Anda di halaman 1dari 23

AKHLAQ

Oleh :
Abu Dhiyaul Hirzi
AKHLAQ
A. PENGERTIAN AKHLAQ
B. PEMBAGIAN AKHLAQ
C. PEMBINAAN AKHLAQUL KARIMAN
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
D. HUBUNGAN AKHLAQ DENGAN
TASAWUF
PENGERTIAN AKHLAQ

 KATA AKHLAQ MERUPAKAN BENTUK


JAMAK DARI KATA “KHULUQ” DAN BERARTI
TINGKAH LAKU, PERANGAI, TABIAT,
 SECARA ETIMOLOGI AKHLAQ BERARTI
KEKUATAN JIWA YANG MENDORONG
PERBUATAN SECARA SPONTAN TANPA
DIPIKIRKAN TERLEBIH DAHULU
 ARTINYA BAHWA AKHLAQ BERARTI
KUALITAS PRIBADI YANG TELAH MELEKAT
PADA JIWA.
AKHLAQ

MAHMUDAH/ MADZMUMAH/
BAIK BURUK

BALASAN
DALIL TENTANG AKHLAQUL KARIMAH DAN AKHLAQUL MADZMUMAH

‫ِاَّن ـا َاْر َس ْلـنـَك ِبْالَح ِّق َب ِش ْيًر ا َّو َن ِذ ْيًر ا َّو َال ُتْس َأُل َع ْن َاْص حِب ْالَج ِح ِمْي‬
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan
kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab)
tentang penghuni-penghuni neraka. [Al-Baqarah : 119]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati


Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui. (Al Anfal: 27)
MENYEMPURNAKAN
AKHLAQ

VISI RASULULLAH RAHMATAN LIL


ALAMIN

BERTAUHID
KEPADA ALLAH

‫ال‬ ‫ْخ‬‫َّن َم ا ُبِع ْث ُت ُألَت ِّم َم َم َك ا َم اَأل‬


‫ِق‬ ‫ِر‬ ‫ِإ‬
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlak.” (HR. Ahmad)
Syarat mengapa suatu perbuatan dapat di
katakan ahlak :

 Dilakukan secara spontan


 Dilakukan secara terus menerus
contoh :
sholat sunnah
sedekah
baca quran dan dzikir
Firman Allah Swt :
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat biji dzarrah pun, niscaya
Dia (Allah) akan memberikan
Balasanya, dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan Sebesar biji dzarrah pun,
niscaya Dia (Allah) akan memberikan
balasannya pula.
(QS. Az-Zalzalah : 7-8)
Bagaimana AKHLAQ kita
kepada Allah Swt ?
 Pertama: Membenarkan berita yang
datang dari Allah subhanahu wata’ala
Maksudnya adalah seseorang tidak boleh ragu dan bimbang
dalam membenarkan berita yang datang dari Allah, karena
berita dari Allah bersumber dari ilmu Allah yang paling benar
perkataannya.
Allah ta’ala berfirman:

‫َم ْن َأْص َد ُق ِمَن ِهَّللا َح ِديًث ا‬


“Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari
pada Allah?” (An Nisa: 87)
 Kedua: Menerima hukum-hukum
yang Allah tetapkan dengan
mengamalkannya
Tidaklah sepantasnya bagi seseorang untuk
menolak hukum Allah. Apabila seseorang menolak
hukum Allah maka apa yang dia lakukan adalah
bentuk AKHLAQ buruk kepada Allah. Sama saja
penolakan itu dalam bentuk pengingkaran, atau
sombong tidak mau mengamalkan, menolak atau
menyepelekan pengamalannya.
. Ketiga: Menerima takdir Allah
dengan sabar dan tawakal
 Kita semua telah mengetahui bahwa takdir-takdir Allah
yang menimpa mahluk-Nya tidak semua sesuai
dengan keinginan si hamba. Ada sesuai dengan
keinginan kita, adapula yang bertentangan dengan
keinginan kita. Misalnya sakit, keadaan seperti ini
bukan keinginan kita. Semua manusia tentu ingin
sehat.Contoh yang lainnya misalnya kemiskinan. Ini
juga bukan keinginan kita. Setiap manusia pasti ingin
hidup kaya atau berkecukupan.
 Akan tetapi takdir Allah dengan hikmah-Nya
bermacam-macam, sebagian ada yang disukai
manusia dan ia pun berlapang dada dengan takdir
tersebut. Dan sebagian lagi tidak disukai manusia.
Maka AKHLAQ yang baik kepada Allah berkenaan
dengan takdir-takdir-Nya adalah dengan ridha dengan
apa yang Allah takdirkan. Merasa tenang dan lapang
dengan takdir tersebut serta hendaknya kita menyadari
bahwa tidaklah Allah menakdirkan bagi kita seseuatu
Bagaimana akhlaq kita terhadap
Rasulullah Saw?

 Pertama : Menaati Rasulullah Saw. Baik yang


sesuai selera/tidak. Melaksanakan apa yang
beliau perintahkan sesuai kemampuan dan
menjauhi apa yang beliau larang.
 Qs. An-Nisa 80
 80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,
Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan
Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka
Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara
bagi mereka[321].
 Kedua : Membenarkan semua berita shahih
yang datang dari Rasulullah Saw. Allah telah
memberikan jaminan kebenaran setiap ucapan
yang keluar dari Rasulullah Saw. Karena apa
yang beliau ucapkan tidak lain adalah wahyu
dari Allah Swt. Firman Allah Qs. An-Najm 3-5

 “ Ayat 3. Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-


Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
 Ayat 4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).
 Ayat 5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang
sangat kuat.”
 Ketiga : Mendahulukan perkataan
Rasulullah Saw atas perkataan manusia,
dan membatasi diri beramal sesuai
dengan sunnahnya.
 Keempat : Mencintai ulama ( Sahabat,
tabi’in dan tabi’ut tabi’in)
 Kelima : Beramal hanya dengan tuntunan
Rasulullah Saw
Bagaimana AKHLAQ
terhadap sesama dan
lingkungan?
Kewajiban bagi seorang muslim terhadap
seorang muslim ada 6 macam :
1. Jika berjumpa mengucapkan salam
2. Jika diundang, maka datangilah
3. Jika meminta nasehat, maka berilah nasihat
4. Jika bersin lalu dia membaca “Alhamdulillah”,
maka doakanlah “Yarhamukallah”
5. Jika sakit maka jenguklah
6. Jika meninggal, maka antarkanlah
jenazahnya (HR. Bukhari-Muslim)
AKHLAQ baik terhadap sesama
manusia dibagi menjadi beberapa :

 Diri sendiri ( sabar, pemalu, santun,


rendah hati, lapang dada, suka pemaaf,
busana muslim dan muslimah, )
 Terhadap orang lain ( mengucapkan
yang paling baik, memaafkan, kasih
sayang terhadap sesama, mengucapkan
salam, berjabat tangan, menepati janji,
berlaku adil, mengutamakan yang lain,
menundukkan pandangan)
AKHLAQ tercela terhadap sesama
dibagi menjadi beberapa :

 Diri sendiri (boros, serakah, pengecut,


bersedih terhadap barang yang hilang,
membanggakan diri, buruk sangka, )
 Sesama ( memanggil dengan gelar yang
buruk, menghina, mencela, perselisihan,
mencuri dengar, gibah, adu domba,
senda gurau, menipu)
Lima Langkah Meraih
Akhlaq Mulia
Pertama:
Hendaknya seseorang senantiasa memperhatikan
dalil-dalil dari Al Quran dan As Sunnah yang
berkaitan dengan keutamaan akhlaq yang terpuji.

Kedua:
Berteman dengan orang-orang shalih yang
berakhlaq mulia, yang dikenal dengan ilmu dan
amanahnya.
 Ketiga:
Hendaknya seseorang memperhatikan apa
yang diakibatkan oleh AKHLAQ yang buruk,
 Keempat:
Hendaknya dia senantiasa menghadirkan
dalam benaknya gambaran AKHLAQ
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
 Kelima :
Senantiasa berdoa, meminta kepada Allah
agar dianugerahi akhlaq yang mulia
 Referensi:
Makarimul Akhlaq, Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Qutufun min Syamaaili Muhammadiyyah, Asy Syaikh Muhammad
bin Jamil Zainu
HUBUNGAN AKHLAQ DENGAN TASAWUF

Pengertian Tasawuf
Istilah tasawuf berasal dari kata sufi yang artinya suci. Tasawuf memang
berasal dari golongan para sufi yang senantiasa menghubungkan ajaran
agama dengan perasaan cinta mendalam dan kesucian hati. Untuk itu,
tasawuf diartikan sebagai penyucian hati dan menjaganya agar tidak
mendapatkan cedera, kotor, dan selanjutnya dapat menjadikan hati jernih
serta harmonis dengan hubungan antara manusia dan Tuhan.
Ilmu Tasawuf sendiri menjelaskan mengenai cara cara mengembangkan
ruhani manusia untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam derajat
tertentu, terdapat istilah Ma’rifat yang berarti telah bersatu dengan Tuhan.
Itulah yang menjadi pencapaian tertinggi atau tujuan tertinggi dari tasawuf.
Tasawuf mengedepankan kedisiplinan dalam beribadah, konsentrasi
terhadap tujuan hidup menuju kepada Allah, serta membebaskan diri dan
keterikatan manusia dengan kehidupan duniawi. Tasawuf mengajarkan
untuk tidak mencintai dunia yang fana serta mengharapkan hanya
keridhoan Allah semata. Dunia yang fana hanya akan membuat manusia
lupa akan cinta pada yang sebenarnya yaitu hakikat cinta hanya kepada
Allah SWT. Untuk itu, hal-hal yang duniawi tentu akan dijauhi dan dikurangi
oleh orang-orang sufi.
Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada
yang bertentangan secara substansi. Akhlak islam
menginginkan umat islam mendapatkan kemuliaan akhlak
berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun menuju
kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam
berlandaskan 3 hal yang telah disebutkan di atas,
sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan jiwa.
Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang
berbeda, namun secara tujuan tidaklah bertentangan.
Ajaran Tasawuf dan akhlak sama-sama tidak
menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi.
Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan
Tasawuf :

1. Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT


2. Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
3. Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat

Untuk memuliakan akhlak sejatinya kita juga bisa kembali melaksanakan sunnah
rasul. Tasawuf tentu tidak dilarang secara praktik jika tidak ada hal yang
bertentangan dengan Al-Quran, Sunnah, rukun iman, rukun islam, dan fungsi
agama. Hal ini dapat diperkuat misalnya dengan cara melaksanakan Sunnah
Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan
Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam
Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
SELESAI

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai