Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sepak Bola
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga prestasi. Untuk meraih
suatu prestasi sepakbola harus dilakukan dengan proses. Upaya pembinaan atlet harus
dilakukan dengan baik. Pembinaan harus dilakukan dengan terprogram dan kontinu
agar melahirkan atlet yang berprestasi. Latihan yang terprogram adalah
memperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan cabang olahraga yang
akan dilakukan pembinaan tersebut. Misalnya program latihan yang akan
diberikan, ataupun faktor yang berpengaruh terhadap pembinaan tersebut.
Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang
menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh dua regu
yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain.
Tujuan permainan ini dimainkan adalah untuk memasukkan bola kegawang lawan
sebanyak- banyaknya dan berusaha mempertahankan gawang sendiri dari serangan
lawan. Ada pun karakteristik yang menjadi ciri khas permainan ini adalah memainkan
bola dengan menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali lengan.
Di dalam memainkan bola setiap pemain dibolehkan menggunakan seluruh
anggota badan kecuali lengan, hanya penjaga gawang diperbolehkan memainkan bola
dengan kaki dan lengan. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-
masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Sepakbola hampir
seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas
menggunakan anggota tubuh manapun. Tujuan dari masing-masing regu adalah
memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dengan pengertian pula
berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah permainan
antara dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang dan dimainkan dengan
kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan dan lengan. Setiap tim
berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan
menjaga gawangnya dari kemasukan bola oleh serangan lawan dan permainan ini
dilakukan selama 2x45 menit.
Sepakbola adalah olahraga yang memerlukan faktor atau elemen yang
komplek untuk bisa bermain dengan baik atau berprestasi. Sepakbola adalah
permainan yang sangat popular dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing
terdiri dari 11 orang yang bertarung utuk memasukan sebuah bola bundar ke
gawang lawan (mencetak gol). Berdasarkan penjelasan ini, maka tim sepakbola
harus punya kondisi fisik yang baik dan Kondisi fisik adalah salah satu faktor
yang harus dimiliki oleh pemain sepakbola karena merupakan modal dasar untuk
menjalankan teknik dan taktik yang baikdan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kondisi fisik.

B. Keterampilan sepakbola
Keterampilan bermain sepak bola adalah menguasai teknik-teknik dasar
bermain sepak bola dan mampu mengaplikasikannya ke dalam sebuah permainan
dengan efektif dan efisien. Teknik-teknik dalam bermain sepak bola merupakan
gerakan yang sangat kompleks. Kompleksitas keterampilan sepak bola meliputi
menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, merampas bola, melempar, dan
menangkap bola. Sehingga membutuhkan proses latihanyang lama dan intensif agar
seseorang dapat mahir dalam menguasai teknik tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan bermain sepak bola
adalah kemampuan serta kesanggupan seorang pemain dalam menguasai teknik-
teknik dasar sepak bola dan mengaplikasikannya ke dalam permainan sepak bola
dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu pemain sepak bola wajib menguasai
keterampilan bermain sepak bola, karena hal ini akan sangat mendukung performa
pemain di lapangan.

C. Gerak dasar sepakbola


Gerak lokomotor dalam permainan sepak bola tergambar pada gerakan
melompat/meloncat, dan meluncur. Gerak non-lokomotor tercermin pada gerakan
seperti menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk. Sedangkan gerak manipulatif
tercermin pada gerakan-gerakan seperti menendang bola, menggiring bola,
menyundul bola, merampas bola, menangkap bola bagi penjaga gawang, atau
lemparan ke dalam.
Dalam upaya peningkatan keterampilan bermain sepak bola, keterampilan
dasar sepak bola erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak selain
fisik, teknik, taktik dan mental tentunya. Banyak gerakan-gerakan yang terjadi selama
permainan sepak bola berlangsung baik gerakan yang tanpa bola maupun gerakan
dengan bola, misalnya gerakan berlari, gerakan memutar badan, gerakan melompat,
gerakan meloncat, gerakan menendang bola, gerakan menyundul bola, dan gerakan
menangkap bola bagi penjaga gawang. Dengan demikian dalam sepak bola,
keterampilan gerak erat kaitannya dengan keterampilan bermain sepak bola. Gerak
lokomotor, gerak nonlokomotor, dan gerak manipulatif, merupakan gerakan yang
paling dominan dalam sepakbola.

D. Hakikat latihan
Latihan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam meningkatkan fungsional tubuh. Latihan adalah proses dimana
seorang atlet disiapkan untuk performa tertinggi, dalam hal ini peran pelatih sangat
penting dalam penyunsun program latihan yang sistematis dengan memanfaatkan
pengetahuan yang luas dari berbagai disiplin ilmu. Pengertihan latihan berasal dari
kata practice adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan kemahiran
berolahraga menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
cabang olahraga. Artinya dibutuhkan sarana yang mendukung dalam proses latihan
keterampilan gerak agar latihan berjalan dengan baik.

E. Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan merupakan bagian dari seluruh konsep dan tidak dapat
dilihat secara sempit saja. Prinsip latihan ini sering juga dilihat secara terpisah untuk
memahami konsep-konsep dasarnya. Pemakaian secara tepat prinsip-prinsip latihan
akan menghasilkan program-program latihan superior dan proses pelatihanyang bagus
bagi atlet. Penyusunan program latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
latihan sebagai berikut:
1) Partisipasi aktif
Dibutuhkan kerjasama antara seorang pelatih dan atletnya untuk mencapai
prestasi yang optimal, sehingga keduanya yang bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Pelatih
berkewajiban untuk mendidik atlet agar memiliki sikap bertanggung jawab,
disiplin dan mandiri.

2) Perkembangan Multilateral
Prestasi yang optimal perlu disiapkan melalui peletakan dasar
bangunan prestasi yang dilaksanakan pada tahap dasar yakni
perkembangan multilateral diletakkan pada awal program pembinaan
sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada anak usia : 6-15 tahun,
yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar seperti
jalan, lari, lompat, loncat, memanjat, meniti, merangkak, melempar,
menangkap. Pada tahapan perkembangan multilateral anak usia dini jangan
terlalu cepat dispealisasikan pada satu cabor tertentu berdasarkan dia untuk
aktivitas mengembangkan dirinya secara multirateral baik dalam aspek
fisik, mental, maupun, sosialnya.
3) Individu
Setiap atlet memiliki pontesi yang berbeda-beda dan berkarakter unik,
sehingga setiap latihan disusunlah sesuai karateristik setiap individu agar
tujuan latihannya tercapai targetnya. Perbedaan setiap atlet harus
dipertimbangkan oleh pelatih dalam pemberian program latihan dengan
mempertimbangkan faktor keturunan, umur perkembangan dan umur
latihan.
4) Beban Berlebihan (Overload)
Beban latihan yang diberikan kepada anak haruslah cukup berat dan
harus diberikan secara berulang kali dengan dengan intensitas cukup
tinggi. Beban latihan yang diberikan kepada altet haruslah cukup berat
untuk meningkatkan kemampuan atlet perlu latihan dengan bebab lebih
atau overload yakni, beban yang cukup berat atau benar-benar membebani
pada ambang rangsang kemampuan atlet.
5) Spesifikasi
Bentuk latihan yang dilakukan oleh atlet memiliki tujuan yang khusus
sehingga materi latihan harus dipilih sesuai dengan kebutuhan cabang
olahrganya. Latihan menghindari pembebanan pada otot yang berlawanan,
latihan hanya melatih otot yang digunakan dalam melakukan gerak bertujuan
untuk menghindari ketidak keseimbangan kemampuan otot yang menanggung
beban beraktivitas berlangsung sebab ketidakseimbangan dapat
mengakibatkan cidera pada otot itu sendiri.
6) Variasi
Latihan yang dilakukan dengan biasanya banyak menurut waktu, fikiran,
dan tenaga. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah
timbulnya kebosanan saat berlatih. Variasi latihan untuk mencegah kebosanan
berlatih, pelatih harus kreatif dan pandai menerapkan variasi-variasi latihan ,
misalnya lari, renang, mendayung, menembak dll.

F. Komponen Latihan
Komponen latihan merupakan kunci atau hal penting yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan dosis dan beban latihan. Selain itu komponen
latihan sebagai patokan dan tolok ukur yang sangat menentukan untuk tercapai
tidaknya suatu tujuan dan sasaran latihan yang telah disusun untuk dilaksanakan.
Komponen latihan adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas
(mutu) suatu latihan dan merupakan kunci keberhasilan dalam menyusun program dan
menentukan program latihan. Oleh karena itu, kesalahan dalam menentukan
komponen latihan akan menyebabkan suatu tujuan latatihan tidak akan tercapai secara
maksimal. Adapun komponen latihan yang harus diperhatikan seorang pelatih dalam
menyusun program latihan sebagai berikut:
1) Intensitas
Intensitas adalah salah satu variabel akut paling penting untuk
dipertimbangkan ketika merancang program latihan. intensitas kemudian
ditentukan dengan jumlah set repetisi yang akan dilakukan, yang didasarkan pada
tujuan tiap individu.
2) Repetisi
Repetisi atau pengulangan merupakan gerakan latihan yang sama tanpa ada
jeda istirahat. Repetisi merupakan jumlah ulangan per item latihan. Contoh dalam
melakukan push up sebanyak 20 kali, artinya harus melakukan repetisi push up
sebanyak 20 kali. Repetisi dilakukan tanpa jeda istirahat.
3) Set
Set adalah jumlah periode dalam satu gerakan. Set merupakan pengulangan
dari repetisi. Misalnya dalam melakukan sit up 25 kali, kemudian berhenti sejenak
dalam waktu 2 sampai 3 menit. Artinya suda memperoleh satu set dalam latihan.
Jadi, set merupakan pengulangan dari repetisi latihan.

4) Recovery
Recovery merupakan waktu istirahat yang diberikan pada saat antar repetisi.
Menurut Hartono, (2015:90) lamanya recovery tergantung dari tingkat kelelahan
yang dirasakan oleh atlet dan rangsangan latihan sebelumnya.
5) Volume
Volume latihan adalah jumlah total pekerjaan yang dilakukan dalam waktu
tertentu. Volume latihan merupakan komponen takaran yang sangat penting dalam
setiap latihan. Volume latihan merupakan bagian penting dalam suatu latihan baik
latihan fisik, teknik, maupun taktik. Jadi volume latihan adalah jumlah beban yang
diberikan pada saat latihan.
6) Interval
Interval adalah jeda waktu antar sesi latihan. Misal atlet melakukan sit up 10
kali, kemudian istirahat 40 detik, lalu kemudian melakukan lagi sit up 10 kali.
Interval adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar set atau seri atau
sirkuit atau antar sesi per unit latihan.
7) Durasi Latihan
Durasi latihan memiliki empat makna penting :
a) Jangka waktu dari awal latihan untuk akhir latihan, termasuk pemanasan
atau pendinginan.
b) Lama waktu (beberapa minggu) dihabiskan dalam satu tahap (atau
periode) latihan.
c) Durasi latihan untuk latihan adalah fungsi dari jumlah pengulangan,
jumlah set, jumlah latihan jeda rest interval.
d) Program latihan yang melebihi waktu 60-90 menit (tidak termasuk
pemanasan/pendinginan) berhubungan dengan penurunan energy
menyebabkan perubahan dalam respons sistem hormonal dan kebetulan
tubuh yang dapat memiliki negatif efek pada program latihan. Durasi
latihan untuk fase latihan ditentukan oleh tingkat kemampuan fisik client
dalam kedisiplinan menjalankan program latihan.
8) Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan mengacu pada jumlah sesi latihan yang dilakukan selama
priode waktu tertentu (biasanya satu minggu) jumlah sesi latihan per minggu, per
bagian tubuh ditentukan oleh banyak faktor termasuk tujuan latihan, usia,
kesehatan umum, kapasitas kerja, status gizi, pemulihan, gaya hidup dan tekanan
lainnya Nurhasan, dkk.
G. Komponen Kondisi Fisik
Kondisi fisik memiliki beberapa komponen yang mendukung untuk
terciptanya kondisi fisik yang efisien dan efektif. Karena dengan kita mengetahui
tentang komponen-komponen dari kondisi fisik, kita dapat menentukan baik
buruknya prestasi dari seseorang.
1) Daya Tahan Paru Jantung (Kardiovaskuler)
Daya tahan paru jantung merupakan kemampuan paru jantung seseorang untuk
mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang relatif lama. Aspek yang
meliputi daya tahan paru jantung yaitu denyut nadi dan tekanan darah.
2) Kekuatan Otot
Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam menerima beban dalam suatu
usaha yang dapat memungkinkan untuk menerima beban saat melakukan suatu
aktivitas.
3) Daya Tahan Otot
Daya tahan otot merupakan kemampuan otot untuk bekerja menerima beban
secara berulang kali. Dengan daya tahan otot seseorang dapat memiliki ketahanan
dalam melakukan aktivitas yang lebih lama.
4) Fleksibilitas atau Kelentukan
Kelentukan merupakan kemampuan persendian dalam melakukan gerak aktivitas
secara leluasa. Dengan adanya kelentukan seseorang dapat menjalani berbagai
aktivitasnya dengan leluasa.
5) Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk menempuh jarak tertentu dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Dengan memiliki kecepatan seseorang dapat
berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya dengan waktu yang singkat.
6) Daya Ledak (Power)
Daya ledak merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan yangmana dasar
dari melakukan aktivitas sehari-hari. Daya ledak terbagi dua golongan yaitu siklik
dan asiklik.

7) Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang untuk mempertahankan posisi
tubuh yang tepat dalam melakukan gerakan atau aktivitas ketika berdiri.
8) Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan tubuh seseorang untuk berpindah dengan cepat.
Kelincahan merupakan gabungan dari kecepatan dan kelentukan.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik


Kondisi fisik tidak bisa dicapai dengan maksimal jika tidak memperhatikan
beberapa hal penting lainnya yang dapat berpengaruh pada tubuh baik itu secara
langsung maupun tidak langsung.
a) Umur
Kondisi fisik pada usia anak-anak akan meningkat terus sampai maksimal ketika
usia sudah sampai 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kondisi fisik
dari seluruh tubuh sebesar 0,8-1 % per tahun, tetapi jika melakukan olahraga
secara rutin akan dapat dikurangi hingga setengahnya.
b) Jenis Kelamin
Sebelum pubertas biasanya kondisi fisik laki-laki hampir sama dengan kondisi
fisik dari perempuan, namun setelah pubertas kebugaran jasmani laki-laki akan
jauh lebih besar dari kebugaran jasmani perempuan.
c) Genetik
Faktor keturunan juga berpengaruh terhadap tingkat kapasitas jantung, paru-paru,
postur tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot.
d) Makanan
Asupan gizi yang seimbang juga berpengaruh dalam kondisi fisik seseorang.
Daya tahan yang tinggi dapat dicapai dengan mengonsumsi tinggi karbohidrat
sekitar 60-70%, diet protein untuk memperbesar otot untuk olahraga yang
memerlukan kekuatan otot. Selain adanya asupan makanan yang seimbang,
kualitas bahan makanan juga penting, seperti ada baiknya jika makanan tersebut
mengandung sedikit bahan kimia, proses pembuatan makanan juga berpengaruh
terhadap makanan yang dikonsumsi.

I. Kondisi fisik cabang olahraga sepakbola


Semakin marak berkembangnya olahraga sepakbola di tanah air yang terlihat
sekarang ini, membuka wacana para pembina dan pakar sepakbola bahwa pada
dasarnya pembinaan sepakbola harus dimulai dari usia dini. selain sebagai olahraga
hiburan, juga sebagai olahraga yangberprestasi yang membutuhkan proses pembinaan
yang cukup lama, dan berjenjang. Pemain yang berkeinginan untuk menjadi pemain
professional dan berprestasi harus melalui proses pembinaan yang baik. Dalam proses
pembinaan tersebut, diperlukan pelatih yang bagus, sarana dan prasarana latihan yang
baik, serta atlet yang berkompeten.
Dalam sepakbola banyak latihan yang harus ditingkatkan, terutama di bagian
kondisi fisik, karena kondisi fisik merupakan unsur terpenting dalam permainan
sepakbola, oleh karena itu adanya program latihan kondisi fisik perlu mendapat
perhatian yang serius, perencanaan yang matang dan sistematis akan meningkatkan
kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Aspek-aspek
pengembangan fisik yang perlu diperhatikan oleh setiap pemain seperti pola makan,
istirahat cukup dan latihan yang rutin serta terprogram agar pemain bisa menjaga
kebugaran fisiknya. Seseorang pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus
dikarenakan dalam olahraga sepakbola membutuhkan stamina yang bagus, ketahanan
tubuh yang kuat, serta keseimbangan tubuh yang ideal, karena dalam permainan
sepakbola membutuhkan gerakan seperti lari, mengubah arah dan menendang bola.
Kondisi fisik ditinjau dari segi faalnya adalah kemampuan seseorang dapat
diketahui sampai sejauh mana kemampuannya sebagai pendukung aktivitas
menjalankan olahraga. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun
pemeliharaannya. Kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ
tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik penting untuk mendukung
aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan
fisiknya memadai. Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik kondisi fisik yang
berbeda-beda berikut ini adalah komponen kondisi fisik yang ada pada cabang
olahraga sepakbola diantaranya adalah sebagai berikut;
1) Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam
mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja Kekuatan
adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu
keadaan. Kekuatan memegang peranan yang penting, karena kekuatan adalah
daya penggerak setiap aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan
prestasi. Dalam permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan
kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan baik
(selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain itu, dengan
memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat melakukan
tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada teman maupun
untuk mencetak gol.
2) Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk
berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban
tertentu. Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu
yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami
kelelahan yang berlebihan. Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan
yang membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan
penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menit bahkan
lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik yang terus menerus dengan
berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, meluncur (sliding), body
charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi.
3) Daya Ledak Otot (Muscular Power)
Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan
maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Daya otot
dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor
yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi
daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk
melakukan kerja fisik secara tiba-tiba.
Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang dilakukan secara tiba-
tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat merebut bola. Pemakaian daya
otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal dalam waktu singkat dan pendek.
Orang yang sering melakukan aktifitas fisik membuat daya ototnya menjadi baik.
Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga
semua faktor yang mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya
otot.
4) Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat
melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek setelah
menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai laju gerak
berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Kecepatan juga
merupakan salah satu faktor yang menetukan kemampuan seseorang dalam
bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan dapat dengan cepat
menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah pula dalam mencetak
gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain
mengejar bola.
5) Fleksibility
Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk
segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah
ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh.
Kelentukan menyatakan kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh
suatu persendian. Jadi meliputi hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap
persendian mempunyai kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur
anatominya. Gerak yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi
batang tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di
tempat lain pula demikian.
Dengan demikian kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan
secara bebas. Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini
dapat dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan.
Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik pada usia
lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot sebagai akibat
berkurang latihan (aktifitas fisik). Sepak bola memerlukan unsur fleksibility, ini
dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding
tackle serta mengubah arah dalam berlari.
a. Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang
yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi
yang baik, berarti kelincahannya cukup baik. Kelincahan kemampuan merubah secara tepat
arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Azidman dkk 2017).
Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya seorang
pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan
mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain
yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola,
namun kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh (Hardiansyah, 2018).
b. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ
syaraf otot. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat
melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan,
kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah
raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Edwardsyah & Syampurna, 2016).
Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting
dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang
pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat
mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik
maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam
melakukan body contact terhadap pemain lawan. Seorang pemain sepakbola apabila memiliki
keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu
menguasai bola (Puspitasari, 2019).
c. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak
yang berada berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif. Koordinasi menyatakan
hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Jadi apabila seseorang
itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat melaksanakan tugas dengan mudah
secara efektif. Dalam sepak bola, koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan
gerakan teknik dalam sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan
melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya
(Puspitasari, 2019).
d. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas
terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek
langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh. Dengan latihan atau aktivitas
olahraga yang menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan dari kerja tubuh untuk
mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan tujuan tercapai dengan baik.
Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang dilakukan seorang pemain untuk dapat
mengoperkan bola secara tepat pada teman, selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah
gawang secara tepat untuk mencetak gol (Jager et al., 2017).
e. Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam
menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status
kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan. Reaksi
dapat dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan pandang,
reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa (Jager et al., 2017).
Seorang pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang baik, hal ini dimaksudkan
agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah bola. Biasanya reaksi
sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk menghalau bola dari serangan lawan,
akan tetapi semua pemain dituntut juga harus mempunyai reaksi yang baik pula. Sebelum
diterjunkan ke arena pertandingan, seorang pemain sudah berada dalam kondisi dan tingkat
kesegaran jasmani yang baik untuk menghadapi intensitas kerja dan tekanan-tekanan yang
akan timbul dalam pertandingan (Jager et al., 2017).

J. Hakikat Kecepatan pada cabang olahraga sepakbola

Kecepatan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk


melakukan suatu gerakan secara singkat. Kemampuan dqn pengembangan kecepatan setiap
individu ditentukan olaeh tipe otot yang dimiliki. Maka dari itu kecepatan sangatlah
berpengaruh dalam menunjang prestasi pemain sepakbola. Hal ini disebabkan karena
kecepatan dalam cabang olahraga sepakbola memiliki fungsi untuk melakukan suatu transisi
dari bertahan dan akhirnya melakukan penyerangan dan dari melakukan penyerangan ke
melakukan pertahanan dan semua kegiatan tersebut dilakukan dengan cara berlari.
Manusia memiliki dua tipe yaitu otot merah (slow twitch fiber) yang memiliki fungsi
dalam daya tahan namun gerakannya lamban dan otot putih (fast twitch fiber) memiliki
fungsi dalam hal kecepatan namun tidak bertaham secara lama. Teradapat macam-macam
kecepatan yang pada dasarnya kecepatan dibedakan dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1) Kecepatan Gerak dari Berbagai Tubuh


Kecepatan yang dibatasi faktor pada gerak masing-masing otot. Kecepatan gerak
sangatlah spesifik dari bagian tubuh.
2) Kecepatan Percepatan Lari
Kecepatan percepatan dan kecepatan lari maksimal ialah hasil yang diperoleh melaui
penghitungan dari frekuensi gerak dan amplitudo gerak dalam menempuh jarak
tertentu.
3) Kecepatan Lari Maksimal
Kecepatan lari maksimal adalah jauh tidaknya seseorang dalam mempertahankan
kecepatan lari maksimalnya.

K. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan


Sebenarnya ada banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
yang dimiliki oleh seseorang. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
kecepatan seseorang yaitu waktu reaksi, konsentrasi, kemauan, elastisitas otot, jenis
otot, kekuatan tubuh dalam melwan tahanan, teknik, jenis otot. Terdapat beberapa
factor yang dapat mempengaruhi kecepatan lari seseorang adalah sebagai berikut :
1) Tenaga
Reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh seseorang selama melakukan olahraga
merupakan efek dari otot. Maka dari itu tenaga otot sangat diperlukan dalam
mempengaruhi kecepatan otot.
2) Viscositas
Viscositas otot yang baik dihasilkan melalui fase peregangan dan pemanasan
yang baik. Viscositas otot yang dingin akan berpengaruh negative pada
kecepatan maksimal seseorang.
3) Kecepatanreaksi
Suatu rangsangan yang baik merupakan hasil dari kecepatan reaksi yang baik.
Suati kecepatam reaksi yang baik mampu menjawab rangsangan dengan
sangat cepat.

4) Kecepatankontraksi
Kecapatan yang terjadi pada pengerutan otot yang terjadi setelah mendapatkan
rangsangan saraf. Pada kecepatan ini, cepat tidaknya kontraksi tergangtung pada
serabut otot yang dimiliki. ototnya.

L. Resisted Sled Training


Gerakan Sprint diakui sebagai mode tercepat dari pergerakan manusia tanpa
bantuan. Ini adalah tindakan penting yang telah dilakukan manusia sejak zaman
prasejarah, tidak hanya sebagai penentu kelangsungan hidup tetapi juga sebagai
aktivitas kunci dalam pengembangan dan hasil akhir kompetisi dalam berbagai
disiplin olahraga, baik individu (misalnya, atletik) dan olahraga tim (misalnya, sepak
bola, rugby, bola basket, futsal, atau hoki lapangan). Sprint adalah gerakan yang
paling sering dilakukan dalam situasi gawang dalam sepak bola profesional. Selain
itu, pemain sepak bola profesional, yang mengutamakan sprint, menjadi lebih cepat
dari waktu ke waktu dan tidak tergantung jenis kelamin dan/atau usia. Oleh karena
itu, sprint telah dipelajari secara ekstensif baik dari sudut pandang biomekanik
maupun fisiologis.
Salah satu metode untuk meningkatkan performa sprint adalah resisted sled
training (RST). Resisted Sled Training (RST) telah diterapkan dalam olahraga selama
beberapa dekade, berkembang dari tarikan roda ke perangkat elektromekanis saat ini
yang mengatur beban untuk menghasilkan hilangnya kecepatan yang diinginkan oleh
atlet. Oleh karena itu, beban harus dipilih berdasarkan olahraga dan status fisik atlet.
Misalnya, pelari cepat lintasan dan lapangan dapat menggunakan beban yang tidak
mengurangi kecepatan lari lebih dari 10–12% massa tubuh (BM). Sebaliknya, atlet
olahraga lapangan yang mengatasi hambatan eksternal saat memblokir dan menjegal
dapat menggunakan beban 20–30% beban maksimal untuk meningkatkan akselerasi
dini.
Kemampuan untuk meningkatkan performa sprint yang maksimal adalah
tujuan utama pelatihan untuk mengkondisikan pelatih dari berbagai cabang olahraga.
Sprint didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan lari. Akselerasi sesaat positif
dari waktu ke waktu menyiratkan peningkatan kecepatan sprint. Fase kecepatan
maksimal didefinisikan sebagai periode di mana kecepatan sprint teratas tercapai, dan
dengan demikian, akselerasi mendekati nol. Kecepatan transisi diukur sebagai
pemisahan antara fase percepatan dan kecepatan maksimal. Untuk setiap pemain
berbasis sprint, peningkatan performa secara keseluruhan dapat dihasilkan dari
peningkatan akselerasi dan/atau fase kecepatan maksimal. Selain itu, kemampuan
akselerasi dan kecepatan maksimal biasanya merupakan indikator kinerja fisik yang
dipantau dalam kompetisi dan pelatihan olahraga lapangan.
Program latihan berfokus pada dua metode umum untuk meningkatkan kinerja
sprint. Program dirancang untuk meningkatkan tenaga atlet dan output daya, atau
meningkatkan efisiensi dan penggunaan output fisik yang diberikan. Metode yang
terakhir secara tradisional membutuhkan latihan teknik sprint seperti latihan 'ankling',
'heel kicks' dan 'high-knee'. Berkenaan dengan peningkatan kekuatan dan keluaran
daya, berbagai metode pelatihan telah mengilustrasikan transfer positif dari pelatihan
ke kinerja sprint dengan peningkatan kekuatan maksimal,kekuatan maksimal,
kekuatan reaktif (pelatihan plyometric) dan kombinasi dari metode ini. Beberapa
komponen ground reaction force (GRF) bekerja secara terkoordinasi untuk
menghasilkan kecepatan lari yang positif. Produksi gaya horizontal (anteroposterior)
dibagi menjadi konstituen pengereman (negatif, posterior) dan propulsif (positif,
anterior). Jumlah vektor gaya horizontal dan vertikal disebut resultan (total) GRF.
Rasio gaya, yang menggambarkan keefektifan penerapan gaya ke tanah, dihitung
untuk setiap fase sikap sebagai komponen horizontal neto di atas resultan GRF.
Karena rasio gaya menurun secara linear dengan peningkatan kecepatan selama
transisi dari percepatan ke fase kecepatan maksimal, teknik penerapan indeks gaya
menunjukkan penurunan rasio gaya dengan peningkatan kecepatan.
Transfer yang kuat antara pelatihan dan kinerja memberikan efisiensi
pelatihan, yang sangat penting bagi pelatih dan atlet. Pelatihan resisted sled training
(RST) adalah salah satu metode pelatihan yang dapat meningkatkan kecepatan sprint.
Pelatihan RST melibatkan serangkaian upaya sprint garis lurus maksimal sambil
menarik perangkat kereta luncur. Kereta luncur dipasang ke atlet dengan tali dan tali
pengikat dada atau pinggang. Beban yang digunakan menyesuaikan kemampuan atlet
dan menggunakan prinsip progressive overload. Sebuah penelitian menyebutkan
bahwa terjadi peningkatan kecepatan sprint, setelah menjalani latihan dengan menarik
beban kereta luncur berbobot 30% dari massa tubuh.
Selama melakukan latihan dengan menggunakan metode RST dapat
berpengaruh dan dapat memperbaiki teknik lari. Beban yang diberikan disesuaikan
dengan demikian dapat meningkatkan waktu kontak antara kaki dengan tanah. Pada
kondisi yang seperti itu terdapat manfaat yang diberika dalam melatih. Manfaat yang
diberikan antara lain sebagai metode latihan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki dan mengoreksi teknik saat berlari sprint yang pada dasarnya sangat
diperlukan untuk melakukan sprint dalam cabang olahraga sepakbola.
Pelatihan kecepatan selalu dapat dioptimalkan dengan menggunakan RST
yang dapat dioptimalkan untuk tubuh bagian atas maupun tubuh bagian bawah.
Latihan dengan menggunakan metode ini dapat membantu meningkatkan aktivasi otot
dan menyebabkan pelatihan yang lebih eksplosif tentunya dengan teknik yang tepat
untuk memaksimalkan hasil dari pelatihan tersebut. Melakukan pelatihan dengan RST
telah terbukti meningkatkan panjang langkah dan dapat fokus pada frekuensi langkah
dengan teknik tertentu. Berdasarkan tujuannya bentuk dari latihan ini dapat
meningkatkan panjang langkah dengan meningkatkan kemampuan gaya otot tungkai
dan berkembang merekrut serabut otot – otot cepat (fast twice muscle fibress).

M. Kerangka Konsep

Sepakbola

Kondisi fisik

Program latihan

Resisted Sled Training

Fast Twice Muscle Fibress

Pre-test Intervensi Post-test

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian

Kerangka konsep merupakan pemikiran dari penulis dalam rangka meresum


landasan teori secara logika yang diambil. Kerangka berfikir dapat juga diartikan
sebagai satu kajian yang dibuat berdasar teori yang diambil. Judul yang diteliti adalah
pengaruh latihan sled menggunakan beban 5 kg terhadap kecepatan pada ukm sepak
bola universitas negeri surabaya. Suatu usaha untuk meningkatkan kecepatan pada
cabang olahraga sepakbola adalah dengan menerapkan metode latihan yang disusun
secara sistematis dan dilakukan secara berkelanjutan. Metode yang digunakan salah
satunya yaitu Resisted Sled Training (RST). Pada penelitian ini peneliti menggunakan
jarak 30m sebagai program latihannya dan menggunakan beban eksternal sebesar 5kg.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pre-test dan post-test design.
Penelitian diawali dengan pengambilan data awal (sprint), selanjutnya dilakukan
perlakuan (intervensi) pelatihan Resisted Sled Training yang dilakukan selama 8
minggu dengan frekuensi latihan 3 kali/ minggu. Setelah menjalani pelatihan selama 8
minggu, subjek penelitian diarahkan untuk diambil data akhir (sprint).

Anda mungkin juga menyukai