PEMBUKAAN
Sebagai dasar pembentukan mental dan kepribadian generasi muda, manusia sebagai makhluk
sosial serta sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa pada hakekatnya mempunyai derajat dan hak-hak
yang sama dan saling memerlukan satu sama lainnya. Oleh karena itu generasi muda merupakan
potensi dalam mengisi pembangunan bangsa dan negara khususnya dalam bidang sosial, sesuai dengan
jiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar, sebagai organisasi yang merupakan wadah
aktivitas mahasiswa yang berorientasi pada pengabdian dan pelayanan tugas-tugas kemanusiaan,
dengan tidak membedakan warna kulit, golongan, suku bangsa, bahasa, bangsa, agama dan
kebudayaan.
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar merupakan wadah untuk berlatih organisasi
bagi mahasiswa STIKES YARSI BUKITTINGGI , maka disusunlah Organisasi dan Tata Kerja sebagai
berikut:
BAB I
LANDASAN HUKUM
Pasal 1
Organisasi dan Tata Kerja ini berlandaskan pada:
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI tahun 2009.
2. Pedoman Umum Korps Sukarela PMI yang diterbitkan oleh Markas Besar PMI tahun 2004.
3. Surat Keputusan tentang berdirinya Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar tahun 2017.
Pasal 2
1. Organisasi dan Tata Kerja ini disahkan dalam Musyawarah Anggota I Korps Sukarela Stikes Yarsi
Bukittinggi Sumbar tanggal 21 oktober 2019.
2. Organisasi dan Tata Kerja ini menjadi landasan yang mengatur dan mengikat mekanisme kerja
seluruh jajaran dalam Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 3
1. Organisasi ini bernama Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar
2. Organisasi ini didirikan di Bukittinggi pada tanggal 9 maret 2018 untuk batas waktu yang tidak
ditentukan.
3. Organisasi ini berkedudukan di STIKES YARSI BUKITTINGGI.
BAB III
ASAS, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 4
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar berasaskan Pancasila.
Pasal 5
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar bertujuan:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mahasiswa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, semangat kebangsaan dan cinta tanah air, berbudi pekerti yang luhur serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Menyiapkan mahasiswa agar menjadi sarjana yang sujana (Bijaksana dan pandai) dan mampu
mandiri.
3. Ikut berperan aktif pada kegiatan kepalangmerahan di dalam dan di luar perguruan tinggi.
4. Menyiapkan mahasiswa sebagai kader Palang Merah Indonesia.
5.
Pasal 6
Korps sukarela PMI Unit Stikes Yarsi Bukittinggi berfungsi:
1. Sebagai wadah aktivitas mahasiswa Stikes Yarsi Bukittinggi yang berorientasi pada pengabdian
dan pelayanan tugas kemanusiaan baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi dengan
melaksanakan Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,
yaitu: kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan.
2. Memberikan pembinaan pada umumnya kepada generasi muda yang bergerak dalam bidang sosial
kemanusiaan.
3. Sebagai wadah pengkaderan generasi muda dalam bidang sosial kemanusiaan.
BAB IV
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 7
Pasal 8
1. Pakaian Seragam adalah:
a. Pakaian seragam Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah pakaian yang
dilengkapi dengan tanda pengenal dan atribut tertentu yang dipakai dan digunakan oleh
anggota Korps Sukarela PMI dalam melaksanakan tugas organisasi.
b. Macam dan bentuk pakaian seragam Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar ada lima
macam, yaitu:
1). Pakaian seragam harian I (PSH I)
2). Pakaian seragam harian II (PSH II)
3). Pakaian seragam Lapangan I (PSL I)
4). Pakaian seragam lapangan II (PSL II)
5). Rompi lapangan
c. Penggunaan pakaian seragam Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah:
1). PSH I digunakan pada saat menjalankan tugas resmi di luar lingkungan STIKES YARSI
yang tidak bersifat lapangan, misalnya: upacara, rapat, di kantor, belajar mengajar,
undangan atau pada keadaan lain apabila pimpinan menganggap perlu.
2). PSH II digunakan pada saat menjalankan tugas resmi di dalam lingkungan STIKES
YARSI yang tidak bersifat lapangan, misalnya : upacara, rapat, di kantor, belajar
mengajar ,undangan dan keadaan lain apabila pimpinan menganggap perlu.
