PEMBELAJARAN BELADIRI
PENCAK SILAT
Untuk siswa SMP kelas VIII semester 2
Pada kegiatan belajar ini akan membahas organisasi pencak silat yang mencakup
perguruan/aliran pencak silat, organisasi pencak silat, dan perkembangan organisasi pencak
silat. Dengan mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan akan terbuka wawasannya tentang
keorganisasian dalam pencak silat sehingga akan lebih menghayati dan mencermati
pertumbuhan organisasi pencak silat dari dulu hingga sekarang
Pencak silat merupakan warisan budaya banga Indonesia yang diturunkan dari
generasi ke generasi secara tradisional. Ajaran pencak silat diberikan dari orang tua kepada
anaknya, dari guru kepada muridnya. Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, bermacam-
macam suku bangsa, bermacam-maccam budaya dan bermacam-macam seni beladiri atau
ajaran pencak silat.
Setelah adanya hubungan antar pulau, datangnya para pedagang dari Negara lain
mengakibatkan terjadinya pertukaran kebudayaan, termasuk di antaranya ilmu beladiri.
Pertukaran ilmu beladiri ini menambah kekayaan perbendaharaan pencak silat. Masing-
masing penghuni pulau atau suku-suku bangsa memiliki cara bela diri yang khas sesuai dengan
keadaan alamnya. Ajaran yang diberikan oleh guru pencak silat sebagai penciptanya kepada
murid-muridnya di suatu tempat yang disebut padepokan. Adapun bentuk dan susunan
organisasinya adalah sentral, artinya berpusat pada sang Guru. Dengan meningkatnya
peminat yang masuk keperguruan tersebut, sang guru menunjuk beberapa orang muridnya
yang dianggap mampu untuk memilikinya, sehingga timbulah organisasi sederhana yang tidak
tertulis dalam perguruan tersebut.
Untuk memperluas ajarannya, sering kali berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya, demikian pula para murid-muridnya yang dipercaya dan dianggap mampu, sehingga
timbulah cabang-cabang dari perguruan tersebut di beberapa tempat. Jiwa dorongan dan
ingin memperkaya ilmu bela diri dari para pendekar beserta muridnya menyebabkan sering
2
diadakannya pertemuan silaturahmi. Pertemuan ini berguna untuk member pengalaman baru
juga dapat merangsang pengikut-pengikutnya yang kreatif atau mempunyai gagasan
menciptakan ilmu beladiri yang baru dengan cara menggabungkan ajaran dari satu perguruan
Modul Pencak Silat Kelas 8 | Betty Candrarini
dengan perguruan lainnya. Dengan demikian timbulah ajaran-ajaran atau aliran-aliran yang
lebih sempurna. Dan keadaan ini berlangsung terus-menerus sampai sekarang, hanya bentuk
dan caranya yang berbeda disesuaikan dengan kemajuan zaman.
1. Organisasi Lokal
Organisasi lokal adalah suatu organisasi dimana para pengurus dan anggotanya
hanya terdiri dari orang-orang yang berbeda di daerah itu sendiri. Organisasi ini sudah
terbentuk organisasi formal karena sudah mempunyai pengurus-pengurus yang dipilih oleh
anggotanya. Organisasi ini terdapat di setiap kabupaten atau kotamadya bahkan dalam
setiap kabupaten atau kotamadya terdapat lebih dari satu organisasi.
2. Organisasi Regional
3. Organisasi Nasional
Organisasi ini dipimpin oleh Bapak R.M Imam Koesoepangat. Pimpinan pusatnya
di Madiun dibantu oleh Dewan Pusat yang terdiri dari para sesepuh lainnya. Cabang
SHT mempunyai susunan pengurus yang disesuaikan dengan luas daerahnya
didampingi Dewan Cabang. Cabang-cabang SHT terdapat di Madiun, Surabaya, Malang,
Cepu, Yogyakarta, Bandung, Surakarta, dan Jakarta. SHT berdiri pada tahun 1928
didirikan oleh Bapak Hardjoe Oetomo. Organisasi pencak silat SHO dan SHT berasal
dari satu sumber karena kedua pendiri dari organisasi tersebut yaitu Bapak Hardjo
Oetomo adalah saudara seperguruan. Kedua orang pendiri tersebut dari Persaudaraan
Hati Teratai yang didirikan pada tahun 1917 oleh Bapak Ki Ngabehi Soerdiwirjo.
Organisasi ini didirikan oleh Bapak Imam Soedjai pada tahun 1927. Pusat
pimpinan di Lumajang Jawa timur. Cabang-cabangnya berada di Surabaya, Malang,
Jember, Pare-pare, Banyuwangi, Bondowoso, Jakarta, dan Bolangmobgondow.
Organisasi ini didirikan oleh Dirdjoatmodjo pada tanggal 2 Juli 1955. Pimpinan
pusat berada di Surabaya. Cabang-cabangnya berada di Lombok, Bali, Bondowoso,
Probolinggo, Malang, Surabaya, Mojokerto, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk,
Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Bandung, Cimahi, dan Banjarmasin.
e. Tapak Suci
Tapak Suci merupakan organisasi pencak silat yang berada dibawah naungan
Muhammadiyah. Didirikan pada tahun 1965 di Yogyakarta dengan pengurus pusat
berada di Yogyakarta. Cabang-cabang organisasi pencak silat Tapak Suci berada di
tempat-tempat dimana terdapat perguruan muhammadiyah. Sedang wilayahnya
meliputi : Jawa timur, Jawa tengah, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
f. Minangkabau 4
g. Cimande
Pada tahun tersebut, NKRI dirongrong oleh separatis Dalil Islam dan Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) yang bermaksud mendirikan Negara Islam Indonesia. Untuk melawan DI/TII
tersebut, Panglima Teritorium III waktu itu Kolonel R.A. Kosasih membentuk PPSI (Persatuan
Pencak Silat Indonesia) yang bertujuan menggalang kekuatan jajaran pencak silat untuk
menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah Lampung, Jawa Barat (termasuk Jakarta),
Jawa Tengah bagian Barat, termasuk D.I.Yogyakarta.
Akan tetapi, dampaknya adalah terjadi dualism pembinaan. Kebetulan IPSI lebih
banyak melaksanakan pembinaan pada aspek olahraga, sedangkan PPSI lebih banyak
membina pada aspek seni pertunjukan. Kesatuan pencak silat semakin terancam dengan
berdirinya organisasi di luar IPSI, misalnya Bapensi, Perpi, Silat Betawi, dan lain-lain.
IPSI dan PPSI berupaya agar bisa masuk PON, tetapi pemerintah lebih mengenal IPSI
sebagai Induk Organisasi Olahraga karena pemerintah turut mendirikan IPSI pada tahun 1948.
KOI dan PORI ( 1950), KAGOR (1960), DORI (Dewan Olahraga Indonesia) mengetahui benar
pembentukan IPSI pada tahun 1948, sehingga presiden Soekarno (Ex Officio DORI)
menganggap IPSI sebagai satu-satunya Induk Organisasi Cabang Olahraga Pencak Silat.
Apalagi pada tanggal 31 Desember 1969 IPSI ikut mendirikan KONI, maka status
keanggotaan IPSI di KONI sebagai pendiri menjadi lebih kokoh lagi. Pada tahun 1960, PB IPSI
membentuk Laboratorium Pencak Silat yang bertujuan untuk menyusun peraturan
5
pertandingan pencak silat yang baku dan memenuhi criteria suatu pertandingan olahraga,
yang dapat dipertandingkan di tingkat nasional. Para anggota laborat terdiri dari Arnowo Adji
(Perisai Diri), Junarno dan Imam Suyitno (Setia Hati Terate), Hadi Mulyo dibantu Dr.Rahmadi
Modul Pencak Silat Kelas 8 | Betty Candrarini
dan Dr. Djoko Waspodo. (Sejak PON IV s.d. VII pencak silat dipertandingkan dalam bentuk
eksebisi dalam permainan tunggal dan permainan ganda).
Menjelang Konggres IPSI IV tahun 1973, Mr. Wongsonegoro diganti oleh Brigjen
TJokropranolo (Gubernur DKI Jakarta) sebagai ketua PB IPSI. Beliau dibantu oleh beberapa
Perguruan Pencak Silat dalam melakukan pendekatan kepada pimpinan PPSI, yang akhirnya
PPSI bergabung ke dalam IPSI. Perguruan-perguruan tersebut antara lain:
1. Tapak Suci
2. KPS Nusantara
3. Perisai Diri
4. Prashaja Mataram
5. Perpi Harimurti
6. Perisai Putih
7. Putra Betawi
8. Setia Hati
9. Setia Hati Terate
10. PPSI
Kesepuluh perguruan tersebut oleh Tjokropranolo dianggap telah berhasil
mempersatukan kembali seluruh jajaran pencak silat ke dalam organisasi IPSI. Pada waktu
kepemimpinan Eddie Nalapraya, kesepuluh perguruan ini diberi istilah 10 perguruan historis.
Hingga saat ini kesepuluh perguruan tersebut di dalam Musyawarah IPSI menjadi peserta dan
memiliki hak suara di dalamnya.
Pada Munas 2003, tongkat estafet kepemimpinan Eddie M. Nalapraya diganti oleh Bapak
Prabowo S. periode 2003-2007, yang tetap memperjuangkan pencak silat ke jenjang lebih tinggi.
Sementara itu, Eddie M. Nalapraya masih tetap menjadi presiden PERSILAT yang tetap gencar
memperjuangkan pencak silat agar masuk ke Asian Games Qatar.
Dalam kegiatan ini dikaji pembentukan sikap pencak silat yang meliputi sikap
pasang. Pembentukan sikap ini akan mendasari pembentukan gerak. Jika pembentukan sikap
kurang dikuasai dengan baik maka dalam mempelajari pembentukan geraknya tidak akan
berhasil dengan baik. Dari kegiatan belajar dalam modul ini diharapkan siswa mampu
memahami, memperagakan, dan mengapresiasi ketrampilan pembentukan sikap dalam
pencak silat.
A. PENDAHULUAN
Dalam pencak silat kita kenal keterampilan dasar pembentukan sikap, gerak,
belaan, dan serangan. Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak
yang meliputi sikap rohani dan jasmani. Sikap jasmani adalah kesiapan fisik untuk
melakukan gerakan-gerakan teknik dan taktik, sedangkan kesiapan rohani adalah
kesiapan mental seperti konsentrasi, waspada, siaga, dalam melakukan gerakan.
Pembentukan sikap terdiri dari sikap pasang
Dalam pembentukan sikap ini terdiri dari berbagai sikap antara lain : Sikap
Pasang. Sikap pasang mempunyai pengertian sikap taktik untuk menghadapi lawan yang
berpola menyerang atau menyambut. Apabila ditinjau dari system beladiri, sikap pasang
berarti kondisi siap tempur yang optimal. Dalam pelaksanaannya, sikap pasang
merupakan kombinasi dan koordinasi dari kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan.
Untuk menyeragamkan sikap pasang secara nasional PB IPSI membagi sikap pasang
menjadi 8, yaitu:
Gambar.1.Sikap Pasang 1
Berikut ini langkah-langkah melakukan sikap pasang 1:
a) Dimulai dari sikap tegak 1, pandangan lurus ke depan
b) Kaki kiri melangkah ke depan atau sebaliknya.
c) Kuda-kuda depan sejajar.
d) Posisi kedua tangan berada di depan dada searah dengan kaki
b. Sikap Pasang 2
Gambar.3.Sikap Pasang 3
Berikut ini langkah-langkah melakukan sikap pasang 3:
a) Dimulai dari sikap pasang 2
b) Kuda-kuda serong , tangan berlawanan dengan kaki.
c) Berat badan berada di kaki depan.
d. Sikap Pasang
Gambar.4.Sikap Pasang 4
Berikut ini langkah-langkah melakukan sikap pasang 4:
a) Dari sikap pasang 3
9
b) Kaki merapat menjadi satu dan digeser sejajar.
c) Tangan berada di depan dada.
Gambar.5.Sikap Pasang 5
Berikut ini langkah-langkah melakukan sikap pasang 5:
a) Dari sikap pasang 4 kaki kanan digeser ke depan sejajar kaki kiri.
b) Kaki kiri disilangkan ke belakang kaki kanan.
c) Posisi tangan berlawanan dengan kaki.
f. Sikap Pasang 6
Gambar.6.Sikap Pasang 6
Berikut ini langkah-langkah melakukan sikap pasang 6:
a) Dari sikap pasang 5 badan diputar ke bagian dalam.
10
b) Posisi kaki sejajar dan badan menyamping.
c) Posisi tangan searah dengan kaki.
h. Sikap Pasang 8
Dalam kegiatan ini mengkaji pembentukan gerak dalam pencak silat yang meliputi
delapan penjuru mata angin, hindaran/ belaan, dan serangan. Pembentukan gerak ini akan
mendasari koordinasi serangan dan hindaran/belaan. Jika pembentukan gerak kurang dikuasai
dengan baik maka dalam mempelajari serang bela akan kurang baik hasilnya. Dari kegiatan
belajar dalam modul ini diharapkan siswa mampu memahami, memperagakan, dan
mengapresiasi ketrampilan pembentukan gerak dalam pencak silat.
(1) Arah belakang, (2) serong kiri belakang, (3) samping kiri, (4) serong kiri depan, (5)
arah depan, (6) serong kanan depan, (7) samping kanan, (8) serong kanan belakang.
12
Gambar.10. Arah 1
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 1:
a. Diawali dengan sikap tegak 1 di tengah.
b. Melangkahkan kaki kiri ke belakang.
c. Kuda-kuda belakang berat badan berada di kaki kiri
b. Arah 2
Gambar.11. Arah 2
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 2:
13
a. Melangkahkan kaki kiri ke arah serong kiri belakang
b. Berat badan berada di kaki kiri
c. Posisi tangan berada di depan dada
Modul Pencak Silat Kelas 8 | Betty Candrarini
c. Arah 3
Gambar.12. Arah 3
d. Arah 4
Gambar.13. Arah 4
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 4:
14
a. Melangkahkan kaki kiri ke arah serong kiri depan
b. Berat badan berada di kaki kiri
c. Posisi tangan berada di depan dada
Modul Pencak Silat Kelas 8 | Betty Candrarini
e. Arah 5
Gambar.14. Arah 5
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 5:
a. Melangkahkan kaki kanan ke depan
b. Berat badan berada di kaki kanan
c. Posisi tangan berada di depan dada
f. Arah 6
Gambar.15. Arah 6
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 6:
a. Melangkahkan kaki kanan ke arah serong kanan depan 15
Gambar.16. Arah 7
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 7:
a. Melangkahkan kaki kanan ke samping kanan
b. Berat badan berada di kaki kanan
c. Posisi tangan berada di depan dada
h. Arah 8
Gambar.17. Arah 8
Berikut ini langkah-langkah melakukan arah 8:
16
a. Melangkahkan kaki kanan ke arah serong kanan belakang
b. Berat badan berada di kaki kanan
c. Posisi tangan berada di depan dada
Modul Pencak Silat Kelas 8 | Betty Candrarini
2. Teknik Serangan dan Tangkisan
Teknik Serangan terdiri dari dua jenis, yaitu serangan Lengan dan Kaki , tangkisan, dan
serangan Tungkai dan Kaki.
a. Serangan Lengan dan Tangan
a) Pukulan Samping
Pukulan samping adalah pukulan menggunakan sisi luar telapak tangan
posisi mengepal lintasan dari samping luar ke dalam sasaran pelipis, rusuk bagian
samping
17
18
19