Abstrak
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh psikologi pendidikan dalam
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada proses pembelajaran
matematika. Dalam sejarah pengembangannya, psikologi pendidikan tidak akan terlepas
kaitannya dengan proses pembelajaran. Psikologi pendidikan adalah salah satu kunci
keberhasialan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar baik ditempat formal
maupun informal. Oleh karena itu tenaga pendidik yang berkompeten berpengaruh terhadap
pembelajaran matematika di sekolah. Selain psikologi pendidikan, model pembelajaran juga
diperlukan untuk pembelajaran matematika. Model pembelajaran memudahkan pendidik untuk
melaksanakan proses belajar-mengajar secara sistematis. Selain itu, model pembelajaran juga
dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran
dan Salah satu pembelajaran yang menerapkan konsep tersebut adalah Problem Based Learning
(PBL). Hasil penelitian menyatakan bahwa adanya pengaruh psikologi pendidikan terhadap
proses pembelajaran matematika Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif.
Hal ini bertujuan agar siswa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Sementara itu, di dalam bidang psikologi pendidikan, akan mempengaruhi
keberhasilan peserta didik karena pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia yang
pemahamannya terdapat dalam prinsip-prinsip psikologi pendidikan. Terdapat juga berbagai
aspek-aspek kejiwaan yang berkembang dalam peserta didik sehingga menimbulkan perbedaan
antara setiap peserta didik. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek kecerdasan, bakat, pengalaman,
aspirasi, cita-cita dan perbedaan kepribadian. Oleh karena itu pendidik perlu memahami
perkembagan individu melalui beberapa aspek tersebut.2 pendidik dapat memahami psikologi
pendidikan melalui pengetahuan pada jenjang pendidikan yang ditempuh sebelum menjadi
pendidik atau bahkan bisa melalui otodidak berdasarkan pengalaman pribadi pendidik. Semakin
banyak pengetahuan tentang psikologi pendidikan yang dimiliki oleh pendidik maka semakin
bermanfaat pula bagi peserta didik melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia didalam
1
Suci Mahya Sari, Rahmah Johar dan Hajidin, Pengembangan Perangkat Problem Based Learning (PBL) dalam
Pembelajaran Matematika di SMA, Jurnal Didaktik Matematika
2
Novianti, 2015, Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, Jurnal Pendidikan Nasional
dunia pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil yang baik. Menurut Syah (2010:24)
psikologi pendidikan merupakan sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajarai, meneliti,
dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi
tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru) dan tingkah laku belajar-
mengajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi). Dalam proses belajar mengajar peran
pendidik tidak hanya membimbing siswa dan memberikan fasilitas belajar bagi siwa untuk
mencapai tujuan pembelajaran, tetapi pendidik juga harus memperhatikan psikologi peserta
didik. Selain memperhatikan psikologi peserta didik, dalam melaksanakan proses pembelajaran
pendidik juga membutuhkan model pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
PBL adalah salah suatu pembelajaran yang menuntut siswa berpikir kritis, memecahkan
masalah, belajar secara mandiri dan melatih siswa bekerja dalam kelompok (Riyanto, 2010).
Dalam PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara bertahap dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Dalam PBL guru sebagai motivasi, pengaju
permasalah nyata, dan memberikan bahan ajar serta fasilitas yang diperlukan siswa untuk
memecahkan masalah (Riyanto, 2010). Guru harus merancang rencana pembelajaran yang dapat
membantu memudahkan dalam pelaksanaan setiap tahap PBL dan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Banyak guru tidak memiliki keterampilan, sumber daya, inisiatif,
waktu dan energi untuk membuat kegiatan belajar yang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sebagian besar tujuan pembelajaran hanya fokus pada menghafal fakta dan
konsep-konsep, dan aspek menerapkan rumus, guru sering menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab dalam pembelajaran, dan guru hanya menggunakan buku teks tradisional dalam
mengajar (Fauzan, 2002).
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
apakah ada pengaruh psikologi pendidikan terhadap proses pembelajaran matematika Problem
Based Learning (PBL)?. dan (2) Bagaimanakah psikologi pendidikan dapat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran matematika Problem Based Learning (PBL)?.
PEMBAHASAN
Menurut istilah Psikologi disebut ilmu jiwa yang berasal dari bahasa Inggris
psychology.3 Kata psychology merupakan dua akar yang bersumber dari bahasa Yunani, yaitu:
psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi merupakan ilmu jiwa atau
ilmu yang menyelidiki jiwa dan mempejalari jiwa. Menurut Syah (2010:8) terdapat beberapa
definisi psikologi yang berbeda satu sama lainnya, yaitu:
• Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental ( The Science of mental Life)
• Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran ( The Science of Mind)
• Psikolog adalah ilmu mengenai tingkah laku ( The Science of behavior).
