Anda di halaman 1dari 3

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat Rahimakumullah

Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam


agamanya dan Muhammad rasulnya, ia harus senantiasa memahami
arti ikrar ini dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas
kehidupannya. Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan
nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi aman maupun terancam.

Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena umat, kita menyadari


bahwa tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik
tentang Islam mampu meimplementasikan dalam seluruh kisi-kisi
kehidupannya. Dan orang yang mamupu mengimplementasikannya
belum tentu bisa bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu
komitmen dan istiqamah dalam memegang ajarannya dalam sepanjang
perjalanan hidupnya.

Jama’ah shalat Jumat yang Dimuliakan Allah….

Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau


melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa
pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata “qaama” yang
berarti berdiri.

Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus


besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh
pendirian dan selalu konsekuen. Secara terminologi, istiqomah bisa
diartikan dengan beberpa pengertian;

 Abu Bakar Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqamah ia menjawab;


bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan
Allah dengan apa dan siapapun)
 Umar bin Khattab r.a. berkata: “Istiqamah adalah komitment terhadap
perintah dan larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipu
musang”
 Hasan Bashri pernah berkata: “Istiqamah adalah melakukan ketaatan
dan menjauhi kemaksitan.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah….

Jadi muslim yang beristiqamah adalah muslim yang selalu


mempertahankan keimanan dan aqidahnya dalam situasi dan kondisi
apapun, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Ia bak
batu karang yang tegar mengahadapi gempuran ombak-ombak yang
datang silih berganti.

Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degredasi dalam


perjalanan hidupnya. Ia senantiasa sabar dalam memegang teguh tali
keimanan.

Dari hari ke hari semakin mempesona dengan nilai-nilai kebenaran


dan kebaikan Islam. Ia senantiasa menebar pesona Islam baik dalam
ruang kepribadiannya, kehidupan keluarga, kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Itulah cahaya yang selalu menjadi
pelita kehidupan. Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu
istiqomah dalam sepanjang jalan kehidupan. Allah berfirman

“Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya karena kekufuran)


kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya
yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-
tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat
keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir
itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: Al-
An’am:122)

‫َبِص ْيٌر‬ ‫َفاْسَتِقْم َك َم آ ُاِم ْر َت َو َم ْن َتاَب َم َع َك َو اَل َتْطَغ ْو ۗا ِاَّنٗه ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

“Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar,


sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang
telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS: Hud:112).

‫ِاَّن اَّلِذ ْيَن َقاُلْو ا َر ُّبَنا ُهّٰللا ُثَّم اْس َتَقاُم ْو ا َفاَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنْو َۚن‬

‫ٰۤل‬
‫ُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب اْلَج َّنِة ٰخ ِلِد ْيَن ِفْيَهۚا َج َز ۤا ًء ۢ ِبَم ا َكاُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami


ialahAllah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak
adakekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS: Al-Ahqaf [46]:13-14)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…..

5 Tips Istiqamah

Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa harus senantiasa


dipertahankan oleh setiap muslim. Hal ini disebabkan kesucian
dan ketakwaan ini bisa mengalami pelarutan, atau bahkan
hilang sama sekali.

Namun, ada beberapa tips yang membuat seorang muslim bisa


mempertahankan nilai ketakwaan dalam jiwanya, bahkan
mampu meningkatkan kualitasnya. Tips tersebut adalah
sebagai berikut;

Pertama, Muraqabah

Muraqabah adalah perasaan seorang hamba akan kontrol ilahi


dan kedekatan dirinya kepada Allah. Hal ini diimplementasikan
dengan mentaati seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh
larangan-Nya, serta memiliki rasa malu dan takut, apabila
menjalankan hidup tidak sesuai dengan syariat-Nya.

‫ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِفْي ِس َّتِة َاَّياٍم ُثَّم اْس َتٰو ى َع َلى اْلَع ْر ِۚش َيْع َلُم َم ا َيِلُج ِفى‬
‫اَاْلْر ِض َوَم ا َيْخ ُرُج ِم ْنَها َوَم ا َيْنِز ُل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َوَم ا َيْعُرُج ِفْيَهۗا َو ُهَو َم َع ُك ْم َاْيَن َم ا ُكْنُتْۗم‬
‫َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َبِص ْيٌۗر‬

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:


Kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Dia mengetahui apa
yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya
dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya.
Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS: Al-Hadid: 4)

Rasulullah ‫ﷺ‬. bersabda-ketika ditanya tentang ihsan,

‫َأْن َتْعُبَد َهَّللا َك َأَّنَك َتَر اُه َفِإْن َلْم َتُك ْن َتَر اُه َفِإَّنُه َيَر اَك‬
“Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-
Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia
melihat kamu.” (HR: Bukhari)

Kedua, Mu’ahadah

Mu’ahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang


atas nilai-nilai kebenaran Islam. Hal ini dilakukan kerena ia
telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan Allah
SWT.

Ada banyak ayat yang berkaitan dengan masalah ini, di


antaranya adalah sebagai berikut.

‫َو َاْو ُفْو ا ِبَع ْهِد ِهّٰللا ِاَذ ا َعاَهْد ُّتْم َو اَل َتْنُقُضوا اَاْلْيَم اَن َبْعَد َتْو ِكْيِد َها َو َقْد َجَع ْلُتُم َهّٰللا َع َلْيُك ْم‬
‫َك ِفْياًل ۗ ِاَّن َهّٰللا َيْع َلُم َم ا َتْفَع ُلْو َن‬

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji


dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu,
sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah
sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”
(QS: An-Nahl: 91).

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتُخ ْو ُنوا َهّٰللا َو الَّرُسْو َل َو َتُخ ْو ُنْٓو ا َاٰم ٰن ِتُك ْم َو َاْنُتْم َتْع َلُم ْو َن‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga)
janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS: Al-
Anfal: 27)

Ketiga, Muhasabah

Muhasabah adalah usaha seorang hamba untuk melakukan


perhitungan dan evaluasi atas perbuatannya, baik sebelum
maupun sesudah melakukannya.

Allah berfirman;

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌرۢ ِبَم ا‬
‫َتْع َم ُلْو َن‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah


dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS: Al-Hasyr: 18)

‫ َو َعِمَل‬,‫ الَكِّيس َم ْن َداَن َنْفَس ُه‬: ‫َع ْن أبي َيْع َلى َشَّداِد ْبن َأْو ٍس عن الَّنبّي ﷺ َقاَل‬
: ‫ وتَم َّنى َع َلى ِهَّللا رواه الِّتْر ِم ذُّي وقاَل‬,‫ َو اْلَع اِج ُز َم ْن َأْتَبَع َنْفَس ه َهواَها‬,‫ِلما َبْعَد اْلمْو ِت‬
‫ أي حاسبها‬:)‫ معني (دان نفسه‬:‫ وقال الترمذي وغيره من العلماء‬, ‫حديٌث َحَس ٌن‬

Dari Syaddad bin Aus dari Nabi ‫ ﷺ‬bersabda: ”Orang yang


cerdas adalah orang yang menyiapkan dirinya dan beramal
untuk hari setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh
adalah orang yang jiwanya selalu mengikuti hawa nafsunya
dan hanya berangan-angan kepada Allah.” (HR: Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai