ANGGARAN DASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR
Sekretariat Pusat:
Jl. Wijaya Timur Raya no 7 Kemayoran Baru – Jakarta Selatan
MUKADIMAH
Pasal 1
Nama
Nama Perguruan adalah Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia, disingkat PPS-SMI selanjutnya disebut Perguruan.
Pasal 2
Waktu
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia didirikan dan
ditetapkan pada tanggal 19 Juli 1987 untuk waktu yang tidak
ditentukan, berdasarkan hasil keputusan Musyawarah Besar
yang diadakan oleh murid-murid Almarhum H Abu Zahar serta
dihadiri oleh wakil-wakil Keluarga Besar Pendekar Banten,
Pandeglang, Cirebon, Sukabumi dan Tangerang pada tanggal
18 dan 19 Juli 1987 di Lembah Pinus Ciloto, Jawa Barat.
Pasal 3
Kedudukan
BAB II
PENGERTIAN
Pasal 4
Pengertian
Yang dimaksud dengan SATRIA MUDA adalah Pendekar yang
kuat lahir dan bathin, pemberani dan ksatria, bijaksana dan
sopan santun, berbudi luhur dan kasih sayang, penuh cinta
serta berbakti kepada tanah air dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
BAB III
AZAS LANDASAN DAN TUJUAN
Pasal 5
Azas
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia berazaskan
Pancasila
Pasal 6
Landasan
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia berlandaskan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan Konstitusional.
Pasal 7
Tujuan
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia bertujuan
menghimpun, melestarikan dan mengembangkan aliran-aliran
Seni Budaya Pencak Silat Tradisional Indonesia serta
menempa generasi muda untuk menjadi Pendekar Bangsa
yang berjiwa ksatria dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
BAB IV
KEGIATAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 8
Kegiatan
Untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam BAB III Pasal
7, maka perguruan akan melakukan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Menghimpun, melestarikan dan mengembangkan
aliran- aliran Pencak Silat Tradisonal yang berada di
wilayah
Indonesia.
b. Meningkatkan mutu dan prestasi Pencak Silat.
c. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan Seni Pencak
Silat Tradisional Indonesia.
d. Mengembangkan organisasi perguruan yang dikelola
secara profesional dengan mengupayakan sumber daya
pendukung untuk tercapainya kemandirian organisasi.
e. Melaksanakan kaderisasi pelatih, wasit dan juri untuk
Pencak Silat.
f. Membantu program pemerintah dalam membina
generasi muda Indonesia bekerjasama dengan
organisasi sejenis dan instansi pemerintah baik sipil
maupun militer yang terkait, serta organisasi lain yang
tidak mengikat baik di dalam maupun di luar negeri.
Pasal 9
Tugas Pokok
1. Memupuk dan meningkatkan kesadaran Nasional,
Patriotisme para Pesilat dalam tanggung jawabnya
sebagai warga Negara dan tanggung jawab sosialnya
sebagai warga masyarakat.
2. Membina, melatih dan mengembangkan kemampuan
dalam bidang Silat dan non Silat.
3. Melestarikan dan menumbuh kembangkan Pencak Silat
sebagai unsur budaya warisan leluhur Bangsa
Indonesia.
4. Turut serta membangun karakter Bangsa (Nation
Caracter Building)
5. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
pendekar untuk berkiprah dalam profesinya masing-
masing demi kejayaan Bangsa dan Negara.
Pasal 10
Fungsi
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia berfungsi
sebagai suatu wadah yang mempertahankan dan
mengembangkan ilmu bela diri Pencak Silat Tradisional
Indonesia sekaligus sebagai sarana untuk menenmpa para
pesilat sehingga menjadi pendekar yang kuat lahir bathin,
pemberani dan ksatria, bijaksana dan sopan santun, berbudi
pekerti luhur dan kasih saying, berbakti kepada Bangsa dan
Negara, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
BAB V
SIFAT
Pasal 11
Sifat
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia bersifat
independen dan tidak terikat pada salah satu Partai Politik atau
Organisasi yang beraliran politik
BAB VI
SEMBOYAN DAN JANJI PERGURUAN
Pasal 12
Semboyan
Semboyan Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia yaitu
:
“BELA DIRI untuk BELA BANGSA”
Pasal 13
Janji
1. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia
mempunyai janji.
2. Janji Satria Muda Indonesia merupakan ikrar kesetiaan
terhadap Perguruan.
BAB VII
KEANGGOTAAN PERGURUAN
Pasal 14
Keanggotaan Perguruan
Anggota PPS-SMI adalah setiap anggota masyarakat Warga
Negara Indonesia yang menyetujui azas, tujuan perguruan,
serta mau berlatih secara teratur dan terus menerus.
Pasal 15
Anggota Perguruan terdiri dari
: a. Anggota Muda
b. Anggota
c. Anggota Luar Biasa
d. Anggota Kehormatan
BAB VIII
STRUKTUR ORGANISASI PERGURUAN
Pasal 16
Struktur Organisasi Perguruan
Perguruan merupakan organisasi Persilatan, sehingga
Perguruan terdiri dari Pimpinan Organisasi dan Pimpinan teknis
Persilatan yang keduanya dibawah koordinasi Dewan Pembina.
Pasal 17
Pimpinan Teknis Perguruan adalah :
- Dewan Pembina
- Dewan Guru
- Korps Pendekar
- Korps Pelatih
Pasal 18
Pimpinan Organisasi Perguruan adalah :
- Dewan Pembina
- Pengurus Pusat
- Pengurus KOMDA (Komisariat Daerah)
- Pengurus KOMWIL (Komisariat Wilayah)
- Pengurus Unit Latihan
- Pengurus Perwakilan di Luar Negeri
BAB IX
PENGESAHAN JABATAN PENGURUS
Pasal 19
Pengesahan Jabatan Kepengurusan
1. Kepengurusan Pusat, Dewan Pembina dan Dewan Guru
ditetapkan oleh Musyawarah nasional dan dikukuhkan
oleh Pembina Utama.
2. Kepengurusan Komisariat daerah, Pembina Daerah dan
Korps Pendekar ditetapkan oleh Musyawarah Daerah
dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat.
3. Kepengurusan Komisariat Wilayah, Pembina Wilayah
dan Korps Pelatih ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah
dan dikukuhkan oleh Pengurus Komisariat Daerah.
4. Kepengurusan Unit Latihan, Pembina Unit Latihan dan
Pelatih ditetapkan oleh Rapat Anggota dan dikukuhkan
oleh Pengurus Komisariat Wilayah.
Pasal 20
Masa Jabatan Pengurus Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia sebagai berikut :
a. 4 (empat) tahun untuk Dewan Pembina.
b. 4 (empat) tahun untuk Pengurus Pusat
c. 4 (empat) tahun untuk Dewan Guru
d. 4 (empat) tahun untuk Pengurus Komisariat Daerah
e. 4 (empat) tahun untuk Korps Pendekar
f. 4 (empat) tahun untuk Pengurus Komisariat Wilayah
g. 4 (empat) tahun untuk Korps Pelatih dan Pembina
Wilayah
h. 2 (dua) tahun untuk Unit Latihan dan Penanggung
Jawab Latihan.
BAB X
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 21
Hak dan Kewajiban Pengurus
Hak dan kewajiban Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XI
MUSYAWARAH DAN
RAPAT
Pasal 22
Forum pengambilan keputusan Perguruan meliputi
: a. Tingkat Pusat
1. Musyawarah Nasional (MUNAS)
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB)
3. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
4. Rapat Pimpinan Nasional
(RAPIMNAS) 5. Rapat Regional jika
diperlukan.
b. Tingkat Komisariat Daerah
1. Musyawarah Daerah (MUSDA)
2. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
3. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)
BAB XII
KEKAYAAN
BAB XIV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 25
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran dasar dilaksanakan dengan musyawarah
untuk mufakat dalam MUNAS
BAB XV
PEMBUBARAN
Pasal 26
Pembubaran
1. Perguruan hanya dapat dibubarkan dengan Keputusan
MUNAS yang khusus diadakan untuk itu dan dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah KOMDA.
2. MUNAS tersebut mengambil keputusan juga tentang :
a. Kekayaan dan kewajiban Perguruan
b. Jika ada sisa kekayaan harus diserahkan kepada
organisasi atau Badan Sosial yang ditunjuk MUNAS.
BAB XVI
PERATURAN TAMBAHAN DAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Tambahan
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga yang tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga akan diatur oleh Pengurus
Pusat dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga untuk
dipertanggung jawabkan kepada MUNAS.
Pasal
28
Penutup
1. Anggaran Dasar Perguruan mulai berlaku sejak
ditetapkan.
2. Dengan telah ditetapkannya Anggaran Dasar yang
baru, maka Anggaran Dasar yang ada dan telah berlaku
sebelum Anggaran dasar ini, dinyatakan tidak berlaku
lagi terhitung sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 30 Juli
2009
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
NAMA
Pasal 1
Nama
1. Organisasi ini bernama Perguruan Pencak Silat Satria
Muda Indonesia yang disingkat “PPS – SMI”
2. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia pada
tingkat Nasional dinamakan Perguruan Pencak Silat
Satria Muda Indonesia Tingkat Pusat.
3. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia
Tingkat Provinsi dinamakan Perguruan Pencak Silat
Satria Muda Indonesia Tingkat Komisariat Daerah yang
disertai nama Daerah Tingkat I yang bersangkutan.
4. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia pada
tingkat Kabupaten/Kota dinamakan Perguruan Pencak
Silat Satria Muda Indonesia Tingkat Komisariat Wilayah
yang disertai nama Daerah Tingkat II yang
bersangkutan.
5. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia yang
berada pada instansi-instansi, Kesatuan-kesatuan dan
Lembaga-lembaga Pendidikan dinamakan Tingkat Unit
Latihan (Unit Khusus terdapat di Kesatuan-kesatuan
Militer).
6. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia yang
berada diluar negeri dinamakan Pergruruan Pencak Silat
Satria Muda Indonesia Tingkat Perwakilan yang disertai
nama Negara yang bersangkutan.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota Perguruan
1. Anggota Muda adalah Warga Negara yang menyetujui
dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Perguruan serta wajib menjalankan masa
Anggota
Mudanya 2.
Anggota
a. Anggota Muda yang telah memenuhi persyaratan
untuk diangkat menjadi Anggota.
b. Warga Negara yang menyetujui dan mematuhi
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perguruan serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan
perguruan.
Pasal 3
Keanggotaan berakhir apabila yang bersangkutan :
Pasal 4
Anggota Kehormatan
Anggota Kehormatan diangkat dan dikukuhkan oleh Pengurus
Pusat atas persetujuan Dewan Pembina.
Pasal 5
Pengunduran
Diri
1. Pengunduran diri sebagai anggota hanya dapat
dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada Uni dengan tembusan kepada Pengurus Pusat,
KOMDA, KOMWIL dan Unit Latihan
2. Anggota dapat diberhentikan bilamana :
o Melanggar Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah tangga atau Keputusan-keputusan
Perguruan.
o Merugikan atau mencemarkan nama
baik perguruan.
3. Dalam hal-hal tersebut diatas, anggota yang
bersangkutan dapat diberhentikan sementara oleh
Pengurus Pusat dengan tembusan kepada Pengurus
KOMDA, KOMWIL dan Unit.
4. Setelah anggota yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk membela diri pada waktu rapat yang diadakan
khusus untuk keperluan tersebut yang dihadiri oleh
Pengurus tingkat organisasi yang bersangkutan.
5. Kode Etik Anggota :
Tindak tanduk perilaku anggota sebagai bagian dari
masyarakat umum dan atau masyarakat khusus sesuai
dengan tugas atau pekerjaan/profesi lainnya diluar
masyarakat persilatan terikat pada kode etik anggota
yang akan diatur kemudian oleh Pengurus Pusat.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
Hak Anggota
a. Anggota Muda mempunyai hak untuk mengikuti
Pendidikan dan atau pelatihan seni Pencak Silat
Tradisional Indonesia yang dilakukan oleh PPS-
SMI.
b. Anggota mempunyai hak suara untuk memilih dan
dipilih.
c. Anggota Luar Biasa mempunyai hak bicara tetapi
tidak mempunyai hak untuk memilih dan dipilih.
d. Anggota Kehormatan mempunyai hak mengajukan
saran kepada Pengurus Pusat.
Pasal 7
Kewajiban Anggota
a. Mematuhi Anggaran Dasar / Anggaran Rumah
Tangga dan keputusan-keputusan Perguruan.
b. Menjaga nama baik Perguruan.
c. Membayar uang pangkal dan iuran sesuai
ketentuan yang berlaku
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
Perguruan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PERGURUAN
Pasal 8
Dewan Pembina
1. Dewan Pembina adalah suatu badan yang berfungsi
untuk membina kepengurusan Perguruan.
2. Anggota Dewan Pembina terdiri dari tokoh-tokoh yang
dipilih dan ditetapkan sebagai calon Anggota Dewan
Pembina oleh MUNAS dan dikukuhkan oleh Pembina
Utama.
3. Dewan Pembina ditetapkan oleh MUNAS untuk masa
bhakti 4 (empat) tahun.
4. Dewan Pembina terdiri dari beberapa Anggota Dewan
Pembina yang dipimpin oleh Pembina Utama.
Pasal 9
Sesepuh
1. Para Sesepuh Perguruan adalah tokoh-tokoh Persilatan
yang telah berjasa didalam proses pendirian dan
pengembangan Perguruan.
2. Penentuan para pendekar persilatan yang mempunyai
klasifikasi Sesepuh Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia diusulkan oleh Pembina Utama dan diajukan
kepada MUNAS untuk ditetapkan.
Pasal 10
Hak dan Kewajiban Dewan Pembina
Pasal 11
Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota
Dewan Pembina
1. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pembina
ditetapkan oleh MUNAS dan dikukuhkan oleh Pembina
Utama.
2. Anggota Dewan Pembina diberhentikan jika :
a. Masa bhaktinya berakhir
b. Mengundurkan diri
c. Dianggap tidak aktif
d. Merugikan nama baik Perguruan
e. Melanggar AD/ART dan ketentuan-ketentuan lain
dari Perguruan
f. Meninggal dunia.
Pasal 12
Dewan Guru
1. Dewan Guru adalah suatu badan yang mendampingi
Pengurus Pusat dalam meningkatkan dan
mengembangkan kebijakan dan mutu teknis persilatan.
2. Anggota Dewan Guru adalah Pendekar dari Perguruan
yang berprestasi aktif dalam meningkatkan dan
mengembangkan mutu teknis persilatan sehingga
mampu ikut memantau dan memperbaiki system
pendidikan dan pelatihan serta mutu teknis persilatan.
3. Anggota Dewan Guru yang berdomisili pada tingkat
KOMDA atau KOMWIL dapat didampingi Pengurus
Perguruan sesuai dengan fungsinya.
4. Dewan Guru diangkat dan diberhentikan oleh Pembina
Utama dan disahkan oleh MUNAS.
5. Dewan Guru terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua dan
beberapa orang anggota.
6. Yang dapat menjadi Dewan Guru adalah anggota
Perguruan yang memiliki/menguasai keilmuan silat
tradisional yang terhimpun dala Perguruan atau
keterampilan lainnya yang menunjang perkembangan
dan kemajuan Perguruan.
7. Menjelang MUNAS berlangsung, Dewan Pembina, Ketua
Umum dan sekretaris Umum Pengurus Pusat, para
Sesepuh, Ketua dan Wakil Ketua Dewan Guru dapat
melakukan konsultasi untuk menentukan nama-nama
calon anggota Dewan guru yang diajukan kepada
MUNAS untuk ditetapkan.
Pasal 13
Hak dan Kewajiban Dewan Guru
1. Anggota Dewan Guru berhak memberikan ilmu dan
wejangan kepada anggota Perguruan Pencak Silat
Satria Muda Indonesia yang sedang belajar/berlatih
Pencak Silat Satria Muda Indonesia sesuai dengan isi
dan jiwa dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia
dan berkewajiban mengembangkan Pergururan Pencak
Silat
Satria Muda Indonesia secara nasional maupun
internasional.
2. Rapat Anggota Dewan guru berhak untuk menyusun isi
dan system pendidikan/latihan Pencak Silat, tata tertib,
disiplin latihan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang
berkaitan dengan pendidikan/latihan.
3. Rapat Dewan Guru berhak menyampaikan usulan
kepada Pengurus Pusat dalam mengeluarkan sanksi
kepada anggota Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia.
4. Anggota Dewan Guru berhak untuk mengawasi
jalannya kegiatan latihan serta ujian kenaikan tingkat
sebagai pesilat.
5. Anggota Dewan Guru berhak untuk mengetahui
perkembangan Pencak Silat disemua unit-
unit/perwakilan Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia didalam dan diluar negeri.
6. Anggota Dewan Guru berhak mengajukan
pemberhentian anggota Perguruan Pencak Silat Satria
Muda Indonesia dari keanggotaan Dewan Guru dan
ditetapkan oleh MUNAS.
Pasal 14
Wewenang Dewan
Guru
1. Dewan Guru berwenang memberikan petunjuk yang
berkaitan dengan teknis persilatan kepada Pengurus
Pusat baik diminta maupun tidak.
2. Dewan Guru berwenang memberikan arahan langsung
kepada Korps Pendekar dan Korps Pelatih tentang
teknis persilatan.
3. Dewan Guru berkewajiban menurunkan keilmuan
silatnya kepada anggota yang sudah bersedia dan
mampu menerimanya.
4. Dewan Guru berhak diangkat menjadi Anggota Dewan
Pembina jika sudah memenuhi persyaratan.
Pasal 15
Pengangkatandan Pemberhentian Dewan Guru
Anggota dewan Guru diangkat dan diberhentikan oleh Rapat
Dewan Guru yang khusus diadakan untuk itu atas persetujuan
Pembina Utama dan ditetapkan oleh MUNAS.
Pasal 16
Korps
Pendekar
1. Korps Pendekar adalah suatu badan yang mendampingi
Pengurus KOMDA dalam meningkatkan dan
mengembangkan mutu teknis persilatan.
2. Anggota Korps Pendekar adalah Pendekar dari
Perguruan yang berpartisipasi aktif dalam
meningkatkan dan mengembangkan mutu teknis
persilatan sehingga mampu ikut memantau dan
memperbaiki mutu pelatihan serta mutu teknis
persilatan.
3. Anggota Korps Pendekar yang berdomisili pada tingkat
KOMDA atau KOMWIL dapat mendampingi Pengurus
Perguruan sesuai dengan fungsinya seperti tercantum
dalam ayat 1 pasal ini.
4. Anggota Korps Pendekar yang telah berpartisipasi aktif
dalam pengembangan Perguruan, dapat diusulkan oleh
Pengurus KOMDA kepada Pengurus Pusat dan Dewan
Guru untuk diangkat menjadi Anggota Dewan Guru.
Pasal 17
Hak dan Kewajiban Korps Pendekar
1. Hak Korps Pendekar
a. Anggota Korps Pendekar berhak memberikan saran
tentang teknis persilatan kepada Pengurus KOMDA,
baik diminta maupun tidak diminta oleh Pengurus
KOMDA.
Pasal 19
Korps
Pelatih
1. Korps Pelatih adalah badan yang mendampingi
Pengurus KOMWIL dalam menjabarkan kebijakan dan
program pelatihan yang telah ditetapkan oleh
Perguruan
2. Anggota Korps Pelatih adalah anggota Perguruan yang
telah memenuhi criteria Pelatih yang telah ditetapkan
Perguruan
3. Anggota Korps pelatih yang berdomisili di tingkat
KOMWIL atau Unit dapat mendampingi Kepengurusan
Perguruan sesuai dengan fungsinya seperti yang
tercantum dalam ayat 1 pasal ini.
Pasal 20
Hak dan Kewajiban Anggota Korps Pelatih
1. Hak Anggota Korps Pelatih
1.1. Anggota Korps Pelatih berhak mengajarkan
keilmuannya kepada anggota Perguruan sesuai
dengan tahapan dan kemampuan yang dimiliki
oleh siswa/anggota Perguruan.
1.2. Anggota Korps Pelatih yang telah memenuhi
criteria Perguruan berhak diangkat menjadi
Anggota Korps Pendekar oleh Dewan Guru.
2. Kewajiban Korps Pelatih
Anggota Korps Pelatih berkewajiban menurunkan
seluruh keilmuannya secara utuh kepada siswa atau
anggota Pergruan sesuai dengan standard yang
berlaku.
Pasal 21
Pengangkatan dan
Pemberhentian
Anggota Korps Pelatih
Anggota Korps Pelatih diangkat dan diberhentikan oleh Dewan
Guru atas usulan KOMDA dengan berkonsultasi kepada
Pengurus KOMWIL dan dilakukan pada MUSWIL.
Pasal 22
Pengurus Pusat
1. Pimpinan Perguruan diselenggarakan Pengurus Pusat
yang dipilih MUNAS untuk masa jabatan 4 (empat)
tahun.
2. Perguruan Pusat terdiri dari sekurang-kurangnya Ketua
Umum yang dibantu oleh 2 (dua) orang Wakil Ketua
Umum, Sekretaris Umum yang dibantu oleh Wakil
Sekretaris Umum, Bendahara Umum yang dibantu oleh
Wakil Bendahara Umum dan Ketua Harian yang dibantu
oleh 4 (emapat) koordinasi Departemen yang dianggap
perlu dan didampingi Dewan Guru Pusat.
3. Pemilihan calon Pengurus Pusat dilaksanakan melalui
system formatur dengan mandate penuh.
4. Pengurus Pusat dapat mengangkat anggota kehormatan
dan anggota sesepuh atas persetujuan Dewan Pembina.
5. Pengurus Pusat bertanggung jawab kepada MUNAS.
6. Ketua Umum mewakili Perguruan diluar dan didalam
pengadilan.
7. Pengurus Pusat berwenang mengangkat coordinator
regional dalam pelaksanaan program, jika dianggap
perlu.
8. Yang dapat menjadi calon Pengurus Pusat adalah
anggota yang sekurang-kurangnya pernah menjabat
Pengurus Pusat, Pengurus KOMDA atau orang-orang
yang dianggap mampu untuk mengembangkan
organisasi dalam mencapai tujuannya secara maksimal.
9. Pengurus Pusat terdiri dari Pengurus Pleno Pusat dan
Pengurus Harian Pusat.
10. Pengurus Pleno Pusat terdiri dari Pengurus Harian
Pusat ditambah Ketua, Sekretaris, Dewan Pembina dan
Dewan Guru.
11. Rapat Pleno Pusat diadakan paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali dengan mengundang Dewan Pembina.
12. Rapat Pengurus Harian Pusat diadakan 3 (tiga) bulan
sekali.
13. Pengurus Pleno Pusat mengawasi pelaksanaan dari
keputusan MUNAS mengenai organisasi maupun teknis
persilatan Perguruan.
14. Pengurus Harian Pusat melaksanakan hasil MUNAS dan
mengambil keputusan-keputusan dalam rangka
pelaksanaan program Perguruan yang kemudian
dipertanggung jawabkan kepada MUNAS.
15. Untuk melaksanakan tugasnya Pengurus Pusat dapat
membentuk badan pelengkap yang dipertanggung
jawabkan kepada MUNAS.
16. Untuk melaksanakan program Pengurus Pusat dapat
mengangkat karyawan pelaksana yang dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Pengurus Harian Pusat.
Pasal 23
Pengurus
KOMDA
1. Pengurus KOMDA dipilih oleh MUSADA untuk masa
jabatan 4 (empat) tahun, sekurang-kurangnya MUSDA
memilih Ketua dan Sekretaris sebagai formatur.
2. Yang dapat menjadi Pengurus KOMDA adalah anggota
yang pernah menjabat Pengurus KOMDA dan atau
Pengurus KOMWIL
3. Pengurus KOMDA terdiri dari Pengurus Pleno KOMDA
dan Pengurus Harian KOMDA.
4. Pengurus Pleno KOMDA terdiri dari sekurang-kurangnya
Ketua KOMDA, Sekretaris, Bendahara dan Biro-Biro
ditambah Korps Pendekar.
5. Pengurus Harian KOMDA terdiri dari Ketua KOMDA,
Sekretaris dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil
Bendahara serta Biro-Bironya.
6. Rapat pengurus Pleno KOMDA diadakan paling sedikit 4
(empat) bulan sekali.
7. Rapat Pengurus Harian KOMDA diadakan paling sedikit
1 (satu) bulan sekali.
8. Pengurus Pleno KOMDA mengawasi pelaksanaan dari
keputusan MUSDA mengenai organisasi maupun teknis
persilatan Perguruan.
9. Pengurus Harian KOMDA mengambil keputusan-
keputusan dalam rangka pelaksanaan program
Perguruan yang kemudian dipertanggung jawabkan
kepada MUSDA.
10. Untuk melaksanakan program kerjanya Pengurus Harian
KOMDA dapat mengangkat karyawan yang bertanggung
jawab kepada Pengurus Harian KOMDA.
11. Pengurus KOMDA bertanggung jawab kepada MUSDA.
Pasal 24
Pengurus KOMWIL
1. Pimpinan Pengurus KOMWIL diselenggarakan oleh
Pengurus KOMWIL untuk masa bhakti 4 (empat) tahun.
2. Pengurus KOMWIL didampingi oleh Korps Pelatih.
3. Pengurus KOMWIL bertanggung jawab kepada MUSWIL
4. Pengurus KOMWIL terdiri dari Pengurus Pleno
KOMWIL
dan Pengurus Harian KOMWIL.
5. Pengurus Pleno KOMWIL terdiri dari sekurang-
kurangnya Ketua KOMWIL, Sekretaris, Bendahara dan
Bidang-Bidang ditambah Korps Pelatih.
6. Pengurus Harian KOMWIL terdiri dari sekurang-
kurangnya Ketua KOMWIL, Sekretaris, Bendahara serta
Bidang-Bidangnya.
Pasal 25
Pengurus
Unit
1. Pimpinan Unit diselenggarakan oleh Pengurus Unit
yang ditetapkan oleh Pengurus KOMWIL yang
bersangkutan.
2. Pengurus Unit terdiri dari sekurang-kurangnya Ketua,
sekretaris, Bendahara dan anggota pengurus.
3. Pengurus Unit berada di Instansi-Instansi, Kesatuan-
kesatuan dan Lembaga-Lembaga Pendidikan serta pada
wilayah Kecamatan.
4. Pengurus Unit bertanggung jawab kepada Pengurus
KOMWIL.
5. Pengurus Unit terdiri dari sekurang-kurangnya Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa anggota.
6. Rapat Pengurus Unit diadakan paling sedikit 1 (satu) kali
setiap bulan.
7. Pengurus Unit mengawasi pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan himpunan, pelestarian
dan seni Pencak Silat Perguruan.
8. Pengurus Unit bertanggung jawab kepada Pengurus
KOMWIL.
Pasal 26
Pengurus
Perwakilan
1. Pimpinan Perwakilan diselenggarakan oleh Pengurus
Perwakilan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
2. Pengurus Perwakilan berada diluar negeri.
3. Pengurus Perwakilan terdiri dari sekurang-kurangnya
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Ketua-Ketua Bidang
yang dianggap perlu atau jabatan lain yang disesuaikan
dengan peraturan Negara yang bersangkutan.
4. Rapat Pengurus Perwakilan diadakan paling sedikit 1
(satu) bulan sekali.
5. Pengurus Perwakilan melaksanakan dan mengawasi
pelaksanaan hasil MUNAS dan bertanggung jawab
kepada Pengurus Pusat.
6. Pengurus Perwakilan bertanggung jawab kepada
Pengurus Pusat dan musyawarah sesuai dengan
Negara yang bersangkutan.
7. Perwakilan harus mengikuti seni budaya Pencak Silat
tradisional Indonesia yang aliran-aliran persilatannya
telah terhimpun kedalam Perguruan.
8. Peraturan organisasinya disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku di Negara bersangkutan.
BAB V
KEPENGURUSAN DAN PENGESAHAN JABATAN
Pasal 27
Kepengurusan dan Pengesahan Jabatan
1. Kepengurusan Daerah
1.1. Diusulkan melalui Musyawarah Daerah untuk
disahkan oleh Pengurus Pusat dengan masa
bhakti kepengurusan adalah 4 (empat) tahun.
1.2. Anggota Kepengurusan adalah wakil-wakil
KOMWIL pada wilayah yang bersangkutan.
1.3. Mempunyai alamat dan secretariat yang tetap.
2. Kepengurusan Wilayah
2.1. Diusulkan melalui Musyawarah Wilayah dan
disahkan oleh Pengurus KOMDA dengan masa
bhakti kepengurusan adalah 4 (empat) tahun.
2.2. Mempunyai alamat dan secretariat yang tetap.
2.3. Mempunyai papan nam PPS-Satria Muda
Indonesia
2.4. Dan membantu membiayai Unit.
3. Kepengurusan Unit
3.1. Diusulkan mealui rapat anggota Unit yang
bersangkutan dengan pengesahan dari Pengurus
KOMWIL dengan masa bhakti kepengurusan
adalah 4 (empat) tahun.
3.2. Mempunyai alamat dan secretariat yang tetap.
3.3. Mempunyai papan nama PPS-Satria Muda
Indonesia
3.4. Minimal ada 20 orang anggota yang dilatih 1
(satu) pelatih atau asisten pelatih yang tetap dan
dapat pengesahan dari Pengurus KOMWIL.
3.5. Untuk jumlah 20 – 40 orang anggota yang
terlatih harus ada 1 (satu) orang pelatih
ditambah 1 (satu) asisten pelatih.
4. Kepengurusan Perwakilan
Diusulkan melalui rapat anggota perwakilan yang
bersangkutan dengan pengesahan dari Pengurus
Pusat.
BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT PERGURUAN
Pasal 28
Musyawarah Nasional
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah lembaga
tertinggi Perguruan Pencak Silat Satria Muda
Indonesia.
2. Peserta Munas adalah
: a. Dewan
Pembina
b. Sesepuh
c. Dewan Guru
d. Pengurus Pusat
e. Utusan KOMDA
f. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Pusat
3. MUNAS dilaksanakan 4 (empat) tahun sekali oleh
Pengurus Pusat.
4. MUNAS mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
a. Merubah, menyempurnakan dan menetapkan
AD/ART
b. Menetapkan Dewan Pembina
c. Menetapkan Sesepuh
d. Menetapkan Dewan Guru
e. Memilih, mengangkat dan menetapkan Pengurus
Pusat
f. Meminta laporan Dewan Pembina
g. Meminta laporan Dewan Guru
h. Menilai laporan keterangan pertanggung jawaban
Pengurus Pusat
i. Menyusun dan menetapkan program-program
pokok Perguruan
j. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi yang
dianggap perlu.
5. MUNAS dianggap sah jika dihadiri lebih dari separuh
jumlah KOMDA.
Pasal 29
Musyawarah Nasional Luar Biasa
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat dilaksanakan
atas usul Pengurus Pusat dan didukung oleh lebih dari
separuh jumlah KOMDA dan persetujuan Dewan
Pembina.
2. Peserta Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah sebagai
berikut :
a. Dewan Pembina
b. Sesepuh
c. Dewan Guru
d. Pengurus Pusat
e. Utusan KOMDA
f. Peninjau yang diundang oleh Pengurus Pusat
3. Musyawarah Nasional Luar Biasa mempunyai tugas dan
wewenang membicarakan segala sesuatu yang
dianggap luar biasa.
Pasal 30
Musyawarah Daerah (MUSDA)
1. Musyawarah Daerah merupakan Musyawarah Anggota
pada KOMDA yang bersangkutan
2. Peserta MUSDA terdiri dari
: a. Utusan Pengurus
Pusat
b. Korps Pendekar
c. Pengurus KOMDA
d. Utusan Pengurus KOMWIL
e. Peninjau yang diundang oleh Pengurus KOMDA
3. MUSDA mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
a. Menetapkan Badan Pelindung dan Penasehat Daerah
b. Menetapkan Korps Pendekar
c. Memilih, mengangkat dan menetapkan Pengurus
KOMDA
d. Menilai laporan keterangan pertanggung jawaban
Pengurus KOMDA
e. Menyusun dan menetapkan program kerja KOMDA
sebagai penjabaran dari Program Perguruan.
f. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya pada
tingkat KOMDA yang bersangkutan
4. MUSDA dianggap sah jika dihadiri oleh Unsur Pengurus
Pusat, Pengurus KOMDA dan lebih dari separuh utusan
KOMWIL pada KOMDA yang bersangkutan
Pasal 31
Musyawarah Wilayah
(MUSWIL)
1. MUSWIL merupakan musyawarah anggota pada
KOMWIL yang
bersangkutan 2. Peserta
MUSWIL terdiri dari : a.
Utusan Pengurus KOMDA
b. Pengurus KOMWIL
c. Utusan Pengurus Unint
d. Korps Pelatih
e. Peninjau yang diundang oleh KOMWIL
bersangkutan.
3. MUSWIL mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
a. Menetapkan Badan Pelindung dan Penasehat
Wilayah
b. Memilih, mengangkat dan menetapkan Pengurus
KOMWIL
c. Menilai laporan keterangan pertanggung jawaban
Pengurus KOMWIL
d. Menyusun dan menetapkan Program Kerja KOMWIL
sebagai penajabaran dari Program Kerja KOMDA
bersangkutan
e. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi pada
tingkat KOMWIL yang dianggap perlu.
4. MUSWIL dianggap sah jika dihadiri oleh unsur Pengurus
KOMDA, Pengurus KOMWIL dan lebih dari separuh
Utusan Pengurus Unti pada KOMWIL bersangkutan.
Pasal 32
Rapat Pengurus
Unit
Pasal 33
Rapat Kepengurusan Perwakilan
1. Perwakilan merupakan badan organisasi Perguruan
yang ada di luar negeri
2. Kepengurusan Perwakilan didalam struktur organisasi
Perguruan setingkat dengan KOMDA untuk tingkat
Negara.
3. Kepengurusan Perwakilan dapat dibentuk pada Negara
yang mempunyai hubungan diplomatic dengan Republik
Indonesia.
4. Kepengurusan Perwakilan terdiri dari sekurang-
kurangnya Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa
Ketua Bidang atau Kepengurusan yang sesuai
ketentuan Negara yang bersangkutan.
5. Pembentukan Kepengurusan Perwakilan dilaksanakan
dalam suatu musyawarah Perwakilan yang sesuai
dengan Negara bersangkutan dan dihadiri oleh
Pengurus Pusat.
6. Perwakilan dapat dibentuk apabila mempunyai
sekurang-kurangnya seorang pelatih dan 25 orang
anggota
7. Untuk perkembangan selanjutnya organisasi Perguruan
pada Negara yang bersangkutan diatur oleh Peraturan
Organisasi Pengurus Pusat.
Pasal 24
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
1. RAKERNAS diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) masa bhakti kepengurusan
2. Peserta RAKERNAS adalah :
a. Dewan Pembina
b. Dewan Guru
c. Pengurus Pusat
d. Utusan Pengurus KOMDA
e. Peninjau yang diundang oleh Pengurus
Pusat 3. RAKERNAS mempunyai tugas dan
wewenang :
a. Menilai Program yang telah dilaksanakan dan
menentukan tindak langkah program selanjutnya
b. Menetapkan keputusan-keputusan yang dianggap
perlu
4. RAKERNAS dianggap sah jika dihadiri oleh unsure
Dewan Pembina, Pengurus Pusat dan lebih dari
separuh
jumlah KOMDA.
Pasal 35
Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
1. Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 2
(dua) kali dalam 1 (satu) masa bhakti
2. Peserta RAKERDA adalah :
a. Utusan Pengurus Pusat atau yang ditunjuk Pengurus
Pusat
b. Pengurus KOMDA
c. Korps Pendekar
d. Utusan Pengurus KOMWIL pada KOMDA yang
bersangkutan
e. Peninjau yang diundang oleh Pengurus KOMDA
3. RAKERDA mempunyai tugas dan wewenang :
a. Menilai Program Kerja KOMDA yang telah
dilaksanakan dan menentuka Program Kerja
selanjutnya
b. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya pada
tingkat KOMDA yang dianggap perlu
4. RAKERDA dianggap sah jika dihadiri oleh unsure
Pengurus Pusat atau yang ditunjuk Pengurus
Pusat, Pengurus KOMDA, Korps Pendekar dan lebih
dari separuh utusan KOMWIL pada KOMDA yang
bersangkutan.
Pasal 36
Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)
1. Rapat Kerja Wilayah diadakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) masa bhakti
2. Peserta RAKERWIL
adalah : a. Utusan
Pengurus KOMDA
b. Pengurus KOMWIL
c. Korps Pelatih
d. Utusan Pengurus Unit
e. Peninjau yang diundang oleh Pengurus
KOMWIL 3. RAKERWIL mempunyai tugas dan
wewenang :
a. Menilai Program kerja yang telah
dilaksanakan dan menentukan tindak langkah
selanjutnya.
b. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi
pada tingkat KOMWIL yang dianggap perlu.
Pasal 37
Badan Koordinator Regional
1. Badan Koordinator dapat dibentuk oleh Pengurus Pusat
jika dianggap perlu.
2. Badan Koordinator Regional merupakan
perpanjangan tangan dari Pengurus Pusat.
3. Penentuan Daerah yang akan menjadi Badan
Koordinator Regional ditentukan Pengurus Pusat
berdasarkan Petunjuk Organisasi (PO) Pengurus Pusat.
BAB VII
LAMBANG, PANJI, LAGU DAN SEMBOYAN
Pasal 38
Lambang
1. Lambang perguruan diwujudkan dalam
gambar
melingkar yang terdiri dari lintasan tendangan kaki
kea rah delapan penjuru yang bagian tengahnya
terdiri dari Merah Putih dengan dua keris tradisional
bersilang ditengah-tengah dan terhunus ke atas yang
dikelilingi oleh dua untaian padi yang menghadap
ke atas.
2. Gambar dan ukuran dijelaskan dalam lampiran
Pasal 39
Panji
1. Panji-panji Perguruan berupa
pataka dengan dasar hitam dan
lambing Perguruan di tengahnya
2. Tulisan melingkar di bagian atas
lambing adalah
“Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia dan
dibagian bawah lambing tertera “Indonesia” dengan
susunan huruf melengkung ke atas.
3. Di bagian bawah lambing dan tulisan Indonesia
tertera tulisan memanjang “PUSAT” atau tulisan
“KOMDA” dengan nama Provinsi yang
bersangkutan.
Pasal 40
Lagu
Lagu Perguruan adalah Mars/Hymne Satria Muda
Indonesia yang liriknya terlampir.
Pasal 41
Semboyan
Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia mempunyai
semboyan “BELA DIRI UNTUK BELA BANGSA” , dimana silat
bukan hanya sebagai keterampilan pribadi untuk membela
diri, akan tetapi sebagai keterampilan untuk membela Bangsa
dan Negara dalam bidang masing-masing.
BAB VIII
PAKAIAN SERAGAM DAN TANDA TINGKATAN ANGGOTA
Pasal 42
Pakaian Seragam
a. Pakaian seragam anggota terdiri dari baju
berwarna hitam (PDL, PDH) dan celana
gelembung/pangsi berwarna hitam yang modelnya
sesuai untuk seorang pesilat.
a.1. Pakaian seragam dinas Lapangan (PDL)
dipergunakan pada waktu diluar latihan teknis Silat
a.2. Pakaian seragam dinas harian (PDH)
dipergunakan pada waktu diluar latihan teknis Silat
(dipakai sehari-hari untuk kepentingan dinas
PPS_SMI)
a.3. Pakaian seragam pangsi dipergunakan pada
waktu latihan teknis Silat.
b. Pakaian seragam Dewan Guru terdiri dari baju
berwarna
dasar kuning, kerah berwarna hitam dan masing-
masing 2 (dua) strip merah di lengan kanan dan
lengan kiri dengan celana gelembung/pangsi warna
hitam
c. Pakaian upacara terdiri atas celana pangsi dan
baju kampret/teluk belanga berwarna hitam, ada 2
(dua) saku/kantong bawah pada baju, kerah leher
sekitar 2 (dua) jari tangan, kelengkapan lainnya
adalah kopiah hitam dan ikat pinggang dianjurkan
ikat pinggang tradisional. Gambar pakaian Dewan
Guru dapat dilihat pada lampiran.
Pasal 43
Tanda Tingkatan Anggota
Tanda Tingkatan Anggota ditandai dengan warna sabuk
yang terdiri dari :
SATRIA
Satria Taruna Merah Polos
Satria Madya Merah Hitam Strip I
Satria Utama Merah Hitam Strip II
PENDEKAR MUDA (PM)
Pendekar Taruna Hitam Polos
Pendekar Madya Hitam Kuning Strip I
Pendekar Utama Hitam Kuning Strip II
PENDEKAR
Dewan Guru Kuning Polos
Anggota Kehormatan Kuning Polos dengan
lambang
PPS-SMI diujung sabuk
BAB IX
KEKAYAAN
Pasal 44
Uang Pangkal dan Iuran Anggota
1. Uang pangkal untuk Unit ditetapkan kemudian
oleh Pengurus KOMWIL masing-masing
2. Uang iuran ditetapkan Rp.5.000,- per bulan
3. Pengurus Unit diwajibkan menyerahkan 10% dari
hasil uang pangkal dan uang iuran yang diterima
kepada
Pengurus KOMWIL.
4. RAKERDA dapat menetapkan uang iuran tambahan
untuk kepentingan KOMDA masing-masing
5. Uang pangkal dan iuran untuk Perwakilan
ditetapkan oleh Pengurus Perwakilan yang
disesuaikan dengan keadaan setempat. Pengurus
Perwakilan diwajibkan
menyerahkan 10% dari hasil uang iuran yang
diterima kepada Pengurus Pusat.
Pasal 45
Hasil
Usaha
Perguruan mengembangkan usaha-usaha untuk
kemandiriannya yang tata kerjanya diatur oleh Pengurus
Pusat
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN
PENUTUP
Pasal 46
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga dapat dilakukan
dalam MUNAS bilamana disetujui oleh lebih dari setengah
suara yang hadir.
Pasal
47
Penutup
1. Hal-hal yang belum cukup diatur atau kurang
jelas di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga,
akan diatur dan di perjelas dalam peraturan
organisasi Perguruan yang ditetapkan kemuadian
dengan ketentuan tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
dan dapat dipertanggung jawabkan pada MUNAS.
2. Anggran Rumah Tangga Perguruan Pencak Silat
Satria Muda Indonesia mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
3. Dengan telah ditetapkannya Anggaran Rumah
Tangga yang baru, maka Anggaran Rumah Tangga
yang ada dan telah berlaku sebelum Anggaran Rumah
Tangga ini, dinyatakan tidak berlaku lagi terhitung
sejak tanggal ditetapkan.
4. Agar setiap anggota dapat mengetahuinya, Pengurus
Pusat PPS – SMI diperintahkan mengumumkan dan
atau menyebarluaskan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga ini kepada setiap KOMDA dan
diteruskan oleh KOMWIL kepada Unit-unit latihan di
tempat masing- masing.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 30 Juli
2009
LAMPIRAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Reff.
Bersatu Dalam Naungan Yang Berdinding
Tekad Bertiang Persaudaraan Beratap Kasih
Sayang
Budaya Indonesia
Kehormatan Indonesia
Satria.........Muda........
Indonesia Jaya
PRATAMA
1. Pratama Taruna (Warna Dasar Putih Polos)
SATRIA
4. Satria Taruna (Warna Dasar Merah Polos)
PENDEKAR MUDA
7. Pendekar Muda Taruna ( warna Dasar Hitam Polos)
Ukuran Sabuk
Lebar Sabuk : 7,5 cm Lebar Strip Tengah :
4,5 cm
Panjang Sabuk : S : 2m; M : 2,30m; L : 2,60m XL
: 2,90m
AD/ART PPS Satria Muda Indonesia
BREVET-BREVET
a. Brevet Latihan Kader
1. Brevet Latihan Kader Nasional diberikan setelah
lulus dari Latihan Kader Nasional dengan tempat
latihan di Situ Lembang selama 42 hari
penyelenggara Pusat.
2. Brevet Latihan Kader Regional diberikan
setelah lulus dari Latihan Kader Regional dengan
tempat di wilayah Daerah tingkat 1 selama 12
hari penyelenggara KOMDA
3. Brevet Latihan Kader Lokal diberikan setelah
lulus dari Latihan Kader Lokal dengan tempat
latihan di Daerah Tingkat 2 selama 12 hari,
penyelenggara KOMWIL.
4. Brevet Latihan Kader Unit diberikan setelah lulus
dari Latihan Kader Unit dengan
tempatlatihan di
lingkungan Unit Latihan selama 2 hari