Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi. Semua orang suka

dengan sepakbola. Baik orang tua, dewasa hingga anak-anak. Tidak hanya

kaum laki-laki saja yang gemar dengan olahraga ini, akan tetapi kaum hawa

pun suka dengan olahraga yang satu ini. Sepakbola merupakan permainan

beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang, dan salah satunya

penjaga gawang. Dalam permainan sepakbola ada berbagai teknik yang

digunakan seperti dribble, passing, control, shooting, dan heading.

Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau

kesebelasan berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang

lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk

melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dari

penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tujuan bermain sepakbola adalah

untuk mencetak angka atau gol. Untuk mencetak angka atau gol tersebut

memerlukan suatu teknik dasar yang disebut dengan shooting.

Shooting adalah salah satu teknik yang memegang peranan penting dalam

permainan sepakbola. Tujuan dari shoting adalah untuk memasukkan bola ke

gawang lawan dengan tujuan untuk memperoleh poin untuk merubah keadaan

atau yang sering disebut dengan skor. Dalam shooting, bagian tubuh yang

banyak memegang peranan penting salah satunya adalah kaki. Kekuatan

1
tungkai merupakan salah satu yang memegang peranan yang penting dalam

keberhasilan shooting bola ke gawang.

Salah satu skill yang dibutuhkan para pemain adalah tendangan keras dan

terarah ke gawang. Shooting ke arah gawang dibutuhkan untuk mencetak skor

dari setiap pertandingan. Semakin banyak skor yang diperoleh maka akan

semakin besar pula peluang kemenangan yang akan diperoleh oleh suatu tim.

Shooting adalah faktor yang paling penting dalam melakukan

penyerangan. Teknik yang buruk dalam melakukan shooting sering

menyebabkan peluang mencetak gol menjadi terlewatkan. Di level dunia pun

banyak pemain melakukan shooting yang terlalu tinggi, melebar, atau bahkan

ragu-ragu untuk melakukannya. Dengan demikian, kegagalan melakukan

shooting juga berarti kegagalan mencetak angka atau gol.

Menurut John Devaney (1994:22), dalam sepakbola terdapat berbagai

posisi pemain, diantaranya adalah penyerang (striker) atau pemain depan,

gelandang (midfielder) atau pemain tengah, pemain belakang (defender), dan

penjaga gawang (goal keeper). Kemudian dari berbagai macam pemain

penyerang terdiri atas penyerang kanan dan penyerang kiri, gelandang terdiri

atas gelandang gelandang kanan, gelandang kiri dan gelandang tengah. Selain

pemain penyerang dan pemain gelandang ada juga pemain belakang (defender)

yang biasa disebut pemain back (pertahanan) yang terdiri atas back kanan, back

kiri dan back tengah serta seorang penjaga gawang (goal keeper).

Tiap-tiap pemain mempunyai fungsi yang berbeda-beda yaitu penyerang

atau pemain depan berfungsi sebagai penyerang, oleh karena itu seorang

2
pemain depan dituntut untuk dapat mencetak gol ke gawang lawan. Kemudian

pemain tengah atau gelandang berfungsi sebagai pengumpan bola atau bisa

juga gelandang bertugas membantu penyerang untuk memasukkan bola ke

gawang. Selain itu, ada juga pemain belakang atau defender yang berfungsi

menjaga pertahanan gawang dari serangan para lawan. Akan tetapi selain

bertugas sebagai bertahan, pemain belakang atau yang lebih sering disebut bek

juga dapat bertugas membantu penyerangan. Oleh karena tiap pemain memiliki

fungsi atau tugas masing-masing yang berbeda, tentunya hal tersebut

berpengaruh kepada tendangan masing-masing pemain tergantung posisi yang

dimiliki. Karena dalam permainan sepakbola terdapat posisi kanan dan posisi

kiri yang harus ditempati oleh masing-masing pemain. Tentunya hal tersebut

mempengaruhi tendangan yang dihasilkan dari tiap-tiap pemain tersebut.

Tendangan yang diharapkan dari tiap-tiap pemain adalah tendangan yang keras

dan mengarah ke gawang (shooting) karena tiap-tiap pemain memiliki

kesempatan yang sama dalam memasukkan bola ke gawang lawan walaupun

kesempatan seorang penyerang atau pemain depan lebih besar daripada pemain

tengah dan pemain belakang.

Sepakbola merupakan olahraga yang paling memasyarakat. Ini dibuktikan

dengan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan permainan sepakbola

baik anak muda, orang dewasa hingga orang tua. Selain itu, semakin

banyaknya sekolah-sekolah atau klub-klub sepakbola yang banyak didirikan.

Dengan semakin banyaknya sekolah atau klub-klub sepakbola yang didirikan

maka cabang olahraga berkembang di seluruh pelosok negeri.

3
Pembinaan pemain sepakbola harus dimulai dari usia muda, yaitu dari

kelompok usia anak sekolah dasar. Dengan pembinaan yang dilakukan sejak

dini dengan benar, teratur, dan terarah diharapkan akan memberikan hasil yang

cukup signifikan. Pembinaan olahraga sepakbola dapat diberikan melalui

pendidikan jasmani di sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA. Keterbatasan

jam pelajaran pendidikan jasmani di sekolah menjadi salah satu permasalahan.

Oleh karena itu perlu diadakan suatu kegiatan ekstrakurikuler di luar jam

sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler sepakbola juga diadakan di SD N Sutogaten

Purworejo. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengikutsertakan anak didik

sebanyak mungkin agar anak-anak menjadi gemar sepakbola. Selain itu, untuk

menumbuhkan minat anak untuk berlatih dengan sukarela dan teratur dalam

usaha meningkatkan prestasi.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SD N Sutogaten sangat

mendukung prestasi sepakbola yang diraih. Dengan latihan yang dilakukan

sebanyak dua kali dalam seminggu terbukti mampu meningkatkan kemampuan

maupun prestasi. Keberadaan lapangan sepakbola yang cukup dekat dengan

lokasi sekolah juga sangat mendukung kemajuan sepakbola SD N Sutogaten.

Tim sepakbola SD N Sutogaten telah menjadi salah satu tim yang cukup

disegani di wilayah Pituruh. Dalam setiap perlombaan sepakbola tingkat

sekolah dasar yang diadakan, baik dalam rangka memeriahkan peringatan

kemerdekaan Republik Indonesia ataupun Porseni akan selalu memperoleh

gelar juara. Walaupun tidak selalu juara satu, tapi pasti masuk ke jajaran empat

besar. Bahkan pada Porseni tahun terakhir ini mampu menyabet juara satu dan

4
mewakili kecamatan ke tingkat kabupaten. Setelah berhasil menjuarai di

tingkat kebupaten kemudian mewakili kabupaten ke tingkat karesidenan Kedu

walaupun pada akhirnya belum berhasil membawa pulang medali.

Kenyataan tersebut membuktikan bahwa tim sepakbola SD N Sutogaten

mempunyai kemampuan yang baik. Di dalam pertandingan seringkali berhasil

menang dengan skor yang bisa dikatakan cukup telak. Gol-gol tercipta oleh

para pemain, baik pemain depan, belakang, dan kadang pemain tengah. Akan

tetapi pemain depan yang menciptakan banyak gol. Mungkin hal ini terjadi

karena perbedaan kemampuan shooting yang dimiliki atau juga pengaruh

faktor-faktor lain.

Sejauh mana perbedaan kemampuan shooting pemain depan, pemain

tengah, maupun pemain belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler SD N

Sutogaten belum dapat diketahui secara pasti. Pemain depan (striker)

mempunyai kesempatan paling banyak untuk melakukan tembakan ke gawang.

ugas utama dari penyerang adalah memasukkan bola ke gawang lawan. Namun

selain itu, penyerang juga dapat membuka pertahanan lawan dan memberi

ruang maupun umpan kepada rekannya untuk memasukkan bola lewat ruang

yang dibukanya. John Devaney (1994: 25) mengatakan sebagai penendang bola

yang paling keras dan tepat, striker memperoleh operan bola dari pemain sayap

dua sampai enam meter. Seorang pemain tengah atau gelandang juga bisa

mencetak gol walaupun itu bukan tugas utamanya. Gelandang sering disebut

sebagai “otak” atau “pengatur siasat”. Akan tetapi, di saat-saat tertentu pemain

tengah dapat memainkan peran sebagai pencetak gol seperti pemain depan.

5
Begitu juga pada pemain belakang, di situasi tertentu mereka akan membantu

melakukan penyerangan dan bisa saja mencetak gol. Walaupun situasi seperti

itu tidak dijumpai sepanjang pertandingan secara terus menerus. Hal-hal

semacam ini lumrah terjadi di dalam sepakbola termasuk juga dalam

ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten.

Bertolak dari hal tersebut, peneliti ingin membuktikan secara ilmiah

tentang perbandingan atau perbedaan kemampuan shooting para peserta

kegiatan ekstrakurikuler. Walaupun secara logika pemain depan mempunyai

kemampuan lebih baik dari pemain tengah dan pemain tengah mempunyai

kemampuan lebih baik dari pemain belakang, akan tetapi akan lebih baik jika

kemampuan mereka diteliti dan dibuktikan secara ilmiah.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

suatu penelitian. Penelitian akan dilakukan terhadap siswa peserta kegiatan

ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten. Penelitian yang akan dilakukan

berjudul Perbedaan Kemampuan Shooting Pemain Depan, Tengah, dan

Belakang Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Sepakbola SD N Sutogaten

Purworejo.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Tidak semua pemain dalam sepakbola dapat melakukan shooting dengan

baik.

6
2. Kemampuan shooting peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N

Sutogaten belum pernah diuji secara ilmiah.

3. Belum diketahuinya perbedaan kemampuan shooting antara pemain depan

dengan pemain tengah peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N

Sutogaten.

4. Belum diketahuinya perbedaan kemampuan shooting antara pemain depan

dengan pemain belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N

Sutogaten.

5. Belum diketahuinya perbedaan kemampuan shooting antara pemain tengah

dengan pemain belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N

Sutogaten.

6. Belum diketahuinya perbedaan kemampuan shooting antara pemain depan,

tengah dan belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N

Sutogaten.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

disebutkan di atas serta terbatasnya waktu dan keterbatasan-keterbatasan yang

lain, maka peneliti hanya akan mengkaji dan mengetahui tentang perbedaan

kemampuan shooting antara pemain depan, tengah dan belakang peserta

kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten Purworejo.

7
D. Rumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan kemampuan shooting antara pemain depan, tengah

dan belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten?

2. Lebih baik mana kemampuan shooting pemain depan, pemain tengah, dan

pemain belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N

Sutogaten?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan kemampuan shooting antara pemain depan, pemain tengah, dan

pemain belakang peserta kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SD N Sutogaten

dan pemain pada posisi manakah yang mempunyai kemampuan paling baik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada guru

pendidikan jasmani dan atau pelatih sepakbola untuk merencanakan dan

melaksanakan program latihan.

b. Bagi universitas, hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan

referensi di bidang sepakbola.

8
2. Praktis

a. Bagi SD N Sutogaten, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

masukan dan bahan evaluasi guru pendidikan jasmani dalam proses

belajar mengajar ataupun kegiatan ekstrakurikuler sepakbola.

b. Bagi penulis, penelitian dapat dijadikan sarana penerapan teori yang

didapat pada perkuliahan dan menambah pengetahuan atau pengalaman

penulis.

c. Bagi pelatih sepakbola, penelitian diharapkan memberikan informasi

yang berguna dalam pembinaan dan meningkatkan prestasi sepakbola.

Anda mungkin juga menyukai