Menurut Gleitman (dalam Syah: 2010) psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang berusaha memahami prilaku manusia, alasan serta cara melakukan sesuatu dan juga
memahami cara makhluk tersebut berpikir dan berperasaan. Sedangkan Bruno (dalam Syah:
2010) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling
3
Novianti, 2015, Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, Jurnal Pendidikan Nasional
berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme. Sehingga dapat disimpulkan bahwa psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup
pada manusia baik indivudu maupun kelompok yang berhubungan dengan lingkungan yang ada
disekitar manusia.
Secara umum Pedidikan adalah suatu kegiatan yang berlangsung melalui tahap-tahap
yang berkesinambungan (prosedural) dan sistemik terarah sehingga terbentuknya kepribadian
peserta didik dalam semua situasi kondisi baik dilingkungan rumah, sekolah maupun
masyarakat. Menurut Tirtarahardja dan Sulo (2005: 35) pendidikan merupakan proses penyiapan
warga negara sebagai satu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi
yang lebih baik yang bersifat relatif, karena tergantung kepada tujuan nasional dari masing-
masing bangsa yang mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda. Dalam kamus psikologi
(Syah: 2010) pendidikan diartikan sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti
sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Sehingga pengertian yang
lebih luas tentang pendidikan adalah suatu proses dengan berbagai langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan , pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
Dari beberapa pengertian psikologi dan pendidikan yang telah dicantumkan diatas, maka
psikologi pendidikan merupakan pembelajaran yang sistematis tentang proses- proses dan faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan
cara bertingkah laku yang baik. Menurut Syah (2002) bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah
disiplin ilmu psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan
adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang prilaku manusia didunia pendidikan yang
meliput studi sistematis tentang proses yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala
yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya
dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar
(Tirtarahardja, 2005: 106).
Menurut Syah (2010:17) , ada beberapa hal yang penting mengenai kajian psikologi
pendidikan antara lain:
• Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil- hasil
temuan riset psikologis
• Hasil-hasil temuan riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa hingga
menjadi konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode serta strategi-strategi yang utuh
• Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disistemasikan sedemikian rupa hingga
menjadi “repertoire of Resources”, yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat
dipilih dan digunakan untuk praktik-praktik kependidikan khusunya dalam mengajar-
mengajar.
Problem Based Learning (PBL) adalah salah suatu pembelajaran yang menuntut siswa
berpikir kritis, memecahkan masalah, belajar secara mandiri dan melatih siswa bekerja dalam
kelompok (Riyanto, 2010). Dalam PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
secara bertahap dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Ibrahim dan Nur (2002)
menjelaskan tahap- tahap dari problem based learning adalah :
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa tahapan model PBL menurut Abidin
(2014:163-165) adalah sebagai berikut:
1. Prapembelajaran
Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru di sebelum kegiatan pembelajaran
iti dimulai. Pada tahap ini guru merancang mempersiapkan media dan sumber belajar,
mengorganisasikan siswa. Dan menjelaskan prosedur pembelajaran.
2. Fase 1: menemukan masalah Pada tahap ini siswa membaca masalah yang disajikan guru
secara individu. Berdasarkan hasil membaca siswa menuliskan berbagai informasi
penting , menemukan hal yang dianggap sebagai masalah, dan menentukan pentingnya
masalah tersebut bagi dirinya secara individu. Tugas guru pada tahap ini adalah
memotivasi siswa untuk mampu menemukan masalah.
3. Fase 2: membangun struktur kerja Pada tahap ini siswa secara individu membangun
struktur kerja yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Upaya membangun
struktur kerja ini diawali dengan aktivitas siswa mengungkapkan apa yang mereka
ketahui tentang masalah, apa yang ingin diketahui dari masalah, dan ide apa yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah. Hal terakhir yang harus siswa lakukan pada
tahap ini adalah merumuskan rencana aksi yang akan dilakukan dalam menyelesaikan
masalah. Tugas guru pada tahap ini adalah memberikan kesadaran akan pentingnya
rencana aksi untuk memecahkan masalah.
4. Fase 3: menetapkan masalah Pada tahap ini siswa menetapkan masalah yang dianggap
paling penting atau masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan nyata. Masalah
tersebut selanjutnya dikemas dalam bentuk pertanyaan menjadi sebuah rumusan masalah.
Tugas guru pada tahap ini adalah mendorong siswa untuk menemukan masalah dan
membantus siswa menyusun rumusan masalah.
Selain itu langkah – langkah model Problem Based Learning (PBL) dalam buku E. Kosasih
(2014: 91) yaitu:
1. Mengamati, mengorientasikan siswa terhadap masalah.
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap fenomena tertentu,
terkait dengan KD yang akan dikembangkannya.
2. Menanya, memunculkan permasalahan.
Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan fenomena yang
diamatinya. Masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis.
3. Menalar,mengumpulkan data.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi (data) dalam rangka
menyelesaikan masalah, baik secara individu ataupun berelompok, dengan membaca
berbagai referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya.
4. Mengasosiasi, merumuskan jawaban
Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan merumuskan jawaban terkait
dengan masalah yang mereka ajukan sebelumnya.
5. Mengomunikasikan.
Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan jawaban atas permasalahan yang
mereka rumuskan sebelumnya. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan calon pendidik
untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda- beda.Berikut
terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan:
• Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran Sebagai Seorang pendidik dalam memilih
strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan
karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru
melalui mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan
model pendidikan sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses
pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.
• Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas Kemampuan guru dalam
menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu membantu proses
pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang
tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik
siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah
peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu
memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,
sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif.
• Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa Selain berperan sebagai pengajar di
dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu
memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan
permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang
pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya.
Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya,
maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.
• Mengevaluasi Hasil Pembelajaran Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas
dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari
psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi
secara adil menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik
tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.
PENUTUP
Simpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa :
1. Adanya pengaruh psikologi pendidikan terhadap proses pembelajaran matematika
Problem Based Learning (PBL). Dapat melihat dari arti Psikologi yang merupakan
ilmu pengetahuan yang berusaha memahami prilaku manusia, alasan dan cara
manusia melakukan atau bertindak sesuatu dan juga memahami cara makhluk
tersebut berpikir dan berperasaan. Sedangkan arti pendidikan adalah suatu kegiatan
yang berlangsung melalui tahapan – tahapan yang berkesinambungan (prosedural)
dan sistemik (berurutan) serta terarah sehingga terbentuknya kepribadian peserta
didik dalam semua situasi kondisi baik, dilingkungan rumah, sekolah maupun
masyarakat sekitar. Maka psikologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai salah satu
ilmu yang mempelajari tentang prilaku manusia didunia pendidikan yang meliputi
studi sistematis tentang proses yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah
laku mengajar (oleh guru) dan tingkah laku belajar-mengajar (oleh guru dan siswa
yang saling berinteraksi). Sehingga tenaga pendidik dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih efektif dan interaktif terhadap siswa agar siswa lebih
nyaman dan menikmati pembeleajran khususnya di bidang matematika. Jadi psikologi
pendidikan dapat mempengaruhi proses pembelajaran matematika termasuk model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
2. Bagaimana psikologi pendidikan dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran
matematika Problem Based Learning (PBL). Psikologi pendidikan memberikan
dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan
membantu pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan
karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara
emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran
yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang
mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang
baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan
dampak perilaku positif dalam setiap kehidupannya.
Saran
untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya :
1. Lebih memperinci dan lebih memperdalam lagi untuk pembahasannya apabila
ingin melanjutkan penelitian ini agar hasilnya lebih akurat dan lebih sempurna.
2. Penentuan sample dan teknik sampling harus yang relevan agar hasil yang
didapat juga lebih sempurna.
3. Menentukan narasumber berdasarkan persyaratan-persyaratan yang dibuat
terlebih dahulu.
4. Bilamana ingin meneruskan penelitian ini dikemudian hari, hendaknya harus
memilih terlebih dahulu waktu penelitian agar dapat mendapatkan informasi-
informasi yang lebih banyak, pemilihan tempat penelitian ini yang pas atau sesuai
dengan tema penelitian ini agar kedepannya benar- benar bisa memecahkan
problema yang ada ditempat tersebut, lalu menentukan studi kasus dari judul atau
dapat memperluas judul dengan mimilih jenjang pendidikan yang ada, baik itu
jenjang sekolah dasar, menengah, hingga akhir karena dengan adanya jenjang
pendidikan serta tempat dar studi kasus tersebut dalam penelitian kedepannya
diharapkan dapat membantu sekolah yang menjadi objek penelitian maupun
sekolah – sekolah lainnya. Setidakmya untuk bisa memberikan solusi serta
mengevaluasi kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung,
berkemungkinan besar belum sesuai dengan kaidah problem nased learning
(PBL). Karena penelitian ini peneliti dihadapkan dengan problema untuk
pemilihan waktu serta tempat dalam studi kasus sehingga hasil yang di dapat
berada dalam zona abu – abu.
DAFTAR PUSTAKA
Suci Mahya Sari, Rahmah Johar, dan Hajidin. Pengembangan Perangkat Problem Based
Learning (PBL) dalam Pembelajaran Matematika di SMA. Jurnal Didaktik Matematika, ISSN :
2355-4185
Retnaning Tyas. 2017. Kesulitan Penerapan Problem Based Learning dalam Pembelajaran
Matematika. TECNOSCIENZA, Vol. 2 No. 1
Novianti. 2015. Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan
Nasional, ISSN 2355 – 3650, Vol. 2, No. 2
Nurma Angkotasan. 2014. Keefektifan model Problem Based Learning Ditinjau dari
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,
Vol. 3 No. 1
Rida. (2013). “Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )” . [ Online ] . Tersedia :
http://ridafkd.blogspot.co.id/2013/07/model-pembelajaran-problem-based.html diakses pada
tanggal 25 Desember 21017
Cendika M Syuro, Sri Mulyati , Askury. Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Vii Mts Al-Maarif 01 Singosari.