Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM I

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Nama : Rafika Ulfa B


Stambuk : 14120170182
Kelas : C7
Kelompok : IV (Empat)

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Nama : Rafika Ulfa b


Stambuk : 14120170182
Kelas : C7
Kelompok : IV (Empat)

Makassar, ......................
Asisten

Asisten laboratorium
KATA PENGANTAR

‫ِاللهالرَّ حْ َمنِالرَّ ِحي ِْم‬


ِ ‫ِبسْ ــــــــــــــــــم‬
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulilah, Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan hasil kegiatan praktikum I “Alat Pelindung Diri (APD)” yang di adakan

di laboratorium K3 FKM UMI sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tidak lupa

pula penulis kirimkan salawat dan taslim atas junjungan Nabi Muhammad SAW

yang menjadi Ustawun Hasanah dan Rahmatan Lil Alamin dalam menegakkan

Dinul Islam.

Dalam penyusunan laporan ini, saya pun menyadari bahwa banyak

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mohon maaf apabila dalam

penyusunan laporan ini masih belum sempurna dan saya sangat mengharapkan

kritik dan saran dari para pembaca untuk membangun lebih sempurnanya laporan

ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 30 Maret 2021

Praktikan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................3

C. Risiko dan Bahaya..........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Alat Pelindung Diri (APD) .......................7

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD) .......................................7

2. Jenis dan Gambar Alat Pelindung Diri (APD) ...........................8

3. Syarat-syarat penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)..............18

4. PotensiBahaya yang dapat dikurangi pada Penggunaan Alat Pelindung

Diri..............................................................................................21

B. Tinjauan Umum Tentang Dasar Hukum Penggunaan APD ..........23

BAB III METODE PERCOBAAN

A. Alat Pelindung Diri (APD) ...............................................................26

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum...................................26

C. Prosedur Kerja................................................................................26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ...............................................................................................29

B. Pembahasan...................................................................................31

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................35
B. Saran ..............................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Safety Helmet .......................................................................9

Gambar 2.2 Ear Muff .................................................................................11

Gambar 2.3 Ear Plug ................................................................................11

Gambar 2.4 Safety Glass...........................................................................13

Gambar 2.5 Tameng .................................................................................13

Gambar 2.6 Safety shoes .........................................................................14

Gambar 2.7 Masker ..................................................................................15

Gambar 2.8 Respirator .............................................................................15

Gambar 2.9 Safety Vest ............................................................................16

Gambar 2.10 Safety Harness....................................................................17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wolrd Health Organitation (WHO) pada tahun 2018 memperkirakan

sebanyak 2,7% total kejadian kematian dan kesakitan di dunia disebabkan

oleh pekerjaan International Labour Office (ILO) tercatat sebanyak 2 juta

kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tahun 2012 terjadi di

Indonesia (Kemenkes, 2020).

Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun

2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja

dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012)

ILO mencatatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit

akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun (Hartono, 2018).

Di Indonesia tahun 2015 sebesar 80-85% kecelakaan kerja

disebabkan oleh kelalaian manusia. Selain kelalaian saat bekerja faktor

manusia yang lain yaitu perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD). lebih dari 50 ribu kasus kecelakaan kerja kasus

tergolongpelanggaran K3 (Kemenaker, 2016)Dinas Tenaga Kerja Provinsi

Riau mencacat tingkat kecelakaan kerja di sepanjang tahun 2016

mengalami peningkatan sebesar 300 orang dibandingkan tahun

2015. Datatersebuttercatat sebanyak 1.608 kasus (Rizki,2019).

Kasus kecelakaan yang terjadi selama proses pembangunan Balai

Dik-Lat BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI Makassar yang dibangun

oleh PT. Wijaya Karya (WIKA) Tbk. (persero) ialah kasus terbanyak adalah

kecelakaan ringan berupa tertusuk paku, terpelesetdan tergores benda

tajam. Hal ini terjadi karena pekerja lalai dan juga masih kurangnya
kesadaran tenaga kerja dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

(Mallapiang, 2017).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka praktikan tertarik untuk

membahas lebih lanjut mengenai Alat Pelindung Diri (APD).