3). PSL I digunakan pada saat menjalankan tugas yang bersifat khusus, misalnya: penjagaan
intern STIKES YARSI, piket posko, latihan bersama dengan organisasi lain diluar PMI,
atau pada keadaan lain apabila pimpinan menganggap perlu.
4). PSL II digunakan pada saat menjalankan tugas-tugas di lapangan atau pada keadaan lain
apabila pimpinan menganggap perlu.
5). PSL III digunakan pada saat menjalankan tugas-tugas di lapangan dari PMI
6). Rompi lapangan digunakan pada saat menjalankan tugas-tugas yang bersifat khusus,
misalnya: piket posko, penjagaan insidentil atau pada keadaan lain apabila pimpinan
menganggap perlu.
7). Pakaian seragam dan tanda pengenal Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar
hanya dibenarkan dipakai pada waktu menjalankan tugas. Kepada mereka yang sengaja
melanggar ketentuan ini, pengurus akan mengambil tindakan seperlunya setelah
sebelumnya memberikan peringatan.
d. Untuk keperluan pakaian seragam anggota Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar
yang telah ditentukan penyediaan dan pembiayaannya menjadi kebijaksanaan pengurus.
2. Penggunaan Atribut Pakaian Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar
Atribut tambahan yang tidak menunjukkan tanda kualifikasi/keahlian/penghargaan tidak
diperkenankan untuk dipakai.
BAB V
PEMBINA DAN PENANGGUNG JAWAB
Pasal 9
Pembina Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah:
a. Ketua Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar
b. Ketua PMI Bukittinggi
Pasal 10
Penanggung jawab Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah
Pasal 11
Pembina teknis Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah:
1. Ketua PMI Bukittinggi.
2. Tenaga Dosen, Tenaga Administratif dan atau Tenaga profesional yang ditunjuk oleh Perguruan
Tinggi.
BAB VI
DEWAN PERTIMBANGAN PENGURUS
Pasal 12
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar membentuk Dewan Pertimbangan Pengurus (DPP)
yang bertugas:
1. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Komandan baik diminta maupun tidak.
2. Memberikan laporan kepada Komandan tentang jalannya kepengurusan untuk dijadikan bahan
evaluasi.
3. Memberikan laporan hasil kerja secara lisan dan tertulis pada saat Musyawarah Anggota.
Pasal 13
1. Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus dipilih dan diangkat dalam Musyawarah Anggota.
2. Jangka waktu keanggotaan Dewan Pertimbangan Pengurus sesuai dengan masa bakti
kepengurusan.
3. Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus berjumlah sekurang – kurangnya dua orang dengan salah
seorang diantaranya sebagai koordinator.
Pasal 14
Kriteria Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus adalah:
1. Minimal aktif dalam dua periode masa pengabdian di Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi
Sumbar.
2. Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi
Sumbar.
3. Mampu dan tahu seluk beluk organisasi kepalangmerahan pada umumnya dan Korps Sukarela
Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar pada khususnya.
4. Tidak menjabat di kepengurusan Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar pada periode
tersebut.
5. Belum pernah mendapat sanksi organisasi.
6. Berdomisili di Yogyakarta selama periode kepengurusan.
7. Pada saat dipilih masih berstatus mahasiswa di Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 15
Keanggotaan Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar terdiri dari:
1. Anggota
2. Anggota Istimewa
Pasal 16
1. Syarat-syarat Calon Anggota:
a. Warga negara Indonesia.
b. Mahasiswa Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
c. Mendaftarkan diri secara sukarela.
d. Lulus tes seleksi Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
2. Syarat-syarat Anggota:
a. Telah memenuhi syarat calon anggota.
b. Bersedia menjadi anggota Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
c. Telah mengikuti Pemantapan Tahap Awal.
d. Telah dilantik menjadi anggota Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
3. Anggota adalah masih berstatus mahasiswa Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
4. Bersedia menjalankan tugas-tugas kepalangmerahan dengan sukarela di lingkungan Stikes Yarsi
Bukittinggi Sumbar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Pasal 17
Anggota Istimewa adalah anggota yang telah menyelesaikan kuliah (lulus) atau keluar dengan hormat
dari Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
Pasal 18
Keanggotaan akan berakhir karena:
1. Meninggal dunia.
2. Diberhentikan karena melakukan perbuatan yang merugikan nama baik dan kedudukan Korps
Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar atau civitas akademika, setelah
mempertanggungjawabkan dalam Musyawarah Luar Biasa.
BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN
ANGGOTA DAN ANGGOTA ISTIMEWA
Pasal 19
1. Anggota:
a. Anggota berhak mengikuti Musyawarah anggota.
b. Anggota berhak mengemukakan pendapat untuk kemajuan organisasi yang diatur dalam
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
c. Anggota berhak duduk dalam kepengurusan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Anggota Istimewa
a. Anggota Istimewa berhak mengikuti Musyawarah sebagai nara sumber.
b. Anggota Istimewa berhak memberi masukan untuk kemajuan organisasi.
Pasal 20
1. Anggota berkewajiban:
a. Menjalankan Organisasi dan Tata Kerja dan menjaga nama baik civitas akademika.
b. Menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi.
2. Anggota Istimewa berkewajiban turut menjaga nama baik Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi
Sumbar di dalam dan di luar Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
BAB IX
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 21
1. Bentuk dan struktur organisasi Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah lini dan
staf.
2. Komandan adalah pimpinan tertinggi organisasi dan dibantu sepenuhnya oleh staf dibawahnya.
3. Bagan struktur organisasi terlampir.
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 22
Musyawarah terdiri dari:
1. Musyawarah Anggota (Musyang).
2. Musyawarah Luar Biasa (MLB).
Pasal 23
1. Musyawarah Anggota memegang kekuasaan tertinggi di dalam organisasi Korps Sukarela Stikes
Yarsi Bukittinggi Sumbar.
2. Musyawarah Anggota diadakan sekali pada akhir periode kepengurusan.
3. Musyawarah Anggota bertugas:
a. Membahas, mengevaluasi, mengesahkan, dan menetapkan laporan pertanggungjawaban
Komandan.
b. Mengesahkan dan menetapkan Laporan Hasil Kerja Dewan Pertimbangan Pengurus.
c. Membahas, mengesahkan, dan menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Korps Sukarela Stikes
Yarsi Bukittinggi Sumbar periode berikutnya.
d. Membahas, mengesahkan, dan menetapkan Program Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi
Sumbar periode berikutnya.
e. Memilih dan menetapkan pimpinan untuk masa bhakti satu periode kepengurusan berikutnya.
f. Memilih Dewan Pertimbangan Pengurus untuk masa bhakti satu periode kepengurusan
berikutnya.
Pasal 24
1. Musyawarah Luar Biasa diadakan bila dianggap perlu.
2. Musyawarah Luar Biasa memusyawarahkan masalah-masalah yang dianggap penting dan luar
biasa.
Pasal 25
1. Keputusan sidang diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
2. Bila tidak mendapatkan keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat, maka dapat dilakukan
pengambilan suara terbanyak.
Pasal 26
1. Rapat adalah pertemuan resmi untuk mengkordinasikan jalannya kegiatan – kegiatan organisasi.
2. Rapat Kerja adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan pada awal kepengurusan dan diikuti
oleh seluruh pengurus dalam rangka konsolidasi, koordinasi, dan menjabarkan Program Kerja
organisasi serta penjelasan kebijakan Komandan untuk pelaksanaan program kerja Korps Sukarela
Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
3. Rapat Pengurus adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan dan diikuti oleh seluruh pengurus
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar dalam rangka melaporkan hasil kegiatan kepada
Komandan secara tertulis dann lisan.
4. Rapat Anggota adalah pertemuan resmi yang dipimpin oleh Komandan dan diikuti seluruh anggota
Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar dalam rangka penjelasan dan evaluasi kegiatan.
BAB XI
KEPENGURUSAN
Pasal 27
Kepengurusan Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar sedikitnya terdiri atas,yaitu :
1. Komandan (Dan)
2. Wakil komandan (Wadan)
3. Kepala Seksi (Kasi)
4. Kepala Bidang (Kabid)
Pasal 28
1. Pimpinan terpilih membentuk staf pengurus.
2. Staf pengurus yang terbentuk terdiri dari Kepala Seksi, dan Kepala Bidang.
Pasal 29
Tugas dan tanggung jawab pimpinan:
Komandan
1. Membuat keputusan umum.
2. Mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas Korps Sukarela Stikes Yarsi
Bukittinggi Sumbar baik ke dalam maupun ke luar.
BAB XII
PERBENDAHARAAN
Pasal 32
1. Perbendaharaan Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar adalah seluruh harta kekayaan
yang berupa barang inventaris serta surat-surat berharga termasuk uang milik Korps Sukarela
Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar.
2. Pengadaan perlengkapan pendukung aktivitas diperoleh dari:
a. Stikes Yarsi Bukittinggi.
b. PMI Cabang Kota Yogyakarta
c. Donatur yang tidak mengikat
d. Iuran dari anggota
3. Sumber dana berasal dari:
a. Stikes Yarsi Bukittinggi.
b. Palang Merah Indonesia
c. Iuran Anggota
d. Donatur yang tidak mengikat
e. Usaha – usaha positif
BAB XIII
PENERTIBAN
Pasal 33
1. Komandan dapat memberhentikan pengurus apabila melanggar Organisasi dan Tata Kerja serta
ketentuan–ketentuan yang berlaku dan dapat mengangkat pengurus pengganti, setelah
memperhatikan pertimbangan–pertimbangan yang ada.
2. Komandan dapat memberhentikan anggota apabila melanggar Organisasi dan Tata Kerja serta
ketentuan-ketentuan yang berlaku setelah memperhatikan pertimbangan–pertimbangan yang ada.
3. Pengurus dan anggota yang diberhentikan diberi hak untuk mempertanggungjawabkan pada
Musyawarah Luar Biasa atau rapat yang diadakan.
BAB XIV
PERUBAHAN ORGANISASI DAN TATA KERJA
Pasal 34
1. Organisasi dan Tata Kerja hanya dapat diubah oleh Musyawarah Anggota atau Musyawarah Luar
Biasa.
2. Keputusan perubahan Organisasi dan Tata Kerja adalah sah apabila disetujui dalam sidang
sedikitnya 2/3 dari jumlah suara yang sah.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 35
1. Hal-hal yang belum diatur oleh Organisasi dan Tata Kerja ini akan diatur dalam ketentuan
tersendiri yang tidak bertentangan dengan Organisasi dan Tata Kerja.
2. Organisasi dan Tata Kerja ini berlaku terhitung mulai saat disahkan dan ditetapkan.
Dibuat di : Bukittinggi
Tanggal : 21 Oktober 2019
KETENTUAN – KETENTUAN
KORPS SUKARELA STIKES YARSI BUKITTINGGI SUMBAR
PERIODE 2018-2019
I. PENDAHULUAN
Organisasi Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat baik dibidang keorganisasian maupun operasional disegala
bidang. Perkembangan yang ada juga tidak lepas dari beberapa permasalahan sehingga diperlukan
penyempurnaan. Penyempurnaan yang dilakukan dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan
kejelasan tentang pola kerja sistem birokrasi, rentang kontrol, antisipasi serta perencanaan struktur
organisasi yang sederhana dengan mobilitas yang tinggi. Naskah ketentuan – ketentuan ini
merupakan penjabaran lebih terinci dari Organisasi dan Tata Kerja Korps Sukarela Stikes Yarsi
Bukittinggi Sumbar dengan maksud supaya pengurus dapat lebih jelas dari apa yang dimaksud
dalam Organisasi dan Tata Kerja tersebut.
II. LANDASAN
1. Surat Keputusan Istimewa Musyawarah Anggota
2. Laporan pertanggungjawaban Komandan Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi Sumbar
periode 2018-2019.
III. TUJUAN
1. Menyempurnakan dan memperbaharui tata organisasi Korps Sukarela Stikes Yarsi Bukittinggi
Sumbar sesuai dengan perkembangan keadaan organisasi.
2. Membakukan pemecahan permasalahan yang ada dalam tubuh organisasi guna lancarnya tugas
kepengurusan yang akan datang.
3. Sebagai dasar penentu kebijakan organisasi.
5.Ikat pinggang:
Kopel rim kecil warna hitam dan/atau atas kebijakan Komandan
6.Tali keur:
Warna merah model staf memakai pen dipakai oleh Komandan dan Wakil
Komandan
Warna merah model lini tidak memakai pen dipakai oleh Ketua Panitia,
Komandan Latihan, Komandan Kompi, Komandan Pleton, dan Koordinator
Pelaksana dalam suatu kegiatan.
Warna biru model lini tidak memakai pen dipakai oleh Kepala Seksi Operasi
Warna biru model staf memakai pen dipakai oleh Kepala Seksi non-Operasi.
Dikenakan dibahu sebelah kanan.
7.Tanda jabatan:
Sama dengan PSH I …
PSL I digunakan pada waktu sedang menjalankan tugas yang bersifat khusus
misalnya : penjagaan intern STIKES YARSI BUKITTINGGI, latihan bersama
dengan unit/organisasi/instansi lain di luar PMI atau keadaan lain apabila
pimpinan menganggap perlu dan wajib untuk Kepala Seksi Operasi dan
Kepala Bidang Operasi dalam setiap kegiatan.
STEERING COMMITE
KETUA PANITIA
Keterangan:
1. Konsep proposal dibuat oleh Panitia yang bersangkutan berdasarkan
kebijaksanaan organisasi dengan memperhatikan saran dari Steering Commite.
2. Pelaksanaan kegiatan dibuat dan disusun oleh Panitia berdasarkan
saran/pertimbangan Steering Committe.
Staf Pelaksana
KOMANDAN
STEERING COMMITE
KETUA
PELAKSANA
Keterangan:
1. Konsep proposal dibuat dan disusun oleh staf pengurus dengan
mengikutsertakan Ketua Pelaksana.
2. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan konsep kegiatan.
3. Ketua pelaksana dalam kondisi khusus/situasi tertentu dapat mengambil
kebijaksanaan operasional dengan tetap berdasarkan konsep kegiatan.
Koordinator Pelaksana
KOMANDAN
STEERING COMMITE
KOORDINATOR
PELAKSANA
ANGGOTA
Keterangan:
Mengkoordinir pelaksanaan tugas dan kegiatan berdasarkan SPRINT Komandan
dengan pertimbangan Staf Pengurus.
KOMANDAN
STEERING COMMITE
KOORDINATOR
PELAKSANA
STAF PELAKSANA
ANGGOTA
Keterangan:
1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas dan kegiatan berdasarkan SPRINT Komandan
dengan pertimbangan Staf Pengurus dibantu Staf Pelaksana.
2. Koordinator Pelaksana dengan Staf Pelaksana merupakan jalur Komando, tetapi
Staf tidak berhak memberikan komando kepada anggota.
Steering Commite
1. Steering Commite terdiri atas ketua merangkap anggota dan beberapa anggota.
2. Dibentuk dan tercantum dalam Surat Perintah.
3. Jika tidak tercantum dalam Sprint, Steering Commite adalah staf pengurus.
5.2.2.2 Kesekretariatan
1) Surat menyurat.
a. Surat yang bersifat terbuka (termasuk surat beramplop tidak dilem)
harus dibuka dan diklasifikasikan maksud isi surat.
b. Klasifikasi surat terdiri dari:
Perlunya keputusan Komandan (peminjaman alat, bantuan
personil dan lain-lain) dilampirkan lembar disposisi.
Biasa (undangan, pemberitahuan dan lain-lain) tak perlu
dilampirkan lembar disposisi.
Penting, segera, rahasia dilampirkan lembar disposisi.
c. Surat yang sudah diklasifikasikan dicap dengan cap agenda surat.
d. Surat yang tertutup segera diserahkan kepada Komandan
e. Pengiriman surat dinas dengan membawa buku ekspedisi.
f. Tidak dibenarkan pengiriman berita lisan kecuali berita kecelakaan
dan berita meninggal dunia.
2) Inventarisasi
a. Inventarisasi adalah pertanggungjawaban atas barang-barang Posko
yang dipakai selama kegiatan Piket Posko.
b. Pemakaian dan prosedur peminjaman barang sesuai dengan
kebijaksanaan pengurus.
VI. PENUTUP
Ketentuan-ketentuan ini dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan program-program yang
ditetapkan bagi pengurus periode selanjutnya.
Dibuat di : Bukittinggi
Tanggal : 21 Oktober 2019
STRUKTUR ORGANISASI
KSR UNIT STIKES YARSI BUKITTINGGI
PERIODE 2018 - 2020
Wakil ketua II
Stikes Yarsi Bukittinggi
Komandan DPP
Wk. Komandan
Kepala dan Wk. Kepala dan Wk. Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang
Ka. Bidang Ka. Bidang Diklat Kepala Bidang Kepala Bidang Litbang Anlog Pers
Operasi Minu Humas
ANGGOTA