Anda di halaman 1dari 8

BAB II

2.1 Pengertian Adab

Kata adab adalah kosa-kata bahasa arab yang berasal dari tashrhifan (Adab –
Ya’dubu) yang berarti mengundang atau mengajak.dinamakan adab karena ia mengajak
manusia kepada perbuatan yang terpuji dan mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar.

Adab adalah melatih diri dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia.Adab adalah
perhiasan yang indah yang dianugerahkan Allah swt, kepada hambanya dan sebagai
penyanggah akal sehatnya.Adab adalah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dan
meninggalkan perbuatan yang sia-sia, karena kemuliaan itu adalah dengan adab dan akal
bukan dengan nasab, harta dan kedudukan.
Barangsiapa yang tercela akhlaknya tidak berguna nasab dan kedudukannya serta sia-sia
harta bendanya.Adab adalah bagian yang terpenting dari agama yang mulia ini. dan adab
syar’iyyah itu adalah adab yang membedakan seorang muslim dari selainnya dengan
kepribadian yang kokoh serta perilaku yang berpekerti luhur, tercermin pada tindak-
tanduknya kemulian, ketinggian dan keagungan islam.

ADAB LEBIH TINGGI DARI PADA ILMU (AL ADABU FAUQOL ILMI)
saking pentingnya adab dalam islam, Hubungan antara suami istri, buang hajat, makan,
minum dan lain sebagainya diwajibkan memakai adab.

BARANG SIAPA TIDAK MEMPUNYAI ADAB MAKA IA SEPERTI LALAT.


(MAN LAISA AL-ADAB KA DUBAB) yang seenaknya hinggap di segala tempat yang ia
kehendaki, ia tidak memandang tempat siapa yang ia hinggapi, ia tidak memandang makanan
siapa yang ia hinggapi, mau pejabat pemerintah, mau orang kaya, orang miskin dan mau
siapa saja ia tidak peduli. Itulah gambaran orang yang tidak mempunyai adab dan tatakrama.

2.2 Bagaimana Adab Terhadap Diri Sendiri

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya dan merugilah orang


yang mengotorinya.” (QS.Asy-Syam: 10).

  Seorang muslim tentunya menginginkan kehidupan bahagia baik di dunia maupun di


akhirat. Kebahagiaan tersebut tidak mungkin bisa diraih kecuali dengan jalan memperhatikan
kesucian hati. Sebagaimana kesengsaraan di dunia dan akhirat disebabkan oleh rusak dan
kotornya hati. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam telah bersabda dalam suatu
hadits:

ُ‫ َأاَل َو ِه َي ْالقَ ْلب‬،ُ‫ فَ َس َد ْال َج َس ُد ُكلُّه‬،‫َت‬


ْ ‫ َوِإ َذا فَ َسد‬،ُ‫صلَ َح ْال َج َس ُد ُكلُّه‬ َ ‫ ِإ َذا‬،ً‫َأاَل َوِإ َّن فِي ْال َج َس ِد ُمضْ َغة‬
ْ ‫صلَ َح‬
َ ،‫ت‬
  
Artinya: “Sesungguhnya di jasad (manusia) ada segumpal daging, bila dia baik maka
baiklah seluruh tubuhnya, bila dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah dia
adalah Qolbun”.(HR.Bukhari&Muslim)

  Kebersihan jiwa bisa didapat dengan jalan memperbaiki keimanan dan beramal
sholih, sedangkan yang mengotori  jiwa adalah mengerjakan perbuatan buruk berupa dosa
dan kemaksiatan.  Agar jiwa tetap terjaga kebersihannya, hendaklah seorang muslim 
memperhatikan adab-adab kepada diri sendiri dalam kesehariannya. 
Diantara adab seorang muslim kepada dirinya sendiri agar tetap terjaga kesuciannya
adalah sebagai berikut :
 
1.AtTaubah(bertaubat). 
Yang dimaksud dengan at taubah adalah meninggalkan seluruh dosa-dosa dan
maksiat, menyesali semua dosa yang telah dikerjakan dan bertekad kuat tidak akan
mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut.  Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:

َ‫ َوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِميعًا َأيُّهَ ْال ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ 
  
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertobatlah kamu sekalian kepada Allah,
mudah-mudahan kamu beruntung.” (QS. An Nur : 31).
Nabi  Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia bertobatlah kalian
kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertobat kepada Allah 100 kali sehari.” Padahal
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam adalah seseorang yang dosa-dosanya telah diampuni
Allah, baik yang terdahulu maupun yang akan datang, maka bagaimanakah seharusnya
amalan orang-orang yang jauh dari zaman kenabian? Tentu lebih utama lagi untuk banyak-
banyak memohon ampunan kepada Allah.

2.Al Muroqobah(merasadiawasiAllah)
Al Muroqobah adalah perasaan senantiasa merasa diawasi oleh AllahSubhanahu wa
Ta’ala  dalam segala gerak-geriknya. Meyakini Allah mengetahui sesuatu yang dirahasiakan,
melihat semua perbuatan yang dia lakukan.

Inilah inti dari ayat:

‫َوا ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َما فِي َأ ْنفُ ِس ُك ْم فَاحْ َذرُوهُ َوا ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َحلِي ٌم‬
  Artinya: “Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka
takutlah kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah : 235).
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah
seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya sesungguhnya Dia
melihatmu.” (Muttafaqun ‘Alaih)”. Ulama-ulama terdahulu sangat memperhatikan hal ini,
sehingga mereka merasa yakin, Allah Maha Melihat segala perbuatan-perbuatannya.

3.   AlMuhassabah(introspeksidiri)
Tatkala seseorang hamba beramal sholih siang dan malam untuk meraih kebahagiaan
di negeri akhirat, maka sepantasnya dia mengoreksi amalan-amalan wajibnya, lalu berikutnya
amalan-amalan sunnahnya. Lalu dia mengkoreksi diri atas dosa-dosa dan maksiat yang telah
dia lakukan. Dan tidak lupa dipenghujung hari, dia bersendiri sesaat untuk mengoreksi 
amalan-amalannya seharian. Jika ada kekurangan dalam amalan-amalan wajib maka dia
segera menggantinya. Jika dia terjatuh dalam kesalahan dan dosa dia segera meminta ampun
kepada Allah dan mengikutin dengan amal sholeh
Inilah makna muhasabah dan ini termasuk salah satu cara terbaik untuk mensucikan
hati. Dalil wajibnya muhasabah adalah:

ْ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َما قَ َّد َم‬  
َ‫ت لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
 
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Hasyr: 18)

Lafadz ٌ‫ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفس‬Ini adalah perintah untuk mengkoreksi diri atas amalan yang telah
dilakukan. 
4. Al Mujahadah  (bersungguh-sungguh)
Maksudnya seorang muslim menyadari bahwa sebesar-besar musuh dari musuh-
musuh yang ada  adalah nafsunya yang berada pada dirinya. Dimana nafsu tersebut secara
tabiat mengajak kepada kejelekan, menjauhi dari kebaikan dan memerintahkan kepada
keburukan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:
َ ‫َو َما ُأبَ ِّرُئ نَ ْف ِسي ِإ َّن النَّ ْف‬
‫س َأَل َّما َرةٌ بِالسُّو ِء ِإاَّل َما َر ِح َم َربِّي ِإ َّن َربِّي َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan,  kecuali nafsu yang diberi rahmat Robbku. Sesungguhnya
Robbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.Yusuf : 53)

Dengan prinsip Al Mujahadah ini seseorang muslim bersungguh-sungguh untuk


memalingkan dirinya dari ajakan nafsu yang mengajak kepada keburukan dan kehinaan serta
memaksa dirinya secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam menempuh jalan kebaikan dan
jalan keburukan, maka Allah akan menunjukkan jalan menuju kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman:
َ‫َوالَّ ِذينَ َجاهَدُوا فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُسبُلَنَا َوِإ َّن هَّللا َ لَ َم َع ْال ُمحْ ِسنِين‬
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) kami maka akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang
yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut : 60).
Dengan berbekal empat hal tersebut diatas yakni At Taubah, Al Muroqobah, Al
Muhasabah dan Al Mujahadah, seorang muslim akan mendapatkan kehidupan yang
mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan menjalankan empat hal tersebut
dengan sungguh-sungguh berarti seorang muslim telah menunaikan adab terhadap diri
sendiri. 
2.3 Macam Macam Adab Terhadap Diri Sendiri
1.Berakhlak terhadap jasmani.
a.Menjagakebersihandirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan secara
menyeluruh meliputi pakaian dan juga tubuh badan. Rasulullah memerintahkan sahabat-
sahabatnya supaya memakai pakaian yang bersih, baik dan rapi terutamanya pada hari
Jum’at, memakai wewangian dan selalu bersugi.

b. Menjaga makan minumnya.


Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau melampau di tegah dalam
Islam. Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, satu pertiga untuk minuman,
dan satu pertiga untuk bernafas.

c.Tidak mengabaikan latihan jasmaninya


Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan, walau
bagaimnapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam tanpa mengabaikan hak-
hak Allah, diri, keluarga, masyarakat dan sebagainya, dalam artikata ia tidak mengabaikan
kewajiban sembahyang, sesuai kemampuan diri, menjaga muruah, adat bermasyarakat dan
seumpamanya.

d.Rupa diri
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah
mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan seumpamanya. Islam
adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Sesetengah
orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan tindakannya sebagai zuhud dan
tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawadhuk tidak
melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya
asalkan tidak melampau dan takabbur.

2.Berakhlak terhadap akalnya


a.Memenuhi akalnya dengan ilmu
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambi sesuatu yang
memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya membangun potensi akal hingga
ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu.
Ilmu fardh ‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah diutamakan karena
ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan cukup umur. Pengabaian
ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak terhada akalnya.
b. Penguasaan ilmu

Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya manusia
dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan kealfaan ummat
terhadap pengabaian penguasaan ilmu ini.

Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab Allah,
bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah, sejarah sahabat,
ulama, dan juga sejarah Islam, hukum hakam ibadat serta muamalah.
Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkap pikirannya kepada segala
bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu berlaku dengan cepat.
Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi dan Syiria.
Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat yang memahami kepentingan menguasai bahasa
asing, beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan,
dan apabila berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh
mereka.
3. Berakhlak Terhadap Jiwa

Manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu juga
dengan jiwa. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada beberapa cara
membersihkan jiwa dari kotorannya, antaranya:
a. Bertaubat
b. Bermuqarabah
c. Bermuhasabah
d. Bermujahadah
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri majlis Iman
 
2.4 Bagaimana Adab Terhadap Sesama

1.saling kenal mengenal

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetetahui lagi Maha
Mengenal."

Al-Hujurat, 49: 13
2.Bersaudara Karena ALLAH

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah


hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu
lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran
yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang."

Al-Hujurat, 49: 10-12

3.Mudah Tersenyum

Dari Abu Dzar, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Senyummu pada wajah
saudaramu adalah sedekah, ajakanmu kepada kebaikan dan pencegahanmu terhadap
keburukan adalah sedekah, petunjukmu kepada orang yang tersesat yang bertanya kepadamu
adalah sedekah, penyingkiranmu akan batu, duri, dan tulang dari jalan adalah sedekah,
penuanganmu dari bejanamu kepada bejana saudaramu adalah sedekah."

HR at-Tirmidzi (1956). Disahkan al-Albani dalam ash-Shahihah (II: 572).

4.Memberikan Salam

Dari Abu Hurairah, ia telah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Demi Dzat yang
dirinya berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Dan
kalian tidak akan beriman (dengan sempurna) sehingga kalian saling mencintai. Maukah
kalian kuberitahu sesuatu yang jika kalian kerjakan, niscaya kalian akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kalian."

HR at-Tirmidzi (2688)
5.Saling Simpati Dan Empati

Dari Anas radhiyallahu anhu, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda: "Tidak sempurna iman
salah satu dari kalian sehingga ia: cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya
sendiri (berempati bagi saudaranya). "

HR al-Bukhari (13)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata adab adalah kosa-kata bahasa arab yang berasal dari tashrhifan (Adab –
Ya’dubu) yang berarti mengundang atau mengajak.dinamakan adab karena ia mengajak
manusia kepada perbuatan yang terpuji dan mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar.

adapun cara ber adab dengan sesama yaitu:

1.saling kenal mengenal

2.bersaudara karena ALLAH

3.mudah tersenyum

4.memberikan salam bagi sesama muslim

5.saling simpati dan empati.

Daftar Pustaka

http://darulatiiq.heck.in/pengertian-adab-dalam-islam.xhtml

http://www.daarulhaditssumbar.or.id/2013/12/adab-adab-kepada-diri-sendiri.html
BAB I

PENDAHULUAN

1 . Latar Belakang Masalah


Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk
beribadah. Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan
menjauhi segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia
diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan semua yang ada untuk
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membeci manusia yang
melakukan tindakan merusak yang ada. Maka karena Allah SWT membenci tindakan yang
merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu, dia sadar bahwa jika
melakukan per buatan terlarang akan berakibat pada kesengsaraan hidup di dunia dan
terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat hidup yang sebenarnya.
Arti akhlak secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M)
mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam
Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua; pertama; akhlak
yang baik/mulia dan kedua; aklak yang buruk/tercela.

2 . Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian adab!
2. Bagaimana adab terhadap diri sendiri!
3. Macam macam adab terhadap diri sendiri!
4.Bagaiman adab terhadap sesama

3 . Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang akhlak terhadap diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai