PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar
lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada permainan bola besar (sepak bola) pada
permainan bola besar (sepak bola) melalui pendekatan bermain dan media bantu dalam
pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas V SDN Inpres Sabeyab Tahun Pelajaran
2023/2024.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini untuk peningkatan penguasaan gerak dasar lokomotor non
lokomotor dan manipulatif pada permainan bola besar (sepak bola) pada permainan bola
besar (sepak bola) melalui pendekatan bermain dan media bantu dalam pembelajaran
penjasorkes pada siswa kelas V SDN Inpres Sabeyab Tahun Pelajaran 2023/2024.
Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, Guru Penjasorkes dapat menerapkan strategi dan model
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik untuk meningkatkan penguasaan
gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada permainan bola besar
(sepak bola) pada permainan bola besar (sepak bola).
2. Bagi Siswa
Melalui hasil penelitian ini, siswa yang semula tidak tertarik dan bermasalah
dengan pembelajaran sepak bola, menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan model
pembelajaran dan membantu memperbaiki serta meningkatkan pembelajaran
Penjasorkes di sekolah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai pendidikan
nasional. (Yudesta & Oktaria, 2020) mengatakan bahwa pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan merupakan satu mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah
tertentu yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk bertumbuh dan
perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan
seimbang. Menurut (Kurniawan & Heyniek, 2016) pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai
tujuan mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi
masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani
Menurut (Aprianova, 2017)mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang
berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan
menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. Menurut (Nugroho &
Winata, 2018) pada awalnya olahraga pendidikan adalah suatu kawasan olahraga
yang spesifik yang diselenggarakan dilingkungan pendidikan formal. Aktivitas
jasmani pada umumnya atau olahraga pada khususnya dipakai sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Olahraga pendidikan direncanakan sedemikian rupa
untuk mencapai perkembangan peserta didik secara keseluruhan, baik fisik,
intelegensi, emosi, sosial, moral maupun spiritual
Menurut uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Jasmani
merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik
kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,
emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang dalam rangka sistem
pendidikan nasional. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru
diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan dan olahraga, internalisasi nilainilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-
4
lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik mental, intelektual, emosi dan sosial.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan Ke
No Rencana Kegiatan Des jan Feb Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi masalah
c. Penentuan tindakan
2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
3. Penyusunan laporan
a. Penulisan laporan
7
Sumber data penelitian diambil dari siswa kelas V, guru, SD Negeri inpres
sabeyab kabupaten jayapura Tahun Pelajaran 2023/2024, kebiasaan siswa dalam
berlatih gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada permainan
bola besar (sepak bola) pada sepakbola, dan dokumen berupa buku-buku sumber
yang di antaranya buku mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V Kurikulum
Merdeka dan buku-buku lain tentang gerak dasar lokomotor non lomkomotor dan
manipulatif.
8
dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan data yang
diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Minat dan keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang
diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4. Penggunaan pendekatan bermain dan media bantu dianalisis dengan
menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil belajar gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif
pada permainan bola besar (sepak bola) pada sepak bola sebelum tindakan
divalidasi dengan triangulasi peneliti.
6. Modul , alur tujuan pembelajaran, kurikulum divalidasi dengan triangulasi
dokumen.
9
3.7 Indikator Kinerja Penelitian
Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan
kondisi pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan dapat
diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 2 Indikator Kinerja Penelitian
Presentase siswa
Aspek yang diukur Cara mengukur
yang ditargetkan
Minat belajar siswa 80% Diamati saat pembelajaran dan
dihitung jumlah siswa yang
memfokuskan perhatiannya pada
pembelajaran gerak dasar
lokomotor non lokomotor dan
manipulatif pada permainan bola
besar (sepak bola) pada
permainan bola besar (sepak bola)
yang dipraktekkannya
Keaktifan siswa dalam 80% Diamati saat pembelajaran dan
mempelajari gerak dihitung jumlah siswa yang
dasar sepak bola menampakkan keaktifan dalam
mempelajari gerak dasar
sepakbola
Penguasaan gerak 75% Diukur dari hasil tes melakukan
gerak dasar sepak bola gerak dasar sepakbola jumlah
siswa yang dapat melakukan
gerak dasar sepakbola dengan
baik minimal 75% sudah
nenujukan
10
Minat belajar siswa 80% Diamati saat pembelajaran dan dihitung jumlah
siswa yang memfokuskan perhatiannya pada pembelajaran gerak dasar sepakbola
yang dipraktekannya.
Keaktifan siswa dalam mempelajari gerak dasar sepak bola 80% Diamati saat
pembelajaran dan dihitung jumlah siswa yang menampakan keaktifan dalam
mempelajari gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada
permainan bola besar (sepak bola) pada permainan bola besar (sepak bola).
Penguasaan gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada
permainan bola besar (sepak bola) pada permainan bola besar (sepak bola) siswa
75% Diukur dari hasil tes melakukan gerak dasar sepakbola dan dihitung jumlah
siswa yang dapat melakukan gerak dasar lokomotor non lokomotor dan
manipulatif pada permainan bola besar (sepak bola) pada permainan bola besar
(sepak bola) dengan baik minimal 75% teknik menendang menggiring dan
menghentikan boal yang tepat sesuai petunjuk.
11
orang menjadi tikus. Setelah ditentukan kucing dan tikusnya, pemain yang
lainnya membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan, menjadi tikus dari
kejaran sang kucing. Jadi, tikus harus menyelamatkan diri dari kejaran sang
kucing. Permainan ini seru dengan adanya aturan para tikus tidak bisa
ditangkap jika sedang jongkok. Jika sedang jongkok dilarang berdiri sendiri
kecuali dibantu teman untuk berdiri dengan menempelkan tangan kepada
temannya. Jika tikus tertangkap, tikus bergantian menjadi kucing selanjutnya.
Permainan ini sangat seru jika dimainkan dengan banyak orang
Kegiatan inti tindakan adalah peneliti memberikan penjelasan tentang
materi pembelajaran. Peneliti bertanya kepada siswa tentang teknik dasar
mengoper, menghentikan bola dan menggiring, kemudian siswa menjawab
pertanyaan. Peneliti membariskan siswa menjadi 3 shaf berbanjar. Siswa
memperagakan teknik mengoper bola secara bergantian dan kembali ke
belakang barisan,
Siswa melakukan gerakan teknik menghentikan bola bola secara
bergantian dan kembali ke belakang barisan, gerakan dilakukan berulang-
ulang sesuai perintah.
Peneliti menjelaskan dan gerakan teknik menggiring bola secara
bergantian dan kembali ke belakang barisan, gerakan dilakukan berulang-
ulang sesuai perintah.
c. Observasi
Pembelajaran gerak dasar sepak bola melalui pendekatan bermain dan
media bantu, siswa kelas V sudah mulai menampakan ketertarikan terhadap
pembelajaran. Siswa yang pada kegiatan pratindakan bermain sendiri, pada
siklus I ini mulai berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat
semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, dan penguasaan gerak
dasar sepakbola siswa dalam lembar pengamatan, sebagai bahan analisis untuk
mengambil tindakan selanjutnya.
d. Refleksi
Minat dan keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran gerak dasar
sepak bola diamati, dihitung, dan kemudian dicatat dalam lembar pengamatan
12
sebagai data penelitian dan bahan analisis. Psiswa yang menunjukkan minat
dan keaktifan terhadap pembelajaran tercatat sebanyak 17 siswa (85%),
demikian juga dengan penguasaan gerak dasar sepakbola. Minat, keaktifan, dan
penguasaan gerak dasar sepakbola siswa pada ini telah meningkat, namun
peningkatannya belum seperti yang diharapkan sesuai indikator kinerja
penelitian.
13
BAB IV
14
Tabel 2
Persentase Penguasaan Gerak Dasar sepakbola
No Tuntas/Belum Tuntas Jumlah Siswa Persentase Keterangan
1 Tuntas 18 90%
2 Belum Tuntas 2 10%
Jumlah 20 100%
15
(sepak bola) telah berhasil menarik minat belajar seluruh siswa, sehingga tingkat
penguasaan gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada
permainan bola besar (sepak bola) meningkat. Persentase peningkatan penguasaan
gerak dasar lokomotor non lokomotor dan manipulatif pada permainan sepak bola
tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Oleh karena itu,
pembelajaran telah dapat dikatakan berhasil.
4.3 Pembahasan
Pendekatan bermain dan media bantu pada pembelajaran gerak dasar
sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri inpres sabeyab kabupaten jayapura
Tahun Pelajaran 2023/2024 dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa,
suasana kelas menjadi lebih kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan maksimal.
Pendekatan bermain dan media bantu boks file pembelajaran gerak dasar
sepakbola serta penambahan media bantu berupa bola plastic merupakan
pendekatan yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga para siswa dapat melakukan gerak dasar sepakbola
dengan baik dan optimal yang pada akhirnya dapat meningkatkan penguasaan
gerak dasar sepakbola.
Penguasaan gerak dasar sepakbola siswa kelas V SD Negeri inpres sabeyab
kabupaten jayapura, setelah dilakukan perbaikan pembelajaran menunjukan
peningkatan secara signifikan . Mereka tertarik pada penggunaan media bantu dan
latihan yang bervariasi. Siswa merasa tidak jenuh, bahkan merasa tertantang
dengan latihan dan permainan tersebut. Ternyata media bantu boks file dan bola
plastik dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan analisis data, pembelajaran menggunakan media bantu dapat
meningkatkan penguasaan gerak dasar sepak bola, hal ini sejalan dengan
pendapat yudesta (2020) bahwa, media bantu pendidikan ini disusun
menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang
ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh sebab
itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu materi
yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula
16
pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan
perkataan lain media bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak
mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa.
Keaktifan belajar siswa telah meningkat, penguasaan gerak dasar sepakbola
meningkat, siswa lebih berminat, apalagi dengan suasana kompetisi yang tercipta
akibat penggunaan media bantu tambahan berupa boks file dan bola plastik,
sehingga nilai hasil belajarpun secara otomatis meningkat. Setelah dilakukan
persentase ketuntasan belajar telah mencapai 90%.
Meskipun demikian, pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya
mementingkan nilai kuantitatif saja, akan tetapi yang paling penting adalah
prosesnya. Setelah dilakukan pembelajaran gerak dasar sepakbola menggunakan
pendekatan bermain dan media bantu boks file bola plastik, proses pembelajaran
menjadi kondusif, siswa terlihat antusias, aktif, dan semangat dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga dampak akhir yang ingin dicapai berupa meningkatnya
kebugaran dan kesehatan siswa dapat tercapai dengan baik.
17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah pendekatan bermain dan media bantu dapat
meningkatkan minat, keaktifan, dan penguasaan gerak dasar sepak bola siswa
kelas V SD Negeri Inpres Sabeyab Kabupaten Jayapura Tahun Pelajaran
2023/2024
Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga kesehatan di SD Negeri inpres sabebyab kabupaten jayapura
pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan dapat menerapkan pembelajaran gerak
dasar sepakbola melalui pendekatan bermain dan media bantu. Pendekatan
bermain dan media bantu dapat pula digunakan pada materi pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan lainnya, terutama pada cabang sepak
bola, sehingga siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang menyenangkan
sehingga tujuan akhirnya dapat tercapai.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menerapkan pendekatan bermain dan melengkapi
media bantu pembelajaran agar guru dapat menerapkan pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menyenangkan, sehingga minat, keaktifan, dan hasil belajar
siswa dapat meningkat.
2. Bagi Guru
Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran diharapkan menggunakan
pendekatan yang sesuai dengan materi dan media bantu yang telah tersedia atau
menyediakan alat bantu sendiri yang sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga
materi dapat disampaikan dengan mudah dan menyenangkan bagi siswa.
3. Bagi Siswa
18
Siswa dalam mengikuti pembelajaran diharapkan lebih berminat dan aktif,
sehingga materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah diterima dan
dikuasai, sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20