Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga dititik asal katanya dari bahasa Jawa, olah yang berarti

melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga dapat

diartikan sebagai segala kegiatan atau untuk mendorong membangkitkan,

mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun

rohaniah pada setiap manusia.

Permainan sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat

digemari masyarakat terutama di Indonesia. Olahraga ini dimainkan oleh

seluruh lapisan masyarakat, baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa

bahkan orang yang sudah tua. Sepakbola merupakan permainan beregu

yang paling popular di dunia bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi

setiap negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat

ini permainan itu di gemari di Amerika Serikat. Permainan sepakbola adalah

permainan beregu yang membutuhkan kerja sama tim. Sepakbola adalah

cabang olahraga yang paling popular di dunia, seperti halnya di Indonesia.

Negara-

negara maju di Eropa menjadikan sepakbola bukan hanya sekedar

olahraga tetapi sudah menjadi industri bisnis, di Indonesia sepakbola lebih


2

banyak dimainkan oleh laki-laki walaupun ada juga wanita yang memainkan

nya.

Dalam situasi perkembangan sepakbola modern, serta di tengah

tantangan yang mendera para pembina sepakbla usia muda, seluruh sekolah

sepakbola (SSB) yang ada, perlu mengambil peran yang lebih optimal. Hal ini

terjadi karena SSB kini praktis menjadi satu-satunya tempat bagi anak-anak

dan remaja yang ingin belajar sepakbola. Jelas bahwa di Indonesia saat ini,

sulit rasanya mengharapkan anak-anak atau remaja bias mahir bersepakbola

tanpa berlatih di SSB. Sayangnya di tengah membajirinya SSB di Indonesia,

tak banyak SSB yang menyediakan latihan usia muda berkualitas.

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini

hamper seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali

penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah

tendangan hukuman. Berbagai macam tujuan masyarakat dalam melakukan

kegiatan olahraga khususnya sepak bola adalah untuk pencapaian prestasi,

untuk kesehatan atau hanya sekedar untuk menjaga kebugaran jasmani,

bahkan adapula yang hanya bertujuan untuk rekreasi semata. Permainan

sepakbola mempunyai tujuan yakni memasukkan bola sebanyak-banyaknya

ke gawang lawan. Salah satu tim yang dapat memasukkan bola lebih banyak

dari lawannya tim tersebut adalah pemenangnya. Apabila kedua tim


3

memasukkan bola dengan jumlah yang sama maka permainan tersebut di

anggap seri.

Tujuan permainan sepakbola adalah memasukkan bola sebanyak-

banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri,

agar tidak kemasukkan. Suatu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut

dapat memasukkan bola lebih banyak ke gawang lawannya, dan apabila

sama, maka permainan dinyatakan seri/draw.

Dalam upaya membina prestasi dan untuk pencapaian prestasi yang

tinggi dan baik maka pembinaan harus dimulai dari usia muda karena atlet

muda berbakat sangat menentukan menuju tercapainya mutu prestasi yang

optimal. Bibit atlet yang unggul perlu pengolahan dan proses pelatihan yang

baik dan sistematis serta berkesinambungan. Sebelum seseorang dapat

bermain sepakbola, ada beberapa aspek penting yang perlu dipahami dan

dikuasai oleh seorang pemain dalam latihan, yakni teknik, taktik, fisik, dan

mental.

Salah satu aspek yang perlu dikuasai secara sempurna oleh seorang

pemain sepakbola adalah teknik. Teknik ini merupakan salah satu dari

beberapa aspek latihan yang perlu dikembangkangkan dalam kaitannya

dengan prestasi. Bukan hanya dalam sepakbola, tapi dalam setiap cabang

olahraga teknik merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dikuasai.

Dalam olahraga sepakbola teknik merupakan landasan utama yang perlu


4

dikuasai oleh seorang pemaian, karena dengan teknik kita akan dapat

bermain sepakbola dengan baik dan benar.

Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting

olehkarena akan membentuk gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-

gerak dasar setiap bentuk latihan yang diperlukan dalam setiap cabang

olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna. Untuk seorang

pemain pemula, pembelajaran atau mempelajari teknik gerakan yang baik

bukanlah persoalan yanng mudah, apalagi teknik atau gerakan tersebut

adalah gerakan yang baru dilihat dan dipelajari. Dalam olahraga sepakbola

ada beberapa teknik yang perlu dikuasai diantaranya menendang, kontrol,

menggiring, menyundul, melempar, dan menangkap.

Teknik dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap

pemain sepakbola adalah sebagai berikut: Menendang (kicking), menggiring

(dribbling), menghentikan (stopping), menyundul (heading) ,merampas

(tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal

keeping).

Banyak yang kurang menyadari betapa pentingnya penguasaan teknik

gerakan, sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan tidak sedikit

pemain yang kurang menguasai teknik gerakan dengan baik, apalagi teknik

tersebut terbilang teknik yang kompleks seperti menyundul bola di udara.

Dalam hal ini ada beberapa bagian yang sering kali luput dari pengamatan
5

seorang pelatih dan dilupakan arti pentingnya gerakan tersebut oleh seorang

pemain. Dalam melakukan gerakan tersebut ada beberapa bagian yang

menjadi sorotan penting yakni salah satunya ialah gerakan pada saat

melompat, tidak jarang para atlet yang sedang belajar melakukan gerakan

tersebut dengan hanya menggunakan satu kaki pada kenyataannya teknik

gerakan yang benar menurut teori beberapa ahli ialah pada saat melompat

untuk mengambil bola di udara dilakukan dengan kedua kaki bukan satu kaki

itu dilakukan agar pada saat tolakan kaki benar-benar memberikan kekukatan

yang maksimal. Gerakan berikutnya ialah gerakan pada saat lentingan di

atas, tidak sedikit pemain yang hanya melompat tidak memperhatikan

lentingan badan sebelum terjadi kontak bola dengan kepala. Memang pada

dasarnya tidak ada ukuran melenting seperti apa yang seharusnya dilakukan

akan tetapi bila dilihat dari segi efektivitas gerakan kontribusi lentingan untuk

menghasilkan sundulan yang bagus itu ialah dengan melentingkan badan

selenting mungkin agar hasil yang diberikan saat kepala kontak dengan bola

memberikan kekuatan pada sundulannya.

Hal ketiga yang sering dilupakan ialah perkenaa bola dengan kepala,

banyak pemain yang menyundul bola bukan dengan bagian kepala yang

benar ada yang menyundul dengan kepala bagian atas atau ubun-ubun, ada

pula yang menyundul bola dengan bagian samping artiya pemain tersebut

badannya meiring pada saat menyundul akhirnya yang terjadi ialah


6

perkenaan bola dengan kepala terjadi dibagian kepala bagian samping. Hal

yang benar yang harus dilakukan oleh seorang pemain bola ialah menyundul

dengan kepala bagian depan, dekat diantara kening dan bulu rambut. Untuk

itulah seorang pemain sepakbola harus menguasai teknik gerakan dengan

sempurna, karena seorang pemain yang tidak memiliki keterampilan gerak

dasar bermain sepakbola yang baik tidak mungkin akan menjadi pemain

sepakbola yang baik pula dan akan sulit untuk mencapai prestasi maksimal.

Teknik menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar sepakbola

berkontribusi besar dalam keberlangsungan permaian dan juga sering

digunakan setiap pemain dalam proses mengumpan, mengantisipasi

serangan lawan, dan mencetak gol ke gawang lawan. Tujuan menyundul bola

dalam permainaan sepakbola adalah untuk mengoper, mencetak gol, dan

mengantisipasi serangan lawan atau membuang bola.

Kesempurnaan teknik yang baik dapat dikuasai, maka diperlukan

pembinaan usia muda secara berkesinambungan. Para pemain usia muda

harus sudah dapat bentuk-bentuk latihan yang mengarah ke teknik heading

(menyundul bola) secara lebih baik dan terarah. Dengan serangkaian proses

latihan para pemain usia muda akan diberi pengalaman melakukan pola-pola

gerakan, merangkaiannya menjadi suatu keterampilan, sehingga menjadi

suatu kegiatan atau gerakan yang bersifat rutin. Hasil latihan yang lebih baik

akan terwujud hanya jika latihan dilaksanakan secara teratur dan


7

menggunakan metode sesuai tujuan. Untuk melaksanakan latihan yang

teratur diperlukan disiplin yang tinggi. Dengan demikian suatu usaha untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan prestasi olahraga secara langsung dan

tidak langsung dapat mengembangkan disiplin pribadi. Menjadi pemain

sepakbola yang lebih baik dibutuhkan aspek teknik yang harus dilatih dan

dikuasai termasuk teknik heading (menyundul bola) yang harus dikuasai

terutama untuk mencetak gol. Upaya pembinaan yan g dilakukan oleh SSB

Maruki Bandriawan pada anak anak usia muda ini, meliputi metode latihan

untuk melakukan berbagai teknik bermain dengan media pembelajaran

dalam permainan sepakbola diantaranya dengan media bola gantung dan

bola di umpan.

Teknik heading dalam sepak bola atau biasa yang kita sebut kopeng

bola, tehnik ini biasa di pakai oleh para pencetak gol dalam sepak bola untuk

menghasilkan gol-gol yang cantik. Keterampilan teknik dasar menyundul bola

dalam permainan sepak bola adalah sebagai berikut : 1) Berdiri dengan

kedua kaki terbuka selebar bahu/ sikap melangkah, kedua lutut agak rendah.

2) Kedua lengan di depan samping badan. 3) Pandangan tertuju pada arah

bola. 4) Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher, berat

badan bertumpu pada kaki belakang. 5) Arah pandangan pada bola. 6)

Gerakkan pinggang ke depan, hingga dahi tepat menyongsong arah

datangnya bola. 7) Untuk menambah kecepatan/kekuatan bola, gerakan


8

kedua lengan ke belakang. 8) Gerakkan dada ke depan. 9) Kedua lutut

diluruskan serta kedua tumit terangkat dari tanah. 10) Pandangan mengikuti

arah gerak bola.

Banyaknya Masalah yang ada hubungannya dengan olahraga tidak

dapat lagi menggunakan pengertian yang berbeda didalam lingkungan

pendidikan kepelatihan terutama yang ada hubungannya dengan

perencanaan dan program latihan, intensitas latihan, prestasi, dan lain lain.

Terutama banyak siswa SSB ISA.MB yang sangat kurang sekali pada saat

melakukan heading yang benar. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam

proses latihan sepakbola bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik

heading masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan siswa dalam

melakukan heading bahwa perkenaan bola belum tepat pada perkenaan

kening saat heading. Selain itu, pada saat mengheading tolakan kaki lemah,

badan tidak melenting dari belakang serta sikap akhir siswa kebanyakan

mendarat dengan satu kaki dan tidak menjaga keseimbangan. Jadi,

Sebelum melakukan heading, badan harus siap dalam keadaan yang dapat

mendukung pelaksanaan heading. Posisi badan tegak, kedua kaki dibuka

selebar bahu atau salah satu kaki maju kedepan, posisi kedua kaki juga akan

berpengaruh terhadap jauhnya heading, apakah kedua kaki sejajar 3 selebar

bahu atau salah satu kaki maju kedepan. Walaupun tergantung pada

kenyamanan pemain tersebut untuk melakukan persiapan heading.


9

Latihan menyundul bola banyak kendala yang terlihat pada anak-anak

yaitu seperti rasa takut pada bola, tidak percaya diri untuk mencoba, timing

saat perkenaan dengan bola. Alat bantu media bola gantung dan bola

diumpan di dalam latihan diharapkan dapat memudahkan siswa dalam

melakukan heading mengurangi rasa takut, sakit, perkenaan bola dan teknik

menyundul bola yang lebih tepat pada posisi yang sebenarnya yaitu bagian

depan kepala (kening). Sehingga siswa tidak mengalami kesulitan pada

tahapan perkenaan bola dengan teknik yang baik. Perkembangan mental

atlet tidak kurang pentingnya dari perkembangan faktor di atas. Meski

bagaimanapun sempurna perkembangan fisik dan taktik seorang atlet, maka

prestasi tidak akan tercapai jika mental tidak juga berkembang. Latihan

sebaiknya dilakukan secara bertahap dari yang sederhana sampai yang

rumit, termasuk pemanasan, dan pendinginan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

latihan adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan berolahraga

dengan menggunakan berbagai olahraga sesuai dengan tujuan dan

kebutuhan olahraga.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas bahwa, metode

latihan menyundul bola dengan bola digantung dan bola di umpan

merupakan metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan menyundul bola. Di samping itu juga, kemampuan menyundul

bola untuk siswa SSB ISA.MB perlu didukung kekuatan otot yang baik.
10

Banyak siswa yang kekuatan otot kepala nya masih lemah dan tidak kuat

untuk mengayunkan bola ke arah sasaran yang tepat. Dari beberapa

pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa otot yang kuat mampu melakukan

gerakan yang efisien. Dalam kaitannya dengan tehnik dasar permainan

sepak bola seperti menyundul bola, maka salah satu otot yang berperan

dalam melakukan gerakan tersebut adalah otot kepala. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dengan adanya kekuatan otot kepala seorang siswa SSB

ISA.MB akan lebih maksimal dalam melakukan sundulan kearah sasaran

yang tepat.

Metode latihan menyundul bola dengan bola digantung dan bola di

umpan akan dieksperimenkan pada siswa usia 17-18 tahun Sekolah

Sepakbola Marzuki Bandriawan. Teknik dasar menyundul bola telah diajarkan

pada siswa usia 17-18 tahun di Sekolah Sepakbola Marzuki Bandriawan.

Namun dari latihan yang telah dilaksanakan kemampuan menyundul

bola masih perlu ditingkatkan. Masih banyak para siswa usia 17-18 tahun di

Sekolah Marzuki Bandriawan kurang sedikit bisa menyundul bola terutama di

bagian otot leher nya. Sering dijumpai dalam latihan, para pemain seringkali

melakukan kesalahan di antaranya teknik menyundul bolanya salah sehingga

sundulannya kurang tepat pada sasaran atau melenceng. Kondisi ini perlu

ditelusuri faktor penyebabnya dari semua faktor baik dari metode latihan,

pelatih dan siswa.


11

Metode latihan dan kemampuan fisik merupakan dua unsur yang

saling berkaitan untuk menguasai teknik olahraga termasuk menyundul bola.

Upaya meningkatkan kemampuan menyundul bola perlu diterapkan metode

latihan yang tepat dan didukung kemampuan fisik yang memadai, sehingga

akan diperoleh hasil latihan yang optimal. Di samping itu juga, kemampuan

fisik yang baik merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan

untuk mendukung kemampuan menyundul bola. Ditinjau dari gerakan

menyundul bola, otot kepala merupakan bagian yang terlibat dalam gerakan

menyundul bola. Oleh karena itu, pada saat menyundul bola otot-otot kepala

harus dikerahkan secara maksimal pada teknik yang benar agar sundulannya

menjadi lebih baik.

Metode latihan menyundul bola dengan bola digantung dan bola di

umpan merupakan metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan menyundul bola. Di sisi lain kemampuan merupakan salah satu

komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam gerakan menyundul bola.

Oleh karena itu dalam latihan menyundul bola dengan bola digantung dan

bola dilempar perlu memperhatikan kemampuan menyundul bola siswa.

Untuk mengetahui pengaruh metode latihan menyundul bola dengan bola

digantung dan bola di umpan serta pengaruh menyundul bola maka perlu

dilakukan penelitian dengan judul, “Efektifitas Latihan Dengan Media Bola

Gantung dan Di Umpan terhadap Kemampuan Menyundul Bola (Heading)


12

pada Siswa Sekolah Sepak Bola Indonesia Soccer Academy Marzuki

Bandriawan Pada Usia 17-18 Tahun”.

Kegiatan latihan sepakbola di sekolah sepakbola ISA.MB memiliki

beberapa kendala. Kendala tersebut adalah keterampilan menyundul bola

(heading) yang masih kurang dikuasai oleh pemain di sekolah sepakbola

tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada sekolah sepakbola ISA.MB yang

dilaksanakan pada saat sesi permainan sepakbola (game) melibatkan 20

pemain usia 17-18 tahun diperoleh hasil sebagai berikut; Pada keterampilan

teknik heading paling kurang dari teknik dasar lainnya. Dari kesalahan yang

ada pada gerakan tersebut akan menghambat dalam pelaksanaan teknik

heading. Perlu dilakukannya sebuah pendekatan yaitu salah satunya dengan

menggunakan metode latihan drill secara individu dan secara bersamaan.

“Metode latihan drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan teknik dasar.

Dari beberapa uraian tentang penjelasan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa metode latihan drill merupakan suatu metode latihan

keterampilan olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang dan sistematis

yang bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang lebih dari sebelumnya.

Metode latihan drill merupakan suatu metode latihan yang sesuai dengan

masalah yang terjadi dikarenakan metode latihan drill adalah salah satu
13

metode untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai faktor yang

berhubungan dengan gerak, yaitu kesadaran waktu, gaya dan ruang. Anak-

anak diarahkan agar bisa merasakan cepat lambatnya gerakan, merasakan

gaya yang menimbulkan dan menghambat gerakan, serta merasakan dirinya

berada di dalam lingkungan ruang.

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang tersebut diatas maka pokok permasalahan dalam

penulisan ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Apakah dalam melakukan teknik menyundul bola (heading) memerlukan

media bola gantung ?

2. Apakah dalam melakukan teknik menyundul bola (heading) memerlukan

media bola di umpan ?

3. Manakah yang terbaik antara latihan bola yang di gantung dan bola yang

di umpan terhadap kemampuan menyundul bola (heading)?

4. Apakah ada perbedaan untuk latihan bola yang di gantung terhadap

kemampuan menyundul bola (heading) ?

5. Apakah ada perbedaan untuk latihan bola yang di umpan terhadap

kemampuan menyundul bola (heading) ?


14

6. Apakah latihan bola yang di gantung ada kendala terhadap kemampuan

menyundul bola (heading) ?

7. Apakah latihan bola yang di umpan ada kendala terhadap kemampuan

menyundul bola (heading) ?

8. Bagaimana caranya agar tidak mengalami kesulitan latihan bola yang di

gantung terhadap kemampuan menyundul bola (heading) ?

9. Bagaimana caranya agar tidak mengalami kesulitan latihan bola yang di

umpan terhadap kemampuan menyundul bola (heading) ?

10. Apakah terdapat efektfitas latihan antara bola yang di gantung dan bola

yang di umpan terhadap kemampuan menyundul bola (heading) ?

11. Apakah latihan menyundul bola dengan media bola gantung efektif

meningkatkan kemampuan menyundul bola (heading) pada siswa usia17-18

tahun SSB ISA.MB ?

12. Apakah latihan menyundul bola dengan media bola di umpan efektif

meningkatkan kemampuan menyundul bola (heading) pada siswa usia17-18

tahun SSB ISA.MB ?

13. Manakah yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan menyundul

bola (heading) antara metode bola gantung dan bola diumpan pada siswa

usia17-18 tahun SSB ISA.MB ?


15

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian , maka peneliti

membatasi permasalahan penelitian yaitu, apakah media bola gantung dan

bola di umpan dapat meningkatkan kemampuan heading pada permainan

sepakbola siswa usia 17-18 tahun SSB Marzuki Bandriawan

D. Perumusuan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Berapakah prosentase keberhasilan latihan dengan media bola gantung

terhadap kemampuan menyundul bola pada siswa SSB ISA.MB usia 17-

18 tahun

2. Berapakah prosentase keberhasilan latihan dengan media bola terhadap

kemampuan menyundul bola pada siswa SSB ISA.MB usia 17-18 tahun

3. Manakah yang lebih besar efektif memberikan perolehan antara latihan

bola gantung dan bola di umpan terhadap kemampuan menyundul bola

pada siswa SSB ISA.MB usia 17-18 tahu


16

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelatih SSB

ISA MB dan SSB atau club sepak bola yang lain :

1. Menjawab permasalahan dalam penelitian yaitu mencari Efektifitas Latihan

dengan Media Bola Gantung dan Bola di Umpan Terhadap Kemampuan

Menyundul Bola (Heading) pada Siswa Sepak bola Indonesia Soccer

Academy Marzuki Bandriawan pada Usia 17-18 Tahun

2. Menjadi pedoman untuk program latihan sebagai patokan pelatih dalam

melatih olahraga permainan Sepak Bola.

3. Memberikan masukan tentang teknik khususnya bola di gantung dan bola

di umpan bagi kemajuan siswa SSB ISA.MB

4. Memberikan masukan bagi perkembangan Sepak Bola di Indonesia

terhadap olahraga Sepak Bola sehingga Efektifitas Latihan dengan Media

Bola Gantung dan Bola di Umpan terhadap kemampuan menyundul bola

(Heading) pada siswa SSB ISA MB

5. Memberikan informasi tentang manfaat lain dari heading yang bisa di

manfaatkan menjadi peluang untuk mencetak sebuah gol

6. Untuk menambah wawasan pembaca tentang Menyundul Bola (Heading)

7. Menambah wawasan bagi siswa usia 17 – 18 tahun SSB.ISA.MB tentang

manfaat Heading.

8. Untuk kemajaun SSB ISA. MB khususnya di usia 17 – 18 tahun.


17

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR DAN


PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teori

A. Hakikat Latihan

1. Definisi latihan

Ada beberapa definisi yang diberikan para ahli dalam olahraga tentang

makna dari latihan. Latihan sangat penting dalam meningkatkan prestasi

siswa dalam setiap cabang olahraga.

Latihan juga sangat penting dilakukan dalam membantu peningkatan

kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung, james

(2006: 45) Latihan atau training adalah proses yang sistematis dari berlatih

yang dlakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah

jumlah beban latihan serta intensitas latihannya. 1

1
Tangkudung, James. Kepelatihan Olahraga Pembinaan Prestasi Olahraga. Jakarta:
Cerdas Karya. (2006), h .45
18

Selanjutnya menurut Y. S. Santoso Giriwijoyo, dkk. (2005: 45) latihan

adalah suatu proses latihan yang sistematis yang dilakukan secara berulang-
2
ulang dan yang kian hari jumlah beban latihan nya kian bertambah.

Latihan adalah suatu usaha meningkatkan suatu gerakan yang

dilakukan secara berulang-ulang sehingga menimbulkan otomatisasi. Latihan

merupakan proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-

ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah (Harsono,

dkk, 2005: 43)3. Sistematis berarti bahwa pelatihan dilaksanakan secara

teratur, berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu,

metodis, berkesinambungan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.

Djoko Pekik Irianto, dkk (2009: 1) menyebutkan, latihanadalah proses

sistematis untuk menyempurnakan kualitas kinerja atlet berupa: kebugaran,

keterampilan, dan kapasitas energi.4

Jadi dikatakan berlatih apabila aktivitas yang dilakukan secara teratur

dan sistematis dan menambah jumlah beban dan dilakukan secara berulang-

ulang, selain itu latihan dilakukan secara sadar tanpa paksaan dan tekanan

dari luar guna meningkatkan prestasi.

Hal ini perlu di perhatikan karena objek dari sarana latihan adalah

manusia. Dalam memberikan materi latihan seseorang pelatih harus

2
Y. S. Santoso, dkk. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB (2005), H.45
3
Harsono, dkk. Manusia dan Olahraga. Bandung:ITB (2005)
4
Djoko Pekik Irianto. Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: Lukman Offset. (2009), H.1
19

memperhatikan aspek fisik dan psikis, kedua aspek tersebut harus dilatih

secara seimbang perlu perencanaan yang matang dalam memberikan materi

latihan, maka pada setiap pemberian materi latihan perlu adanya

penyusunan materi sesuai dengan tujuan latihan dan sasaran latihan

sehingga tujuan dari latihan tersebut dapat tercapain sesuai dengan target

yang telah di tentukan sebelumnya.

Menurut Sukadianto sasaran latihan dan tujuan latihan secara garis

besar antara lain :

1) Meningkatkan kualitas fisik dasar dan umum secara menyeluruh


2) Mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik khusus
3) Menambah dan menyempurnakan strategi, teknik, taktik dan pola bermain.
4) Meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam
bertanding5.

Pernyataan ini di dukung oleh para ahli seperti sukadiyanto yang

menyatakan bahwa prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus di taati,

dilakukan, dan di hindari agar tujuan latihan dapat sesuai yang diharapkan 6.

Berdasarkan prinsip dasar menyundul bola adalah perkenaan bola pada dahi,

mata terbuka,. Hal ini dimaksudkan agar lebih tepat dan cermat dalam

mengarahkan sundulan. Selain hal tersebut, kualitas sundulan dipengaruhi

oleh gerakan tubuh yang baik dan harmonis. Pada dasarnya latihan yang

dilakukan pada setiap cabang olahraga harus mengacu dan berpedoman


5
Sukadiyanyo. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. ( Yogyakarta: FIK UNY
2010 ), H. 13
6
Sukadiyanto. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. (Bandung: Yogyakarta:
FIK 2011), H.13
20

pada prinsip-prinsip latihan. Dengan memahami prinsip-prinsip latihan akan

mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan. Prinsip latihan

merupakan hal-hal yang di taati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan

dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2. Prinsip latihan

Prinsip latihan menurut Suharjana (2013: 40-42), prinsip-prinsip latihan

adalah sebagai berikut :

1) Prinsip adaptasi khusus (Spesific Adaptation Principle). Dengan

latihan secara normal, maka perhitungan jumlah tenaga yang dipergunakan

untuk melawan beban akan berkurang, hal ini disebabkan oleh adaptasi

latihan.

2) Prinsip beban berlebih (The Overload Principle). Prinsip beban

berlebih dapat dilakukan dengan pembebanan dalam latihan harus lebih

berat dibanding dengan kemampuan yang bisa diatasi.

3) Prinsip beban bertambah (The Principle of Progressive Resistance).

Prinsip beban bertambah dapat dilakukan dengan meningkatkan beban

secara bertahap dalam suatu program latihan. Progressif (kemajuan) adalah

kenaikan beban latihan dibandingkan dengan latihan yang dijalankan

sebelumnya. Peningkatan beban dapat dilakukan dengan penambahan set,

repetisi, frekuensi atau lama latihan.


21

4) Prinsip spesifikasi atau kekhususan (The Principle of Specificity)

Latihan yang dilakukan harus mengarah pada perubahan fungsional. Prinsip

kekhususan meliputi kekhususan terhadap kelompok otot atau system energy

yang akan dikembangkan. Latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai.

5) Prinsip individu (The Principle of Individuality) 8 Pemberian latihan

yang akan dilaksanakan hendaknya memperhatikan kekhususan individu,

sesuai dengan kemampuan masing-masing, karena setiap orang mempunyai

ciri yang berbeda baik secara mental maupun fisik.

6) Prinsip kembali asal (The Principle of Reversibility). Kebugaran

yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama

sekali, jika tidak latihan. Kualitas otot akan menurun kembali apabila tidak

dilatih secara teratur dan kontinyu. Karena itu rutinitas latihan mempunyai

peranan penting dalam menjaga kebugaran yang telah dicapai. 7

Pengulangan dalam bentuk latihan merupakan keadaan yang penting

untuk mempelajari teknik dari suatu keterampilan. Dengan pengulangan yang

dilakukan terus menerus akan meningkatkan kualitas maupun kuantitas

teknik yang lebih baik itu. Begitupun dalam pengulangannya harus

ditingkatkan dari hari ke hari, dari mulai level yang mudah hingga level yang

paling sulit dan teratur untuk menciptakan siswa atau atlet yang berprestasi.
7
Suharjana. Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media. (2013), h.40-42
22

Macam-macam teknik menyundul bola adalah menyundul bola atas

dasar arah bola dan ke arah bawah bola ; ke arah depan, samping, belakang.

Menyundul bola atas dasar sikap badan pemain terdiri atas sebagai berikut ;

menyundul bola dalam posisi badan berdiri, menyundul bola dengan sikap

lari, menyundul bola dengan sikap melompat, menyundul bola dengan

melayang. Menyundul bola ke arah bawah : Menyundul bola dengan sikap

lari, menyundul bola dengan menjatuhkan diri.

3. Jenis latihan

Jenis latihan yang dapat meningkatkan menyundul bola (heading),

diantaranya adalah sebagai berikut : Jump Heading

Mengarahkan Jump Header pada rekan, menurut Joseph A.

Luxbacher (2012:87) pemain menggunakan jump header (meloncat ke atas

untuk menanduk bola) bertujuan untuk mengoper bola ke rekannya, untuk

mencetak gol dengan mengarahkan bola ke gawang lawan, atau untuk

membuang bola yang mengarah ke gawang mereka sendiri. 1) Berdirilah

menghadap temen dengan jarak 5 meter. 2) Ia melambungkan bola ke atas

pada titik kira-kira 12 hingga 18 inchi di atas kepala . 3) Gunakan lompatan

dengan kedua kaki dan menanduk bola ke arah teman. 4) Kontak bola

dengan kening sendiri pada titik lompatan yang tertinggi. 5) Lakukan 20 jump

header, kemudian bertukar peran dengan teman. 8


8
Luxbacher, Joseph, A. Sepak Bola Edisi Kedua. Grafindo. Jakarta. (2012), h.87
23

Jump Heading menurut Danny Mielke (2009 : 53) : Melakukan

heading bisa menjadi senjata yang sangat ampuh saat melakukan serangan

dan merupakan keterampilan pertahanan yang cekatan. 9 Keputusan

memainkan bola menggunakan kepala daripada bagian tubuh lainnya akan

ditentukan oleh situasi di lapangan dan posisi pemain. Di daerah

penyerangan pada sepertiga lapangan permainan, penggunaan kepala

biasanya menunjukkan bahwa pemain memiliki peluang untuk memasukkan

bola ke gawang atau setidaknya melakukan heading kepada teman satu tim

yang berada dalam posisi mencetak gol. Mencungkit bola menggunakan

bagian atas kepala sangat efektif. Di daerah pertahanan pada sepertiga

lapangan, melakukan heading biasanya dilakukan dengan kuat ke arah

menjauhi gawang, sehingga bola keluar lapangan pertandingan atau kembali

ketengah-tengah lapangan pertandingan. Cara yang paling baik untuk

meningkatkan keterampilan pemain dalam melakukan heading adalah

dengan meningkatkan kemampuan meloncat. Memenangkan heading

mungkin mengharuskan pemain untuk meloncat melebihi pemain lawan.

9
Danny mielke. Dasar-Dasar Sepak Bola.Bandung: Pakara Raya, (2009), h.53
24

Gambar : Heading melompat

(Danny Mielke, 2009 : 53)

Berdasarkan latar belakang masalah atau pokok-pokok pemikiran

yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: apakah dengan menerapkan peran metode drill secara berpasangan

individu dapat meningkatkan hasil latihan permainan sepak bola materi

menyundul bola pada siswa SSB ISA.MB.

4. Metode latihan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka digunakan

salah satu metode yaitu metode drill berpasangan dan individu dengan

langkah-langkah sebagai berikut:


25

1. Pertama-tama pelatih memberikan penjelasan tentang manfaat tehnik

heading bola pada permainan sepak bola.

2. Pemberian streching oleh pelatih, yang mengarah pada olahraga yang

akan di ajarkan nya

3. pelatih mempraktekan contoh rangkaian gerakan heading bola pada saat

melakukan gerakan heading melalui metode drill.

4. Pelatih memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

gerakan heading bola melalui metode drill.

5. Pelatih memberikan penguatan terhadap siswa yang melakukan

gerakan berdasarkan intruksi yang diberikan agar siswa merasa dihargai dan

termotifasi untuk lebih memahami dan menguasai gerakan- garakan

heading kedalam pada cabang olahraga sepak bola.

6. Pelatih menjelaskan setiap melakukan gerakan bola di umpan 4 set 5

repitisi durasi 1 menit.

7. Pelatih menjelaskan setiap melakukan gerakan bola di gantung 4 set 5

repitisi durasi 1 menit

8. Evaluasi terhadap hasil latihan siswa yang dilakukan pada akhir

pelaksanaan.

Latihan keterampilan teknik dasar menyundul bola juga sangat penting

untuk dipelajari. Karena tanpa latihan teknik dasar menyundul bola pemain
26

sepak bola tidak akan dapat menyundul bola dengan baik sehingga harus

dilakukan latihan teknik dasar menyundul bola secara intensif.

Menurut Roji (2007:3) metode latihan keterampilan teknik dasar

menyundul bola terdiri atas tiga metode yakni :

1) Metode I

Menyundul bola dilakukan sendiri.

Cara melakukan :

a) Dilakukan di tempat.

b) Dilanjutkan sambil bergerak maju atau jalan.

c) Sumber gerakan dari pinggang.

d) Melemparkan bola ke atas kemudian disundul dengan kepala

e) Dilakukan sebanyak 20x sundulan

2) Metode II

Menyundul bola ditempat dilanjutkan gerak maju mundur dan

menyamping

Cara melakukan :

a) Dilakukan berpasangan dan berhadapan

b) Bola dilambung dan diarahkan tepat pada dahi teman.

c) Sundulan bola diarahkan pada pelambung bola.

d) Melakukan sebanyak 10 kali sundulan

d) Lakukan bergantian.
27

3) Metode III

Melakukan permainan menyundul bola menggunakan tali yang

dipasang di gawang

Cara melakukan :

a) Dilakukan dilapangan sepak bola

b) Jumlah pemain setiap regu terdiri atas 4 dan 5 orang.

c) Awal permainan dilakukan dengan mengayunkan bola ke depan

d) Bola dimainkan dilapangan sendiri 10x sundulan 10

B. Hakikat Menyundul Bola (Heading)

Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang dan seorang kapten

tim disetiap regunya. Pemain sepak bola dimainkan hampir seluruhnya

menggunakan kaki dan juga dapat dimainkan anggota tubuh lainnya seperti

kepala dan dada kecuali, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan

seluruh anggota badan manapun pada saat berada di area kotak pinalti.

Permainan sepak bola pada umumnya dimainkan 2x 45 menit istirahat

pertengahan babak pertama 15 menit. Permainan sepak bola di pimpin oleh

pengadil lapangan (wasit) satu wasit berada di tengah lapangan dan dua

berada di pinggir lapangan sebagai wasit hakim garis.

10
Roji. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta. Penerbit Erlangga
(2007), h.2
28

Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan

menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain

yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan

mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola 11. Pendapat lain

mengatakan sepak bola merupakan olahraga beregu, satu regu terdiri dari

sebelas orang pemain, tiap-tiap pemain mempunyai peran masing-masing 12.

Dari kedua pendapat diatas, jelas sepak bola merupakan olahraga beregu

yang dimainkan dengan jalan menyepak bola untuk memasukan bola ke

gawang lawan demi tercapainya sebuah kemenangan.

Dalam permainan sepak bola, menyundul bola (heading) merupakan

salah satu teknik dalam sebuah permainan sepak bola. Teknik menyundul

bola yang bertujuan untuk menghalau serangan lawan, menciptakan gold an

mengontrol bola. Kepala adalah anggota bagian tubuh yang digunakan untuk

menyundul bola adalah dahi, yaitu daerah kepala diatas kedua kening (alis)

di bawah rambut kepala, yang berfungsi dalam gerakan menarik dan

mengayunkan suatu benda.

11
Oxlay, “Pengertian Sepak Bola dan Sejarah Permainan Sepak Bola.”Shvoong
( 2014 ),
http://id.shvoong.com/humanities/history/2176057-pengertian-sepak bola-dan
sejarah/#ixzz1QqU8nFSX 9 di akses 21 juni 2014 )
Usli Ling-ling et. Al., Pelatihan Cabang Olahraga Sepak Bola. ( Jurusan
12

Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia, 2008 ), h. 18.
29

Gambar 2.2 : Anatomi kepala

Sumber : www.Anatomiototkepala.com

Adapun otot-otot kepala yang bekerja saat seorang pemain menyundul

bola, antara lain : Frontalis, Occipitalis, Sternocleidomastoid, Platysma,

Trapezius

Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang melompat,

menjatuhkan diri, atau dengan tetap diam dan mengarahkan bola ke teman
30

satu tim. Menurut Danny Mielke heading dalam sepak bola adalah bagian

tidak terpisahkan dari permainan sepak bola 13.

Bagi mereka yang menjadi pemain belakang, heading ini sudah

menjadi teknik dan keterampilan yang mau tidak mau harus mereka kuasai,

dan sesungguhnya, heading bukan saja penting bagi pemain belakang dan

pemain depan, tetapi juga harus dikuasi oleh pemain tengah 14.

Berdasarkan penjelesan diatas dapat dikatakan menyundul bola atau

heading merupakan bagian dari teknik dasar dalam bermain sepak bola.

Heading memberikan dimensi yang cukup besar pada permainan sepak bola,

para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat, melompat,

menjatuhkan diri ( diving ) atau tetap diam dan mengarahkan bola ke gawang

atau mengoper teman satu tim.

Cara melakukan menyundul bola dengan melompat dan meloncat

adalah: Tempatkan diri di bawah lambungan bola. Kedua kaki dalam posisi

sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan. Meloncat kearah bola dengan

badan sedilikit melenting dan tangan di buka ke samping, siku bengkok. Bola

13
Mielke Danny, Dasar-dasar sepak bola, ( Bandung: pakar raya 2007 ) h. 49
Eric C. Batty. Latihan metode baru Sepak Bola Pertahanan, ( Pionir Jaya
14

Bandung 2008, h. 106 )


31

dikenai tepat di dahi, hingga bola kembali memantul kedepan. Pada waktu

menyundul ke depan, lutut di tekuk15.

Peraturan sepak bola yang sudah dibuat FIFA untuk dunia, dan PSSI

untuk di Indonesia sudah dijelaskan mulai dari perlengkapan pemain

peraturan permainan yang dibuat untuk dipatuhi oleh setiap pemain, pelatih,

dan semua orang yang berkaitan dengan permainan sepak bola.

Menggunakan kepala untuk menghalau bola-bola atas adalah keputusan

tepat karena dengan kepala merupakan cara yang efektif.

Teknik dasar heading dalam permainan sepak bola merupakan salah

satu teknik dasar yang penting dalam bermain sepak bola. Seperti yang

diungkapkan Luxbacher, untuk menjadi pemain sepak bola yang sempurna,

anda harus mengembangkan kemampuan heading yang baik 16.

Heading untuk menang menurut Danny Mielke Melakukan heading

bisa menjadi senjata yang sangat ampuh saat melakukan serangan dan

merupakan keterampilan pertahanan yang cekatan 17.

Teknik dasar menyundul bola terdiri atas :

15
BudiWiratmaja. (2012)http://wiratmajasportcenter.blogspot.com/2012/06/teknik-
heading.html
16
Joseph A.Luxbacher, Sepak Bola, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012 ),
h.87
17
Mielke Danny, Dasar-dasar sepak bola, ( Bandung: pakar raya 2007 ) h. 53
32

1. Tahap Persiapan.

a. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu/sikap melangkah,

kedua lutut agak rendah.

b. Kedua lengan di depan samping badan.

c. Pandangan tertuju pada arah bola.

2.3 Tahap Persiapan Menyundul bola

Sumber : Roji (2007:1)

2. Tahap Gerakan

a. Lentingkan pinggang ke belakang dan keraskan otot leher serta berat

togok bertumpu pada kaki belakang.

b. Arah pandangan pada bola.


33

c. gerakan pinggang ke depan, hingga dahi rapat menyonsong arah

datangnya bola.

d. Untuk menambah kecepatan atau kekuatan bola gerakan kedua

lengan ke belakang.

2.4 Tahap Pelaksanaan Menyundul Bola

Sumber : Roji (2007:1)

3.Tahap Akhir Gerakan

a. Gerakan togok di bawah ke depan.

b. Kedua lutut diluruskan serta kedua tumit terangkat dari tanah.

c. Pandangan mengikuti arah gerak bola 18.

18
Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga: Jakarta
34

2.5 Tahap Akhir Gerakan Menyundul Bola

Sumber : Roji (2007:1)

Seorang pemain dalam menyundul bola harus mengetahui dan

memperlihatkan teknik dan prinsip dalam menyundul bola serta kesalahan-

kesalahan yang terjadi di dalam menyundul bola, sehingga hasilnya akan

baik, hasil yang baik bila seorang mampu menyundul bola dengan keras dan

terarah sesuai dengan tujuanj yang hendak di capai.


35

Gambar 2.6 Teknik Dasar Menyundul

Sumber : Roji (2007:1)

Keterangan gambar:

- Luruskan bahu dengan bola yang dating, tekukkan lutut, tahan berat badan

pada bantalan telapak kaki, Tarik tangan kebelakang, fokuskan perhatian

pada bola

- Sentakkan badan ke depan, kontak bola dengan kening, mata terbuka dan

mulut tertutup

- Gerakan kening pada saat kontak dengan bola, lanjutkan gerakan akhir

dengan badan, tangan direntangkan kesamping untuk menjaga

keseimbangan

Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat menyundul bola, sebagai

berikut:

(1) Pandangan mata tidak ke arah bola atau mata dipejamkan.

(2) Otot-otot leher tidak dikuatkan (dikeraskan), dagu tidak ditarik ke arah

dada, dagu merapat pada leher.

(3) Menyundul bola tidak tepat pada dahi, mengenai kepala di atas dahi.
36

(4) Bola tidak tepat mengenai dahi, tapi mengenai bagian kepala samping,

karena pada saat memutar badan pada panggul terlambat atau terlalu cepat.

Analisis Biomekanika Dalam Menyundul Bola Menyundul dalam

sepakbola merupakan hal yang biasa. Melalui sundulan orang bisa

mengumpan bola atau memasukkan bola dalam gawang lawan. Banyak gol

diciptakan melalui sundulan kepala. Menyundul tidak sederhana orang

bayangkan. Disini beberapa konsep fisika memegang peranan penting.

Seorang dapat menyundul bola dan mengarahkan pada sasaran

membutuhkan akurasi, daya dan pemanfaatan waktu yang baik, karena ini

melibatkan kecepatan dari bola yang datang dan koordinasi dari kepala dan

badan. Ketika menyundul bola, orang dapat menyundul dengan tetap berada

1) ditempat (berdiri atau melompat vertikal) atau 2) berlari sambil melompat

menyambut bola. Pada keadaan berlari, bola hasil sundulan akan bergerak

lebih cepat karena mendapat tambahan momentum dari gerakan orang yang

menyundul itu. Besarnya momentum yang diterima bola sangat tergantung

pada ke elastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika kita

menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus

ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha ditarik

kebelakang dan lutut bengkok. Pada posisi ini terjadi keseimbangan

aksireaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap

memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh


37

harus setegar mungkin agar lebih banyak energi dapat diberikan ke bola

(gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi kita dan dapat

mengurangi energi yang diberikan pada bola). Ketika menyundul bola, bola

menyentuh kepala kita dalam waktu relatif lebih lama (23 milidetik)

dibandingkan waktu menyentuh kaki ketika kita menendang bola (8 milidetik).

Hal ini memungkinkan kita untuk mengarahkan bola secara akurat ke arah

yang kita inginkan. Orang botak sering mendapat keuntungan dalam

menyundul bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola

sehingga bola yang terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan

berarti orang gondrong tidak bisa menyundul keras.

C. Hakikat Alat Bantu ( Media )

Proses pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja diciptakan

untuk kepentingan siswa, agar siswa senang dan bergairah dalam belajar,

prngajar atau pelatih harus berusaha menyediakan lingkungan latihan yang

kondusif dengan memanfaatkan potensi yang ada.

Menurut Susilawati media berasal dari Bahasa latin merupakan bentuk

jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” ata “pengantar”

yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.


38

Dalam proses belajar mengajar dikelas media berarti sarana yang berfungsi

menyalurkan pengetahuan dari guru kepada peserta didik 19.

Menurut Retnaningsi media pembelajaran bukan hanya sekedar

sebagai alat bantu mengajar, melainkan media itu sendiri juga dapat

memerankan fungsi sebagai penyampai pesan belajar.

Media belajar merupakan salah satu penunjang dalam pendidikan yang

bertujuan, antara lain:

1. Untuk mengurangi komunikasi yang verbalistik


2. Memberikan dan memperjelas informasi
3. Membangkitkan minat dan perhatian
4. Mempermudah pengertian pada sasaran
5. Meningkatkan motivasi dan menunjang kebutuhan peserta 20

Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran tentunya tidak bermaksud

mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan

membantu guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses belajar

mengajar, melatih, bahan atau materi tidak cukup disampaikan secara lisan

atau verbal saja. Agar lebih efektif perlu dibantu dengan alat bantu lain yang

berupa pandangan ( Visual ), mapun pendengaran ( Audio ) juga alat bantu

lain nya.

Alat bantu visual misalnya seperti gambar, model dan benda-benda

lain yang memberikan pengalaman visual nyata kepada siswa seperti alat
19
Susilawati,D, Inovasi Pendekatan Pembelajaran Olahraga Permainan.
(Sumedang: UPI, 2016), H.78
Retnaningsi Burham, Peningkatan Pembelajaran dalam sistem Pendidikan
20

Nasional Indonesia ( Jakarta UNJ Press, 2008 ), hlm.66


39

bantu pembelajaran dengan menggunakan bola gantung gantung karet dan

di umpan. Sedangkan alat bantu lainnya audio visual adalah sejumlah

peralatan yang dipakai para guru dalam menyiapkan konsep maupun

gagasan serta pengalaman yang dapat ditangkap oleh indra pandangan atau

pendengaran, misalnya nradio, kaset dan video.

Dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa alat pembelajaran sangat

dibutuhkan dalam pembelajar, karena gurulah yang menghendaki alat bantu

pembelajaran untuk membantu ntugas guru dalam menyampaikan pesan-

pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut, dalam hal ini

guru berupaya menampilkan rangsangan pada siswa yang dapat diproses

dengan baik oleh indra itu sendiri. Dengan demikian siswa diharapkan akan

dapat menerima dan menyerap dengan mudah dari pesa-pesan dalam materi

yang disajikan melalui alat bantu tersebut.

1. Bola Gantung

Pengertian bola (Berpendidikan, 2015) adalah bangun ruang sisi

lengkung yang di batasi oleh satu bidang lengkung. Bola didapatkan dari

bangun setengah lingkaran yang di putar satu putaran penuh atau 360

derajat pada garis tengahnya.21

21
Berpendidikan, “pengertian bola”.(online) di akses dari
http://www.berpendidikan.com/2015/05 pengertian-bola-rumus-luas-permukaan-
bola-rumus-volume-bola.html
40

Menurut Saptani dan Sudin, Media adalah segala sesuatu yang dapat

di indra yang berfungsi sebagai perantara/ sarana/ alat untuk proses

komunikasi (proses belajar mengajar)22

Bola gantung adalah alat yang di modifikasi dengan barang yang

mudah di cari dan murah. Dengan media ini memudahkan untuk melakukan

gerakan teknik menyundul bola heading, yang menggantung akan mudah di

sundul karena posisi bola yang tidak berubah dan tergantung dengan tinggi

yang nantinya akan disesuaikan dengan tinggi siswa yang akan

menggunakan media tersebut. Media ini terdiri dari bola plastic yang dikat

tali kemudian di gantung di penyanggah, bisa di tiang gawang ataupun di

tiang bamboo yang di buat seperti gawang sepak bola.

Latihan menyundul bola dengan bola digantung merupakan bentuk

belajar yang bertujuan untuk memberi kemudahan kepada pemain. Dengan

menggunakan bola digantung siswa akan merasa senang dan akan

meningkatkan ketepatan sundulan.

Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, Latihan

menyundul bola dengan bola digantung bertujuan untuk memfokuskan

ketepatan sundulan pada dahi. Dengan menyundul bola digantung

diharapkan pemain akan selalu tepat perkenaan bola pada dahi saat

menyundul bola. Sundulan yang dilakukan dengan teknik yang benar (tepat
22
Saptani & Sudin Ali. Media Pembelajaran. (sumedang:UPI 2009). Hal 4
41

pada dahi), maka hasil sundulan lebih baik dan tidak dirasakan sakit pada

kepala.

Pelaksanaan menyundul bola dengan bola digantung yaitu: bola

digantung dengan seutas tali dengan ketinggian tertentu sesuai ketinggian

pemain. Pelatih menjelaskan teknik menyundul bola dari sikap berdiri,

perkenaan bola pada dahi, pandangan mata dan gerakan saat kontak

dengan bola, untuk selanjutnya mendemonstrasikannya. Pada awalnya

sundulan dilakukan tanpa awalan (menyundul di tempat) dan selanjutnya

dilakukan dengan awalan. Pada latihan menyundul bola dengan bola

digantung dapat divariasikan dengan melompat tanpa awalan dan dilakukan

dengan awalan. Untuk latihan menyundul bola dengan melompat, ketinggian

bola dinaikkan sesuai dengan kemampuan melompat masing-masing siswa.

Gambar 2.8 Bola Gantung


42

Sumber : Dokumentasi Penelitian

2. Bola di Umpan

Masih ada satu hal lagi yang perlu ditekankan disini, terutama kalua

melatih pemai-pemain yang masih muda. Mereka harus diberitahu bahwa

heading itu memang mudah, tapi tak semudah itu kalua ada lawan disisi yang

membayang-bayangi. Apalagi kalua secara tidak sah ia terus mencoba

menghadang gerakan kita. Karena itu mereka harus dilatih bukan saja untuk

menyundul bola, tetapi juga untuk membayang-bayangi bola yang akan

menyundul bola.

Latihan dilakukan berpasangan. Setiap kali lawan akan melompat dan

melakukan heading, maka pasangannya harus ikut melompat pula, meskipun

bola sama sekali tak terlihat sekalipun.

Dengan adanya bayang-bayang yang ikut melompat sikala seseorang

akan melakukan heading maka dengan sendirinya gerakan itu terhalang.

Setidak-tidaknya ia dipaksa untuk melakukan kesalahan, baik timing maupun

posisi.

Latihan menyundul bola dengan bola dilempar merupakan bentuk

latihan menyundul bola yang dilakukan oleh dua orang, yaitu salah satu

pemain menjadi pelempar dan pemain satunya melakukan sundulan. Latihan

yang menekankan pada pengaturan kondisi penampilan.


43

Menurut Djamarah “Media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju

tercapainya tujuan pengajaran yang dilandasi dengan keyakinan bahwa

proses belajar mengajar dengan media mempertinggi kegiatan belajar dalam

waktu yang cukup lama”. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat
23
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mecapai tujuan pengajaran.

Menyundul bola dengan dilempar merupakan bentuk pembelajaran

yang dilakukan ke depan atau ke segala arah sesuai dari pelempar. Dengan

bola dilempar tersebut, menyundul bola dapat dilakukan ke berbagai arah,

misalnya ke depan, ke samping kanan atau ke samping kiri, dapat

divariasikan dengan melompat atau menyundul sambil meluncur.

Pelaksanaan latihann menyundul bola yaitu: guru menjelaskan teknik

menyundul bola dari sikap berdiri, perkenaan bola pada dahi, pandangan

mata dan gerakan saat kontak dengan bola, untuk selanjutnya

mendemonstrasikannya. Pembelajaran dilakukan secara berpasangan, salah

satu pemain sebagai pelempar (pengumpan) dan pemain satunya melakukan

sundulan. Jarak antara ke dua pemain diatur sedemikian rupa 5-10 meter.

Sundulan dilakukan di tempat, dengan awalan berjalan atau berlari, dilakukan

dengan melompat.

23
Djamarah, Strategi Belajar Mengajar.(Jakarta : Bumi Aksara, 2010). Hal 122
44

Gambar 2.9 Bola di Umpan

Sumber : wiki9999.blogspot.com

D. Hakikat SSB ISA.MB

Anak usia 17-18 tahun termasuk dalam tahapan masa remaja

pertengahan. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga

hal, yaitu masa remaja awal berlangsung antara umur 12-15 tahun, masa

remaja pertengahan berlangsung antara umur 15-18 tahun, dan masa remaja

akhir berlangsung pada usia umur 18-21 tahun.

Metode latihan menyundul bola dengan bola digantung dan bola di

umpan merupakan metode latihan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan menyundul bola. Di samping itu juga,

kemampuan menyundul bola perlu didukung kemampuan otot kepala yang

baik. Teknik dasar menyundul bola telah diajarkan pada siswa usia 17-18

tahun di Sekolah Sepakbola Marzuki Bandriawan. Namun dari latihan yang


45

telah dilaksanakan kemampuan menyundul bola masih perlu ditingkatkan.

Masih banyak para siswa usia 17-18 tahun di Sekolah Marzuki Bandriawan

kurang sedikit bisa menyundul bola. Sering dijumpai dalam permainan, para

pemain seringkali melakukan kesalahan di antaranya teknik menyundul

bolanya salah sehingga sundulannya kurang tepat pada sasaran atau

melenceng. Kondisi ini perlu ditelusuri faktor penyebabnya dari semua faktor

baik dari metode latihan, pelatih dan siswa.

Upaya meningkatkan kemampuan menyundul bola perlu diterapkan

metode latihan yang tepat dan didukung kemampuan fisik yang memadai,

sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal. Di samping itu juga,

kemampuan fisik yang baik merupakan salah satu unsur yang tidak dapat

dipisahkan untuk mendukung kemampuan menyundul bola.

B. Kerangka Berfikir

1. Efektifitas Latihan Bola Gantung Terhadap Kemampuan Menyundul

Bola

Upaya meningkatkan prestasi bermain sepak bola khusus nya dalam

teknik dasar menyundul bola, dimana praktek olahraga pada umumnya

melibatkan berbagai metode latihan. Karena dengan kemajuan teknologi

dan ilmu pengetahuan dalam bidang olahraga hampir semua cabang

olahraga memerlukan latihan bola gantung, agar kualitas gerak suatu

cabang olahraga tersebut dapat dilakukan dengan baik dan juga maksimal.
46

Di dalam hal ini erat efektifitasnya dengan pengunaan latihan bola

gantung terhadap menyundul bola dalam sepak bola, jika seseorang

mempunyai teknik menyundul bola yang bagus kemungkinan akan

mempengaruhi sundulan yang di hasilkan lebih baik.

2. Efektifitas Latihan Bola di Umpan Terhadap Kemampuan

Menyundul Bola

Latihan menyundul bola dengan bola di umpan merupakan bentuk

latihan menyundul bola yang dilakukan oleh dua orang, yaitu salah satu

pemain menjadi pelempar dan pemain satunya melakukan sundulan.

Latihan menyundul bola dengan bola di umpan merupakan bentuk

latihan yang menekankan pada pengaturan kondisi penampilan.

Latihan menyundul bola dengan di umpan merupakan bentuk latihan

yang dilakukan ke depan atau ke segala arah sesuai dari pelempar. Dengan

bola dilempar tersebut, menyundul bola dapat dilakukan ke berbagai arah,

misalnya ke depan, ke samping kanan atau ke samping kiri, dapat

divariasikan dengan melompat atau menyundul sambil meluncur.

3. Efektifitas Latihan Dengan Media Bola Gantung Dan Bola Di Umpan

Terhadap Kemampuan Menyundul Bola

Pada dasarnya dalam menyundul bola diperlukan banyak sekali

kemampuan teknik yang menunjang agar gerakan ini menjadi maksimal.


47

Dan diantaranya yaitu ketepatan dan reaksi bola gantung dan bola di

umpan. Pada saat menyundul bola memerlukan ketepatan dan reaksi arah

datangnya bola. Semakin baik dan maksimal kemampuan menyundul bola,

maka semakin baik pula mencetak gol ke gawang lawan.

Dan dalam melakukan menyundul bola, ketetpatan arah datang nya

bola di umpan juga digunakan untuk membantu mengarahkan bola sesuai

dengan kondisi dimana teman satu timnya berada. Pada saat melakukan

menyundul bola dapat bergerak sesuai bidang geraknya sehingga dapat

membantu memaksimalkan gerakan pada teknik dalam melakukan

menyundul bola. Maka berdasarkan uraian kerangka berfikir tersebut,

diduga bahwa Efektifitas Latihan Dengan Media Bola Gantung dan Bola Di

Umpan Terhadap Kemampuan Menyundul Bola mempunyai efektifitas

yang positif.

B. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir :

1. Diduga Metode Latihan Bola Gantung Efektif Heading pada Siswa

Sekolah Sepak Bola ISA.MB Usia 17 - 18

2. Diduga Metode Latihan Bola Di Umpan Efektif Heading pada Siswa

Sekolah Sepak Bola ISA.MB Usia 17 - 18


48

3. Diduga Metode mana yang lebih Efektif berdasarkan Latihan Bola

Gantung dan Bola Di Umpan Efektif Heading pada Siswa Sekolah

Sepak Bola ISA.MB Usia 17 - 18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untu mengetahui :


49

1. Metode latihan bola gantung efektif dengan heading pada siswa

usia 17-18 tahun SSB ISA.MB.

2. Metode latihan bola diumpan efektif dengan heading pada siswa

usia 17-18 tahun SSB ISA.MB.

3. Metode latihan bola gantung dan bola diumpan mana yang Efektif

dengan heading pada siswa usia 17-18 tahun SSB ISA.MB.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SSB Marzuki Bandriawan

2. Waktu penelitian

Bulan Juli 2019

C. Metode Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan desain penelitian menggunakan One Group “Pre-Test

And Post-Test Design” (Pretest-Posttest Group Design).24 Dengan demikian,

penelitian eksperimen adalah penelitian yang di lakukan dengan

mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya control.

Sugiono. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung, CV. Alfabeta,
24

2016), h.74
50

Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya

hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

kelompok eksperimen dan menyediakan control untuk perbandingan.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah metode latihan

bola gantung meningkatkan keberhasilan menyundul bola pada pemain u-17

di sekolah sepak bola (SSB) Marzuki Bandriawan, apakah latihan bola

diumpan meningkatkan keberhasilan menyundul bola pada pemain u-17 di

sekolah sepak bola (SSB) Marzuki Bandriawan, manakah metode latihan

yang lebih efektif antara metode latihan bola gantung atau bola di umpan

untuk meningkatkan keberhasilan menyundul bola pada pemain u-17 di

sekolah sepak bola (SSB) Marzuki Bandriawan.

Penelitian ini di awali dengan tes awal untuk mengetahui kemampuan

awal, kemudian di berikan perlakuan yang berbeda dan di lakukan tes akhir

untuk mengetahui hasil latihan jadi tes ini menggunakan metode eksperimen

D. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek/subyekyang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti


51

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan

hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/subyek itu.

Populasi penelitian ini adalah siswa SSB Marzuki Bandriawan usia 17-

18 tahun yang berjumlah 30 orang.

2. Sample

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dari peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang di ambil dari populasi

itu. Apa yang dipelajari dari sample itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang akan diambil dari

populasi ha rus betul-betul representative (mewakili).

X1

P S O1 O2

X2
52

Keterangan :

P = Populasi

S = Sampel X1 = Latihan Bola Gantung

O1 = Tes awal X2 =Latihan Bola di Umpan

O2 = Tes akhir

Teknik pengambilan sample menggunakan cara purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini bisa

diartika sebagai suatu proses pengambilan sample dengan menentukan

terlebih dahulu jumlah sample yang hendak diambil, kemudian pemilihan

sample dapat dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan

tidak menyimpang dari ciri-ciri sample ditetapkan. Karena kebutuhan untuk

pembagian kelompok, sehingga peneliti hanya memerlukan 24 anak untuk

dijadikan sample

Pengambilan sample dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Setiap atlet usia 17-18 tahun siswa SSB Marzuki Bandriawan yang

berjumlah 24 orang menjadi anggota populasi melakukan test awal


53

b. Pengambilan sample dilakukan secara acak, tidak diketahui

kemampuannya oleh pelatih sehingga tidak ada perbedaan saat

melakukan test awal

hingga test akhir, kelompok dibagi menjadi dua yaitu:

Kelompok Ganjil : Metode Latihan Bola Gantung

Kelompok Genap : Metode Latihan Bola di Umpan

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun yang diamati, instrument-instrumen yang

digunakan untuk mebgukur variable dalam ilmu alam sudah banyak tersedia

dan telah teruji validitas dan reabilitasnya. Adapun instrument yang

digunakan sebagai berikut :

1. - Tes menyundul bola dengan meloncat 3 1 3

2 1 2

3 1 3
54

1,5 m

60˚ 5m

2,5 m

2,5 m

10 m

START

Gambar : Tes menyundul bola dengan meloncat

Sumber : Inung Kurniawan (2009:39)

1. Tes menyundul bola dengan Meloncat

Tujuan: mengukur kemampuan menyundul bola dengan meloncat

Perlengkapan:

1. Alat tulis

2. Lapangan sepak bola

3. Bola

4. Cones dan marker

5. Stopwatch

6. Pluit
55

7. Papan triplek

8. Lintasan pelucur

9. Tali rapia

10. Gawang besar

Petunjuk pelaksanaan :

1. Pemain berdiri siap di belakang garis start tepat di bawah alat

menyundul bola.

2. Saat aba-aba “ya” pemain berlari.

3. Pemain berlari sejauh 10 meter apabila peluit sudah di bunyikan

4. Setelah itu pemain berlari di area lintasan sejauh 10 meter

5. Pada saat bola di gelundungkan pemain siap dan pandangan ke

depan dan ke atas tepat datangnya bola dan melakukan heading

ke depan sambil meloncat.

6. Pemain melakukan heading ke arah gawang dengan target

memasukan bola ke gawang dengan target point

Penilaian : Cara pengambilan hasil tes menyundul bola dengan

meloncat yaitu testee melakukan dua kali tes dan hasil tes terbaik yang di

peroleh gerakan tubuh dan memasukan bola ke gawang dengan perolehan

point yang baik menjadi nilai akhir

Form statistik siswa yang berapa kolom kolom table, yang di tampilkan

pada table di bawah ini :


56

Tabel 1. Instrumen form penilaian menyundul bola dengan

meloncat

Skor
Awal Pelaksanaan Akhir Gol Hasil
No. Nama

Tabel 2. Instrumen form penilaian menyundul bola dengan

meloncat

Skor
Awal Pelaksanaan Akhir Gol Hasil
No. Nama

Kisi-kisi penilaian :

No. Dimensi Penilaian

1 2 3 4

1. Sikap Awal posisi posisi posisi posisi

badan tidak badan badan agak badan

condong ke tegak, condong ke condong

belakang, salah satu belakang, sedikit

kaki tidak kaki maju posisi kaki kebelakang


57

sejajar saat ke depan, terbuka pada

bola hanya satu lebar, kedua pinggang,

dilambungk tangan tangan kaki sejajar

an, kedua yang direntangka saat bola

tangan tidak direntangk n agak belum di

di an melebar, lambungkan

rentangkan kesamping pandangan , kedua

ke samping, , tidak selalu tangan

pandang pandangan melihat direntangka

tidak tidak focus bola, sikap n ke

melihat ke bola, dan posisi samping,

bola, sikap sikap dan badan pandangan

dan posisi posisi sedikit siap melihat

badan tidak badan menerima bola, sikap

siap kurang bola dan badan

menerima siap siap

bola menerima menerima

bola. bola.
58

2. Pelaksanan tidak tidak focus pandangan pandangan

melihat melihat tidak selalu arah

arah arah melihat datangnya

datangnya datangnya arah bola dan

bola, tidak bola, datangnya terus

bergerak bergerak bola, memperhati

kearah bola sedikit bergerak kan sampai

untuk kearah kearah bola bola

menghadan bola untuk untuk tersebut

g laju bola, menghada menghadan menimpa

tidak ng laju g laju bola, kening,

melakukan bola, melakukan bergerak

lecutan dar melakukan lecutan kea rah

pinggang lecutan hanya dari bola itu

dan leher, dari leher, kedua untuk

kedua kaki punggung, kaki sejajar menghadan

tidak sejajar satu kaki lutut tidak g laju bola,

dan lutut maju ke ditekuk, bola

tidak di depan lutut ayunan disundul

tekuk, tidak di kedua dengan

kedua tekuk, tangan lecutan


59

tangan tidak mengayun agak jauh. yang

diayunkan. kan satu tenaganya

tangan. dari

pinggang

dan leher,

salah satu

kaki di

depan dan

lutut sedikit

ditekuk,

kedua

tangan

diayunkan.
3. Sikap Akhir Posisi posisi Posisi Posisi

badan tidak badan badan tidak badan

kembali ke bungkuk, tegak, kembali ke

posisi awal, posisi kaki posisi salah posisi awal,

posisi kaki masih satu kaki posisi kaki

tidak ditekuk, maju kembali

kembali pandangan kedepan, lurus,

lurus, tidak focus pandangan pandanga

pandangan kearah tidak selalu melihat bola


60

tidak bola yang melihat ke yang

melihat bola disundul bola yang disundul

yang disundul. dan bola di

disundul sundul ke

arah

gawang.

F. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini data di ambil dengan cara testee melakukan tes

awal dan tes akhir keterampian heading setelah sampel di berikan perlakuan-

perlakuan yang berbeda. Kemudian untuk mengurangi tingkat kesalahan

dalam pengamatan digunakan ahli yang professional di bidangnya, terutama

yang terlibat langsung dalam melatih atlet sepak bola.

Dalam penelitian sebelumnya diadakan pengamatan. Semua

pengamatan disamakan persepsinya, caranya dengan mengumpulkan

semua pengamatan dalam forum kecil yang sebelumnya di berikan kriteria-

kriteria penilaian heading test. Setiap pengamat menerima lembaran

penilaiiam heading test. Batasan-batasan yang tidak di pahami oleh

pengamat di jelaskan oleh peneliti pada saat itu. Selanjutnya data di analisis
61

melalui tabulas, persentase dan normatif menggunakan rumus sebagai

berikut :

f
P= x 100%
n

jum lah   sk o r   y a n g   t u nt a s
P=   x   100
ju m la h   sk o r   ya n g  m ak si m al

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes25

Nilai Kriteria Ketuntasan minimal ( KKM ) = 65

Prosentase ketuntasan = 100%

Penilaian terhadap kemampuan siswa dalam melakukan menyundul bola

(heading), dengan kriteria sebagai berikut :

1. Skor 4 = Untuk gerakan sempurna

2. Skor 3 = Untuk gerakan hamper sempurna

3. Skor 2 = Untuk gerakan kurang sempurna

25
Djarwanto, dkk. 2005. Statistik Induktif. Edisi Kelima. Yogyakarta : BPFE
62

4. Skor 1 = Untuk gerakan tidak sempurna

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data "Uji T" dengan rumus

statistic. Menurut Anas Sudijono dengan langkah-langkah sebagai berikut:

perhitungan data untuk membandingkan tes awal dan tes akhir bola gantung

dan bola diumpan.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yaitu teknik

statistic Uji-t menurut Anas Sudijono26 dengan rumus :

1
Rumus pertama t 0 = M 1−M 2

S E¿   M 2

Rumus Kedua t 0 = √ ( 
∑ X 22 +   ∑ X 22 )   (  N 1 +   N 2   )
N 1+¿   N 2

M 1− M 2
N1  .  N 2

Langkah yang perlu di tempuh adalah sebagai berikut :

1. Mencari mean Variabel x, dengan rumus :

M 1 atau M 2 =
∑x
n1

2. Mencari mean Variabel y, dengan rumus :

Prof Drs. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta, PT Raja


26

Grafindo Persada, 2014 ). H.315.


63

M 1 atau M 2 =
∑y
n2

3. Mencari Deviasi Standart Variabel x, dengan rumus :

S D X atau S D 1 =
√ ∑X 2
n1

4. Mencari deviasi Standart Variabel y, dengan rumus :

S D y atau S D 2 =
√ ∑y 2
n2

5. Mencari standart Eror mean Variabel x, dengan rumus :

x 1
S D1
S D¿ atau S E¿ =
√n1 −1

6. Mencari Standart Eror mean Variable y, dengan rumus :

n2   −¿   1
y 2
S D¿ atau S E¿ = S D2
√¿

7. Mencari standart Eror perbedaan antara mean Variable x dan mean

Variable y, dengan rumus :

1 2
S EM − M = +
1 2
√S E¿ 2 S E¿2
64

8. Mencari t 0 dengan rumus yang telah disebutkan pertama, yaitu

1−   M 2
t0 = M 1−  M 2

S E¿

9. Memberikan interpretasi terhadap t 0 dengan prosedur sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya ( H a ) : “Ada ( terdapat)

perbedaan Mean yang signifikan antara Variabel X dan Variabel Y.”

b. Merumuskan Hipotesis nihilnya ( H 0 ) “Tidak ada (tidak terdapat

perbedaan Mean yang signifikan antara Variabel X dan Variabel

Y”).

1. Menguji kebenaran / kepalsuan kedua hipotesis tersebut di atas

dengan membandingkan besarnya t hasil perhitungan ( t 0 ) dan t yang

tercantum pada Tabel Nilai “t” , dengan terlebih dahulu menetapkan

degress of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus :

df atau db = ( N ¿+ ¿ N 2 ) – 2
1

Dengan diperolehnya df dan db itu, maka dapat dicari tt pada taraf

signifikan 5% atau 1%. Jika t 0 sama besar atau lebih besar dari pada
65

tt maka H 0 ditolak; berarti ada perbedaan Mean yang signifikan

diantara kedua variable yang kita selidiki. Jika t 0 lebih kecil dari pada

tt maka H 0 diterima; berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara variable I dan variable II.

Anda mungkin juga menyukai