B.Tujuan

1. Tujuan Umum

Mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera

sehingga akan mencapai tenaga kerja yang sehat fisik, sosial dan

bebas dari kecelakaan kerja.

2. Tujuan Khusus

a. Pelindung kepala untuk melindungi kepala dari potensi bahaya di

tempat kerja.

b. Pelindung telinga untuk melindungi telinga dari potensi bahaya di

tempat kerja.

c. Pelindung mata untuk melindungi mata dari potensi bahaya di tempat

kerja.

d. Pelindung muka untuk melindungi muka dari potensi bahaya di

tempat kerja.

e. Pelindung kaki untukmelindungi kaki daripotensibahaya di

tempatkerja.

f. Pelindung pernafasan untuk melindungi alat pernafasan daripotensi

bahaya di tempatkerja.

g. Pelindung tubuh untuk melindungi tubuh/badan daripotensi bahaya

di tempatkerja.

h. Pelindung badan dari ketinggian untuk melindungi tubuh dari

ketinggian agar terhindar dari potensi bahaya di tempat kerja.

B. Resiko dan Bahaya


Adapun Risiko dan Bahaya yang mungkin terjadi pada saat bekerja

(Hardi dkk, 2020).

1. Mata kemasukan debu.

2. Tubuh tergores benda tajam.

3. Terjatuh dari ketinggian.

4. Tertimpa material dari ketinggian.

5. Jatuh dari ketinggian.

6. Menghirup debu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang

digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari

kemungkinan adanya papaaran potensi bahaya lingkungan kerja terhadap

kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Rinawati, 2016).

Alat pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang dengan mengisolasi sebagian

atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. (Depnakertrans,

2010). Alat pelindung diri merupakan tahap terakhir dari upaya

pengendalian bahaya yang menjadi sangat penting apabila upaya

pengendalian bahaya pada tahapan sebelumnya sukar dilakukan dan

potensi risiko yang ada masih tergolong tinggi. (Ristia, 2017).

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang

digunakan oleh tenaga kerja yang berfungsi melindungi tubuhnya dari

potensi kecelakaan pada saat bekerja dan menjaga keselamatan dan

kesehatan pekerja. Pemakaian APD tidak menjamin 100% keselamatan

dan kesehatan pekerja karena didalam pekerjaan tidak hanya bekerja

sendiri tetapi melibatkan orang sekitar (Hardi dkk, 2020).

2. Jenis-jenis APD (beserta gambar)

a. Alat Pelindung Kepala

Safety Helmet atau topi pelindung di gunakan untuk

melindungi kepala dari paparan bahaya seperti kejatuhan benda

ataupun paparan bahaya aliran listrik. Helm ini terbuat dari Hegh

Density Poly Ethylen (HDPE) yang tahan terhadap tusukan dan juga
bias mengabsorbsi benturan yang diakibatkan benda keras (Halajur,

2018).

Gambar 2.1
Safety Helmet
Sumber: Sidabutar, 2017

b. Pelindung Telinga

1) Ear Plug

Sumbatan telinga (ear plug), dapat dibuat dari kipas,

malam (wax), plastik, karet alami dan sinetik. Ear plug dapat

dibedakan (menurut cara pemakaiannya) menjadi: semi insert-

type ear plug yang hanya menyumbat liang telinga luar saja

dan insert-type ear plug yang menutupi seluruh bagian dari

saluran telinga (Nova, 2019).

Gambar 2.2
Ear Plug
Sumber: (Halajur, 2018)

2) Ear Muff

Tutup telinga dapat mengurangi intensitas suara

sampai 30 dB dan juga dapat melindungi bagian luar telinga

dari benturan benda keras atau percikan bahan kimia.

Keuntungan menggunakan ear muff yaitu mudah dimonitor


pemakaiannya oleh pengawas, tidak mudahatauterselip, dapat

dipakai pada telinga yang terkena infeksi (ringan)

(Sidabutar, 2017).

Gambar 2.3
Ear Muff
Sumber: (Sidabutar, 2017)

c. Alat Pelindung Mata

Kacamata pelindung adalah alat yang di gunakan untuk

melindungi mata dari bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-

partikel kecil, mengurangi sinar yang menyilaukan serta percikan

bahan kimia (Halajur, 2018).

Gambar 2.4
Safety Glass
Sumber: (Halajur, 2018)

d. Pelindung Muka
Alat pelindung muka berfungsi untuk melindungi wajah dari percikan
korosif, percikan api dan benturan/pukulan dari benda-benda tajam.
Salah satu pelindung muka yaitu Tameng. Tameng cocok untuk
melidungi mata dan seluruh muka. Dapat dipasang pada helm atau
pita kepala dan dapat juga dipegang tangan. Jenis: untuk mata,untuk
muka,penengok tungku dan las (Redjeki, 2016).
Gambar 2.5
Tameng
Sumber :Redjeki,2016)

e. Alat Pelindung Kaki


Sepatu keselamatan kerja (safety shoes) berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda berat, terpercik

bahan kimia korosif, dan tertusuk

benda-benda tajam. Menurut jenis pekerjaan yang dilakukan, sepatu

keselamatan dibedakan menjadi:

Menurut Penelitian Redjeki (2016).

1) Sepatu pengaman yang digunakan untuk pengecoran baja

terbuat dari bahan kulit yang dilapisi logam krom atau asbes.

Sepatu khusus yang digunakan untuk bahaya peledakan.

2) Sepatu ini tidak boleh ada paku-paku yang dapat menimbulkan

percikan bunga api.

3) Sepatu karet anti elektrostatik untuk melindungi pekerja dari

bahaya listrik.

4) Sepatu pengaman untuk pekerja bangunan. Sepatu ini ujungnya

dilapisi baja untuk melindungi jari kaki (Redjeki, 2016).


Gambar 2.6
Safety Shoes
(Sumber :Redjeki, 2016)

f. Alat Pelindung Pernafasan


1. Masker

Masker merupakan alat/ perlengkapan yang menutup

wajah bagian bawah. Harus cukup lebar karena harus

menutup hidung, mulut, hingga rahang bawah. Dengan

demikian dapat menahan percikan cairan/lendir yang keluar

dari lubang hidung maupun lubang mulut saat petugas bicara,

batuk maupun bersin (Herdiana, 2018).

Gambar 2.7
Masker
Sumber: (Halajur, 2018)

2. Respirator
Respirator adalah masker jenis khusus, terpasang pada
wajah,lebih diutamakan untuk melindungi alat napas petugas.
Cara kerjanya adalah mem-filter udara yang diduga tercemar
oleh mikroba patogen yang berasal dari penderita misalnya
Mycobacterium tuberculosis. Banyak digunakan di ruangan/
bangsal perawatan penyakit menular (Herdiana, 2018).

Gambar 2.8
Respirator
(Sumber :Redjeki, 2016)

g. Alat Pelindung Tubuh


1) Pengertian dari rompi keselamatan (Safety Vest) adalah rompi

yang beberapa sisinya dirancang khusus dengan dilengkapi

dengan reflektor atau pemantul cahaya (Setyawati, 2016).

Apron ataupun pakaian pelindung yang terbuat dari bahan

timbal yang dapat menyerap radiasi pengion (Ardini, 2018).

Gambar 2.9
Rompi (Safety Vest)
Sumber: (Setyawati, 2016)

h. Alat Pelindung Badan


Safety harness Alat pelindung diri ini digunakan jika berada
pada ketinggian lebih dari 1,8 meter. Hal ini akan melindungi pekerja
agar terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian (Redjeki, 2016).

