1 Latar Belakang
Banyak aktivitas pada fase setelah sekolah dasar yang sering mereka
lakukan dari aktivitas fisik maupun motorik. Pada masa usia dini anak-anak sering
kali kebiasaan bermain masih menjadi aktivitas utama. Mulai dari bermain
permainan tradisional maupun permainan modern serta permainan perseorangan
ataupun beregu. Semua aktivitas tersebut dapat meningkatkan kebugaran jasmasi
anak-anak. Pada dasarnya Pendidikan (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003)
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Rosdiani (2013: 23), Pendidikan Jasmani merupakan proses
Pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara
sistematis bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara
organic, neumuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka system
Pendidikan nasional. Maka dari itu pendidikan jasmani sangat penting sebagai
sarana siswa aktif untuk bergerak untuk diterapkan dalam instansi pendidikan di
jenjang manapun. Tujuan dari pendidikan jasmani adalah sebagai obyek
pembelajaran, dapat memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak tubuh, dan social.
Dalam pembelajaran jasmani terdapat permainan bola besar dan permainan
bola kecil yang sering kali diajarkan seorang guru pendidikan jasmani tingkat
dasar sebagai pembelajaran anak di kelas. Permainan bola besar terdiri dari
permainan sepak bola, bola voli, bola basket. Sedangkan dalam permainan bola
kecil terdapat bulu tangkis, kasti, softball. Olahraga yang mudah dipraktikkan
tanpa adanya peraturan yang sulit di pahami bagi siswa menjadikannya permainan
yang sangat digemari. Kasti merupakan permainan bola kecil yang terdiri dari 12
pemain. Permainan ini dimainkan oleh 2 regu yaitu regu penjaga dan regu
pemukul. Teknik
1
2
dasar dalam permainan kasti adalah ternik melempar, teknik memukul, teknik
menangkap, dan teknik berlari.
Pendidikan jasmani juga merupakan suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani, mengembangkan aktivitas motorik, pengetahuan, dan perilaku
hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Kanca, 2017: 2).
Dengan menggunakan metode, model dan pendekatan yang sesuai dengan
kondisi sekolah, maka tujuan pembelajaran PJOK akan dapat dicapai. Akan
tetapi yang menjadi masalah adalah sarana yang digunakan dalam materi PJOK
itu sendiri kurang sesuai dengan kondisi siswa yang ada disekolah, sehingga
menjadi kendala terhadap keberhasilan proses pembelajaranya. Dengan demikian
maka tujuan dari pembelajaran tersebut tidak akan dapat terwujud dengan baik.
Guru merupakan kunci sukses dari segala kegiatan pembelajara PJOK di
sekolah. Oleh karena itu kemampuan, kreativitas dan inovasi seorang guru
mutlak diperlukan guna tercapainya keberhasilan pembelajaran tersebut (Saputro,
2016 : 2). Permasalahan di atas akan dapat diselesaikan dengan cara meneliti
model pembelajaran PJOK di sekolah dengan memodifikasi alat yang digunakan
dalam pembelajaran PJOK. Dalam hal ini penulis mengambil materi permainan
bola kasti yang menggunankan pemukul modifikasi dan bola yang lunak atau
disebut kasbol (kasti bola lunak).
Sekolah Dasar Negeri Kasiman II Jalan Yudhistira Raya 1, Tawongan,
Kasiman Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro berdiri sejak tahun 1910
sekolah ini mempunyai sarana prasarana yang cukup baik. Dari hasil analisis
peneliti di SDN Kasiman II, di ketehui bahwa pembelajaran PJOK secara
keseluruan telah berjalan. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat
dilaksanakan secara optimal karena terbentur dengan permasalahan alat dan
peraturan yang digunakan dalam permainan tersebut sehingga dipandang perlu
untuk memodifikasi sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan
memodifikasi alat yang ada dalam permainan bola kasti.
Dari jumlah 27 siswa, hanya 7 siswa atau 25,92% yang nilainya diatas
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 20 siswa atau 74,07% nilainya masih
dibawah KKM, dengan KKM 70. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
3
diantaranya sarana dan prasarana yang kurang memadai dan faktor perncanaan,
pengemasan
dan penyajian pembelajaran yang kurang menarik. Permasalahan
pemelajaran tersebut tentunya sangat mempengarui prestasi atau ketuntasan hasil
belajar siswa. Alat pemukul dalam permainan bola kasti yang digunakan untuk
memukul bola, pada prakteknya tidak bisa digunakan secara maksimal oleh siswa
sekolah dasar. Selain itu salah satu peraturan permainannya yaitu dalam
mematikan lawan dengan cara melemparkan bola ke badan, membuat siswa
merasa takut karena lemparan yang keras pada tubuh akan terasa sakit dan
membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran bola kasti.
Dari permasalahan diatas yang dihadapi guru PJOK dalam menyampaikan
materi permainan kasti, maka peneliti merasa tertarik melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV SDN Kasiman II Kecamatan Kasiman
Kabupatan Bojonegoro dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bola
Kasti Melalui Permainan Kasbol Pada Siswa Kelas IV SDN Kasiman II”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti dapat dirumuskan masalah
yaitu : Apakah ada peningkatan hasil belajar bola kasti melalui permainan kasbol
pada siswa kelas IV SDN Kasiman II?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas peneliti perlu memberikan batasan
masalah dalam penelitiannya agar tidak adanya kesalahan penafsiran. Batasan-
batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini :
1.3.1 Peneliti menitikberatkan penelitiannya pada permainan bola kecil yaitu
permainan kasti.
1.3.2 Model pembelajaran yang ditingkatkan adalah upaya meningkatkan hasil
belajar bola kasti melalui permainan kasbol pasa siswa kelas IV SDN
Kasiman II.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
pembelajaran bola kasti melalui permainan kasbol pada siswa kelas IV SDN
Kasiman II.
4
6
Permainan Kasbol (Kasti Bola Lunak) Pada Siswa Kelas IV SDN.137957
Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan
7
7
belajar siswa secara sebesar 20% dari siklus I 72% menjadi 92% pada
siklus II. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka disimpulkan bahwa
melalui permainan baloteli dalam pembelajaran melempar pada kasti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD IT Muhammadiyah Truko
tahun pelajaran 2015/2016.
2.1.4 Penelitian oleh saputro (2016), dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Permainan Kasti Melalui Permainan Kasbollun Bagi Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang Kab.
Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016”. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Lebakbarang Kec. Lebakbarang
Kab. Pekalongan, dengan subjek penelitian kelas IV dengan jumlah 29
siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan, kegiatannya
dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Desember 2015.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi motivasi belajar siswa,
lembar observasi minat belajar siswa, angket respon siswa dan tes praktek.
Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan melalui hitungan
rumus yang telah ditentukan. Penelitian dikatakan berhasil jika tingkat
hasil belajar siswa mencapai KKM minimal 75. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran bola kasti menggunakan permainan
kasbollun, pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec.
Lebakbarang Kab. Pekalongan mengalami peningkatan. Hasil belajar
siswa secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan
sebesar 1,44 % yaitu dari 74,97 % (siklus I) menjadi 76,41 % (siklus II).
Berdasarkan dari hasil peneletian bahwa pembelajaran bola kecil melalui
permainan kasbollun bagi kelas IV SD Negeri 01 Lebakbarang Kec.
Lebakbarang Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2015/2016 dapat
meningkatkan hasil belajar permainan bola kecil 1,44 %.
2.1.5 Penelitian oleh subagya (2016) dengan judul “Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Bola Kasti Melalui Permainan Kasbolun Pada
9
dan satu regu yang bertugas menjaga pukulan-pukulan bola dari regu pemukul
adalah regu penjaga.
Sarana dan prasarana dalam permainan bola kasti terdiri dari (1) lapangan
kasti mempunyai ukuran panjang 60 meter, ditambah ruang bebas 5 meter dan
lebar 30 meter, Ada 3 ruang hinggap dan 1 ruang bebas, (2) bola kasti yang
terbuat dari karet didalamnya diisi dengan serabut kelapa serta biasanya berwarna
merah marun, berat bola sekitar 70-85 gram, (3) alat pemukul/ tongkat untuk
memukul bola terbuat dari kayu dengan panjang antara 60 cm, panjang pegangan
15-20 cm, (4) tiang hinggap atau base, (5) bendera diperlukan untuk setiap sudut
lapangan dan sebagai tanda tengah lapangan, (6) tiang atau tempat permainan
terbuat dari kayu.
Gambar
( Sumber : Nugroho, 2016 : 19 )
Keterangan :
A : Ruang Bebas/ruang tunggu E : Tempat perhentian pertama
B : Tempat pelempar (pelambung) F : Tempat perhentian kedua
C : Tempat pemukul G : Tempat perhentian ketiga
D : Tempat penjaga belakang
Aturan bermain kasti jumlah pemain kasti setiap regu adalah 12 orang, salah
satunya menjadi kapten. Waktu permainan kasti dilakukan dalam dua babak.
Setiap babak dilakukan 20-30 menit. Di antara setiap babak diberi waktu istirahat
10 menit. Bagi regu pemukul aturan yang harus laksanakan (1) setiap pemain
14
berhak memukul satu kali, pemain terakhir berhak memukul sebayak tiga kali, (2)
sesudah memukul, alat pemukul harus diletakkan didalam ruang pemukul, (3)
pukulan dinyatakan benar apabila bola yang dipukul melampaui garis pukul, tidak
jatuh di ruang bebas, dan tidak mengenai tangan pemukul. Aturan bermain bagi
regu penjaga yaitu (1) mematikan lawan dengan cara melempar bola ke pemukul
atau menangkap langsung bola yang dipukul, (2) membakar ruang bebas dengan
cara menempati ruang bebas apabila kosong tiadak ada regu pemukul dari
keseluruhan ruang hinggap atau base . pergantian tempat terjadi apabila (1) salah
atu pemian regu pemukul terkena lemparan bola, (2) bola pukulan regu pemukul
ditangkap langsung oleh regu penjaga sebanyak tiga kali berturut-turut, (3) alat
pemukul lepas diluar daerah pemukul ketika pemain melakukan pukulan.Setiap
regu dapat memperoleh poin apabila (1) nilai satu untuk pemain yang memukul
bola, kemudian lari ke pemberhentian I, II, III, dan ruang bebas secara bertahap,
(2) nilai dua untuk pemain yang berhasil melewati tiang-tiang pemberhentian dan
kembali ke ruang bebas atas pukulannya sendiri, (3) nilai satu bagi penjaga
apabila menangkap langsung bola lambungan yang dipukul oleh regu pemukul,
(4) regu yang mendapatkan nilai paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.
Aktivitas yang perlu di kuasai dalam permainan kasti yaitu ada 4 teknik
melempar bola, teknik menangkap bola, tenik memukul bola, dan berlari
(Nugroho, 2016 : 21). Dalam teknik melempar bola ada beberapa cara melempar
bola kasti, antara lain lemparan melambung dan lemparan lurus atau datar. Cara
melempar bola melambung. Lemparan dengan cara melambung dimaksudkan
untuk mengoperkan bola kepada teman yang agak jauh jaraknya dari kita.
Lemparan ini digunakan oleh seorang pelambung. Jika kamu menjadi seorang
pelambung. Jika kamu menjadi seorang pelambung maka kamu harus dapat
melambungkan bola ke arah pukulan sesuai permintaannya. (1) mula-mula
lakukan posisi berdiri menyamping (kaki kiri di depan dan kaki kanan di
belakang), (2) bukalah kakimu dengan lebar (lutut kaki kiri diluruskan dan lutut
kaki kanan dibengkokkan), (3) peganglah bola dengan tangan kananmu dan
letakkan tanganmu lurus disamping badan. (4) letakkan tangan kiri di depan badan
dan lurus sejajar dengan bahu. (5) pandangan mata lurus ke arah depan, (6) bola
dilemparkan dari atas kepala hingga jalannya bola akan melambung tinggi, (7)
15
setelah bola dilemparkan arahkan tangan mengikuti arah jalannya bola, (8)
lakukan gerakan dengan berulang-ulang agar terampil. Lemparan dengan
menyusur tanah dimaksudkan untuk mengoperkan bola kepada teman yang agak
jauh jaraknya dari kita. Cara melempar bola menyusur tanah adalah sebagai
berikut, (1) bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan (2) posisi badan
membungkuk (3) ayunan lengan belakang ke depan melalui bawah Bola dilempar
menyusur tanah ke sasaran.
Setelah kamu mahir melakukan gerakan melempar bola, sekarang mari
latihan menangkap bola. Cara menangkap bola kasti sangatlah bervariasi.
Berdasarkan arah datangnya bola, cara menangkap bola kasti dapat dilakukan
dengan menangkap bola melambung tinggi, menangkap bola mendatar (setinggi
dada), menangkap bola rendah (antara lutut dan pinggang), menangkap bola
bergulir di tanah. Cara menangkap bola adalah sebagai berikut, (1) mula-mula
berdiri tegak kedua kaki agak dibuka dan lutut sedikit ditekuk, (2) condongkan
sedikit badanmu ke arah depan, (3) pandangan mata tertuju ke arah datangnya
bola, (4) bengkokkan siku dan tempatkan kedua tanganmu di depan dada, (5)
renggangkan kedua telapak tangan serta jari-jarinya dengan lemas, (6) segera
jemput bola dengan kedua tanganmu ketika bola datang menghampiri kita, (7)
setelah bola ditangan kita, (8) tarik kearah dada dan pegang erat-erat bola tersebut.
Apabila telah memahami cara melempar dan menangkap, maka dilanjutkan
dengan cara memukul bola. Bola dipukul dengan berbagai variasi sesuai dengan
arah pukulan yaitu: pukulan melambung, cara melakukannya adalah sebagai
berikut : (1) kaki kiri berada di depan, dan kaki kanan berada di belakang, (2)
tangan kanan yang memegang pemukul diserongkan 45 derajat ke bawah, (3)
pukulan dilakukan dengan seikap rileks. Hal itu agar saat bola mengenaii pemukul
ayunan, tangan kanan bisa bebas mencapai samping kiri atas, (4) dengan posisi
seperti ini pukulan akan melambung jauh. Pukulan mendatar, cara melakukannya
adalah sebagai berikut : (1) kaki kiri berada di depan, dan kaki kanan berada di
belakang, (2) posisi pemukul sejajar dengan bahu, (3) pukulan ini akan
menghasilkan gerak bola sangat cepat melesat ke depan. Pukulan merendah, cara
melakukannya adalah sebagai berikut : (1) kaki kiri berada di depan, dan kaki
kanan berada di belakang, (2) tangan kanan yang memegang pemukul ditarik ke
16
atas belakang, (3) pukulan dilakukan dengan mengayunkan pemukul dari atas ke
arah bawah, (4) dengan posisi seperti ini pukulan arah jalannya bola akan cepat
dan memantul tanah.
2.2.5 Permainan Kasti Bola Lunak (Kasbol)
2.2.5.1 Peraturan permainan
Jumlah pemain kasbol setiap regu dapat terdiri dari 6 orang (dengan 5 orang
sebagai cadangan). Tiap pemain diberi nomor dada dari 1 sampai 6. Salah seorang
bertindak sebagai kapten regu. Ada beberapa peraturan dalam permainan Kasbol
yaitu Kasbol dimainkan oleh 2 regu berjumlah 12 orang. Regu yang main disebut
regu pemukul regu yang jaga disebut regu penjaga. Tiang pertolongan terbuat dari
bahan yang tidak mudah patah, seperti kayu. Tiang pertolongan ditancapkan di
tengah lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan tinggi tiang pertolongan dari tanah
ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan dengan garis pemukul adalah 5 meter dan
jarak dari garis samping 5 meter.
Daerah bebas dalam permainan kasbol ada 1 (satu), ruang bebas berada di
ujung lapangan permainan dengan lebar 5 m, Pemain yang sudah berada di tiang
bebas aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola, Permainan
berlangsung dalam dua babak. Tiap babak berlangsung selama 20 menit. Tiap
babak di beri waktu istirahat 10 menit. Seorang pemain dari regu pemukul
dinyatakan mati apabila reru penjaga berhasil melemparkan bola pada lawan yang
berada ditengah lapangan permainan selama perjalanan pelari, Bola mati adalah
bola yang sudah tidak bisa dimainkan kembali di dalam permainan atau
lapangan. Adapun beberapa bola yang dianggap mati antara lain: Bola dipegang
pelambung dan pelambung berdiri pada tempatnya, apabila pada pukulan salah
atau tidak kena dan apabila bola hilang sehingga dicari tidak ketemu serta terjadi
pergantian bebas.
Penjaga berhasil menangkap bola pukulan dari lawan tanpa terjatuh terlebih
dahulu ketanah mendapatkan point satu, apabila regu penjaga sudah
mengumpulkan 3 point hasil dari mematikan lawan ataupun tangkapan bola hasil
pukulan lawan. Setiap pemain berhak satu kali memukul, kecuali pemain teakhir
berhak memukul sebanyak tiga kali pukulan, Sesudah pemukul. Apabila alat itu
berada diluar, pemain tersebut tidak mendapat nilai, kecuali ia segera
17
20 M
5M 45 M 10 M
Gambar 2.2 Lapangan Kasbol ukuran 60 x 30 meter
( Sumber: Ardisusilo. 2013 : 29-33)
Menangkap bola merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh pemain
bola kasti, sikap badan dan posisi tangan pada saat menangkap bola sangat tergantung
pada datangnya bola. macam-macam cara atau tekhnik dalam melakukan tangkapan
dalam permainan bola kasti seperti menangkap bola bergulir ditanah, menangkap bola
20
lambung dan menangkap bola lurus. Menangkap bola bergulir ditanah caranya
menahan bola dengan seluruh badan yaitu sikap berdiri, sikap duduk berlutut dan sikap
berjongkok.
Cara menangkap bola melambung dengan menggunakan kedua tangan
yang dijulurkan kearah datangnya bola, cara menangkap bola lurus yaitu apabila
bola datangnya mendatar dan tepat didepan dada, pada saat bola tertangkap jari-
jari segera ditutup dan kedua tangan ditarik kebelakang supaya bola tidak
lepas kembali. Akan tetapi apabila datangnya bola dari samping kanan atau kiri
badan maka caranya dengan salah satu atau kedua tangan dijulurkan kesamping
kanan atau kiri badan, berikut gambar teknik menangkap bola.
teknik atau cara yang baik pula. Posisi tubuh pada teknik memukul dengan
ayunan dan tanpa ayunan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
24
atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian
mempersiapkan
25
rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan
seterusnya. Adapun langkah yang dilakukan oleh guru dalam penelitian tindakan kelas ini
sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan metode
discovery serta menyiapkan permainan dan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
26
3.2 Subyek Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis (Barlian, 2016). Populasi adalah
kelompok yang dijadikan obyek atau subyek penelitian dalam suatu wilayah dan dengan syarat
tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seswa SDN Kasiman II Kecamatan Kasiman
Kabupaten Bojonegoro yang terdiri dari:
Tabel 3.1 Jumlah siswa SDN Kasiman II
No. Jenis Kelamin Total
1. Laki-laki 41
2. Perempuan 29
Jumlah 70
27
Lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri II
Kasiman yang beralamatkan Jalan Yudhistira 1, Tawongan, Kasiman, Kabupaten Bojonegoro,
Kode Pos 58371.
28
(1)Pandangan ke depan, berdiri menyamping dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di
belakakng lalu lutut kaki kangan ditekuk sedikit.
(2)Ayunan lengan saat melempar bola dari atas kepala.
(3)Gerakan lanjutan yaitu posisi kaki kanan ke depan dan badan mengikuti arah jalannya
lemparan bola.
(4)Hasil lemparan bola tetap sasaran.
Perolehan nilai:
(1)Mendapatkan nilai 1 jika memenuhi 1 aspek
(2)Mendapatkan nilai 2 jika memenuhi 2 aspek
(3)Mendapatkan nilai 3 jika memenuhi 3 aspek
(4)Mendapatkan nilai 4 jika memenuhi 4 aspek
Indikator penilaian teknik menangkap bola kasti
(1) Berdiri tegak dengan kki kanan di depan.
(2) Membengkok siku dan tangan berhadapan
(3) Jari dalam keadaan renggang dan rileks
(4) Bola berhasil ditangkap
Perolehan nilai
(1) Mendapatkan nilai 1 jika memenuhi 1 aspek
(2) Mendapatkan nilai 2 jika memenuhi 2 aspek
(3) Mendapatkan nilai 3 jika memenuhi 3 aspek
(4) Mendapatkan nilai 4 jika memenuhi 4 aspek
Indicator penilaian teknik memukul bola kasti
(1) Badan condong ke arah depan dengan tangan kanan memegang kayu pemukul lalu memberi
arah lalu memberi tanda bola yang di inginkan dengan tangan kiri.
(2) Tarik kayu pemukul ke belakang sampai bahu
(3) Memukul bola dengan cara mengayun lengan kanan.
(4) Bola berhasil dipukul.
Perolehan nilai
(1) Mendapatkan nilai 1 jika memenuhi 1 aspek
(2) Mendapatkan nilai 2 jika memenuhi 2 aspek
(3) Mendapatkan nilai 3 jika memenuhi 3 aspek
29
(4) Mendapatkan nilai 4 jika memenuhi 4 aspek
Rumus penskoran :
Menentukan nilai psikomotorik
jumlah skor yang diperoleh
Nilai = x 50%
jumlah skor maksimal
Keterangan :
(1) Kerjasama : Jika siswa dapat melakukan usaha bersama dengan siswa yang lainnya.
(2) Sportif : Jika siswa dalam melakukan permainan kasti bermain sportif
(3) Kejujuran : Jika siswa dalam bermain maupun kegiatan belajar mengajar bersikap jujur.
Rumus penskoran:
Menentukan nilai afektif
jumlah skor yang diperoleh
Nilai = x 20%
jumlah skor maksimal
30
.
1. Bola kasti termasuk jenis olahraga... C
a.Atletik
b.Senam
c.Permainan
d.Bela diri
2. Jumlah pemain setiap tim dalam permainan D
bola kasti
adalah...
a. 9 c. 11
b. 10 d. 12
3. Apa bahan alat pemukul permainan kasti? A
a.Kayu
b.Plastik
c.Besi
d. Bamb
4. Teknik dasar permainan bola kasti adalah ... B
a) Menendang, menyundul dan memukul
b) Melempar, menangkap dan memukul
c) Melempar, menyundul dan memukul
d) Melempar, menangkap dan melambung
5. Lemparan yang digunakan untuk A
pelari/pemukul
adalah...
a. Lemparan melambung
b. Lemparan lurus dan mendatar
c. Lemparan tinggi
d. Lemparan rendah
6. Berikut yang termasuk gerakan bola kasti D
adalah,
kecuali !
a. Melambung c. Menggelinding
b. Mendatar d. Memuku
7. Berapa cara menangkap bola dalam C
permainan kasti ?
a. 5 cara c. 3 cara
b. 4 cara d. 2 cara
8. Berapa macam arah pukulan dalam B
permainan kasti?
a. 2 cara c. 4 cara
b. 3 cara d. 5 cara
9. Apabila dalam memukul sendiri tanpa mati B
dan dapat
kembali ke ruang bebas dengan aman akan
mendapat
nilai ...
31
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
10. Berapa jumlah tiang dalam lapangan C
permainan kasti?
a. 1 tiang c. 3 tiang
b. 2 tiang d. 4 tiang
Jumlah skor maksimal 10
(6) Siswa melakukan permainan kasti dengan pemukul modifikasi dan bola lunak.
32
Gambar 3.2 Alur Permainan Kasti (Sumber: Ardisusilo. 2013)
Gambar 3.3 posisi regu penjaga dan regu pemukul (Sumber: Ardisusilo. 2013)
= Regu Penjaga
= Regu Pemukul
= Regu Pemukul
3.6.2.1.3 Pengamatan
(1) Guru mengamati permainan siswa dalam kasti.
(2) Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan
(3) Guru menganalisis data hasil pengamatan
3.6.2.1.4 Refleksi
(1) Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus ke - 1.
33
(2) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian
dalam siklus I dengan guru maupun observer.
3.6.2.2 Siklus II
3.6.2.2.1 Perencanaan
(1) Merancang tindakan siklus II.
(2) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi bola meliputi rencana
pembelajaran, lembar kerja siswa, dan lembar pengamatan.
(3) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik
.
(4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan
guru mitra atau observer secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan.
(5) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan siklus I.
3.6.2.2.2 Pelaksanaan
(1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran kasti dengan
menggunakan permainan kasbol.
(2) Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan permainan kasti menggunakan permainan
kasbol.
(3) Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan
(4) Guru memperagakan teknik memukul, melempar dan menangkap
(5) Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru
(6) Siswa melakukan permainan kasti menggunakan permainan kasbol.
(7) Guru menilai ketrampilan permainan siswa
3.6.2.2.3 Pengamatan
(1) Guru mengamati permainan siswa dalam memukul, lemparan dan tangkapan.
(2) Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan
(3) Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi.
3.6.2.2.4 Refleksi
(1) Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II.
(2) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan
penelitian dalam siklus II.
34
(3) Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan
siklus II bersama teman sejawat.
Menyusun laporan hasil tindakan perbaikan pembelajaran.
3.6.3 Analisis Data
3.6.3.1 Indikator Keberhasilan
Berdasarkan pengalaman guru dalam proses pembelajaran PJOK pada siswa kelas IV SDN
Kasiman II sebelum penerapan permainan kasti menggunakan permainan kasbol, nilai hasil
belajar siswa relatif masih rendah, dengan rata-rata 70. Dengan kondisi tersebut tindakan yang
dilakukan dengan penerapan bermain kasti dengan menggunakan permainan kasbol diharapkan
agar pembelajaran menyenangkan dan dapat menggali potensi siswa secara individu maupun
kelompok sehingga mampu meningkatkan hasil belajar sama dengan atau di atas kriterian
ketuntasan minimal (KKM) 75.
Dengan penerapan permainan kasti menggunakan permainan kasbol diharapkan siswa akan
mengalami peningkatan hasil belajar dari saat kondisi awal atau pada saat pra siklus sampai pada
kondisi siklus II.
Dengan tingkat hasil belajar siwa yang mengalami Kriteria Ketuntasan Minimal lebih dari 75%.
35
Untuk menentukan nilai rata-rata kelas yaitu nilai yang diperoleh siswa dijumlahkan kemudian
dibagi dengan jumlah siswa sehingga diperoleh rata- ratanya. Nila rata-rata diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan:
xX
N
x = nilai rata-rata
N = jumlah siswa
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai
bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut pada siklus selanjutnya.Adapun hasil dari
perhitungan rumus tersebut masih harus dikonsultasikan dengan tabel kriteria tingkat
keberhasilan siswa untuk mengetahui kualitas keberhasilan yang diperoleh. Tingkat
keberhasilan ini mengacu pada lima skala likert.
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
36
Tingkat Keberhasilan(%) Tingkat Keberhasilan
37