Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian


dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berbagai cara
dilakukan antara lain peningkatan sarana dan prasarana pendidikan melalui
pelatihan, kursus, seminar dan lokakarya baik di tingkat daerah maupun nasional
(Muhajir, 2004). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suatu proses pembelajaran peserta didik secara aktif agar dapat mengembangkan
potensinya (Rosdiani, 2013).
Menurut (Kemenegpora, 2005) menjelaskan bahwa olahraga merupakan
segala bentuk kegiatan untuk membina, mendorong, dan mengembangkan potensi
baik jasmani, rohani, maupun sosial yang dilakukan secara sistematis dan
terstruktur. Saat ini ketika mendengar kata “olahraga” atau “sport” yang terlintas
dalam pikiran kita adalah atlet. Padahal banyak pelaku olahraga selain atlet pada
pelatih, wasit, dan pengurus organisasi olahraga yang dalam menjalankan
profesinya, harus rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan keluarganya
untuk dapat memberikan prestasi yang maksimal demi mengharumkan nama
bangsa dan negara.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan proses pendidikan
menyeluruh yang menggunakan aktivitas fisik dengan permainan dan olahraga
sebagai alatnya. Asumsi tersebut diperkuat oleh (Giriwijoyo & Sidik, 2013)
mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang
disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang diperlukan sebagai media
(wahana) bagi proses pendidikan yang mengembangkan tiga domain yaitu domain
kognitif (penalaran, pengetahuan, keilmuan dan keluasan wawasan), domain
afektif (sikap baik sikap rohaniah, sikap sosial), domain psikomotor (pola perilaku
sehari-hari, fisik). Pendidikan jasmani bukan hanya terdapat pada lingkungan

1
2

kelas yang dibatasi oleh empat dinding, tetapi juga diluar kelas yang tidak
terbatasi dinding, karena peningkatan pribadi manusia itu akan berkembang
dimana saja dan kapan saja. Sehingga tujuan yang ingin dicapai bukan hanya
pencapaian fisik, tetapi juga melibatkan aktivitas psikis atau mental. Oleh karena
itu, pendidikan jasmani juga mengembangkan aspek jasmani, intelektual, sosial,
emosi, moral dan pembiasaan pola hidup sehat melalui kegiatan jasmani.
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah belajar keterampilan gerak,
dimana gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk kegiatan fisik dan olahraga
permainan serta didalamnya terkandung nilai sikap atau perilaku. Belajar
keterampilan gerak dapat diartikan sebagai suatu rangkaian proses pembelajaran
gerak yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Menurut
(Depdiknas, 2006) menjelaskan bahwa ruang lingkup program pendidikan jasmani
terdapat enam jenis aktivitas yaitu: aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas
pengembangan, aktivitas uji diri, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan aktivitas luar
sekolah/alam bebas. Dalam pendidikan jasmani terdiri atas beberapa permainan
atau olahraga salah satunya adalah olahraga sepak bola (Harsuki, 2003).

Sepakbola adalah salah satu olahraga yang telah populer dan disukai banyak
masyarakat, permainan ini sudah berkembang menjadi olahraga yang sangat
digemari oleh semua kalangan masyarakat, dengan berbagai latar belakang serta
tujuan yang berbeda, ini membuktikan bahwa sepakbola merupakan cabang
olahraga yang sangat populer di masyarakat kita, sehingga tidak jarang kita dengar
bahwa sepakbola merupakan olahraga yang bermasyarakat, disamping itu
sepakbola juga dipercaya selain bisa belajar untuk menumbuhkan dan
mengembangkan aspek kognitif, juga aspek afektif seperti sikap sportif, tanggung
jawab, kerjasama, menghargai dapat dibentuk melalui olahraga ini (Valentino &
Iskandar, 2020).

Dalam permainan sepakbola terdapat bermacam-macam teknik dasar, yang


terdiri dari: 1) Menendang bola (Passing dan Shooting), 2) Menerima bola
(menghentikan dan mengontrol bola), 3) Menggiring bola, 4) Heading, 5)
Melempar bola. Dari beberapa teknik yang ada, heading adalah teknik dasar yang
3

juga sering digunakan dalam permainan sepakbola, dikarenakan kemampuan


heading dengan baik dan benar dapat dipergunakan untuk tujuan: 1) Memberi
operan kepada teman, 2) Menghentikan bola, 3) Heading kearah gawang lawan, 4)
untuk membuat gol kemengangan, 5) menghalau atau menghadang serangan dari
lawan di daerah pertahanan sendiri kedepan. Selain itu tujuan permainan
sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya kegawang lawan
dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukan atau kebobolan.

Menyundul bola merupakan salah satu teknik yang terpenting dalam


permainan sepakbola, mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain, Sucipto, dkk
(2000) menyatakan bahwa menyundul bola adalah memainkan bola dengan
kepala, dimana tujuannya adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan
mematahkan serangan lawan atau membuang bola.

Dalam menyundul bola agar lebih maksimal harus di ikut sertakan dengan
kelenturan yang dapat membantu atlet untuk mengembangkan gerakan-gerakan
yang diinginkannya dan mencegah terjadinya cedera, menurut Arsil (2008)
kelenturan adalah kemampuan menggerakkan persendian dan otot pada
keseluruhan ruang geraknya. Sedangkan Jonath/Krempel dalam Syafruddin (2011)
mengatakan “Kelenturan (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk
melakukan latihan-latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas.

Yang perlu dilatih adalah kelenturan persendian tubuh, kelenturan togok dan
kelenturan otot leher. Ini menandakan seseorang tidak akan bisa menyundul bola
dengan baik tanpa didukung oleh kemampuan kelenturan, terutama kelenturan
togok, karenan diperlukan untuk mengoptimalkan pergerakan saat pelaksanaan
menyundul bola.

Lebih dicermati lagi, pada pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga


kesehatan, serta pada kegiatan ekstrakurikuler khusus pembianaan olahraga sepak
bola, salah satu faktor yang menghambat keberhasilan siswa melakukan heading
adalah kurang terlatihnya kelenturan togok, kemampuan siswa menyundul bola
ke arah gawang lawan yang tidak akurat, kelenturan togok yang tidak terlatih
4

dengan baik, begitu pula dengan usaha meningkatkan komponen fisik pemain
belum terprogram dengan sistematis.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada siswa SMP Negeri 1
Kambowa Kabupaten Buton Utara, didasarkan data-data yang diperoleh
menunjukkan bahwa saat melakukan heading banyak siswa yang mengalami
kesulitan/kegagalan, seperti yang terjadi bola tidak sampai ke gawang atau keluar
lapangan ataupun perkenaan bola dengan kepala. Hal ini dapat dilihat dari hasil,
tidak semua siswa dapat melakukan heading dalam permainan sepak bola dengan
tingkat keberhasilan baik. Sehingga penulis berasumsi bahwa hal tersebut ada
hubungannya dengan faktor kelenturan togok siswa yang masih rendah atau masih
belum maksimal.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis ingin meniliti berapa


besarnya “Hubungan antara kelenturan togok dengan kemampuan menyundul
bola”, yang bertempat di Desa Konde lebih tepatnya di SMPN 1 Kambowa, agar
ilmu dan pengetahuan dalam penilitian nanti dapat bermanfaat serta meningkatkan
prestasi dalam bidang olahraga sepak bola.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat di
rumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu, apakah ada hubungan
kelenturan togok dengan kemampuan meyundul bola pada permainan sepak bola
siswa SMP Negeri 1 Kambowa Kabupaten Buton Utara ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menegetahui seberapa besar korelasi
kelenturan togok dengan kemampuan meyundul bola pada permainan sepak bola
siswa SMP Negeri 1 Kambowa Kabupaten Buton Utara

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitan ini adalah sebagai berikut:
1. Para siswa, pelatih, dan para peminat olahraga sepak bola untuk mendapatkan
pengetahuan dan digunakan sebagai pedoman dasar untuk memberikan
5

informasi ilmiah dalam pelaksanaan menyundul bola terkhusus dalam hal ini
kelenturan togok.
2. Memberikan sumbangsi informasi positif bagi guru pendidikan jasmani dan
kesehatan dalam melatih dan mengajar, memilih dan mengembangkan pola
latihan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan menyundul bola dalam
permainan sepak bola yang dimiliki siswa, agar latihan atau pembelajaran
yang dilakukan dapat berjalan secara terencana, efisien dan efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Kelenturan Togok


1. Pengertian Kelenturan
Kelenturan adalah keluasaan persendian dan elastisitas dari otot-otot,
bahkan sebagian kecil ditentukan oleh kulit. Sesuai dengan batasan kelenturan
sebagai mana telah di kemukakan, maka kelenturan biasanya di kembangkan
melalui latihanlatihan peregangan otot dan latihan memperluas ruang gerak
persendian. Untuk pergerakan yang dilakukan saat heading dalam permainan
sepak bola membutuhkan kelenturan tubuh kebelakang dalam menampilkan
pola gerak dinamis, sehingga gerakan untuk heading akan mempergunakan
jaringan otot abdominialis secara dominan, artinya bahwa setiap pemain harus
memiliki kekuatan otot perut (Irvan, 2020).
Menurut (Anton & Afrizal, 2020) kelenturan dapat diartikan sebagai “
salah satu elemen atau usur kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari
keterampilan keterampilan kekuatan ,kecepatan,daya tahan,kelincahan dan
koordinasi”. Kelenturan juga sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani,
yang merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya
seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot”.
Menurut (Afri, Musyafari, & Sutardji, 2013) dalam penenlitiannya
Flexibility atau biasa disebut kelenturan merupakan salah satu aspek kondisi
fisik yang sangat penting dalam pencapaian prestasi yang optimal. Kelenturan
adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri dalam segala aktifitas
dengan penguluran tubuh yang luas. Tulang belakang (Kolumna Vertebralis)
terdiri dari empat bagian vertebra servikalis, vertebra torakalis, vertebra
lumbalis dan vertebra sakralis yang berfungsi sebagai penopang badan yang
kokoh dan memberi fleksibilitas memungkinkan membengkok tanpa patah.
Jadi dapat dikatakan bahwa Kelenturan (flexibility) bila dipandang dari
dunia olahraga, biasanya mengacu pada ruang gerak sendi atau sendi-sendi
tubuh. Ukuran lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang
gerak sendisendinya. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan

6
7

ternyata makin lentur seseorang pada umumnya dapat memberikan penampilan


yang lebih baik dalam melakukan olahraga. Sebaliknya kelenturan yang sangat
terbatas menyebabkan gerakan yang terbatas pula dan mudah meyebabkan
cedera pada otot-otot (Delasonia, 2013).

2. Kelenturan togok
Kelenturan togok adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
gerakan-geraken pada tubuhnya dengan lentur, dengan ruang gerak sendi dan
elastisitas dari otot-otot. Kemampuan fisik yang dimaksud terutama ditekankan
pada bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam heading bola seperti
unsur fisik kekuatan otot perut, kelenturan togok ke belakang dan
keseimbangan merupakan hal yang sangat penting agar dapat melakukan
gerakan heading bola dengan baik dan optimal. Kelentukan adalah efektivitas
seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran
tubuh yang luas (Sajoto, 1995).
Kelenturan togok ke belakang dibutuhkan pada saat melakukan heading
bola sebagai upaya persiapan pelaksanaan sundulan dimana kelenturan togok
ke belakang akan memberikan sudut gerakan badan dalam ayunan. Kedua
aspek tersebut merupakan satu kesatuan gerak yang penting dalam menunjang
pelaksanaan heading sehingga menghasilkan unjuk kerja yang optimal
(Muhammad, Ronni, Roma, & Irfan, 2020).
Adapun manfaat seseorang melakukan peregangan menurut (Delasonia,
2013) sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kebugaran fisik seorang atlet,
2. Dapat mengoptimalkan daya tangkap, latihan dan penampilan atlet pada
berbagai bentuk gerakan yang terlatih,
3. Dapat meningkatakan mental dan relaksasi fisik atlet,
4. Dapat meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh atlet,
5. Mengurangi resiko keseleo sendi dan cedera otot,
6. Mengurangi resiko cedera punggung,
7. Mengurangi rasa nyeri otot,
8

8. Mengurangi rasa sakit yang menyiksa pada saat menstruasi bagi atlet
wanita,
9. Mengurangi ketegangan otot.

Ada beberapa keuntungan bagi atlet yang memiliki kualitas


fleksibelitas yang baik menurut (Delasonia, 2013) antara lain:
1. Akan memudahkan atlet dalam menampilkan berbagai kemampuan gerak
dan keterampilan,
2. Menghindarkan diri dari kemungkinan terjadi cedera pada saat melakukan
aktifitas fisik,
3. Memungkinkan atlet untuk dapat melakukan gerak ekstrim,
4. Memperlancar aliran darah sehingga sampai pada serabut otot.
Faktor yang mempengaruhi fleksibilitas menurut (Delasonia, 2013)
secara garis besar adalah elastisitas otot, tendo dan ligamenta, susunan tulang,
bentuk persendian, suhu/temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioritme.
Elastisitas otot, tendo dan ligamenta sangat dipegaruhi oleh keadaan suhu atau
temperatur tubuh, semakin panas suhu tubuh maka kondisi otot akan relatif
lebih elastis dari pada suhu tubuh normal.
Untuk itu sebelum melakukan aktivitas fisik dalam olahraga harus
didahului dengan pemanasan agar suhu tubuh naik sehingga kondisi otot
relatif fleksibel. Susunan tulang dan bentuk persendian ikut berpengaruh
terhadap fleksibelitas otot artinya idak semua persendian dapat melakukan
gerakan yang sama hanya persendian tertentu yang dapat melakukan
gerakangerakan seperti rotasi, fleksi, antefleksi, aduksi, maupun abduksi.
Umur dan jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat fleksibelitas otot
seseorang. Fleksibelitas hukumnya terbanding terbalik dengan umur. Oleh
karena itu pada usia anak-anak relatif lebih fleksibel dari pada usia tua.
Kondisi fleksibelitas yang terbaik dicapai pada umur kira-kira 15 – 16 tahun.
Sedangkan jenis kelamin berpengaruh terhadap fleksibelitas dimana wanita
lebih fleksibel dari pada laki-laki. Bioritme adalah gelombang atau irama
hidup manusia pada waktuwaktu tertentu dalam satu hari.kondisi elastisitas
otot dan keluasaan gerak persendian yang paling baik terjadi pukul 10.00 –
9

11.00 pada pagi hari dan antara pukul 16.00 – 17.00 pada sore hari. Dengan
demikian kelenturan mempunyai peran yang sangat penting bagi siswa untuk
melakukan gerakan guling depan. Kaitannya kelenturan togok dengan
kemampuan guling depan yaitu kelenturan togok tubuh akan memberikan
kesempurnaan gerak. Siswa dengan tingkat kelenturan togok yang baik akan
dapat melakukan gerakan yang baik pula, gerakan yang dilakukan lebih
efisien, efektif, harmonis dan luwes.
Di samping itu kekuatan togok akan mempermudah mempelajari
teknik-teknik gerakan guling depan serta mencegah terjadinya cedera.
Didasari uraian di atas maka kelenturan togok adalah salah satu faktor kondisi
fisik yang mampu memudahkan siswa dalam mempelajari keterampilan gerak
seperti dalam proses latihan guling depan. Unsur kelenturan togok tersebut
tidak terlepas dalam optimalisasi pencapaian penampilan keterampilan
jasmani baik bagi siswa dalam mencapai prestasi proses belajar. Adanya hal
tersebut maka guru penjas perlu mngembangkan kemampuan kelenturan siswa
dengan memberikan berbagai macam latihan pengembangan kelenturan
(Delasonia, 2013).
Kelenturan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri
untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas (Sajoto, 1995 : 9).
Kelenturan dipengaruhi oleh elastisitas otot-otot setas dinyatakan dalam
satuam derajat. (Harsono 1988 ) mengatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang
ditentukan luas atau sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Jadi kelenturan
adalah kemampuan melakukan gerakan dalam ruag gerak sendi. Kecuali oleh
ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan elastisitas tidaknya otot-otot,
tendon, dan ligament. Togok/tulang belakang (Kolumna Vertebralis) terdiri
dari lima bagian yaitu (1) Verterbra servikalis, (2) Vertebra torakalis, (3)
vertebra lumbalis, (4) Vertebra sakralis, dan (5) Vertebra kogsigialis.
kolumna vetebralis ini berfungsi sebagai penopong badan yang kokoh
sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantara tulang rawan cekram
intervertebralis yang lengkungnya memberi fleksibilitas untuk membengkok
10

tanpa patah (Syaifuddiun, 2006 : 53). Untuk lebih jelasnya perhatikan pada
gambar berikut.

Gambar 2.1 Kolumna Vertebralis (Togok) https://www.bing.com/images/search?


=columna+vertebral

Kelentukan sangat berguna untuk mencegah cidera. Dengan demikian


oleh seseorang akan dapat: (1) mengurangi kemungkinanan terjadinya cidera
otot dan sendi, (2) membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi
dan kelincahan, (3) membantu perkembangan prestasi, (4) mengehemat
pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan, dan (5)
membantu memperbaiki sikap tubuh (Harsono 1988 )
B. Hakikat Menyundul Bola
Heading bola merupakan salah satu dari beberapa teknik yang ada pada
permainan sepakbola, yang harus memenuhi ketentuan peraturan permainan untuk
dimanfaatkan dalam bermain sepakbola. Dalam siatuasi bermain sepakbola, tidak
11

selamanya hanya dimainkan dengan kaki tetapi juga menggunakan kepala apabila
arah datangnya bola di atas jangkauan kaki.
Menyundul bola dapat dilakukan dengan sikap berdiri dengan kaki tetap
kontak dengan tanah atau sambil melompat ke udara. Sikap manapun yang
dilakukan harus tetap memperhatikan beberapa faktor, yakni mata harus
mengawasi bola yang datang, badan condong ke belakang untuk mendapatkan
tenaga lecutan, kedua tangan direntangkan kesamping untuk menjaga
keseimbangan. Pada saat kontak, bagian depan kening mengenai bagian tengah
bola. Bola disundul dengan lecutan yang tenaganya datang dari pinggang, leher
dan perut, arah bola dapat diatur dengan leher (Risaldi, 2019).
Menurut (Arifan, Barlian, & Afrizal, 2020) Heading adalah teknik dasar
yang penting dalam sepakbola, sundulan bukan hanya sekedar cara mengoper bola
dengan kepala, melainkan juga dapat sebagai andalan untuk mencetak gol
kegawang lawan”.Oleh sebab itu semakin cepat dan tepat pergerakan tubuh maka
bola semakin dapat disundul tajam kegawang dan memungkinkan untuk sulit
diantisipasi oleh kiper lawan. Ada konsep dasar yang harus dikuasai dalam
melakukan heading yaitu:
1. Pada saat anda melihat kedatangan bola, bergeraklah ke arah bola itu untuk
menghadang lajunya.

2. Perhatikan arah datangnya bola, dan terus perhatikan sampai bola tersebut
menimpa kening anda.

3. Jangan memejamkan mata atau anda akan kesakitan, perhatikan arah gerakan
bola yang datang dan menjauhi tubuh anda.

4. Sundul bola itu dengan bagian atas kening anda, jangan memakai pelipis atau
bagian atas kepala anda.

5. Gerakkan kepala anda ke belakang dan dengan kuat sundullah bola itu, jangan
hanya diam dan membiarkan bola menimpa kepala anda.
Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan
kepala.Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk
mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan/
12

membuang bola. Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat


dilakukan sambil berdiri, melompat, dan sambil meloncat.Banyak gol tercipta
dalam permainan sepakbola dari hasil sundulan kepala. Menurut (Marsuki,
2018) Penggunaan atau manfaat dalam melakukan heading bola:
1. Mencetak bola

2. Meneruskan bola

3. Untuk member umpan

4. Untuk mematahkan serangan (clearing) bagi pemain pertahanan

5. Untuk mengontrol bola


C. Hubungan Antara Kelenturan Togok dan Teknik Menyundul Bola
Kelenturan togok adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan-
geraken pada tubuhnya dengan lentur, dengan ruang gerak sendi dan elastisitas
dari otot-otot. Kemampuan fisik yang dimaksud terutama ditekankan pada bagian
tubuh yang memegang peranan penting dalam heading bola seperti unsur fisik
kekuatan otot perut, kelenturan togok ke belakang dan keseimbangan merupakan
hal yang sangat penting agar dapat melakukan gerakan heading bola dengan baik
dan optimal. Dalam melakukan heading, leher harus ditegakkan, dan leher agak
ditarik kebelakang menyundul bola harus dilakukan dengan kekuatan seluruh
badan waktu menyundul bola, bola itu harus kena pada dahi Padangan mengikuti
gerakan.

Bermain sepakbola dengan menggunakan kepala sebenarnya sangatlah


menguntungkan, untuk memainkan bola-bola atas yang bertujuan mengoper pada
teman, menghalau saat diserang, lebih-lebih untuk mencetak gol ke gawang
lawan. Dengan adanya kelenturan togok pada saat melakukan heading atlet dapat
mengurangi keseleo dan cedera otot, mengurangi resiko cedera punggung,
mengurangi rasa nyeri otot, mengurangi ketegangan otot sehingga ketika
melakukan heading dapat mencapai performa dan kekuatan otot yang maksimal.
Olehnya itu kelenturan togok erat kaitannya pada saat melakukan heading yang
turut mempengaruhi performa seorang atlet dalam permainan sepak bola.
13

D. Hakikat Permainan Sepak Bola


Sepak bola merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua
regu dengan jumlah masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain termasuk
penjaga gawang. Permainan sepakbola dibutuhkan lapangan, sepatu bola dan bola
sepak. Tujuan dari permainan sepakbola adalah memasukkan bola sebanyak-
banyaknya ke gawang lawan, dan berusaha mempertahankan gawangnya agar
tidak kemasukan bola (Afri, Musyafari, & Sutardji, 2013).
Berbicara tentang sepak bola biasa dikatakan menjadi suatu bidang
pembangunan nasional yang sangat melekat dari cabang olahraga yaitu sepak
bola, sepak bola cabang yang begitu paling digemari. Permainan sepak bola lebih
dominan dengan mengunakan kaki dimaikan oleh masyarakat dari berbagai
kalangan sosial. Begitu banyak manfaat yang didapatkan diantaranya hiburan,
pendidikan, rekreasi, organisasi dan mebentuk prestasi.
Sepak bola adalah permainan yang dimaikan11 dengan lawan 11 yang
langsung dipimpin seorang wasit yang mempunyai asisten 1 dan asisten 2, dan
memilki satu orang wasit sebagai cadangan atau penganti. Permainan berlangsung
pada suatu lapangan sepakbola berukuran panjang 100 meter sampai 110 meter
dan lebar 64 meter sampai 75 meter dalam permainan terjadi kontak langsung
antar pemain satu kesebelasan dengan pemain kesebelasan lain (Muhammad,
Ronni, Roma, & Irfan, 2020).
Salah satu teknik yang dikuasai oleh seorang pemain sepakbola adalah
menyundul bola. Pentingnya keahlian menyundul bola pada permainan sepakbola
dapat digunakan untuk, mencetak gol, menghalau bola didaerah pertahanan
sendiri, mengoper ke teman bahkan untuk mengontrol bola. Tujuan menyundul
bola dalam permainan sepak bola adalah meneruskan bola atau mengoper bola
kepada teman, memasukan bola ke mulut gawang lawan untuk membuat gol,
memberikan umpan kepada teman di daerah depan gawang lawan untuk mencetak
14

