Anda di halaman 1dari 31

ANGGARAN DASAR

KOPO RYU JU - JITSU INDONESIA


(KJI)

1|Page
ANGGARAN DASAR
KOPO RYU JU - JITSU INDONESIA (KJI)

MUKADIMAH
Ju Jitsu merupakan seni bela diri Jepang yang sangat tua dan merupakan
inspirator dalam seni bela diri lainnya.

Kata JU atau JIU dapat diartikan sebagai kelenturan atau fleksibel

Sedangkan kata "Jitsu" atau "Jutsu" berarti teknik, cara atau metode.

Jadi Ju-Jitsu adalah suatu teknik bela diri yang bersifat fleksibel.
Ia tidak hanya mengandalkan kekuatan/tenaga sendiri tapi juga memanfaatkan
kekuatan/tenaga lawan. Ia tak hanya bersikap lembut namun adakalanya keras.

2|Page
Salah satu aliran Ju-Jitsu yang terkemuka di dunia adalah Kushin Ryu Ju-Jitsu
yang dikembangkan oleh Profesor Kiyotada Sannosuke Ueshima, beliau
mempelajari Konshin-Ryu Juhojutsu/ Ju-Jitsu dari Kiyotaka Kajei Matsubara. Ia
kemudian merumuskan teknik-teknik dengan menambahkan unsur Ju-Jitsu di
dalamnya. Teknik-teknik inilah yang akhir menjadi cikal bakal berdirinya aliran
(RYU) Kushin pada tahun 1932.

Di Indonesia, Kushin Ryu Ju-Jitsu diperkenalkan oleh Horyu Matsuzaki.


Kemudian salah seorang muridnya yaitu Sofyan Hambally melanjutkan misi
beliau di kota Bandung. Kancho Sofyan Hambally (DAN VII) kemudian
mendirikan sebuah perkumpulan beladiri Ju-Jitsu, yang bertujuan melestarikan
dan mengembangkan keilmuan Ju-Jitsu dari para gurunya melalui KOPO RYU
JU-JITSU INDONESIA (KJI).

Secara geografis kata KOPO juga berkaitan erat dengan nama jalan di mana
lokasi perguran beladiri ini berdomisili, yakni di Wilayah Kopo, Cetarip Timur 1,
Bandung. Dojo KOPO sendiri berdiri sejak tahun 1967. Didirikan oleh mendiang
Mayor TNI H. Anang Alibasyah, yang juga merupakan murid langsung Horyu
Matsuzaki. Sepeninggalannya, tongkat pembinaan diserahkan kepada anak
tertuanya, H. Sofyan Hambally atau biasa dipanggil Abah Sofyan.

Selanjutnya di tangan Abah Sofyan inilah, pola pembinaan kian menyebar, tak
hanya memberikan pelatihan beladiri KARATE tetapi juga mengembangkan seni
beladiri JU-JITSU, yang sejatinya menjadi bagian mata pelajaran aliran beladiri
Kushin Ryu. Pada tanggal 10 April 2010, KOPORYU JU-JITSU INDONESIA
resmi berdiri. Bandung menjadi pusat berdirinya aliran beladiri ini.

Secara organisasi, KJI telah diakui KONI melalui wadah organisasi Pengurus
Besar Ju-Jitsu Indonesia (PBJI). Tak hanya itu, KJI juga terdaftar dalam
keanggotaan organisasi Ju-Jitsu Internasional, World Ju-Jitsu Kobudo
Organization (WJJKO) / World Ju-Jitsu Federation (WJJF) melalui organisasi
JJBI (Judo Ju-Jitsu Brotherhood Indonesia) di bawah pimpinan Kancho Steve
Pritlove.

3|Page
Maka dengan latar belakang tersebut di atas dan dengan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa, kami atas nama anggota KJI Bandung berikrar membentuk
perkumpulan beladiri bernama “KOPO RYU JU-JITSU INDONESIA”, dengan
Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I
BENTUK, NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1
Bentuk dan Nama

Organisasi ini berbentuk suatu badan Pembina Ilmu Bela Diri Ju-Jitsu di seluruh
wilayah Indonesia, dengan nama: KOPO RYU JU-JITSU INDONESIA (KJI),
selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disingkat KJI.

Pasal 2
Tempat Kedudukan

Kantor Sekretariat Pengurus Besar KJI berkedudukan tetap di Kota Bandung,


Provinsi Jawa Barat.

Pasal 3
Waktu

Perkumpulan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB II
DASAR, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 4
Dasar

KJI berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik


Indonesia

Pasal 5
Sifat

4|Page
Perkumpulan bersifat kebersamaan, kekeluargaan, kesetiakawanan, jiwa korsa
dan jiwa sosial.

Pasal 6
Tujuan

Menghimpun, membina para praktisi Ju-Jitsu untuk memajukan dan


mengembangkan olah raga beladiri Ju-Jitsu di Indonesia, sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan teknik Ju-


Jitsu yang mumpuni dan memiliki tingkatan (SABUK/KYU/DAN) yang
bisa dipertanggungjawabkan.
2. Mencetak atlet-atlet yang berprestasi di dalam dan di luar negeri,
3. Menjadikan Ju-Jitsu sebagai bidang olah raga yang populer terutama
untuk kalangan pelajar, mahasiswa, Instansi pemerintahan, serta
masyarakat umum.
4. Menjadikan olah raga Ju-Jitsu sebagai salah satu kebanggaan cabang
olah raga nasional di Indonesia yang sarat dengan prestasi.
5. Menjadikan olah raga beladiri Ju-Jitsu sebagai cabang olah raga yang
diakui secara nasional dan internasional.
6. Mengembangkan teknik bela diri Ju-Jitsu yang memiliki karakter
Nusantara tanpa menghilangkan esensi sejarah keilmuannya.
7. Mengembangkan suatu unit usaha atau kegiatan untuk keperluan dana
operasional organisasi dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya
baik secara materi maupun pengetahuan umum lainnya.

BAB III
TUGAS POKOK DAN KEGIATAN

Pasal 7
Tugas Pokok dan Kegiatan

1. Membangun generasi berkarakter unggul dengan menanamkan nilai-nilai


akhlak yang baik
2. Membina mental, rohani, fisik, keterampilan dan pengetahuan pada
umumnya dan olah raga beladiri KJI pada khususnya.
3. Meningkatkan dan mengembangkan teknik serta prestasi beladiri KJI secara
terpola dan terarah baik nasional maupun internasional.
4. Membina kegiatan olahraga bela diri Ju-Jitsu di Indonesia untuk
menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi di tingkat Nasional, Regional
maupun Internasional

5|Page
5. Membina dan membangun Persatuan, Kesatuan, Kebersamaan dan
Kekeluargaan seluruh anggota KJI di Indonesia melalui kegiatan-kegiatan
positif, baik berupa Kejuaraan, Seminar dan Gasshuku.
6. Mengembangkan dan mengamalkan Olah Raga Bela Diri Ju-Jitsu dengan
memberikan pelatihan-pelatihan beladiri Ju-Jitsu untuk kepentingan
masyarakat dalam rangka dalam rangka ketahanan nasional.

BAB IV
LAMBANG DAN BENDERA

Pasal 8
Lambang

Lambang Kopo Ryu Ju-Jitsu Indonesia akan dijelaskan dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 9
Bendera

Bendera Kopo Ryu Ju-Jitsu Indonesia akan dijelaskan dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Jenis Anggota

1. Anggota Biasa, adalah setiap warga negara Indonesia yang terdaftar


sebagai anggota KJI, baik pada tingkat Daerah, Cabang, Komisariat, maupun
Pusat.
2. Anggota Luar Biasa, adalah seorang anggota yang diminta oleh pengurus
dan setelah dipertimbangkan pantas/patut diangkat menjadi Anggota Luar
Biasa KJI oleh Pengurus.
3. Anggota Kehormatan, adalah mereka yang dinilai telah berjasa kepada
Organisasi KJI yang tercatat secara resmi yang ditetapkan oleh Ketua Umum.

Pasal 11
Hak dan Kewajiban Anggota

1. Setiap Anggota KJI memiliki:

6|Page
a. Hak memilih dan dipilih sebagai ketua organisasi.
b. Hak mengeluarkan pendapat
2. Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan KJI hanya memiliki hak
mengeluarkan pendapat atau hak bicara.
3. Penggunaan hak anggota sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 11 ini,
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12
Berakhirnya Keanggotaan

Berakhirnya keanggotaan Biasa dan Kehormatan KJI adalah apabila anggota


yang dimaksud:
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri atau pindah perguruan beladiri Ju Jitsu lainnya.
3. Disebabkan oleh hal lain berdasarkan Keputusan Ketua Umum dan Ketua
Dewan Guru.

BAB VI
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI

Pasal 13

Perkumpulan memiliki alat kelengkapan organisasi sebagai berikut:

1. Musyawarah Anggota, yaitu merupakan pemegang kekuasaan tertinggi


dalam organisasi.
2. Badan Pengurus, adalah organ organisasi yang menjalankan dan
melaksanakan kepengurusan organisasi.
3. Dewan Guru, adalah lembaga non-struktural tertinggi yang membina dan
memberikan masukan kepada Badan Pengurus serta bertanggungjawab
dalam menangani masalah-masalah teknik, masalah ujian tingkatan
SABUK/KYU/DAN dan memberikan rekomendasi atas keputusan-
keputusan strategis yang menyangkut kelangsungan Badan Pengurus.
4. Perwakilan Cabang adalah Dojo-Dojo yang didirikan berdasarkan
Wilayah tertentu sebagai cabang KJI yang telah mendapatkan
pengukuhan resmi dari Ketua Umum dan Dewan Guru. Ketua dan
Sekretaris Cabang otomatis menjadi anggota Dewan Perwakilan Cabang
dalam acara Musyawarah Anggota.
5. Komisariat adalah Dojo-Dojo yang didirikan di seluruh Indonesia
berdasarkan komunitas tertentu yang telah mendapatkan pengukuhan
resmi dari Ketua Umum dan Dewan Guru. Ketua dan Sekretaris
Komisariat Dojo otomatis menjadi anggota Dewan Perwakilan Cabang
dalam acara Musyawarah Anggota.
7|Page
Pasal 14
Musyawarah Anggota

1. Musyawarah Anggota yang dimaksud adalah Musyawarah Anggota dan


Musyawarah Anggota Luar Biasa.
2. Musyawarah Anggota yang dimaksud dalam Anggaran Dasar ini adalah
Musyawarah Anggota yang digelar secara rutin dan Musyawarah Anggota
Luar Biasa.
3. Musyawarah Anggota merupakaan pertemuan seluruh anggota yang diwakili
oleh para perwakilan cabang dan komisariat sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi organisasi, berhak dan berwenang mengeluarkan Keputusan yang
sah dan mengikat bagi seluruh anggota organisasi.
4. Musyawarah Anggota dilakukan 5(Lima) tahun sekali.
5. Musyawarah Luar Biasa diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 15
Wewenang Musyawarah Anggota

1. Memilih dan mengangkat Ketua Umum, segera setelah pengangkatan Ketua


Umum maka Ketua Umum terpilih diwajibkan membentuk Badan Pengurus.
2. Memilih dan mengangkat anggota Dewan Guru.
3. Mengubah dan atau menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga KJI.
4. Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Umum.

Pasal 16
Wewenang Musyawarah Anggota Luar Biasa

1. Musyawarah Anggota Luar Biasa diselenggarakan apabila dianggap perlu


dan atau mendesak oleh pengurus setelah mendapat persetujuan dari
Dewan Guru.

2. Musyawarah Anggota Luar Biasa membahas dan menetapkan :


a. Pemberhentian Ketua Umum
b. Perubahan Anggaran Dasar
3. Musyawarah Anggot Luar Biasa dihadiri oleh seluruh anggota yang
diwakilkan oleh perwakilan cabang dan komisariat.
4. Musyawarah Anggota Luar Biasa dapat diadakan atas:

8|Page
a. Usulan Ketua Umum yang disetujui oleh Dewan Guru.
b. Usulan oleh > 50% dari jumlah anggota Perwakilan Cabang dan
Komisariat yang diajukan kepada Badan Pengurus dan disetujui oleh
Dewan Guru.

Pasal 17
Tata Cara Musyawarah Anggota

1. Musyawarah Anggota dilaksanakan di tempat domisili organisasi Kopo Ryu


Ju Jitsu Indonesia.
2. Dihadiri oleh anggota Perwakilan Cabang dan Komisariat.
3. Dihadiri oleh Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan.
4. Musyawarah Anggota dihadiri oleh mereka yang terdaftar dalam Daftar
Perwakilan Cabang dan Komisariat yang disahkan oleh Ketua Umum dan
Sekretaris Umum.
5. Undangan Musyawarah Anggota disampaikan selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja sebelum Musyawarah Anggota diadakan.

Pasal 18
Presidium Musyawarah Anggota

Presidium Musyawarah Anggota merupakan Pimpinan Sidang Musyawarah


Anggota yang terdiri dari 1/5 (satu per lima) jumlah perwakilan cabang dan
komisariat.

Presidium Musyawarah Anggota sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua,


Sekretaris dan beberapa anggota yang dipilih dan ditetapkan oleh para
perwakilan Cabang dan Komisariat.

Pasal 19
Badan Pengurus

1. Organisasi dipimpin dan dikelola oleh suatu Badan Pengurus yang bertugas
selama 5 (lima) tahun.
2. Badan Pengurus adalah badan yang bertugas menjalankan program kerja
organisasi.

3. Badan Pengurus terdiri dari


a. Ketua Umum dan Wakil Ketua.
b. Sekretaris Jenderal, dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
sekretaris.
c. Bendahara Umum, dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) bendahara.
d. Ketua Bidang, beserta anggotanya.

9|Page
4. Ketua Umum dipilih dan diangkat oleh Musyawarah Anggota oleh karena itu
bertanggungjawab kepada Musyawarah Anggota.
5. Wakil Ketua, Sekretaris Umum dan para sekretaris, Bendahara Umum dan
para bendahara, Ketua Bidang dan para anggotanya diangkat dan dipilih oleh
Ketua Umum oleh karena itu bertanggungjawab kepada Ketua Umum.
6. Ketua Umum, Wakil Ketua, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum harus
dijabat oleh anggota yang berdomisili dan atau bertugas di wilayah domisili
Sekretariat Organisasi (Bandung).
7. Anggota Badan Pengurus lainnya dibolehkan berdomisili dan/atau bertugas
di luar wilayah domisili Sekretariat Organisasi.

Pasal 20
Masa Jabatan Badan Pengurus

Masa jabatan badan pengurus disesuaikan dengan masa jabatan Ketua Umum
yaitu 5 (lima) tahun, dan dapat dipilih kembali selama 1 (satu) kali masa jabatan.

Pasal 21
Pemberhentian Anggota Badan Pengurus

Anggota Badan Pengurus berhenti karena

1. Masa Jabatan habis


2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan
4. Meninggal dunia

Pasal 22
Rapat Badan Pengurus

1. Rapat Badan Pengurus merupakan rapat yang diadakan untuk merumuskan,


memutuskan dan mengevaluasi masalah-masalah yang bersifat taktis
strategis dalam rangka menjalankan program kerja Ketua Umum sesuai
dengan Visi, Misi dan tujuan organisasi KJI.
2. Badan Pengurus menyelenggarakan Rapat Kerja sedikitnya 1 (satu) tahun
sekali.
3. Peserta Rapat Kerja adalah anggota Badan Pengurus

Pasal 23
Tugas, Kewajiban dan Hak Ketua Umum

1. Ketua Umum berkewajiban menjunjung tinggi dan menjalankan peraturan-


peraturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan
keputusan-keputusan Musyawarah Anggota lainnya.

10 | P a g e
2. Ketua Umum berkewajiban menyusun program kerja dan rancangan
anggaran selama masa kepengurusannya.
3. Ketua Umum berkewajiban menyusun Badan Pengurus beserta
kelengkapannya.
4. Ketua Umum berhak memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota
Badan pengurus.
5. Ketua Umum berkewajiban pada akhir masa kepengurusannya wajib
mempertanggungjawabkan segala tugas dan kewajibannya kepada
Musyawarah Anggota.
6. Ketua Umum berhak memimpin, membina, mengatur organisasi sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
7. Ketua Umum berhak menerima saran dan nasehat dari Dewan Guru.
8. Ketua Umum Sekretaris Umum berhak bertindak untuk dan atas nama Badan
Pengurus. Apabila Ketua Umum berhalangan maka Wakil Ketua bersama
Sekretaris Umum berhak bertindak atas nama Pengurus dan karenanya
mewakili organisasi.

Pasal 24
Dewan Guru

1. Dewan Guru KJI dipilih dan diangkat melalui Musyawarah Anggota yang
beranggotakan tokoh-tokoh senior dan sesepuh organisasi.
2. Ketua Dewan Guru PB KJI adalah anggota kehormatan Dewan Guru KJI.
3. Dewan guru adalah suatu badan yang membina dan bertanggung jawab
dalam menangani masalah-masalah teknik, kurikulum dan silabus pendidikan
dan pelatihan, serta masalah ujian tingkatan SABUK/KYU/DAN.
4. Dewan Guru adalah suatu badan yang memberikan saran dan pertimbangan
kepada Badan Pengurus tentang pelaksanaan kepengurusan baik diminta
maupun tidak diminta.
5. Dewan Guru turut merekomendasikan dan menyetujui pendirian Cabang,
Komisariat dan penyelenggaraan Musyawarah Anggota Luar Biasa.
6. Masa Jabatan Dewan Guru adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
selama 1 (satu) kali masa kepengurusan.

11 | P a g e
Pasal 25
Daerah, Cabang dan Komisariat

1. Daerah dibentuk oleh para anggota di daerah tertentu untuk masa jabatan 4
(empat) tahun serta disahkan oleh Ketua Umum dan Dewan Guru.
2. Cabang dibentuk oleh para anggota di daerah tertentu untuk masa jabatan
3 (tiga) tahun serta disahkan oleh Ketua Umum dan Dewan Guru.

3. Pengurus Daerah dan Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,


Sekretaris dan Bendahara.
4. Daerah dan Cabang memiliki hak suara melalui Perwakilan Daerah dan
Cabang, masing-masing.
5. Komisariat dibentuk oleh anggota di komunitas tertentu untuk masa jabatan
3 (tiga) tahun seperti Instansi Swasta, Pemerintah, TNI, Polri, Sekolah,
Universitas, dan komunitas unik lainnya yang disahkan oleh Ketua Umum dan
Dewan Guru.
6. Pengurus Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
7. Komisariat memiliki hak suara melalui Perwakilan Komisariat.

BAB VII
KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 26
1. Organisasi memiliki kekayaan awal dalam bentuk uang dan asset bangunan
DOJO.
2. Kekayaan Organisasi diperoleh dari:
a. Iuran Anggota
b. Iuran Cabang dan Komisariat
c. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat
d. Usaha-usaha lainnya yang sah menurut hukum

12 | P a g e
BAB VIII
TAHUN BUKU

Pasal 27

Tahun buku organisasi dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan 31
Desember tahu yang sama. Setiap tgl 31 Desember dilakukan Tutup Buku
Organisasi,

Untuk pertama kalinya tahun buku perkumpulan dimulai pada tanggal 1 bulan
Januari, tahun 2019.

BAB IX
LAPORAN TAHUNAN

Pasal 28

1. Badan Pengurus wajib menyusun laporan tahunan setelah berakhirnya tahun


buku organisasi.
2. Laporan Tahunan terdiri dari:
a. Laporan Kegiatan
b. Laporan Keuangan
3. Laporan tahunan wajib ditandatangaani oleh Ketua Umum dan Dewan Guru.
4. Laporan Tahunan merupakan bahan pertimbangan dalam menilai kinerja
Ketua Umum pada akhir masa jabatannya.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 29

1. Anggaran Dasar dapat dirubah oleh Musyawarah Anggota yang dihadiri


sekurang-kurangnya 50% +1 dari jumlah seluruh Perwakilan Cabang dan
Komisariat.
2. Apabila quorum yang ditetapkan tidak mencapai maka Musyawarah diundur
sekurang-kurang nya 2 x 30 menit dan apabila sesudah pengunduran waktu
tersebut quorum masih belum tercapai maka Musyawarah dapat mengambil
keputusan yang sah dengan tidak lagi mengindahkan jumlah anggota yang
harus hadir asal keputusan disepakati dengan suara terbanyak.

13 | P a g e
BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 30

1. Pembubaran KJI hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah yang khusus


diadakan untuk keperluan tersebut dan dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga
per empat) dari jumlah anggota Perwakilan Cabang dan Komisariat serta
disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) peserta yang hadir dalam
Musyawarah.
2. Apabila organisasi dibubarkan maka dilakukan likuidasi oleh Pengurus
kecuali Musyawarah Anggota menentukan lain.
3. Apabila organisasi dibubarkan maka atas sisa asset murni milik organisasi
ditentukaan oleh Musyawarah Anggota.

BAB XII
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 31

1. Semua hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam
anggaran Rumah Tangga (ART).
2. Peraturan-peraturan dalam Anggaran Rumah Tangga tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar.
3. Anggaran Rumah Tangga dan atau perubahannya ditetapkan dalam
Musyawarah Anggota.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 32

1. Dengan diberlakukannya Anggaran Dasar ini maka Anggaran Dasar yang


lain tidak berlaku lagi
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

14 | P a g e
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPO RYU JU JITSU INDONESIA
(KJI)

15 | P a g e
BAB I
LAMBANG DAN BENDERA

Pasal 1
Lambang

1. Bentuk Lambang KJI terdiri dari Lingkaran dan Huruf


2. Arti Lambang: Melambangkan sebuah lingkaran persaudaraan yang tak
terputus yang diikat oleh sabuk hitam
3. Lambang KJI terdiri dari:
a. Lingkaran yang bertuliskan nama perguruan beladiri Ju-Jitsu; Kopo Ryu
Ju-Jitsu Indonesia.
b. Sabuk Hitam
c. Huruf Jepang yang memiliki makna yang dalam bahasa Indonesia berarti
macan.
d. Warna didominasi oleh 3 warna, yakni Merah, Hitam dan Putih, yang
masing-masing memiliki makna:
a. Merah melambangkan Keberanian, Kekuatan, dan Energi; Serta
dorongan untuk bertindak.
b. Hitam melambangkan Percaya Diri, Kuat, Ketegasan Diri
c. Putih melambangkan Kesucian dan Kebersihan Hati.

Pasal 2
Bendera

1. Organisasi ini memiliki bendera dengan lambang KJI tertera di dalamnya.


2. Bentuk dan ukuran bendera diatur sebagai berikut:
a. Untuk penggunaan di luar ruang (lapangan), bendera berukuran
120 cm x 180 cm.
b. Untuk penggunaan dalam ruang, bendera berukuran 100 cm x 150 cm

16 | P a g e
BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 3

Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa, Anggota Kehormatan


1. Keanggotaan KJI terdiri dari Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan
Anggota Kehormatan.
2. Anggota Biasa KJI adalah setiap warga negara Indonesia yang terdaftar
sebagai anggota KJI, baik pada tingkat Daerah, Cabang ataupun Pusat
3. Anggota Luar Biasa KJI adalah seorang anggota yang diminta oleh atau
yang meminta kepada pengurus dan setelah dipertimbangkan
pantas/patut diangkat menjadi Anggota Luar Biasa KJI oleh Pengurus.
4. Anggota Kehormatan KJI adalah seseorang yang berdasarkan
pertimbangan Pengurus, pantas / patut diangkat menjadi Anggota
Kehormatan.

Pasal 4
Hak Dan Kewajiban Anggota

1. Hak dan Kewajiban Anggota Biasa

a. Anggota Biasa berhak:


1) Memberikan suara/pendapat dalam rapat
2) Memilih dan dipilih sebagai anggota Pengurus
b. Anggota Biasa berkewajiban
1) Membayar iuran rutin yang besarnya ditentukan dalam surat keputusan
PB KJI
2) Mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-
peraturan yang berlaku dalam KJI.
3) Mengikuti latihan dan kegiatan-kegiatan lainnya.
4) Menjaga nama baik KJI di masyarakat dalam arti seluas-luasnya.
5) Memilki Kartu Tanda Anggota.

2. Hak dan Kewajiban Anggota Luar Biasa


a. Anggota Luar Biasa berhak:
1) Memberikan suara/pendapat dalam rapat
2) Dipilih menjadi anggota pengurus

17 | P a g e
3) Mendapat perlakuan sama dengan anggota biasa dalam bidang
kesejahteraan

b. Anggota Luar Biasa wajib:


1) Melaksanakan secara aktif keputusan yang diambil dalam kongres,
musyawarah dan rapat-rapat.
2) Memiliki Kartu Tanda Anggota.
3) Menjaga nama baik KJI di masyarakat dalam arti seluas-luasnya.

3. Hak dan Kewajiban Anggota Kehormatan


a. Anggota Kehormatan berhak dipilih menjadi Pelindung, Penasehat, dan
atau Peninjau pada Kongres, Musyawarah atau Rapat - rapat.
b. Anggota Kehormatan wajib menjaga nama baik KJI di masyarakat dalam
arti seluas-luasnya.

4. Hak-hak lain:
a. Anggota KJI dapat menjadi anggota perkumpulan lain
(Ormas/Organisasi Kemasyarakatan) selama tidak bertentangan
dengan agama, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan Negara.
b. Anggota KJI berhak duduk sebagai pengurus di luar organisasi
perguruan KJI dengan sepengetahuan dan izin pengurus di tempat ia
terdaftar, dan yang dijabat bukan kepengurusan beladiri aliran Ju Jitsu
lainnya.

Pasal 5
Kepindahan Keanggotaan
1. Apabila seorang anggota pindah domisili, ia harus segera
memberitahukan kepindahannya kepada Pengurus Daerah atau Cabang
dimana ia terdaftar.
2. Anggota yang pindah selanjutnya harus mendaftarkan diri kepada
Pengurus Daerah atau Cabang di tempat yang baru dengan menunjukkan
Surat Keterangan dari daerah asal.
3. Terkait kepindahan perguruan beladiri Ju Jitsu, anggota di luar KJI harus
melampirkan surat kepindahan/pengunduran diri dari perguruan beladiri
Ju-Jitsu berasal.
4. Surat kepindahan tidak berlaku bagi anggota cabang olah raga beladiri
lainnya.

18 | P a g e
Pasal 6
Larangan
Anggota KJI dilarang untuk menjadi anggota, pimpinan atau simpatisan dari
organisasi sosial politik yang dilarang oleh Pemerintah atau organisasi yang
berafiliasi dengannya.

Pasal 7
Hilang atau Gugurnya Keanggotaan
1. Keanggotaan seorang Anggota Biasa akan hilang atau gugur karena:
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri dari keanggotaan KJI yang harus dinyatakan dengan
tegas dengan surat pengunduran diri.
c. Diberhentikan oleh pengurus karena melanggar Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Janji dan Pedoman Ju-Jitsu dan atau
peraturan organisasi.
2. Anggota KJI yang diberhentikan berdasarkan ketentuan-ketentuan pada butir
c di atas dapat naik banding kepada pengurus pada tingkat kepengurusan di
atas kepengurusan yang memberhentikannya.
3. Pengurus Daerah/Cabang/Ranting dapat menyatakan hilang/gugur
keanggotannya seseorang Anggota Biasa KJI yang tidak pernah mengikuti
latihan atau kegiatan KJI yang lain selama 6 (enam) bulan berturut-turut tanpa
memberikan alasan sebelumnya atau keterangan/pernyataan untuk minta
izin atau istirahat.
4. Keanggotaan seorang Anggota Luar Biasa atau Anggota Kehormatan KJI
akan hilang / gugur karena:
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri dari keanggotaan KJI dengan dinyatakan secara tegas.
c. Diberhentikan oleh pengurus yang mengesahkan keanggotaannya karena
dianggap tidak dapat menjalankan fungsi dan tugas sebagaimana
semestinya.

Pasal 8
Pemberhentian dari Keanggotaan
1. Anggota Biasa KJI dapat diberhentikan dengan surat keputusan serendah-
rendahnya dari Pengurus Daerah.
2. Pemberhentian dilakukan apabila anggota ternyata terbukti bersalah
menyeleweng dari tujuan organisasi, melanggar Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-peraturan KJI khususnya, dan
Perundang-undangan Negara pada umumnya.

19 | P a g e
3. Keanggotaan yang kehilangan status keanggotaanya dari KJI dilarang
menggunakan atribut dan tingkatan DAN (sabuk hitam) dinyatakan hilang.

Pasal 9
Rehabilitasi Keanggotaan
Keanggotaan seorang yang telah diberhentikan atau dipecat dapat direhabilitasi
keanggotaannya dengan surat keputusan pengurus yang mengeluarkan surat
keputusan pemberhentian /pemecatan.

BAB III
KEPENGURUSAN

Pasal 10
Tingkatan Cakupan Kepengurusan dan Koordinator Wilayah
1. Tingkat Kepengurusan dari atas ke bawah mempunyai cakupan kerja
sebagai berikut:
a. Pengurus Besar mempunyai cakupan kerja yang meliputi seluruh
Indonesia
b. Pengurus Daerah mempunyai cakupan kerja tingkat Provinsi.
c. Pengurus Cabang mempunyai cakupan kerja tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 11
Kepengurusan Tingkat Pusat dan Tingkat Daerah

Susunan Kepengurusan Tingkat Pusat, terdiri-dari:


1. Dewan Pembina adalah kumpulan para pemerhati dan atau senior Ju-Jitsu,
terdiri dari sedikitnya 1 orang yang dipimpin oleh seorang ketua merangkap
anggota,
2. Dewan Penasehat adakah pihak yang bisa memberikan masukan untuk
kemajuan organisasi KJI.

3. Pengurus Besar (PB) KJI sekurang-kurangnya teridiri dari:


a) Ketua Umum,
b) Sekretaris Jenderal
o Wakil I Sekretaris Jenderal
o Wakil II Sekretaris Jenderal
c) Bendahara Umum
o Wakil Bendahara Umum

20 | P a g e
4. Bidang - Bidang
a) Bidang Organisasi, Daerah & Perguruan
o Ketua
o Wakil Ketua
b) Bidang Pembinaan Dan Prestasi
o Ketua
o Wakil Ketua
c) Bidang Penelitian Dan Pengembangan
o Ketua
o Wakil Ketua
d) Bidang Dana dan Usaha
o Ketua
o Wakil Ketua
e) Bidang Luar Negeri
o Ketua
o Wakil Ketua
f) Bintek
o Ketua
o Wakil Ketua

5. Sekretaris, Komisi dan Seksi


a) Sekretaris
b) Komisi Pendataan Atlet
o Ketua
o Anggota
c) Komisi Hukum dan Advokasi
o Ketua
o Anggota
d) Komisi Pembibitan, Pendidikan & Penataran (Pusdiktar)
o Ketua
o Anggota
e) Seksi Humas
o Ketua
o Anggota

21 | P a g e
f) Seksi Perlengkapan
o Ketua
o Anggota
g) Seksi Pertandingan
o Ketua
o Anggota
h) Seksi Perwasitan
o Ketua
o Anggota

Bidang-bidang lainnya dapat dibentuk dan ditambahkan sesuai dengan


kebutuhan organisasi, sepanjang tidak bertentangan dengan AD dan ART KJI.

Pasal 12
Ketua Umum
a. Ketua Umum PB KJI dipilih oleh Kongres Nasional untuk masa jabatan 5
(lima) tahun.
b. Ketua Umum hanya dapat dipilih oleh Kongres untuk masa jabatan 2 (dua)
kali berturut-turut.
c. Apabila ada jabatan Pengurus Besar yang lowong sebelum masa
kepengurusan berakhir oleh karena sesuatu hal, maka Ketua Umum dapat
menentukan penggantinya.
d. Apabila Ketua Umum berhalangan, maka tugas-tugasnya digantikan oleh
Ketua Harian.

Pasal 13
Pengurus Daerah
a. Susunan Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang terdiri dari Ketua dan
Wakil Ketua dan di dalam kepengurusan sehari-hari dapat mengangkat staf
pembantu sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya seorang sekretaris dan
seorang bendahara, serta tidak bertentangan dengan susunan Pengurus
Besar.
b. Ketua Pengurus Daerah Tingkat I atau Pengurus Daerah Tingkat Provinsi
dipilih oleh Musyawarah Daerah Tingkat Provinsi untuk masa jabatan 4
(empat) tahun
c. Ketua dan Wakil Ketua Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah Tingkat
Kabupaten untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
d. Apabila Kepengurusan berakhir oleh karena sesuatu hal, maka Ketua Umum
dapat menentukan penggantinya.
e. Apabila Ketua berhalangan, maka tugas-tugasnya digantikan oleh Wakil
Ketua.

22 | P a g e
Pasal 14
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus
1. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Besar
Pengurus Besar merupakan lembaga kepengurusan tertinggi dalam
organisasi KJI yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Memimpin dan mengendalikan KJI menurut AD & ART serta
melaksanakan keputusan-keputusan kongres.
b. Menentukan kebijakan dalam melaksanakan keputusan kongres.
c. Menyelenggarakan ujian tingkat DAN serta mengatur seleksi Nasional /
Internasional.
d. Mengkoordinir segala kegiatan keluar dan cara pelaksanaannya akan
diatur tersendiri.
e. Mengukuhkan dan mengesahkan pengurus daerah Tingkat Provinsi
dengan Surat Keputusan atau Piagam Pengesahan berdasarkan
permintaan tertulis dari Pengurus Daerah Tingkat Provinsi tersebut.
f. Dalam keadaan khusus Pengurus Besar dapat membubarkan suatu
pengurus Daerah Tingkat Provinsi dan dapat membentuk susunan
Pengurus daerah sementara sampai keadaan khusus berakhir.
g. Merencanakan, menyusun, melaksanakan program kerja tahunan KJI.
h. Mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Kongres.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Daerah.


a. Tugas Pokok Pengurus Daerah adalah mengkoordinir, membimbing,
mencarikan informasi, pengarahan dan petunjuk pelaksanaan dalam
rangka memajukan kegiatan KJI di daerah serta mewakili KJI daerahnya
dalam forum KJI pada kongres nasional, Musyawarah Nasional dan
Rapat-rapat Nasional lainnya di Tingkat Pusat maupun pada forum
Federasi setempat.
b. Menyelenggarakan ujian tingkat Kyu untuk daerah cabang serta mengatur
seleksi berikut pengiriman wakil-wakilnya dalam event-event Ju Jitsu
Wilayah / Nasional / Internasional.
c. Melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh Pengurus Besar.
d. Mengukuhkan dan mengesahkan Pengurus Cabang berdasarkan
permintaan tertulis dari Pengurus Cabang tersebut.
e. Dalam keadaan khusus Pengurus Daerah tersebut dapat membubarkan
Pengurus Cabang dan dapat membentuk susunan Pengurus Cabang
sementara sampai keadaan khusus berakhir.

f. Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada Musyawarah Daerah


Tingkat Provinsi.

23 | P a g e
g. Membuat program kerja tahunan KJI dengan mengacu pada program
kerja tahunan KJI dari Pengurus Besar.

3. Tugas dan Tanggungjawab Pengurus Cabang dan Komisariat


Tugas dan tanggungjawab Pengurus Cabang dan Komisariat mempunyai
garis besar fungsi dan pola pelaksanaannya sama dengan fungsi dan pola
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Pengurus Daerah, namun dalam
tingkatan yang lebih rendah.

4. Tugas dan Tanggungjawab Pengurus Unit Khusus atau Komisariat.


a. Melaksanakan latihan rutin untuk anggotanya.
b. Melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh Pengurus
Tingkat di atasnya.
c. Melaksanakan penarikan uang pangkal dan iuran dari anggota.
d. Melakukan pendaftaran anggota dan membagikan kartu anggota.

Pasal 15
Hubungan Keluar
Untuk melaksanakan tugasnya pengurus KJI dapat:
1. Mengadakan melaksanakan/menyelenggaran hubungan dengan:
a. Organisasi olah raga lain
b. Badan atau organisasi sosial lain
c. Badan yang lebih tinggi seperti WJJKO (World Ju-Jitsu Kobudo
Organization), JJAU (Ju-Jitsu Asian Union), Komite Olah Raga Nasional
Indonesia (KONI), Pengurus Besar Ju-Jitsu Indonesia (PBJI), Judo Ju
Jitsu Brotherhood Indonesia JJBI (JJBI) dan lain-lain sebagai Badan
Pembimbing dan Pengasuh yang lebih tinggi.
d. Organisasi Olah Raga Internasional dengan sepengetahuan atau melalui
Badan Pembimbing dan Pengasuh yang lebih tinggi.
2. Mengadakan hubungan dengan Lembaga Pemerintahan yang berkaitan
dengan atau dalam rangka pembinaan olah raga seperti KONI, Formi,
Dispora dari Pemprov, Pemkot, dsb.

Pasal 16
Pemilihan dan Pembentukan Pengurus

24 | P a g e
1. Pemilihan dan Pembentukan Pengurus dilakukan secara bertingkat:
a. Pengurus Besar dibentuk/disusun oleh Ketua Umum KJI yang
dipilih/ditetapkan kongres.
b. Pengurus Daerah dibentuk/disusun oleh Ketua yang dipilih/ditetapkan
oleh Musyawarah Tingkat Provinsi.
c. Pengurus Cabang dibentuk/disusun oleh Ketua yang dipilih/ditetapkan
oleh Musyawarah Daerah Tingkat Kabupaten/Kotamadya.
d. Pengurus Unit khusus ditentukan dengan cara khusus yang tidak
bertentangan dengan jiwa dan semangat persatuan yang tersirat dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KJI.

2. Cara pemilihan dan pembentukan pengurus diatur dan ditetapkan dalam tata
tertib rapat yang disahkan oleh rapat yang bersangkutan.

BAB IV
RAPAT

Pasal 17
Musyawarah Kerja Nasional

1. Apabila dianggap perlu oleh Pengurus Besar, maka dapat diadakan


Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas).
2. Keputusan Musyawarah Kerja Nasional tidak boleh bertentangan dengan hal-
hal yang digariskan dalam Kongres Nasional.
3. Tata cara pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional diatur tersendiri oleh
Pengurus Besar.

Pasal 18
Musyawarah Daerah, Cabang, dan Komisariat.
1. Umum
a. Tergantung dari tingkat musyawarah, undangan untuk menghadiri
berbagai musyawarah ini harus disampaikan minimum 5 (lima) hari
sebelum penyelenggaraannya, kecuali atas kesepakatan dan
kesanggupan dari seluruh pengikut musyawarah
b. Yang berhak mengikuti musyawarah daerah adalah anggota pengurus
cabang dari tingkat kabupaten/kotamadya dalam provinsi itu yang dinilai
cukup mampu, menghayati dan bertanggungjawab terhadap
perkembangan organisasi KJI dalam ruang lingkup wilayah yang
dipimpinnya serta juga para peninjau musyawarah dengan aturan khusus.

25 | P a g e
c. Setiap cabang berhak mengirimkan 3 (tiga) orang utusan yang masing-
masing mempunyai hak bicara, tetapi hanya memiliki 1 (satu) suara dalam
pemungutan suara dalam musyawarah daerah.
d. Musyawarah daerah dianggap sah jika dihadiri sekurang-kurangnya dua
pertiga jumlah utusan cabang, bila quorum di atas tidak memenuhi, maka
Musyawarah Daerah tersebut dapat diundur sampai waktu tertentu,
musyawarah daerah yang diundur dianggap sah walaupun jumlah utusan
cabang tidak memenuhi.
e. Keputusan dalam Musyawarah Daerah diambil dengan jalan musyawarah
untuk mufakat kecuali bila terdapat ketentuan lain yang ditetapkan dalam
tata tertib Musyawarah Daerah itu.
f. Waktu pelaksanaan Musyawarah Daerah dapat ditangguhkan atas
persetujuan tertulis dua pertiga jumlah anggota cabang, tetapi paling
lambat 6 (enam) bulan setelah waktu musyawarah daerah yang
seharusnya.

2. Musyawarah Cabang dan Musyawarah Komisariat mempunyai fungsi dan


pola pelaksanaan yang sama dengan Musyawarah Daerah, namun dalam
tingkatan yang lebih rendah.

Pasal 19
Rapat Pengurus
1. Rapat Kerja Pengurus
a. Rapat Kerja dapat dilaksanakan oleh semua tingkat kepengurusan untuk
menjabarkan keputusan-keputusan kongres dan atau musyawarah.
b. Tata cara pelaksanaan Rapat Kerja diatur lebih lanjut oleh Surat Keputusan
Ketua Umum di tingkat Pusat dan oleh Ketua di tingkat yang lebih rendah.
c. Rapat Kerja diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode
kepengurusan.

2. Rapat Rutin Pengurus


Rapat Rutin Pengurus adalah rapat yang dihadiri oleh anggota-anggota
pengurus dan dilaksanakan di semua tingkat kepengurusan.

3. Kongres, Musyawarah dan Rapat Anggota Luar Biasa


Kongres Nasional, Musyawarah Daerah Tingkat I, Musyawarah Daerah
Tingkat II, Musyawarah dan Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan
apabila dikehendaki oleh dua pertiga jumlah kepengurusan yang dipimpinnya

26 | P a g e
atau anggotanya atau diperintahkan oleh lebih tinggi dengan surat perintah
untuk mengatasi atau memutuskan suatu persoalan, prinsipnya yang timbul
dalam waktu antara kongres atau Musyawarah atau Rapat Anggota.

BAB V
IKATAN SABUK HITAM

Pasal 20
Dewan Guru

1. Ketua Dewan Guru dipilih oleh para Ketua Komisi Teknik Daerah dan
disahkan oleh Pendiri.
2. Anggota Dewan Guru ditunjuk oleh Ketua Dewan Guru dan Ketua Umum
3. Ketua Komisi Teknik dipilih oleh Ikatan Sabuk Hitam Daerah dalam
musyawarah daerah.
4. Anggota Komisi Teknik Daerah ditunjuk oleh Ketua Komisi Teknis Daerah
dan Ketua Pengurus daerah.
5. Ketua Dewan Guru menjadi penanggungjawab atas penyediaan bahan ujian,
penguji, administrasi dan penentu hasil ujian DAN pada ujian tingkat DAN
yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar KJI.
6. Seluruh hasil ujian baik menyangkut administrasi maupun keuangan wajib
disetorkan Dewan Guru kepada PB KJI guna penertiban ijazah DAN yang
ditandatangani oleh Ketua Dewan Guru PB KJI beserta Ketua Umum PB-KJI.
7. Hal-hal yang belum diatur di dalam ART ini akan ditetapkan dan diatur
kemudian di dalam aturan khusus yang tidak boleh bertentangan dengan AD
& ART KJI.
Pasal 21
Dewan Pembina dan Penasehat

1. Dewan Pembina dalam memberikan pengarahan terhadap PB-KJI agar


sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah untuk mengatasi hambatan yang
mungkin terjadi sehingga program pembinaan benar-benar sesuai dengan
ketentuan organisasi.
2. Penasehat KJI memberikan nasehat kepada PB-KJI mengenai teknis perJu-
Jitsuan agar didapatkan informasi yang aktual, menyangkut non-teknis agar
didapatkan informasi sedini mungkin.

Pasal 22
Ikatan Sabuk Hitam

1. Ikatan Sabuk Hitam adalah organisasi kekeluargaan yang dihimpun para


penyandang sabuk hitam KJI dan secara struktural berdiri di luar, namun
secara praktis terkait dengan organisasi KJI.
2. Anggota Sabuk Hitam KJI adalah semua pemegang Sabuk Hitam KJI.

