Anda di halaman 1dari 3

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250), hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi, terutama dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan indikator
dikuasainya materi pelajaran.
Hasil belajar aspek kognitif merupakan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru. Hasil belajar aspek kognitif dapat diukur dengan menggunakan nilai
dari post-test.(contoh jurnal dari arnika). Menurut Rahmatullah (2011) menyatakan bahwa
dengan media film animasi pada pembelajaran IPS dapat memberikan sebuah pengalaman
belajar baru yang lebih menyenangkan dan mampu menarik minat siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran selain itu siswa menjadi lebih mudah dalam memahami
konsep-konsep IPS yang di ajarkan. Setelah melakukan penetilian didapatkan hasil bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar siswa dikelas yang tidak menggunakan media pembelajaran
film animasi sebelum dan sesudah perlakuan (pre-test dan pot test).
Hasil belajar aspek afektif lebih berorientasi pada pembentukan sikap melalui proses
pembelajaran. Hasil belajar afektif yang dapat diamati meliputi kehadiran siswa, keaktifan
dalam kelas, aktivitas merespon pelajaran, ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas dan
tidak mengganggu teman yang lain.(contoh jurnal dari shila). Menurut Dewantara (2012)
dalam skripsinya menyatakan bahwa dengan media belajar dapat membantu siswa untuk
lebih terampil berbicara, mengurangi rasa malu, takut, dan gerogi ketika tampil tampil di
depan kelas. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil sebelum guru menggunakn
media pembelajaran diakui siswa bahwa mereka merasa tidak bersemangat ketika proses
pembelajaran berlangsung dan tidak terampil dalam berbicara.
Dalam penyampaikan suatu materi pembelajaran, guru harus memperhatikan tingkat
kemampuan siswa. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan
bagaimana pengajaran harus dilakukan agar sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan
tersebut. Pembelajaran yang tidak memperhatikan tingkat perkembangan mental siswa
kemungkinan besar akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan karena apa yang
disajikan pada siswa tidak sesuai dengan kemampuan siswa dalam menyerap materi yang
diberikan.

Banyaknya multimedia pembelajaran yang ada bukan berarti media tersebut telah
memiliki kualitas yang baik. Ada banyak multimedia pembelajaran yang dikembangkan tidak
didasarkan pada landasan keilmuan yang jelas, langkah-langkah pengembangan yang asalasalan dan teori belajar yang dipakai kurang sesuai dengan karakter materi yang
dikembangkan. .(ada di jurnal yang penerapan teori behavioristik)
Pengembangan multimedia yang tidak didasari oleh teori belajar yang kuat bisa
berdampak pada terjadinya kesalan struktur kognitif peserta belajar atau bisa terjadi
kesalahan konsep pengetahuan/knowledge bagi seseorang yang ingin belajar. Dari beberapa
observasi dan pengalaman dilapangan ditemukan masih banyak multimedia pembelajaran
yang dibuat asal-asalan dan mengabaikan kaidah-kaidah pembelajaran.(ada di jurnal yang
penerapan teori behavioristik)
Penggunaan teori belajar yang sesuai dengan langkah-langkah pengembangan yang
benar dan pilihan materi pelajaran serta penggunaan unsur desain pesan yang baik dapat
memberikan kemudahan bagi peserta belajar memahami sesuatu yang dipelajari. Selain dari
itu suasana belajar akan terasa lebih sanatai danmenyenangkan. Hubungan antara teori
belajar, desain pesan pembelajaran kaidah pengembangan dan meteri pelajaran akan sangat
menentukan kualitas multimedia pembelajaran yang dikembangkan. .(ada di jurnal yang
penerapan teori behavioristik)
Dalam tulisan ini penulis tidak akan mengupas semua faktor yang mempengaruhi
kualitas pengembangan multimedia pembelajaran tetapi hanya membatasi pada penerapan
teori belajar belajar khususnya teori belajar behavioritik pada pengembangan multimedia
pembelajaran. Ada alasan mendasar mengapa teori belajaryang menjadi kajian dalam tulisan
ini, diantaranya banyak pengembang multimedia pembelajaran yang belum sepenuhnya
memahami pentingnya teori belajar dalam pengembangan media pembelajaran. .(ada di jurnal
yang penerapan teori behavioristik)
Piaget dalam Suherman menyatakan bahwa tingkat kemampuan kognitif atau taraf
kemampuan berpikir seorang individu sesuai dengan usianya. Semakin ia dewasa makin
meningkat pula kemampuan berpikirnya. Selain faktor usia, perkembangan kognitif yang
dicapai individu dipengaruhi oleh lingkungan dan transmisi lingkungannya. Jadi, karena
efektifitas hubungan antara setiap individu dengan lingkungan dan kehidupan sosialnya
berbeda satu sama lain mengakibatkan tingkat perkembangan kognitif yang dicapai oleh
setiap individu berbeda pula3. Karena itu, kemampuan kognitif siswa dalam suatu kelas
tidaklah seragam (heterogen). Piaget dalam Suherman mengungkapkan bahwa terdapat 4

(empat) tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara
kronologis (menurut kalender) yaitu : tahap sensori motor (dari lahir sampai umur sekitar 2
tahun), tahap pra operasi (dari sekitar umur 2 tahun sampai dengan sekitar umur 7 tahun),
tahap operasi konkrit (dari sekitar umur 7 tahun sampai dengan umur 11 tahun), tahap formal
(dari umur 11 tahun dan seterusnya)

Anda mungkin juga menyukai