Gambar 2.10
Safety Harness
Sumber : Shofiana, 2015
3. Syarat-syarat penggunaan APD

a. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan

efektif pada pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi di

tempat kerja.

b. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan

mungkin, nyaman dipakai dan tidak merupakan beban

tambahan bagi pemakainya.

c. Bentuk cukup menarik, sehingga pekerja tidak malu

memakainya.

d. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya, baik

karena jenis bahayanya maupun kenyamanan dalam

pemakaian.

e. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.

f. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan

pernapasan serta gangguan kesehatan lainnya pada waktu

dipakai dalam waktu yang cukup lama.

g. Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima

tanda-tanda peringatan.

h. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup

tersedia di pasaran.

i. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.

j. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang

ditetapkan (Pane, 2018).

4. Potensi Bahaya yang dapat terjadi jika tidak menggunakan

Alat Pelindung Diri (APD).

Potensi bahaya yang mungkin akan menipa para tenaga pekerja

namun dapat dikurangi dengan pengguanaan Alat pelindung Diri (APD)

menurut Septiana (2017), antara lain adalah sebagai berikut:


a. Tertimpa benda keras dan berat.

b. Tertusuk atau terpotong benda tajam.

c. Terjatuh dari tempat tinggi.

d. Terbakar atay terkena aliran listrik.

e. Terkena zat kimia berbahaya pada kulit alat melalui pernapasan.

B. Tinjauan umum tentang Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri

1. Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan


kerja.

a. Pasal 3 ayat 1 butir menyatakan bahwa peraturan

perundangan ditetapkan syarat kerja untuk memberikan alat

pelindung diri pada pekerja.

b. Pasal 9 ayat 1 butir c Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang; alat

pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan

diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai

alat pelindung diri yang diwajibkan.

2. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555/26/MPE/1995

Menyatakan bahwa tentang alat pelindung diri.

a. Pasal 4 (3): Pengusaha harus menyediakan segala peralatan,

perlengkapan, alat pelindung diri, fasilitas, dan biaya yang

diperlukan untuk terlaksananya peraturan ini.

b. Pasal 4 (4): Pengusaha harus menyediakan secara cuma- cuma

alat pelindung diri yang diperlukan sesuai dengan jenis, sifat dan

bahaya pada pekerjaan yang dilakukannya dan bagi setiap orang

yang memasuki tempat usaha pertambangan.

c. Pasal 32 (5): Pekerja Tambang wajib menggunakan dan merawat


alat-alat pelindung diri dalam melaksanakan tugasnya.

d. Pasal 83 (2): Apabila menggunakan alat pelindung pernapasan

maka rencana pemilihan alat, perawatan, pelatihan, pemasangan,

pengawasan, pembersihan dan penggunaannya harus memenuhi

persyaratan yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.

e. Pasal 89 (1): Apabila dengan tindakan pencegahan yang

ditetapkan dalam peraturan perusahaan belum sepenuhnya dapat

menghilangkan bahaya, maka para pekerja yang tidak terlindungi

terhadap bahaya tersebut harus memakai alat pelindung diri.

f. Pasal 89 (4): Pakaian pelindung diri bagi pekerja tambang

dilaboratorium harus disediakan dengan cumacuma dan harus

dipelihara dalam kondisi yang bersih dan hygienis.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor

8/MEN/VII/2010 Menyatakan bahwa tentang Alat Pelindung Diri (APD)

a. Pasal 5 Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan

secara tertulis dan memasang ramburambu mengenai

kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.

b. Pasal 4 ayat (2) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat mewajibkan

penggunaan APD di tempat kerja.

c. Pasal 6 ayat (1) Pekerja/buruh dan orang lain yang

memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan

APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

d. Pasal 7 ayat (1) Pengusaha atau Pengurus wajib

melaksanakan manajemen APD di tempat kerja.

e. Pasal 7 ayat (2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), meliputi:

1) identifikasi kebutuhan dan syarat APD.


2) pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan

kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh

3) pelatihan

4) penggunaan perawatan dan penyimpanan

5) penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan

6) pembinaan

7) inspeksi

8) evaluasi dan pelaporan.

4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 9

Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

Pekerjaan pada Ketinggian

a. Pasal 21 ayat (1) menyebutkan Pengusaha atau

Pengurus wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)

secara cuma-cuma dab memastikan Tenaga Kerja

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai

dalam melakukan pekerjaan pada ketinggian.

5. Keputusan Menteri 555/26/MPE/1995 Tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Pertambangan Umum Mentri Pertambangan dan

Energi.

a. Pasal 4 ayat 4: “Pengusaha harus menyediakan secara

Cuma-Cuma alat pelindung diri yang diperlukan sesuai

dengan jenis, sifat dan bahaya pada pekerjaan yang

dilakukannya dan bagi setiap orang yang memasuki tempat

usaha pertambangan”. Menyediakan artinya saat pekerjaan

akan dilakukan, Alat Pelindung Diri (APD) tersebut tersedia,

bisa dengan cara diberikan atau dipinjamkan.


b. Pasal 32 ayat 7: Perkerja tambang berhak menyatakan

keberatan kerja kepada atasannya apabila persyaratan

keselamatan dan kesehatan kerja tidak dipenuh.


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat Pelindung Diri

1. Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri

atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja. Alat pelindung

diri merupakan salah satu cara untuk mencegah kecelakaan dan

secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan

tetapi mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan yang terjadi

(Firka, 2019).

2. Alat Pelindung Kepala

Pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi melindungi

kepala dari kejatuhan benda, benturan, terpukul benda, terpapar oleh

radiasi panas, api, percikan bahan–bahan kimia, jasad renik (micro

organism) dan suhu yang ekstrim (Elsya, 2017).

3. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga digunakan untuk melindungi organ

pendengaran dari kebisingan dengan tujuan untuk mengurasi

intensitas suara yang masuk ke dalam telinga. Kebisingan yang tinggi

akan berpengaruh terganggunya konsentrasi kerja, terjadinya

gangguan komunikasi, tuli kondusif dan tuli permanen, dan turunnya

produktivitas kerja (Cahayani, 2019).

4. Alat Pelindung Mata

5. Alat Pelindung Muka

6. Alat Pelindung Kaki

Merupakan sepatu yang resistan terhadap dampak jari kaki dan

memiliki sol yang resisten terhadap panas yang melindungi dari

permukaan kerja yang panas,seperti pada industri roofing, trotoar

dan logam panas.Logam dalam sol melindungi kebocoran.Spesifikasi


safety shoes, sol baah : tidak licin, anti gores, anti statik,

tahanoli/minyak (Firka,2019).

7. Alat Pelindung Pernapasan

Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk memberikan perlindungan

terhadap sumber-sumber bahaya di udara tempat kerja, seperti

kekurangan oksigen, pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap,

dan uap logam), pencemaran oleh gas atau uap. Pemakaian masker

dan respirator hendaknya memperhatikan apa yang sebaiknya

digunakan, dengan memperhatikan jenis bahaya yang dihadapi dan

berapa banyak kontak dengan bahan berbahaya tersebut (Cahyani,

2019).

8. Alat Pelindung Tubuh

9. Alat Pelindung Badan

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau

seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang

ekstrim, pajanan api, dan benda - benda panas, percikan bahan -

bahan kimia, cairan dan logam, tergores, radiasi, binatang

mikoorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbukan dan

lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur (Nova, 2019).


B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

1. Waktu

Praktikum I dilaksanakan pada hari minggu 28 maret 2021 pukul. 09

sampai selesai.

2. Tempat

Praktikum I dilaksanakan di lantai 3 Laboratorium terpadu Kesehatan

dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masayarakat Universitas

Muslim Indonesia

C. PROSEDUR KERJA

1 Asisten Laboratorium membagikan kelompok praktikum

2 Satu hari sebelum praktikum, asisten laboratorium memberikan tugas

pendahuluan (TP)

3 Penyampaian materi oleh asisten laboratorium tentang Alat Pelindung

Diri (APD) dan cara menyusun laporan praktikum

4 Asisten laboratorium memperkenalkan alat-alat praktikum I tentang Alat

Pelindung Diri (APD) beserta fungsinya masing-masing


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Alat Pelindung Diri adalah segala perlengkapan yang

dimaksudkan untuk dipakai atau dipegang oleh seorang di tempat

kerja yang dapat melindunginya dari salah satu atau l

10. Alat Pelindung Kepala

a. Safety Helmet atau topi pelindung di gunakan untuk

melindungi kepala dari paparan bahaya seperti kejatuhan

benda ataupun paparan bahaya aliran listrik

b. Tudung kepala untuk melindungi kepala dari bahya terkena

atau kontak dengan bahan kimia, api, panas radiasi. Tudung

kepala biasanya terbuat dari asbestos, kain tahan api atau

korosi, kulit, dan kain tahan air.

c. Penutup Rambut (Hair cup) atau pengaman rambut (Hair

Guard) Digunakan untuk melindungi kepala dan rambut dari

kotoran, serta untuk melindungi rambut dari bahaya terjerat

mesin yang berputar. Biasanya terbuat dari kain katun.

2. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi

intensitas suara yang masuk kedalam telinga. Alat ini

bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga

dalam, alat ini juga melindungi pemakainya dari bahaya

percikan api atau logam-logam panas.

a. Ear Muff
Di gunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu telinga

dari intensitas suara yang tinggi. Ear muff dapat mengurangi

intensitas suara hingga 20-30 db. Ear muff terdiri dari head

back dan ear cup yang terbuat dari bantalan busa sehingga

dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga).

b. Ear Plug

Di gunakan untuk melindung alat pendengaran yaitu telinga

dari intensitas suara yang tinggi. Dengan menggunakan ear

plug, intensitas suara dapat dikurangi hingga 10-15 db. Ear

plug biasanya digunakan oleh pekerja yang bekerja di

daerah yang diproduksi yang memiliki suara mesin tinggi

seperti sourface mountechnology (SMT) ataupun mesin

produksi lainnya.

11. Alat Pelindung Mata (Safety Glass)

Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi dari

percikan debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di

udara, gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata,

radiasi gelombang elektronik panas radiasi sinar matahari,

pukulan atau benturan benda keras dll.

12. Alat Pelindung Muka

Alat pelindung muka adalah alat yang berfungsi untuk

melindungi muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan

partikel-partikel yang melayang di udara dan dibadan air,

percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi

gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak

mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras


atau benda tajam.

13. Alat Pelindung Kaki

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari

tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk

benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,

terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan

jasad renik, tergelincir.

14. Alat Pelindung Pernapasan

Alat pelindung pernapasan adalah alat pelindung yang

berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara

menyaluran udara bersih dan sehat atau menyaring cemaran

bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang berupa debu,

kabut, uap, asap, gas atau fume, dan sebagainya.

15. Alat Pelindung Tubuh

Alat pelindung tubuh berfungsi untuk melindungi badan

sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperature

panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda

panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas,

uap panas, benturan dengan mesin, peralatan dan bahan,

tergores, raidiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari

manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus,

bakteri dan jamur.

16. Alat Pelindung Badan dari Ketinggian

Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi tubuh dari

kemungkinan terjatuh dari ketinggian, seperti para pekerja

mendaki, memanjat, dan pada pekerjaan konstruksi bangunan.

Selain sabuk pengaman adapula tali pengaman (Safety

Harness) yang berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di


ketinggian

B. Pembahasan

1. Alat Pelindung Kepala

a. Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian

atau seluruh bagian badan dari bahaya temperature panas atau

dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,

percikan bahan-bahan kimia, cair dan logam panas, uap panas,

benturan dengan mesing, peralatan dan bahan, tergores,

radiasi, binatang dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur

(Hidayati, 2016).

b. Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety

helmet), topi atau tudung kepala, penutup atau pengaman

rambut, dan lain-lain (Elsya, 2017).

2. Pelindung Telinga

3. Pelindung Mata

Alat pelindung mata adalah alat pelindung yang berfungsi untuk

melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia dan

berbahaya, paparan partikel yang melayang di udara radiasi

gelombang elektromagnetik,pancaran cahaya, benturan atau

pukulan benda keras atau benda tajam (Hidayati, 2016).

