Anda di halaman 1dari 22

PTK Penjaskes BAB 1 Kenaikan Pangkat SD Terbaru Kelas 4 Teknik

Dasar Pasing Atas


 Posted by Rinoto Tube on Tuesday, June 21, 2016   Labels: Penjaskes
Contoh PTK Kenaikan Pangkat - PTK Penjaskes BAB 1 Kenaikan Pangkat SD Terbaru Kelas 4
Teknik Dasar Pasing Atas - Berikut ini contoh laporan PTK lengkap untuk kenaikan pangkat Guru
SD Kelas 5 dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Kenampakan Buatan di
Indonesia melalui Penggunaan Pendekatan Pembelajaran VCT di Kelas V SD.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada dasarnya adalah bagian integral
dari sistem pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran
dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta
pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai
pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan
pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan
pertandingan (Depdiknas, 2003:5-6).

Ruang lingkup olahraga meliputi olahraga masyarakat, olahraga prestasi, dan olahraga pendidikan.
Salah satu bagian dari olahraga pendidikan terdapat pendidikan jasmani yang merupakan salah
satu mata pelajaran di sekolah dasar.

Permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan
lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya, olahraga
tradisionaldan aktivitas luar kelas. Dalam pendidikan jasmani permainan merupakan olahraga yang
paling digemari siswa, salah satu di antaranya adalah permainan bola voli mini.
Proses pembelajaran teknik dasar bola voli mini di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ....
Tahun Pelajaran ……… masih banyak ditemukan masalah di antaranya adalah kurangnya
penguasaan teknik dasar pasing atas. Siswa dalam melakukan pasing atas merasa takut terhadap
bola karena mereka beranggapan bahwa bola itu berat sehingga takut jika jari tangan akan cedera
akibat menahan bola. Selain itu, siswa tidak berani melihat arah datangnya bola ketika melakukan
pasing atas. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang menyenangkan menyebabkan siswa
kurang termotivasi untuk belajar teknik dasar pasing atas bola voli. Selama ini teknik yang diberikan
guru pendidikan jasmani dalam mengajar pasing atas masih sulit dipelajari oleh siswa, akibatnya
siswa kurang terampil dalam melakukan teknik dasar pasing atas bola voli. Terbukti dari hasil
evaluasi, baru 42% siswa yang telah dapat melakukan teknik passing atas dengan baik dan benar
dan sisanya 58% siswa masih belum menguasai teknik dasar pasing atas dengan baik dan benar.
Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal
tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya.
Berdasarkan pengamatan diketahui adanya beberapa masalah yang menyebabkan kurangnya
penguasaan teknik dasar pasing atas siswa. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran teknik dasar pasing atas.
2. Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa dalam melakukan teknik dasar pasing atas.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab timbulnya
permasalahan, di antaranya:
1. Guru belum menerapkan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Guru belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti menggunakan metode pembelajaran yang dapat
membantu siswa kelas IV SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... untuk dapat melakukan
pasing atas dengan baik dan benar, yaitu metode tutor sebaya. Selama ini metode tutor sebaya
belum pernah digunakan dalam pembelajaran Bola voli mini di SD Negeri .....
Alasan penggunaan metode bantuan tutor sebaya sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto,
yaitu bahwa:
1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau
enggan kepada gurunya.
2. Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas
3. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam
mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
Penggunaan metode tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap
teknik pasing atas, seperti yang disampaikan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa tutor
sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan
belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar pasing atas dalam permainan bola
voli mini siswa kelas IV SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ....?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas siswa kelas IV SD
Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... melalui bantuan tutor sebaya.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Manfaat hasil penelitian ini adalah hasil belajar pasing atas siswa kelas IV SD Negeri .... Kecamatan
.... Kabupaten .... meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu (1993:13).
Pengertian belajar menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena
adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan
maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun
sikap.
Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Reg Revans
(1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang berawal dari ketidaktahuan tentang apa
yang dilakukan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut merupakan
perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu
dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan
sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan
pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan
pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi
hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan berbagai macam
keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil
adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor
yang datang dari luar siswa.

1) Faktor dari Dalam Diri Siswa


Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh siswa dan 30%  dipengaruhi oleh lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri siswa
yaitu motivasi, minat, sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan
kondisi fisik dan psikis.

2) Faktor dari Luar Siswa


Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas
pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya
proses pembelajaran dalam mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh
dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan agar pembelajaran
menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

3. Pengertian Bola Voli Mini


a. Bola Voli
Bola voli menurut Wikipedia Indonesia (2014) adalah Olahraga permainan yang dimainkan oleh dua
tim berlawanan yang masing-masing tim terdiri dari enam pemain.
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-masing regu dimainkan oleh
dua tim dimana tiap tim beranggotakan enam orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki
persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim dipisahkan oleh net atau jaring (Viera, 2000: 2).
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895. Dia adalah seorang
pembina pendidikan jasmani pada organisasi "Young Man Christian Association" (YMCA) di kota
Massachusetts, Amerika Serikat. Mula-mula permainan bola voli diberi nama "mintonette".
Kemudian permainan ini diubah menjadi volley ball. Pada tahun 1892 YMCA berhasil mengadakan
kejuaraan nasional bola voli di negara Amerika Serikat. Pertandingan bola voli yang pertama tahun
1947 di Polandia. Pada tahun 1948 IVBF (International Volley Ball Federation) didirikan dengan
beranggotakan 15 negara dan berpusat di Paris.
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1928, yaitu pada zaman penjajahan Belanda.
Pada tanggal 22 Januari 1945, PBVSI (Persatuan Bola voli Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta
bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama. Pertandingan bola voli masuk acara resmi
dalam PON II di Jakarta dan POM I di Yogyakarta (Dadan Heryana, 2010: 74).
b. Bola Voli Mini
Permainan bola voli mini merupakan pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah
dasar. Jumlah pemain yang dibutuhkan dalam satu regu 4 orang pemain dengan 2 orang cadangan
dan pertandingan 2 set kemenangan (PP.PBVSI, 1995: 73).
Lapangan Bola voli mini berukuran panjang 12 meter, lebar 6 meter, tinggi net putra 2,10 meter,
putri 2 meter, dan bola yang digunakan nomor 4 dengan berat 230-250 gram (Tim Bina Karya Guru,
2004: 18).
Menurut Rukmana (1990: 24) salah satu cara melatih bola voli mini bagi anak usia 9-13 tahun
adalah sebagai berikut:
1) Latihan Pengenalan Bola
Latihan pengenalan sangat penting dilakukan agar siswa terlebih dahulu mengenal bola voli.
Untuk menanamkan rasa cinta terhadap permainan bola voli mini terlebih dahulu diperkenalkan
bermacam-macam latihan yang menyenangkan, sehingga anak-anak merasa senang dan
menyukai, akhirnya mencintai bola voli mini. Misalnya, lempar tangkap bola dengan menggunakan
bola plastik).
2) Latihan Menuju Pembentukan Fisik Bola voli
Dalam permainan Bola voli mini kesiapan fisik yang prima sangat menunjang tercapainya prestasi
yang optimal, tentu saja disesuaikan dengan usia serta perkembangan jiwa. Misalnya, siswa dilatih
lompat zig-zag sambil melewati bola
3) Latihan Teknik Dasar Bola voli
Setelah siswa siap secara fisik dan mental, selanjutnya dilakukan latihan teknik dasar permainan
bola voli.
Penerapan latihan teknik-teknik dasar bola voli mini dilakukan secara bertahap. Teknik-teknik dasar
bola voli mini meliputi: servis, passing, receive, spike, dan block.

4. Pengertian Pasing Atas


Pasing atas atau passing tangan atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper dari atas
kepala dengan jari-jari tangan. Bola yang datang dari atas diambil dengan jari-jari tangan di atas,
agak di depan kepala (Aip Syarifuddin, 1997: 69).
Menurut M. MariRinoto,  Sunardi, dan Agus Margono (1994: 54) menyatakan, pasing atas adalah
suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk
mengarahkan bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk
dimainkan di lapangan sendiri.
Pasing atas yang baik akan sangat mempengaruhi di dalam pertandingan, tetapi hal ini lebih
menonjol dalam pertandingan tingkat tinggi dibandingkan pada pertandingan yang lebih rendah.
Menurut Engkos Kosasih, (1985: 109), dalam melakukan pasing atas harus diperhatikan beberapa
hal, yaitu:
a. Konsentrasi untuk melakukan pasing atas.
b. Berlatih dan menyesuaikan diri untuk menguasai bola.
c. Lihat dan pelajari di mana tempat menempatkan bola yang tepat.
d. Ketahui posisi lemah regu lawan.
Pasing atas adalah upaya menerima dan mengoper bola dengan kedua tangan dari atas depan
kepala (Dadan Heryana, 2010: 74).
Untuk dapat melakukan pasing atas dengan baik dan benar harus mengikuti latihan dengan serius.
Cara melakukan latihan pasing atas adalah sebagai berikut:
a. Latihan Pertama
1) Berdiri tegak kedua kaki dibuka selebar bahu.
2) Kemudian lambungkan bola dan menangkap kembali.
3) Jari-jari tangan membentuk sikap pasing atas.
4) Tahap pertama dilakukan di tempat.
5) Tahap kedua sambil berjalan.
6) Tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola.
7) Tahap keempat dilakukan sambil berjalan.

Gambar 2.1 Rangkaian latihan pertama


b. Latihan Kedua
1) Berdiri tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu.
2) Lakukan pasing atas yang dilambungkan teman (berpasangan).
3) Sambil berjalan, mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.

Gambar 2.2 Rangkaian Latihan Kedua


c. Latihan Ketiga
1) Posisi awal sikap duduk.
2) Lakukan pasing atas sambil duduk.
3) Bola terlebih dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku.
4) Lanjutkan dari atas meja. 