gol (operan melambung ke atas), menyapu bola di daerah pertahanan sendiri


untuk mematahkan serangan lawan
Menurut (Muhammad, Ronni, Roma, & Irfan, 2020) dalam permainan sepak
bola untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam permainan sepak bola
seseorang harus mampu menguasai keterampilan-keterampilan dasar antara lain:
passing (mengoper), dribbling (menggiring), trapping (menghentikan bola),
heading (menyundul bola) dan shooting (menembak), yaitu:
1. Passing (mengoper)
a. Passing dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam
Passing adalah seni memindahkan bola dari satu pemain ke pemain
lain. Passing baik dilakukan dengan menggunakan kaki, akan tetapi bagian
tubuh yang lain juga digunakan. Passing membutuhkan banyak teknik yang
sangat penting agar dapat tetap menguasai bola. Dengan passing yang baik
seseorang akan dapat berlari kencang dan terbuka serta dengan mudah
mengendalikan permainan saat membangun strategi penyerangan.
Kebanyakan passing dilakukan dengan menggunakan kaki bagian
dalam karena dibagian kaki itulah yang lebih luas bagi pemain sehingga
memberikan kontrol bola yang lebih baik. Selain itu, kaki bagian dalam
merupakan permukaan yang lebih tepat untuk melakukan passing.
Kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh pemain adalah melakukan
passing dengan menggunakan kaki secara menyilang di depan tubuh.
Gerakan ini akan mengurangi gerakan tendangan dan sering membuat
passing menjadi lemah dan tidak efektif.
Salah satu cara untuk memperbaiki kesalahan passing tersebut adalah
menunjukkan kesalahan yang dilakukan oleh pemain dan selanjutnya
meminta pemain untuk mempraktekkan passing sambil bergerak secara
perlahan dengan posisi tubuh sebidang dengan bola. Passing dapat saja
dilakukan dengan menggunakan kaki, kepala atau paha yang merupakan
bagian tubuh yang digunakan tergantung pemain dan faktor ketinggian bola,
posisi lawan, atau teman satu tim yang dituju.

b. Passing dengan menggunakan punggung kaki


15

Untuk melakukan passing di lapangan pada jarak yang lebih jauh


seseorang harus melambungkannya, melambungkan bola dengan
menggunakan punggung kaki membutuhkan banyak latihan. Kunci yang
paling handal untuk dapat melakukan passing dengan punggung kaki adalah
mempertahankan lutut kaki yang digunakan untuk menahan sedikit agak
ditekuk pada saat menyentuh bola kemudian luruskan kaki saat melakukan
tendangan.

c. Passing dengan menggunakan drop pass


Passing seperti ini tidak selalu diarahkan menuju kegawang akan
tetapi dapat pula diarahkan kepada teman satu tim dibelakang kita. Passing
seperti ini sangat membutuhkan keterampilan tertentu karena dapat
menciptakan ruang dan juga membuyarkan penjagaan lawan. Passing
droppass biasanya digunakan pada saat situasi pertandingan ketika pemain
penyerang menghadapi beberapa pemain lawan.

d. Passing dengan menggunakan gerakan kaki overlap


Teknik lari overlap ini digunakan untuk menciptakan ruang didalam
lari overlap, pemain menyerang mengoperkan bola ke teman satu timnya,
kemudian dia akan berlari mengikuti garis lengkung melewati penerima
passing dan berada di depan untuk menerima bola lagi.
Biasanya passing dan overlap hanya melibatkan dua orang pemain
tetapi teman satu tim lainnya dapat bergabung untuk menciptakan beberapa
gerakan overlap.

2. Dribbling (menggiring)
Dribbling adalah keterampilan dasar dalam permainan sepak bola yang
harus dimiliki oleh atlet, karena didalamnya menyangkut penguasaan bola saat
sedang bergerak, berdiri atau bersiap melakukan operan atau tembakan.
a. Dribbling dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam
Dribbling dengan menggunakan kaki bagian dalam memungkinkan
seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki
sehingga kontrol terhadap bola akan semakin besar, meskipun sedikit
16

mengurangi kecepatan pemain melakukan dribbling menggunakan kaki


bagian dalam ; hal ini dimaksudkan agar bola tetap didaerah terlindung di
antara kedua kaki dari rebutan lawan. Salah satu cara agar seseorang dapat
mendribbling bola adalah seseorang berusaha agar bola tetap berdekatan
dengan kaki, kepala diusahakan tetap tegak dan mata terpusat didepan dan
jangan terpaku pada kaki.

b. Dribbling menggunakan kaki bagian luar


Salah satu upaya agar seseorang pemain dapat melakukan dribbling
bola dengan menggunakan kaki bagian luar adalah latihan melangkah
kesamping, bergeser kesamping dan menghadap kedepan. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menyampingi bola dengan posisi tubuh dalam
keadaan seimbang saat mengerakkan kaki membawa bola. Hal–hal ini yang
dapat dilakukan sepuluh kali untuk masing-masing arah.

c. Dribbling menggunakan kura-kura kaki


Dribbling dengan kura-kura kaki adalah mendribbling bola dengan
menggunakan bagian kaki sebagai bidang tendangan utama untuk
melakukan shooting atau tembakan.

3. Trapping (menghentikan bola )

Trapping atau menghentikan bola terjadi ketika seseorang pemain


menerima passing atau menyambut bola dan mengontrolnya sedemikian rupa
sehingga pemain tersebut dapat bergerak dengan cepat untuk melakukan
dribbling, passing atau shooting.

a. Trapping menggunakan kaki bagian dalam

Trapping dengan menggunakan kaki bagian dalam lebih diutamakan


karena membuat bola tetap berada didepan pemain. Pemain selalu bergerak
kearah melayangnya bola, memposisikan tubuh agar bola tetap dalam
lindungan kita sehingga dengan mudah bola tersebut dapat dikuasai.
Koordinasi mata dan kaki sangatlah penting terutama pada saat bola
mendekat atau berada di kaki pemain. Salah satu cara yang perlu diketahui
17

oleh pemain kaitannya dengan trapping menggunakan kaki bagian dalam


adalah latihan keterampilan bola secara teratur, dilakukan secara
berpasangan, atau kelompok lainnya setelah itu diharapkan dapat menguasai
keterampilan trapping dan dipertahankan sampai saat pertandingan.

b. Trapping terhadap bola di udara

Dalam melakukan trapping terhadap bola di udara seorang pemain


perlu melakukan prinsip yang sama seperti saat melakukan trapping di
bawah. Seorang pemain harus mepraktekkan bola ketika bola mendekat lalu
tentukan arah gerakan tubuh untuk menerima bola. Tubuh tetap berada
dalam posisi yang benar-benar seimbang dan sejajar dengan arah bola.

Menghentikan bola dari udara dapat pula dilakukan dengan dada,


paha, punggung kaki semua ini perlu dilakukan dengan keadaan tubuh yang
rileks.

4. Heading (menyundul bola)

Melakukan heading merupakan salah satu teknik untuk menyundul bola.


Teknik seperti ini pula dapat berfungsi untuk mengarahkan bola ke teman satu
tim. Adapun cara yang selalu dilakukan antara lain, mendorong bola dengan
menggunakan dahi ke arah bawah dengan mata tetap terbuka melihat bola dan
diusahakan kekuatan diarahkan ke bawah, dengan tetap menundukkan kepala
dan mata mengikuti gerakan bola.

5. Shooting (menembak)

Dari sudut pandang penyerangan tujuan sepak bola adalah melakukan


shooting kegawang. Cara paling tepat untuk mengembangkan teknik shooting
adalah melatih tendangan shooting berkali-kali menggunakan teknik yang
benar. Pemain akan semakin bisa menjalankan keterampilan ini didalam
pertandingan dan memanfaatkan peluang shooting dengan baik jika semakin
banyak berlatih menggunakan situasi yang berbeda.

Oleh karena itu dengan menguasai teknik dasar dalam permainan sepak
bola salah satunya seperti menyundul bola pemain dapat menciptakan gol ke
18

gawang lawan saat menyerang dan sebaliknya saat bertahan keterampilan


menyundul bola sangat diperlukan saat menghalau serangan lawan melalui
udara. Oleh karena itu para pemain baik pemain depan, tengah, belakang,
bahkan penjaga gawang harus menguasai teknik menyundul bola dengan
berbagai cara sesuai dengan kebutuhannya. Oleh sebab itu, salah satu upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola adalah
dengan melatih kemampuan fisik. Dengan demikian kemampuan fisik
merupakan salah satu faktor yang sangat esensial dalam menunjang prestasi
murid. Kemampuan fisik tersebut terutama ditekankan pada bagian tubuh yang
memegang peranan penting, khusus dalam melakukan sundulan bola, maka
kemampuan fisik yang sangat dibutuhkan adalah, kekuatan otot,sendi, dan
keseimbangan pada tubuh (Risaldi, 2019).

E. Unsur Kondisi Fisik yang Menunjang Kemampuan Menyundul Bola pada


Permainan Sepak Bola
Olahraga yang bertujuan pencapaian prestasi yang baik memerlukan
pelatihan yang terprogram dengan baik dan berkesinambungan. Setiap cabang
olahraga memerlukan status kondisi fisik yang bervariasi perbedaannya satu sama
lainnya. Orang awam sekalipun pasti mengerti pentingnya fisik dalam olahraga.
Dengan demikian tidak bijak bagi seorang pelatih maupun pemain mengabaikan
faktor fisik dalam melatih dan berlatih sepak bola (Timo scheunemann, 2005).
Untuk menentukan status dasar setiap atlet terutama pemain sepak bola berbeda-
beda sehingga diperlukan tes awal kebugaran dan kekuatan maksimal. Menurut
(Timo S. Scheunemann) komponen fisik sebagai berikut:
1. Kekuatan
Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang
tinggi dengan beban yang bervariasi.
2. Daya tahan (endurance)
Kemampuan tubuh untuk melakukan gerak yang maksimal dengan beban
dalam kurun waktu pendek.
19

3. Kecepatan
Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu
dalam kurun waktu sesingkat mungkin.
4. Kelentukan dan mobilitas otot
Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk
menggabungkan kelenturan otot dan pergerakan sendi guna mencapai jark
terjauh yang dapat dilakukan.
5. Koordinasi dan kelicahan Koordinasi
adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna
menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus. Kelicahan (agility) adalah
kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat mengolah bola
maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.
6. Kemampuan motorik dasar
Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan dirin dengan keadaan di luar
tubuh (misalnya saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau
mengubah arah tubuh). Kemampuan motorik dasar lainnya mencakup
menendang, melempar, menangkap dan lain-lain.
7. Daya tanggap dan kewaspadaan (awareness)
Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu
menggabungkan penilaian dengan aksi yang cepat. Dari dasar di atas maka
heading menurut pelaksanaannya dapat diidentifikasikan ada tiga istilah fisik
yang paling berperan yaitu kelenturan togok
F. Kerangka Pikir
Kelenturan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk
segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas (Sajoto, 1995). Otot
punggung (bagian tulang belakang) terdiri dari 1) Otot yang ikut menggerakan
lengan, otot ini terdiri dari Trapezius (otot kerudung), Muskulus latisimus dorsi
(otot ounggung lebar) dan Muskulus rumboid (otot belah ketupat), 2) Otot antara
ruas tulang belakang dan iga, otot ini terdiri dari Muskulus serratus posterior
inferior (otot gergaji belakang bawah), Muskulus serratus posterior superior, 3)
Otot punggung sejati, otot ini terdiri dari Muskuslus interspinalis transversi dan
20

muskulus semispinalis, Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina),


Muskulus quadratus limborum. Berdasarkan pengertian diatas kelenturan togok
adalah kemampuan togok melakukan gerakan dalam ruang sendi. Pada gerakan
heading bola posisi berdiri tanpa lompatan kelenturan togok menentukan seberapa
besar sudut yang dihasilkan mulai dari menggerakan badan kebelakang dan
mengayunkan badan kedepan. Dari uraian diatas jelas bahwa dengan mempunyai
kelenturan togok yang elastis. Semakin besar daya elastis maka akan semakin
jauh ayunan yang dilakukan oleh tubuh sehingga dengan dorongan togok akan
semakin kuat dalam melakukan heading bola. Semakin besar sudut yang
dihasilkan semakin besar pula dengan dorongan panggul yang dihasilkan dan
semakin besar pula kekuatan heading yang dihasilkan.
G. Hipotesis
Berdasarkan pada masalah, serta uraian-uraian yang telah dijelaskan pada
latar belakang dan tinjauan pustaka, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada hubungan kelenturan togok dengan kemampuan
menyundul bola pada permainan sepak bola siswa SMP Negeri 1 Kambowa
Kabupaten Buton Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif korelasional yang
dimana peneliti ingin mengetahui hubungan kelenturan togok dengan kemampuan
menyundul bola pada permainan sepak bola siswa SMPN I Kambowa Kabupaten
Buton Utara. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

X Y

Gambar 3.1 desain penelitian


Keterangan :
X = Kelenturan togok
Y = Kemampuan menyundul bola
= Hubungan

B. Identifikasi Variabel
Variabel dalam peneliian ini terdiri dari:
1. Variabel bebas yaitu kelenturan togok (X)
2. Variabel terikat yaitu kemampuan menyundul bola (Y)
C. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran yang keliru maka variabel
dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Kelenturan yang dimaksud adalah kelenturan togok ke belakang, yaitu
kemampuan otot togok dalam melakukan gerak ke belakang secara luas
dengan memanfaatkan ruang gerak secara maksimal. Untuk mengetahui
kelenturan tubuh ke belakang seseorang dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan tes back up.
2. Kemampuan menyundul bola yang dimaksud adalah kemampuan menyundul
bola dengan menggunakan kepala, untuk mengetahui kemampuan heading

21
22

bola seseorang diukur dengan menggunakan tes kemampuan heading bola ke


tembok.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menururt (Arikunto, 2013) populasi adalah keseluruhan subjek
penelititan. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian maka penelitinya merupakan populasi. Populasi
dalam penelitian adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Kambowa Kabupaten
Buton Utara yaitu jumlah keseluruhan 550 orang. Dimana putra terdiri dari
200 orang dan putri 350 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditarik menggunakan teknik purposive
sampling diseleksi dengan pertimbangan memilih siswa yang berjenis kelamin
pria. Menurut (Arikunto, 2013), mengemukakan apabila populasi dalam
penelitian ini bejumlah kurang dari 100, maka sampel yang diambil semuanya.
Namun apabila jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100, maka
sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan
pendapat diatas maka penulis mengambil sampel laki-laki sebesar 15% dari
200 populasi. Sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
orang. Teknik penarikan sampel pria dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling, mengambil berdasarkan pertimbangan jenis
kelamin .
E. Instrumen dan Alat Penilaian
a. Instrumen Penelitian
1. Tes kelenturan togok belakang dengan menggunakan back up,
(Sepdaunius,S.si.,M.Or, Rifki,S.Si.,M.Pd, & Komaini,S.SI.,M.Pd, 2019).
2. Tes Dinding pantul dan Dinding sasaran (Sepdaunius,S.si.,M.Or,
Rifki,S.Si.,M.Pd, & Komaini,S.SI.,M.Pd, 2019)
b. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
23

1. Bola kaki
2. Stopwatch
3. Tembok/Dinding
4. Pluit/sempritan
5. Alat tulis menulis
6. Meteran
7. Lapangan sepak bola
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes kelenturan togok belakang, diukur dengan tes back up sebagai berikut
a. Posisi tubuh tidur tengkurap
b. Posisi tubuh lurus
c. Kaki juga lurus
d. Posisi masing-masing tangan barada di samping, menyentuh belakang
masing-masing telinga
e. Kemudian gerakan tubuh bagian atas naik dan turun
f. Ketika naik, posisi tubuh harus naik maksimal, perhitungan di mulai dari
posisi di bawah, maka di hitung sekali jika sudah turun lagi
g. Pelaksanaan nya seperti pada gambar dilakukan 3 kali, diambil tes terbaik.

Gambar 3.2. : Back Up (Sepdaunius,S.si.,M.Or, Rifki,S.Si.,M.Pd, &


Komaini,S.SI.,M.Pd, 2019).
24

2. Tes kemampuan heading, di lakukan dengan tes dinding pantul dan dinding
sasaran.
a. Pelaksanaan Tes
 Pengambil waktu memberi aba-aba SIAP, testi berdiri menghadap ke
dinding pantul dengan bola di tangan dalam keadaan siap memulai tes.
 Pengambil waktu kemudian memberi aba-ab YA, dan testi segera
memantulkan bola ke dinding pantul. Selanjutnya testi memantulkan bola
kembali ke dinding dengan menggunakan kepala, dan ini harus dilakukan
secara terus-menerus selama 10 detik.
 Apabila bola jatuh ke tanah, maka testi harus mengambil bola tersebut
dan memainkan nya kembali sampai batas waktu yang telah di tentukan.
 Bagi pengambil waktu, bersamaan dengan aba-aba YA stopwatch
dijalankan. Tepat 10 detik pengambil waktu memberikan aba-aba STOP
dan menghentikan stopwatch nya. Tugas pengawas memperhatikan
sundulan bola yang dilakukan testi secara sah dan masuk ke daerah
sasaran.
b. Cara menskor
 Lemparan bola pertama ke arah tembok yang masuk daerah sasaran.
 Skor tes mulai di hitung setelah bola di lempar ke daerah sasaran,
memantul, di sundul oleh testi dan masuk daerah sasaran.
 Setiap sundulan bola yang di lakukan testi dan masuk ke daerah sasaran
atau mengenai garis batas sasaran (1,50 m), testi berhak memperolah
skor satu. Sedangkan bola yang di passing dan tidak masuk ke petak
sasaran, maka testi memperoleh skor (0) nol.
 Apabila terjadi sundulan yang bola yang gagal (tidak terkontrol), maka
bola boleh di pegang dan segera di lempar kembali ke daerah sasaran,
lemparan ini tidak di hitung sebagai skor tes.
 Hasil skor testi adalah keseluruhan hasil sundulan bola yang di lakukan
selama 10 detik, dan bola yang di sundul masuk ke daerah sasaran sesuai
dengan peraturan yang telah di terapkan.
25

Gambar 3.3. Tes Dinding pantul dan Dinding sasaran (Prof. Dr. H. Saiful, M.Kes,
2020).

G. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
data yaitu mencari nilai rata- rata (mean), simpangan baku (standar deviation),
nilai terendah dan tertinggi dari setiap variabel penelitian. Sebelum dilakukan
analisis korelasi, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang
meliputi uji normalitas dan uji linieritas dengan bantuan aplikasi SPSS Versi 25.
Untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel maka digunakan peta
korelasi menurut (Sugiyono, 2016), sebagai berikut:
1. 0,00 – 0,20 = korelasi sangat rendah
2. 0,21 – 0,40 = korelasi rendah
3. 0,41 – 0,60 = korelasi sedang
4. 0,61 – 0,80 = korelasi tinggi
5. 0,81 – 1,00 = korelasi sempurna.
26

DAFTAR PUSTAKA

Afri, R., Musyafari, W., & Sutardji, S. (2013). Sumbungan Hiperekstensi Togok,
Kekuatan Otot Perut, Dan Leher Terhadap Kemampuan Heading. Journal
Of Sport Sciences and Fitness, 7-12.

Anton, T., & Afrizal, S. (2020). Kontribusi Kelentukan Dan Dayaledak Otot
Tungkai Terhadap Heading Sepakbola. Jurnal Patriot, 616-626.

Arifan, I., Barlian, E., & Afrizal, A. (2020). Pengaruh Latihan Jump To Box
Terhadap Kemampuan Heading. Jurnal Performa Olahraga, 73-79.

Arikunto, S. (2013). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta:


Bandung.

Delasonia, S. (2013). Hubungan Antara Kelentukan Togok Dan Kekuatan Otot


Lengan Dengan Kemampuan Guling Depan Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1
Kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran2012/2013.
Yogyakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah


Menengah Atas. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Giriwijoyo, S., & Sidik, D. Z. (2013). Ilmu faal olahraga (fisiologi olahraga):
fungsi tubuh manusia pada olahraga untuk kesehatan dan orestasi. PT
Remaja Rosdakarya.

Harsuki, H. (2003). Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.

Hikmawan, Z. H. (2016). HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT


TUNGKAI, KELENTUKAN TOGOK DAN KELINCAHAN DENGAN
KETERAMPILAN. 33.
27

Irvan, K. (2020). Kontribusi Kekuatan Otot Perut, Keseimbangan, Dan


Kelentukan Togok Terhadap Kemampuan Heading Bola Pada Permainan
Sepak Bola Siswa Mts Negeri Manado. Jurnal Unimuda Sport, 1-7.

Kemenegpora, R. I. (2005). Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem


Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas Dan Biro Hukum.

Marsuki, R. (2018). Upaya Meningkatkan Kemampuan Heading Dengan


Pendekatan Model Pembelajaran Berpasangan Pada Permainan Sepak
Bola SMPN 7 Alla Kabupaten Enrekang. Jurnal Performa Olahraga, 1-
10.

Muhajir, A. (2004). Pendidikan Jasmani Teori dan Praktik 1. Jakarta: Erlangga.

Muhammad, I., Ronni, Y., Roma, I., & Irfan, O. (2020). Kemampuan Teknik
Dasar Sepak Bola. Jurnal Patriot, 720-731.

Risaldi, R. (2019). Kontribusi Kekuatan Otot Perut, Kelentukan Togok Ke


Belakang Dan Keseimbangan Terhadap Kemampuan Menyundul Bola
Pada Permainan Sepakbola Murid Sdn No. 166 Inpres Bontorita
Kabupaten Takalar. Jurnal Sepak Bola, 1-10.

Rosdiani, D. (2013). Perencanaan pembelajaran dalam pendidikan jasmani dan


kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Saiful. (2021). tes dan pengukuran. kendari.

Saiful. (2021). tes dan pengukuran. kendari.

Sepdaunius,S.si.,M.Or, E., Rifki,S.Si.,M.Pd, D., & Komaini,S.SI.,M.Pd, D.


(2019). Tes Pengukuran Olahraga. Depok: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :


PT. Alfabet.

Anda mungkin juga menyukai