4. Pelindung Muka

5. Pelindung Kaki

a. Pelindung kaki adalah alat pelindung yang berfungsi

melindungi kaki dari tertimpa atau benturan dengan benda-

benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas

atau dingin, uap panas, terpajan suhu ekstrim, terkena bahan

kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Jenis Pelindung

kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,


pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan

yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat

kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/

atau bahaya binatang dan lain-lain (Elsya, 2017).

b. Jenis Pelindung Kaki berupa sepatu keselamatan pada

pekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi

bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan,

bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan

kimia dan jasad renik, serta bahaya binatang (Deno, 2018).

6. Pelindung Pernafasan

a. Fungsi

Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya

adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi organ

pernapasan dengan cara menyaring cemaran bahan kimia,

mikroorganisme, partikel yang berupa debu, kabut (aerosol),

uap, asap, gas dan sebagainya.

b. Jenis

Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya

terdiri dari masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather,

Airline respirator, Continues Air Supply Machine=Air Hose

Mask Respirator, tangki selam dan regulator (Self-

Contained Underwater Breathing Apparatus/ SCUBA),

Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan

emergency breathing apparatus (Deno, 2018).


7. Pelindung Tubuh

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan

sebgian atau seluruh bagian badan dari bahaya

temperature panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api

dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cair

dan logam panas, uap panas, benturan dengan mesing,

peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang dan

lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur (Hidayati, 2016).

8. Pelindung Badan

a. Alat pelindung badan berfungsi membatasi gerak

pekerja agar tidak masuk di tempat kerja yang

mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja

berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam

keadaan miring maupun tergantung dan menahan

serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak

membentur lantai dasar.

b. Jenis pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk

pengaman tubuh (Harness), karabiner, tali koneksi

(lanyard), tali pengaman (safety rope), alat pencepit

tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat jatuh

bergerak (mobile fall arrester), dan lainnya

(sulhinayatillah, 2017).
C. Contoh Kasus

1. Alat Pelindung Kepala

Pada 29 April 2012 ,terjadi kecelakaan kerja seorang

buruh harian atau pekerja buruh bangunan yang

sedang memasang plafon ,tewas terjatuh dari lantai 3

Mall Cibinong Square, korban tewas karena

mengalami luka dibagian kepala , itu disebabkan

karena pekerja tidak mengunakan alat pelindung

diri(helmet safety) (Ekawati, 2019).

2. Alat Pelindung Telinga

PT. Master Wovenindo Label yang berlokasi di

Jakarta memiliki karyawan sebanyak 400 pekerja.

Secara keseluruhan jumlah pekerja mengalami

gangguan pendengaran diakibatkan kepatuhan

menggunakan alat pelindung telinga yang kurang.

Gangguan pendengaran tersebut dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu: ringan sebanyak 38 orang, sedang

sebanyak 35 orang, dan berat sebanyak 7 orang

(Lulang, 2017).

3. Pelindung Mata

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan


peneliti las home industry di Kartasura, dari 10

pekerja las yang diamati, 8 pekerja las tidak

menggunakan alat pelindung mata pada saat

melakukan pengelasan (Priyanto, 2016)

4. Pelindung Muka

5. Pelindung Kaki

Pada proses sheller dan parer, penggunaan

peralatan kerja yang tajam dan berbahaya dapat

meningkatkan risiko terjadinya penyakit akibat kerja

bahkan kecelakaan kerja. Saat melakukan observasi

banyak pekerja yang tidak menggunakan alat

pelindung diri dengan lengkap saat berlangsungnya

proses produksi. Wawancara dengan beberapa

pekerja menunjukkan bahwa mereka pernah

mengalami kecelakaan ringan seperti tertusuk benda

tajam dan terpeleset di lantai yang licin saat bekerja

tanpa menggunakan alat pelindung diri

(Rattu dkk, 2016).