Gambar 2.3 Rangkaian Latihan Ketiga


d. Latihan Keempat
1) Berdiri tegak, saling berhadapan.
2) Lakukan pasing atas berpasangan dan berhadapan.
3) Bola disentuh dua kali sentuhan.
4) Lakukan latihan secara berulang-ulang.
5) Latihan keempat ini juga dapat dilakukan lebih dari dua orang

Gambar 2.4 Rangkaian Latihan Keempat


e. Latihan Kelima
1) Berdiri tegak, saling berhadapan.
2) Lakukan passing atas melalui net/tali yang dipasang melintang.
3) Lakukan latihan secara berulang-ulang.

Gambar 2.5 Rangkaian Latihan Kelima


f. Latihan Keenam
1) Berkelompok bermain bola voli menggunakan lapangan kecil.
2) Bermain menggunakan pasing atas.
3) Satu kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang pemain.

Gambar 2.6 Rangkaian Latihan Keenam


Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pasing atas adalah teknik
menerima dan mengoper bola dengan jari-jari kedua tangan dari atas depan kepala untuk
memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain bola voli dengan tujuan untuk mengarahkan
bola yang dimainkannya ke suatu tempat atau kepada teman seregunya untuk dimainkan di
lapangan sendiri.

5. Pengertian Tutor Sebaya


Tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami
kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru
dengan siswa (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004). Dedi Supriyadi mengemukakan, bahwa
tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Nasution (1992) berpendapat bahwa tutor, adalah orang yang dapat membantu murid secara
individual. Menurut Ischak dan Warji (1987) tutor sebaya artinya siswa yang mengalami kesulitan
belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang punya umur sebaya dengan dia.
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah bagaimana
mengoptimalkan kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau
menularkan kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang
berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan oleh
seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing)
adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan siswa yang kurang
paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang di tunjuk) sehingga kondisi
kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.

B. Kerangka Berpikir
Hasil evaluasi siswa kelas IV SD Negeri ...., menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang
permainan bola voli mini teknik dasar pasing atas masih rendah, untuk itu harus segera diadakan
perbaikan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi
dan metode pembelajaran. Belajar menggunakan bantuan tutor sebaya menekankan pada
bagaimana proses kegiatan pembelajaran itu dilaksanakan.
Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan
belajar. Proses belajar menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku, seperti pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Dengan bantuan tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir


C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan bantuan tutor sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
tentang bola voli mini teknik pasing atas.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “bantuan tutor sebaya
dapat meningkatkan teknik dasar pasing atas dalam permainan bola voli mini siswa kelas IV SD
negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .....
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri ...., Kecamatan .... Kabupaten .....

2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2015/2016, yaitu dari bulan Oktober
2015 sampai dengan bulan Desember 2015 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian


No Uraian Kegiatan Bulan Ke
Okt Nov Des
123412341234
1. Observasi kelas yang akan diteliti
2. Penyusunan proposal dan RPP
3. Pelaksanaan tindakan siklus I
4. Pelaksanaan tindakan siklus II
5. Penyusunan laporan hasil penelitian

B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri .... Kabupaten .... tahun pelajaran 2015/2016.
Keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri ....  Kecamatan .... Kabupaten .... tahun pelajaran 2015/2016
dijadikan subyek  penelitian.Jumlah subyek dalam penelitian yaitu 26 orang yang atas: 16 orang
berjenis laki-laki dan 10 orang berjenis kelamin perempuan.
C. Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Data Hasil belajar pasing atas, diperoleh dari siswa;
2. Data Aktivitas guru, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
3. Data Keaktivan siswa, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
4. Data Pelaksanaan KBM dengan bantuan tutor sebaya, diperoleh dari peristiwa selama KBM
berlangsung.

D. Pengumpulan Data

Data  yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan hasil pengamatan. Hasil
pengamatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes siswa dan angket. Pemberian dan
pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke dua (siklus terakhir), setelah tindakan
selesai.

E. Uji Validitas Data


Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari
data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan
untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang
terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170)
bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu
pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan triangulasi, yaitu:
1. Hasil belajar pasing atas bola voli mini dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan
data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan
siswa.
3. Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan
siswa.
4. Penggunaan metode bantuan tutor sebaya dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh
dari peneliti, observer, dan siswa.
5. Nilai hasil belajar pasing atas bola voli mini sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi
peneliti.
6. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
7. Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F. Analisis Data

Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran
prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data
dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan
sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data
yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang
dapat memberi informasi faktual.

2. Penyajian data
Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai berikut:
a. Hasil belajar pasing atas dianalisis dengan menghitung prestasi pencapaian siklus I dan II.
b. Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
c. Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan guru ketika pembelajaran berlangsung.
d. Penggunaan metode bantuan tutor sebaya dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
e. Nilai hasil belajar pasing atas bola voli mini sebelum tindakan dianalisis dengan cara
membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM.
f. RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar RPP dengan
silabus dan kurikulum serta langkah-langkah pembelajarannya.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun
deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian
data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

3. Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data.
Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-
kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian


Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil pembelajaran pasing
atas melalui metode tutor sebaya yang dapat dilihat pada perolehan nilai siswa kelas IV secara
individual yang didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dan didukung dengan
perolehan nilai ketuntasan secara klasikal yaitu 75%.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus, langkah-
langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari atas empat komponen, yaitu: 1)
rencana,  2) tindakan, 3) observasi,  4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:

Gambar 3.1. Daur Penelitian Tindakan Kelas

Secara  terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus 1
a. Perencanaan/Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario pembelajaran 
2) Menyusun lembar observasi.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan.
4) Memilih 3 siswa yang dijadikan tutor yang berprestasi akademik, mempunyai kemampuan
pengetahuan, pemahaman dan analisa yang baik serta kemampuan merespon permasalahan,
memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat satu
siswa sebagai seorang tutor.
5) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa  jauh penguasaan siswa terhadap kompetensi
dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat meliputi:
1) Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana penguasaan passing atas sebelum
menggunakan  metode tutur sebaya.
2) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3) Guru membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
4) Guru memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan dan dibuat
kelompok-kelompok yaitu 8-9 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok ada 1 anak yang sudah
bisa atau pandai melakukan gerakan  passing atas yang bertugas sebagai tutor teman sebaya.
5) Guru memberikan penghargaan bagi peserta didik  yang melakukan gerakan passing atas
dengan benar.
c. Observasi 
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format
pengamatan/penilaian proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan
secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam dan memaknainya serta menentukan
keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman (critical friends), guru
Penjas yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai
tindakan yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas,
dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan/Persiapan
Rencana tindakan untuk  siklus 2 didasari dari pelaksanaan siklus 1, pada saat pelaksanaan siklus I
terdapat beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka pada siklus 2 perlu disusun skenario
pembelajaran seperti pada siklus 1 dengan beberapa perbaikan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II, setiap kelompok ada 2 anak yang menjadi tutor sebaya. Pada siklus II lebih ditekankan
pada fungsi sebenarnya, siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi materi tersendiri yaitu
dengan memberikan pemantapan materi dan arahan-arahan bagaimana cara atau tehnik
penyampaian materi pada temannya dan diberikan tanggung jawab penuh selama kegiatan pokok
berlangsung. Dengan ini tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari
pengalamannya. Hal ini membantun memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta
didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan
memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format
pengamatan/penilaian proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan
secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam dan memaknainya serta menentukan
keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

d. Refleksi
Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II apakah ada
peningkatan penguasaan passing atas  atau tidak. Jika belum ada, maka siklus dapat diulang
kembali. Jika ada peningkatan, baik dari proses maupun hasil, maka siklus dapat dihentikan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan
Kegiatan survey awal dilakukan sebelum pelaksanaan proses penelitian tindakan kelas berlangsung
yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sebenarnya tentang kondisi pembelajaran teknik
dasar pasing atas bola voli mini siswa kelas IV SD negeri ..... Hasil kegiatan tersebut dapat diketahui
sebagai berikut:
1. Siswa kelas IV SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah
26 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 12 siswa putri. Setelah dilakukan survey awal
pembelajaran pasing atas bola voli mini, maka dapat dilihat bahwa pembelajaran kurang berhasil.
2. Perhatian siswa tidak terfokus pada pembelajaran, terutama pada saat guru menyampaikan
materi, hal itu disebabkan oleh karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat
dalam materi pasing atas bola voli mini.
3. Informasi hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kesulitan dan kurang tertarik dalam
menerima materi pembelajaran. Hal ini terbukti saat dilakukan pengamatan langsung di lapangan.
Siswa terlihat acuh dan bermain sendiri ketika pembelajaran, bahkan ada beberapa siswa yang
tetap asik berbicara sendiri dengan teman ketika guru menyampaikan materi. Sebagian siswa
merasa takut dan canggung ketika guru memberikan materi, sehingga mereka kurang dapat
memahami apa yang disampaikan oleh guru.

4. Hasil penilaian pratindakan terhadap pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli mini siswa
masih rendah, hanya 11 siswa (42%) yang telah mampu melakukan pasing atas dengan benar.
Melalui deskripsi data awal, masing-masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran
yang kurang, maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar pasing atas bola voli
mini siswa kelas IV SD Negeri .... dengan menggunakan metode bantuan tutor sebaya.
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus


1. Siklus I
Pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli mini pada siklus I menggunakan metode bantuan
tutor sebaya. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok mendapat bantuan 1
orang tutor sebaya.

a. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan metode bantuan tutor sebaya.
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, dilakukan persiapan terakhir, yaitu:
1) Langkah awal dalam perencanaan adalah peneliti memeriksa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan
direncanakan.
2) Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar
observasi.
3) Peneliti memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan mensimulasikan
hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.
4) Peneliti memilih 3 siswa yang berprestasi akademik, mempunyai kemampuan pengetahuan,
pemahaman dan analisa yang baik serta kemampuan merespon permasalahan sebagai tutor
sebaya untuk memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok. Dalam setiap kelompok
yang terdiri dari 8-9 siswa, terdapat satu siswa sebagai seorang tutor.
5) Peneliti menyiapkan peralatan/media pembelajaran, setting/letak alat, menyiapkan lapangan dan
sebagainya.
6) Peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.
7) Peneliti menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh penguasaan siswa terhadap
kompetensi dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan tindakan
Siklus I dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Materi pembelajaran siklus I adalah teknik pasing atas
bola voli mini yang dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana penguasaan pasing atas sebelum
menggunakan metode tutur sebaya.
2) Peneliti menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3) Peneliti membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
4) Peneliti memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan dan
dibuat kelompok-kelompok yaitu 8-9 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok ada 1 anak yang
sudah bisa atau pandai melakukan gerakan  pasing atas yang bertugas sebagai tutor teman sebaya.
5) Peneliti memerintahkan tutor sebaya untuk memberikan bimbingan bagaimana cara melakukan
teknik pasing atas yang benar.
6) Tutor sebaya memberi contoh dan bimbingan bagaimana cara melakukan teknik pasing atas
yang benar, yaitu dengan beberapa tahapan latihan. Latihan pertama, yaitu berdiri tegak kedua kaki
dibuka selebar bahu, kemudian lambungkan bola dan menangkap kembali. Jari-jari tangan
membentuk sikap pasing atas. Tahap pertama dilakukan di tempat. Tahap kedua sambil berjalan.
Tahap ketiga diawali tepuk tangan sebelum menangkap bola. Tahap keempat dilakukan sambil
berjalan dan tepuk tangan sebelum menangkap bola.
7) Tutor sebaya memberikan latihan kedua berupa, siswa berdiri berpasangan, berdiri tegak, kedua
kaki dibuka selebar bahu, melakukan pasing atas yang dilambungkan teman (berpasangan). Sambil
berjalan maju dan mundur dilanjutkan dengan gerak menyamping.
8) Tutor sebaya memberikan latihan ketiga berupa, posisi awal sikap duduk. Siswa melakukan
pasing atas sambil duduk. Bola terlebih dahulu diumpan oleh teman dari atas bangku. Kemudian
dilanjutkan dari atas meja.
9) Setelah tutor sebaya dan siswa selesai latihan, peneliti memberikan penghargaan bagi peserta
didik yang melakukan gerakan pasing atas dengan benar.
10) Di akhir pertemuan peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah
dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan pada siklus II.

c. Observasi
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung, yaitu:
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli mini melalui bantuan
tutor sebaya pada siswa kelas IV SD Negeri ..... Peneliti memilih 3 siswa sebagai tutor sebaya untuk
memberikan contoh dan bimbingan latihan kepada siswa lain.
2) Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran passing atas bola voli mini melalui bantuan
tutor sebaya.
3) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang hasil
belajar siswa, yaitu sebanyak 19 siswa (73%) telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan
sisanya 7 siswa (27%) belum mencapai KKM.
Dalam melaksanakan tindakan siklus I terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun kelebihannya adalah:
1) Siswa merasa tertarik dengan penyampaian materi yang menggunakan bantuan tutor sebaya
sebab siswa tidak merasa takut atau canggung dengan tutor sebaya yang merupakan teman sendiri.
2) Siswa mudah menyerap materi yang disampaikan oleh tutor sebaya, sehingga pembelajaran
berjalan efektif.
3) Siswa dapat beradaptasi secara cepat dengan pembelajaran yang dibantu oleh tutor sebaya.

Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga terdapat kelemahan, yaitu:
1) Masih banyak siswa yang belum dapat melakukan pasing atas dengan benar.
2) Banyak siswa yang masih takut dengan datangnya bola, sehingga ragu-ragu dalam melakukan
pasing atas.
3) Masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga
pembelajaran terganggu.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus I, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran siklus I telah sesuai dengan rencana yang dibuat dalam RPP.
2) Pengambilan data awal untuk mengetahui kemampuan siswa cukup menggambarkan kondisi
awal kelas sebelum melakukan tindakan siklus I
3) Bantuan tutor sebaya yang diterapkan peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga
pembelajaran berlangsung secara maksimal.
4) Hasil belajar siswa siklus I belum maksimal meskipun telah menunjukkan peningkatan, akan
tetapi belum sesuai dengan target pencapaian. Hasil belajar siswa selama siklus I adalah sebanyak
19 siswa (73%) telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan sisanya 7 siswa (27%) belum
mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa teknik dasar pasing atas bola voli
mini siswa baru mencapai Kategori cukup.
5) Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus I akan dipertahankan dan berupaya untuk
meningkatkan.
6) Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus I, langkah-langkah antisipasinya
adalah sebagai berikut:
a) Agar teknik dasar pasing atas siswa semakin sempurna, maka perlu latihan yang berulang-ulang.
b) Peneliti memberikan penghargaan/penguatan kepada siswa yang telah melakukan teknik dasar
pasing atas dengan benar.
c) Untuk mengatasi siswa yang bercanda dengan tutor sebaya, maka peneliti akan lebih perhatian
dan mengkondisikan jalannya pembelajaran.

Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi data yang diambil
setelah tindakan siklus I disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus I


No Kriteria Jumlah Anak Prosentase
1. Tuntas 19 73%
2. Belum tuntas 7 27%
JUMLAH 26 100%

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil belajar pasing atas bola voli mini siswa kelas IV SD
Negeri .... adalah sebanyak 19 siswa (73%) telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan
sisanya 7 siswa (27%) belum mencapai KKM.

2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada siklus I. hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan, akan tetapi
belum memenuhi target pencapaian, sehingga dilakukan tindakan siklus II dengan mengacu pada
tindakan siklus I. tahapan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II menggunakan metode bantuan tutor
sebaya. Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan, dilakukan persiapan terakhir, yaitu:
1) Langkah awal dalam perencanaan adalah peneliti memeriksa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dibaca ulang, mencermati setiap butir yang akan
direncanakan.
2) Peneliti mempersiapkan kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar
observasi.
3) Peneliti memeriksa alat yang akan digunakan, mencoba menggunakan alat, dan mensimulasikan
hingga benar-benar yakin peragaan akan berjalan mulus.
4) Peneliti memilih 6 siswa yang berprestasi akademik, mempunyai kemampuan pengetahuan,
pemahaman dan analisa yang baik serta kemampuan merespon permasalahan sebagai tutor
sebaya untuk memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok. Dalam setiap kelompok
yang terdiri dari 8-9 siswa, terdapat 2 siswa sebagai seorang tutor sebaya.
5) Peneliti menyiapkan peralatan/media pembelajaran, setting/letak alat, menyiapkan lapangan dan
sebagainya.
6) Peneliti menyiapkan pertanyaan untuk mengelaborasi respon siswa.
7) Peneliti menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh penguasaan siswa terhadap
kompetensi dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Materi pembelajaran siklus I adalah teknik dasar pasing
atas bola voli mini dengan menggunakan metode bantuan tutor sebaya yang dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana penguasaan teknik dasar pasing
atas pada tindakan siklus I.
2) Peneliti menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3) Peneliti membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
4) Peneliti memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan dan
dibuat kelompok-kelompok yaitu 8-9 anak setiap kelompok, pada se tiap kelompok ada 2 anak yang
sudah bisa melakukan gerakan  passing atas yang bertugas sebagai tutor teman sebaya.
5) Peneliti memerintahkan tutor sebaya untuk memberikan bimbingan bagaimana cara melakukan
teknik pasing atas yang benar.
6) Tutor sebaya memberi contoh dan bimbingan bagaimana cara melakukan teknik pasing atas
yang benar, yaitu dengan beberapa tahapan latihan lanjutan tindakan siklus I.
7) Tutor sebaya memberikan latihan keempat, yaitu berdiri tegak, saling berhadapan. Siswa
melakukan pasing atas berpasangan dan berhadapan. Siswa melakukan sentuhan bola dengan dua
kali sentuhan. Siswa melakukan latihan secara berulang-ulang. Latihan keempat ini juga dapat
dilakukan lebih dari dua orang.
8) Jika pembelajaran tidak kondusif karena siswa ada yang bercanda, maka peneliti segera
mengkondisikan kembali siswa agar pembelajaran berlangsung efektif.
9) Tutor sebaya memberikan latihan kelima berupa, berdiri tegak, saling berhadapan. Siswa
melakukan pasing atas melalui net/tali yang dipasang melintang. Siswa melakukan latihan secara
berulang-ulang.
10) Peneliti selalu memberikan umpan balik terhadap siswa agar bersemangat dan termotivasi,
seperti “ya bagus”, “kamu pasti bisa”, tetap semangat”, sehingga suasana tampak hidup dan
antusiasme siswa tinggi.
11) Tutor sebaya memberikan latihan keenam berupa, siswa berkelompok bermain bola voli
menggunakan lapangan kecil. Siswa bermain bergantian. Siswa bermain menggunakan teknik
pasing atas. Satu kelompok siswa terdiri dari 3 sampai 4 orang pemain.
12) Setelah tutor sebaya dan siswa selesai latihan, peneliti memberikan penghargaan bagi peserta
didik yang melakukan gerakan teknik dasar pasing atas dengan benar.
13) Di akhir pertemuan peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah
dilakukan.

c. Observasi
Observasi/pengamatan penelitian dilakukan selama tindakan siklus II berlangsung, yaitu:
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli mini melalui bantuan
tutor sebaya pada siswa kelas IV SD Negeri ..... Peneliti memilih 6 siswa sebagai tutor sebaya untuk
memberikan contoh dan bimbingan latihan kepada siswa lain.
2) Peneliti melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli mini
melalui bantuan tutor sebaya.
3) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran diperoleh gambaran tentang hasil
belajar siswa, yaitu sebanyak 23 siswa (88%) telah mencapai nilai KKM dan 3 siswa (12%) belum
mencapai nilai KKM.

