Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Magang I
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan merupakan hal yang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi
kepentingan masa depan. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan idealnya
harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi.
Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses
edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan
mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama peserta didik
didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah
yang lebih baik/lebih maju), tercapainya hal ini sangat ditentukan oleh
manajemen sekolah yang baik. Mewujudkan sekolah dengan proses edukasi,
sosialisasi, dan transformasi yang baik salah satunya yaitu peningkatan
profesionalitas dan kreatifitas tenaga pendidik.1
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai merupakan lembaga
pendidikan tinggi yang salah satu misi utamanya adalah menghasilkan lulusan
yang inovatif dan kreatif serta menyiapkan dan mencetak tenaga pendidik
yang mampu berkompetensi menjadi tujuan utama dalam bidang
kependidikan. Fakultas Tarbiayah dan Ilmu Kependidikan Institut Agama
Islam Muhammadiyah Sinjai (FTIK IAIM) sebagai Lembaga Pendidik Tenaga
Kependidikan (LPTK) terkait oleh kebijakan nasional dibidang kurikulum.
Kebijakan kurikulum baru untuk LPTK mensyaratkan bahwa institusi
pendidikan harus menetapkan profil lulusan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut maka capaian pembelajaran lulusan FTIK IAIM akan menjadi dasar
keahlian sesuai dengan starata keahlian profesi, yaitu pendidik pertama,

1
Nur Fatiha. “Laporan Magang 1”. (Makassar: Universitas Muahammadiyah Makassar, 2014),
hal. 2.

1
2

pendidik muda, pendidik madya, dan pendidik utama. Pasal 1 ayat (1) PP No.
74/2008 tentang pendidik menyatakan bahwa pendidik adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, meelatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal tingkat pendidikan dasar maupun menengah.2
Fakultas Tarbiayah dan Ilmu kependidikan sebagai wadah lahirnya
calon-calon tenanga kependidikan. Oleh karena itu, FTIK IAIM Sinjai telah
merancang dan menetapkan program magang sebagai bagian integral
kurikulum yang dilaksanakan secara berjenjang, yaitu Magang I, Magang II,
dan Magang III. Program magang merupakan kegiatan yang memberikan
kegiatan awal untuk membangun jati diri pendidik, memantapkan kompetensi
akademik kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan awal
mahasiswa didik calon pendidik, mengembangkan perangkat pembelajaran,
dan kecakapan pedagogis dalam membangun. Sehingga, program magang
FTIK IAIM Sinjai menjadi salah satu mata kuliah, masing-masing program
magang memiliki bobot SKS sebagai berikut magang I berbobot 1 SKS,
magang II berbobot 2 SKS, magang III berbobot 2 SKS. Kegiatan magang
dilaksanakan pada lembaga pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA/SMK, sedangkan pembimbingnya oleh Dosen
Pembimbing/Pembina Magang (DPM) dan Guru Pembimbing Magang (GPM)
di sekolah yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan.3
Magang I merupakan salah satu kegiatan yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa didik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan semester
lima. Kegiatan Magang I meliputi obeservasi: (1) Pengamatan kultur dan
lingkungan sekolah, (2) pengamatan unsur padagogik, keperibadian dan
sosial, (3) pengamatan pengamatan perserta didik, (4) pengamatan
pembelajaran langsung di kelas, (5) pengamatan pelakasanaan refleksi
pembelajaran. Kegiatan mahasiswa didik selama pelaksanaan Magang 1

2
Hardianto Rahman, dkk. Buku Pedoman Magang. (Institut Agama Islam Muhammadiya
Sinjai,2019), hal.
3
Ibid, hal.
3

adalaah terjun langsung ke sekolah mengamati secara bertahap kegiatan-


kegiatan yang terjadi di sekolah, mengindetifikasi masalah-masalah yang ada
di lingkungan sekolah. Magang I menjadi tempat belajar bagi mahasiswa
dalam mempelajari, mengenal, dan menghayati permasalahan dan bagaimana
mencari jalan penyelesaian dari masalah tersebut. Kegiatan magang
dilaksanakan di UPT SMAN 10 Sinjai secara terpadu dibawah bimbingan
dosen pembimbing, kepala sekolah, guru pembimbing magang yang
diharapkan mampu mengembangkan dan mendapatkan pengalaman baru
dalam proses pendidikan sebagai calon tenaga pendidik.
B. Tujuan Program Magang I
Tujuan yang diharapkan oleh mahasiswa melalui Magang I adalah sebagai
berikut:
1. Mengenal secara utuh lingkungan fisik, sosial, administrasi dan akademik
sekolah.
2. Menambah pemahaman tentang bagaiamana proses pembelajaran.
3. Mendapatkan pengalaman langsung tentang bagaimana cara mengajar
dengan baik.
C. Manfaat Program Magang I
1. Untuk Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengenal secara utuh lingkungan fisik, sosial,
administrasi dan akademik sekolah.
b. Mahasiswa mampu memahami prose pembelajaran.
c. Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung tentang bagaimana
bagaiamana cara mengajar yang baik.
d. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan manajemen di sekolah.
2. Untuk Sekolah
a. Terciptanya hubungan dan kerja sama yang baik antara UPT SMAN
10 Sinjai dan Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.
b. Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon
pendidik yang berdedikasi dan profesional.
4

c. Medapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam


penyelenggaraan sekolah.
d. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah
tempat magang dengan FTIK IAIM Sinjai.
3. Untuk FTIK IAIM Sinjai
a. Mendapatkan informasi mengenai kultur sekolah.
b. Mendapatkan indformasi tentang proses membangun kompetensi
pedagogik, kepribadian, dan sosial di sekolah.
c. Mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran di kelas.
d. Membina jaringan kerjasama dengan sekolah tempat magang dalam
upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara subtansi
akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia
yang dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan masyarakat.
BAB II
HASIL
A. Profil Sekolah
Nama Sekolah : UPT SMAN 10 Sinjai
NPSN : 40318275
Jenjang Pendidikan : SMA
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : JL. Andi Akbar Manggarabombang
RT / RW : 1/1
Kode PoS : 92671
Kelurahan : Samataring
Kecamata : Kec. Sinjai Timur
Kabupaten/Kota : Kab. Sinjai
Provinsi : Prop. Sulawesi Selatan
Posisi Geografis : -5,1376 Lintang, 120,2625 Bujur
SK Pendirian Sekolah : 11 TAHUN 2010
Tanggal SK Pendirian : 2010-07-27
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Izin Operasional : 11 TAHUN 2010
Tgl SK Izin Operasiona : 2010-07-27
Nomor Rekening : 297860433
Luas Tanah Milik (m2 : 3268
NPWP : 9,19739E+12
Waktu Penyelenggaraa : Pagi
Kepala Sekolah : Drs. Juanda MM
Operator Pendataan : Muhammad Asri
Akreditasi :B
Kurikulum : K-134

4
Data Pokok SMAN 10 Sinjai. (dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id, diakses pada 26 Oktober
2019).

5
6

1. Selayang Pandang
Sekolah ini mulai dibuka pada Tahun 2010 pada waktu itu, gedung
dan lokasi sekolah ini adalah kantor cabang dinas pendidikan kab.Sinjai
dan SDN 158 Sinjai Timur. Atas prakarsa tokoh masyarakat sekitar Andi
Baso Sapanang, Andi Rahman,dan tokoh masyarakat lainnya yang
berjuang untuk mengadakan sekolah SMA di Sinjai Timur dan ketika itu
bapak bupati Sinjai A.Rudianto Asapa merespon keinginan masyarakat
setempat. Bupati melakuakn peninjauan dan memutuskan untuk memerger
kantor cabang dinas pendidikan dan SDN 158 Sinjai Timur menjadi
SMAN 3 Sinjai dengan SK Pendirian Nomor 11 Tahun 2010.
Sejalan dengan Perali han SMA/SMK dari Kabupaten ke Provinsi
dengan perubahan nomeklatur sekolah dengan SK Gubernur Nomor 99
Tahun 2017, Tanggal 27 Januari 2017. Maka terjadi perubahan nama
sekolah dari SMAN 3 Sinjai menjadi UPT SMAN 10 Sinjai. Sejak
berdirinya sekolah ini, sudah tiga kali pergantian pimpinan yaitu:
a. Drs. Muhammad Sultan
Pangkat : Pembina Tingkat 1 / IV b
b. Drs. H. Kaharuddin
Pangkat : Pembina Tingkat 1 / IV b
c. Drs. Juanda, M.M
Pangkat : Pembina Tingkat 1 / IV b
Pada awal berdirinya Sekolah ini Fasilitas yang digunakan adalah
fasilitas peninggalan kantor cabang dinas pendidikan dan SDN 158 Sinjai
Timur. Sebagaimana aturan yang ada fasilitas tersebut tidak memenuhi
standar untuk penyelenggaraan pendidikan menengah. Seiring dengan
perkembangan kemajuan pendidikan pemerintah kab.Sinjai.
Secara bertahap membangun ruang kelas berlantai sehingga jumlah
ruang kelas permanen yang standar adalah 14 ruang kelas. Pada Tahun
7

pelajaran 2017/2018 UPT SMAN 10 Sinjai ditunjuk untuk


menyelenggarakan kurikulum K13.5
2. Visi, Misi dan Tujuan
UPT SMAN 10 Sinjai merumuskan Visi, Misi dan Tujuan:
a. Visi
“Unggul dalam Prestasi, Taat dalam IMTAQ, Kompeten dalam
Teknologi Informasi, Cinta Lingkungan, dan Berkarakter Budaya
Bangsa.”
b. Misi
1) Menerapkan dan mengimplementasikan 8 (delapan) standar
pendidikan.
2) Mengembangkan perilaku sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
3) Mengembangkan potensi secara optimal berdasarkan etika,
logika, estetika, dan kinestik.
4) Mengembangkan potensi pendidik dan dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi.
5) Menerapkan sistem manajemen berbasis sekolah.
6) Menerapkan sistem (mastery learning) sehingga memiliki
kompetensi sesuai dengan standar kompetensi.
7) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang peduli dan
berbudaya lingkungan.
8) Mengintegrasikan kecakapan hidup (life skill) secara terpadu dan
proporsional dalam proses pembelajaran.
c. Tujuan
1) Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Allah SWT
dan berakhlak mulia dan berkarakter kuat.

5
Data Pokok SMAN 10 Sinjai. (dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id, diakses pada 26 Oktober
2019).
8

2) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang


berkepribadian cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang
akademik dan non akademik.
3) Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi
informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri
secara mandiri.
4) Menanamkan kepada peserta didik untuk bersikap ulet dan gigih
dalam berkompetisi, beradaptasi dengan lingkungan.
5) Mengembangkan sikap sportifitas dalam semua aspek kehidupan.
6) Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan ke
perpendidikan tinggi negri atau perpendidikan tinggi di luar
negeri/Internasional.
7) Membekali dengan skill/keterampilan yang dapat bersaing di era
global.6
3. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Uaraian Pendidik Tendik PTK PD
Laki-laki 16 3 19 162
Perempuan 28 4 32 188
Total 44 7 51 350
Tabel 2.1 jumlah pendidik dan tenaga kependidikan UPT SMAN 10 Sinjai.
Keterangan: PTK = Pendidik ditambah Tendik
Tendik = Tenaga Pendidik
PD = Peserta Didik7

6
Data Pokok SMAN 10 Sinjai. (dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id, diakses pada 26 Oktober
2019).
7
Data Pokok SMAN 10 Sinjai. (dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id, diakses pada 26 Oktober
2019).
9

B. Hasil Observasi atau Pengamatan


1. Pengamatan Kultur Sekolah
Sekolah merupakan salah satu instusi sosial yang dapat
berpengaruh terhadap proses sosialisasi serta memiliki fungsi untuk
mewarisi kebudayaan dalam masyarakat. Kultur sekolah atau budaya
sekolah sebuah sistem orientasi bersama (norma-norma, nilai-nilai,
asmusi-asumsi dasar) yang dipegang oleh seluruh anggota sekolah, yang
menjaga keeratan unit dan memberikan identitas yang berbeda. Budaya
(culture) dapat menjadi ciri khas dari suatu sekolah yang menjadi
identitas yang melekat berdasarkan nilai, keyakinan, serta asumsi, yang
berkembang didalam sekolah. Budaya sekolah atau kultur sekolah
berkembang dari waktu ke waktu sebagai pengalama atas cerminan
perilaku dan karakteristik dari suatu sekolah.8
Berdasarkan hasil pengamatan aspek-aspek pengamatan kultur
sekolah sebagai berikut:
a. Perilaku Terhadap Pendidik
Berdasarkan hasil observasi perilaku SMAN 10 Sinjai baik
terhadap pendidik maupun terhadap sesama peserta didik . Secara umum
perilaku peserta didik sudah cukup baik. Namun, peserta didik di kelas XII
MIPA 1 dan XII MIPA 2 sebelum memulai pelajaran kelas sangat ricuh,
berbicara senanknya sementara pendidik sudah berada dalam kelas. Selain
itu, ketika pelajaran akan dimulai masih ada yang berkeliaran diluar kelas,
peserta didik terkadang tidur dalam kelas, ada pula yang berkeliaran dalam
kelas, bermain handphone dalam kelas. Berbeda dengan kelas XI MIPA 1
dan XI MIPA 2 dalam proses pembelajaran kelas selalu dalam keadaan
tenang sampai pembelajaran selesai, berperilaku sopan terhadap pendidik,
cara berkomunikasinya dengan pendidik pun jauh lebih sopan. Meminta
izin kepada pendidik pada saat ingin ke toilet.

8
Fifi Rosliana. “Kultur Sekolah Di SMA Gajah Mada Yogyakarta”. (Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2015), hal. 9-10.
10

b. Pembinaan Pendidik dan Peserta didik (Keagamaan dan lain-lain)


Bentuk pembinaan pendidik UPT SMAN 10 Sinjai sebagai bentuk
pengembangan karakter yaitu peserta didik diwajibkan membaca Al
Qu’ran selama 10 menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Ketika
memasuki waktu sholat duhur pendidik dan peserta didik sama-sama
bergegas ke mesjid dan sholat berjamaah. Bentuk pembinaan dalam hal
keagamaan adalah pembinaan Rohani Islam (Rohis) yang dilaksanakan
setiap hari Sabtu. Peserta didik juga dibina dengan baik melalui
ekstrakulikuler. Bentuk pembinaan dalam hal kedisiplinan yaitu ketika
peserta didik terlambat maka peserta didik tersebut dihukum
membersihkan pekarangan sekolah. Ketika didapatkan peserta didik yang
berambut panjang, maka guru BK melakukan pembinaan dengan
menasehati dan memotong rambut peserta didik tersebut.
c. Perilaku di Luar Kelas
Perilaku peserta didik diluar kelas bermacam-macam baik dipandang
dari cara berkomunikasi dan perilakunya. Cara berkomunikasi diluar kelas
pun bervariasi ada yang menggunakan bahasa yang sopan begitu pun
sebaliknya. Ketika berbicara dengan sesama peserta didik bahasa yang
digunakan dominan adalah bahasa Bugis. Aktifitas peserta didik di luar
kelas bermacam-macam seperti bermain dengan teman-temannya,
berdiskusi dengan pendidik ketika jam istirahat, ada yang melakukan
aktifitas di perpustakaan, istirahat di masing-masing sekretariat misalnya
UKS dan Pramuka, makan di kantin sekolah maupun di katin luar sekolah.
d. Ketepatan dalam Memulai Pelajaran
Pendidik memulai proses pembelajaran dengan tepat waktu.
Pendidik sangat disiplin dalam memulai pelajaran tepat pada pukul 07.15
Wita, berdasarkan hasil pengamatan dijam pertama pendidik memasuki
kelas dua menit sebelum pelajaran dimulai. Setelah pukul 07.15 Wita
pendidik sudah berada di dalam kelas untuk memulai pelajaran.
11

e. Ketepatan dalam Pergantian Jam Pelajaran


Setiap pergantian jam pelajaran pendidik selalu tepat waktu.
Pendidik mengakhiri pembelajaran lima menit sebelum pembelajaran
berakhir agar peserta didik bisa mempersiapkan diri untuk pelajaran
selanjutnya.
f. Budaya 3S (Senyum, Salam, Sapa)
Senyum, salam, dan sapa menjadi budaya di SMAN 10 Sinjai, sangat
jelas pihak sekolah sangat menerapkan budaya 3S. Pendidik sangat ramah
ketika masuk dalam kelas. Para pendidik saling menyapa ketika bertemu
begitu pun dengan peserta didik.
g. Budaya 5K (Kebersihan, Kedisiplinan, Kesehatan, Keindahan, dan
Kesopanan)
Kebersihan, Kedisiplinan, Kesehatan, Keindahan, dan Kesopanan
sudah diterapkan di ruang kelas, lingkungan sekolah. Sikap disiplin peserta
didik sudah tertaman ditandai dengan kurangnya peserta didik yang
terlambat, sholat tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya. Ruang
kelas ditata dengan indah, lingkungan sekolah sangat sejuk dengan tatanan
pepohon dan taman yang indah. Sebagian besar peserta didik tidak
menghormati pendidik seperti berbicara dengan pendidik menggunakan
bahasa yang tidak sopan. Tersedianya UKS dan alat P3K serta pipa tempat
cuci tangan di depan kelas dengan tujuan agar peserta didik dapat mencuci
tangan kapan saja, hal ini menunjukkan bahwa kesehatan perseta didik di
UPT SMAN 10 Sinjai sangat terjaga.
a. Kedisiplinan dalam Membuang Sampah
Pendidik dan peserta didik setiap pagi membersihkan pekarangan
sekolah. Kedisiplinan peserta didik dalam membuang sampah cukup
rendah dikarenakan masih adanya peserta didik yang membuang sampah
sembarangan. Sampah banyak ditemukan berserakan di kelas jika sudah
jam terakhir pembelajaran.
12

2. Pengamatan Kompetensi pendidik


a. Kompetensi Padagogik
Kompetensi padagogik merupakan kemampuan pendidik
dalam mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemehaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan ragam potensi yang dimilikinya9. Berikut aspek
kompotensi padagogik:
1) Menguasai Karakteristik Peserta Didik dari Aspek Fisik, Moral,
Sosial, Kultural, Emosional, dan Intelektual.
Berdasarkan pengamatan, penguasaan karakteristik
pendidik terhadap peserta didik baik itu aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual baik, misalnya dalam hal
aspek fisik di dalam satu kelas perserta didik memiliki fisik yang
berbeda-beda, seperti ada yang gemuk, kurus, tinggi, ada yang
pendek dan sebagainya. Kemampuan intelektual yang dimiliki
peserta didik juga berbeda-beda dalam memahami pelajaran.
Meskipun terjadi perbedaan intelektual, hal itu tidak menimbulkan
adanya sikap diskriminasi terhadap peserta didik. Beradasarkan
perbedaan yang ada pada peserta didik tersebut pendidik mampu
menguasai berbagai karaktersitik dengan adanya wawasan dan
kompetensi yang dimilikinya.
2) Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang
Mendidik
Berdasarkan pengamatan, pendidik sudah menguasai teori-
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
sehingga ketika peserta didik menanyakan tentang materi
pelajaran yang kurang dipahami maka pendidik secara aktif
menjawab pertanyaan tersebut dengan menjelaskan secara rinci.

9
Ade Kurniawan. “Deskripsi kompetensi padagogik pendidik dan calon pendidik kimia SMA
Muhammadiyah Semarang”. (Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Tehnologi, Universitas
Muhammadiyah Semarang, 2017), hal. 2.
13

3) Mengembangkan Kurikulum yang Terkait dengan Mata


Pelajaran/Bidang Pengembangan yang Diampuh
Berdasarkan pengamatan, kurikulum yang diterapkan di
UPT SMAN 10 Sinjai yaitu kurikulum 2013 yang menerapkan
tiga ranah pendidikan, yakni afektif, kognitif dan psikomotorik
telah mampu direalisasikan dalam proses pembelajaran. Mengenai
pengembangan kurikulum pendidik sudah melakukan
pengembangan dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses pembelajaran. Misalnya, peserta didik diminta menjelaskan
tugas yang telah dikerjakan di depan kelas.
4) Menyelenggarakan Pembelajaran Mendidik
Berdasarkan pengamatan, pendidik telah melaksanakan
pembelajaran yang mendidik. Bentuk penyelenggaraan
pembelajaran mendidik yang dilakukan pendidik dalam
pembelajaran matematika adalah pendidik selalu memberikan
pencerahan dan literasi Al Qur’an setiap proses pembelajaran
dimulai serta menegur peserta didik ketika melakukan hal yang
tidak sopan di dalam kelas dengan bahasa yang lemah lembut.
5) Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk
Kepentingan Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan, dalam hal pemanfaatan
tekhnologi informasi dan komunikasi dalam pelajaran matematika
adalah pendidik mengizinkan peserta didik menggunakan
handphone untuk kepentingan pembelajaran, misalnya peserta
didik diizinkan memakai kalkulator ketika ditemukan perhitungan
yang tidak bisa dihitung secara langsung dan mengizinkan
membuka internet untuk mencari besar sin, cos dan lain-lain pada
sudut yang bukan sudut istimewa pada materi trigonometri.
14

6) Memfasilitasi Pengembangan Potensi Peserta Didik untuk


Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimiliki
Berdasarkan hasil pengamatan, kesediaan fasilitas untuk
pengembangan potensi peserta didik dalam hal pengaktualisasian
berbagai potensi yang dimilikinya dengan menyediakan ruang
diskusi selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya,
melibatkan peserta didik secara aktif di kelas agar jiwa percaya
dirinya dapat dikembangkan.
7) Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik dan Santun dengan
Peserta Didik
Berdasarkan pengamatan, pendidik menggunakan bahasa
yang santun dan mudah dipahami oleh peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Pendidik secara efektif dalam
berkomunikasi dengan peserta didik bercanda peserta didik.
Ketika peserta didik mengalami kesulitan selama proses
pembelajaran dengan rasa empati yang tinggi pendidik
menjelaskan secara rinci hal yang kurang dipahami oleh peserta
didik.
8) Menyelenggarakan Penilaian dan Evaluasi Proses Hasil Belajar
Berdasarkan pengamatan, dalam hal penyelenggaraan
penilaian dan evaluasi proses hasil belajar pendidik melakukan
penilain secara efektif berdasarkan format penilain kurikulum
2013. Penilaian dapat berupa pemberian tugas, pemberian point
bagi peserta didik yang aktif di kelas dan evaluasi proses hasil
belajar baik secara tertulis maupun non tertulis (pengamatan)
kepada peserta didik berdasarkan apa yang telah diajarkan.
Pendidik juga memberikan pertanyaan diakhir pembelajaran
sebentuk evaluasi. Ketika ada peserta didik yang berani untuk
menjawab pertanyaan, pendidik selalu memberikan pujian atau
memberikan nilai tambahan kepada peserta didik agar termotivasi
untuk aktif dalam pembelajaran.
15

9) Memanfaatkan Hasil Penilaian dan Evaluasi untuk Kepentingan


Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan, dari hasil penilaian dan evaluasi
yang dilakukan pendidik selama proses pembelajaran
dimanfaatkan sebagai bahan perbaikan untuk pertemuan
selanjutnya. Misalnya, pada pertemuan sebelumnya peserta didik
masih kurang memahami pelajaran maka pertemuan selanjutnya
pendidik lebih memperbaiki cara penyampaian materi pelajaran
agar peserta didik mampu memahami dengan baik.
10) Melakukan Tindakan Refleksi untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan, pendidik mengulang kembali
pembelajaran sebelumnya sebagai tindakan refleksi untuk
peningkatan kulitas pembelajaran. Pendidik memberikan
pertanyaan kepada peserta didik terkait dengan materi yang telah
diajarkan sebelumnya dengan tujuan apakah peserta didik
memahami apa yang telah diajarkan pendidik. Pendidik
menjelaskan materi pelajaran sebelumnya dengan tujuan agar
peserta didik lebih mudah memahami materi tersebut. Kegiatan
lain yang dilakukan oleh pendidik adalah dengan memberikan soal
latihan yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian pendidik adalah suatu sikap atau
tingkah laku yang dimiliki oleh seorang pendidik pada
kemampuannya melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya untuk menetukan suatu tujuan10. Sebagai berikut aspek
komponen kepribadian:

10
Nur RafiahDarojah, dan Hady Siti Hadijah. “Analisis Pengaruh Kompetensi Kepribadian
Pendidik Dengan Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening Terhadap Prestasi Belajar
Peserta didik Kelas X Administrasi Perkantoran”. (Jurnal Manajemen Perkantoran, 2016), hal.
111.
16

1) Bertindak Sesuai dengan Norma Agama, Hukum, Sosial dan


Kebudayaan Nasional Indonesia
Berdasarkan pengamatan, pendidik membiasakan peserta
didik berdoa sebelum memulai pembelajaran maupun sesudah
pembelajaran serta literasi Al Qur’an sebelum memulai
pembelajara. Pendidik menghimbau kepada peserta didik ketika
sudah memasuki waktu shalat duhur untuk shalat berjamaah.
Kedisiplinan di UPT SMAN 10 Sinjai pendidik telah menjalankan
tugasnya secara maksimal terutama disiplin waktu, cara
berpakaian dan ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah. Pendidik UPT SMAN 10 Sinjai tidak menerapkan sikap
deksriminasi terhadap peserta didik yang melanggar.
2) Menampilkan Diri Sebagai Pribadi yang Jujur, Berakhlak Mulia,
dan Teladan Bagi Peserta Didik dan Masyarakat
Berdasarkan pengamatan, pendidik menampilkan diri
sebagai pribadi yang jujur, misalnya pendidik jujur menyampaikan
kepada peserta didik mengenai nilai yang didapatkan oleh peserta
didik dari hasil ulangan peserta didik. Sedangkan dalam hal
berakhlak mulia dan teladan, contoh teladan yang baik oleh
pendidik kepada peserta didik dengan berpakaian dengan sopan,
bertutur kata dengan bahasa yang baik serta tepat waktu dalam
memulai pelajaran sehingga hal tersebut dapat menjadi teladan
bagi peserta didik.
3) Sikap Pendidik Sebagai Teladan Tercermin Sebagai Pribadi yang
Mantap, Stabil, Dewasa, Arif dan Berwibawa
Sikap pendidik sebagai teladan tercermin sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,hal ini ditandai
dari penguasaan diri dalam kelas dalam melakukan proses
pembelajaran. Pendidik mampu menampilkan pribadi yang
dewasa dan tegas dalam mengambil keputusan serta berwibawa
17

dihadapan peserta didik dengan menampilkan jiwa yang percaya


diri.
4) Menunjukkan Etos Kerja, Tanggung Jawab yang Tinggi, Rasa
Bangga Menjadi Pendidik, dan Rasa Percaya Diri
Berdasarkan pengamatan, etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga dan rasa percaya diri seorang pendidik ini
ditandai dari kinerja pendidik dalam memberikan pengajaran
kepada peserta didik dengan melaksanakan tugasnya dengan baik,
dan sikap tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai seorang
pendidik. Pendidik hadir di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai
menunjukkan bahwa tanggung jawabnya sebagai pendidik.
Berdasarkan, hasil pengamatan khususnya di kelas XI MIPA 1,
pendidik sangat percaya diri melaksanakan proses pembelajaran
yang ditandai dengan adanya pengelolaan kelas yang baik. Sikap
percaya diri yang dimiliki pendidik menggambarkan bahwa
pendidik tersebut memiliki rasa bangga menjadi seorang pendidik.
5) Menjunjung Tinggi Kode Etik Profesi Pendidik
Berdasarkan pengamatan, pendidik di UPT SMAN 10
Sinjai telah menjunjung tinggi kode etik profes pendidik dengan
baik. Salah satu kode etik pendidik yaitu pendidik secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama berusaha meningkatkan dan
mengembangkan mutu profesinya, hal ini ditandai dengan
pelaksanaan proses supervisi setiap mata pelajaran sehingga mutu
dan kualitas pendidik dapat ditingkatkan dan dikembangkan.
Begitupun dengan tata tertib pendidik yang dipatuhi oleh setiap
pendidik yaitu masuk ruang kelas 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yaitu kompetensi pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi bergaul, secara efektif dengan
peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
18

masyarakat sekitar. Sebagai seorang pendidik mengajar merupakan


perwujudan interaksi dalam proses komunikais. Sedangkan
kompetensi sosial pendidik dianggap sebagai salah satu daya atau
kemampuan pendidik untuk mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik dan
membimbing peserta didik. Kompetensi sosial yang baik dapat
menciptakan kondisi belajar yang nyaman11. Sebagai berikut aspek
pengamtan komponen sosial:
1) Bersifat Inklusif, Bertindak Objektif, serta Tidak Deskriminatif
Karena Pertimbangan Jenis Kelamin, Agama, Ras, Kondisi Fisik,
Latar Belakang Keluarga, dan Status Sosial Ekonomi.
Berdasarkan pengamatan, penerapan sifat inklusif,
bertindak objektif, serta tidak deskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi ditandai dengan
sikap pendidik yang secara objektif melakukan penilaian terhadap
setiap peserta didik tanpa membandingkan jenis kelamin, seperti
ketika pendidik menunjuk satu perwakilan perempuan dan satu
perwakilan laki-laki untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Sebagai orang tua di sekolah, pendidik juga menampilkan sikap
kasih sayang kepada semua peserta didik tanpa terkecuali dengan
memberika motivasi kepada peserta didik untuk semangat dalam
belajar seperti bercanda dengan peserta didik, dan menghargai
adanya perbedaan dari berbagai aspek.
2) Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun Dengan
Sesama Pendidik, Tenaga Kependidikan, Orang Tua, dan
Masyarakat
Berdasarkan pengamatan, komunikasi yang terjalin antar
sesama pendidik telah mencerminkan komunikasi secara efektif,

11
Eni Winaryati. “Pengaruh Kompetensi Sosial Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”.
(Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Tehnologi, Universitas Muhammadiyah Semarang,
2017), hal. 208.
19

dan santun. Setiap waktu jam isitirahat di depan kantor para


pendidik berkomunikasi dan bercanda ria meskipun dalam lingkup
komunikasi diluar mata pelajaran para pendidik tetap
menggunakan bahasa yang santun. Komunikasi yang terjalin
antara pendidik dan orang tua secara objektif belum dapat
diklasifikasikan baik atau belum karena dalam proses pengamatan,
pengamat belum menemukan sikap komunikasi antara pendidik
dan orang tua peserta didik dan masyarakat.
3) Beradaptasi di Tempat Bertugas Diseluruh Wilayah Republik
Indonesia yang Memiliki Keragaman Sosial Budaya
Berdasarkan pengamatan, pendidik UPT SMAN 10 Sinjai
mampu dalam beradaptasi di tempat bertugas. Hal ini ditandai
dengan sikap saling menghargai latar belakang setiap pendidik.
Keseluruhan pendidik yang ada, masing-masing memiliki
keragaman sosial yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak
menjadikan alasan untuk bersikap tertutup. Perbedaan tersebut
menimbulkan adanya sikap toleransi sesama pendidik, tetap saling
memahami dan menghargai dari segala perbedaan tersebut.
4) Berkomunikasi dengan Komunitas Profesi Sendiri dan Profesi
Lain Secara Lisan dan Tulisan Atau Bentuk Lain
Berdasarkan pengamatan, komunikasi dengan komunitas
profesi sudah terjalin dengan baik. Komunikasi tersebut bukan
hanya terjalin antar sesama profesi saja namun diluar seprofesi
yakni dengan tenaga kependidikan atau staff sekolah. Komunikasi
tersebut terjalin tanpa memandang jabatan dan bentuk
berkomunikasinya pun menggunakan bahasa yang sopan.
3. Pemahaman Peserta Didik
a. Pendidik dapat Mengidentifikasi Karakteristik Belajar Setiap Peserta
Didik di Kelasnya
Berdasarkan pengamatan, pengidentifikasian karakteristik
belajar setiap peserta didik ditandai dengan adanya kemampuan
20

pendidik memahami karakter masing-masing peserta didik, sehingga


mampu menyesuaikan diri selama proses pembelajaran. Misalnya,
dalam pembelajaran matematika menggunakan metode diskusi, dalam
pembelajaran tersebut terdapat berbagai karakteristik yang ditemukan
pada diri peserta didik. Ada secara cepat memahami apa ynag
disampaikan oleh kelompok diskusi, ada pula yang kurang cepat
memahami, ada yang aktif dalam kegiatan tersebut dan ada yang
kurang aktif. Berdasarkan perbedaan karakteristik tersebut, pendidik
mampu memahami setiap perbedaan yang ada dan berusaha untuk
memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk ikut aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Pendidik Memastikan Bahwa Semua Peserta Didik Mendapatkan
Kesempatan Kesempatan yang Sama Untuk Berpartisipasi Aktif
Dalam Kegiatan Pembelajaran
Berdasarakan pengamatan, bentuk pemberian kesempatan
kepada peserta didik untuk berpastipasi aktif dalam pembelajaran
sangat tepat yaitu ketika pertemuan sebelumnya pendidik menandai
nama peserta didik yang tidak aktif pada pertemuan itu maka
pertemuan selanjutnya pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik tersebut untuk telibat aktif dengan memberikan soal
latihan dan meminta peserta didik mengerjakannya di papan tulis.
Selama proses diskusi pendidik mengundi secara acak nama-nama
peserta didik dalam satu kelompok untuk mempersentasikan di depan
kelas hasil diskusinya.
c. Pendidik dapat Mengatur Kelas untuk Memberikan Kesempatan
Belajar yang Sama Pada Semua Peserta Didik Dengan Kelainan Fisik
Dengan Kemampuan Belajar yang Berbeda
Selama proses pengamatan tidak ditemukan peserta didik yang
mengalami kelainan fisik, akan tetapi ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran utamanya dalam
pembelajaran matematika. Pendidik mampu mengatasi karakter yang
21

berbeda dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan pengamatan di


kelas XII MIPA I dan XII MIPA II karakter dan kelakuan peserta
didik berbeda-beda, kelas yang ricuh dan peserta didik melakukan
aktivitas lain selama proses pembelajaran. Dari masalah tersebut
pendidik mampu mengatur kelas dengan baik tanpa intimidasi
terhadap peserta didik.
d. Pendidik Mencoba Mengetahui Penyebab Penyimpangan Perilaku
Peserta Didik untuk Mencegah Agar Perilaku Tersebut Tidak
Merugikan Peserta Didik Lainnya.
Berdasarkan pengamatan, pendidik sangat memahami
problem dan perilaku menyimpang yang dialami peserta didik. Pada
pengamatan di dalam kelas perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
peserta didik adalah menganggu temannya ketika belajar, upaya
pendidik dalam memahami perilaku peserta didik tersebut adalah
dengan memberikan nasehat ataupun teguran dengan bahasa yang
baik, dan memindahkan tempat duduk peserta didik tersebut.
Sedangkan, pengamatan di luar kelas perilaku peserta didik yang
menyimpang adalah peserta didik datang terlambat. K etika pendidik
mendapati peserta didik yang terlambat maka diberikan hukuman
dengan membersihkan Toilet. Peserta didik yang melakukan
pelanggaran berat seperti merokok dan lain-lain maka pendidik mata
pelajaran menyerahkan langsung peserta didik tersebut kepada
pendidik BK untuk ditindak lanjuti. Akan tetapi, selama proses
pengamatan belum ditemukan peserta didik yang merokok.
e. Pendidik Membantu Mengembangkan Potensi dan Mengatasi
Kekurangan Peserta Didik
Berdasarkan pengamatan, upaya pendidik dalam membantu
mengembangkan potensi peserta didik adalah dengan menyiapkan
fasilitas seperti dalam hal olahraga dan seni, hal ini ditandai dengan
adanya uapaya pendidik dalam membantu mengembangkan potensi
yang dimiliki oleh peserta didik dan selalu memberikan motivasi
22

untuk mengatasi kendala dalam pengembangan potensi tersebut.


Misalnya, bagi peserta didik yang memiliki potensi dibidang seni
maka pihak sekolah menyiapkan fasilitas untuk menunjang
perkembangan potensi tersebut, latihan paduan suara setiap hari
Sabtu. Peserta didik yang memiliki potensi dibidang olahraga maka
pihak sekolah pun mendukung potensi tersebut, seperti tersedianya
lapangan tenis meja untuk peserta didik yang memiliki bakat bermian
tenis meja.
f. Pendidik Memperhatikan Peserta Didik Dengan Kelemahan Fisik
Tertentu Agar Dapat Mengikuti Aktifitas Pembelajaran, Sehingga
Peserta Didik Tersebut Tidak Termaginalkan (Tersisihkan, Diolok-
Olok, Minder Dsb)
Berdasarkan pengamatan, peserta didik yang lemah fisik atau
dalam hal ini sakit dalam proses pembelajaran maka pendidik
mengizinkan kepada peserta didik untuk beristirahat di ruang UKS.
Pendidik sangat memahami ketika ada peserta didik yang lemah fisik
atau sakit, sehingga peserta didik tidak merasa termaginalkan.
4. Pengamatan Terhadap Proses Pembelajaran Langsung di Kelas
a. Persiapan
1) Menyiapkan Ruang Kelas, Media Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan, sebelum pembelajaran
dimulai terlebih dahulu pendidik mempersilahkan ketua kelas
untuk menyiapkan dan berdoa terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dimulai. Pendidik mengucapkan salam dan
mengabsen peserta didik satu persatu,serta meminta peserta didik
untuk menyiapkan media pembelajaran seperti, buku paket
pegangan peserta didik dan kelengkapan lainnya.
2) Memeriksa Kesiapan Peserta Didik
Sebelum pembelajaran dimulai pendidik menanyakan
kepada peserta didik apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
23

Peserta didik dengan cepat mempersiapkan perlengkapan


pembelajaran.
b. Membuka Pelajaran
1) Menyampaikan Kompetensi yang Akan Dicapai dan Rencana
Kegiatan Pembelajaran
pendidik menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatan pembelajaran, pendidik menyampaikan
kompetensi tersebut dengan menulis di papan tulis komperensi-
kompetensi yang ingin dicapai, serta kompetensi dasar setiap
materi.
2) Melakukan Apersepsi
Tindak apersepsi yang dilakukan oleh pendidik setiap
pertemuan adalah mengingatkan kembali materi pelajaran
sebelumnya dan menanyakan kepada peserta didik apakah tidak
ada pekerjaan rumah (PR). Sebelum pembelajaran pendidik
menjelaskan secara rinci topik materi yang akan dipelajari agar
peserta didik lebih fokus dalam proses pembelajaran.
c. Inti Pembelajaran
1) Penguasaan Materi Pelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran
matematika, pendidik sangat menguasai materi pelajaran. Selama
proses pembelajaran pendidik memulai penjelasan dengan hal-hal
yang lebih mudah dipahami oleh peserta didik, pendidik
menjelaskan materi pelajaran secara mendetail. Ketika peserta
didik menanyakan hal-hal yang kurang dipahami maka pendidik
menjelaskan secara rinci hal yang belum dipahami oleh peserta
didik.
2) Mengaitkan Materi dengan Pengetahuan Lain yang Relevan
Berdasarkan hasil pada pelajaran matematika khususnya
materi trigonometri pendidik tidak mengaitakan materi dengan
pengetahuan yang relevan. Pengetahuan yang relevan yang
24

dimaksud adalah pengetahuan yang berkaitan dengan mata


pelajaran lain.
3) Mengaitkan Materi dengan Realita Kehidupan Peserta Didik
Selama proses pengamatan, pada pelajaran matematika
khusunya pada materi triginometri. Pndidik tidak mengaitkan
materi pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
4) Melaksanakan Pembelajaran Sesuai dengan Kompetensi yang
Akan Dicapai
Berdasarkan hasil , pendidik melakasanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai, misalnya setelah pendidik
menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai. Seperti, peserta didik
mampu menemukan pembuktian rumus pejumlahan sin pada
materi trigonometri. Pendidik tidak melanjutkan pembahasan
ketika kompetensi yang akan dicapai tersebut belum tercapai.
5) Melaksanakan Pembelajaran Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan Peserta Didik
Proses pembelajaran di UPT SMAN 10 Sinjai berlangsung
sesuai tingkat perkembangan peserta didik. Misalnya, dalam
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi. Tujuan
metode pembelajaran ini adalah agar peserta didik secara aktif
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan bekerja sama dengan
teman kelompoknya, kemudian menjelaskan hasil diskusi tersebut
di depan kelas. Ketika penjelasan peserta didik tidak mudah
dipahmi oleh peserta didik yang lain maka pendidik akan
memperjelas tentang pemabahasan materi tersebut. Hal ini
dilakukan karena pendidik ingin mengetahui tingkat
perkembangan intelegensi peserta didik
6) Berorientasi pada Kegiatan Peserta Didik
Berdasarkan hasil pengamatan, Pengembangan intelegensi
peserta didik harus berorietasi pada kegiatan peserta didik, hal ini
ditandai dengan adanya pembelajaran yang mengposisikan peserta
25

didik sebagai subjek atau pelaku dalam proses pembelajaran.


Selama proses pembelajaran tersebut pendidik dan peserta didik
sama-sama sebagai subjek belajar, pendidik bukan satu-satunya
sumber belajar, melainkan peserta didik juga ikut berperan penting
dalam proses kegiatan pembelajaran. Peserta didik secara aktif
dilibatkan dalam proses pemebelajaran.
7) Menggunakan Waktu Secara Efisien
Berdasarkan hasil pengamatan, Pendidik memaksimalkan
waktu dalam proses pembelajaran. Pendidik menjelaskan materi
selama lima belas menit lalu, memberikan peserta didik soal
latihan untuk dikerjakan secara bekelompok, kemudian peserta
didik diminta mendiskusikan soal tersebut dan mengerjakannya di
depan kelas sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh pendidik.
8) Menggunakan Media Pembelajaran Secara Tepat, Efektif dan
Efisien
Berdasarkan hasil pengamatan pada pembelajaran
matematika khusunya pada materi trigonometri, penggunaan
media yaitu media internet, dimana peserta didik diperbolehkan
membuka internet untuk mencari sin, cos, dan lain-lain jika soal
tersebut bukan sudut-sudut istimeawa.
9) Melibatkan Peserta Didik dalam Penggunaan Media
Berdasarkan hasil pengamatan, media yang digunakan
pendidik adalah media internet. Penggunaan media internet
peserta didik secara aktif dilibatkan, tetapi tetap dalam pengawasa
pendidik.
10) Menggunakan Bahasa Lisan, Isyarat, Sesuai Tingkat
Perkembangan Bahasa Peserta Didik
Selama proses pembelajaran berlangsung pendidik
menyampaiakan pelajaran dengan mengunakan bahasa lisan,
isyarat sesuai tingkat pengembangan pesera didik. Misalnya,
pendidik menggunakan bahasa lisan disertai dengan gerakan
26

tangan dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta


didik lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan oleh
pendidik.
11) Menggunakan Bahasa Tulis dengan Benar
Berdasarkan hasil pengamatan pendidik sudah menggukan
bahasa tulis yang benar dalam pelajaran matematika pendidik
menggunakan bahasa tulis yang baik yaitu dengan menulis rumus-
rumus di papan tulis dengan tulisan yang indah dengan harapan
peserta didik lebih tertarik dalam belajar, serta penggunaan bahasa
yang baku dan mudah dipahami oleh peserta didik.
12) Menggunakan Bahasa Isyarat dengan Benar
Berdasarkan hasil pengamatan, penggunaan bahasa isyarat
tidak diterapkan oleh pendidik karena peserta didik umumnya
tidak ada yang terkendala dengan penggunaan bahasa lisan, dalam
artian semua peserta didik mampu memahami penggunaan bahasa
secara lisan.
13) Memantau Kemajuan Belajar Peserta Didik
Berdasarkan hasil pengematan, pendidik memantau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, ketika peserta didik
kesulitan dalam menyelesaian soal latihan maka, pendidik secara
langsung membimbing peserta didik dalam menyelesaikan soal
latihan tersebut.
14) Melakukan Evaluasi Akhir Sesuai dengan Kompetensi
Berdasarkan hasil pengamatan, pendidik melakukan
evaluasi akhir sesuai dengan kompetensi. Setelah pendidik
menjelaskan materi dan memantau kemajuan belajar pesera didik,
pendidik melakukan proses evaluasi dengan menanyakan kembali
materi yang belum dipahami kepada peserta didik.
15) Mengajukan Pertanyaan yang Menantang
Berdasarkan hasil pengamatan, pendidik mengajukan
pertanyaan yang menantang dan HOTS (Hight Order Thinking
27

Skill) dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan


nalarnya. Peserta didik yang mampu menjawab pertanyaan
tersebut diberikan apresiasi berupa pujian dan point untuk
menambah nilai peserta didik.
16) Memberikan Reinforcement dengan Benar
Berdasarkan hasil pengamatan, ketika pendidik memberikan
soal latihan kemudian peserta didik mengerjakan soal tersebut.
Pendidik memberikan penguatan atas jawaban dari peserta didik.
Pendidik menjeleskan kembali hasil jawaban peserta didik dan
memperbaiki jawaban tersebut ketika peserta didik menjawab
kurang tepat.
d. Menutup Pembelajaran
1) Menyusun Rangkuman dan Menyimpulkan dengan Melibatkan
Peserta Didik
Berdasarkan hasil pengamatan, sebelum pembelajaran
ditutup maka pendidik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Sebelum itu, pendidik terlebih dahulu melibatkan peserta didik
dalam hal peserta didik dilatih untuk mengingat kembali materi
yang telah dipelajari.
2) Memberikan Pengayaan dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil pengamatan, Salah satu bentuk
pengayaan yang dilakukan oleh pendidik diakhir pembelajaran
adalah dalam bentuk stimulus yang diberikan kepada peserta didik
untuk lebih memahami materi yang telah dipelajari. Pendidik
kemudian memberikan tugas rumah kepada peserta didik sebagai
bentuk tindak lanjut agar peserta didik mengulang kembali
pelajarannya di rumah.
3) Memberikan informasi pada peserta didik untuk kompetensi
berikutnya
Berdasarkan hasil , Sebelum pendidik meninggalkan ruang
kelas, pendidik menginformasikan kepada peserta didik materi
28

yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya. Diakhir


pembelajaran pendidik mengintruksikan peserta didik untuk bedoa
setelah belajar. Pendidik meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
5. Pengamatan Terhadap Refleksi Proses Pembelajaran
a. Mengidentifikasi Kesalahan dan Kekurangan pada Masing-Masing
Indikator (Persiapan, Membuka, Inti Dan Menutup Pelajaran) Proses
Pembelajaran yang Dilakukan oleh Pendidik
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran yang dilakukan
di kelas efektif, karena pembelajaran dilaksanakan secara sistematis,
mulai dari persiapan pembelajaran, dimana sebelum pembelajaran
berlangsung maka terlebih dahulu membaca do’a sebelum belajar dan
pendidik memerikasa kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti sesuai
dengan apa yang telah direncankan. Setelah itu pendidik menutup
pembelajaran dengan terlebih dahulu menyimpulkan materi,
memberikan pengayaan dan penyampaikan kompetensi yang akan di
pelajari pada pertemuan berikutnya.
b. Menganalisis Hasil Pengamatan pada Masing-Masing Indikator
Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan, kegiatan proses belajar
mengajar dilaksanakan berdasarkan indikator dari setiap materi
pelajaran. Dimana, setelah pendidik menyampaikan indikator capaian
pembelajaran, maka pendidik akan berusaha semaksimal mungkin
agar indikator dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
c. Mengaitkan Hasil Analisis dengan Teori Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan, pendidik melakukan hasil
analisis dan mengaikan dengan hasil evaluasi dengan teori
pembelajaran yang telah dipelajari. Hal ini bertujuan untuk
mengambil sebuah keputusan tentang hasil belajar peserta didik
melalui tahap evaluasi.
29

d. Mendiskusikan dengan Pendidik Kelas dengan Pembimbing


Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa wali kelas selalu
memperhatikan keadaan peserta didiknya dengan mendiskusikannya
dengan pembimbing materi pelajaran. Wali kelas sangat
memperhatikan perkembangan peserta didik, prestasi peserta didik
serta kendala yang dihadapi peserta didiknya. Diakhir semester
pendidik menyampaikan hasil pencapaian peserta didik mengenai
prestasi yang diperoleh oleh peserta didik yang bersangkutan.
e. Menyimpulkan
Berdasarkan hasil pengamatan, pendidik menyimpulkan materi
yang dipelajari setiap pertemuan dengan tujuan agar peserta didik
mampu lebih memahami tentang inti dari pembelajaran.
f. Memberikan Solusi Perbaikan Berdasarkan Kajian Teori
Berdasarkan hasil pengamatan, Selama proses pembelajaran
pendidik selalu memberikan solusi apabila terdapat masalah/kendala
yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran lebih terarah dan sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai. Berdasarkan analisis pengamat penanganan masalah yang
muncul dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas observasi yaitu
penggunaan media dalam bentuk alat peraga atau pun yang lainnya.
Selain media pembelajaran yang harus bervariatif pendidik juga perlu
menerapkan berbagai model pembelajaran yang bisa menarik
perhatian peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama satu bulan di UPT
SMAN 10 Sinjai, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kultur sekolah atau budaya sekolah sebuah sistem orientasi bersama
(norma-norma, nilai-nilai, asmusi-asumsi dasar) yang dipegang oleh
seluruh anggota sekolah, yang menjaga keeratan unitdan memberikan
identitas yang berbeda. Budaya (culture) dapat menjadi ciri khas dari suatu
sekolah yang menjadi identitas yang melekat berdasarkan nilai, keyakinan,
serta asumsi, yang berkembang didalam sekolah. Budaya pendidik
maupun peserta didik menjadi identitas UPT SMAN 10 Sinjai seperti
pendidik datang tepat waktu, menerapkan budaya 3S (senyum,sapa,salam),
peserta didik disiplin membuang sampah pada tempatnya.
2. Kompetensi dasar pendidik ada tiga yaitu kompetensi padagogik,
kompotensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompentsi padagogik
pendidik UPT SMAN 10 Sinjai terlihat pada kemampuanya menciptakan
proses pembelajaran yang efektif. Pendidk tidak membedakan-bedakan
setiap peserta didik, mengembangkan kemampuan peserta didk dan
memamfaatkan media pembelajaran sebagai penunjang terlaksananya
pembelajaran yang efektif. Kemampuan pendidik memahami keadaan
peserta didik dengan mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang
pendidik. Kepribadian pendidik terlihat dengan kemampuannya
bekomunikasi dan bersosial baik kepada sesama pendidi, tenaga
kependidikan maupun kepada peserta didik.
3. Pendidik dan peserta didik yang ada di UPT SMAN 10 Sinjai sudah
mencerminkan perilaku yang baik yaitu kedisiplinan waktu, kesopanan,
keramahan, dan lainnya sudah mereka terapkan. UPT SMAN 10 Sinjai
memiliki kultur yang baik.
4. Proses pembelajatan langsung dikelas terlaksana cukup efektif , hal ini
ditandai oleh pendidik yang telah menggambarkan dirinya sebagai

30
31

pendidik yang baik (profesional) yang mampu menjadi teladan bagi


peserta didiknya, dan sangat membantu peserta didik dalam pembelajaran
karena mampu memahami peserta didiknya untuk berkembang, dan
memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh peserta didiknya.
5. Pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai telah menerapkan sikap terbuka dengan
semua peserta didiknya tanpa kecuali, selalu memberikan motivasi untuk
meningkatkan potensi yang dimiliki oelh peserta didik. Dimana kita
ketahui bahwa salah satu faktor pengoptimalan pemahaman peserta didik
bergantung pendidik dalam mengelola pembelajaran.
6. Proses pembelajaran langsung dikelas, pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai
tersebut sudah termasuk pendidik yang memperhatikan peserta didiknya
dan termasuk dalam kategori pendidik yang berkualitas secara baik, karena
pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal
yang berkaitan proses pembelaajran yang menjadi kebutuhan peserta
didik.
7. Terkait refleksi proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tersebut sudah baik hal ini dapat dilihat dari kegiatan
pendidik dalam melakukan proses pembelajaran sesuai denga indikator
capaian pembelajaran. Namun, selama pembelajaran yang berlangsung
terdapat beberapa masalah yang terjadi seperti pengembangan media
pebelajaran berupa alat peraga dan lain-lain, dan metode harus lebih
ditingkatkan dan dievaluasi, serta pendidik bersikap tegas terhadap peserta
didik.
B. Saran
1. Untuk Sekolah
Fasilitas sekolah harus lebih ditingkatkan agar proses pembelajaran
berjalan dengan efektif.
2. Untuk Pendidik
Kualitas lebih ditingkatkan, penggunaan media pembelajaran yang
tepat agar peserta didik tidak bosan selama proses pembelajaran
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Darojah, Nur Rafiah, dan Hady Siti Hadijah. 2016. Analisis Pengaruh Kompetensi
Kepribadian Pendidik Dengan Motivasi Belajar Sebagai Variabel
Intervening Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik Kelas X Administrasi
Perkantoran. Jurnal Manajemen Perkantoran 1(1): 109-118.
Data Pokok SMAN 10 Sinjai. dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id. 26 Oktober
2019 (16:30).
Fatiha, Nur. 2014. Laporan Magang 1. Universitas Muahammadiyah Makassar:
Makassar.
Kurniawan, Ade. 2017. Deskripsi kompetensi padagogik pendidik dan calon
pendidik kimia SMA Muhammadiyah Semarang. Seminar Nasional
Pendidikan, Sains dan Tehnologi. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Rahman, Hardianto, dkk. 2019. Buku Pedoman Magang. Institut Agama Islam
Muhammadiya Sinjai.
Rosliana, Fifi. 2015. Kultur Sekolah Di SMA Gajah Mada Yogyakarta. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Winaryati, Eni. 2017. Pengaruh Kompetensi Sosial Pendidik Terhadap Hasil
belajar Peserta didik. Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Tehnologi.
Universitas Muhammadiyah Semarang.

32
33

LAMPIRAN
A. Lampiran Hasil Observasi
LEMBAR INSTRUMEN PROGRAM MAGANG I
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEPENDIDIKAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
Nama Mahasiswa didik : Nurhaliza
Nim : 170109016
Program Studi : Tadris Matematika
1. Pengamatan Kultur Sekolah
Aspek Yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
No
Berdasarkan hasil observasi perilaku peserta didik
SMAN 10 Sinjai baik terhadap pendidik maupun
terhadap sesama peserta didik. Secara umum
perilaku peserta didik sudah cukup baik tetapi pada
pengamatan saya di kelas XII MIPA 1 dan XII
MIPA 2 sebelum memulai pelajaran kelas sangat
ricuh, peserta didik berbicara senanknya sementara
pendidik sudah berada dalam kelas. Selain itu,
peserta didik ketika pelajaran akan dimulai masih
Perilaku peserta didik Terhadap ada yang berkeliaran diluar kelas, terkadang juga
1.
Pendidik ada peserta didik yang tidur dalam kelas, ada pula
yang berkeliaran dalam kelas. Berbeda dengan
peserta didik kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 jauh
lebih tenang ketika memulai pembelajaran peserta
didik tenang dalam kelas, sopan dengan pendidik,
cara berkomunikasinya dengan pendidik pun jauh
lebih sopan. Kelas selalu dalam keadaan tenang
sampai pembelajaran selesai. Peserta didik meminta
izin kepada izin kepada pendidik pada saat ingin ke
WC.
Pembinaan pendidik dan peserta didik (keagamaan
dan lain-lain), aspek ini menjadi hal utama dalam
pengembangan karakter peserta didik.
Pengembangan tersebut adalah sebelum memulai
pelajaran peserta didik diwajibkan membaca Al
Quran selama 10 menit hal ini suatu bentuk
pembinaan kepada peserta didik agar karakternya
terbentuk dengan menanamkan nilai-nilai agama.
Pendidik dan peserta didik ketika memasuki waktu
Pembinaan Pendidik dan Peserta
2. sholat duhur sama-sama bergegas ke mesjid dan
didik (keagamaan dan lain-lain)
sholat berjamaah, pembinaan rohani islam (Rohis)
yang dilakukan setiap hari sabtu. Peserta didik juga
dibina dengan baik melalui ekstrakulikuler,
pengembangan ekstrakulikuler tersebut dapat
membentuk karakter peserta didik. Bentuk
pembinaan lain yaitu mengenai kedisiplinan. Peserta
didik yang terlambat di hukum membersihkan
pekarangan sekolah. Ketika didapatkan peserta didik
yang berambut panjang, pendidik BK melakukan
34

pembinaan dengan menasehati dan memotong


rambut peserta didik tersebut.
perilaku peserta didik diluar kelas. Perilaku peserta
didik diluar kelas bermacam-macam baik dipandang
dari cara berkomunikasi dan perilaku diluar kelas.
Cara berkomunikasi peserta didik diluar kelas pun
bervariasi ada yang menggunakan bahasa yang
sopan begitu pun sebaliknya. Ketika peserta didik
berbicara dengan sesama peserta didik bahasa yang
Perilaku Peserta didik di luar
3. digunakan dominan bahasa bugis. Perilaku peserta
kelas
didik diluar kelas pun bermacam-macam. Di luar
kelas peserta didik melakukan banyak aktifitas
seperti bermain dengan teman-temannya, berdiskusi
dengan pendidik ketika jam istirahat, ada yang
melakukan aktifitas di perpustakaan, istirahat
dimasing-masing sekertariat misalnya UKS dan
Pramuka, makan di kantin.
Pendidik memulai jam pelajaran dengan tepat
waktu, pendidik sangat disiplin dan memulai
pelajaran tepat pada pukul 07.15, berdasarkan hasil
Ketepatan dalam memulai observasi dijam pertama pendidik memasuki kelas
4.
kegiatan Pembelajaran dua menit sebelum pelajaran dimulai. Setelah pukul
07.15 peserta didik sudah tidak ada yang berkeliaran
di luar kelas karena pendidik sudah berada didalam
kelas untuk memulai pelajaran.
Setiap pergantian jam pelajaran pendidik selalu tepat
waktu. Pendidik mengakhiri pembelajaran lima
Ketepatan dalam setiap
5. menit sebelum pembelajaran berakhir agar peserta
pergantian jam pelajaran
didik bisa mempersiapkan diri untuk pelajaran
selanjutnya.
Senyum, salam, dan sapa menjadi budaya di SMAN
10 Sinjai, sangat jelas pihak sekolah dan peserta
Budaya 3 S (Senyum, Salam, didik menerapkan budaya 3S. Pendidik sangat
6.
Sapa) ramah saat masuk dalam kelas. Pendidik-pendidik
saling menyapa begitu pun dengan peserta didik.

Kebersihan, Kedisiplinan, Kesehatan, Keindahan,


dan Kesopanan sudah diterapkan di ruang kelas,
lingkungan sekolah. Kurangnya peserta didik yang
telambat sehingga sikap disiplin peserta didik sudah
tertanam, sholat tepat waktu, membuang sampah
pada tempatnya. Kebersihan dan keindahan tetap
terjaga, ruang kelas dikreasi dengan indah,
Budaya 5K (kebersihan, lingkungan sekolah sangat sejuk dengan tatanan
7. kedisiplinan, kesehatan, pohon dan taman yang indah. Keseharian peserta
keindahan, kesopanan) didik disekolah dengan sikap dan perilaku sopan
namun sebagian besar pula ada yang tidak
menghormati pendidik seperti berbicara dengan
pendidik menggunakan bahasa yang tidak sopan.
Tersedianya UKS dan alat P3K dan di depan kelas
dipasangi pipa tempat cuci tangan dengan tujuan
peserta didik dapat mencuci tangan kapan saja, hal
ini menunjukkan bahwa kesehatan sangat terjaga.
35

Peserta didik dalam membuang sampah cukup


disiplin, setiap pagi peserta didik membersihkan
lingkungan sekolah, namun untuk kedisiplinan
peserta didik dalam membuang sampah cukup
Kedisiplinan peserta didik dalam rendah masih adanya peserta didik yang membuang
8.
membuang sampah sampah sembarangan. Sampah banyak ditemukan
berserakan dikelas jika sudah jam terakhir
pembelajaran. Peserta didik kadang menumpuk
sampah dibelakang tempat duduk atau
membuangnya di belakang kelas.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil observasi pengamatan kultur sekolah UPT SMAN 10 Sinjai maka saya
dapat menyimpulkan bahwa pendidik dan peserta didik yang ada di UPT SMAN 10 tersebut sudah
mencerminkan perilaku yang baik yaitu kedisiplinan waktu, kesopanan, keramahan, dan lainnya
sudah mereka terapkan. UPT SMAN 10 Sinjai memiliki kultur yang baik. Sekolah ini sangat
mengedepankan penanaman nilai-nilai Islam dalam diri peserta didik karena menurut kepala
sekolah pembentukan akhlak peserta didik sangat diperlukan untuk generasi yang akan datang.
Untuk mewujudkan penanaman nilai-nilai agama tersebut maka pihak sekolah melakukan berbagai
kegiatan keagamaan, diantaranya yaitu, adanya pengadaan literasi baca al-qur’an setiap hari,
pengadaan program rohis. Hal ini sesuai dengan visi sekolah yakni “Unggul dalam prestasi,
kompeten dalam iptek dan taat dalam imtaq”.
2. Kompetensi Dasar Pendidik
a. Kompetensi Pedagogik
No Aspek Yang Dinilai Deskripsi Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan, penguasaan karakteristik
pendidik terhadap peserta didik baik itu aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
baik, misalnya dalam hal aspek fisik peserta didik di
dalam satu ruangan atau satu kelas memiliki fisik
yang berbeda-beda, misalnya ada yang gemuk, kurus,
tinggi, ada yang pendek dan sebagainya. Aspek
Menguasai karakteristik peserta
intelektual memiliki perbedaan dan juga berbeda-
didik dari aspek fisik, moral,
1 beda diantaranya dalam hal proses belajar mengajar,
sosial, kultural, emosional, dan
biasanya daya ingat peserta didik berbeda-beda ada
intelektual
yang cepat tangkap dan ada juga yang lambat
tangkap. Meskipun terjadi perbedaan intelektual, hal
itu tidak menimbulkan adanya sikap deskriminasi.
Dari berbagai perbedaan yang ada pada peserta didik
siswi tersebut, pendidik mampu menguasai berbagai
karaktersitik tersebut, dengan adanya wawasan dan
kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan pengamatan, pendidik sudah menguasai
teori belajar pembelajaran dan prinsip pembelajaran
(menerapkan prinsip pembelajaran menyeluruh,
Menguasai teori belajar dan
menghargai perbedaan dan lainnya). Pendidik sudah
2 prinsip-prinsip pembelajaran yang
menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip
mendidik
pembelajaran yang mendidik sehingga ketika peserta
didik menanyakan tentang pembelajaran yang kurang
dipahami pendidik secara aktif menjawab pertanyaan
36

tersebut dengan menjelaskan secara rinci.


3 Berdasarkan pengamatan, kurikulum yang diterapkan
yaitu kurikulum 2013 yang menerapkan tiga ranah
pendidikan, yakni afektif, kognitif dan psikomotorik
Mengembangkan kurikulum yang telah mampu di realisasikan dalam proses
terkait dengan mata pembelajaran. Mengenai pengembangan kurikulum
pelajaran/bidang pengembangan pendidik sudah melakukan pengembangan dengan
yang diampu melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran. Misalnya, peserta didik diminta
menjaelaskan tugas yang telah dikerjakan didepan
kelas.
4 Berdasarkan pengamatan, dalam hal penyelenggaraan
pembelajaran mendidik pendidik telah melaksanakan
pembelajaran yang mendidik tersebut. Setiap kali
Menyelenggarakan pembelajaran belajar matematika pendidik selalu memberikan
yang mendidik pencerahan dan literasib Al Quran setiap memulai
pembelajaran serta menegur peserta didik ketika
peserta didik melakukan hal yang tidak sopan di
dalam kelas dengan bahasa yang lemah lembut.
Berdasarkan hasil pengamatan, dalam hal
pemanfaatan tekhnologi informasi dan komunikasi
untuk pembelajaran dalam pelajaran matematika. Hal
ini ditandai dengan adanya toleransi dari pendidik
untuk mengizinkan peserta didik menggunakan
handphone dalam hal untuk kepentingan
Memanfaatkan teknologi
pembelajaran, misalnya peserta didik diizinkan
5 informasi dan komunikasi untuk
memakai kalkulator ketika ditemukan perhitungan
kepentingan pembelajaran
yang tidak bisa dihitung secara langsung dan
mengizinkan peserta didik membuka internet untuk
mencari besar sin, cos dan lain-lain pada pada sudut
yang bukan sudut istimewa pada materi trigonometri.
Dalam penggunaan handphone tersebut pendidik ikut
mengontrol dalam penggunaannya.
Berdasarkan hasil pengamatan, kesediaan fasilitas
untuk pengembangan potensi peserta didik dalam hal
Menfasilitasi pengembangan
pengaktualisasian berbagai potensi yang dimilikinya
potensi peserta didik untuk
6 dengan menyediakan peserta didik ruang diskusi
mengaktualisasikan berbagai
selam proses pembelajaran berlangsung, misalnya,
potensi yang dimiliki
melibatkan peserta didik secara aktif dikelas agar jiwa
percaya diri peserta didik dapat dikembangkan.

Berdasarkan pengamatan dalam pembelajaran


berlangsung pendidik tersebut dalam menjelaskan
tidak menggunakan bahasa yang kasar kepada peserta
didiknya karena bisa saja hal tersebut di contoh oleh
Berkomunikasi secara efektif,
peserta didik, menjelaskan dengan cermat jika ada
7 empatik, dan santun dengan
pelajaran yang mengalami kesulitan selama proses
peserta didik
pembelajaran. Pendidik secara efektif dalam
berkomunikasi dengan peserta didik, bercanda dengan
peserta didik serta santun memilki rasa empati yang
tinggi ketika peserta didik mengalami kesulitan.

Berdasarkan pengamatan, dalam hal penyelenggaraan


Menyelenggarakan penilaian dan
8 penilaian dan evaluasi proses hasil belajar pendidik
evaluasi proses hasil belajar
melakukan penilain secara efektif bersarkan format
37

penilain kurikulum 2013. Penilaian dapat berupa


pemberian tugas, pemberian point bagi peserta didik
yang aktif dikelas dan evaluasi proses hasil belajar
baik secara tertulis maupun non tertulis (pengamatan)
kepada peserta didik berdasarkan apa yang telah
diajarkan. Proses evaluasi pembelajaran dilakukan
dengan menanyakan kepada peserta didik hal-hal
yang belum dipahami mengenai materi pelajaran.
Pendidik juga memberikan peserta didik pertanyaan
diakhir pembelajaran sebentuk evaluasi. Ketika ada
peserta didik yang berani untuk menjawab
pertanyaan, pendidik selalu memberikan pujian atau
memberikan nilai berupa simbol kepada peserta didik
agar termotivasi untuk selalu aktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan, dari hasil penilaian dan
evaluasi yang dilakukan pendidik selama proses
pembelajaran dimanfaatkan sebagai bahan perbaikan
untuk pertemuan selanjutnya. Misalnya, pada
pertemuan sebelumnya peserta didik masih kurang
Memanfaatkan hasil penilaian dan
memahami pelajaran maka pertemuan selanjutnya
9 evaluasi untuk kepentingan
pendidik lebih memperbaiki cara menjelaskan
pembelajaran
pelajaran agar peserta didik mampu memahami
dnegan baik. Penilaiannya pun dimanfaatkan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik agar mampu
memberikan solusi kepada peserta didik yang tingkat
penilaiannya rendah.
Berdasarkan pengamatan, dalam tindakan refleksi
untuk peningkatan kulitas pembelajaran ditandai
dengan adanya kegiatan mereview pembelajaran
sebelumnya sebelum pebelajaran berikutnya dengan
tujuan agar dapat mengusai pembelajaran yang telah
di pelajari dan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Misalnya memberikan pertanyaan
kepada yang terkait dengan materi yang telah
diajarkan sebelumnya dengan tujuan apakah
Melakukan tindakan refleksi
memahami apa yang telah diajarkan pendidik dan
10 untuk peningkatan kualitas
mengikuti pembelajaran tersebut secara seksam.
pembelajaran
Setelah itu pendidik kembali menyimpulkan tentang
materi pelajaran sebelumnya dengan tujuan agar
peserta didik lebih mudah memahami materi tersebut.
Dan kegiatan lain yang dilakukan oleh pendidik
adalah dengan memberikan soal latihan yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan pada
waktu itu kemudian mengoreksinya secara satu
persatu sehingga mengalami kemajuan.

Kesimpulan :
Dari hasil observasi langsung dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidik yang bersangkutan telah menggambarkan dirinya sebagai pendidik
yang baik (profesional) yang mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya, dan sangat membantu
peserta didik dalam pembelajaran karena mampu memahami peserta didiknya untuk berkembang,
dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh peserta didiknya.
38

Pendidik menjelaskan secara jelas dan sistematis materi pembelajran, sehingga peserta
didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal dan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang baik. Dapat pula disimpulkan bahwa pendidik kelas sudah mampu
menguasai karakteristik peserta didik. Pendidik tersebut juga sudah mampu berkomunikasi dengan
baik dan efektif terhadap peserta didik serta menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Hal
ini ditandai dengan peserta didik yang mampu memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.
b. Kompetensi Kepribadian
No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Bertindak sesuai dengan norma Berdasarkan pengamatan, pendidik cara bertindak


agama, hukum, sosial, dan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional indonesia kebudayaan Nasional Indonesia, hal ini ditandai
dengan penerapan norma agama di sekolah. Pendidik
membiasakan peserta didik berdoa sebelum memulai
pembelajaran maupun sesudah pembelajaran serta
literasi Al Quran sebelum memulai pembelajaran,
dan disaat waktu shalat dhuzur pendidik
menghimbau kepada peserta didik untuk mengambil
barisan dan peserta didik berkumpul untuk bersama-
sama shalat berjamaah. Dalam hal norma hukum,
dalam masalah kedisiplinan UPT SMAN 10 Sinjai
telah menjalankan tugasnya secara maksimal
terutama disiplin waktu, cara berpakaian dan ikut
serta dalam kebersihan lingkungan sekolah. Untuk
norma sosial dan kebudayaan, UPT SMAN 10 Sinjai
dalam hal bergaul peserta didik tidak menerapkan
sikap deksriminasi terhadap peserta didik yang lain.
2 Menampilkan diri sebagai pribadi Berdasarkan pengamatan, penerapan pribadi yang
yang jujur, berakhlak mulia, dan jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta
teladan bagi peserta didik dan didik dan masyarakat sekolah ditandai dengan
masyarakat adanya pembiasaan pendidik menampilkan diri
sebagai pendidik yang jujur, misalnya bertanya
kepada peserta didik hasil pekerjaannya (tugas).
Namun, masih ada juga peserta didik yang tidak
menerapkan pribadi yang jujur seperti menyontek
ketika ulangan dan terkadang peserta didik tidak
menghargai pendidik, akan tetapi hal dilakukan oleh
sebagian kecil saja. Dalam hal berakhlak mulia dan
teladan dapat ditandai dengan adanya pemberian
contoh teladan yang baik oleh pendidik kepada
peserta didik dengan tidak serta merta memberikan
hukuman kepada peserta didik sehingga peserta didik
tidak tertekan dengan sikap yang dilakukan oleh
pendidik.
3 Menampilkan diri sebagai pribadi Berdasarkan pengamatan, pendidik telah
yang mantap, stabil, dewasa, arif menampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,
dan berwibawa dewasa, arif dan berwibawa, hal ini ditandai dari
penguasaan diri dalam kelas dalam melakukan
proses pembelajaran. Hal ini juga dapat dilihat
dalam proses pembelajaran pendidik tidak
menggunakan kata-katayang tidak sopan kepada
peserta didik sehingga dapat dicontoh oleh peserta
39

didik dan mampu menampilkan pribadi yang dewasa


dan tegas mengambil keputusan serta berwibawa
dihadapan peserta didik dengan menampilkan jiwa
yang percaya diri.

4 Menunjukkan etos kerja, Berdasarkan pengamatan, etos kerja, tanggung jawab


tanggungjawab yang tinggi, rasa ynag tinggi, rasa bangga menjadi pendidik dan rasa
bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya diri seorang pendidik ini ditandai dari
percaya diri kinerja pendidik memberikan pengajaran untuk
peserta didiknya dengan melaksanakan tugasnya
dengan baik, dan sikap tanggung jawab terhadap
tugasnya sebagai seorang pendidik. Misalnya
seorang pendidik hadir di sekolah sebelum jam
pelajaran dimulai sehingga mampu menjadi pendidik
yang dapat menunjukkan tanggung jawabnya sebagai
pendidik yang dapat diteladani. Dari hasil
pengamatan khususnya di kelas XI MIPA 1,
pendidik sangat percaya diri melaksanakan proses
pembelajaran yang ditandai dengan adanya
pengelolaan kelas yang baik. Dari sikap percaya diri
yang dimilikinya menggambarkan bahwa pendidik
tersebut memiliki sikap rasa bangga menjadi seorang
pendidik.
5 Menjunjung tinggi kode etik Berdasarkan pengamatan, pendidik di UPT SMAN
profesi pendidik 10 Sinjai telah menjunjung tinggi kode etik profes
pendidik dengan baik. Salah satu kode etik pendidik
yaitu pendidik secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-sama berusaha meningkatkan dan
mengembangkan mutu profesinya, hal ini ditandai
dengan pelaksanaan proses supervisi setiap mata
pelajaran sehingga mutu dan kualitas pendidik dapat
ditingkatkan dan dikembangkan. Begitupun dengan
tata tertib pendidik yang dipatuhi oleh setiap
pendidik masuk ruang kelas 5 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian pendidik
tersebut telah dapat dikategorikan sebagai pendidik yang baik dan profesional, karena melihat
sikap yang diterapkan dalam proses mengajar, menampilkan kepribadiannya yang berakhlak baik,
sadar akan tanggung jawab yang dimiliki oleh pendidik, menjunjung tinggi kode etik sebagai
pendidik dan kepercayaan diri yang cukup tinggi. Dari hasil pengamatan pula dapat disimpulkan
bahwa kompetensi kepribadian pendidik dapat diteladani oleh peserta didiknya, karena dalam
pribadi pendidik tersebut menanamkan sikap yang jujur, mantap, dan mencerminkan sikap
sebagai pendidik yang subtansial artinya menjadikan sebuah tanggung jawabnya dalam hal
pendidik sebagai profesi.
40

c. Kompetensi Sosial
No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan, penerapan sifat


inklusif, bertindak objektif, serta tidak
deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
ditandai dengan sikap pendidik yang secara
objektif melakukan penilaian terhadap setiap
peserta didik tanpa membandingkan jenis
Bersifat Inklusif, bertindak objektif, kelamin, seperti ketika pendidik menunjuk
serta tidak diskriminatif karena peserta didik naik di depan kelas maka
1 pertimbangan jenis kelamin, agama, pendidik menunjuk satu perwakilan perempuan
ras, kondisi fisik, latar belakang dan satu perwakilan laki-laki untuk
keluarga, dan status soail ekonomi mengerjakan soal di papan tulis. Sebagai orang
tua di sekolah, pendidik juga menampilkan
sikap kasih sayang kepada semua peserta didik
tanpa terkecuali dengan memberika motivasi
kepada peserta didik untuk semnagat dalam
belajar seperti bercanda dengan peserta didik,
dan menghargai adanya perbedaan dari setiap
peserta didik kemampuan peserta didik dalam
berbagai aspek.
Berdasarkan pengamatan, komunikasi yang
terjalin antar sesama telah mencerminkan
komunikasi secara efektif, dan santun. Setiap
waktu jam isitirahat didepan kantor duduk-
duduk dan berkomunikasi dan bercanda ria
dengan pendidik-pendidik lain, meskipun
Berkomunikasi secara efektif,
dalam lingkup komunikasi di luar mata
empatik, dan santun dengan sesama
2 pelajaran, para pendidik tetap menggunakan
pendidik, tenaga kependidikan, orang
bahasa yang santun. Untuk komunikasi yang
tua, dan masyarakat
terjalin anatara pendidik dan orang tua secara
objektif belum dapat diklasifikasikan baik atau
belum karena dalam proses pengamatan,
pengamat belum menemukan sikap komunikasi
antara pendidik dan orang tua peserta didik dan
masyarakat.
Berdasarkan pengamatan, pendidik UPT
SMAN 10 Sinjai mampu dalam beradaptasi di
tempat bertugas. Hal ini ditandai dari adanya
sikap saling menghargai latar belakang setiap
pendidik. Dari keseluruhan pendidik yang ada,
Beradaptasi ditempat bertugas
masing-masing memiliki keragaman sosial
diseluruh wilayah republik indonesi
3 yang berbeda. Perbedaan tersebut tidak
yang memiliki keragaman soaial
menjadikan alasan untuk bersikap tertutup atau
budaya
tidak saling beradapatasi, namun perbedaan
itulah sehingga menimbulkan adanya sikap
toleransi sesama pendidik untuk tetap saling
memahami, menghargai segala perbedaan
tersebut.
Berkomunikasi dengan komunitas Berdasarkan pengamatan, komunikasi dengan
4 profesi sendiri dan profesi lain secara komunitas profesi sudah terjalin dengan baik.
dan tulisan atau bentuk lain Komunikasi tersebut bukan hanya terjalin antar
41

sesama profesi saja namun juga di luar


seprofesi yakni dengan tenaga kependidikan
atau staff sekolah. Komunikasi tersebut terjalin
tanpa memandang jabatan. Dalam
berkomunikasi pun menggunakan bahasa yang
sopan.
Kesimpulan :
Dari hasil kompetensi sosial, maka dapat di simpulkan bahwa pendidik di UPT SMAN 10
Sinjai tersebut memiliki jiwa sosial yang baik dan terbuka, baik dengan peserta didik, sesama
pendidik maupun tenaga kependidikan. Dalam hal ini tidak menerapkan sistem deskriminasi
karena faktor perbedaan agama, ras, kondisi fisik, latar belakang sosial, dan status sosial
ekonomi yang di miliki. Berdasarkan pengamatan pula sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai mampu menunjukkan sikap yang bersahabat dengan peserta
didik. Pendidik mampu menempatkan diri sebagai pengajar, dan pendidik di sekolah serta mampu
menjadi orang tua kedua bagi peserta didiknya.
3. Pemahaman Peserta Didik
No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan, pengidentifikasian
karakteristik belajar setiap peserta didik ditandai
dengan adanya kemampuan pendidik pendidik
karakter masing-masing siawa, sehingga mampu
menyesuaikan diri selama proses pembelajaran.
Misalnya, dalam pembelajaran matematika
menggunakan metode diskusi, dalam pembelajaran
tersebut terdapat berbagai karakteristik yang
Pendidik dapat mengidentifikasi
ditemukan pada diri peserta didik. Ada secara
1 karakteristik belajar setiap peserta
cepat mampu memahami apa ynag disampaikan
didik di kelasnya
oleh kelompok diskusi, ada pula yang kurang cepat
dalam memahaminya, ada yang aktif dalam
kegiatan tersebut dan ada yang kurang aktif. Dari
adanya perbedaan karakteristik tersebut, pendidik
mampu memahami setiap perbedaan yang ada dan
berusaha untuk memberikan kesempatan kepada
setiap peserta didik untuk ikut aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Berdasarakan pengamatan, bentuk pemberian
kesempatan kepada peserta didik untuk
berpastipasi aktif dalam pembelajaran sangat tepat
yaitu ketika pertemuan sebelumnya pendidik
menandai nama peserta didik yang tidak aktif pada
Pendidik memastikan bahwa semua pertemuan itu maka pertemuan selanjutnya
peserta didik mendapatkan pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
2 kesempatan kesempatan yang sama didik tersebut untuk telibat aktif dengan
untuk berpartisipasi aktif dlaam memberikan soal latihan dan meminta peserta
kegiatan pembelajaran didik mengerjakannya di papan tulis. Dalam
proses diskusi pendidik mengundi secara acak
nama-nama peserta didik dalam satu kelompok
untuk mempersentasikan di depan kelas hasil
diskusinya. Secara otomatis peserta didik terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.
42

Selama proses pengamatan tidak ditemukan


peserta didik yang mengalami kelainan fisik, akan
tetapi ada beberapa peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami pelajaran utamanya
dalam pembelajaran matematika. Secara inisiatif
Pendidik dapat mengatur kelas untuk
pendidik mampu mengatasi karakter yang berbeda
memberikan kesempatan belajar
dalam diri setiap peserta didik. Berdasarkan
3 yang sama pada semua peserta didik
pengamatan di kelas XII MIPA I dan XII MIPA II
dengan kelainan fisik dengan
karakter dan kelakuan peserta didik berbeda-beda,
kemampuan belajar yang berbeda
kelas yang ricuh dan peserta didik melakukan
aktivitas lain selama proses pembelajaran. Dari
masalah tersebut pendidik mampu mengatur kelas
dengan baik tanpa intimidasi terhadap peserta
didik.
Berdasarkan pengamatan, pendidik sangat
memahami problem dan perilaku menyimpang
yang dialami peserta didik. Pada pengamatan
didalam kelas perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh peserta didik ada menganggu
temannya ketika belajar, upaya pendidik dalam
memahami perilaku peserta didik tersebut adalah
dengan memberikan nasehat atau pun teguran
dengan bahasa yang baik, atau memindahkan
Pendidik mencoba mengetahui
tempat duduk peserta didik tersebut. Sedangkan,
penyebab penyimpangan perilaku
pengamatan di luar kelas perilaku peserta didik
4 peserta didik untuk mencegah agar
yang menyimpang adalah peserta didik datang
perilaku tersebut tidak merugikan
terlambat hal ini mengganggu peserta didik
peserta didik lainnya
lainnya dalam proses pembelajaran. Namun ketika
pendidik mendapati peserta didik yang terlambat
maka diberikan hukuman dengan membersihkan
WC. Jika peserta didik melakukan pelanggaran
berat seperti merokok dan lain-lain maka pendidik
mata pelajaran menyerahkan langsung peserta
didik tersebut kepada pendidik BK untuk ditindak
lanjuti. Akan tetapi, selama proses pengamatan
belum di temukan peserta didik yang merokok.
Berdasarkan pengamatan, upaya pendidik dalam
membantu mengembangkan potensi peserta didik
adalah dengan menyiapkan fasilitas seperti dalam
hal olahraga dan seni, hal ini ditandai dengan
adanya uapaya pendidik dalam membantu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik dan selalu memberikan motivasi
Pendidik membantu untuk mengatasi kendala dalam pengembangan
5 mengembangkan potensi dan potensi tersebut. Misalnya, bagi peserta didik yang
mengatasi kekurangan peserta didik memiliki potensi dibidang seni maka pihak
sekolah menyiapkan fasilitas untuk menunjang
perkembangan potensi tersebut, latihan paduan
suara setiap hari sabtu. Bagi yang memiliki potensi
dibidang olahraga maka pihak sekolah pun
mendukung potensi tersebut, seperti tersedianya
lapangan tenis meja untuk peserta didik yang
memiliki bakat bermian tenis meja.
Pendidik memperhatikan peserta Berdasarkan pengamatan, selama proses
6 didik dengan kelemahan fisik pembelajaran pendidik menemukan peserta didik
43

tertentu agar dapat mengikuti yang lemah fisik atau dalam hal ini sakit, maka
aktifitas pembelajaran, sehingga pendidik mengizinkan kepada peserta didik untuk
peserta didik tersebut tidak beristirahat di ruang UKS. Pendidik sangat
termarginalkan (tersisihkan, diolok- memahami ketika ada peserta didik yang lemah
olok, minder dsb) fisik atau sakit, sehingga peserta didik tidak
merasa termaginalkan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan pemahaman peserta didik, dapat disimpulkan bahwa
pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai telah menerapkan sikap terbuka dengan semua peserta didiknya
tanpa kecuali, selalu memberikan motivasi untuk meningkatkan potensi yang dimiliki oelh peserta
didik. Dimana kita ketahui bahwa salah satu faktor pengoptimalan pemahaman peserta didik
bergantung pendidik dalam mengelola pembelajaran.Terkait dengan faktor pendidik, keterampilan
seorang pendidik dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas sangat di perlukan.Hal
yang harus di milikinya sebagai seorang pendidik, bukan hanya faktor keterampilan tetapi juga
faktor dari sikap (afektif) dan kognitif (pengetahuan). Dari ketiga faktor tersebut harus dikuasai
oleh seorang pendidik denagan baik agar proses pembelajaran menjadi bermakna.
44

LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM MAGANG I


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEPENDIDIKAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
Nama Mahasiswa didik : Nurhaliza
NIM : 170109016
Mata Pelajaran/Tema : Matematika
Kelas : XI MIPA 1, XI MIPA 2, XII MIPA 1, XII MIPA 2.
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
PetunjukPengisian:
1. Amatilah proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik mulai dari awal pelajara
sampai pelajaran selesai
2. Catatlah dan uraikan hasil pengamatan dalam kolom deskripsi makna dari pengamatan
saudara
3. Buatlah kesimpulan dari pengamatan dari secara parsial dan simultan

No Aspek Yang Diamati Eskripsi Hasil Pengamatan

1 PERSIAPAN
Sebelum pembelajaran dimulai
terlebih dahulu pendidik
mempersilahkan ketua kelas untuk
menyiapkan dan berdoa terlebih
dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
Pendidik mengucapkan salam dan
mengabsen peserta didik satu
a. Menyiapkan ruang kelas, Media
persatu,serta meminta peserta didik
Pembelajaran
untuk menyiapkan media
pembelajaran seperti, buku paket
pegangan peserta didik dan
kelengkapan lainnya.

Sebelum pembelajaran dimulai


b. Memeriksa kesiapan peserta didik pendidik menanyakan kepada peserta
didik apakah sudah siap mengikuti
45

pelajaran. Peserta didik dengan cepat


mempersiapkan perlengkapan
pembelajaran.

2 MEMBUKA PELAJARAN
pendidik menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dan rencana kegiatan
pembelajaran, pendidik menyampaikan
a. Menyampaikan kompetensi yang akan
kompetensi tersebut dengan menulis di
dicapai dan rencana kegiatan pembelajaran
papan tulis komperensi-kompetensi
yang ingin dicapai, serta kompetensi
dasar setiap materi.
Tindak apersepsi yang dilakukan oleh
pendidik setiap pertemuan adalah
mereview kembali materi pelajaran
sebelumnya dan menanyakan kepada
b. Melakukan apersepsi peserta didik apakah tidak ada pekerjaan
rumah (PR). Sebelum pembelajaran
pendidik menjelaskan secara rinci topik
materi yang akan dipelajari agar peserta
didik lebih fokus dalam proses
pembelajaran.
3 INTI PEMBELAJARAN
berdasarkan hasil pengamatan pada
pembelajaran matematika, pendidik
sangat menguasai materi pelajaran.
Selama proses pembelajaran pendidik
memulai penjelasan dengan hal-hal
yang lebih mudah dipahami oleh peserta
a. Penguasaan Materi Pelajaran
didik, pendidik menjelaskan materi
pelajaran secara mendetail. Ketika
peserta didik menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami maka pendidik
menjelaskan secara rinci hal yang belum
dipahami oleh peserta didik.
Pendidik tidak mengaitakan materi
b. Mengaitkan materi dengan pengetahuan dengan pengetahuan yang relevan.
lain yang relevan

Pendidik tidak mengaitkan materi


c. Mengaitkan materi dengan realita
pelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan peserta didik
kehidupan sehari-hari.
pendidik melakasanakan pembelajaran
dengan kompetensi yang akan dicapai,
misalnya setelah pendidik menjelaskan
kompetensi yang ingin dicapai seperti
peserta didik mampu menemukan
d. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
pembuktian rumus pejumlahan sin pada
kompetensi yang akan dicapai
materi trigonometri. Pendidik tidak
melanjutkan pembahasan ketika
kompetensi yang akan dicapai belum
tercapai. Pengembangan metode
pembelajaran juga harus sesuai dengan
46

tingkat pengembangan peserta didik.

Proses pembelajaran di UPT SMAN 10


Sinjai berlangsung sesuai tingkat
perkembangan peserta didik. Misalnya,
dalam proses pembelajaran
menggunakan metode diskusi. Tujuan
metode pembelajaran ini adalah agar
peserta didik secara aktif menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan bekerja
e. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan sama dengan teman kelompoknya,
tingkat perkembangan peserta didik kemudian menjelaskan hasil diskusi
tersebut di depan kelas. Ketika
penjelasan peserta didik tidak mudah
dipahmi oleh peserta didik yang lain
maka pendidik akan memperjelas
tentang tentang pemabahasan materi
tersebut, hal ini dilakukan karena
pendidik ingin mengetahui tingkat
perkembangan intelegensi peserta didik
Pengembangan intelegensi peserta didik
harus berorietasi pada kegiatan peserta
didik, hal ini ditandai dengan adanya
pembelajaran yang mengposisikan
peserta didik sebagai subjek atau pelaku
dalam proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran tersebut pendidik
f. Berorientasi pada kegiatan peserta didik
dan peserta didik sama-sama sebagai
subjek belajar, pendidik bukan satu-
satunya sumber belajar, melainkan
peserta didik juga ikut berperan penting
dalam proses kegiatan pembelajaran.
Peserta didik secara aktif dilibatkan
dalam proses pemebelajaran.
Pendidik memaksimalkan waktu dalam
proses pembelajaran. Pendidik
menjelaskan materi selama lima belas
menit lalu, memberikan peserta didik
soal latihan untuk dikerjakan secara
g. Menggunakan waktu secara efisien
bekelompok, kemudian peserta didik
diminta mendiskusikan soal tersebut
dan mengerjakannya di depan kelas
sesuai dengan waktu yang ditentukan
oleh pendidik.
Dalam pembelajaran matematika
khusunya pada materi trigonometri,
penggunaan media yaitu media internet,
h. Menggunakan media pembelajaran secara
dimana peserta didik diperbolehkan
tepat, efektif dan efisien
membuka internet untuk mencari sin,
cos, dan lain-lain jika soal tersebut
bukan sudut-sudut istimeawa.
i. Melibatkan peserta didik dalam Dalam penggunaan media internet
penggunaan media peserta didik secara aktif dilibatkan.
47

Selama proses pembelajaran


berlangsung pendidik menyampaiakan
pelajaran dengan mengunakan bahasa
lisan, isyarat sesuai tingkat
pengembangan pesera didik. Misalnya,
j. Menggunakan bahasa lisan, Isyarat, sesuai
pendidik menggunakan bahasa lisan
tingkat perkembangan bahasa peserta didik
disertai dengan gerakan tangan dalam
proses pembelajaran dengan tujuan
agar peserta didik lebih mudah dalam
memahami apa yang disampaikan oleh
pendidik.
pendidik juga menggukan bahasa tulis
yang benar, dalam pelajaran matematika
pendidik menggunakan bahasa tulis
yang baik yaitu dengan menulis rumus-
k. Menggunakan bahasa tulis dengan benar rumus di papan tulis dengan tulisan
yang indah dengan harapan peserta
didik lebih tertarik dalam belajar, serta
penggunaan bahasa yang baku dan
mudah dipahami oleh peserta didik.
penggunaan bahasa isyarat tidak
diterapkan pendidik karena peserta
didik umumnya tidak ada yang
l. Menggunakan bahasa isyarat dengan benar terkendala dengan penggunaan bahasa
lisan, dalam artian semua peserta didik
mampu memahami penggunaan bahasa
secara lisan.
pendidik juga memantau kemajuan
belajar peserta didik. Misalnya, ketika
peserta didik kesulitan dalam
m. Memantau kemajuan belajar peserta didik menyelesaian soal latihan maka,
pendidik langsung membimbing peserta
didik dalam menyelesaikan soal latihan
tersebut.
Pendidik melakukan evaluasi akhir
sesuai dengan kompetensi. Setelah
pendidik menjelaskan materi dan
n. Melakukan evaluasi akhir sesuai dengan
memantau kemajuan belajar pesera
kompetensi
didik, pendidik melakukan proses
evaluasi dengan menanyakan kembali
materi yang belum dipahami
Pendidik mengajukan pertanyaan yang
menantang dan HOTS dengan tujuan
agar peserta didik dapat
mengembangkan nalarnya. Peserta didik
o. Mengajukan pertanyaan yang menantang
yang mampu menjawab pertanyaan
tersebut diberikan apresiasi berupa
pujian dan point untuk menambah nilai
peserta didik.
pendidik memberikan penguatan atas
jawaban dari peserta didik. Pendidik
menjeleskan kembali hasil jawaban
p. Memberikan reinforcement dengan benar
peserta didik dan memperbaiki jawaban
tersebut ketika peserta didik menjawab
kurang tepat.
48

4 MENUTUP PEMBELAJARAN
Diakhir pembelajaran sebelum
pembelajaran tersebut ditutup maka
pendidik menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Sebelum itu, pendidik
a. Menyusun rangkuman dan menyimpulkan
dengan melibatkan peserta didik terlebih dahulu melibatkan peserta didik
dalam hal peserta didik dilatih untuk
mengingat kembali materi yang telah
dipelajari.
Salah satu bentuk pengayaan yang
dilakukan oleh peserta didik diakhir
pembelajaran adalah dalam bentuk
stimulus yang diberikan kepada peserta
didik untuk lebih memahami materi
b. Memberikan pengayaan dan tindak lanjut yang telah dipelajari. Pendidik
kemudian memberikan tugas rumah
kepada peserta didik sebagai bentuk
tindak lanjut agar peserta didik
mengulang kembali pelajarannya di
rumah.
Sebelum pendidik meninggalkan ruang
c. Memberikan informasi pada peserta didik kelas, pendidik menginformasikan
untuk kompetensi berikutnya kepada peserta didik materi yang akan
dipelajari dipertemuan selanjutnya.

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan tentang proses pembelajaran langsung dikelas, dapat
disimpulkan bahwa pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai tersebut sudah termasuk pendidik yang
memperhatikan peserta didiknya dan termasuk dalam kategori pendidik yang berkualitas secara
baik, karena pendidik di UPT SMAN 10 Sinjai terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan proses pembelajaran yang menjadi kebutuhan peserta didik.
Dalam proses pembelajaran di kelas tentang kegiatan awal, sebelum pembelajaran dimuali
pendidik selalu mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Segala bentuk persiapan belajar di
sediakan baik untuk peserta didik maupun untuk pendidik yang bersangkutan dengan tujuan proses
belajar mengajar dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam kegiatan inti pembelajaran,
pendidik juga menghargai dan memahami setiap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Untuk
kegiatan akhir pembelajaran pendidik tidak secara langsung menutup kegiatan proses
pembelajaran, melainkan terlebih dahulu menyimpulkan materi yang telah di pelajari, memberikan
penguatan dan menyampaikan kompetensi pembelajaran berikutnya.

REFLEKSI HASIL PROSES PEMBELAJARAN


49

No Aspek yang Dinilai Deskripsi Hasil

pembelajaran yang dilakukan di kelas efektif,


karena pembelajaran tersebut dilaksanakan
secara sistematis, mulai dari persiapan
pembelajaran, dimana sebelum pembelajaran
berlangsung maka terlebih dahulu membaca
Mengidentifikasi kesalahan dan do’a sebelum belajar dan pendidik
kekurangan pada masing-masing memerikasa kesiapan peserta didik dalam
1 indikator (persiapan, membuka, inti dan mengikuti pembelajaran. Kemudian
menutup pelajaran) proses pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti sesuai
yang dilakukan oleh pendidik dengan apa yang telah direncankan. Setelah
itu pendidik menutup pembelajaran dengan
terlebih dahulu menyimpulkan materi,
memberikan pengayaan dan penyampaikan
kompetensi yang akan di pelajari pada
pertemuan berikutnya.
Kegiatan proses belajar mengajar
dilaksanakan berdasarkan tiap-tiap indikator
Menganalisis hasil pengamatan pada dari materi pelajaran. Dimana, setelah
2 masing-masing indikator proses pendidik menyampaikan indikator capaian
pembelajaran pembelajaran, maka pendidik akan berusaha
semaksimal mungkin agar indikator dari
pembelajaran tersebut dapat tercapai
Kegiatan proses belajar mengajar
dilaksanakan berdasarkan tiap-tiap indikator
dari materi pelajaran. Dimana, setelah
pendidik menyampaikan indikator capaian
pembelajaran, maka pendidik akan berusaha
semaksimal mungkin agar indikator dari
Mengaitkan hasil analisis dengan teori pembelajaran tersebut dapat tercapai.
3
pembelajaran Setelaha hasil evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik, maka pendidik akan mengaitkan
tentang hasil evaluasi dengan teori
pembelajaran yang telah dipelajari. Hal ini
bertujuan untuk mengambil sebuah keputusan
tentang hasil belajar peserta didik melalui
tahap evaluasi.
Berdasarkan informasi yang di peroleh bahwa
dalam hal yang terkait dengan proses
pembelajaran pendidik kelas menagadakan
proses diskusi dengan pembimbing
(pembimbing materi pelajaran) tentang
bagaimana perkembangan peserta didik,
Mendiskusikan dengan pendidik kelas tentang prestasi peserta didik serta kendala
4
dengan pembimbing yang dihadapi peserta didik. Hal ini biasanya
dilakukan di akhir semester dimana pendidik
pembimbing dalam pemberian tentang hasil
capaian peserta didik memberikan
pertanggung jawaban kepada pendidik kelas
(wali kelas) mengenai prestasi yang diperoleh
oleh peserta didik yang bersangkutan.
5 Dalam hal proses pembelajaran pendidik
Menyimpulkan setiap pertemuannya menyimpulkan setiap
materi yang dipelajari dengan tujuan agar
50

peserta didik mampu lebih memahami


tentang inti dari pembelajaran.
6 Selama proses pembelajaran pendidik selalu
memberikan solusi apabila terdapat
Memberikan solusi perbaikan berdasar masalah/kendala yang dihadapi peserta didik
kajian teori dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran lebih terarah dan sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
Kesimpulan:
Berdasarkan pengamatanyangterkait refleksi proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran tersebut sudah baik hal ini dapat dilihat dari kegiatan guru dalam melakukan
proses pembelajaran sesuai denga indikator capaian pembelajaran, dan
mengkomunikasikan/mendiskusikan hasil belajar peserta didik dengan wali kelas serta
memberikan solusi terhadap masalah/kendala yang dihadapi peserta didik.

B. Lampiran Laporan Harian

LEMBAR LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
Petunjuk Pengisian:
1. Lembar ini sebagai pemantauan partisipasi atau keaktifan peserta magang dalam
berbagai kegiatan magang yang diparaf oleh kepala sekolah.
2. Setiap hari lembar ini di isi mahasiswa dengan kegiatan yang terkait pelaksanaan
magang.
3. Apabila lembar ini kurang maka bisa difotokopi.

Hari/
No. Tanggal Materi Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Bulan
1 Senin/ 09
Pelepasan magang dan Diterima dengan baik di UPT SMAN
September
perkenalan dengan guru 10 Sinjai.
2019
2 Selasa/ 10 Siswa diharapkan mampu disiplin
Pengamatan langsung
September dan menaati tata tertib sekolah. Tetap
kultur sekolah
2019 menjaga kebersihan sekolah.
51

3 siswa mampu menerima pelajaran


Pengamatan langsung dengan baik, dan menanyakan
kegiatan pembelajaran kepada guru hal yang belum
di kelas XI MIPA 1 dipahami. Tetap bersikap sopan
dengan guru.
Siswa dan guru mampu bekerjasama
Sabtu / 14 Pengamatan langsung
dalam proses pembelajaran dan siswa
September kegiatan pembelajaran
mampu memahami penjelasan dari
2019 di kelas XII MIPA 1
guru.
Siswa mampu memahami
Pengamatan langsung
pembelajaran matematika dijam
kegiatan pembelajaran
terakhir pembelajaran tetap fokus
di kelas XI MIPA 2
pada proses pembelajaran.
4 Pengamatan langsung Siswa mampu bekerjasama dengan
kegiatan pembelajaran kelompoknya dalam menyelesaikan
di kelas XI MIPA 1 tugas dari guru.
Pengamatan langsung Siswa mampu menjaga sikap dan
Selasa/ 17
kegiatan pembelajaran tetap menghargai guru ketika
September
di kelas XI MIPA 1 menjelaskan.
2019
Siswa mampu mengerti dan
Pengamatan langsung
memahami penjelesan dari guru serta
kegiatan pembelajaran
mampu menyelesaikan tugas yang
di kelas XII MIPA 2
diberikan oleh guru.
5 Siswa mampu menyelesaikan tugas
Pengamatan langsung
pembuktian rumus trigonometri
kegiatan pembelajaran
penjumlahan sinus dan cosinus dan
di kelas XI MIPA 1
menyelisaikan tugas kelompoknya.
Sabtu/ 21
Pengamatan langsung Siswa mampu menghargai dan
September
kegiatan pembelajaran memperhatikan guru ketika
2019
di kelas XII MIPA 1 menjelaskan.
Pengamatan langsung Guru mampu menjelaskan dengan
kegiatan pembelajaran baik dan mampu dipahami oleh
di kelas XI MIPA 2 siswa.
6 Pengamatan langsung
kultur sekolah dan Siswa tetap disiplin dan menjaga
Sabtu/ 28
pengamatan proses kebersihan, serta mampu menjaga
September
pembelajaran di kelas etika dengan baik ketika
2019
XI MIPA 1, XII MIPA berkomunikasi dengan guru.
2, dan XI MIPA 2
7 Siswa mampu memaknai
Senin/ 30 pelaksanaan upacara agar jiwa
Mengikuti upacara
September Nasionalnya semakin tinggi dan
bendera dan pengamatan
2019 menunjung tinggi nilai-nilai
langsung kultur sekolah
pancasila serta mampu menjaga
kerapian dan kesopan.
8 Mengamati kultur
Selasa/ 1 Siswa mampu lebih disiplin dalam
sekolah dalam hal
Oktober melaksanakan sholat duhur
pembinaan guru dan
2019 berjamaah.
siswa (keagamaan)
52

pengamatan proses
pembelajaran di kelas
XI MIPA 1, XII MIPA
2, dan XI MIPA 2
9 Lebih banyak siswa yang berkunjung
Pengamatan
ke perpustakaan dan membaca, serta
perputakaan dan
tetap menjaga kebersihan
Sabtu/ 5 labolatorium sekolah
labolatorium.
Oktober
pengamatan proses
2019
pembelajaran di kelas
XI MIPA 1, XII MIPA
2, dan XI MIPA 2
10 Senin / 7 Siswa mampu memaknai pembacaan
Melaksanakan upacara
Oktober UUD 1945 dan pancasila sebagai
bendera
2019 generasi penerus bangsa.
11 Siswa mampu memahami pelajaran
pengamatan proses
Selasa/ 8 dan menanyakan kepada guru hal-hal
pembelajaran di kelas
Oktober yang kurang dipahami dan
XI MIPA 1, XII MIPA
2019 menyelesaikan dengan baik soal
2, dan XII MIPA 2
latihan yang diberikan guru.
12. Siswa diharapkan mampu menerima
pengamatan proses
Sabtu/ 12 pelajaran dan mengaplikasikan apa
pembelajaran di kelas
Oktober yang didapatkan dalam kehidupan
XI MIPA 1, XII MIPA
2019 sehari-hari, tetap menjaga
2, dan XI MIPA 2
kedisiplinan.

Sinjai, 2019
Kepala Sekolah,

Drs. Juanda, M.M


NIP.19651225 198903 1 017
53

C. Lampiran Penugasan

LEMBAR LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI

Petunjuk Pengisian:
1. Lembar ini sebagai alat pemantauan pemberian tugas dari kepala sekolah/jajarannya
atau Guru Pembimbing Magang (GPM), sehingga memudahkan melihat partisipasi
atau keaktifan peserta magang dalam berbagai kegiatan magang.
2. Setiap ada pemberian tugas maka peserta magang wajib mengisi jenis materi
penugasan dan meminta paraf.
3. Jenis pemberian tugas misal; petugas piket, mengikuti upacara, mengisi jam kosong.
4. Semua bentuk penugasan dilaksanakan pada jam belajar sekolah.
5. Apabila lembar ini kurang maka bisa di fotokopi.

Hari/
Paraf Pemberi
No. Tanggal Materi Penugasan
Tugas
Penugasan
1 Sabtu/ 14
Membantu guru mengawasi siswa dalam
September
proses pembelajaran.
2019
2 Sabtu/ 14 Membantu guru memeriksa tugas siswa.
September
2019
3 Selasa/ 17 Membantu guru mengawasi siswa dalam
September proses pembelajaran.
2019
4 Sabtu/ 21 Membantu guru mengawasi siswa dalam
September berdiskusi.
5 Sabtu/ 21 Membantu guru memerikasa tugas siswa.
September
6 Sabtu/ 28 Membantu petugas perpustakaan menjaga
September perpustakaan ketika ada kegiatan.
7 Sabtu/ 28 Mengganti guru mata pelajaran ketika
September berhalangan hadir
8 Selasa/ 30 Membantu guru mengawasi siswa
September didalam kelas ketika proses pembelajaran
2019 berlangsung.
9 Selasa/ 1 Membantu guru memerikasa tugas latihan
Oktober siswa.
2019
10 Sabtu/ 5 Membantu guru memeriksa tugas siswa
Oktober
2019
11 Selasa/ 8 Membantu guru mengawasi siswa
Okober 2019 didalam kelas.
54

12 Sabtu/ 12 Membantu guru mengawasi siswa pada


Oktober saat ulangan harian.
2019
Sinjai, 2019
Kepala Sekolah,

Drs. Juanda, M.M


NIP.19651225 198903 1 017
55

D. Lampiran Daftar Hadir


DAFTAR HADIR MAGANG 1
Nama : Nurhaliza
Jurusan : Tadris Matematika
Istansi : UPT SMAN 10 Sinjai
No Hari/Tanggal Oservasi Paraf Ket

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Sinjai,
Guru Pembimbing Magang I

Sri Wahyuni S.Pd., M.Pd


56

E. Lampiran Kartu Kontrol


57

F. Lampiran Foto Proses Observasi

Gambar 1. Peserta didik membersihkan pekarangan sekolah

Gambar 2. Peserta didik memasuki lingkungan sekolah dengan tepat waktu

Gambar 3. Peserta didik membuang sampah pada tempatnya


58

Gambar 4. Keadaan sekolah dipagi hari

Gambar 5. Peserta didik sedang belajar berkelompok

Gambar 6. Suasana kelas saat proses pembelajaran


59

Gambar 7. Peserta didik sedang mengerjakan soal di papan tulis

Gambar 8. Peserta didik sedang belajar kelompok

Gambar 9. Literasi Al Qu’an


60

Anda mungkin juga menyukai