Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET

MELALUI PENDEKATAN BERMAIN


DI SMKN 5 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
BELLA PUTRI PRADANIA
NIM F1102151028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2019
Mengetahui,
PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
DI SMKN 5 PONTIANAK

Bella Putri Pradania, Mimi Haetami, Fitriana Puspa Hidasari


Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Untan Pontianak
Email:bellaputri9777@gmail.com

Abstract
The Implementation of learning often makes students less interested in
lesson, students have difficulty in understanding and practicing the lesson
of Basketball chest pass, and students still have low ability in doing
basketball chest pass. The purpose of this study is to improve learning
outcomes basketball chest pas through playing approach at SMKN 5
Pontianak. The method of this study is classroom action research and the
subject of this research is X Busana students of SMKN 5 Pontianak with 36
students. The result on the first cycle is 33,3% obtained by 12 students with
succeed category or having score above the KKM. While the rest students
get 66.6% or 24 students still having score below the KKM. On the second
cycle is 96.6% with 29 students with succeed category or having score
above the KKM, while the rest is 19.4% with 7 students having score below
the KKM or cannot achieve the KKM. That is the result of learning
basketball chest pass through playing approach on X Busana students of
SMKN 5 Pontianak

Keywords: Chest Pass, Playing Approach

PENDAHULUAN sistem pendidikan secara keseluruhan.


Olahraga mempunyai peran yang Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan
sangat penting dalam kehidupan manusia. jasmani harus di arahkan pada
Dalam kehidupan modern sekarang ini pebcapaiyan tujuan yang di harapkan.
manusia tidak dapat di pisahkan dari Adapun tujuan pendidikan jasmani yang
kegiatan olahraga, berbagai alasan orang di harapkan bukan hanya
melakukan olahraga baik untuk mengembangkan ranah jasmani.
meningkatkan prestasi maupun menjaga Keterampilan berfikir kritis, stabilitas
kondisi tubuh agar tetap sehat. Olahraga emosional, keterampilan sosial, penalaran
tidah hanya di butuhkan oleh atlet, dan dan tindakan moral melalui kegiatan
masyarakat umum yang gemar melakukan aktivitas jasmani dan olahraga (Sedarwan
olahraga tetapi olahraga sangat beperan Danim, 2011:3)
penting dalam dunia pendidikan Agar tujuan pendidikan jasmani dapat
khususnya dalam pendidikan jasmani. terlaksana dengan baik maka sekolah
Pendidikan jasmani pada sebagai lembaga formal pelaksanaan
dasarnya merupakan bagian integral dari secara nasional dalam penyusunan

2
kurikulum pendidikan jasmani harus Bermain adalah suatu tindakan
memperhatikan tahap berbagai macam yang bentuknya sederhana dan
cabang olahraga di berikan, salah satunya menyenangkan kegiatan yang bentuknya
adalah cabang olahraga bola basket. sederhana dan menyenangkan kegiatan
Permainan bola basket merupakan salah bermain sangat dikausai oleh anak-anak
satu di antara banyak cabang olahraga (siswa). Bermain yang dilakukan tertara,
yang sangat di minati peserta didik karena mempunyai manfaat yang besar untuk
permainanya yang menyenangkan dan siswa. Pengalaman ini bias berupa
dapat berinteraksi langsung dengan kawan membina hubungan sesama teman dan
maupun lawan. Hal tersebut dapat dilihat menyalurkan perasaan yang tertekan.
dari antusias peserta didik pada saat Bermain dalam nuansa keriangan itu
mengikuti materi pembelajaran bola memiliki tujuan yang melekat
basket di sekolah. Selain itu ketika diberi didalamnya, untuk kegembiraan dan
kesempatan untuk bermain setelah kesenangan
pembelajaran pendidikan jasmani Berdasarkan hasil observasi yang
dilaksanakan, peserta didik lebih memilih dilakukan oleh peneliti selama
bermain bola basket untuk memanfaatkan melaksanakan Program Pengalaman
waktu yang diberikan oleh guru Lapangan (PPL) di SMKN 5 Pontianak,
pendidikan jasmani. didapat bahwa kemampuan chest pass
Dalam bola basket terdapat bola basket dinilai masih rendah. Dapat
beberapa teknik yang harus dikuasai yaitu dilihat dari hasil pembelajaran yang 80%
passing, shooting dan dribbling. Passing masih di bawah KKM Hal ini dikarenakan
salah satu dari teknik dalam permainan pembelajaran yang membosankan,kurang
bola basket yang dikenal oleh pemula, variatif,dan cenderung tidak efektif hal ini
karena keterampilan sangat penting dikarenakan siswa tidak memahami teknik
dalam permainan bola basket. Menurut dasar chest pass, yang mengakibatkan
Muhammad Munyi Faruq (2009:38) siswa hanya melakukan gerakan tanpa
Teknik melempar bola atau mempassing didasari teknik yang baik dan benar.
bola adalah cara memberikan bola kepada Masalah lainnya yang ikut mempengaruhi
teman satu tim. Oleh karena itu, sering rendahnya teknik passing tersebut juga
juga teknik melempar bola disebut teknik disampaikan guru PJOK di SMKN 5
mengoper bola (passing) kepada teman Pontianak, karena siswa tidak tertarik
dalam satu tim. Permainan bola basket pada saat guru menyampaikan materi bola
memiliki berbagai cara mengoper bola basket serta teknik dasar tidak dikuasai
kepada teman dan pemain minimal secara optimal oleh peserta didik.
menguasai empat sampai 5 macam cara Mengacu masalah diatas, peneliti
mengoper bola, akan lebih baik jika menawarkan solusi yaitu digunakannya
menguasai semuanya. Mengoper bola modifikasi permainan, karena dengan
harus disesuaikan dengan jarak dan posisi bermain peserta didik akan lebih
teman yang akan diberikan operan bola semangat dan akan dapat lebih mudah
itu, karena jarak ikut mempengaruhi memahami materi. Permainan-permainan
perkembangan peserta didik sehingga tersebut akan dimodifikasi dengan
tidak terjadi dalam pelaksanaan jasmani di seksama sehingga peserta didik dapat
sekolah. Dalam pendidikan jasmani jenis bermain sekaligus mempelajari teknik
operan apa yang akan harus diberi passing basket adapun permainan-
sehingga bola tidak bias diambil lawan permainan yang akan diterapkan ialah
pada saat dioperkan permainan galah hadang, bola menjawab,
estafet dan jaga kaleng. Maka dari itu

3
peneliti ingin melakukan penelitan yang mengetahui pendapat atau respon dari
berjudul “Peningkatan hasil belajar Chest responden (peserta didik). Instrument
pass bola basket melalui pendekatan yang digunakan adalah angket yang berisi
pembelajaran bermain di SMKN 5 sejumlah pertanyaan untuk peserta didik.
Pontianak” (3) Studi documenter merupakan teknik
pengumpulan data berupa dokumen-
METODE PENELITIAN dokumen baik tertulis, gambar maupun
Sesuai dengan tujuan penelitian, elektronik.
maka penelitian ini menggunakan jenis Teknik analisis data dalam
penelitian “classroom action research” penelitian ini didapat dari hasil tes belajar
(Penelitian tindakan kelas). Menurut Car siswa yang dilaksankan pada akhir
and Kemmis (dalam Saur M, 2014:16) pertemuan dihitung rata-ratanya.
penelitian tindakan kelas adalah suatu Kemudian dikategorikan dalam batas-
bentuk penelitian reflektif dari secara batas penilaian yang diberikan yaitu
kolektif yang dilakukan oleh peserta tuntas atau belum tuntas. Disamping ini
dalam situasi social untuk meningkatkan nilai siswa sebelumnya akan dijadikan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dasar ada tidaknya hasil belajar siswa.
serta praktik social, dan pemahaman Data yang diperoleh masih berupa skor
mereka terhadap praktik-praktiknya sesuai sehingga perlu diubah menjadi nilai
dengan situasi tempat dilakukan. Metode prestasi. Menurut Suharsimi Arikunto
adalah cara melakukan bagaimana cara (2001: 236), skor yang didapatkan untuk
memperoleh data mengenai variabel- dapat dicatat sebagai nilai prestasi maka
variabel tersebut di dalam kegiatan skor berstandar, sehingga akan didapat
penelitian, cara memperoleh data ini nilai prestasi. Skor standar pada penilaian
dikenal sebagai metode pengumpulan ini adalah 100, karena disesuaikan dengan
data. nilai yang ditetapkan oleh sekolah
Penelitian ini dilakukan dalam menggunakan angka puluhan dengan kata
pembelajaran dengan bantuan orang lain lain bahwa prestasi tertinggi adalah 100.
atau tim untuk memperbaiki dan
mencegah masalah. Agar penelitian HASIL PENELITIAN DAN
tindakan kelas mencapai hasil yang PEMBAHASAN
optimal dan sesuai harapan, maka Hasil
penyusun penelitian tindakan kelas harus Penelitian yang telah diakukan ini
melalui tahap-tahap sebagai berikut: adalah penelitian tindakan kelas. Terdapat
Subjek penelitian ini adalah siswa Lima tahap dalam penelitian ini yaitu
kelas X Akutansi di SMK Negeri 5 perencanaan, tindakan, observasi, refleksi
Pontianak dengan jumlah 33 siswa. dan refisi. Sebelum melakukan
Pada penelitian ini terdapat teknik penelitianpeneliti melakukan observasi
pengumpulan data yang digunakan terlebih dahulu sehungga mendapat rata-
peneliti yaitu : (1) Pengamatan dilakukan rata prasiklus yang masih belum
oleh peneliti secara terstruktur. Kegiatan memenuhi nilai ketuntasan (KKM).
ini bertujuan untuk melihat permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam subjek Pra-siklus
penelitian (kelas X Akutansi di SMKN 5 Sebelum melakukan penelitian,
Pontianak). Alat yang digunakan dalam peneliti mengumpulkan nilai pra-siklus.
kegiatan ini adalah lembar pengamatan. Nilai pra-siklus dilakukan dari hasil
(2) Angket atau kuesioner dalam observasi guru dan siswa pada observasi
penelitian ini digunakan untuk pertama yang dilakukan sebelum

4
penelitian. Dari hasil pra-siklus didapat Media mengajar (Bola)
rata-rata aktivitas persentase kemampuan Bola merupakan media pembelajaran
siswa yaitu 40%. Hasil tersebut yang sangat penting sebab bola digunakan
menunjukan bahwa nilai rata-rata sebagai media mengajar oleh guru k
kemampuan siswa belum mencapai nilai dengan adanya bola guru lebih mudah
indicator kerbehasilan penelitian yaitu menjelaskan materi apa yang akan
75%. Hasil ini juga menyimpulkan bahwa dipelajari peserta didik dan lebih mudah
kemampuan bermain basket masih memperaktekan cara bermain dan teknik
rendah. bola.

Siklus I Lembar observasi guru dan siswa


Siklus I mulai dilakukan pada hari Observasi adalah suatu tindakan atau
Kamis,11 Juli 2019. Sampai 18 Juli 2019 proses mengamati sesuatu tindakan atau
Terdapat empat langkah pada siklus ini proses, Observasi merupakan salah satu
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, teknik pengumpulan data yang bertujuan
dan refleksi Berikut adalah penjelasan untuk mengetahui peningkatan hasi
mengenai siklus I. belajar perserta didik dan melihat
Perencanaan tindakan perbandingan hasil nilai peserta didik.
Ada beberapa perencanaan tindakan
pertama yang dilakukan oleh peneliti Pelaksanaan Tindakan
sebagai guru yaitu : menyiapkan, RPP, Bola menjawab Seluruh Siswa
bahan mengajar (buku), media mengajar, membuat lingkaran dengan guru berda di
(bola), dan lembar observasi guru dan tengah lingkaran di tangan sambil
siswa. Pembina melempar bola dengan cara
chest pass. Pembina siap melempar bola
RPP kepada anggota baru atau regu secara
RPP atau rencana pelaksanaan acak, sambil melempar bola Pembina
pempelajaran memiliki peranan yang melontarkan pertanyaan. Regu yang
sangat pening diantaranya untuk refensi mendapat bola sambil menjawab
bagi guru dalam memberikan pertanyaan salah maka harus di beri
pembelajaran, berguna baik bagi guru dan hukuman contoh push up, bernyanyi, dll.
bagi siswa. Penyusunan rencana Jika Pembina telah meniup pluit, artinya
pembelajaran juga dapat menyegarkan bola sudah harus kembali dan Pembina
pendapat bagi guru, untuk meningkatkan melontarkan pertanyaan berikutnya
hal-hal penting dalam proses belajar dari Selanjutnya dilakukan pertemuan
materi pembelajaran dengan permainan Estafet lempar bola
basket, Permainan ini sama saja dengan
Bahan mengajar (Buku) estafet yang sering kita lakukan akan
Buku memiliki fungsi yang sangat tetapi tongkat yang digunakan di ganti
penting, karna sebelum guru memberikan dengan bola basket masing-masing
materi pembelajaran murit bisa membaca kelompok yang berjumlah 3-4 kelompok
buku terlebih dahulu. Buku mrupakan yang terdiri dari 4-5 orang saling berbasis
bahan ajar dan sumber belajar yang berbanjar dengan jarak 3 meter peserta
mudah ditemukan, dan digunakan. didik yang paling depan betugas untuk
Dengan adanya Buku peserta didik akan mengoper bola pada saat aba-aba dimulai
lebih memahami Materi yang akan peserta didik melempar bola dengan cara
dijelaskan guru sehingga lebih mudah Chest pass bola dan mengoper pada
dalam prose pembelajaran. barisan ke dua begitu seterusnya sampai

5
ke barisan yang paling akhir yang yang telah di tentukan menjaga kaleng-
penang akan di tentukan siapa yang kaleng tersebut di dalam garis yang telah
terlebih dulu membawa bola ke garis di tentukan. Pada tanggal 18 juli 2019.
finish. Tahap akhir pada pertemuan ini dilakukan
Peneliti kembali melakukan evaluasi pembelajaran yaitu tes dengan
pembelajaran dengan permainan Jaga rublik penelitian yang dapat dilihat pada
Kaleng/gembata Peserta didik dibagi lampiran 9 siklus I halaman 88.
menjadi dua kelompok terdiri dari 5-6
orang setiap tim memiliki kaleng yang Observasi Tindakan
sudah di susun dan harus di pertahankan, Pelaksanaan siklus I terlihat kurang
setiap tim memiliki kesempatan untuk efektif sehingga didapat data dalam
menyerang tim bertahan harus menjaga bentuk diagram sebagai berikut:
kaleng-kaleng tersebut di dalam garis

Hasil rata-rata nilai pada siklus I adalah sebagai berikut:


No Nilai Kriteria Frekuensi Persentase
1 80-100 A 0 0%
2 70-79 B 5 13,8%
3 60-69 C 29 80,5%
4 50-59 D 2 5,5%

Pada table tersebut dapat disimpulkan Siklus 2


bahwa siswa yang mendapat nilai diatas Siklus 2 mulai dilakukan pada hari
KKM hanya 33,3% atau sebanyak 12 Kamis,25 Juli 2019. Sampai 1 Agustus
siswa nilai dibawah KKM 66,6% atau 2019. Terdapat empat langkah pada siklus
sebanyak 24 siswa. Dengan hasil pada ini yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
siklus I ini dinyatakan belum dan refleksi Berikut adalah penjelasan
berhasil/mencapai target penelitian yaitu mengenai siklus 2.
sebesar 75% Siswa mendapat nilai diatas
KKM, sehingga penelitian ini dilakukan Perencanaan tindakan
ke siklus II. Ada beberapa perencanaan tindakan
pertama yang dilakukan oleh peneliti
Refleksi Tindakan sebagai guru yaitu: jadwal, RPP, bahan
Yang perlu diperbaiki pada siklus I mengajar, media mengajar, tes, dan
adalah sebagai berikut: (1) Peneliti harus lembar observasi guru dan siswa.
mampu mampu menarik motivasi siswa.
(2) Peneliti harus lebih memberikan Pelaksanaan Tindakan
penjelasan terkait metode permainan yang Pelaksanaan tindak pada siklus pertama
akan digunakan. dilakukan 1 dan 2 kali pertemuan. Proses
Hal-hal tersebut diatas akan lebih pembelajaran dilakukan sesuai dengan
ditekankan dalam tindakan siklus jadwal belajar PJOK kela X Busana
berikutnya, guru mendapatkan hasil yang kegiatan belajar mengajar desesuaikan
lebih baik pada penelitian ini. dengan rencana kegiatan yaitu: Peneliti
memberikan penjelasan terlebih dahulu
tentang Chest pass bola basket. Setelah itu

6
peneliti melakukan pembelajaran Chest pembelajaran yaitu tes dengan rublik
pass mengunakan permainan Estafet penelitian yang dapat dilihat pada
lempar basket dan jaga kaleng/gembata lampiran 9 siklus II halaman 86.
pada tanggal 25 Juli 2019. Peneliti
kembali melakukan pembelajaran dengan Observasi Tindakan
metode bermain, namun pada pertemuan Pelaksanaan siklus II terlihat kemajuan
kedua ini digunakan permainan, Kucing dalam segi nilai yang diperoleh siswa
dan tikus serta permainan bola menjawab efektif sehingga didapat data dalam
pada tanggal 1 Agustus 2019. Tahap akhir bentuk diagram sebagai berikut.
pada pertemuan ini dilakukan evaluasi

Rata-rata nilai pada siklus II adalah sebagai berikut:


No Nilai Kriteria Frekuensi Persentase

1 80-100 A 7 19,4%
2 70-79 B 22 61,1%
3 60-69 C 7 19,4%
4 50-59 D 0 0%
Pada table tersebut dapat olahraga SMKN 5 Pontianak melakukan
disimpulkan bahwa siswa yang mendapat refleksi untuk mengevaluasi aktifitas atau
nilai diatas KKM sebesar96,6% atau hasil belajar chest pass bola basket
sebanyak 29 siswa nilai dibawah melalui pendekatan bermain. Refleksi
KKM19,4% atau sebanyak 7 siswa. dilaksanakan pada nilai tes atau hasil
Dengan hasil pada siklus II ini dinyatakan belajar peserta didik. Dari hasil refleksi
tindakan pada siklus II ini berhasil. diketahui bahwa pada siklus I Penerapan
Ditunjukkan dari tercapainya 75% siswa pendekatan bermain memperlihatkan hasil
mendapat nilai diatas KKM sehingga yang kurang maksimal. Namun setelah
penelitian dihentikan sampai dengan dilakukan tindakan pada siklus II Siswa
siklus II. mendapat hasil yang memuaskan yaitu
Refleksi tindakan 96,6% siswa mendapat nilai diatas KKM.
Setelah pelaksanaan siklus II
dilaksanakan, peneliti bersama guru

Perbandingan Siklus I dan Siklus II


Kriteria Siklus II
Siklus I
12 Orang 33,3% Tuntas 29 Orang 96,6%
24 Orang 66,6% Tidak tuntas 7 Orang 19,4%

PEMBAHASAN
Penerapan metode bermain dalam peningkatan Berdasarkan hasil penelitian
pembelajaran Chest pass Bola basket pada di atas, menunjukan bahwa hasil belajar
siswa kelas X Busana di SMKN 5 Chest pass dengan mengunakan
Pontianak ternyata menunjukan pendekatan bermain melalui siklus I yang

7
dilaksanakan pada tanggal 11 juli 2019 Dari analisis data dan hasil penilitian
sampai 18 juli 2019, didapat siswa yang siklus I dan siklus II diketahui bahwa
Tuntas sebanyak 12 Siswa (33,3%) terjadi peningkatan kuallitas belajar
sedangkan siswa yang tidak Tuntas penjas dengan menerapkan model
sebanyak 24 Siswa (66,6%). Setelah pendekatan bermain. Peningkatan ini
dilakukan Siklu II yang dilaksanakan pada terjadi pada aktivitas dan hasil tes akhir
tanggal 25 juli 2019 sampai 1 Agustus siswa secara keseluruhan. Untuk
2019,terlihat peningkatan didapat siswa mengetahui peningkatan aktivitas dan
yang Tuntas sebanyak 29 Siswa (96,6%) rata-rata hasil belajar siswa dalam
sedangkan siswa yang tidak Tuntas pembelajaran penjas pada siklus I dan
sebanyak 7 Siswa (19,4%) hasil belajar siklus II dapat dilihat dalam table berikut
siswa pada materi Chest pass bola ini.
basketdikelas X Busana SMKN 5
Pontianak

. Perbandingan Siklus I dan Siklus II


Kriteria Siklus II
Siklus I
12 Orang 33,3% Tuntas 29 Orang 96,6%
24 Orang 66,6% Tidak tuntas 7 Orang 19,4%

Berdasarkan data di atas dapat dilihat dapat meningkatkan aktifitas


peserta didik yang mencapai KKM rata- pembelajaran menujukan bahwa melalui
rata hasil belajar siswa pada siklus I 12 belajar Chest pas melalui pendekatan
Siswa(33,3%) dan pada siklus II menjadi bermain siswa lebih memahami teknik
29 Siswa(96,6%). Meskipun dalam data chest pass dengan baik dan benar.
tersebut masih ada siswa yang belum Semua itu terlihat dari adanya
tuntas dalam siklus I perbandingan nilai siklus I dan siklus II,
Setelah pelaksanaan siklus II dengan adanya metode pendekatan
dilaksanakan, peneliti bersama guru bermain maka akan terciptanya gerakan
olahraga SMKN 5 Pontianak melakukan yang baik dan benar sehingga berdampak
refleksi untuk mengevaluasi aktifitas atau pada hasil yang baik, dan lebih
hasil belajar chest pass bola basket mempermudah guru menjelakan chest pas
melalui pendekatan bermain. Refleksi bola basket juga mempermudah siswa
dilaksanakan pada nilai tes atau hasil memahami dan menguasai teknik chest
belajar peserta didik. Dari hasil refleksi pass bola basket dengan baik dan benar.
diketahui Selanjutnya pada siklus II Bahwa metode pendekatan bermain untuk
terjadi peningkatan hasil belajar siswa meningkatkan hasil belajar chest pass
yaitu siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 bola basket di SMKN 5 Pontianak pada
ada 12 siswa (33,3%) pada siklus II siswa mata pelajaran Penjas menjadi meningkat.
memperoleh ≥65 ada 26 siswa (96,6%), Semua itu terlihat dari adanya ketuntasan
Maka dapat disimpulkan Siklus II berhasil belajar siswa dari siklus I sampai Siklus
karna adanya peningkatan nilai Siswa II.
Berdasarkan hasil penelitian yang Dapat ditegaskan bahwa penerapan
dikemukakan diatas dapat disimpulkan metode bermain terhadap hasil belajar
bahwa metode pendektan bermain dapat siswa kelas X Busana SMKN 5 Pontianak
meningkatkan kemampuan siswa dalam dikatakan berhasil. Artinya pembelajaran
melakukan chest pass bola basket dan dengan menggunakan metode bermain

8
memberikan pengaruh yang sangat besar pass bola basket dapat mengunakan media
terhadap hasil belajar, sikap cermat dan permainan.
mandiri peserta didik untuk bisa
memecahkan masalah dan kerja sama DAFTAR RUJUKAN
kelompok dalam kegiatan pembelajaran Ahmad Ridwan & Yudik Prasetyo.
maupun diluar pembelajaran. (2016). “Pengaruh Latihan Beban
Kombinasi Propioceptive
SIMPULAN DAN SARAN Neuromuscular Facilitation
Terhadap Kebugaran Jasmani Ibu
Simpulan Rumah Tangga Dusun Banjaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada Desa Tempurejo Kecamatan
Siswa kelas X Busana SMKN 5 Pontianak Tempuran Magelang.” Journal
tahun pelajaran 2019/2020 dilaksanakan student uny.ac.id. 3 (V).Hlm. 1-12.
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas Alter J (2003). 300 Teknik Peregangan
dua pertemuan, yaitu: mengunakan Olahraga. Jakarta:PT Raja Grafindo
permainan estafet lempar basket dan jaga Persada
kaleng/gembata pertemuan kedua Bompa. (1994). Theory and Methodology
menggunakan permainan kucing tikus dan of Training. Kendal, Lowa: Hunt
bola menjawab. Berdasarkan pembahasan Publishing Company.
dan hasil penelitian maka dapat Darmadi, Hamid. (2011). Metode
disimpulkan sebagai berikut: Penelitian Pendidikan. Bandung:
Pembelajaran Chest pass mengunakan ALFABETA
pendekatan bermain. Dimana dapat dilihat Gidu Diana Victoria, et al. (2013). The
dari siswa yang mendapat nilai di atas PNF (Proprioceptive Neuromuscular
KKM pada siklus I sebesar 33,3% atau 12 Facilitation) Stretching Technique –
siswa, kemudian meningkat pada siklus II A Brief Review. Jurnal
sebesar 96,6% atau 29 siswa. Internasional.Ovidius University
Annals: Science, Movement &
Saran Health. Hlm. 623-626.
Berdasarkan hasil penelitian dan Giriwijoyo, Santosa & Dikdik Zakar
kesimpulan dalam penelitian ini, dapat Sidik. 2013. Ilmu Faal Olahraga.
disarankan sebagai berikut: (1) Guru Bandung: PT. Remaja Posdakarya.
penjaskes diharapkan dapat Hariono, Awan. (2005). Metode melatih
mengembangkan kreatifitas dan lebih fisik pencak silat: Yogyakarta:
inovatif pada proses pembelajaran dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan
upaya meningjatkan kompetensi siswa. Universitas Negeri Yogyakarta.
(2) Mengingat pembelajaran dalam Harsono. (2018). Latihan Kondisi Fisik.
permainan bola basket masih banyak Bandung: PT Remaja Rosdakarya
berbagai persoalan yang belum Kayla. B, dkk. (2012). Proprioceptive
teridentifikasi dan terpecahkan, maka Neuromuscular Facilitation (PNF):
diharapkan adanya penelitian media Its Mechanisms And Effects On
permainan yang dilakukan guru dapat Range Of Motion And Muscular
meningkatkan hasil belajar passing chest Function. Journal of Human
pass permainan bola basket. (3) Untuk Kinetics. (Volume 31).
menghasilkan hasil belajar passing chest USA.Willamette University.
Lesmana, Ferry. (2012). Panduan Pencak Rahman, Hidayat. R. (2016). Pengaruh
Silat. Yogyakarta: Nusa Media. Latihan PNF (Prophio
Neuromuscular Facilities) Terhadap

9
Tingkat Fleksibilitas Atlet Usia 14 – Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
17 Tahun PPS Betako Merpati Putih Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Cabang Cirebon. Skripsi. Universitas Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori dan
Negeri Yogyakarta Metodologi Melatih Fisik. Bandung:
Lubuk Agung.

10

Anda mungkin juga menyukai