Dalam melaksanakan tindakan siklus II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur
keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun kelebihannya adalah:
1) Siswa merasa tertarik dengan penyampaian materi yang menggunakan bantuan tutor sebaya
sebab siswa tidak merasa takut atau canggung dengan tutor sebaya yang merupakan teman sendiri.
2) Siswa mudah menyerap materi yang disampaikan oleh tutor sebaya, sehingga pembelajaran
berjalan efektif.
3) Siswa dapat beradaptasi secara cepat dengan pembelajaran yang dibantu oleh tutor sebaya.
4) Pembelajaran berjalan lebih kondusif karena peneliti selalu mengikuti jalannya pembelajaran dan
selalu mengkondisikan siswa ketika siswa bercanda/perhatian siswa menurun.
5) Pemberian umpan balik oleh peneliti terhadap siswa menambah hidup suasana pembelajaran
dan meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Di samping kelebihan, pelaksanaan tindakan siklus satu juga masih terdapat kelemahan, yaitu
masih ada siswa yang bercanda dengan tutor sebaya karena mereka adalah teman, sehingga
pembelajaran terganggu meskipun peneliti selalu mengkondisikannya kembali.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus II, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran siklus II telah sesuai dengan rencana yang dibuat dalam RPP.
2) Bantuan tutor sebaya yang diterapkan peneliti mampu menarik perhatian siswa, sehingga
pembelajaran berlangsung secara maksimal.
3) Hasil belajar siswa siklus II telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan apa yang ditargetkan.
Hasil belajar siswa selama siklus II adalah sebanyak 23 siswa (88%) telah mencapai nilai KKM dan
3 siswa (12%) belum mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa teknik
dasar pasing atas bola voli mini siswa melalui bantuan tutor sebaya telah mencapai kategori sangat
baik.
4) Kelebihan dan keberhasilan tindakan siklus II akan dipertahankan dan berupaya untuk
meningkatkan.
5) Untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan tindakan siklus II, antisipasinya adalah peneliti
memberikan motivasi yang lebih dan melakukan pendekatan personal kepada siswa, bahwa
meskipun belajar dengan tutor teman sebaya, siswa harus tetap berkonsentrasi dan memperhatikan
pembelajaran, sehingga tujuan dapat tercapai.
Pengambilan data dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus II. Deskripsi data yang diambil
setelah tindakan siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus II
No Kriteria Jumlah Anak Prosentase
1. Tuntas 23 88%
2. Belum tuntas 3 12%
JUMLAH 26 100%

Berdasarkan hasil deskripsi data siklus II, teknik dasar pasing atas bola voli mini siswa kelas IV SD
Negeri .... adalah sebanyak 23 siswa (88%) telah mencapai nilai KKM dan 3 siswa (12%) belum
mencapai nilai KKM.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus


Pelaksanaan tindakan perbaikan dari pratindakan, siklus I, dan siklus II melalui metode bantuan
tutor sebaya diketahui dari masing-masing tindakan mengalami peningkatan teknik dasar pasing
atas bola voli mini siswa kelas IV SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran
2015/2016. Perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan dijabarkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Kriteria Pratindakan Siklus I Siklus II
1. Tuntas 42% 73% 88%
2. Belum tuntas 58% 27% 12%
JUMLAH 100% 100% 100%

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Perbandingan teknik dasar pasing atas bola voli mini siswa antar siklus yaitu dari pratindakan
diperoleh 11 siswa (42%) telah tuntas dan 15 siswa (58%) belum mencapai ketuntasan. Setelah
dilakukan tindakan siklus I, 19 siswa (73%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 7 siswa (27%)
belum tuntas belajar. Pada siklus II, 23 siswa (88%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 3 siswa
(12%) belum mencapai ketuntasan belajar.
Peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar dari pratindakan sampai siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut ini: 
Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Uraian Persentase
Pratindakan Siklus I Siklus II
1. Tuntas 11 19 23
2. Persentase Ketuntasan 42% 73% 88%
3. Tidak Tuntas 15 7 3
4. Persentase Ketidaktuntasan 58% 27% 12%
JUMLAH 100% 100% 100%

Pada pratindakan diperoleh hasil ketuntasan yang kurang, yaitu hanya 11 siswa yang mencapai nilai
KKM, sedangkan 15 siswa belum. Pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa telah mencapai
ketuntasan minimal, sedangkan 7 siswa masih belum mencapai ketuntasan minimal. Pada akhir
tindakan siklus II tingkat ketuntasan belajar meningkat menjadi 23 anak telah tuntas belajar dan 3
siswa belum tuntas belajar.
Peningkatan juga terlihat pada nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada grafik
berikut ini:

Gambar 4.2
Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Pada pratindakan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa 72,69, pada siklus I mengalami
peningkatan menjadi 77,08, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 88,77.

D. Pembahasan
Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas tentang teknik dasar pasing atas bola voli
mini melalui metode bantuan tutor sebaya telah dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar
siswa sehingga tujuan perbaikan tercapai dengan optimal.
Penggunaan metode bantuan tutor sebaya terbukti sangat membantu peningkatan hasil belajar
siswa hal ini dikarenakan kelebihan penggunaan metode tutor sebaya banyak memberikan
keuntungan di antaranya siswa yang takut atau segan dengan guru menjadi tidak takut karena
belajar dengan teman sebaya. Meskipun siswa belajar dengan teman, akan tetapi tidak mengurangi
pencapaian nilai afektif, siswa tetap belajar dengan penuh percaya diri, semangat, disiplin, jujur, dan
penuh tanggung jawab.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel-tabel yang telah disajikan, yaitu pada
pratindakan siswa yang telah mencapai nilai KKM 11 anak (42%) dan sisanya 15 anak belum
mencapai nilai KKM. Pada siklus I siswa yang telah mencapai nilai KKM 19 anak (73%) dan sisanya
7 anak belum mencapai nilai KKM. Pada siklus II siswa yang telah mencapai nilai KKM 23 anak
(88%) dan sisanya 3 anak belum mencapai nilai KKM. Dari pratindakan ke siklus I jika dibandingkan
terlihat kenaikan hasil belajar siswa mengalami kenaikan 8 anak (31 %) dan dari siklus I ke siklus II
mengalami kenaikan 4 anak (15 %).
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data teknik dasar pasing atas bola voli mini siswa kelas IV SD Negeri ....
Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pada pratindakan dari 26 siswa, terdapat 11 siswa (42%) yang tuntas belajar.
2. Pada akhir siklus I dari 26 siswa, terdapat 19 siswa (73%) yang tuntas belajar.
3. Pada akhir siklus II dari 26 siswa, 23 siswa (88%) telah tuntas belajar.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode bantuan tutor sebaya dapat
meningkatkan teknik dasar pasing atas bola voli mini siswa kelas IV SD Negeri .... Kecamatan ....
Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas melalui penerapan metode bantuan tutor
sebaya dapat meningkatkan teknik dasar pasing atas bola voli mini siswa. Penelitian ini dapat
digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam menggunakan metode
bantuan tutor sebaya sebagai metode alternatif dalam penyampaian materi pembelajaran,
khususnya pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli mini.

Dengan penerapan metode bantuan tutor sebaya untuk meningkatkan teknik dasar pasing atas bola
voli mini, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani. Pembelajaran teknik dasar pasing atas yang pada awalnya susah dipahami
oleh siswa dan kurang menarik bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan mudah
dipahami siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa terdapat kekurangan atau
kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, namun kekurangan-kekurangan
tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan
tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dapat dideskripsikan
terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani baik proses maupun hasilnya
dan peningkatan hasil belajar siswa.
Dari segi proses pembelajaran pendidikan jasmani, penerapan metode bantuan tutor sebaya dapat
merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran
pendidikan jasmani yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
kerjasama, skill, dan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan
jasmani.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada siswa kelas IV
SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dijadikan sebagai
objek penelitian sebagai berikut:
1. Siswa sebaiknya lebih serius dalam mengikuti pembelajaran teknik dasar pasing atas bola voli
mini melalui metode bantuan tutor sebaya agar hasil belajar lebih baik.
2. Guru pendidikan jasmani hendaknya menggunakan metode bantuan tutor sebaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung
terlaksananya proses pembelajaran pendidikan jasmani.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agus KristiRinoto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan
Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Amirudin, Moh. Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A. Malang: MTS Al Ma’arif Singosari.

Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi.  Yogyakarta : Sastra Hudaya.

Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Beutelstahl, Dieter. (2007). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Piopir Jaya.

Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa
SD-MI Kelas IV. Jakarta: Aneka Ilmu.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: BPP
Pusat Kurikulum.

Djumindar, Mochamad. (2004). Gerakan-gerakan Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: Grafindo
Persada.

Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.

Hamalik, Oemar. (2004). Media Pendidikan. Bandung: PT Aditya Bakti

Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-Crofts.

Wikipedia Indonesia. (2009). Pengertian bola voli. Diperoleh 02 Juli 2014 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli/

Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta: Persindo.

PP.PBVSI. (1995). Jenis-jenis Permainan Bolavoli. Jakarta: PBVSI.

Purwanto, M. Ngalim, MP. (1997). Psikologis Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jakarta: Balai Pustaka.

Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.
Rukman, Kamil. (1990). Minivoli. Jakarta: PBVSI.
Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Bandung: Erlangga.Suherman. (2003). Pengembangan
Pembelajaran.

Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudiarto. (1990). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjend Dikti.

Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Sumantri M. Dan Syaodih, N (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syarifuddin Aip, Pengetahuan Olahraga, (1991). Jakarta: CV Baru

Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga.

Viera, Barbara L. (2000). Bolavoli. (Tingkat Pemula) diterjemahkan oleh Monti. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai