Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang

seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki

olah raga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-

anak Sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para wanita

meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.

Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu timnya. Untuk menjadi

pemenang dalam suatu pertandingan harus melawan satu tim lainnya.

Lapangan . para pemain sepak bola memperebutkan sebua bola untuk

dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal

keeper)

Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan

sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi juga terlihat gaya-gaya

permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam

gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang tentunya

kerjasama tim yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.

Hanya para atlit sepak bola manca negara yang sukses membina karir di

bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk

menjadi atlit sepak bola yang handal dan professional

“gollll……!” teriakan ini sungguh identik dengan sepak bola siapapun

yang berteriak “ gol” dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah

mendongak, mulut terbuka lebar, mata berbinar-binar, hati berbunga-bunga dan

1
diakhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan dan suara

gemuruh . hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang ada di tempat

yang sama yang tidak bisa berteriak” gol..” Mereka duduk diam, kaget, gelisah,

kecewa, dengan tangan di depat mulut, sambil mengigit jari dengan muka yang

pucat. Sebagian lain berteriak langkat, mengutuki, menyumpahi, protes keras,

pemandangan seperti ini selalu ada di dalam permainan sepak bola, baik di

kampung, halaman rumah, sekolah , lapangan kecil atau di stadion yang megah.

Olah raga ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja , pemuda ,

orang dewasa, pria bahkan wanita. Sepak bola sungguh popular di mata

masyarakat, dari pelosok desa hingga kota besar di seluruh dunia.

Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan murah.

Bahkan hampir tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yang

professional, olah raga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga

lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa

memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hampir

tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu

benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang

mahal, (bola karet), bola plastik, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut

kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan

anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekaligus berusaha

membuktikan pengelolaan yang lebih professional.

Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola

permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan

menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain

2
tampak jelas, kemauan membawa bola , menggiring bola, merebut bola,

mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain

untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain.

Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan tubuh,

kekuatan, kelenturan, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus dimiliki

para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dari kelima faktor

tersebut yang menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan

kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri

(pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari segala

teknik yang dimiliki)

Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain

merupakan mudah dan sukses untuik mencetak gol, dan mempertahankan

kemasukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan

memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring bola)

ke hadapan gawang lawan.

Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus,

bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan

lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas , cabang olah raga bola sepak bola

menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia

semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengen club-club di

negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas bersama

dengan judul “Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain

3
Sepak Bola Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas V SDN Balongsari 1

Kota Mojokerto”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan prestasi penguasaan dasar - dasar sepak bola bagi

siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi ?

2. Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar dasar-

dasar sepak bola pada siswa kelas V SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar - dasar bermain sepak bola

pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar - dasar bermain sepak bola pada

siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata

diklat Penjas.

2. Meningkatkan motivasi pada pelajar Penjas

3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas.

4
E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini , maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode Demonstrasi adalah:

Suatu pembelajaran yang mendatangkan guru atau pelatih yang memiliki

keahlian tertentu untuk memperagakan di hadapan siswa, kemudian siswa

diberi kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah

diperagakan oleh guru atau pelatih.

2. Motivasi belajar adalah

Dorongan dan kemauan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang

dijaring melalui angkat motivasi.

3. Prestasi belajar adalah

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa :

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN Balongsari 1 Kota

Mojokerto.

5
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari semester genap tahun

pelajaran 2014 / 2015

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan permainan sepak bola.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Sepak Bola

Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963

terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan. Yaitu The Foodball

Association . Federasi sepak bola dunia yaitu Federaion Internasional the

Foodball Association (FIFA) dibentuk pada tanggal 21 September 1904,

diketuai oleh Guirin.

Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.

Pada tanggal 19 april 1930 di Yogyakarta, dibentuk Persatuan Sepakbola seluruh

Indonesia (PSSI) yang diketuai oleh Mr Soeratin Sosro Soegondo.

Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola

dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling

berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang

lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan

lawan. Karakteristik permainan adalah memainkan bola dengan menggunakan

kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali oleh lengan.

Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan

(Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26) maka untuk kelincahan dan kecepatan yang

diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola, berpatokan

pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai

tersendiri bagi penonton) jika mereka memahami betul akan peraturan

7
permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan,

tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.

Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan strategi pertahanan

lawan, teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, teknik merebut

bola. Dengan dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut, tentu

mendukung kualitas pemain dalam melakukan unsur kelincahan dan kecepatan.

Baik pada saat sendirian, atau bersama kawan bermain.

Oleh sebab itu penelitian ini juga akan membahas tentang:

- Penerobosan strategi pertahanan lawan

- Teknik menghadang bola

- Teknik merebut bola

- Teknik mengendalikan lawan/bola

Serta menghubungkan dengan unsur - unsur permainan sepak bola yang

terfokus pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring bola

dalam permainan.

8
B Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus

dikuasai oleh pemain , antara lain menendang, menggiring, mengontrol ,

menyundul dan menghentikan bola.

1. Menendang Bola

Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola

dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan

digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi

tiga yaitu:

a. Teknik menendang dengan kaki bagian dalam

Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Sikap permulaan

Posisi badan harus dengan bola. Salah satu kaki menumpu di samping

bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya sedikit

ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak (tendang)

dibuka ke luar selebar 90° hingga mata kaki mengarah ke depan bola.

Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang. Kedua lengan

menjaga keseimbangan.

9
2. Gerakan

Kaki tendang ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan

mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik

pusat tendang hingga bola bergerak ke depan.

3. Sikap akhir

Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang

diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah:

1. Sikap badan kaki

2. Kaki tumpu tidak disamping bola

3. Badan kurang condong

4. Tidak diikuti gerak lanjut

b. Teknik menendang bola dengan kaki bagian luar.

Teknik menggunakan kaki bagian luar dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Sikap badan di belakang bola yang menyudut ± 30°. Kemudian pada

saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan

dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang. Badan sedikit

condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan Pandangan

dipusatkan ke bola.

10
2. Gerakan

Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengaruh ke bola,

pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping

bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat tendang

3. Sikap akhir

Sikap akhir tendangan dukung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti

anggota badan seluruhnya.

c. Teknik menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut:

Teknik menendang dengan menggunakan punggung kaki adalah sebagai

berikut:

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki

tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke

belakang harus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.

2. Gerakan

Dengan mengayun dan menggerakkan kaki, tendangan bola sekuat-

kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki.

3. Sikap akhir

Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang

dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.

11
2. Mengontrol Bola

Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk meguasai bola sebelum bola

dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam

kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola

sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru

dihentikan

Menghentikan bola depan dilakukan dengan cara :

a. Menghentikan bola dengan telapak kaki

Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu

mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut

dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang

datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan

datangnya bola.

b. Menghentikan bola dengan punggung kaki

Pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika

bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki

sebagai berikut:

1. Pemain bergerak ke arah bola

2. Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang

digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.

3. Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau

tarikan.

12
4. Bola jatuh diantara kedua kaki

c. Menghentikan bola dengan dada

Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut

1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat

2. Majulah untuk menjemput bola

3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua tangan melebar

4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan ke

belakang

5. Bola jatuh di antara kedua kaki

d. Menghentikan bola dengan paha

Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai

berikut:

1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.

2. Pemain bergerak kearah datangnya bola

3. Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut

hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambung bola.

4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut

hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola

5. Dengan sedikit sentuhan, bila dihentikan dengan paha.

6. Bola jatuh diantara perut.

13
e. Menghentikan bola dengan perut

Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi

bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut

1. Amati pergerakan bola yang melayang

2. Bergerak kedepan menjemput bola

3. Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut

dengan sentuhan atau menarik perut kebelakang dan jatuhkan bola

antara kedua kedua kaki.

3. Menggiring Bola

Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan

menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk

mengelak penjagaan lawan.

Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola

menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola

menggunakan punggung kaki bagian luar.

a. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam

Cara melakukannya sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagiand alam

dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk

bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut

dan kedua lengan menjaga keseimbangan.

14
2. Gerakan

Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola

sekali-kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola.

Sesuai irama langkah dengan bola.

b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar

Cara melakukannya sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangkan kaki sedikit

diputar kedalam, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan.

Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan berada di kaki

belakang dengan kedua lengan tergantung rileks

2 Gerakan

Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan dengan

bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.

4. Menyundul Bola

Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di

udara dengan dengan menggunakan kepala.

Daerah perkenaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah

sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari

kepala.

15
a. Menyundul Dengan Awalan Melompat

Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri dari posisi seimbnag menghadap sasaran. Pandangan

mengarah dan mengontrol bola yang berada di udara.

2. Gerakan

Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala

dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan

menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau kening.

mendaratlah dengan tumpuan kaki.

b. Menyundul bola tanpa awalan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap kearah bola yang

datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan ke arah bola. Kedua

lengan terbuka ke samping tetapi rileks.

2. Gerakan

Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan

sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan

sehingga kepala menyudul bola.

16
5. Merebut bola dari kaki lawan

Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari

pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada

dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat dibedakan menjadi:

a. Merebut bola dari posisi depan

b. Merebut bola dari posisi samping

c. Mererbut bola sambil meluncur

d. Merebut bola dengan menggunakan bahu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam merebut bola,

yaitu:

a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola

b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan

c. Dituntut ketepatan dalam merampas bola

d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.

C. Teknik Gerakan Tanpa Bola

Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam

suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan

berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola

modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak.

Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah

dapat menjadi pemain baik.

17
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan

menggunakan “ saat” yang tepat untuk dapat menerima operan dalam

keadaan bebas.

2. Pemain dapat juga menciptakan “ posisi bebas” tersebut dengan berhenti tiba-

tiba atau dengan cepat mengubah arah.

3. Atau pemain mencoba ‘ melelahkan” lawan dengan cara terus menerus

berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.

4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelelahan atau seakan—akan tidak

berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.

Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk . setiap bentuk

mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai berikut:

1. Bergerak kearah teman yang membawa bola

2. Berlari menjauhi “ daerah bola” dengan maksud untuk dapat menerima

operan jauh.

3. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari

kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan

4. Pemain yang berlari dengan kencang kearah pertahanan lawan dan menuju

kearah tengan lapangan, merupakan ciri dari serangan balik.

5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan

memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri

atau di lapangan tengah.

18
D. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan

Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dioperkan kepada

temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “ berlari dengan

bola” atau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara

“ berlari dengan bola” dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam

jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola.

Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola dengan

sentuhan-sentuhan kaki yang cepat.

Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:

1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua

Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat

sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B,

kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper

kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun

sederhanam namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari

pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari “

lobang” kemana dia bisa berlari untuk menerima operan kedua.

Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk

memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran, sehingga

pemberi operan pertama dapat “ bertemu” bola pada posisi baru saat yang

tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama

kemudian “ pelari” yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk

19
menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang menentukan

kemana operan kedua harus dilakukan.

2. Lemparan ke Dalam

Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sunguh-

sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang

berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah

pertahaan lawan.

3. Tendangan Penjuru

Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalti bergantung kepada dua

hal yaitu

a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang

lawan.

b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi didaerah

penalti, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan

menangkap bola-bola tinggi di kotak penalti.

E. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan

Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (1)

Barisan Penyerang, (2) Barisan Pemain lapangan tengah (3) barisan pertahanan

(pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai “

tugas utama” , untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya atau

gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini, terdapat

cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu dipahami.

20
Hal ini diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan sebagai pemain

bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta

merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu

sama lain.

1. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)

Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking).

Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah

penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab

untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan adalah

penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat

ditinggalkan. Dari pada pikir seperti inilah datangnmya kemungkinan-

kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat

ikut menyerang bahkan mencetak gol.

2. Penjagaan Daerah (Zona Marking)

Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain

menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang

masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men- tackle pemain lawan

yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan

diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.

3. Penjagaan Gabungan

Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan

dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu,

akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain

21
lawan. Maka “ jagaanya” dapat diserahkan kepada teman lain dan segala

menjaga pemain lainnya.

Dengan kata lain tidak perlu “ mengikuti” lawan yang harus dijaganya

terus-menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan

kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami

adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar

tugas.

4. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana

Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara

lain dapat (1) meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi

bermain (2) melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3) melatih kerja sama

yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan (4)

meningkatkan kualitas fisik.

Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper

bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam

bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi

permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa

berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa

telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah

menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja

menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai

teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.

22
Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak

akan dapat dikuasai tanpa penerapan di lapangan, terutama dalam situasi

permainan. Hal tersbut dilatih dalam bentuk-bentuk latihan bermain dnegan

tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dngan aspek-aspek seperti yang

dikemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina

pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-

masing.

Dengan latihan bermain siswa dilatih penguasaan segi teknik,

menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.

Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan

penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai degan

tuntutan permainan sepak bola.

F. Metode Demonstrasi

Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki

keahlian untuk mendemonstrasikan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu

seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut

harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan,

siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang

diperagakan oleh guru atau pelatih.

Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban

atas pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana

yang paling baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Melalui

pengamatan induktif.

23
Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:

1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan

2. Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana

untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing dan

prosedur melaksanakan suatu kegiatan.

3. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan akan

pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.

4. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan

5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktif yang kita

laksanakan.

6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku , karena

siswa memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen.

7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.

8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman-

pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh

pengakuan dan pengharapan dari lingkungan sosial.

Batas-batas metode demonstrasi

1. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa

24
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas

dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan aktivitas itu

pengalaman pribadi

3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok

4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian

didemonstrasikan terjadi proses yagn berlainan dengan proses dalam situasi

nyata.

5. Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu

yang banyak dan membosankan bagi peserta yang lain.

25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macam bentuk

penelitian tindakan, yaitu (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2)

penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simulatif terinteraktif dan

(4) penelitian tindakana sosial eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif

dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar dikelas yang

bertindak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneiti bertindak

sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat

(peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil

pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dala penelitian mulai

dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat,

kehadiran peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai

pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja

sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi

kevalidan data yang diperlukan.

26
A. Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat

di Kelas V SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnuya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari

semester genap Tahun Pelajaran 2014 / 2015

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V tahun pelajaran 2014 /

2015

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif

oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional

dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi

dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3)

Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki

kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/ meningkatkan

praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan

27
penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru

(Mukhlis, 2003:5).

PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan),

observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap

PTK dapat dilihat pada gambar berikut:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasi.

3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yagn direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya

Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran

dikenal perilaku yang sama , alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub

pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing

putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem

pengajaran yang dilaksanakan.

28
C. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Proses Pembelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masig

RPP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengelolahan metode demonstrasi, untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

4. Angket Motivasi Terhadap Metode demonstrasi

Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut

menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.

5. Tes praktek

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.

Tes praktek ini diberikan setiap akhir putaran.

6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor

7. Lembar observasi penilaian kinreja siswa ranah afektif.

29
D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru

angket motivasi siswa dan tes praktek.

E. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui efektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon

siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran,

Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai tes praktek

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan

X 
X
N
Dengan X = Nilai rata-rata

 X = Jumlah semua nilai siswa

30
 N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum

KTSP SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto yaitu siswa telah tuntas belajar bila

di kelas tersebut mendapat 85% yang telah mencapai daya serap dari materi

yang diajarkan.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut:

P
 Siswayangtuntasbelajar x100%
 siswa
3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen

untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode penampilan

dan eksperimen digunakan rumus sebagai berikut:

P1  _ P2
X
2

Dimana : P1 = pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa

digunakan rumus sebagai berikut:

X
%= x100% dengan
X
jumlahhasilpengama tan P1  P2
X  
jumlahpengamat 2
Dimana: % = persentase angket

31
X = Rata-rata
 X = Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
5. Untuk menghitung persentase angket digunakan rumus sebagai berikut:

Z
P dimana P = Persentase
n

Z = Alternatif jawaban (A,B,C,D)

N = Jumlah responden

6. Aspek yang diamati

Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yang

menggunakan rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa

dihentikan atau dilanjutkan pada siklus berikutnya.

a. Ranah Psikomotor

skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah

direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2 = cukup dan 3 = tepat)

untuk aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minimal yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 =4

- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12

( 4  12)
- Medium skor adalah : 8
2

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman

penilaian.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Ranah psikomotor

32
No Rentang skor Nilai Rapor Predikat
1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali
Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas 70 mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa

b. Ranah Afektif

Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah

direncakanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2 cukup baik, 3 = baik, 4 =

sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minimal yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3=3

- Skor maksimal yan diperoleh siswa adalah : 4 x 3 =12

(3  12)
- Medium skor adalah :  7,5
2

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai pedoman

penilaian.

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Ranah Afektif

No Rentang skor Nilai Rapor Predikat


1 11-12 A Baik sekali
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali

Mutu Pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa

BAB IV

33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan

pembelajaran metode demostrasi dan lembar observasi aktivitas siswa.

b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 10 Januari 2015 di kelas V ( lima ) SDN Balongsari 1 Kota

Mojokerto dengan jumlah siswa 34 siswa. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan

tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I

adalah sebagai berikut:

34
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I
Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 3 2,5

B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 3 3
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
I
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 3 2 2,5
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 33 33 33
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria

kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang

mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang

terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan

revisi yang akan dilakukan pada siklus II

35
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada

tabel berikut

Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I


No Aktivitas guru yang diamati Persentase
No
1 Menyampaikan tujuan 5,0
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 8,3
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 8,3
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan 21,7
konsep
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 10,0
kegiatan
8 Memberikan umpan balik 18,.3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3
No Aktivitas siswa yang diamati
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 22,5
2 Membaca buku siswa 11,5
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 18,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil pembelajaran 2,9
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling


dominant pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing
dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu
21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi
umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan
membimbing siswa merangkum pelajaran yitu masing-masing sebesar
18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan
adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu
22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja

36
dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan
membaca bukup yaitu masing-masing 18,8 % dan 11,5 %
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
metode pembelajaran kooperatif model Demonstrasi sudah dilaksanakan
dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk
memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan
baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 76,15
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24
3Per Prosentase ketuntasan belajar 61,54%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan


metode Demonstasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa
adalah 76,15 dan ketuntasan belajar mencapai 61,54 % atau ada 24 siswa
dari 37 siswa sudah tuntas belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa
yang memperoleh nilai 70 hanya sebesar 61,54% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran
metode demonstrasi.
c. Analisis data penelitian Siklus I
1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 15 (38,46%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,54%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 61, 54%, secara
klasikal termasuk kategori belum tuntas.

37
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,6%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C sebanyak 84,62%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung
e. Revisi
d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada

siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk

terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa biasa lebih antusias.

38
39
2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap in peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran

yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi

pengelolaan pembelajaran metode demonstasi dan lembar observasi siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 17 Januari 2015 di kelas V SDN Balongsari 1 Kota

Mojokerto dengan jumlah siswa 34 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan

atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu

oleh seorang guru kelas V (Afiatunisa, S Pd )

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes

praktek II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai

berikut:

40
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

Penilaian Rata-
Aspek yang diamati
No P1 P2 rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 4 3,5
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 4
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
a : Tidak Baik
b : Kurang Baik
c : Cukup Baik
d : Baik

Dari tabel diatasm tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan

menerapkan metode pembelajaran metode Demonstrasi mendapatkan

penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh

penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut

belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang

perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan

pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa,

41
membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep dan

pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas daam penerapan

metode Demokrasi diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah

mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan

lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa

Tabel 4.2 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II


No Aktivitas guru yang diamati Persentase
No
1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,7
3 Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan 25,0
konsep
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 8,2
kegiatan
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7
No Aktivitas siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 17,9
2 Membaca buku siswa 12,1
3 Bekerja dengan sesame anggota kelompok 21,8
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 13,8
5 Menyajikan hasil pembelajaran 4,6
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 5,4
7 Menulis yang relevan dengan KBM 7,7
8 Merangkum pembelajaran 6,7
9 Mengerjakan tes evaluasi 10,8

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling

dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa

melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas

42
ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan

adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih menggunakan

alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan

(8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan (6,7%)

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus II

adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan

siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa yang

mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan

guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%),

mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan merangkum

pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami

peningkatan aalah memperhatikan peragaan (12,1%) menyajikan hasil

pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%) dan

berlatih bersama siswa lain (10,8%)

Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II


No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 81,79
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 35
3Per sentase ketuntasan belajar 89,74

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek

sebesar 81,79 dan dari 37 siswa yang telah tuntas sebanyak 35 siswa

ada 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 89,74% (termasuk

kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih

43
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam

menerapkan pembelajaran metode demonstrasi sehingga siswa menjadi

lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Analisis data penelitian Siklus II


1. Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 (10,36%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 23 (61,53%)
- Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak11 (28,21%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 89,74%, secara
klasikal termasuk kategori tuntas.
2. Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 12 (33,33%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 25 (66,67%)
Berarti siswa yang mendapat nilai diatas C mencapai 100% secara
klasikal termasuk kategori tuntas
Mengingat hasil observasi selama siklus II nilai yang diperoleh siswa
dalam penilaian kinerja ranah psikomotorik 89,74% memperoleh nilai
diatas 70 dan ranah afektif 100% memperoleh nilai diatas C secara
keseluruhan ranah psikomotorik dan ranah afektif telah tercapai ketuntasan
belajar, maka penelitian ini diakhiri pada siklus II
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan
penerapan pembelajaran metode demonstrasi. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

44
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2. berdasarkasn data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan
dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
e. Refisi Pelaksanaan

Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode

demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar

siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran metode

demonstrasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

4. Analisa Data Angket

Angket yang diberikan pada siswa setelah siswa melaksanakan proses

pembelajaran dengan metode demonstrasi (siklus II) dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 36 butir dan jumlah responden sebanyak 34 siswa

untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode

demonstrasi. Berdasarkan hasil angket siswa pada lampiran diperoleh hasiol

analisi angket motivasi siswa pada tabel berikut:

45
Tabel 4.7. Angket Siswa Terhadap model Pembelajaran Metode Demonstrasi
Jumlah dalam persen Jumlah rata-rata
No Indicator No pertanyaan dalam persen
SS S TS STS SS S TS STS
I Kegiatan pembelajaran 2,5,7,8,9, 21 104 38 4 17 80 3 0
dalam pembelajaran 26,28,30, 5 3
metode demonstrasi 31,32,34,35,36
II Materi yang diajarkan 3,24,25, 10 379 10 12 18 63 17 2
degan pembelajaran 27,29,33 9 0
metode demonstrasi
III Kegiatan praktik dalam 1,4,6,10 14 533 28,9 29 15 53 29 3
pembelajaran metode 11,12,13, 9
demonstrasi 14,22,23
IV Penggunaan ujian praktik 15,16,17, 53 516 11 19 8 73 16 7
dalam kegiatan 18,19,20,21 2
pembelajaran metode
demontrasi

Keterangan : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran metode demonstrasi adalah positif. Berdasarkan jumlah rata-

rata dalam persen menunjukkan bahwa 80% siswa setuju dengan kegiatan

pembelajaran metode demonstrasi 63% setuju dengan materi yang diajarkan

dengan metode, 53% setuju dengan kegiatan praktik yang dilaksanakan dalam

pembelajaran metode demonstrasi dan 73% siswa setuju dengan penggunaan

ujian praktik dalam kegiatan pembelajaran metode demonstrasi.

46
B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran

pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari

siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu

61,54%,84,62 % dan 100 % . pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara

klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap

siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi

belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata

siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

47
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan model pembelajaran metode demonstrasi paling

dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok,

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa

dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah metode demonstrasi dengan baik. Hal ini

terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing

dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran ,

menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam

prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

4. Tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran metode demonstrasi

Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan

siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang

menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran

model dmonstrasi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respon

positif terhadap model pembelajaran metode demonstrasi, sehingga siswa

menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa

dengan diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut

1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode demonstrasi memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai

dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus

I (61,54%), siklus II (89,74%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu siklus I

(84,62%), siklus II (100%)

2. Penerapan metode pembelajaran metode demonstrasi mempunyai pengaruh

positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan

dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan

berminat dengan metode pembelajaran metode Demonstrasi sehingga mereka

menjati termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi

siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran demonstasi memerlukan

persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau

49
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode demonstrasi

dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf

yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di kelas V SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto tahun pelajaran 2014

/ 2015

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

50
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta PT. Rineksa Cipta

Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remajai. Bandung;
Binacipta

Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung;


Pioner Jaya

Coever, Weil. 1982; Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta; PT Gramedia.

Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga

Remmy, Muchtar. 1992 . Olah Raga Pilihan Sepak Bola, Jakarta; Depdikbud
Dirjen Dikti

Roji. 1996. Penjaskes 3, Jakarta; Intan Parawara

Sajono, 1986. Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai


Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi, Jakarta; PT. Rosda Karya

Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

Syafi’I, Imam, 1999, Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya

Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara


Indonesia

51
Lampiran 1.1
Aspek yang dinilai pada siklus I

Ranah psikomotor
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola

Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekunan
3. Ketepatan

Aspek yang dinilai pada siklus II

Ranah psikomotor:
1. Cara tendangan penalti
2. Cara tendangan penjuru
3. Cara tendangan bebas
4. Cara lemparan ke dalam

Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekunan
3. Ketepatan

52
Lampiran 1.2
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I
Mata diklat : Penjas Hari : kamis
Kelas/semester: V ( lima ) Tanggal : 3 Januari 2015
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 4x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga
beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola )

Aspek yang dinilai Jumlah


No Nama Nilai
A B C D Skor
1 Aditya Widi M 3 2 3 2 10 80
2 Anggi Fiki I 3 2 3 1 9 70
3 Devi Oktaviani 3 2 3 2 10 80
4 Rahmadani 3 1 3 1 8 70
5 Anita Dwi A. 3 2 3 2 10 80
6 Dwi Agus K. 3 2 3 2 10 80
7 Reisya Diva M. 3 1 3 2 9 70
8 Akhmad Khoirul I 3 1 3 2 8 70
9 Bilal Afikrianto 3 2 3 1 10 80
10 Fajar Maulana 3 2 3 2 10 80
11 Fara Fabillah 3 1 3 2 8 70
12 Futra M.Nur Faiz 3 2 3 1 10 80
13 Ika Diah Pitaloka 3 2 3 25 11 80
14 Ikka Windayani 3 1 3 3 9 70
15 Indah Tri Nafita 3 2 3 2 10 80
16 Miko Prasetyo 3 2 3 2 10 80
17 Moch.Adam Fiqri 3 2 3 2 10 80
18 Moch.Irgi Setyo P 3 1 3 2 9 70
19 Muh.Ikhsan A. 3 1 3 2 9 70
20 Moch. Ishaq J. 3 2 3 2 10 80
21 Much. Izan Al Z. 3 2 3 2 10 80
22 Moch. Rindi S. 3 1 3 2 8 70
23 Muh. Rafi K. 3 2 3 1 10 80
24 Mustika Ummil J. 3 2 3 2 10 80
25 Nurul Wardatun 3 2 3 2 11 80
26 Nur Fathir H. 3 1 3 3 8 70
27 Nur Widia Amelia 3 1 3 1 9 70
28 Puspa Riskia A. 3 2 3 2 11 80
29 Radian Dwi P. 3 2 3 3 11 80
30 Renata Syafri W. 3 1 3 3 8 70
31 Rera Ratria C. 3 1 3 1 9 70
32 Rizka Wahyu P. 3 2 3 2 9 70
33 Siti Nurul Juanita 3 2 3 2 10 80
34 Tegar Mahardika 3 2 3 2 11 80
35 Wahyuni S.U. 3 2 3 2 10 80
36 Istifadatin N. 3 2 3 3 10 80
37 Andika 3 2 3 2 10 80
117 65 117 75 373 2970

53
Keterangan aspek yang dinilai:

Ranah psikomotor:
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
4. Cara menyundul bola

Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekukan
3. Ketepatan

Keterangan penilaian:
Nilai setiap aspek
- Tepat : 3
- Sedang : 2
- Kurang tepat : 1

54
Lapiran 1.3

LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS I


Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: V (lima) Tanggal : 3 Januari 2015
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga
beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola )

Aspek yang dinilai


No Nama Ketekunan Keseriusan Ket Waktu Skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Aditya Widi M    10 B
2 Anggi Fiki I    10 B
3 Devi Oktaviani    10 B
4 Rahmadani    8 C
5 Anita Dwi A.    11 A
6 Dwi Agus K.    10 B
7 Reisya Diva M.    10 B
8 Akhmad Khoirul I    9 B
9 Bilal Afikrianto    10 B
10 Fajar Maulana    9 B
11 Fara Fabillah    9 B
12 Futra M.Nur Faiz    11 A
13 Ika Diah Pitaloka    10 B
14 Ikka Windayani    8 C
15 Indah Tri Nafita    11 A
16 Miko Prasetyo    10 B
17 Moch.Adam Fiqri    9 B
18 Moch.Irgi Setyo P    8 C
19 Muh.Ikhsan A.    10 B
20 Moch. Ishaq J.    10 B
21 Much. Izan Al Z.    9 B
22 Moch. Rindi S.    10 B
23 Muh. Rafi K.    10 B
24 Mustika Ummil J.    11 A
25 Nurul Wardatun    10 B
26 Nur Fathir H.    8 C
27 Nur Widia Amelia    10 B
28 Puspa Riskia A.    9 B
29 Radian Dwi P.    11 A
30 Renata Syafri W.    8 C
31 Rera Ratria C.    10 B
32 Rizka Wahyu P.    11 A
33 Siti Nurul Juanita    10 B
34 Tegar Mahardika    11 A
35 Wahyuni S.U.    10 B
36 Istifadatin N.    10 B
37 Andika    10 B

55
Lampiran 1.4
LEMBAR PENILAIAN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II
Mata diklat : Penjas Hari : Kamis
Kelas/semester: V (lima) Tanggal : 10 Januari 2015
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga
beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola)

Aspek yang dinilai Jumlah


No Nama Nilai
A B C D Skor
1 Aditya Widi M 3 3 3 2 11 80
2 Anggi Fiki I 3 2 3 2 10 80
3 Devi Oktaviani 3 3 3 2 11 80
4 Rahmadani 3 2 3 2 10 80
5 Anita Dwi A. 3 3 3 3 12 90
6 Dwi Agus K. 3 2 3 2 10 80
7 Reisya Diva M. 3 1 3 2 9 70
8 Akhmad Khoirul I 3 2 3 3 11 80
9 Bilal Afikrianto 3 3 3 3 12 90
10 Fajar Maulana 3 3 3 2 11 80
11 Fara Fabillah 3 2 3 3 11 80
12 Futra M.Nur Faiz 3 3 3 3 12 90
13 Ika Diah Pitaloka 3 3 3 3 12 90
14 Ikka Windayani 3 2 3 3 11 80
15 Indah Tri Nafita 3 1 3 2 9 70
16 Miko Prasetyo 3 3 3 3 12 9
17 Moch.Adam Fiqri 3 3 3 3 12 90
18 Moch.Irgi Setyo P 3 2 3 3 11 80
19 Muh.Ikhsan A. 3 2 3 2 10 90
20 Moch. Ishaq J. 3 3 3 3 12 80
21 Much. Izan Al Z. 3 3 3 2 11 80
22 Moch. Rindi S. 3 2 3 3 11 80
23 Muh. Rafi K. 3 2 3 3 11 80
24 Mustika Ummil J. 3 3 3 2 11 90
25 Nurul Wardatun 3 3 3 3 12 80
26 Nur Fathir H. 3 2 3 3 11 70
27 Nur Widia Amelia 3 1 3 2 9 80
28 Puspa Riskia A. 3 2 3 2 10 90
29 Radian Dwi P. 3 3 3 3 12 80
30 Renata Syafri W. 3 2 3 3 11 70
31 Rera Ratria C. 3 1 3 2 9 80
32 Rizka Wahyu P. 3 1 3 2 11 90
33 Siti Nurul Juanita 3 3 3 3 12 90
34 Tegar Mahardika 3 3 3 3 12 80
35 Wahyuni S.U. 3 3 3 2 10 80
36 Istifadatin N. 3 2 3 2 10 80
37 Andika 3 2 3 23 11 80
117 91 117 100 425 3190

56
Keterangan aspek yang dinilai:
Ranah psikomotor:
1. Cara menendang bola
2. Cara mengontrol bola
3. Cara menggiring bola
4. Cara menyundul bola

Ranah Afektif
1. Kedisiplinan
2. Ketekukan
3. Ketepatan

Keterangan penilaian:
Nilai setiap aspek
- Tepat : 3
- Sedang : 2
- Kurang tepat : 1

57
Lapiran 1.5

LEMBAR PENILAIAHN KINERJA RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II


Mata diklat : Penjas Hari : kamis
Kelas/semester: V (lima) Tanggal : 10 Januari 2015
Kegiatan : Praktikum Alokasi : 2x40 menit
Kompetensi dasar : Siswa dapat melakukan ketrampilan salah satu nomor olahraga
beregu dengan menggunakan bola besar (sepakbola)

Aspek yang dinilai


No Nama Ketekunan Keseriusan Ket Waktu Skor Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Aditya Widi M    11 A
2 Anggi Fiki I    11 A
3 Devi Oktaviani    12 A
4 Rahmadani    10 B
5 Anita Dwi A.    12 A
6 Dwi Agus K.    12 A
7 Reisya Diva M.    10 B
8 Akhmad Khoirul I    11 A
9 Bilal Afikrianto    12 A
10 Fajar Maulana   12 A
11 Fara Fabillah    10 B
12 Futra M.Nur Faiz    12 A
13 Ika Diah Pitaloka    12 A
14 Ikka Windayani    10 B
15 Indah Tri Nafita    11 A
16 Miko Prasetyo    12 A
17 Moch.Adam Fiqri    12 A
18 Moch.Irgi Setyo P    10 B
19 Muh.Ikhsan A.    11 A
20 Moch. Ishaq J.    12 A
21 Much. Izan Al Z.    12 A
22 Moch. Rindi S.    10 B
23 Muh. Rafi K.    10 B
24 Mustika Ummil J.    12 A
25 Nurul Wardatun    12 A
26 Nur Fathir H.    10 B
27 Nur Widia Amelia    10 B
28 Puspa Riskia A.    12 A
29 Radian Dwi P.    12 A
30 Renata Syafri W.    12 A
31 Rera Ratria C.    10 B
32 Rizka Wahyu P.    12 A
33 Siti Nurul Juanita    12 A
34 Tegar Mahardika    12 A
35 Wahyuni S.U.    10 B
36 Istifadatin N.    12 A
37 Andika    12 A

58
Lampiran II.1

Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Metode Demonstrasi


Nama Sekolah : SDN Balongsari 1 Nama Guru : Samsul Huda, S Pd
Mata pelajaran: PENJASKES Hari/tanggal : Kamis / 3 Januari 2015
Sub Konsep : Sepak bola Pukul :07.00 s/d 09.00

Petunjuk
Berikan penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai

Penilaian
Aspek yang diamati
No Ya Tidak 1 2 3 4
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa  
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran  
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama  
siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan  
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan  
I
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk  
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan  
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman  
2. Memberikan evaluasi  

II Pengelolaan Waktu  
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias  
2. Guru Antusias  

Keterangan :

1. Kurang baik

2. Cukup baik

3. Baik Pengamat

4. Sangat baik

( Afiatunisa , S Pd )

59
Lampiran II.2

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru Dalam KHM


Nama sekolah : SDN Balongsari 1 Tanggal : 10 Januari 2015
Kelas/semester: V ( genap ) Waktu : 07.00-09.00
Bahan Kajian : Penjaskes Nama guru : Samsul Huda

Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas guru dan setiap siswa dalam kelompok sample selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Pengamatan dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang
memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dominant, kemudian 1 menit berikutnya pengamat menuliskan kode kategori
pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk dua kelompok yang dilakuka secara bergantian
setiap periode waktu 3 menit
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada
baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara
serempak.

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Menyampaikan tujuan 1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru
2. Memotivasi siswa 2. Memperhatikan peragaan
3. Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya 3. Praktik dengan menggunakan alat
4. Menyampaikan langkah-langkah strategis 4. Diskusi antar siswa/antar siswa dengan
guru
5. Menjelaskan/melatih menggunakan alat 5. menyajikan hasil pembelajaran
6. Membimbing dan mengamati siswa dalam 6. mengajukan dan menanggapi
latihan pertanyaan/ide
7. Meminta siswa menyajikan dan 7. Mempraktikkan yang relevan dengan KBM
mendiskusikan hasil kegiatan.
8. Memberi umpan balik 8. Merangkum pembelajaran
9. Membimbing siswa memperbaiki 9. Berlatih dengan siswa
kesalahan

Nama guru : Samsul Huda , S Pd

Nama guru Nama guru


60
Lampiran III
Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode Demonstrasi

Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda
2. Jawablah dengan jujur, karena objektivitas kejujuran anda sangat membantu
kami
3. Tulislah jawaban anda pada tepat yang tersedia dengan kode pilihan di bahwa
ini
A. Sangat tidak setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
4. Atas kesediaan anda dalam mengisi angket ini, kami sampakan terima kasih.

Jawaban
1. Pembelajaran melalui demonstrasi merupakan pembelajaran yang baru
buat saya.
2. Pembelajaran seperti ini sesuai untuk pembelajaran Penjas
3. Dengan pembelajaran seperti ini, saya lebih mudah memahami materi
yang diberikan guru.
4. Pembelajaran melalui demonstrasi memungkinkan saya dapat belajar
lebih bermakna dan berkesan
5. Dengan pembelajaran ini, saya mendapat sesuatu pengalaman yang
baru
6. Saya lebih suka belajar dengan cara diterangkan oleh guru
7. Belajar dengan pembelajaran seperti ini membuat saya sangat berminat
dan bersemangat untuk belajar Penjas
8. Pembelajaran ini memungkinkan saya untuk belajar lebih aktif
9. Dengan pembelajaran ini saya termotivasi untuk belajar lebih giat.
10.Bagi saya belajar dengan melalui demonstrasi kurang menarik
11.Saya sangat senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
lapangan
12.Kegiatan pengamatan dalam demonstrasi melatih saya bersikap lebih
objektif
13.Saya lebih suka belajar teori daripada belajar dengan
pengamatan/demonstrasi
14.Belajar dengan metode demonstrasi lebih mudah memecahkan masalah
daripada belajar dengan metode ceramah
15.Saya sangat suka kegiatan demonstrasi yang disertai dengan praktik
langsung
16.Dengan praktik langsung saya lebih aktif belajar penjas
17.Saya akan mengikuti semua petunjuk yang diberikan oleh guru
18.Saya merasa malu bertanya jika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan latihan praktik
19.Pembelajaran metode demonstrasi ini termasuk baru
20.Cara penyajian materi metode ini termasuk baru
21.Saya mudah memahami petunjuk yang ada dalam metode ini
22.Melalui metode demonstrasi saya berlatih menemukan sendiri konsep-
konsep

61
23.Sebelum melakukan praktik atau latihan, saya selalu membaca dan
memahami tujuan praktik yang akan dilakukan
24.Dengan memberikannya tes setiap akhir pertemuan/pelajaran membuat
saya selalu siap untuk belajar di rumah maupun di sekolah
25.pembelajaran ini mendorong keingintahuan saya tentang materi Penjas
lainya
26.Saya benar-benar suka dalam pembelajaran ini
27.Materi pelajaran ini sesuai dengan keinginan saya
28.Sangat menyanangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dengan baik
seperti ini
28.Sangat menyenangkan mengikuti pelajaran yang dirancang dengan baik
seperti ini
29.Materi pelajaran ini berguna bagi saya
30.Sangat menyenangkan dapat menyelesaikan pelajaran ini dengan baik
31.Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya yakin dapat menyelesaikan
tes yang diberikan oleh guru
32.Saya puas menyelesaikan latihan/praktik pada pembelajaran ini
33.Tugas latihan/praktik pada pembelajaran ini terlalu sulit
34.Saya telah mempelajari suatu yang sangat menarik dan tak terduga
35.Pada pembelajaran ini ada hal-hal yang merangsang ingin tahu saya
36.Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting bagi saya