6. Pelindung Pernafasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada

pemulung di TPA Jatibarang Semarang hasil yang

didapatkan yaitu yang memiliki keluhan gangguan


pernapasan sebesar 80% sedangkan pemulung

yang memiliki keluhan gangguan pernapasan

sebesar 20%. Jenis keluhan gangguan pernapasan

pada pemulung di TPA Jatibarang kota Semarang

adalah keluhan batuk kering sebesar 58%, batuk

berdahak sebesar 28%, batuk berdarah sebesar 0%,

keluhan nyeri dada sebesar 26%, keluhan sesak

nafas sebesar 24%. Hal ini diakibatkan pekerja tidak

menggunakan alat pelindung pernapasan dan muka

(Riska, 2017).

7. Pelindung Tubuh

Kecelakaan yang terjadi pada pemandu

wisata tersebut sampai berakibat fatal dikarenakan

saat bekerja pemandu wisata tersebut tidak

memakai alat pelindung diri yang lengkap. Kejadian

tersebut diperkuat dengan hasil survei yang

dilakukan pada tanggal 24 November 2017 hasil

wawancara kepada pemandu wisata Goa Pindul di

dapatkan bahwa permasalahan yang ada yaitu

kebanyakan pemandu wisata belum menggunakan

alat pelindung diri yang lengkap seperti tidak

menggunakan sepatu karet, pelampung, pelindung

kepala dan senter. Jika tidak memakai alat pelindung


diri dapat menimbulkan sakit atau luka yang tidak

hanya ringan tapi juga dapat mengakibatkan sakit

atau luka yang fatal dan bahkan sampai meninggal.

(Fauzan, 2018).

8. Pelindung Badan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelindung Kepala yang dapat melindungi kepala dari

terjadinya kecelakaan kerja atau timbulnya potensi

bahaya berupa helm pengaman, hood, dan tutup kepala

atau pengaman rambut.

2. Pelindung Telinga dapat melindungi telinga dari intensitas

kebisingan yang tinggi terdiri dari dua jenis yaitu ear plug

dan ear muff.

3. Pelindung Mata digunakan untuk melindungi mata dari

percikan debu dan pertikel-partikel kecil yang melayang

di udara, gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi

mata. Alat pelindung mata ini terbagi menjadi dua jenis

yaitu spectacle dan goggles.

4. Pelindung muka digunakan untuk melindungi muka

secara keseluruhan dari bahaya percikan logam dan

radiasi.

5. Pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari

bahaya kejatuhan benda-benda berat, terpercik bahan

kimia korosif, dan tertusuk benda-benda tajam.


6. Pelindung pernapasan alat pelindung pernapasan

digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko

paparan gas, uap, debu atau udara terkontaminasi atau

udara beracun, korosi atau yang bersifat rangsangan.

7. Pelindung Tubuh

Pelindung Tubuh untuk melindungi tubuh sebagian atau

seluruh bagian badan dan pakaian yang dikenakan

pekerja dari bahaya temperature panas atau dingin yang

ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,percikan

bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas,uap panas,

benturan dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,

radiasi, zat kimia.

8. Pelindung Badan dari ketinggian digunakan untuk

melindungi pekerja yang bekerja di ketinggian agar

terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian.

B. Saran

Adapun saran dalam praktikum alat pelindung diri yaitu

sebagai berikut:

1. Saran bagi Universitas

Diharapkan untuk pihakUniversitas Muslim Indonesia

melengkapifasilitaskesehatandankeselamatan setiap

fakultas di ruang lingkup kampus, Fasilitas kesehatan dan

keselamatan harus sesuai dengan tempat dan fungsinya


untuk menjaga kesehatan dan keselamatan di lingkungan

Universitas.

2. Saran bagi Fakultas

Rambu-rambu yang berkaitan dengan Alat Pelindung Diri

(APD) atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

sebaiknya ditempel di beberapa tempat yang berguna

untuk memberitahukan informasi dan menambah

pengetahuan mahasiswa tentang alat pelindung diri.

3. Saran bagi Laboratorium

Diharapkan alat-alat tentang alat pelindung diri bisa

lebih dilengkapi lagi agar mahasiswa dapat lebih

memahami materi yang disampaikan dan melihat

langsung seperti apa bentuk alat pelindung diri yang

disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai