KELOMPOK 6
1. AISYAH N. AHYAR
2. BERNARDINUS W.S.R. PUTRA
3. FIRDA R. MOOY
4. FRANSISKA M. RAU
5. HIDEGARDIS DATE KERIDA
6. KARTIKA UTARI DAKA
7. ROSDIANA TERIN
8. TRI REZKY RAMBU NGANA
TINGKAT 1B
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini Meskipun
banyak kesulitan dalan membuat makalah ini, namun berkat penyertaan Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah K3 Kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya Makalah
ini masih jauh dari kesempurna, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................iv
1.3 TUJUAN........................................................................................................v
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................vi
3.2 SARAN.....................................................................................................xiii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..xiv
BAB I
PENDAHULUAN
v
BAB II
PEMBAHASAN
vii
3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan
sebaliknya, melalui jalan yang wajar).
4. Penyakit akibat kerja.
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):
1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu
pengobatan pada hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya
kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh: terpeleset, tergores, terkena
pecahan beling, terjatuh dan terkilir.
2. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang
memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh:
terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami
amputasi dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.
Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati atau
ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa
fisik, atau pengaruh lingkungan (Widodo,2015). Berdasarkan hasil statistik,
penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan tindakan yang berbahaya
(unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang berbahaya (unsafe
condition). Penjelasan kedua penyebab kecelakaan kerja tersebut adalah
sebagai berikut (Ramli, 2010):
1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor
lingkungan fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin
tanpa pengaman, penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri
(APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.
2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau
kesalahan-kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti
ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini
disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan,
viii
penyakit, cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja,
cara kerja, dan lain-lain.
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
penggunaan alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum.
Tujuanya adalah agar kita dapat terhindar dari kecelakaan dan tidak
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan lingkungan disekitarnya,
serta melindungi diri dengan APD. Sumber terjadinya kecelakaan
dilaboratorium diantanya kurangnya pengetahuan dan pemahaman
tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak tersedianya
perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan
xiii
laboratorium dan lain-lain.
Contoh kasus yang terjadi akibat kecelakaan kerja dilaboratoium
yaitu kebakaran, keracunan bahan kimia, keracunana gas kimia
berbahaya, terkena zat kimia yang korosif, korsleting listrik, dan terkena
pecahan alat gelas. Pengendalian kecelakaan kerja dilaboratorium
diantaranya sebelum mulai bekerja kenalilah dulu kemungkinan bahaya
yang akan terjadi dan ambil tindakan untuk mengurangi bahaya tersebut,
menggunakan perlengkapan keamanan, setiap orang harus mengetahui
letak kotak P3K dan lain-lain.
3.2 SARAN
Disarankan kepada praktikan, dosen dan peneliti agar dapat
mematuhi prosedur keselamatan kerja di laboratorium dan harus
mempelajari pengantar kecelakaan kerja supaya dapat meminimalisir
dan dapat menangani apabila terjadi kecelakaan di laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
https://www.safepedia.id/2020/12/pengertian-jenis-penyebab-dan.html?m=1
http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-pengantar-
kecelakaan-kerja-di-laboratorium/
https://mutuinstitute.com/post/apa-yang-termasuk-klasifikasi-kecelakaan-
kerja/
https://grosirjaslab.com/contoh-kecelakaan-kerja-di-laboratorium-dan-cara-
mengatasinya/
xiv