62
UPAYA PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM
BERMAIN SEPAK BOLA DENGAN METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS V SDN BALONGSARI 1 KOTA MOJOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Laporan ini Disusun dan Diajukan Sebagai syarat kenaikan tingkat


Dari Golongan IV/a ke IV/b

Oleh :
SAMSUL HUDA, S.Pd
NIP. 19650805 198803 1 016

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO


DINAS PENDIDIKAN KOTA MOJOKERTO
SD NEGERI BALONGSARI 1
JL. GAJAH MADA NOMOR 151 KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2015

63
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian Upaya Peningkatan Kelincahan Dan


Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola
Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa
Kelas V SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto
Tahun Pelajaran 2014 / 2015
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar SAMSUL HUDA, S.Pd.
b. Jenis Kelamin Laki-Laki
c. Pangkat, Golongan, NIP Pembina, IV/a, 19650805 198803 1 016
d. Asal Sekolah SDN Balongsari 1
e. Alamat Kantor Jl. Gajahmada 151 Kota Mojokerto

3. Lama Penelitian 2 bulan / dari bulan Desember 2014 sampai


dengan bulan Januari 2015

Mojokerto, 31 Januari 2015

Mengetahui, Peneliti,
Kepala Sekolah

SUMARNO,S.Pd. SAMSUL HUDA, S.Pd.


NIP. 19630907 198303 1 009 NIP. 19650805 198803 1 016

64 ii
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan naik tingkat dari
golongan IV/a ke golongan IV/b :
Nama : SAMSUL HUDA, S.Pd
NIP : 19650805 198803 1 016
Pembelajaran : Penjas
Kelas/Semester : V / Genap

Judul Laporan PTK :


Upaya Peningkatan Kelincahan Dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola
Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SDN Balongsari 1 Kota
Mojokerto Tahun Pelajaran 2014 / 2015

Laporan tersebut di atas telah didokumentasikan di Perpustakaan SDN Balongsari 1


Kota mojokerto dan disahkan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Januari 2015
Tempat : SDN Balongsari 1 Kota Mojokerto

Mojokerto, 6 Mei 2015


Mengetahui,
Kepala SDN Balongsari 1 Petugas Perpustakaan

SUMARNO,S.Pd. EVI NUR HIDAYATI


NIP. 19630907 198303 1 009

iii
65
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Ahlahmudlillah kehadiran Allah SWT hanya dengan


limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penyuluhan
karya ilmiah dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan
Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas V di SDN Balongsari 1 Kota
Mojokerto tahun pelajaran 2014 / 2015 dengan metode demonstrasi “ penulisan
karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah
dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman
sejawat juga bagi anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan
karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak . Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam
dalamnya kepada :

1. Yth Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto

2. Yth Pengawas sekolah Gugus 04 Kecamatan Magersari

3. Yth Kepala Sekolah SDN Balongsari 1

3. Yth Rekan-rekan Guru SDN Balongsari 1

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mambangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.

Penulis

iii

66
iii
ABSTRAKSI

Samsul Huda , Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam


Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas V di SDN Balongsari 1 Kota
Mojokerto tahun pelajaran 2014 / 2015 dengan metode demonstrasi.

Kata kunci: Prestasi Belajar penjas, metode demonstrasi

Kecepatan dan kelincahan adalah model dasar dalam berpain sepakbola dan
bagi pemain merupakan modal sukses untuk mencetak gol, dan mempertahankan
kemasukan gola. Dengan kemampuan kecepatan akan memudahkan pemain dalam
rangka membawa bola.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a)
Bagaimanakah meningkatkan prestasi penguasaan dasar-dasar sepakbola bagi
siswa dalam diterapkannya metode demontrasi? (b) Bagaimana pengaruh metode
demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar
dasar-dasar sepakbola pada siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi, (b)
mengetahui motivasi belajar dasar-dasar sepakbola setelah diterapkannya metode
demonstrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan
pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas 4 ( empat
) SDN Balongsari 1 dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi
kegiatan beolajar mengajar
Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (61.54%), siklus II (89,74%)
untuk ranah psikomotro, siklus I (84,62%). Siklus II (100%) untuk ranah afktif
Simpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa kelas 4 ( empat ) SDN Balongsari 1 Kota
Mojokerto serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu
alternative penjas.

iv

67
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................... i
Halaman pengesahan ...................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................... iii
Abstraksi ...................................................................... iv
Daftar Isi ...................................................................... v
Daftar Lampiran ...................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ...................................................................... 6
E. Definisi Operasional Variabel........................................................ 6
F. Asumsi ...................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Sejarah singkat sepakbola ............................................................. 9
B Teknik Dasar Permaian Sepak Bola .............................................. 11
C. Teknik Gerakan Tanpa Bola ......................................................... 30
D. Teknik gerakan Tanpa Dengan Bola Pola Penyerangan............... 21
E. Teknik Gerakan Dengan Bola Bertahan ....................................... 23
F. Metode Demonstrasi ..................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat, waktu dan subjek penelitian............................................. 30
B. Rancangan Penelitian..................................................................... 30
C. Instrumen Penelitian...................................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33

68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus................................................. 39
B. Pembahasan ...................................................................... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ...................................................................... 55
B. Saran ...................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 57

vi

69
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran 1.1 Aspek yang dinilai pada siklus I dan II ............................... 58
Lampiran 1.2 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Psikomotor Siklus I ........ 59
Lampiran 1.3 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus I................ 61
Lampiran 1.4 Lembar Penilaian Kinarja Ranah Psikomotorik Siklus II . . 62
Lampiran 1.5 Lembar Penilaian Kinerja Ranah Afektif Siklus II ............. 64
Lampiran II.1 Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Metode
Demonstras ...................................................................... 65
Lampiran II.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru
Dalam KBM ...................................................................... 66
Lampiran III Angket Motivasi Terhadap Model Pembelajaran Metode

Demonstrasi ...................................................................... 68

vii

70

Anda mungkin juga menyukai