27 | P a g e
3. Anggota Ikatan Sabuk Hitam KJI adalah terdiri dari:
a. Anggota aktif, yakni anggota yang secara aktif menyatakan diri bersedia
mengikuti kegiatan-kegiatan Ikatan Sabuk Hitam KJI ini.
b. Anggota Pasif, yakni penyandang sabuk hitam KJI yang diminta oleh
Pengurus dan Dewan Guru untuk membantu pengembangan dan
penyebaran KJI.
4. Anggota yang mempunyai hak suara dalam pemungutan suara yang dilakukan
dalam suatu rapat Ikatan Sabuk Hitam hanyalah anggota aktif saja.
5. Ikatan Sabuk Hitam bertugas untuk:
a. Mengkoordinir para pemegang sabuk hitam KJI di seluruh Indonesia di
tingkat Daerah, dimana terdapat lebih dari 5 orang pemegang sabuk hitam.
Dalam hal di mana jumlah tersebut di atas tidak terpenuhi, maka
pengorganisasian anggota-anggota yang ada dilaksanakan dengan
penggabungan daerah yang terdekat.
b. Membentuk perwakilan-perwakilan di derah tingkat I.
c. Membantu dalam pembinaan dan pengembangan KJI.
6. Ketua Ikatan Sabuk Hitam dipilih dalam rapat utusan perwakilan dari Ikatan
sabuk Hitam KJI Daerah.
7. Ketua Ikatan Sabuk Hitam di tingkat daerah dipilih oleh rapat anggota ikatan
sabuk hitam KJI daerah yang ada di lingkup wilayah itu.

BAB VI
KEUANGAN
Pasal 23
Sumber Dana
1. Uang Pendaftaran
Untuk menjadi anggota KJI diwajibkan untuk membayar uang pendaftaran
yang besarannya ditetapkan oleh masing-masing Pengurus KJI.

2. Iuran Rutin
a. Iuran ditarik dari Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa.
b. Jumlah iuran masing-masing anggota ditetapkan sesuai dengan
keputusan rapat Pengurus KJI masing-masing tingkatan.

3. Uang ujian dan ijazah kenaikan tingkat.

4. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.

28 | P a g e
a. Subsidi yang didapatkan baik secara rutin atau insidentil dari badan-badan
pemerintah di pusat maupun daerah serta perusahan swasta lainnya.
b. Bantuan
Bantuan yang didapatkan dari donator tetap atau tidak tetap yang tidak
mengikat dan harus diketahui/disetujui oleh kepengurusan yang lebih
tinggi (bagi pengurus yang bukan pengurus besar).

5. Hasil-hasil usaha lainnya yang sah.


a. Hasil yang diperoleh dari usaha-usaha yang dilakukan secara legal atau
tidak bertentangan dengan hukum mendapatkan uang atau barang, yang
dilakukan oleh pengurus dan disetujui oleh kepengurusan yang lebih
tinggi (bagi pengurus yang bukan pengurus pusat) seperti pengelolaan
Perusahaan atau Yayasan.
b. Usaha yang dilakukan dengan pihak lain untuk keuntungan bersama dapat
dibuat dalam sebuah Kontrak Kerja Sama tersendiri.

6. Iuran Organisasi.
a. Untuk keperluan iuran organisasi, seperti (annual membership fee/iuran
tahunan keanggotaan WJJKO (World Ju-Jitsu Kobudo Organization),
pusat akan menarik iuran tahunan dengan jumlah besaran iuran dan
teknik akan diatur melalui surat keputusan pengurus pusat.
b. Besarnya iuran bulanan anggota biasa di tingkat Daerah, Cabang,
Komisariat disesuaikan dengan kondisi di lingkungan setempat sesuai
dengan musyawarah mufakat.
c. Tata cara pelaksanaan iuran antara tingkat kepengurusan akan diatur
dalam peratuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 24
Pengguna Dana
1. Pengguna Dana
a. Rutin
1) Biaya pengolahan administrasi.
2) Biaya kesejahteraan pelatih.
3) Biaya fasilitasi rutin.
b. Khusus
29 | P a g e
1) Biaya latihan / penataran yang bersifat khusus.
2) Biaya untuk mengadakan atau mengikuti pertandingan/event-
event khusus.
3) Biaya untuk pengobatan karena kecelakaan waktu latihan
pertandingan atau menjalankan tugas organisasi pada
pertolongan.
c. Lain-lain
Pengeluaran biaya tidak terduga dapat dipertanggungjawabkan
sepanjang memiliki bukti-bukti yang nyata dan lengkap.

2. Pertanggung Jawaban Keuangan


a. Pengurus harus membuat laporan keuangan berkala sekurang-kurangnya
Laporan Tahunan.
b. Laporan keuangan harus dikirim secara berkala sesuai dengan periode
laporan keuangan kepada Kepengurusan di atasnya dan kepada
Pembina masing-masing.
c. Pengurus harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada
Rapat Anggota, Musyawarah atau Kongres sesuai dengan tingkat
kepengurusan.

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA
Pasal 25
Perubahan AD & ART dan Tata Cara Mengambil Keputusan
1. AD & ART ini dapat diubah disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi KJI secara internal maupun dunia beladiri Ju
Jitsu secara eksternal.

2. Tata cara untuk pengambilan keputusan perubahan AD & ART akan diatur
dalam suatu Tata Tertib Kongres Nasional yang disahkan oleh Kongres
Nasional tersebut.

BAB VIII
KETENTUAN-KETENTUAN TAMBAHAN PENUTUP

Pasal 26
Ketentuan-ketentuan Tambahan dan Penutup

30 | P a g e
1. Hal-hal yang atau belum ditetapkan dalam ART ini akan diatur dalam
peraturan khusus yang dikeluarkan Pengurus Besar KJI.
2. Semua peraturan yang dikeluarkan dalam Organisasi KJI tidak boleh
bertentangan dengan AD & ART KJI
3. Apabila ada peraturan-peraturan dan atau keputusan-keputusan yang
dikeluarkan oleh Pengurus disemua tingkat sebelum AD & ART ini berlaku
dan bertentangan dengan AD & ART ini, maka dinyatakan batal serta tidak
berlaku lagi sejak ditetapkannya AD & ART KJI ini.

Ditetapkan di Bandung, 8 Februari 2020.

Ketua Umum PB-KJI Sekretaris Jendral PB-KJI

Ahmad Taufik, M.Eng, Ph.D Eko Hendrawan, S.Sos


Dan II - WJJF/WJJKO Dan IV - WJJF/WJJKO

Ketua Dewan Guru PB-KJI

Firman Monardi
Dan IV - WJJF/WJJKO

31 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai