PENDAHULUAN
Sepak bola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang
seluruh dunia. Selain digemari orang laki-laki olah raga ini juga digemari para
perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak. Sejak tahun 1990 an olah
raga ini mulai digunakan oleh para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini
Olah raga ini dimainkan oleh 11 orang dalam satu teamnya. Untuk
dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan kerjasama orang
tentunya kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik, taktik,
mental para atlit juga sangat menentukan. Hanya para atlet yang memiliki
motivasi tinggi dan profesional yang mencapai kesuksesan di bidang olah raga
ini. Oleh sebab itu diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk menjadi atlet
1
2
gemuruh dari segala penjuru lapangan. Hal ini sungguh kontradiksi dengan
orang yang ada di tempat yang sama yang tidak bisa berteriak” goal ”, Mereka
duduk diam, kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan di depan mulut, sambil
mengigit jari dan muka yang pucat. Sebagian lagi berteriak langkat,
permaianan sepak bola, baik di kampung halaman, sekolah, lapangan kecil atau
Olah raga ini dapat dimainkan oleh anak-anak, remaja, pemuda, orang
pelosok desa hingga kota besar di seluruh dunia. Sepak bola merupakan olah
raga yang sederhana dan murah, bahkan dapat dimainkan sangat mudah.
Pola dan tehnik permainan sepak bola sangat sederhana, pola permainan
2. Kekuatan
3. Kelenturasn
4. Kecepatan
5. Kelincahan.
skill pemain. Dari kelima faktor tersebut yang menarik untuk dikaji bersama
adalah faktor Kecepatan dan faktor Kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini
dan kelincahan yang sangat tinggi adalah modal penting bagi seorang pemain
yang tinggi tentu mudah melewati lawan dan tidak mudah dikawal oleh lawan.
masalah yang menarik dan kurang berkembangnya sepak bola perlunya untuk
diteliti. Salah satu faktor yang sangat menentukan keterampilan atau skill
Pada Siswa Kelas XII.IIS.1 SMA Negeri 1 Grogol Kediri Tahun Pelajaran
2017/2018”
Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.
Semua orang suka dengan sepak bola. Baik orang tua, dewasa hingga
anakanak. Tidak hanya kaum laki-laki saja yang gemar dengan olahraga ini,
akan tetapi kaum hawa pun suka dengan olahraga yang satu ini. Menjamurnya
biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
perbedaan variasi posisi yang disukai. Terdapat siswa yang memilih posisi
sebagai pemain depan, pemain tengah, pemain belakang atau sebagai penjaga
Sekolah Sepak Bola (SSB) yang diikuti ataupun yang didapat secara otodidak
(latihan sendiri) ataupun telah memiliki bakat dalam bermain sepakbola. Salah
satu syarat untuk dapat bermain sepakbola dengan baik adalah pemain harus
dibekali dengan teknik dasar yang baik, karena pemain yang memiliki teknik
dasar yang baik maka pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola
dengan baik pula. Teknik-teknik dasar dalam bermain sepak bola ada
bola), dan dribbling (menggiring bola). Shooting adalah salah satu teknik yang
memegang peranan penting. Karena tujuan dari shoting itu sendiri adalah
point untuk merubah keadaan atau yang sering disebut dengan skor. Dalam
shooting, bagian tubuh yang banyak memegang peranan penting salah satunya
adalah kaki. Dimana kekuatan tungkai merupakan salah satu yang memegang
handal yang akan menghiasi gemerlapnya Liga Indonesia bahkan akan muncul
6
pula pemain-pemain nasional yang berasal dari Kabupaten Kediri. Namun dari
bukanlah pelatih yang berasal dari kepelatihan atau seseorang yang paham
baik. Selanjutnya alat atau fasilitas yang dimiliki tidaklah sesuai dengan
kebutuhan dari suatu tim sepakbola. Bola yang digunakan serta alat-alat
proses dalam latihan tidak bisa berjalan dengan maksimal. Selain pelatih dan
fasilitas tersebut masih terdapat faktor penghambat yang lain yaitu berasal dari
mengetahui teknik dasar yang benar dalam permainan sepakbola, pemain tidak
kesenangan bukan untuk prestasi. Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan yang
dari pemain itu sendiri. Tentunya mereka dituntut untuk memiliki skill yang
baik. Dan salah satu skill yang dibutuhkan para pemain adalah tendangan
keras dan terarah ke gawang yang sering disebut shooting. Shooting kearah
7
banyak skor yang diperoleh maka akan semakin besar pula peluang
yaitu Pemain depan, pemain tengah, dan pemain belakang. Setiap pemain
pada pemain depan dan memiliki tendangan yang akurat ke gawang dan
sedangkan pemain belakang sendiri, sama halnya dengan pemain depan dan
tengah tetapi yang di utamakan pemain belakang adalah long pass. Dari
kesalahan dari tendangan shooting yang berakibat fatal pada akhir dari
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
C. Tujuan Penelitian
metode demonstrasi.
metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Sekolah
pembelajaran penjas.
ektrakulikuler.
1. Metode Demonstrasi
siswa tentang proses, situasi, atau benda tertentu baik sebenarnya atau
2. Motivasi belajar.
sebagai motivator ekstrerinsik atau motivator dari luar, dan bukan motivator
3. Prestasi belajar
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
4. Kecepatan
5. Kelincahan
dinamis.
F. Asumsi
pelajaran 2017/2018.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
8.2.Mempraktikan variasi tehnik dasar salah satu nomor olah raga bola besar
beregu lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri,
Materi :
- Menendang bola
- Menggiring bola
- Mengontrol bola
- Bola
- Tiang rintangan
- Pluit
- Stop wach
- Blangko nilai
- Simpai
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dipergunakan pada pertandingan resmi sampai saat ini. Federasi sepak bola
dibentuk pada tanggal 21 September 1904, diketuai oleh Guirin dari Inggris.
Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda. Pada
dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling
lengan.
12
13
permainan sepak bola, memiliki sikap sportif dalam permainan, tentu akan
dikagumi oleh semua orang dan penonton. Penelitian ini juga berlandaskan
sepak bola. Oleh sebab itu penelitian juga akan memberikan pelatihan dan
menggabungkan tentang.
1. Latihan kelincahan
2. Latihan kecepatan
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus
1. Menendang Bola
dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi bagian kaki yang akan
sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
2.Gerakan
3. Sikap akhir
1. Sikap permulaan
2. Gerakan
bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titik pusat bola
3. Sikap akhir
Sikap akhir tendangan dukung oleh gerak lanjut tendang yang diikuti
Gambar 2.1
Teknik Dasar Menendang Bola
2. Mengontrol Bola
bola dihentikan oleh kaki maupun badan. Dalam upaya mengontrol bola
pemain harus dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat
mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut
datangnya bola.
3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka leher dan kedua tangan melebar
berikut:
4. Angkat salah satu kaki yang akan digunakan, kemudian tekuk lutut
Gambar 2.2
Teknik mengontrol bola
3. Menggiring Bola
1. Sikap permulaan
Posisi badan agak condong ke depan, kaki bagian dalam dekat bola,
paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk bertumpu. Untuk
letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua
2. Gerakan
1. Sikap permulaan
sedikit diputar kedala, lutuk agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai
2 Gerakan
20
dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki
bagian luar.
Gambar 2.3
Menggiring bola dengan menggunakan kaki
4. Menyundul Bola
Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah
sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat dari
kepala.
1. Sikap permulaan
2. Gerakan
1. Sikap permulaan
datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan kea rah bola.
2. Gerakan
Gambar 2.4
Menyundul bola di udara
dari pengguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang
menjadi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam mererbut
bola, yaitu:
datangnya bola.
modern sekarang ini bermain dengan rajin bergerak, lincah, cepat, untuk
pemain baik.
lawan sehingga bola yang diarahkan oleh teman tidak dapat diperkirakan
oleh lawan..
balik.
temannya akan melakukan gerakan dengan bola, baik itu berupa “ berlari
dengan bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu
baru saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan
dilakukan.
26
2. Lemparan ke Dalam
3. Tendangan Penjuru
gawang lawan.
Gambar 2.5
Merebut bola dari lawan
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (1)
menjalankan tugas utama ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau
penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung
terlepas dari kawalan. Dari pola berpikir seperti inilah sepak bola
3. Penjagaan Gabungan
penjagaan dapat diserahkan kepada teman lain. Dengan kata lain tidak
pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan kerjasama yang baik
sesama pemain bertahan, sebab sering tukar menukar posisi dari lawan,
dalam situasi bermain (2) melatih dan menerapkan teknik tertentu, (3)
melatih kerja sama yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim
diterapkan lagi dalam bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita
konteks dan latihan teknik tetapi telah menguasai teknik sepak bola
Siswa juga dalam waktu yang bersamaan selalu dilatih pada penekanan
tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih, setelah didemonstrasikan, siswa
atas pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari tehnik dan unsur-
unsur apa? Cara mana yang paling baik? Bagaimana dapat diketahui
7. Bila terdapat pertanyaan dari siswa dapat dijawab dengan lebih teliti pada
8. Bila siswa aktif bereksperimen dan selalu ingin melakukan maka ia akan
sosial.
nyata.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Merujuk pendapat Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 2007) ada 4
dengan guru mata pelajaran penjas dan di dalam proses belajar mengajar dikelas
kelas atau di lapangan dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian ini
32
34
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran
mengajar diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja
sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang objektif demi validasi
data.
1. Tempat Penelitian
penelitian dan siswa yang berada sebagai tester untuk memperoleh data.
2. Waktu Penelitian
dilaksanakan
II)
3. Subyek penelitian
B. Rancangan Penelitian
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
Carr & Kemmis, (2008: 86) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
(Mukhlis, 2003: 5). PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (rencana),
REFLECTIVE
ACTION
OBSERVATION
REVISED PLAN
REFLECTIVE
ACTION
OBSERVATION
REVISED PLAN
REFLECTION
ACTION
OBSERVATION
pembelajaran.
kepada siswa
siklus berikutnya.
masing putaran dikenal perilaku yang sama ( alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes praktek di
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
belajar siswa
5. Tes praktek
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
cara memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran.
40
= Jumlah siswa
berikut:
Dimana : P1 = pengamatan 1
P2 = pengamat 2
%= dengan
= Rata-rata
= Jumlah Rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
dimana
P = Persentase
42
n = Jumlah responden
a. Ranah Psikomotor
2 = cukup
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
5 3-4 KS Kurang sekali
b. Ranah Afektif
2 9-10 B Baik
3 7-8 C Cukup
4 5-6 K Kurang
BAB IV
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kabupaten Kediri.
44
46
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
B. Kegiatan Inti
kelompok 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep 3 3 3
C. Penutup
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 33 33 33
Keterangan :
Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
waktu dan siswa sangat tidak aktif dan tidak antusias. Keempat aspek yang
terjadi pada pembelajaran pada proses siklus I, akan dijadikan bahan kajian
untuk refleksi dan revisi dilakukan pada siklus II sebagai tindak lanjut
penelitian ini.
No
dominan pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang
kelompok, diskusi siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-
dan motivasi karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
adalah 75.88 dan ketuntasan belajar mencapai 58.82% atau ada 20 siswa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
85%). Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum
1. Ranah Psikomotor
2. Ranah Afektif
d. Refleksi
tujuan pembelajaran.
berlangsung.
e. Revisi
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
akan dilakukan.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran, soal tes formatif dan alat-alat pengajaran
siswa.
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
B. Kegiatan Inti
siswa.
dalam kelompok
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
cukup baik dari pengamat. Dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai
No
alat (11,7).
guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%),
sebesar 82.21 dan dari 34 siswa yang telah tuntas sebanyak 30 siswa dan
baik dari siklus I. Peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi
1. Ranah Psikomotor
2. Ranah Afektif
diatas 70, dan ranah afektif 91.67% memperoleh nilai diatas C secara
d. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan
e. Refisi Pelaksanaan
demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu
persen
No Indikator No pertanyaan
SS S TS ST SS S TS STS
demonstrasi 31,32,34,35,36
metode demonstrasi
demonstrasi 14,22,23
pembelajaran metode
demontrasi
60
Keterangan :
dengan metode,- 53% setuju dengan kegiatan praktik yang dilaksanakan dalam
B. Pembahasan
ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II)
hasil pembelajaran,
sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat dan aktif.
proses belajar.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (58.00%), siklus
(91.67%)
B. Saran
efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka saran dari
62
64
optimal.
6. Bagi guru dan pelatih penelitian ini dapat dipergunakan sebagai reverensi,
DAFTAR PUSTAKA
Bachrie, Eddy, dkk. 2000. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remaja. Bandung;
Binacipta