkan
banyak pengetahuan tentang bagaimana cara plebotomi yang baik dan benar
serta bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien, di ruangan ini pula
peserta telah mampu membagi dan memilah sampel untuk diantar ke ruangan
pemeriksaan sesuai permintaan dokter di blanko pemeriksaan.

2. Administrasi
- Rawat Inap Laboratorium klinik
Setiap formulir pemeriksaan yang datang dirinci (jenis-jenis
pemeriksaan dan biaya) menggunakan komputer yang terhubung dengan
sistem. Rincian biaya, worklist dan barcode dicetak, selanjutnya worklist
dan barcode yang sudah cocok dikirim ke masing-masing bagian
laboratorium klinik untuk dilakukan pemeriksaan.
Formulir pemeriksaan serta rincian biaya diperiksa oleh dokter atau
yang diberi wewenang. Setelah ditandatangani dan distempel, lembar
pertama akan dikirimkan kepada pasien sedangkan lembar kedua akan
diambil sebagai bukti pembayaran kepada bagian keuangan.

- Rawat Jalan

1) Pasien datang membawa lembar permohonan pemeriksaan


laboratorium dari dokter poliklinik dan menyerahkan ke bagian
administrasi.
2) Bagian administrasi akan merinci pemeriksaan.

14
3) Jika pasien tidak menggunakan jaminan kesehatan, pasien akan
diminta membayar di kasir.
4) Setelah pasien mendapatkan worklist, pasien akan masuk ke ruang
sampling dan menunggu antrian.
5) Setelah selesai sampling, worklist dan sampel pasien akan
digabungkan, kemudian dikirim ke laboratorium dan dipisahkan
berdasarkan pemeriksaan.

3. Hematologi
Disetiap pemeriksaan peserta PKL selalu mengambil andil di setiap
pemeriksaan tapi tetap pada bimbingan, pada ruang hematologi peserta PKL
sering kali melakukan pemeriksaan dan pencatatan hasil , dan tak jarang
mngikuti observasi dalam kalibrasi alat dan cara mengatasi saat alat sedang
dalam keadaan kurang baik.

4. Kimia Darah
Pada ruangan ini peserta PKL melakukan pemeriksaan kimia darah
dengan menggunakan sampel serum, pada ruangan ini darah dimasukan
dalam tabung bertutup merah yang diperuntukan untuk pemeriksaan kimia
darah, dengan hal itu peeserta PKL dapat membedakan semua kebutuhan
sampel menurut tempat sampelnya. Sebelum pemeriksaan diruangan ini ,
semua sampel yang akan diperiksa harus di centrifuge dan semua
pemeriksaannya menggukan alat automatis dengan berbagai pemeriksaan.

5. Kimia Klinik Rutin


Kimia klinik rutin sangat identik dengan pemeriksaan urine,
dikarenakan pada saat di ruangan ini, peserta PKL kebanyakan mendapatkan
pemeriksaan urine lengkap. Pada pemeriksaan urine lengkap ada dua metode
yaitu metode otomatis dengan menggunakan alat architect plus c 4000 untuk
pemeriksaan gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula darah post prandial,
cholesterol total, trigliserida, HDL, LDL, Uric acid, ureum,creatinin, protein

15
total, albumin, globulin, bilirubin total, bilirubin direct, bilirubin indirect,
alkaline phospatase, gamma-GT, SGOT,SGPT,LDH,CK, CK-MB,HB AIC.
Dan ada juga pemeriksaan elektrolit menggunakan alat 9180 Electrolyte
Analyzer, pemeriksaannya meliputi natrium,kalium,clorida ketiga
pemeriksaan tersebut menjadi kegiatan sehari-hari untuk peserta PKL. Pada
analisa gas darah menggunakan opti CCA-TS Blood gas Analyzer,
pemeriksaan AGD ini masih dibimbing dalam pemeriksaan untuk peserta
PKL.

6. Imunoserologi
Peserta PKL menggunakan alat automatis dalam pemeriksaan T3, T4,
TSH, dan ada juga widal serta pemeriksaan metode dipstik, menggunakan
APD sangat di himbau pada seluruh pemeriksaan, terutama di ruangan ini,
bahwasanya pada ruangan ini terdapat pemeriksaan HIV, HbsAg kedua
pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan penyakit menular, tidak jarang
peeserta PKL mendapatkan hasil positif , pada penulisan hasil untuk HIV
yaitu jika positif (+)Reaktif dan jika negatif (-) Non Reaktif.

7. Mikrobiologi
Pada ruangan ini merupakan pemeriksaan yang sangat ditunggu-
tunggu untuk peeserta PKL yaitu pemeriksaan BTA, pemeriksaan yang jarang
ditemukan ,dikarenakan juga pemeriksaan BTA hanya dilakukan pada pagi
hari. Pada ruangan ini terdapat alat automatis yang 100 derajat berbeda
dengan manualnya (metode pewarnaa). Pada ruangan ini peserta PKL juga di
bimbing dan di perlihatkan dalam pengoperasian alat, serta mendapatkan
pengetahuan baru tentang pencatatan hasil karena pada hasil di ruangan
mikrobiologi ini dicatat atau di keluarkan berbeda dengan pemeriksaan lain.

16
17

Anda mungkin juga menyukai