Anda di halaman 1dari 13

1.

Kedekatan Hubungan Nabi dan Abu bakar


Nabi Muhamad dan abu bakar memiliki hubungan dekat dengan
rasullullah dalam banyak hal. Abu bakar lah yang dipilih oleh rasullullah
untuk menemaninya untuk hijrah dari mekkah ke madinah. Dia lah yang
menenangkan apabila nabi merasa was-was memikirkan masa depan
tentaranya yang sedang perang di badar. Dialah yang dipilih nabi menjadi
imam sholat ketika dia sakit, dan abu b akar selalu ikut dan menemani nabi
dengan semua peperangan nabi dam selalu ada disisi nabi. Abu bakar juga
adalah menantu nabi karena istri nabi, Aisyah adalah putri abu bakar. Suku
abu bakar, Taym dan suku nabi saw, Hasyim ( keduanya merupakan bagian
dari suku qursy ) berada dalam blok yang sama dalam konfedarasi Hilf al-
Fudul.

2. Asal usul Abu Bakar di juluki as-shiddiq


Asal usul abu bakar di juluki as-shiddiq adalah ketika orang-orang
quraisy serentak menolak cerita nabi tentang isra-mikraj, namun abu bakar
menerimanya. Ketika para sahabat menolak rencana nabi melakukan
perjanjian Hudaybiyah, abu bakar menerimanya. Demikian waktu mengepung
thaif dia juga pertama kali mengetahui tujuan ekpedisi yang terakhir dengan
penaklukan mekah. Dan abu bakar di tunjuk untuk memimpin haji tahap 9 H
sebelum nabi wafat.

3. Titik letak keberhasilan Abu Bakar


Titik letak keberhasilan abu bakar adalah pada keteguhannya dalam
mengambil sebuah keputusan dan konsisten dengan menjalankan pilihan
tersebut walaupun mendapatkan kritikan dari orang-orang terdekatnya.
Akhirnya, karena orang tahu bahwa abu bakar hanya menginginkan kebaikan
bukan untuk dirinya tetapi untuk kebanyakan orang,maka para pengkritiknya
pun menerimanya.
4. Kandungan Qs. Ali-imran : 104
Dimana adalah anjuran untuk berdakwah dimana Kalaulah tidak
semua anggota masyarakat dapat melaksanakan fungsi dakwah, maka
hendaklah ada beberapa orang melaksanakan fungsi dakwah, untuk diteladani
dan didengar nasihatnya. Mereka mengajak secara terus-menerus tanpa bosan
dan lelah kepada kebajikan, yakni petunjuk-petunjuk Ilahi, menyuruh
masyarakat kepada yang ma’ruf, yakni nilai-nilai luhur serta adat istiadat yang
diakui baik oleh masyarakat mereka, selama hal itu tidak bertentangan dengan
nilai-nilai Ilahiyah, dan mencegah mereka dari yang munkar; yakni yang
dinilai buruk lagi diingkari oleh akal sehat masyarakat. Mereka yang
mengindahkan tuntunan ini dan yang sungguh tinggi lagi jauh martabat
kedudukannya itulah orang-orang yang beruntung, mendapatkan apa yang
mereka dambakan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Perintah berbuat kebaikan dan melarang perbuatan buruk pada
dasarnya ingin menjadikan bumi - sebagai tempat hidup manusia - ini aman
dan makmur sesuai dengan cita-cita Nabi Saw. pada negara Madinah, 14 abad
yang lalu. Sekaligus menghambat dan meniadakan tradisi buruk yang merusak
bumi. Perusakan dibumi dapat terjadi manakala masyarakat telah
melanggengkan tradisi buruk yang kemudian dianggap baik, karena perbuatan
itu telah dibiasakan bertahun-tahun. Kalau demikian, masyarakat telah
membiarkan secara terus menerus kegiatan yang bertentangan dengan fitrah
kemanusiaan yang pada dasarnya ingin kedamaian ke arah yang merendahkan
harkat dan martabat kemanusiaan.Paling tidak ada dua hal yang perlu
digarisbawahi berkaitan dengan ayat di atas.
a. Nilai-nilai Ilahi tidak boleh dipaksakan, tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik. Sekadar mengajak yang
dicerminkan antara oleh kata mengajak, dan oleh firman-Nya:
ُ‫ك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِٱلَّتِى ِه َى أَحْ َسن‬
َ ِّ‫ع إِلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫“ ٱ ْد‬
Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijaksana, nasihat (yang
menyentuh hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang
lebih baik.” (QS. an-Nahl : 125).
Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam
yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan,
bilamana nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena
itu pada ayat ini diperintahkan agar supaya di antara umat Islam ada
segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas
menyerukan kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan
mencegah dari yang mungkar (keji). Dengan demikian umat Islam akan
terpelihara daripada perpecahan dan infiltrasi pihak manapun.
Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi
dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk. Siapa saja yang ingin
mencapai kemenangan. maka ia terlebih dahulu harus mengetahui
persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya, yaitu: kemenangan
tidak akan tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan
terwujud melainkan dengan persatuan.
b. Kesepakatan Umum Masyarakat (al-Ma’ruf).
Kesepakatan tersebut sewajarnya diperintahkan, demikian juga al-
Munkar seharusnya dicegah. Baik yang memerintahkan dan yang
mencegah itu pemilik kekuasaan maupun bukan. Sebagaimana sabda
baginda Nabi Saw berikut : “Siapapun di antara kamu melihat
kemunkaran maka hendaklah dia mengubahnya (menjadikannya ma’ruf
dengan tangan/kekuasaan-Nya, kalau dia tidak mampu (tidak memiliki
kekuasaan), maka dengan lidah/ucapannya, kalau (yang ini pun) dia tidak
mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemahlemah iman.” Demikian
sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi Hadith antara
lain Imam Muslim, At Tirmidzi dan Ibn Majah melalui sahabat Nabi Saw.,
Abu Sa’id al-Khudri. Di sisi lain, karena keduanya merupakan
kesepakatan satu masyarakat, maka kesepakatan itu bisa berbeda antara
satu masyarakat muslim dengan masyarakat muslim yang lain, bahkan
antara satu waktu dan waktu lain dalam satu masyarakat tertentu. Dengan
konsep ma’ruf, Al-Qur`an membuka pintu yang cukup lebar guna
menampung perubahan nilai-nilai akibat perkembangan positif
masyarakat.

5. Terjemahan Qs. An-nahl : 125 Hukum dakwah


‫ َّل‬b‫ض‬ َ ‫و أَ ْعلَ ُم بِ َمن‬b َ َّ‫نُ ۚ إِ َّن َرب‬b‫ٱلَّتِى ِه َى أَحْ َس‬bbِ‫ ِد ْلهُم ب‬b‫ك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج‬
َ bُ‫ك ه‬ َ ِّ‫ع إِلَ ٰى َسبِي ِل َرب‬
ُ ‫ٱ ْد‬
َ‫عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوهُ َو أَ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِدين‬
Terjemah Arti: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Tafsir Quran Surat An-Nahl Ayat 125 Serulah (wahai rasul) oleh mu dan
orang-orang yang mengikutimu kepada agama tuhanmu dan jalanNya yang
lurus dengan cara bijakasana yang telah Allah wahyukan kepadamu di dalam
al-qur’an dan -sunnah. Dan bicaralah kepada manusia dengan metode yang
sesuai dengan mereka, dan nasihati mereka dengan baik-baik yang akan
mendorong mereka menyukai kebaikan dan menjauhkan mereka dari
keburukan. Dan debatlah mereka dengan cara perdebatan yang terbaik,
dengan halus dan lemah lembut. sebab tidak ada kewajiban atas dirimu selain
menyampaikan, Dan sungguh engkau telah menyampaikan, adapun hidayah
bagi mereka terserah kepada Allah semata. Dia lebih tahu siapa saja yang
sesat dari jalanNya dan Dia lebih tahu orang-orang yang akan mendapatkan
hidayah.

6. Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hadis HR. Muslim


Perumpamaan orang Muslim dalam hal kasih sayang dan tolong-menolong
yang terjalin antar mereka adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian
merasakan sakit maka seluruh bagian tubuh akan bereaksi, dengan tidak tidur
dan demam. ( HR. Muslim )
Oleh karena itu islam mewajibkan setiap pemeluknya untuk bertanggung
jawab terhadap saudaranya dan segenap umat manusia pada setiap waktu dan
keadaan. Sama sekali tidak ada tempat bagi orang egois dan individualis.
7. Arah perjalanan Dakwah rasullullah saw
a. Umum
 Mentauhidkan allah
 Menjadikan islam sebagai rahmat
 Menjadikan islam sebagai pedoman hidup
 Menggapai ridha allah
b. Khusus
 Membentuk kader berkepribadian islam
 Membentuk jamaah yang membina kader dan memperjuangkan
tegaknya daulah islamiyah
 Membentuk daulah islamiyah yang menerapkan seluruh ajaran
islam

8. Qs. Al- anbiyah : 107


Keimanan kepada allah SWT tentu harus membawa pada keyakinan
dan ketundukan pada seluruh hukum dan syariah-NYA. Allah SWT berfirman
:
َ‫َو َمٓا اَرْ َس ْل ٰنكَ اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْين‬
Terjemahan :Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.

Dengan demikian dakwah diarahkan untuk menyakinkan manusia


bahwa hukum-hukum allah SWT saja yang akan mendatangkan rahmat bagi
mereka, sedangkan hukum-hukum yang di buat oleh manusia adalah batil
serta tidak dapat mendatangkan rahmat dan kemaslahatan.
9. Tujuan dakwah
Tujuan dakwah islam adalah mengubah keadaan yang tidak islam menjadi
islami agar dapat mendekatkan diri kepada allah SWT. Karena itu,dakwah
bukan hanya sekedar mnyeruh untuk berbuat baik atau melarang berbuat
mungkar, melainkan harus disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan.
Secara rinci perubahan tersebut terlihat pada saat :
1. Menyeruh orang kafir agar masuk islam
2. Menyeruh orang islam agar melaksanakan hukum islam secara total.
3. Menegakkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran baik yang
dilakukan oleh individu , kelompok maupun negara.

10. Kunci kebangkitan Islam dan Kaum Muslimin


Adalah kunci kebangkitan dari taraf berfikir : dari berfikir hewani yang hanya
sekedar berfikir untuk hidup meningkat menjadi berfikir manusiawi yang
didasarkan pada ideologi tertentu demi memperjuangkan kemuliaan manusia.
Berfikir ideologis inilah yang telah mengantarkan umat islam dulu mampu
bangkit bahkan menguasai dunia meskipun mereka hanya berkendara kuda
dan unta. Sebab, teknologi hanya sarana yang akan berubah mengikuti
peruabahan dunia. Adapun ideologi, terutama ideologi islam, tidak akan
pernah berubah. Ideologi islam tetaplah demikian sejak zaman nabi
muhammad saw,hingga hari ini ia tetap layak diterapkan atas manusia saat ini
dan menguasai dunia, sebagaimana halnya dlu, Hanya dengan menjadikan
islam sebagai ideology ( mabda ) kaum muslim akan bangkit, bergerak dan
menyelesaikan berbagai persoalannya.
11. Fatwah MUI tentang “Pakaian kerja Tenaga Medis , Perawat
perempuan “

Hal ini sesuai dengan :

1. firman allah SWT dalam beberapa surah yaitu :Qs. An Nur 31, Qs. Al
hajj 78, Qs. Al baqarah 195
2. hadis rasullullah saw : HR. Muslim, HR. Ahmad,ibnu majah,ibnu
hibban dan Abu daud.
Ketentuan umum:
Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan :
a. Pakaian kerja adalah pakaian yang digunakan ketika tenaga medis
perempuan sedang bertugas di bagian kritis, yang berhubungan
langsung dengan pasien.
b. Tenaga medis perempuan adalah tenaga medis yang betugas di bagian
kritis, yang berhubungan langsung dengan pasien,yang antara lain:
dokter, perawat. Tidak termasuk tenaga medis non klinis yang antara
lain bagian administrasi.

Ketentuan hukum :

a. Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua


telapak tangannya.
b. Tenaga medis perempuan dalam menjalankan tugasnya boleh
membuka aurat di bagian tangannya, sampai sebatas siku,jika ada
hajat ( kebutuhan yang mendesak ) terkait dengan masalah medis
c. Pakaian kerja harus terbuat dari bahan yang tidak tembus pandang
dan tidak menunjukkan lekuk tubuh.
12. Fatwah MUI tentang otopsi jenazah
Hal ini sesuai dengan :
1. Firman allah SWT : QS. Isra 70, QS. Al baqarah 29, QS. Yunus 92,
QS. Al mursalat 25-26.
2. Hadis nabi muhammad Saw: Kitab Al- Hawi al-kabir juz 3 hal 6
Ketentuan umum
Dalam hal ini yang di maksud dengan otopsi meliputi dua macam otopsi
yaitu otopsi forensik dan otopsi klinikal, yang dilakukan dengan tujuan
media legal untuk menentukan penyebab kematian untuk tujuan
pemeriksaan,penyelidikan,riset dan atau pendidikan.
Ketentuan hukum :
a. Pada dasarnya setiap jenazah harus dipenuhi hak-haknya. Dihormati
keberadaannya dan tidak boleh dirusak.
b. Otopsi dibolehkan jika ada kebutuhan yang ditetapkan oleh pihak yang
punya wewenang untuk itu.
c. Otopsi jenazah yang sebagaimana dimaksud angkah 2 harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Otopsi jenazah didasarkan kepada kebutuhan yang dibenarkan
secara syar’I ( seperti mengatahui penyebab kematian untuk
penyelidikan hukum, penelitian kedokteran, atau pendidikan
kedokteran ), ditetapkan oleh lembaga yang berwewenang dan
dilakukan oleh ahlinya.
 Otopsi merupakan jalan keluar segera terpenuhi hak-haknya,
seperti dimandikan, dikafani, di sholatkan, dan di kuburkan.
 Jenazah yang akan dijadikan obejek otopsi harus memperoleh izin
dari dirinya sewaktu hidup melalui wasiat, izin dari ahli waris dan
atau izin dari pemerintah sesuai degan ketentuan peraturan
perunang-undangan.
13. Sikap seorang Muslim yang di timpah Musibah Sakit dan sebagainya
Setiap manusia pasti pernah mengalami masalah atau tertimpa
musibah dalam hidupnya. Apapun musibahnya, mulai dari kehilangan
seseorang yang kita cintai, kehilangan harta benda yang kita punya, musibah
sakit, atau bahkan tertimpa musibah bencana alam yang melenyapkan hampir
semua yang kita miliki.Sebagai hamba Allah SWT, kita memang tak akan
luput dari berbagai macam cobaan atau musibah, baik berupa kesusahan
maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap
insan, yang beriman maupun kafir.
Karena Allah SWT telah berfirman:
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan
(QS Al-Anbiyâ’:35)
Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:
(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang
dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa
yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa
yang berputus asa.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi
masalah atau musibah? Untuk menjawab hal ini, kita kembali kepada salah
satu firman Allah Swt yang berbunyi:
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan
izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan
memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala
sesuatu (QS At-Taghâbun: 11)
Dari tafsiran di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya sikap kita
ketika menghadapi musibah adalah Ridha. Karena bahwasanya setiap musibah
yang datang adalah atas seizin Allah SWT, yang di mana pastinya selalu ada
hikmah dibalik datangnya musibah.
Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim
rahimahullâh mengatakan:
Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman
dalam (menjalankan agama) Allâh Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap
ridha dan ihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya).
Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka
adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban
musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat)
balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi
kesusahan dan musibah tersebut.
Sungguh Allâh Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya
yang artinya:
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika
kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap
dari Allâh apa yang tidak mereka harapkan.(QS An-Nisa: 104).
Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita
kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan
pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allâh Ta’ala.
14. Nasehat untuk Orang yang Sakit
Menghibur dan memberikan nasihat kesabaran kepada orang sakit
Ini peran kita ketika menjenguk dan menjaga orang sakit, mereka sangat
butuh hiburan, teman mengobrol untuk melupakan sejenak sakitnya.
Akan tetapi yang paling penting adalah kita ingatkan tentang akhirat
dan pahala yang sangat besar diakhirat kekal, dunia abadi yang tidak bisa
dibandingkan dengan dunia.Allah Ta’ala berfirman,
‫ٍ إِنَّ َما يُ َوفَّى الصَّابِرُوْ نَ أَجْ َرهُ ْم بِ َغي ِْر ِح َساب‬
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas“. (Surat Az Zumar : 10)
.Kita menghibur dengan hadits-hadits berikutnya:Nabi shallallahu
‘alihi wa sallam bersabda,
‫ب أَ ْه ِل ْالبَالَ ِء‬
ِ ‫يض ِم َّما يَ َروْ نَ ِم ْن ثَ َوا‬ ِ َ‫ت بِ ْال َمق‬
ِ ‫ار‬ َ ‫يَ َو ُّد أَ ْه ُل ْال َعافِيَ ِة يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة أَ َّن ُجلُو َدهُ ْم قُ ِر‬.
ْ ‫ض‬
”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong
dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya
pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.”
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
ُ‫ َحتَّى ْالهَ ُّم يُ ِه ُّمهُ؛ إِالَّ يُ َكفِّ ُر هللا‬،‫ب‬ َ ‫ َوالَ َو‬،‫ َز ٍن‬b‫ َوالَ َح‬،‫ب‬
ٍ b‫ص‬ ْ ‫صيْبُ ْال ُم‬
َ ‫ؤ ِمنَ ِم ْن ن‬b
ٍ b‫َص‬ ِ ُ‫َما ِم ْن َش ْي ٍء ي‬
‫بِ ِه َع ْنهُ ِسيِّئَاتِ ِه‬
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih
berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya
karenanya.”
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda
,ٌ‫َما يَ َزا ُل ْالبَالَ ُء بِ ْال ُم ْؤ ِم ِن َو ْال ُم ْؤ ِمنَ ِة فِي َج َس ِد ِه َو َمالِ ِه َو َولَ ِد ِه َحتَّى يَ ْلقَى هللاَ َو َما َعلَ ْي ِه خَ ِط ْيئَة‬
“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik
pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu
dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”
َ ْ‫الَ بَأ‬.
Menghibur dengan doa ketika menjenguk:ُ‫س طَهُوْ ٌر إِ ْن َشا َء هللا‬
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya
Allah.”
Contoh Aplikasinya:
Ketika rasa sakit agak mereda atau pasien baru bangun tidur, kita ajak
ngobrol ringan dan sedikit ajak bercanda. Karena terlalu serius juga bisa
membuat pasien jenuh. Jangan lupa coba ajak pasien jika mampu berjalan-
jalan sekitar kamar atau diluar kamar boleh sambil membawa infus jika
memang bisa. Agar pasien tidak jenuh.
Kita berusaha memasukkan kegembiraan kepada saudara muslim
kita.Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
‫“أفضل األعمال أن تدخل على أخيك المؤمن سرورا‬
Sebaik-baik amal Shalih adalah agar engkau memasukkan
kegembiraan kepada saudaramu yang beriman”[5].

Anda mungkin juga menyukai