Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga adalah salah satu bagian yang penting dari pendidikan yang ada

di semua tingkat pendidikan, karena itu tidak diragukan bahwa olahraga diebut

penting keberadaanya di pendidikan, namun olahraga tidak hanya mencakup

dunia pendidikan yaitu disekolah, olahraga juga mencakup lingkungan luar

sekolah.

Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila seseorang

melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap

perkembangan jasmaninya. Selain dari berguna bagi pertumbuhan kepada

perkembangan jasmani manusia, juga memberi pengaruh kepada perkembangan

rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat

tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur.

Sepak bola adalah cara pengolahan bagaimana memainkan bola maupun

pengolahan gerak tubuh dalam bermain bola. Pemain yang memiliki fisik dan

mental yang lebih kuat dapat melakukan gerakan yang terampil ketika berada

dalam suatu permainan sepak bola (Agustina, 2020:2).

Pada umumnya setiap orang bisa bermain sepakbola, akan tetapi belum

tentu setiap orang pandai bermain sepakbola. Untuk itu agar pandai bermain

sepakbola maka haruslah terlebih dahulu melakukan latihan- latihan yang baik.

Khususnya adalah teknik bermain, sebab setiap pemain sepakbola dituntut untuk

1
menguasai beberapa gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga

sepakbola. Teknik itu meliputi segala macam pengolahan bola. Kelincahan serta

kecakapan memainkan bola itulah yang disebut teknik. Untuk teknik sepak bola

dapat juga diartikan, bagaimana melakukan semua gerakan yang terdapat dalam

permainan sepakbola (Saelan, 1970:67).

Kelincahan ialah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi dan arah

secepat mungkina sesuai situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan

sangat penting fungsinya untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam cabang

olahraga atau meningkatkan kebugaran jasmani seseorang (Gilang, 2007:58).

Oleh sebab itu latihan teknik ini harus diajarkan semenjak dari sekolah

dasar sampai jenjang selanjutnya dan seterusnya ditingkat oleh siswa sendiri.

Olahraga sepakbola juga termasuk dalam dunia pembinaan fisik, mental, sosial.

Oleh karena itu harus dapat meletakkan olahraga sebagai salah satu alat

pendidikan yang erat sekali hubungannya dengan manusia.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meingkatkan kelincahan, salah

satu nya ialah menggunakan agility ladder, yaitu alat yang digunakan untuk

melatih kelincahan dan dapat melatih stamina tubuh, tentunya latihan

menggunakan alat ini dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kelincahan

dalam bermain sepakbola agar pemain lebih cakap dalam permainan sepak bola.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kelicahan pada tim putra SDN 5

Tambakasri dalam bermain sepakbola ?”.

2
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yag ada diatas, dapat dimengerti bahwa

tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kelincahan tim putra SDN 5

Tambakasri dalam bermain sepakbola.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Berdsarkan tujuan penelitian diatas maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai kelincahan

pemian dan tentang peningkatan kemampuan kelincahan pemain melalui latihan

leader agility.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemain

1) Kemampuan pemain dapat berkembang secara optimal.

2) Pemain dapat melakukan permainan yang lebih variatif.

b. Bagi Guru/Pelatih

1) Meningkatkan profesionalisme Guru/Pelatih.

2) Memperoleh pengalaman dalam mengembangkan permainan tim.

3) Mengembangkan metode pembelajaran melalui latihan yang inovatif.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Olahraga

Menurut Muhtar (2020:13) Olahraga ialah aktivitas gerak manusia

menurut teknik tertentu dalam pelaksanaanya ada unsur bermain dan ada unsur

senang, dilakukan di waktu luang, aktivitas dipilih (sukarela), kepuasan dalam

proses, jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan nilai positif.

Secara umum pengertian olahraga adalah suatu aktivitas fisik dan psikis

yang berguna dalam meningkatkan dan menjaga kesehatan tubuh. Kata “olahraga”

berasal dari bahasa Prancis Kuno yang berarti “kesenangan”, sedangkan dalam

bahasa Inggris tertua yang telah ditemukan sekitar tahun 1300 olahraga berarti

“segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia” (Salahudin &

Rusdin, 2020).

Olahraga adalah setiap aktivitas jasmani yang mengandung sifat/ciri

permainan dan juga melibatkan unsur peruangan menentang diri sendiri atau juga

orang lain dan konfrontasi dengan faktor alam.

Presiden pertama Indonesia yaitu bapak Ir. Soekarno pernah berkata

bahwa fungsi olahraga penting sekali, untuk bisa menjadikan manusia Indonesia

baru yang berani melihat dunia dengan muka yang terbuka, tegak, fisik kuat,

mental kuat, rohani kuat, jasmani yang kuat.

4
B. Tinjauan Kelincahan

Kelincahan ialah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi dan arah

secepat mungkina sesuai situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan

sangat penting fungsinya untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam cabang

olahraga atau meningkatkan kebugaran jasmani seseorang (Gilang, 2007:58).

Menurut Harsono dalam Wira Indra Satya (2006: 17) menjelaskan bahwa

kelincahan (agility) ialah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh

dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan

kesadaran akan posisi tubuhnya. Menurut Nala Wira Indra Satya (2006: 17)

menambahkan, bahwa bagian tubuh dalam mengubah arah gerakan tersebut secara

mendadak dan dalam kecepatan yang tinggi. Kelincahan ini dirasa penting untuk

mendukung kegiatan olahraga lainnya seperti sepak bola, basket, dan volly

sehingga kelincahan perlu dikembangkan dengan baik.

Menurut Arimbi (2022:50) untuk dapat meningkatkan kelincahan

dibutuhkan kualitas serta latihan yang khusus terhadap tiga komponen yang

penting yaitu kelentukan (fleksibility), kecepatan dalam bergerak (speed), dan juga

ketepatan gerak (accuracy) di mana latihan yang bisa dilakukan mencakup luas

pergerakan persendian untuk meningkatkan kelentukan, kekuatan otot, untuk

meningkatkan kecepatan gerak dan koordinasi fungsi otot, meningkatkan

ketepatan gerak dan memelihara keseimbangan.

C. Pengertian Sepak Bola

Menurut Agustina (2020:1) Sepak bola merupakan suatu permainan yang

dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim nya terdiri dari 11 orang pemain,

5
yang lazim disebut dengan kesebelasan. Masing-masing tim berusaha memasukan

bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha mempertahakan

gawangnya sendiri, agar tidak kemasukan bola dari lawanya, sesuai dengan FIFA

law of the game.

Menurut Syahputra (2016:1) Sepak bola merupakan salah satu jenis

olahraga yang memliki suatu kekuatan magis untuk dapat membangkitkan gairah

penontonya, menggugah gaya, mendobrak selera, dan memunculkan rasa bangga

yang sebelumnya tersimpan dalam diri manusia.

Sepak bola merupakan permainan yang sangat populer di dunia. tidak

hanya anak-anak, permainan sepak bola juga disukai dan diminati oleh orang

dewasa. Olahraga ini juga tidak hanya “milik” kaum lelaki saja, bahkan kaum

hawa pun juga menyukainya. hal itu dikarenakan permianan bola ini bisa disebut

permainan yang mudah, murah, dan juga menyehatkan (Werdihartohadi 2011:2).

Menurut Thorner (2010:4) Sepak bola dimainkan sudah sejak beratus-ratus

tahun yang lalu. Semua orang didunia senang menendang bola, dan juga sudah

ada pertandingan dengan aturan bola hanya boleh disentuh oleh kaki dan kepala

saja. Peraturan pertandingan bola diduga pertama kali muncul di Cina sekitar

4700 tahun yang lalu. Selain itu, bangsa Yunani, Aztek, dan mesir juga sudah

menciptakan pertandingan serupa.

Permainan sepak bola sudah dikenal dengan baik oleh seluruh rakyat

Indonesia, anak-anak yang ada disekolah, usia reamaja dan dewasa hampir

semuanya pernah merasakan menendang bola, memberhentikan bola atau

memegang bola, dan juga mungkin pernah terkena bola yang ditendang lawan.

6
Tentunya banyak sekali cerita dari pengalaman bermain tiap-tiap orang seperti

pernah terjatuh saat bermain sepak bola dan banyak cerita tentang permainan

sepak bola ini (Faruq 2001:14).

Menurut Werdihartohadi (2011:2) Sepak bola tidak hanya atau bukan asal

menendang dan mengejar bola. Banyak hal yang harus di pelajari untuk menjadi

pemain sepak bola yang tangguh. dari belajar tentang dasar-dasar bermain bola,

kemudian terus-menerus mencobanya. Dan selain itu, jika ingin pemain yang

handal harus bekerja keras, memiliki motivasi, dan juga semangat yang tinggi.

D. Pengertian Latihan

Menurut Soegiarto (2002:4) latihan merupakan proses yang sistematis dari

berlatih, yang dilakukan secara berulng-ulang dengan kian hari kian meningkat

dengan metode-metode yang memiliki tujuan.

Menurut Rai (2006:21) latihan ialah memberikan sebuah stimulus

(rangsangan) untuk menciptakan kebutuhan bagi tubuh untuk menyesuaikan diri

(adaptasi).

E. Hubungan Kelincahaan Dengan Sepak Bola

Kelincahan merupakan hal penting dalam permainan sepak bola, karena

dengan memiliki kelincahan, pemain dapat memaksimalkan setiap dasar-dasar

sepak bola. Pemain sepak bola dapat lebih cakap dalam bermain jika sering

melakukan latihan kelincahan (agility), contohnya pemain dapat dengan lincah

dalam menggiring bola, pemain dengan cepat bisa membuka ruang demi

mendapat peluang, pemain dapat mencuri bola dari lawan dengan cepat, dan

masih banyak manfaatnya jika pemain sepak bola melatih kelincahaanya

7
Menurut Suharno (1985:33) menyatakan kegunaan kelincahan dalam

sepakbola ialah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau

stimulan, mempermudah penguasaan teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,

efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi pada lawan.

F. Kerangka Berpikir

Salah satu cara meningkatkan kelincahan adalah dengan melatih pemain

menggunakan alat, alat yang digunakan adalah ladder agility yitu sebuah alat yang

memang sudah sering kita lihat saat para pemain sepak bola berlatih

Peneliti membuat kerangka berpikir yang menggambarkan alur berpikir

penelitian tentang penelitian ini. Adapun kerangka berpikir digambarkan dalam

bentuk skema sebagai berikut :

Gambar 1

Kerangka Berpikir

Kondisi awal Tindakan Kondisi Akhir


Pemain pada tim Peneliti melakukan Pemain pada tim
putra SDN 5 serangkaian latihan putra SDN 5
Tambakasri menggunakan agility Tambakasri
perkembangan ladder pekembangan
kelincahannya belum kelincahanya
maksimal meningkat

8
G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah melalui serangkaian latihan menggunakan ladder agility

dapat meningkatkan kelincahan pemain pada tim putra SDN 5 Tambakasri.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas ini umumnya dilakukan oleh guru yang

bekerjasama dengan peneliti atau guru itu sendiri yang juga berperan ganda

melakukan penelitian individu di kelas, di sekolah maupun di tempat guru

mengajar yang bertujuan ‘menyempurnakan’ atau ‘meningkatkan’ proses

pembelajaran (Suharsimi, 2012: 57).

Menurut M.Asrori dan Manshur (Harun Rasyid, 2009: 9) berpendapat

bahwa penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih

berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian tindakan kelas sangat mendukung program peningkatan kualitas

pembelajaran di sekolah yang target utamanya adalah peningkatan kualitas

pendidikan. Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

memecahakan masalah yang terjadi nyata di dalam kelas, serta mencari sebuah

jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang

sudah dilakukan.

10
B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini bertepat di Jalan Lapangan nomer 1,

Tambakasri Wetan, Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten

Malang.

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan bulan akhir Juli

hingga awal Bulan agustus 2022, tepatnya pada tanggal 25-26 Juli ataupun bila

dibutuhkan tambahan waktu diperkirakan sampai 1 agustus.

C. Subjek Penelitian

Menurut Suharsimi (2010:56) Subjek penelitian adalah subjek atau orang

yang akan di tingkatkan kemampuan atau kompetensinya. Maka menurut

pernyataan tersebut, subjek penelitian ini adalah tim putra dari tim sepakbola SDN

5 Tambakasri, sebanyak 16 siswa.

D. Desain Penelitian

Gambar 2

Desain penelitian tindakan kelas model spiral

Kemmis dan McTaggart (Fitri dan Jamil, 2012: 24)

11
Keterangan :

Siklus I

1. Plan (Perencanaan awal)

2. Act and Observe (Observasi dan Tindakan awal )

3. Reflect (Refleksi)

Siklus II

1. Revised Plan (Perbaikan Rencana)

2. Act and Observe (Observasi dan Tindakan lanjut)

3. Reflect (Refleksi)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif atau dengan kata lain

bekerjasama dengan guru/pelatih yang ada di tempat penelitian, maka dilakukan

beberapa siklus yang meliputi

12
1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan

memulai tindakan (Suharsimi, 2010: 17). Menyusun perencanaan dilakukan untuk

mengetahui dan meningkatkan kemampuan kelincahan anak, pada tahap

perencanaan ini peneliti dibantu guru/pelatih merencanakan apa yang harus

dilakukan unutk mengatasi masalah yang ada di SDN 5 Tambakasri berdasarkan

hasil pengamatan yang telah dilakukan. Dalam perencanaan penelitian ini peneliti

menyusun rancangan kegiatan berupa:

a) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) mengenai serangkaian

kegiatan latihan ladder agility yang di susun oleh peneliti dan guru kelas.

b) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktifitas siswa selama kegiatan

kelincahan.

c) Menyiapkan media yang akan digunakan untuk kegiatan kelincahan.

d) Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama latihan

berlangsung.

e) Kegiatan pembelajaran melalui permainan ini dilaksanakan 3 kali

perminggu yaitu pada hari senin, selasa, jumat yang telah disesuaikan

dengan jadwal olahraga pemain.

f) Permainan akan dilaksanakan di lapangan Tambakasri yang tidak jauh dari

sekolah.

2. Observasi (observing)

13
Tahap observasi atau tindakan adalah pengamatan yang dilakukan pada

waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya (observasi dan tindakan)

berlangsung secara bersamaan (Fitri dan Jamil, 2012:37). Pada tahapan observasi

ini berisi tentang rencana penjabaran dalam tindakan dan mengamati jalannya

tindakan latihan menggunakan leader agility. Peneliti dibantu oleh guru/pelatih

dalam mengamati pemain pada saat permainan berlangsung dan peneliti mencatat

semua yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung

agar peneliti mengetahui hasil atau dampak dari tindakan yang diberikan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah

disusun peneliti.

3. Tindakan (action)

Melaksanakan tindakan merupakan pelaksanaan sekenario yang telah

direncanakan sebelumnya (Fitri dan Jamil, 2012:37). Dalam pelaksanaan tindakan

ini bersifat fleksibel dan terbuka dalam hal perubahan, sehingga peneliti dapat

melakuakan perubahan jika dirasa diperlukan dalam tindakan, tindakan yang akan

dilaksanakan yaitu:

a) Kegiatan awal dimulai dengan membentuk barisan, kemudian dilanjutkan

dengan berjalan menuju lapangan tempat latihan.

b) Dengan bimbingan guru, anak-anak melakukan pemanasan senam kecil

agar otot-otot tidak kaku dan tegang.

c) Peneliti dibantu guru/pelatih untuk menjelaskan dan memberikan contoh

latihan yang akan dilakukan.

d) Kegiatan dilakukan secara bergantian sesuai absen pemain.

14
e) Kegiatan pendinginan dilakukan di akhir latihan agar pemain menjadi

lebih rileks.

4. Refleksi (reflection)

Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah di lakukan, berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya (Fitri dan Jamil, 2012: 52).

Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai. Dari refleksi yang

dilakukan dapat dilihat kekurangan-keruangan dalam pemberian tindakan,

masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan pemberian tindakan

yang telah dilakukan. Hasil refleksi pada Siklus I digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil keputusan tindakan yang lebih baik pada siklus

berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi tersebut jika ternyata hasil yang dilakukan

belum memuaskan atau belum memenuhi kriteria keberhasilan, maka perlu

adanya perencanaan ulang yang membutuhkan perbaikan pada siklus berikutnya.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang dibutuhkan (Suharsimi, 2010: 175). Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan secara kolaborasi oleh peneliti

dengan guru/pelatih pada waktu sebelum tindakan, saat tindakan, dan setelah

tindakan berlangsung. Kemudian dilakukan pula pencatatan semua hal yang

15
diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

2. Dokumentasi

Bentuk dokumentasi dalam penelitian ini adalah dengan cara mengambil

foto dan video pada saat kegiatan berlangsung, foto dan video digunakan untuk

mengetahui apakah kelincahan anak meningkat yang kemudian akan dianalisis

sebagai bukti penelitian yang memperkuatan hasil penelitian.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan unuk mengumpulkan data

penelitian, tanpa instrumen yang tepat penelitian tidakakan menghasilkan sesuatu

yang diharapkan (Wina Sanjaya, 2011: 84). Instrumen dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat apakah penggunaan permainan lari bolak-balik dapat

memberikan dampak yaitu peningkatan terhadap kelincahan pemain.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi

yang diisi pada saat kegiatan berlangsung. Penggunaan lembar observasi dalam

penelitian bertujuan untuk mendapatkan data dari permainan yang dilakukan yaitu

permainan lari bolak-balik mengambil bola dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam lembar observasi berisikan indikator tentang kemampuan kelincahan anak,

terdapat pula panduan observasi berupa kisi-kisi yang diuraikan pada tabel

sebagai berikut ini.

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen

16
Variabel Sub Variabel Indikator Deskripsi

Kemampuan Kelincahan Melakukan latihan Pemain dapat


bermain sepakbola seperti : High melakukan
Knee Run, Two serangkaian
Feet Lateral Run, latihan dengan
Two Hops waktu yang sudah
ditentukan

Tabel 2

Rubik Penilaian Kelincahan

Kriteria Deskripsi

Lincah Pemain dengan cepat dapat melakukan rangkaian latihan

dengan melewati ladder agility tanpa melewati batas waktu

yang ditentukan

Kurang Lincah Pemain dapat melakukan rangkaian latihan dengan melewati

ladder agility namun melewati batas waktu yang ditentukan

Belum Lincah Pemain kesulitan melakukan rangkaian latihan dengan

melewati ladder agility serta melewati batas waktu yang

ditentukan

17
H. Metode Analisis Data

Menurut Suharsimi (2006: 239) Data yang telah diperoleh melalui

penelitian selanjutnya di analisis terlebih dahulu. Analisis data penelitian ada dua

macam yaitu analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yang

bertujuan untuk menentukan seberapa besar peningkatan kelincahan anak melalui

permainan lari bolak-balik setelah adanya tindakan. Teknik analisis diskriptif

kuantitatif ini merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan dalam bentuk data yang bersifat statistik dan di gambarkan

menggunakan jumlah atau angka.

Data yang diperoleh, lalu dijelaskan melalui analisis, tabel, dan grafik

dengan tujuan untuk memudahkan dalam membaca dan menyimpulkan hasil yang

dicapai. Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan

persentase sehingga rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Suharsimi

Arikunto,2003: 245-246).

Keterangan: P= Persentase yang dicari

F= Frekuensi

N= Jumlah siswa

I. Indikator Keberhasilan

18
Indikator dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan motorik kasar

dalam hal kelincahan pemain. Dan tujuan dalam pelaksanaan tindakan dalam

penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan ketrampilan kelincahan pemain

melalui serangkaian latihan menggunakan ladder agility. Penelitian ini dianggap

berhasil apabila 75% dari jumlah pemain tim putra atau sebanyak 12 anak mampu

melakukan : High Knee Run, Two Feet Lateral Run, Two Hops dalam waktu

kurang dari satu menit.

19
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I di laksanakan untuk

mengetahui hasil peningkatan kelincahan dengan latihan menggunakan ladder

agility. Siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan, yaitu pada tanggal 25 Juli 2022

tentang memberikan materi dan pengamatan hasil belajar meningkatkan

kelincahan menggunakan ladder agility. Penelitian ini dilaksanakan pada pukul

08.30 – 09.30 di lapangan sepak bola di dekat tempat penelitian.

Siklus II dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar meningkatkan

kelincahan menggunakan ladder agility. Siklus II di laksanakan satu kali

pertemuan pada tanggal 26 Juli 2022 uji keberhasilan tindakan dan pengamatan

hasil belajar peningkatan kelincahan pada permainan sepak bola menggunakan

metode latihan ladder agility. Penelitian ini dilaksanakan pada pukul 08.30 –

09.30 di lapangan sepak bola di dekat SDN 5 Tambakasri. Dengan subjek

penelitian siswa sebanyak 16 siswa

B. Data Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari

rencana pembelajaran I, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga

di persiapkan lembar observasi proses pembelajaran penjas dengan latihan

kelincahan menggunakan ladder agility.

b. Tahap pelaksanaan / tindakan

20
Siswa di bagi menjadi dua bersaf, Guru memimpin berdoa setelah itu

dilakukan absensi, kemudian menjelaskan materi pelajaran tentang latihan

menggunakan ladder agility dari sikap badan dan pengaplikasian gerakan.

Kegiatan berikut adalah pemanasan, waktu yang digunakan adalah 15

menit. Kegiatan pertama, siswa dibagi menjadi 2 kelompok kemudian berlari

keliling lapangan untuk pemanasan, selanjutnya memasuki kegiatan inti selama 45

menit. Kegiatan inti pertama adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan latihan menggunakan ladder agility. Selanjutnya peneliti

memberikan contoh kepada siswa cara melakukan gerakan yang benar dalam

latihan menggunakan ladder agility, pada tahap ini pelatih berperan sebagai tutor.

Pada kegiatan penutup siswa di kumpulkan untuk diadakan koreksi

menyeluruh cara melakukan gerakan dalam latihan kelincahan menggunakan

ladder agility. Memberikan contoh yang benar melakukan serangkaian gerakan

dan dilanjutkan pendinginan, dan berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

c. Observasi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam

mengikuti pembelajaran latihan kelincahan dalam bermain sepakbola melalui

bantuan tutor sebaya. Pada siklus I dari 16 siswa ada 6 siswa yang sudah dapat

melaksanakan serangkaian gerakan dengan benar. Secara umum siswa cukup

senang dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dari pemanasan sampai

kegiatan inti.

Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, observasi berdasarkan

pengamatan yang sedang berlangsung. Pengisian pengisian lembar observasi

21
kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, pengadaan alat dan

fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.

Tabel. 3

pengamatan aktivitas pembelajaran siklus I

No. Objek yang diamati 1 2 3 4

1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 

2. Siswa mau dan mampu belajar 

3. Kegiatan pembelajaran yang interaktif 

4. Antusias siswa selama pembelajaran 

5. Memperhatikan saat pembelajaran 

6. Mengajukan pertanyaan saat pembelajaran 

7. Kedisiplinan siswa (gerakan dilakukan dengan 

tertib)

8. Siswa termotivasi dalam pembelajaran 

9. Siswa bersemangat dan lincah dalam belajar 

10. Kerjasama siswa 

JUMLAH : 29

22
Persentase =

= 72,5%

Keterangan :

1 = Tidak Baik 3 = Cukup Baik

2 = Kurang Baik 4 = Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek – aspek yang mendapat kriteria kurang

baik adalah Antusias, motivasi, dan berani mengajukan pertanyaan. Ke tiga aspek

yang mendapat nilai kurang baik di atas merupakan kelemahan yang terjadi pada

siklus I, dan akan dijadkan bahan kajian refleksi dab revisi yang akan dilakukan

pada siklus II.

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar latihan

kelincahan menggunakan ladder agility sudah dilaksankan cukup baik, walaupun

peran guru masih sangat dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan

karena model tersebut masih di rasakan baru oleh siswa.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa sehingga minat dan

motivasi masih kurang.

23
2) Guru kurang baik dalam mengelola pembelajaran, sehingga siswa

masih kurang disiplin dalam melakukan gerakan.

3) Siswa kurang tanggung jawab dalam proses pembelajaran.

e. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus I

Di bawah ini deskripsi data hasil belajar peningkatkan kelincahan pada


permainan sepak bola menggunakan metode latihan ladder agility tim putra sepak
bola SDN 5 Tambakasri Kabupaten Malang tahun ajaran 2002-2023

Tabel. 4

No. Nama siswa Penilaian JML NA keterangan

High Two Run SKOR

Knee Feet Two

Run Lateral Hops

1. Alen Krisnanta 4 2 2 8 66,6 Belum

Maidhi Tuntas

2. Gideon Anugrai 3 2 2 7 58,3 Belum

K. Tuntas

3. Haris Danesa B. 2 2 3 7 58,3 Belum

Tuntas

4. Indra Kurniawan 2 3 3 8 66,6 Belum

Tuntas

5. Jeje Farelino 4 2 3 9 75 Tuntas

6. Mharcellio 3 3 4 10 83,3 Tuntas

Josefine P

7. Nedi Damai 3 4 4 11 91,6 Tuntas

24
Suseno

8. Kevin Anggara 4 4 3 11 91,6 Tuntas

Putra

9. Adam Sena 3 2 2 7 58,3 Belum

Saputra Tuntas

10. Ahmad 3 2 2 7 58,3 Belum

Ramadani Tuntas

11. Aldi Jonathan A 2 3 2 7 58,3 Belum

Tuntas

12. Alvino Ananda 2 2 3 7 58,3 Belum

Yanus Tuntas

13. Glen Ferdinand 3 3 2 8 66,6 Belum

Tuntas

14. Rendi Aprello 3 3 3 9 75 Tuntas

Budi S

15. Rasha Rafaello 4 2 3 10 83,3 Tuntas

16. Taufik Rama 2 3 2 7 58,3 Belum

Alamshah Tuntas

C. Data Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran lebih lanjut yang

terdiri dari rencana pembelajaran tahap II, serta alat-alat pengajaran yang

25
mendukung. Selain itu juga di persiapkan lembar observasi ke II proses

pembelajaran penjas dengan latihan kelincahan menggunakan ladder agility.

b. Tahap pelaksanaan / tindakan

Siswa di bagi menjadi dua bersaf, Guru memimpin berdoa seperti pada

siklus I, setelah itu dilakukan absensi, kemudian menjelaskan kembali materi

pelajaran tentang latihan menggunakan ladder agility dari sikap badan dan

pengaplikasian gerakan.

Kegiatan berikut adalah pemanasan, kembali waktu yang digunakan

adalah 15 menit. Kegiatan pertama sama, siswa dibagi menjadi 2 kelompok

kemudian berlari keliling lapangan untuk pemanasan, selanjutnya memasuki

kegiatan inti selama 45 menit. Kegiatan inti pertama adalah guru memberikan

kesempatan kembali kepada peserta didik untuk melakukan latihan menggunakan

ladder agility untuk mengetes memori pelajaran pada siklus 1. Selanjutnya

peneliti memberikan contoh kembali kepada siswa cara melakukan gerakan yang

benar dalam latihan menggunakan ladder agility, pada tahap ini pelatih berperan

sebagai tutor.

Pada kegiatan penutup siswa di kumpulkan untuk diadakan koreksi

menyeluruh cara melakukan gerakan dalam latihan kelincahan menggunakan

ladder agility. Memberikan contoh yang benar melakukan serangkaian gerakan

dan dilanjutkan pendinginan, dan berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

c. Observasi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam

mengikuti pembelajaran latihan kelincahan dalam bermain sepakbola melalui

bantuan tutor sebaya. Pada siklus II dari 16 siswa ada 10 siswa yang sudah dapat

26
melaksanakan serangkaian gerakan dengan benar. Secara umum siswa jadi

berkembang, dan juga siswa cukup senang dan makin aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran dari pemanasan sampai kegiatan inti.

Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru, observasi berdasarkan

pengamatan yang sedang berlangsung. Pengisian pengisian lembar observasi

kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, pengadaan alat dan

fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.

Tabel. 5

pengamatan aktivitas pembelajaran siklus II

No. Objek yang diamati 1 2 3 4

1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 

2. Siswa mau dan mampu belajar 

3. Kegiatan pembelajaran yang interaktif 

4. Antusias siswa selama pembelajaran 

5. Memperhatikan saat pembelajaran 

6. Mengajukan pertanyaan saat pembelajaran 

7. Kedisiplinan siswa (gerakan dilakukan dengan 

tertib)

8. Siswa termotivasi dalam pembelajaran 

9. Siswa bersemangat dan lincah dalam belajar 

27
10. Kerjasama siswa 

JUMLAH : 32

Persentase =

Keterangan :

1 = Tidak Baik 3 = Cukup Baik

2 = Kurang Baik 4 = Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek – aspek yang mendapat kriteria kurang

baik adalah Antusias, motivasi, dan berani mengajukan pertanyaan. Ke tiga aspek

yang mendapat nilai kurang baik di atas merupakan kelemahan yang terjadi pada

siklus I, dan akan dijadkan bahan kajian refleksi dab revisi yang akan dilakukan

pada siklus II.

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar latihan

kelincahan menggunakan ladder agility sudah dilaksankan cukup baik, walaupun

peran guru masih sangat dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan

karena model tersebut masih di rasakan baru oleh siswa.

d. Refleksi

28
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

4) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa sehingga minat dan

motivasi masih kurang.

5) Guru kurang baik dalam mengelola pembelajaran, sehingga siswa

masih kurang disiplin dalam melakukan gerakan.

6) Siswa kurang tanggung jawab dalam proses pembelajaran.

e. Deskripsi Data Hasil Pembelajaran Siklus I

Di bawah ini deskripsi data hasil belajar peningkatkan kelincahan pada


permainan sepak bola menggunakan metode latihan ladder agility tim putra sepak
bola SDN 5 Tambakasri Kabupaten Malang tahun ajaran 2002-2023

No. Nama siswa Penilaian JML NA keterangan

: High Two Feet Run SKOR

Knee Lateral Two

Run Hops

1. Alen Krisnanta Maidhi 4 2 2 8 66,6 Belum

Tuntas

2. Gideon Anugrai K. 3 2 2 7 58,3 Belum

Tuntas

3. Haris Danesa B. 2 2 3 7 58,3 Belum

Tuntas

4. Indra Kurniawan 2 3 3 8 66,6 Belum

Tuntas

5. Jeje Farelino 4 2 3 9 75 Tuntas

29
6. Mharcellio Josefine P 3 3 4 10 83,3 Tuntas

7. Nedi Damai Suseno 3 4 4 11 91,6 Tuntas

8. Kevin Anggara Putra 4 4 3 11 91,6 Tuntas

9. Adam Sena Saputra 3 2 2 7 58,3 Belum

Tuntas

10. Ahmad Ramadani 3 2 2 7 58,3 Belum

Tuntas

11. Aldi Jonathan A 2 3 2 7 58,3 Belum

Tuntas

12. Alvino Ananda Yanus 2 2 3 7 58,3 Belum

Tuntas

13. Glen Ferdinand 3 3 2 8 66,6 Belum

Tuntas

14. Rendi Aprello Budi S 3 3 3 9 75 Tuntas

15. Rasha Rafaello 4 2 3 10 83,3 Tuntas

16. Taufik Rama Alamshah 2 3 2 7 58,3 Belum

Tuntas

30

Anda mungkin juga menyukai