Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES 3 LAWAN 3 DAN 6 LAWAN 6 TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING DAN PASSING PEMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES 3 LAWAN 3 DAN 6 LAWAN 6 TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING DAN PASSING PEMAIN SEPAKBOLA (STUDI PADA SISWA SSB BIMA AMORA KU 11-12 TAHUN) ARULA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan small sided games 3 lawan 3 dan small sided games 6 lawan 6 terhadap kemampuan dribbling dan passing pemain Sepakbola. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan randomized control group pretest-posttest design. Sampel penelitian adalah siswa SSB Bima Amora Menganti Gresik kelompok umur 11-12 tahun berjumlah 34, sampel dibagi secara random dalam 3 kelompok, yaitu kelompok eksperimen A diberi latihan small sided games 3 lawan 3, kelompok eksperimen B diberi latihan small sided games 6 lawan 6 dan kelompok kontrol dengan latihan konvensional. Setiap kelompok melalukan tes dribbling dan passing sebelum dan sesudah perlakuan dengan tes menggiring dominan kelak kelok untuk dribbling dan tes mengumpan atas dan mengumpan bawah untuk passing. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan uji t dan uji F. Dari uji t diperoleh T tabel (0,05;11) = 1,796, pada kelompok A diperoleh hasil dribbling Thitung = 37,395 dan passing atas kaki kanan, passing atas kaki kiri, passing bawah kaki kanan, passing bawah kaki kiri memiliki nilai Thitung berturut-turut = 6,490, 5,820, 4,486, 5,745. Pada kelompok B diperoleh hasil dribbling Thitung = 40,991 dan passing atas kaki kanan, passing atas kaki kiri, passing bawah kaki kanan, passing bawah kaki kiri memiliki nilai Thitung berturut-turut= 6,435, 5,063, 3,546, 7,288 . Dengan demikian Thitung > Ttabel yang berarti terdapat peningkatan hasil latihan antara tes awal dan tes akhir dari kedua kelompok. Berdasarkan analisis varians dengan Ftabel (0,05;2:31) = 3,32, pada dribbling Fhitung =2.730 dan passing atas kaki kanan, passing atas kaki kiri, passing bawah kaki kanan, passing bawah kaki kiri memiliki nilai Fhitung berturut-turut= 4,266, 1,170, 1,731, 2,872 maka Fhitung > Ftabel untuk Passing atas kaki kanan, sedangkan untuk yang lain Fhitung <Ftabel. Dengan demikian tidak ada perbedaan peningkatan dribbling pada ketiga kelompok dan ada perbedaan peningkatan passing pada ketiga kelompok yaitu kelompok eksperimen A; kelompok eksperimen B; dan kontrol. Simpulkan pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan dribbling dan passing setelah diberikan latihan small sided games 3 lawan 3 dan 6 lawan 6 dari hasil uji t. Berdasarkan uji lanjut Tukey diketahui bahwa kelompok eksperimen B dengan bentuk latihan small sided games 6 lawan 6 lebih efektif meningkatkan Passing khususnya passing atas kaki kanan. Kata-kata Kunci: sepakbola, small sided games, dribbling, passing

Hill-Haas dkk (2011: 199) mendefinisikan small sided games suatu permainan yang dimainkan pada bidang lapangan dengan ukuran yang lebih kecil daripada sepakbola pada umumnya, menggunakan aturan yang dimodifikasi dan melibatkan sejumlah pemain yang lebih kecil daripada jumlah pemain yang sebenarnya. Small sided games (SSG) atau permainan sisi kecil dalam Montana Flathead Rapids (2010: 8) merupakan suatu permainan sepakbola yang dimainkan pada bidang yang lebih kecil dengan pemain kurang dari sebelas dan merupakan cara terbaik bagi pemain untuk menggabungkan hampir semua elemen permainan. Menurut FFA (2010:4) small sided games merupakan modifikasi dari bentuk sepakbola 11 lawan 11 yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemain di bawah usia 13 tahun yang sangat berbeda perkembangan, karakteristik dan kebutuhannya dari pemain dewasa. Prioritas latihan small sided games adalah mengembangkan keterampilan teknik technical skills, taktik, mental dan kondisi fisik pemain (Montana Flathead Rapids, 2010: 10). Menurut review article Hill-Haas dkk (2011: 201) manfaat utama small sided games sebagaimana replikasi permainan sepakbola yang sesungguhnya dimana gerakan, intensitas dan teknis bermain menyamai pertandingan kompetitif sehingga melatih pemain untuk membuat keputusan di bawah tekanan dan kelelahan akibat pertandingan. Berdasarkan penelitian yang dilakukanan oleh Asmutiar (2011: 20) bahwa small sided games dapat meningkatkan cardiovascular endurance. hal serupa juga diteliti oleh Rampinini (dalam Jones & Drust, 2007: 150) dapat meningkatkan kondisi fisik. Small sided games juga digunakan sebagai alat pengkondisian fisik yang dapat menyebabkan respon denyut jantung sekitar 90-95 % dari detak jantung maksimal dan mengurangi stress fisiologis sehingga menjadi alat yang berguna untuk sesi latihan fisik (Kelly & Drust, 2009: 475). Latihan Pemain Sepakbola Usia Muda

Menurut Bompa (dalam Herwin, 2006: 80) pada cabang olahraga sepakbola, latihan dapat dilakukan mulai usia 10-12 tahun yaitu berupa pengenalan. Dalam proses latihan sifatnya masih memulai aktivitas permainan sepakbola sebagai perkenalan, belum secara khusus dilakukan. Untuk kondisi fisik diperoleh melalui latihan teknik yang dilakukan secara alami akan mempengaruhi sistem dalam tubuh pemain tersebut. Bentuk latihan teknik dan latihan fisik dapat dilakukan secara bersama-sama pada usia muda. Sebagian pelatih telah menentukan latihan fisik secara khusus pada usia muda, namun hasilnya dapat dilihat pada usia tersebut. Penyusunan program latihan bagi pemain usia muda pada cabang olahraga sepakbola hendaknya memperhatikan faktor usia yang masih banyak memerlukan bentuk-bentuk permainan. Untuk meningkatkan kondisi fisik dapat dilakukan dalam bentuk permainan. Bentuk latihan ini adalah melalui permainan dengan bola atau tanpa bola, pemain secara akan mendapatkan pengaruh peningkatan kondisi fisik, dan latihan dilakukan secara menyenangkan. Pembinaan usia muda bertujuan untuk menanamkan kecintaan pada sepakbola Ganesha (dalam Herwin, 2006: 3). Keterampilan Sepakbola Sepakbola menuntut kebugaran fisik yang sangat baik dan teknik yang sangat bagus. Tanpa keterampilan teknik yang bagus pemain tidak mungkin bisa mencetak gol dan bertahan secara efektif. Collecting, dribbling, passing, shooting dan heading adalah teknik dasar yang harus di kembangkan dan di perbaiki oleh semua pemain secara terus-menerus (Larkin,2008: 102). Sepakbola moderen cenderung menerapkan penguasaan bola dengan cara umpan-umpan pendek dan dilanjutkan dengan menggiring bola secara individu ketika mendekati gawang lawan. Barcelona yang sering menerapkan taktik tiki-taka yaitu teknik permainan yang

menerapkan umpan-umpan pendek antar sesama pemain yang kemudian diselesaikan dengan aksi individu di depan gawang lawan sehingga terciptalah gol. Border (2009: 99) mengunggapkan bahwa sepakbola tidak seperti olahraga yang lain seperti football Amerika, basket, baseball, atau olahraga di mana penguasaan bola cukup jelas, artinya penguasaan bola dapat berubah sepanjang waktu seperti bola berpindah dari satu tim ke tim yang lain. Menjaga bola agar tetap terkontrol itu sulit, tim terbaik dan pemain yang terbaik adalah orang-orang yang merasa nyaman dengan bola di kaki mereka. Oleh karena itu menggiring bola adalah keterampilan penting untuk dikuasai. Menggiring bola adalah menggerakkan bola dari satu titik ke titik yang lain dengan menggunakan kaki. Bola harus selalu dekat dengan kaki agar mudah di kontrol. Pemain tidak boleh terus menerus melihat bola. Mereka juga harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar dapat memahami situasi lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya (Koger, 2005: 51). Menggiring bola merupakan salah satu komponen dalam permainan sepakbola, penguasaan bola sangat penting dalam permainan sepakbola namun kenyataannya hanya ada satu bola dan harus diperebutkan dengan pemain yang lain. Pemain akan menggiring bola sambil menunggu ada kesempatan untuk mengumpan atau menendang bola langsung ke gawang. Kemampuan mengumpan bola sangat penting di samping menggiring bola. Berkaitan dengan pentingnya mengumpan bola dalam permainan sepakbola (Larkin, 2008: 113) mengungkapkan bahwa umpan yang baik sangat penting dalam permainan sepakbola. Sekitar 80% dari permainan merupakan aktivitas mengumpan bola. Pemain dengan teknik menggiring bola yang baik sekalipun hampir mustahil untuk menembus suatu pertahanan lawan tanpa melakukan umpan bola ke rekan satu tim.

Mengumpan adalah inti dari sepakbola dan pemain yang tahu di mana dan kapan melakukan umpan dengan baik akan selalu penting untuk tim (Border, 2009: 13). Hal senada juga diungkapkan oleh Kindersley (2011: 76) bahwa mengumpan adalah inti dari setiap tim manapun dan suatu keterampilan yang penting bagi semua pemain untuk belajar termasuk penjaga gawang. Latihan Small-Sided Games 3 Lawan 3 dan 6 Lawan 6 Menurut FFA (2010:4) small sided games merupakan modifikasi dari bentuk sepakbola 11 lawan 11 yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemain di bawah usia 13 tahun yang sangat berbeda perkembangan, karakteristik dan kebutuhannya dari pemain dewasa. Prinsip-prinsip dan aturan small sided games sama dengan permainan sepakbola yang sebenarnya yaitu 11 lawan 11 kecuali ukuran lapangan lebih kecil dan jumlah pemain yang lebih sedikit pada setiap tim. Tergantung pada kelompok usia, jumlah pemain, ukuran lapangan dan tujuan permainan bisa bervariasi dari 3 lawan 3 untuk termuda dan 8 lawan 8 untuk kelompok tertua pada usia 12 tahun (Delta Youth Soccer Association, 2009:3). METODE PENELITIAN Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Jumlah sampel 34 siswa SSB Bima Amora berusia antara 11-12 tahun yang dibagi ke dalam kelompok secara simple random sampling menjadi 3 yaitu: kelompok A mendapat pelatihan small-sided games 3 lawan 3; kelompok B mendapat pelatihan small-sided games 6 lawan 6; dan kelompok C sebagai kontrol mendapatkan pelatihan konvensional. Latihan small sided games 3 lawan 3 menggunakan ukuran lapangan lebar 15x25 m dan latihan small sided games 6 lawan 6 menggunakan ukuran lapangan 24x32 m (Hill-Haas, 2011:204). Latihan dilakukan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu.

Instrumen untuk mengukur kemampuan dribbing menggunakan tes Menggiring dominan kelakkelok (gambar 1) sedangkan untuk mengukur kemampuan passing menggunakan tes mengoper bawah (gambar 2) dan tes mengoper atas (gambar 3). Sedangkan untuk proses analisis statistik menggunakan Analisis Varian Multivariat (MANOVA).

Gambar 1 HASIL PENELITIAN

Gambar 2

Gambar 3

Hasil uji t tabel 1 menunjukkan perbedaan kemampuan dribbling dan passing sebelum dan sesudah diberi perlakuan yaitu ada pengaruh signifikan latihan small sided games 3 lawan 3; 6 lawan 6; dan konvensional terhadap kemampuan dribbling dan passing siswa SSB Bima Amora KU 11-12 tahun. Hasil uji beda variabel penelitian masing-masing kelompok secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 1. Hasil Uji Beda Rata-rata Sampel Berpasangan Dribbling Mean Mean Difference s Kelompok A Pretest 17,6067 3,1592 Posttest 14,4475 Kelompok B Pretest 17,3325 3,315 Posttest 14,0175 Kelompok C Pretest 17,1350 2,984

Thitung

Ttabel

Sig. (2-tailed)

Status

37,39 5 40,99 1 17,62 1,79 6

0,000 0,000 0,000 Berbeda

Posttest Passing Atas Kaki Kanan

14,1510 Mean 2,8333 5,4167 4,0833 6,7500 2,7000 5,2000 Mean 2,5000 4,5833 3,0000 4,9167 2,2000 3,8000 Mean 6,1667 8,6667 6,8333 9,5000 6,4000 8,6000 Mean 5,3333 9,3333 5,0000 9,3333 4,8000 8,2000

5 Mean Difference s 2,58333 2.66667 2,5 Mean Difference s 2,08333 1.91667 1,6 Mean Difference s 2,5 2,66667 2,2 Mean Difference s 4 4,3333 3,4 Thitung 6,490 6,435 8,135 Thitung 1,79 6 Ttabel Sig. (2-tailed) Status

Kelompok A

Pretest Posttest Kelompok B Pretest Posttest Kelompok C Pretest Posttest Passing Atas Kaki Kiri

0,000 0,000 0,000 Ttabel Sig. (2-tailed) Status Berbeda

Kelompok A Kelompok B

Pretest Posttest Pretest Posttest

-5,820 5,063 -4,000 Thitung Ttabel 1,79 6

0,000 0,000 0,003 Sig. (2tailed) Status Berbeda

Kelompok C

Pretest Posttest Passing Bawah Kaki Kanan

Kelompo kA Kelompo kB

Pretest Posttest

4,486 -3,546 3,161 Thitung 1,796

0,001 0,005 0,012 Ttabel Sig. (2-tailed) Status Berbeda

Pretest Posttest Kelompo Pretest kC Posttest Passing Bawah Kaki Kiri

Kelompok A

Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest

5,745 -7,288 6,530 1,79 6

0,000 0,000 0,000 Berbeda

Kelompok B Kelompok C

Hasil dari tabel uji multivariate pada tabel 2 terdapat variabel bebas kelompok, angka-angka signifikan hasil pengujian didasarkan: Pillais Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's Trace, dan Roy's Largest Root menunjukkan angka sebesar 0,012, 0,015, 0,018, dan 0,017. Semua angka signifikansi menunjukkan < 0,05 variabel dibbling dan passing menunjukkan perbedaan pada kelompok variabel bebas 3 lawan 3, 6 lawan 6 dan kontrol. Artinya terdapat perbedaan dibbling dan passing antara kelompok 3 lawan 3, 6 lawan 6 dan kontrol. Tabel 2. Multivariate Testsc
Effect Intercept Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root Kelompok Pillai's Trace Wilks' Lambda Hotelling's Trace Roy's Largest Root Value .999 .001 1.310E3 1.310E3 .628 .467 .939 .597 F 7.073E3a 7.073E3a 7.073E3a 7.073E3
a

Hypothesis df 5.000 5.000 5.000 5.000 10.000 10.000 10.000 5.000

Error df 27.000 27.000 27.000 27.000 56.000 54.000 52.000 28.000

Sig. .000 .000 .000 .000 .012 .015 .018 .017

2.566 2.504
a

2.441 3.345b

PEMBAHASAN Perhitungan manova menunjukkan perbedaan dribbling dan passing yang signifikan antara kelompok 3 lawan 3, 6 lawan 6 dan kelompok kontrol. Pemberian metode latihan small sided games 6 lawan 6 dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada pemberian metode latihan small sided games 3 lawan 3 terhadap peningkatakan passing, sedangkan metode latihan small sided games 3 lawan 3 dan 6 lawan 6 memberi pengaruh yang sama terhadap peningkatan dribbling. Perbedaan pengaruh di atas, menjelaskan bahwa metode latihan small sided games 6 lawan 6 lebih efektif dalam meningkatkan passing tetapi memberikan pengaruh yang sama untuk

peningkatan dribbling. Berdasarkan uji post hoc bahwa metode latihan small sided games 6 lawan 6 mempunyai pengaruh yang lebih baik efektif terhadap kemampuan passing. Small sided games merupakan salah satu bentuk latihan yang digunakan pelatih untuk latihan sepakbola (Rampinini, 2006: 1). Latihan ini sering digunakan mulai dari orang dewasa sampai pemain usia muda sebagai bagian dari program pelatihan reguler mereka dalam berbagai bentuk, tergantung pada tujuan dan filosofi pelatih. Dilihat dari sudut praktis, permainan dengan jumlah besar pemain tampaknya digunakan untuk perbaikan taktik dan teknik, sedangkan permianan dengan sejumlah kecil pemain terutama digunakan untuk perbaikan kondisi ketahanan dan fisik. Menurut Rampinini dkk (2006:6) small sided games dengan ukuran lapangan besar menghasilkan intensitas pelatihan yang lebih besar daripada ukuran lapangan kecil. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini yaitu latihan small sided games 3 lawan 3 dan 6 lawan 6 berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan dribbling dan passing. Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan small sided games 3 lawan 3 dan small sided games 6 lawan 6 terhadap peningkatan kemampuan dribbling dan passing pemain sepakbola SSB Bima Amora kelompok umur 11-12 tahun. Latihan small sided games 6 lawan 6 lebih efektif daripada small sided games 3 lawan 3 untuk meningkatkan kemampuan passing. Sedangkan untuk melatih kemampuan dribbling latihan small sided games 6 lawan 6 hasilnya sama dengan latihan small sided games 3 lawan 3. Saran yang dapat diberikan yaitu latihan small sided games 6 lawan 6 lebih baik dari pada latihan small sided games 3 lawan 3 dan kelompok kontrol terhadap kemampuan passing pemain sepakbola. Passing dalam sepakbola sangat penting dalam rangka penguasaan bola, untuk itu latihan small sided games 6 lawan 6 efektif untuk meningkatkan kemampuan passing pemain sepakbola.

DAFTAR PUSTAKA Asmutiar. 2011. Pengaruh Pelatihan Small Sided Games Three-A-Sided dan Small Sided Games SixA-Sided terhadap Peningkatan Cardiovascular Endurance Pemain Sepakbola. Tesis Magister Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Border, Sam. 2009. Soccer Basics. USA: Penguin Group, Inc. Delta Youth Soccer Association. 2009. Small Sided Games Coaches Guide 2008-2009. www.deltayouthsoccer.com. Diunduh 03 Februari 2012. 2010. Small-Sided Games Handbook Federation Football Australia. http://www.footballaustralia.com.au/site/_content/document/00000576-source.pdf. Diunduh 28 Januari 2012. Herwin. 2006. Latihan Fisik untuk Pemain Usia Muda. Jurnal Olahraga Prestasi, 2006,volume 2, nomor 1, 75-92. Hill-Haas, S.V; Dawson, B.; Impellizzeri, F.M. & Coutts, A.J. 2011. Physiology of Small -Sided Games Training in Football a Systematic Review. Journal of Sport Medicine, 2011; 41 (3): 199220. Jones, S. & Drust, B. 2007. Physiological and Technical Demands of 4 v 4 and 8 v 8 Games In Elite Youth Soccer Players. Research Institute for Sports and Exercices, Liverpool John Moores University United Kingdom, 2007, 2, 150-156. Kelly, D.M. & Drust, B. 2009. The Effect of Pitch Dimensions on Heart Rate Responses and Technical Demands of Small-Sided Soccer Games in Elite Players. Journal of Science and Medicine in Sport, 2009, 12, 475-479. Kindersley, Dorling. 2011. Esential Soccer Skill. United States: DK Publishing. Koger, Robert. 2005. 101 Youth Soccer Drills Great. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Larkin, Thomas E. 2008. Soccer Coaching Manual. USA: LA84 Foundation 2141 West Adams Boulevard 90018 (323) 730-4600. Montana Flathead Rapids. 2010. Spring 2010 Academy Guide Book Montana: Spring Soccer Academy. http://flatheadrapids.com/Academy%20Guide %20Book.pdf. Diunduh 02 Februari 2012. Rampinini, E., Impellizzeri, F.M., Castagna, ABT, G., Chamari, K., Sassi, A., & Marcora, S.M. 2006. Factors Influencing Physiological Responses To Small-Sided Soccer Games. Journal of Sports Sciences, 2006; 24(0): 1-8. Syafii, Imam. 2007. Rangkain Tes Keterampilan Teknik Dasar Sepakbola Pemain Usia Dini . Disertasi Doktor, Universitas Negeri Surabaya. FFA.

Anda mungkin juga menyukai