Anda di halaman 1dari 17

tugas akhir Makalah

mata kuliah bahasa Indonesia

Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja

Dosen pengampu:
Ririn sabriadi, S.Pd., M.Pd

Di susun:
Marsha (2023 01 010)
Mila rosiana (2023 01 042)
Nurul sri reski handayani (2023 01 026)

Prodi Teknik Keselamatan


Intitut Teknologi Dan Kesehatan
Tri Tunas Nasional
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan “Makalah
Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja”
Makalah ini berisikan tentang pengertian Lingkungan dan Kesehatan
Keselamatan Kerja menurut beberapa ahli, dasar hukum. penyebab terjadinya
kecelakaan, sumber-sumber bahaya di tempat kerja,
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta
wawasan bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk ataupun
isi makalah yang telah ia buat.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang
khususnya pembaca dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala urusan
kami. Aamin.

Makassar, 14 Desember 2023

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................ii
Bab I pendahuluan...............................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................2
C. Manfaat penulisan...........................................................................................2
Bab II pembahasan..............................................................................................3
A. Pengertian lk3..................................................................................................3
B. Tujuan k3.........................................................................................................4
C. Sasaran k3........................................................................................................4
D. Norma-norma yang harus dipahami dalam k3.......................................................4
E. Hambatan dari penerapan k3..........................................................................4
F. Faktor penyebab kecelakaan...........................................................................5
G. Faktor penyebab kecelakaan kerja (three main factor theory).........................6
H. Sumber-sumber bahaya kesehatan tenaga kerja......................................................9
I. Jenis-jenis bahaya kerja.................................................................................11
Bab III penutup..................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
Daftar pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering tidak
menduga akan mendapatkan resiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyak
sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini, termasuk di Indonesia. Baik
di lingkungan kerja (perusahaan, pabrik, atau kantor), di jalan raya, tempat umum
maupun di lingkungan rumah.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan juga instansi pemerintahan. Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja bertujuan menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif (Azmi, 2008).
Penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang
mengakibatkan cidera atau kerugian materi. Karena itu, para ahli K3 berupaya
mempelajari fenomena kecelakaan, faktor penyebab, serta cara efektif untuk
mencegahnya. Upaya pencegahan kecelakaan kerja di Indonesia masih
menghadapi berbagai kendala, salah satu diantaranya adalah pola pikir yang masih
tradisional yang menganggap kecelakaan adalah sebagai musibah, sehingga
masyarakat bersifat pasrah terhadap kecelakaan kerja yang menimpa mereka
(Ramli, 2010).

1
2

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud LK3?
b. Apa tujuan k3?
c. Apa sasaran k3?
d. Apa saja penyebab kecelelakaan kerja?
e. Apa saja sumber-sumber bahaya di tempat kerja?
f. Hambatan dari penerapan k3?

C. Manfaat penulisan
a. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
b. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
c. Memperoleh kepuasan intelektual;
d. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
e. Menambah wawasan mahasiswa akan LK3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian LK3
a. Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
b. Menurut Suma’mur (2001, p.104), Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi
pekerja .
d. Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
e. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000,
p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. 6.
Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

3
4

B. Tujuan K3
a. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja.
b. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
c. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

C. Sasaran K3
a. Menjamin keselamatan pekerja
b. Menjamin keamanan alat yang digunakan
c. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar

D. Norma-norma yang harus dipahami dalam K3


a. Aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja o Diterapkan
untuk melindungi tenaga kerja
b. Resiko kecelakaan dan penyakit kerja
Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat
menjamin keselamatan pekerja.

E. Hambatan dari penerapan K3


a. Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
- Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar
- Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah.
b. Hambatan dari sisi perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau operasional dan
meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-
besarnya
5

F. Faktor penyebab kecelakaan


Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat. Faktor
yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat
diakibatkan oleh 4 faktor penyebab utama (Husni:2003) yaitu :
a. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan pekerja.
c. Faktor sumber bahaya yaitu:
Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode kerja yang salah,
keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya;
Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan mesin
atau peralatan, lingkungan, proses, sifat pekerjaan
d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan
mesin/peralatan sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna
Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet dan
Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “ kejadian yang tidak
dapat diduga“. Sebenarnya , setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau
diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta
perlengkapan produksi sesuai dengan standar yang diwajibkan.
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat
memiliki porsi 80 % dan kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan
berbahaya biasanya disebabkan oleh:
a. Sikap dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap
b. Keletihan
c. Gangguan psikologis
6

G. Faktor penyebab kecelakaan kerja (three main factor theory)


Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory) Dari beberapa teori
tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah satunya yang sering
digunakan adalah teori tiga faktor utama (Three Main Factor Theory). Menurut
teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja. Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan menjadi :
a. Faktor manusia
1. Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik,
mental, kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga
diatur oleh Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari
1951 No.1 Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya
mempunyai fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang
bertanggung jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P.
Hasibuan, 2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti
penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun
atau lebih.
2. Jenis kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja
secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan
yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita
lebih banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57).
3. Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja
disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun
negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya
masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.
Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya
masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja.
7

4. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bentukbentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses
sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33).
5. Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang
mempengaruhi tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan
praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih
banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan
dengan mesinmesin atau karena ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu,
pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap memiliki tingkat
kecelakaan kerja yang lebih tinggi.
6. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Timbulnya kecelakaan bekerja
biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan.
7. Peraturan K3
Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan
mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan
pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-
tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan perawatan medis.
Ada tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja.
Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan
8

b. Faktor lingkungan
1. Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga
kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya
dengar dan tuli akibat kebisingan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja, Intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam
kerja
2. Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia
akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C.
Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi
otot.
3. Penerangan
Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan cahaya
langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO, 1989:101).
Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan
mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila
karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
4. Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan
bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin
akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya
kecelakaan, seperti terpeleset.
9

c. Faktor peralatan
1. Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti.
Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja.
2. Letak mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia
dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai
pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman
dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono,
2003:65).

H. Sumber-Sumber Bahaya Kesehatan Tenaga Kerja


Pemahaman atas segala bentuk sumber bahaya yang timbul dari pekerjaan yang
dilakukan, terasa masih cukup awam sebagian besar pekerja di Indonesia. Padahal,
pemahaman terdapat potensi bahaya, akan membantu mencegah terjadinya
kecelakaan kerja maupun penyakibat kerja. Dalam Undang-undang Nomor 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dalam pasal 9 penjelasan mengenai
kondisi dan bahaya yang dapat di timbul ditempat kera menjadi kewajiban dari
pengurus atau pemimpin dari tempat kerja yang bersangkutan.
Sedangkan dalam pasal 12 tenaga kerja memiliki hak untuk menyatakan keberatan
atas suatu pekerjaan bila mana syarat-syarat keselamata dan kesehatan kerja.
Ketidak pahaman tenaga kerja akan potensi bahaya yang mereka hadapi dalam
bekerja dapat mempertinggi peluang terjadi kecelakaan kerja dan penyakibat kerja.
Hal ini terjadi, sebagai akibat dari ketidak pedulian pimpinan perusahaan maupun
tenaga kerja terhadap potensi bahaya yang akan terjadi dan peraturan perundangan
yang harus mereka pahami. Meskpun orientasi dalam bekerja seharusnya mengacu
pada slogan Safety First, dalam praktek sebagian besar dunia usaha atau industri
masih berfokus pada Production First.
10

Jika diperhatikan dari berbagai standar mengenai sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja, mengenai sumber bahaya ditempat kerja menjadi langkah
awal didalam pengembangan sistem keselamatan. Dari segala potensi sumber
bahaya inilah dapat dilakukan penilaian resiko dan penentuan terhadap bentuk
pengendalian yang tepat.
Berikut Sumber-Sumber Bahaya menurut Husni
a. Faktor fisik, yang dapat berupa; suara yang terlalu bising, suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah, penerangan yang kurang memadai, radiasi, getaran
mekanis, tekanan udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, bau-bauan di
tempat kerja, kelembaban udara
b. Faktor kimia, yang dapat berupa; gas/uap, cairan, debu-debuan, butiran kristal dan
mentuk-bentuk lain, bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat racun
c. Faktor biologis, yang dapat berupa; bakteri virus, jamur, cacing dan
serangga, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang hidup/ timbul dalam
lingkungan kerja
d. Faktor faal, yang dapat berupa; sikap badan yang tidak baik pada waktu kerja,
peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan tenaga kerja, gerak yang
senantiasa berdiri atau duduk, proses, sikap dan cara kerja yang monoton,
beban kerja yang melampaui batas kemampuan
e. Faktor psikologis, yang dapat berupa; kerja yang terpaksa/ dipaksakan yang tidak
sesuai dengan kemampuan, suasana kerja yang idak menyenangkan, pikiran yang
senantiasa tertekan terutama karena sikap atasan atau teman kerja yang tidak
sesuai, pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan (Husni,
2003).
11

I. Jenis-jenis bahaya kerja


Menurut Soehatman(2009), jenis-jenis bahaya keselamatan dan kesehatan kerja
saat berada di tempat kerja sebagai berikut:
a. Bahaya fisik (physical hazard) dapat berupa radiasi, temperatur
ekstrim,cuaca,pencahayaan,getaran,tekanan udara.
b. Bahan kimia ( Chemical hazard) bahaya berbentuk gas, csir, padat yang
mempunyai sifat racun,iritasi,sesak nafas,mudah terbakar,meledak,berkarat.
c. Bahaya biologis (biological hazard) bahaya yang dapat berasal dari mikro
organisme khusus nya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti
bakteri,jamur,virus.
d. Bahaya ergonomi merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada
tubuh secara fisik sebagai akibat dari ketidaksesuaian dan cara kerja yang salah.
e. Bahaya mekanis (Mecanical hazard) bahaya yang terdapat pada benda-benda yang
bergerak serta dapat menimbulkan dampak luka bahkan kematian seperti
terpotong,tertusuk,tersayat,tergores,terjepit.
f. Bahaya kelistrikan (Electrical hazard) merupakan bahaya yang berasal dari arus
aliran listrik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

a. Keselamatan Kerja merupakan aspek paling penting pada pekerjaan.


b. Penggunaan alat pelindung diri dapat melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja, dan mengurangi
resiko penyakit akibat kecelakaan.
c. Pemadaman kebakaran dilakukan sesuai dengan jenis kebakaran yang terjadi
d. Alat pemadam harus selalu diperiksa secara berkala

B. Saran
a. Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa
aman dan nyaman.
b. Perusahaan dan pemerintah harus lebih lagi mensosialisasi- kan program K3 untuk
meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga
meningkatkan komitmen pekerja terhadap perusahaan.
13

12
DAFTAR PUSTAKA

Darnoto, S dkk. 2021. "Dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja".


Jawa tengah: Muhammadiyah University Press.
Dr. Ir. Bambang Sulistyo dkk. 2021. "Promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3").
Yogyakarta: Jejak pustaka.
Eka putri rahayu, S. 2022. "Kesehatan dan keselamatan kerja".
Sukoharjo: CV.Pradina Pustaka Grup.
Iskandar, M. I. 2023. "Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan bagi Tenaga Kerja".
https://tirto.id/faktor-faktor-penyebab-kecelakaan-bagi-tenaga-kerja-
gzN4#google_vignette. Diakses pada tanggal 15 Desember 2023
mokhammad. 2019." Tujuan K3 Beserta Fungsi dan Manfaat (Kesehatan Keselamatan Kerja)".
https://www.haruspintar.com/tujuan-k3/. Diakses pada tanggal 15 Desember 2023
Putra. 2020. PENGERTIAN K3: "Fungsi, Tujuan & Prosedur Keselamatan Kerja".
https://salamadian.com/pengertian-k3-kesehatan-dan-keselamatan-kerja/.
Diakses pada tanggal 15 Desember 2023
Sandiok. 2022. "Sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3)".
https://www.lulusandiploma.com/2022/03/sumber-bahaya-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja-k3.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2023
Staff, I. S. 2018. "Tips Mengetahui Hambatan dalam Pelaksanaan K3".
https://safetynet.asia/hambatan-dalam-pelaksanaan-k3/#.
Diakses pada tanggal 15 Desember 2023
Supriyadi, dkk. 2021. "70 Materi safety talks". Yogyakarta: CV Budi Utama.
Suryatri Darmiatun S.Si dkk. 2015. "Prinsip-prinsip K3LH". Malang: Penerbit Gunung
Samudera.

Anda mungkin juga menyukai