Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KESIMPULAN

STUDI ISLAM II

“HUKUM ISLAM ”

Disusun Oleh :

Intan Permata Surya (1710142010011)

Dosen Pembimbing : Hengky Januardi,SH,MH

STIKes YARSI SUMBAR

BUKITTINGGI

2019/2020
A. Pengertian Hukum Islam
Hukum (al-hukm) adalah Khitab (kalam) Allah SWT. yang
berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf, baik berupa Tholb (perintah,
larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan), takhyir (memilih
antara melakukan dan tidak melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang
menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang/māni’).

Sedangkan yang dimaksud dengan khitab ialah:

‫اعتباره عهى انكريم انكتاب يدل وما انكريم انكتاب يشمم ما‬: ‫سنة من‬, ‫مصهحة رعاية أو قياس أو‬
Khithabullah adalah semua bentuk dalil-dalil hukum, mengingat ia
merupakan bagian dari Sunnah, Ijma‟,Qiyas dan penjagaan
kemashlahatan.
Abdul Wahab Khalaf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
dalil hanya Al-Quran dan Sunnah.
ijma‟ dan qiyas sebagai metode menyingkapkan hukum dari Al-
Quran dan sunnah,dan ijma‟ harus mempunyai sandaran kepada al-Quran
dan sunnah.
1. Hukum taklifi
adalah titah Allah yang berbentuk tuntutan dan pilihan
hokum taklif karena titah ini langsung mengenai perbuatan orang yang
sudah mukallaf ( orang yang sudah baliq atau waras )
menurut jumhur ulama hokum taklif itu ada lima macam yang disebut
juga dengan hukum yang lima sebagai berikut:
a. Wajib, yaitu tuntutan yang mengandung suruhan yang mesti
dikerjakan,sehingga yang mengetrjakan dapat pahala dan
meninggalkan mendapat dosa

b. Sunat, yaitu tuntutan yang mengandung suruhan tetapi tidak


mesti dikerjakan ( QS 2 : 282.)

c. Haram, yaitu tuntutan yang mengandung larangan yang mesti


dijauhi (Q.S 17 : 23)
d. Makruh, yaitu tuntutan yang mengandung larangan tetapi tidak
mesti dijauhi. Dimana apabila ditinggalkan berpahala dan apabila
dilakukan tidak berdosa. (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan
dishahihkan Hakim)(Al-Shan‟ani, hal : 168).
e. Mubah, yaitu titah Allah SWT yang memberikan titah
kemungkinan untuk memilih antara mengerjakan atau
meninggalkan dalam hal ini tidak ada tuntutan baik mengerjakan
atau meninggalkan. firman Allah SWT dalam( Q.S 2 : 229)
2. Hukum wadh‟i

adalah firman Allah SWT, Bila firman Allah menunjukkan atas


kaitan sesuatu dengan hukum taklifi, baik bersifat sebagai sebab,
syarat, aau penghalang maka ia disebut hukum wadh‟i. Di dalam
ilmu hukum ia disebut pertimbangan hukum.
Sedangkan menurut Al-Amidi tujuh macam yaitu berikut ini.
Sabab, syarth, mani’, shah, bathil,azimah dan rukhsah (Al-Amidi,
1983 : 91).

a. Sabab, yaitu titah yang menetapkan bahwa sesuatu itu


dijadikan sebabbagi wajib dikerjakan suatu pekerjaan (Q.S
17 :78)
b. Syarath, yaitu titah yang menerangkan bahwa sesuatu itu
dijadikan syarat bagi sesuatu seperti sabda Nabi SAW
c. Mani’ (penghalang), yaitu sesuatu yang nyata
keberadaannya menyebabkan tidak ada hokum.
d. Shah, yaitu suatu hokum yang sesuai dengan tuntutan
syara‟. Maksudnya hokum itu dikerjakan jika ada
penyebab ,memenuhi syarat-syarat dan tidak ada sebab
penghalang untuk melaksanakannya.
e. Bathil, yaitu terlepasnya hokum syara‟ dari ketentuan yang
ditetapkan dan tidak ada akibat hokum yang ditimbulkannya
Adapun mengenai rukhsah dan „azimah, Syarifuddin sependapat
dengan Al-Amidi yaitu termasuk pemabahasan hokum wadh‟i dalam
pelaksanaan hokum taklifi (Syarifuddin I, 1997: 28).
‘Azimah yaitu hokum asal atau pelaksanaan hokum taklifi
berdasarkan dalili umum tanpa memandang kepada keadaan mukallaf
yang melaksanakannya, seperti haramnya bangkai untuk umat Islam.
Rukhsah, yaitu keringanan atau pelaksanaan hokum taklifi
berdasarkan dalil yang khusus sebagai pengecualian dari dalil yang
umum karena keadaan tertentu seperti boleh memakan bangkai dalam
keadaan tertentu, walaupun secara umum memakan bangkai itu haram.
CONTOH SOAL

1. Hukum islam sama artinya dengan :


a. Khitab (kalam) Allah SWT
b. al insan
c. Makruh
d. Hukum taklifi
e. Hukum adat
Jawaban : A

2. Semua yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf, adalah sebagai


berikut kecuali,:
a. Tholb (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan atau
meninggalkan)
b. takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan)
c. wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau
penghalang
d. penghalang/māni’
e. Sabab
Jawaban : E

3. Hukum taklifi adalah


a. Perintah allah yang menuntut
b. Titah Allah yang berbentuk tuntutan dan pilihan
c. Tuntutan yang mengandung larangan tetapi tidak mesti dijauhi
d. Titah Allah SWT yang memberikan titah kemungkinan untuk memilih
antara mengerjakan atau meninggalkan
e. Hukum yang dibuat oleh allah

Jawaban : B
4. Yaitu sesuatu yang nyata keberadaannya menyebabkan tidaj ada hokum.
Misalnya sabda Rasulullah SAW kepada Fatimah binti Abi Hubeisy yang
terjemahannya sebagai berikut.
“Apabila datang haid kamu tinggalkanlah shalat, dan apabila telah
berhenti, maka mandilah dan shalatlah.” H.R. Bukhari( Al-Asqalany, I
tth :63). Pernyatan dan contoh diatas disebut juga dengan :
a. Shah
b. Bathil
c. Mani’ (penghalang)
d. Syarath
e. sabab
Jawaban : C

5. Azimah yaitu hokum asal atau pelaksanaan hokum taklifi berdasarkan


dalili umum tanpa memandang kepada keadaan mukallaf yang
melaksanakannya,contohnya adalah :.
a. Haramnya bangkai untuk umat Islam
b. Mengerjakan shalat zuhur setelah tergelincir matahari
c. Batalnya jual beli dengan memperjualbelikan minuman keras
d. Apabila datang haid kamu tinggalkanlah shalat, dan apabila telah
berhenti, maka mandilah dan shalatlah
e. Dirikanlah shalat sesudah matahari tergelincir
Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai