Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

1. Hakikat Latihan

a. Pengertian Latihan

Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa inggris yang dapat

mengandung beberapa makna seperti: practice, exercise, dan training.

Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk

meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan

berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga

(Susanto & Lismadiana, 2016). Pengertian latihan yang berasal dari kata

exercise adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk

meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh manusia, sehingga

mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya (Anggala,

2022). (Anggala, 2022) menambahkan latihan yang berasal dari kata

training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang

berisikan materi teori dan praktik, menggunakan metode, dan aturan,

sehingga tujuan dapat tercapai tepat pada waktunya. Menurut Dahlan. F,

dkk dalam (Majid, 2020) “Latihan merupakan suatu proses yang harus

dilalui untuk meraih suatu prestasi”. Adapun defenisi dari latihan adalah

suatu aktifitas berlatih atau bekerja dan memiliki proses yang sistematis

sehingga bermuara pada peningkatan performa atlet. Menurut (Daryono

et al., 2021) Latihan adalah proses

13
14

melakukan kegiatan olahraga yang telah direncanakan secara sistematis dan

terstruktur dalam jangka waktu yang lama untuk meningkatkan kemampuan

gerak baik dari segi fisik, teknik, taktik, dan mental untuk menunjang

keberhasilan siswa atau atlet dalam memperoleh prestasi olahraga yang

maksimal. Menurut (Hawindri, 2016) bahwa, “Latihan merupakan proses

melakukan kegiatan olahraga yang dilakukan berdasarkan program latihan

yang disusun secara sistematis, bertujuan untuk persiapan menghadapi suatu

pertandingan”.

Berdasarkan pengertian latihan di atas, dapat disimpulkan bahwa

latihan adalah suatu bentuk aktivitas olahraga yang sistematik, ditingkatkan

secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi

fisiologis dan psikologis manusia untuk meningkatkan keterampilan

berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan

dan kebutuhan cabang olahraga masing-masing. Dari beberapa istilah

latihan tersebut, setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak sama

kegiatannya, yaitu aktivitas fisik. Pengertian latihan yang berasal dari kata

exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk

meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga

mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Keberhasilan

seorang pemain dalam mencapai prestasi dapat dicapai melalui latihan

jangka panjang dan dirancang secara sistematis.


15

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Dalam suatu pembinaan olahraga hal yang dilakukan adalah pelatihan

cabang olahraga tersebut. Sebelum memulai suatu pelatihan hal yang harus

diketahui oleh seorang pelatih adalah prinsip dari latihan tersebut. Prinsip-

prinsip latihan adalah yang menjadi landasan atau pedoman suatu latihan

agar maksud dan tujuan latihan tersebut dapat tercapai dan memiliki hasil

sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip latihan merupakan hal-hal yang

harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai

sesuai dengan yang diharapkan (Firdaus Soffan Hadi, 2016). (Firdaus

Soffan Hadi, 2016) menyatakan prinsip latihan antara lain: prinsip kesiapan

(readiness), prinsip individual, prinsip adaptasi, prinsip beban lebih (over

load), prinsip progresif, prinsip spesifikasi, prinsip variasi, prinsip

pemanasan dan pendinginan (warm up dan cool-down), prinsip latihan

jangka panjang (long term training), prinsip berkebalikan (reversibility), dan

prinsip sistematik.

c. Tujuan Latihan

Setiap latihan pasti akan terdapat tujuan yang akan dicapai baik oleh

atlet maupun pelatih. Tujuan utama dari latihan atau training adalah untuk

membantu atlet meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan prestasinya

semaksimal mungkin. Dengan demikian prestasi atlet benar-benar

merupakan satu totalitas akumulasi hasil latihan fisik maupun psikis.

Ditinjau dari aspek kesehatan secara umum, individu yang berlatih atau

berolahraga rutin, yaitu untuk mencapai kebugaran jasmani. Suharjana

dalam (Rahman et al., 2018).


16

Sukadiyanto dalam (Rahman et al., 2018) menyatakan bahwa tujuan

latihan secara umum adalah membantu para pembina, pelatih, guru olahraga

agar dapat menerapkan dan memiliki kemampuan konseptual dan

keterampilan dalam membantu mengungkap potensi olahragawan mencapai

puncak prestasi.Rumusan dan tujuan latihan dapat bersifat untuk latihan

dengan durasi jangka panjang ataupun durasi jangka pendek. Untuk latihan

jangka panjang merupakan sasaran atau tujuan latihan yang akan dicapai

dalam waktu satu tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan

memperhalus teknik dasar yang dimiliki. Untuk latihan jangka pendek

merupakan sasaran atau tujuan latihan yang dicapai dalam waktu kurang

dari satu tahun. Untuk tujuan latihan jangka pendek kurang dari satu tahun

lebih mengarah pada peningkatan unsur fisik. Tujuan latihan jangka pendek

adalah untuk meningkatkan unsur kinerja fisik, di antaranya kecepatan,

kekuatan, ketahanan, kelincahan, power, dan keterampilan kecabangan.

Sukadiyanto dalam (Rahman et al., 2018). Sedangkan menurut (Yulifri,

2018) tujuan Latihan jangka pendek juga dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman pelatih Sepakbola dalam hal pemberian periodesasi latihan.

Selain latihan memiliki tujuan untuk jangka panjang dan jangka

pendek. Sebuah sesi latihan memiliki sebuah tujuan umum yang mencakup

berbagai aspek dalam diri olahragawan. Seorang pelatih dalam membina

atlet pasti memiliki sebuah tujuan yang khusus maupun umum. Menurut

Harsono dalam (Rahman et al., 2018) menyatakan bahwa tujuan serta

sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu atlet untuk

meningkatkan
17

keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu,

ada 4 (empat) aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara

seksama oleh atlet, yaitu; (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan

taktik, dan (4) latihan mental. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan dan sasaran latihan adalah arah atau hasil akhir

dari sebuah latihan. Tujuan dan sasaran latihan dibagi menjadi dua, yaitu

tujuan dan sasaran jangka panjang dan jangka pendek. Untuk mewujudkan

tujuan dan sasaran tersebut, memerlukan latihan teknik, fisik, taktik, dan

mental.

2. Hakikat Sepak Bola

Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan regu atau

permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik, hebat, tangguh adalah

kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu

menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama

yang baik (Kuswoyo, 2018). Untuk mencapai kerja sama tim yang baik

diperlukan pemainpemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan

macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, sehingga

dapat memainkan bola dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat,

dan cermat artinya tidak membuang-buang energi atau waktu, dengan

demikian seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar

sepakbola dan keterampilan sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi

pemain yang baik dan terkemuka. Menurut (Putra & Afrizal, 2020) bahwa

sepakbola dimainkan dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang.


18

Masing-masing tim mempertahankan sebuah gawang dan mencoba

menjebol gawang lawan. Sepakbola adalah suatu permainan yang

dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

pemain termasuk seorang penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan

dengan seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir

seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga

gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya,

baik dengan kaki maupun tangan. Permainan sepak bola awal mulanya

berasal dari negeri Tiongkok pada masa musim semi dan musim gugur,

catatan tertua mengenai sepak bola ditemukan pada masa dinasti Tsin (255-

206 SM). Dalam permainan sepak bola tersebut , jumlah pemain satu tim

terdiri dari 6 orang bola terbuat dari kulit binatang yang diisi rambut

berdiameter 40 cm untuk jaringnya setinggi 10,5 m yang ditancapkan di

tengah lapangan yang dikelilingi tembok. Di Yunani permainan sepak bola

telah dikenal 800 tahun SM dengan nama episkyro dan harpastron. Di

Inggris sepak bola mulai dikenal sekitar abad ke 8.

Permainan ini dimainkan di lapangan yang luas, tetapi pada April

1314 pemerintah Inggris melarang permainan tersebut. Pada tahun 1580

Brovani Bahdi dari Italia dan Richard Mulcaster dari Inggris membukukan

serentetan aturan sepak bola. 200 tahun kemudian Yoseph Strutt

menyempurnakan aturan tersebut, sepak bola harus dimainkan 2 tim yang

berebut bola untuk memasukanya ke gawang lawan yang terpisah oleh jarak

70-90 meter.
19

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dibentuk pada tanggal

19 April 1930 di Yogyakarta. Pendirinya adalah Suratin Sosro Soegondo.

Beliau adalah alumni mahasiswa sekolah teknik tinggi di Heckelenburg

Jerman, sepulangnya dari Jerman tahun 1928 beliau bersama

temantemannya mendirikan PSSI. Soeratin melihat sepak bola merupakan

wahana terbaik untuk nasonalisme di kalangan pemuda sebagai tindakan

untuk menentang penjajahan. (Muslim Agus, 2021) Beberapa pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola merupakan permainan beregu yang

dimainkan tiap regu terdiri dari 11 pemain termasuk penjaga gawang dan

pemain cadangan untuk setiap regunya berjumlah 7 pemain. Permainan ini

dimainkan di lapangan berumput dengan ukuran panjangnya 100 - 110

meter dan lebarnya 64 - 75 meter yang durasi normal permainan sepakbola

ini adalah 2 x 45 menit dan jika sekor seimbang maka diadakan tambahan

waktu 2 x 15 menit, jika sekor masih imbang diadakan tendangan pinalty

untuk menentukan pemenang dalam pertandingan tersebut. Perminan sepak

bola dipimpin oleh 1 orang wasit dan 2 orang asisten wasit. Tujuan dari

sepakbola ini adalah memasukkan bola ke gawang lawan dan berusaha

mempertahankan gawangnya agar tidak kemasukan.

3. Teknik dasar sepak bola

Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, Gerakan-

gerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan

dan macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara

memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam

pelaksanaan
20

permainan sepakbola. Gerakan-gerakan maupun cara memainkan bola

tersebut terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola.

Menurut (Milo et al., 2022) menyatakan teknik dasar dalam permainan

sepakbola adalah sebagai berikut.

a. Menendang (kicking)

Bertujuan untuk mengumpan, menembak ke gawang dan menyapu

untuk menggagalkan serangan lawan. Beberapa macam tendangan, yaitu

menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar,

punggung kaki, dan punggung kaki bagian dalam.

b. Menghentikan (stoping)

Bertujuan untuk mengontrol bola. Beberapa macamnya yaitu

menghentikan bola dengan kaki bagian dalam, menghentikan bola dengan

telapak kaki, menghentikan bola dengan menghentikan bola dengan paha

dan menghentikan bola dengan dada.

c. Menggiring (dribbling)

Bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran untuk melewati lawan, dan

menghambat permainan. Beberapa macamnya, yaitu menggiring bola

dengan kaki bagian luar, kaki bagian dalam dan dengan punggung kaki.

teknik dribbling merupakan keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai

oleh setiap pemain futsal. Dribbling merupakan kemampuan yang dimiliki

setiap pemain dalam menguasai bola sebelum diberikan kepada temannya

untuk menciptakan peluang dalam mencetak goal.


21

d. Menyundul (heading)

Bertujuan untuk mengumpan, mencetak gol dan mematahkan

serangan lawan. Beberapa macam, yaitu menyundul bola sambil berdiri dan

sambil melompat.

e. Merampas (tackling)

Bertujuan untuk merebut bola dari lawan. Merampas bola bisa

dilakukan dengan sambil berdiri dan sambil meluncur.

f. Lempar ke dalam (throw-in)

Lemparan ke dalam dapat dilakukan dengan awalan ataupun tanpa

awalan.

g. Menjaga gawang (kiper)

Menjaga gawang merupakan pertahanan terakhir dalam permainan

sepakbola. Teknik menjaga gawang meliputi menangkap bola, melempar

bola, menendang bola.

Menurut (Milo et al., 2022) untuk bermain bola dengan baik pemain

dibekali dengan teknik dasar yang baik. Beberapa teknik dasar yang perlu

dimiliki pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan

(stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas

(tackling), lemparan kedalam (trow-in), dan menjaga gawang (goal

keeping).
22

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar

sepakbola yang harus dimiliki dan dikuasai oleh pemain yaitu teknik tanpa

bola dan teknik dengan bola.

a. Teknik tanpa bola

Dalam sebuah permainan sepakbola, seorang pemain harus mampu

berlari dengan langkah pendek maupun panjang, karena harus merubah

kecepatan lari. Gerakan lainnya seperti berjalan, berjingkat, melompat,

meloncat, berguling, berputar, berbelok, berbalik dan berhenti tiba-tiba,

yang semua ini harus dimiliki oleh pemain. Semua gerak ini sangat

dibutuhkan dalam permainan sepakbola dan biasanya disebut juga dengan

gerak/teknik tanpa bola (Prasedio, 2019).

b. Teknik dengan bola

1) Mengoper-menendang (passing)

(Prasedio, 2019) menyatakan keterampilan mengoper bola yang

paling dasar dan harus dipelajari terlebih dahulu teknik mengoper bola

(passing) menggunakan sisi kaki bagian dalam untuk mendorong bola.

Berdasarkan pendapat diatas passing adalah teknik yang sering

digunakan dalam permainan sepak bola untuk memaikan permainan yang

bertujuan menciptakan gol untuk memenangkan pertandingan.


23

Gambar 2. 1 Teknik passing


Sumber: Luxbacher (2011)

2) Menghentikan bola (Stopping)

Menghentikkan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam

permainan sepakbola yang penggunaanya bersamaan dengan teknik

menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola,

termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan

laju permainan dan memudahkan untuk passing.

Mengontrol bola merupakan teknik yang tidak kalah penting dari

teknik dasar sepak bola lainnya. Karna dengan melatih teknik mengontrol

bola, pemain dapat mengatur tempo permainan. mengontrol bola yang

baik dapat memudahkan memasukan bola kedalam gawang lawan dan

mencetak kemenangan. Sementara pada saat akan mengentikan bola

dapat dilakukan dengan menggunakan dada, paha, dan punggung kaki.

(Prasedio, 2019).
24

Gambar 2. 2 Teknik Stopping


Sumber : Prasedio (2019)

Berdasarkan pendapat diatas menghentikan bola (stopping)

merupakan teknik yang harus dikuasi seorang pemain sepak bola. Teknik

menghentikan bola sangat pentik dalam permainan sepak bola untuk

mengatur tempo permainan berlangung dan dapat menciptakaan peluang

untuk menciptakan goal dan memenangkan pertandingan yang

berlangsung.

3) Menggiring bola (Dribbling)

Teknik menggiring bola adalah teknik membawa bola atau

menguasai bola dalam suatu permainan. Teknik ini bertujuan untuk

membuka peluang dalam mencetak gol ke gawang lain. Teknik

menggiring bola harus dilakukan dengan baik dan tenang. Menggiring

bola sama seperti melakukan tendangan pendek, namun bola berada

dekat dengan kaki. Biasanya, teknik ini dilakukan mendekati sasaran atau

target dengan melewati beberapa pemain lawan yang menghadang.

(Prasedio, 2019).
25

Gambar 2. 3 Teknik Dribbling


Sumber : Prasedio (2019)

Menurut (Prasedio, 2019) menyatakan dribbling memiliki dua

teknik dalam menggiring bola, yaitu sebagai berikut:

a) Menggiring bola dengan kontrol yang rapat

Menggiring bola dalam keadaan tertekan oleh lawan yang

memenuhi ruang gerak dengan jarak yang dekat. Teknik menggiring

bola tipe ini berusaha untuk melewati lawan dengan perubahan

kecepatan dan arah yang cepat disertai dengan gerak tipu tubuh dan

kaki terhadap lawan, untuk mencari ruang tambahan untuk menggiring

dan melakukan manuver dengan bola.

Gambar 2. 4 Teknik Dribbling pada Saat Melewati Lawan


Sumber : Prasedio (2019)
26

b) Menggiring bola dengan cepat

Menggiring bola dalam kondisi ini tidak seperti melakukan

menggiring bola pada kontrol yang rapat, karena menggiring bola tipe

ini dilakukan pada saat menggiring bola pada ruang terbuka tanpa ada

tekanan dari lawan. Dalam situasi ini pemain harus mampu

menggiring bola pada kecepatan penuh, tidak membiarkan bola rapat

dengan kaki, sebaliknya bola didorong beberapa kali ke arah depan

pemain dengan ruang yang terbuka, berlari cepat ke arah bola yang

didorong sebelumnya, kemudian mendorongnya kembali

menggunakan sentuhan sisi kaki bagian dalam maupun luar.

Gambar 2. 5 Teknik Dribbling Cepat


Sumber : Prasedio (2019)

Berdasarkan pendapat diatas menggiring bola (dribbling)

merupakan teknik yang sering digunakan melewati lawan dalam

permainan sepak bola. Menggiring bola dilakukan dengan cepat menuju

sasaran gawang dari tim lawan untuk menciptakan peluang dalam

pertandingan dan tujuan dari menggiring bola adalah melewati lawan

untuk menciptakan peluang terjadinya gol dalam pertandingan.

4) Menyundul bola (Heading)

Sepak bola adalah satu-satunya permainan menggunnakan kepala

untuk menanduk bola. Pemain menggunakan jump header (meloncat ke


27

atas untuk menanduk bola) untuk mengoper bola ke rekannya, untuk

mencetat gol dengan mengarahkan bola ke gawang lawan, untuk

membuang bola yang mengarah ke gawang sendiri. Dive header (terjun

ke bawah untuk menanduk bola) merupakan ketrampilan akrobatik yang

menarik ruang hanya digunakan dalam situasi tertentu (Prasedio, 2019).

Menurut (Suparman et al., 2021) teknik menyundul bola adalah

teknik perkenaan bola yang dilakukan dengan menggunakan kepala

sebagai media, teknik ini bisa digunakan untuk mengumpan atau

memasukan bola ke gawang lawan. Ditinjau dari posisi tubuhnya,

menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri, melompat, dan sambil

meloncat.Berdasarkan pendapat diatas teknik menyundul bola adalah

teknik yang diguunakan dalam permainan sepak bola untuk menciptakan

gol di udara dan teknik yang digunakan untuk membuang bola dari

serangan lawan supaya tidak kemasukan gol dari tim lawan.

Gambar 2. 6 Teknik Menyudul Bola


Sumber : Suparman (2021)

5) Lemparan ke dalam (Throw-in)

Lemparan kedalam dilakukan apabila bola keluar melewati garis

samping lapangan. Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam

melaakukan lemparan ke dalam yaitu: pada waktu melempa, kaki harus


28

mengijak tanah, pelempar harus berada diluar garis lapngan, gerakan

lemparan tidak boleh dengan gerak tipu, offside tidak berlaku jika terjadi

throw-in, bola dipegang menggunakan dua tangan (Erfan, 2020).

Gambar 2. 7 Teknik Lemparan Kedalam


Sumber : Erfan (2020)

4. Media Gawang Kecil

Passing target gawang yaitu, passing menggunakan target brupa

gawang kecil agar menghasilkan passing yang akurat. Beberapa orang pada

umumnya memiliki pemikiran yang luas dan kreatif dalam memecahkan

sebuah masalah yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia,

dengan salah satunya dengan membuat media atau alat bantu untuk

memudahkan setiap permasalahan yang muncul, contohnya untuk

membantu meningkatkan ketepatan sasaran tendangan, penulis membuat

alat atau media berupa gawang kecil.

Jarak yang digunakan dalam melakukan passing kaki bagian dalam

dengan media gawang kecil yaitu dengan jarak 6 meter. Tinggi : 0,5 m cm.

Lebar : 1,5 m. Bahan : pipa atau kayu.


29

Gambar 2. 8 Media Gawang Kecil


Sumber: Dokumentasi Pribadi

5. Passing Berpasangan

Passing berpasangan yaitu passing yang dilakukan oleh 2 orang.

Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis, dan

dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin

meningkat. Peningkatan beban latihan ini dilakukan secara bertahap sesuai

dengan kemampuan atlet yang berlatih. Dalam pelaksanaan latihan aspek-

aspek yang mendukung terhadap pencapaian prestasi olahraga harus dilatih

dan dikembangkan secara maksimal. Menurut (Muhammad Khoirul Huda et

al., 2021) Latihan passing berpasangan merupakan suatu bentuk latihan

yang diberikan kepada siswa secara berpasangan dengan waktu dan teknik

yang baik dan benar serta adanya komunikasi dengan bola dan interaksi

percakapan. Adapun aspek-aspeknya adalah a) variasi bentuk latihan

passing,

b) repetisi latihan, c) durasi yang digunakan setiap sesi latihan, dan d)

melatih otot untuk dapat cepat berkontaksi secara maksimal.

1.2 Kajian Penelitian Terdahulu

1. Handoyo, N. D. (2019) dengan judul penelitian Pengaruh Latihan Passing

Berpasangan Arah Tetap Dan Passing Berpasangan Dalam Kotak Terhadap


30

Akurasi Short Pass. Penelitian ini menggunakan two group pretest posttest

design. Desain ini adalah menggunakan dua grup yang diawali dengan

pretest dan diakhiri dengan posttest. Instrumen yang digunakan adalah tes

passing ke target gawang kecil dengan lebar 1 meter dari jarak 10 meter dan

dilakukan sebanyak 10 kali kesempatan . Subjek penelitian ini adalah

pemain sepakbola Taruna FC U-16 berjumlah 20 anak. Teknik analisis data

dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk. Hasil

penelitian: peningkatan kemampuan terhadap akurasi short pass Taruna FC

U-16 Purbalingga diperoleh p = 0.001 < 0.05. Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan ada pengaruh latihan passing berpasangan arah tetap dan

passing berpasangan dalam kotak terhadap akurasi short pass pemain

Taruna FC U-16 Purbalingga.

2. (Muhammad Khoirul Huda et al., 2021) dengan judul penelitian Perbedaan

Pengaruh Latihan Passing Menggunakan Target Dan Latihan Passing

Berpasangan Terhadap Kemampuan Passing Pada Sekolah Sepak Bola

(Ssb) Putra Mojosongo Club Tahun 2020. Metode penelitian dengan

menggunakan tes akurasi passing yang dinamakan tes short passing dari

jarak 10 meter ke arah sasaran gawang yang memiliki lebar 1 meter, yang

difungsikan sebagai alat untuk mendapatkan data. Hasil penelitian : (1)

Terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan passingmenggunakan

targetterhadap akurasi passing pada altet SSB Putra Mojosongo Club.

Pernyataan inidiperkuat dengan hasil uji t berpasangan dengan nilai p-

value< 0,05 (p-value= 0,000). (2) Terdapat pengaruh yang

signifikan antara latihan


31

passingberpasangan terhadap akurasi passingpada atlet SSB Putra

Mojosongo Club. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil uji t berpasangan

dengan nilai p-value< 0,05 (p-value= 0,008). (3) Terdapat perbedaan

pengaruh antara latihan passing menggunakan target dan latihan

passingberpasangan terhadap akurasi passingpada altet SSB Putra

Mojosongo. Hal ini diketahui melalui hasil uji t tidak berpasangan dengan

nilai p-value< 0,05 (p-value= 0,011). Pada persentase peningkatan

kemampuan masing-masing kelompok diketahui pada kelompok latihan

passing menggunakan target memiliki peningkatan sebesar 63,64%

sedangkan pada kelompok latihan passingberpasangan hanya mengalami

peningkatan sebesar 25,64%

3. (P. F. Yulianto et al., 2023) dengan judul peneitian Pengaruh Latihan

Passing Menggunakan Target Gawang Kecil Terhadap Keterampilan Short

Pass Pada Permainan Sepak Bola. sampel dalam penelitian ini sejumlah 30

atlit sebagai kelompok kontrol yang dilatih passing dengan cara

berpasangan sedangkan

30 atlit yang lain sebagai kelompok eksperimen dilatih passing dengan

gawang kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara latihan short pass menggunakan target gawang kecil

terhadap kemampuan short pass dalam permainan Sepak Bola putra di SSB

Persema Manang Usia 12-14. Dari hasil pembahasan dan kesimpulan di

atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: (1) Para pelatih dapat

menggunakan metode latihan dengan menggunakan gawang kecil untuk

meningkatkan keterampilan short passing pada atlit usia 12-14, (2) untuk
32

peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menganalisis

faktor lain yang mempengaruhi keterampilan short passing pada atlitusia

12-14.

4. (Mulyono et al., 2022) dengan judul penelitian Pengaruh Latihan Passing

Berpasangan Terhadap Keterampilan Passing Kaki Bagian Dalam Siswa

Ekstrakulikuler Futsal SMP. Metode penelitian eksprimen, Populasi

berjumlah 30 orang sampel dalam penelitian berjumlah 28 orang peserta

yang melakukan passing berpasangan kaki bagian dalam. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes kemampuan

passing permainan futsal, data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini

yaitu data pre-test dan post-test. Teknik analisis data Pengujian ini

menggunakan analisa normalitas dan paired sample t-test. Hasil penelitian

diketahui bahwa pengolah data dengan program SPSS 22 bahwa data

dinyatakan distribusi normal, pengujian hipotesis didapatkan bahwa thitung

sebesar - 22,312 dengan nilai ttabel sebesar 1,77 maka hitung>tabel maka

Ha diterima dan Ho di tolak yang artinya Ada pengaruh latihan passing

berpasangan kaki bagian dalam terhadap keterampilan passing siswa

Ekstrakulikuler futsal SMP Negeri 7 Kota Lubuklinggau.

5. (Sutirta, 2023) dengan judul penelitian Pengaruh Latihan Passing

Berpasangan dan Latihan Passing dengan Media Dinding terhadap

Kemampuan Passing dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas XI SMK

Tunas Bangsa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre

eksperimental. Desain yang digunakan berbentuk one group pretest-posttest

desaign dimana terdapat pretest (tes sebelum diberi treatment) dan posttest
33

(tes sesudah diberi treatment) dalam satu kelompok. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Latihan passing

berpasangan dan latihan passing media dinding terhadap Kemampuan

Passing pada permainan sepakbola siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa”,

terlihat pada skor rata-rata pretest sebesar 6,53, mengalami peningkatan

pada saat posttest dimana rerata skor hasil kemampuan passing mencapai

8,00. Hasil uji-t juga menunjukkan bahwa nilai t hitung 6,416 > t tabel 2,045

(df 29) dengan nilai signifikansi p sebesar 0,000 < 0,05.

1.3 Kerangka Berpikir

Menurut (Akbar, 2020) Karangka berfikir dari penelitian yang

disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telah kepustakaan. Sepak bola

adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari

bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11

(sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan sedangkan sekolah

sepak bola merupakan tempat belajar untuk bermain sepak bola bagi anak usia

dini dan muda. Sekolah sepakbola merupakan salah satu wadah yang

menampung kegiatan pembelajaran mengenai sepak bola. Secara keseluruhan

sekolah sepak bola menampung peserta didik anak-anak sampai ketingkat usia

dewasa.

Dalam bermain sepak bola tentunya harus mengetahui dan menguasai

Teknik dasarnya agar dapat bermain dengan bagus. Tingkat akurasi passing

pemain tim Aspac Fc Pakintelan Gunungpati masih sangat rendah hal ini

terjadi karena kurang variasi latihan passing yang dilakukan pada saat latihan,

sehingga
34

peneliti memiliki solusi untuk mengatasi rendahnya tingkat akurasi passing

pada pemain tim Aspac Fc Pakintelan Gunungpati yaitu dengan latihan passing

target gawang kecil dan passing berpasangan. Dengan adanya permasalahan

dan solusi tersebut, hasil yang diharapkan adalah semakin meningkatnya

tingkat akurasi passing pada pemain Aspac Fc Pakintelan Gunungpati.

Gambar 2. 9 Kerangka berpikir


1.4 Hipotesis Penelitian

Menurut (Hikmah, 2017) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penilitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum

didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teotiris terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Berdasarkan latar belakang

dan kajian teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : latihan passing target gawang kecil dapat meningkatkan

keterampilan passing pemain Tim Aspac FC Pakintelan

Gunungpati.

Ha2 : latihan passing berpasangan dapat meningkatkan keterampilan

passing pemain Tim Aspac FC Pakintelan Gunungpati.

Ha3 : Latihan manakah yang lebih baik antara passing target gawang dan

passing berpasangan dalam meningkatkan keterampilan passing

pemain Tim Aspac FC Pakintelan Gunungpati.

Anda mungkin juga menyukai