UU & K3 PERTAMBANGAN
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
KELOMPOK XVII:
Nama : AULIA FARHAN (21080020/2021)
: REZKY HIDAYATULLAH (21080064/2021)
: SHALMA NURFADHILLAH (21080071/2021)
Kelompok 17
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 2
C. Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Pengetian Keselamatan Kerja ........................................................ 4
B. Pengertian Alat Pelindung Diri ...................................................... 4
C. Pemilihan Alat Pelindung Diri ....................................................... 7
D. Jenis-Jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri ................................... 8
BAB III STUDY CASE ............................................................................ 19
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Helm Safety
Gambar 2. Alat pelindung muka dan mata
Gambar 3. Alat Pelindung Telinga
Gambar 4. Alat Pelindung Pernafasan
Gambar 5. Alat Pelindung Tangan
Gambar 6. Alat Pelindung Kaki
Gambar 7. Pakaian Pelindung
Gambar 8. Alat pelindung jatuh perorangan
Gambar 9. Lokasi Tambang Big Gossan
iv
DAFTAR TABEL
-
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara yang memiliki potensi alam besar, Indonesia
berusaha memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan mengembangkan
sektor industri. Berkembangnya sektor industri seringkali menimbulkan
kecelakaan kerja yang merugikan tenaga kerja, perusahaan bahkan negara.
Menurut Jamsostek yang dikutip oleh Ramli (2009), pada tahun 2007
tercatat 65.474 kecelakaan mengakibatkan 1451 orang meninggal, 5.326
orang cacat tetap dan 58.679 orang cedera.
Melihat besarnya angka kecelakaan kerja tersebut maka harus
diselenggarakan pengendalian risiko berupa eliminasi, substitusi, teknik,
administratif dan penggunaan APD. Berbagai upaya untuk mencegah
kecelakaan kerja dan melindungi tenaga kerja dengan penggunaan APD
namun masih seringkali ditemukan tenaga kerja yang tidak patuh dalam
menggunakan APD. Menurut Sari (2012) menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa 26,3 % tenaga kerja yang jarang menggunakan APD
pernah mengalami kecelakaan kerja saat bekerja. Hal ini berarti kepatuhan
dalam menggunakan APD juga memiliki hubungan untuk terjadinya
kecelakaan kerja.
Banyak faktor yang menjadi penyebab tenaga kerja tidak patuh
menggunakan APD meskipun perusahaan telah menyediakan APD dan
menerapkan peraturan yang mewajibkan tenaga kerja menggunakan APD.
Hal ini berarti masih ada yang perlu diteliti lebih lanjut terkait faktor yang
mungkin dapat menyebabkan tenaga kerja patuh dalam menggunakan APD.
Risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang mungkin
terjadi karena pekerjaan membuat perusahaan tidak cukup hanya
menyediaan APD dan mewajibkan tenaga kerja menggunakan APD ketika
bekerja. Perusahaan juga harus menciptakan kepatuhan tenaga kerja untuk
menggunakan APD. Tahap paling dasar untuk menumbuhkan kesadaran
tenaga kerja supaya patuh menggunakan APD yaitu dengan pembentukan
budaya keselamatan menggunakan APD (Reason, 2007)
1
2
3
4
tambang diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain prosedur kerja, kondisi tidak
aman, perilaku tidak aman, dan alat pelindung diri. Selain itu, laporan Kepala
Inspektur Tambang Kementerian ESDM menyatakan bahwa
kontraktior/subkontraktor memberikan kontribusi paling besar terhadap angka
kecelakaan tambang pada Tahun 2019.Hal ini menunjukkan bahwa peran
Penanggung Jawab Operasional (PJO) pada kontraktor/sub-kontraktor
pertambangan menjadi penting dan memainkan peran yang krusial. Data statistik
tersebut juga memperlihatkan bahwa fluktuasi kecelakaan tambang terjadi selama
Tahun 2020 sebagai indikator inkonsistensi perusahaan pertambangan dalam
menerapkankaidah pertambangan yang baik khususnya terkait keselamatan
operasi penambangan.
A. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dan upaya untuk melakukan
pekerjaan dengan aman sehingga penerapan keselamatan kerja yang baik
merupakan salah satu strategi untuk melindungi asset perusahaan (tenaga kerja,
dan properti). Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung
juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan
mesin dan peralatan kerja terhentinya proses 35 produksi untuk beberapa saat,
kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Biayabiaya sebagai akibat
kecelakaan kerja, baik langsung atau tidak langsung cukup atau kadang-kadang
sangat atau terlampau besar, sehingga bila diperhitungkan secara keseluruhan
hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar. Tujuan dari keselamatan
kerja berdasarkan UU No.1 tahun 1970 tengang Keselamatan Kerjaadalah:
1. Mencegah terjadinya bencana kecelakaaan agar karyawan tidak mendapat
luka atau cidera bahkan mati.
2. Tidak terjadinya kerugian pada alat, material dan produksi.
3. Upaya pengawasan 4 M yaitu, manusia, material, mesin, metode kerja
yang dapat memberikan lingkungan yang nyaman
B. Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja (Depnaker, 2010). APD adalah
5
alat pelindung diri yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk
mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau
timbul di lingkungan kerja (Soeripto, 2008)
Dari pengertian tersebut, maka Alat Pelindung Diri (APD) dibagi
menjadi 2 kelompok besar yaitu (Soeripto, 2008):
1. Alat pelindung diri yang digunakan untuk uapaya pencegahan terhadap
kecelakaan kerja, kelompok ini disebut Alat Pelindung Keselamatan
Industri. Alat pelindung diri yang termasuk dalam kelompok ini adalah alat
yang digunakan untuk perlindungan seluruh tubuh.
2. Alat pelindung diri yang digunakan untuk pencegahan terhadap gangguan
kesehatan (timbulnya suatu penyakit), kelompok ini disebut Alat
Pelindung Kesehatan Industri.
Kriteria Alat Pelindung Diri (APD) agar dapat dipakai dan efektif
dalam penggunaan dan pemiliharaan menurut Tarwaka, 2008 yaitu:
1. Alat pelindung diri harus mampu memberikan perlindungan efektif pada
pekerja atas potensi bahaya yang dihadapi.
2. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman
dipakai dan tidak merupakan beban bagi pemakainya
3. Alat pelindung diri mempunyai berat yang seringan mungkin, nyaman
dipakai dan tidak merupakan beban bagi pemakainya
4. Tidak menimbulkan gangguan kepada pemakainya.
5. Mudah untuk dipakai dan dilepas kembali.
6. Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan serta
gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai.
7. Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda
peringatan.
8. Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup tersedia di
pasaran.
9. Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
10. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang ditetapkan.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang
digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari
6
menimbulkan alergi atau gatal-gatal pada kulit, tenaga kerja tidak malu
memakainya karena bentuknya tidak cukup menarik. Ketentuan pemilihan
alat pelindung diri meliputi:
a. Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang
adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang
dihadapi oleh tenaga kerja.
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
d. Bentuknya harus cukup menarik.
e. Alat pelindung tahan lama untuk pemakaian yang lama.
f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya,
yang dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam
penggunaanya.
g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris
pemakaiannya.
i. Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.
D. Jenis-jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri
Adapun jenis-jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) seperti yang
tertuang di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri adalah sebagai
berikut:
1. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda
tajam atau benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar
oleh radiasi panas, api, percikan bahan-bahan kimia, jasad renik
(mikroorganisme) dan suhu yang ekstrim.
9
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari
logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung
tangan yang tahan bahan kimia.
7. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang
ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia,
cairan dan logam panas, uap panas, benturan dengan mesin, peralatan dan
bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia,
binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian
atau seluruh bagian badan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja.
2. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
3. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara
berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
15
c. pelampung.
3. Jenis dan fungsi APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
1. APD wajib digunakan di tempat kerja di mana:
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar,
korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu
rendah;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan persiapan;
d. dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan,
perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas,
minyak, panas bumi, atau mineral lainnya, baik di permukaan, di
dalam bumi maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di
daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di
udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga,
dok, stasiun, bandar udara dan gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di
dalam air;
i. dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau
perairan;
17
19
20
23
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Kartika Dyah Sertiya, and Yustinus Denny. "Analisis faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan menggunakan alat pelindung diri." The
Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment 1.1
(2014): 24-36.
Putri, K. D. S., & Denny, Y. (2014). Analisis faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan menggunakan alat pelindung diri. The Indonesian Journal of
Occupational Safety, Health and Environment, 1(1), 24-36.
PUTRI, Kartika Dyah Sertiya; DENNY, Yustinus. Analisis faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan menggunakan alat pelindung diri. The
Indonesian Journal of Occupational Safety, Health and Environment, 2014,
1.1: 24-36.
Budiak, Griffit J., A. J. Rattu, and Paul Kawatu. "Hubungan Antara Lama Kerja
dan Penggunaan Alat pelindung Diri dengan Kapasitas Vital Paru pada
Penambang Emas Wilayah Pertambangan Rakyat Tatelu Kecamatan
Dimembe." Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado 1 (2014): 1-7.
24