Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika adalah salah satu mata pelajaran legendaris yang dipelajari
dari mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Tanpa disadari
matematika telah menjadi bagian dari hidup manusia. Setiap aktivitas yang
kita lakukan pasti menggunakan perhitungan untuk mencapai kesempurnaan,
misalnya cara menggunakan uang dengan benar, berinvestasi, berdagang dan
masih banyak lagi..
Selain itu, dengan mempelajari matematika seseorang terbiasa berpikir
secara sistematis, ilmiah, menggunakan logika, kritis, serta dapat
meningkatkan daya kreativitasnya. Fathani (2009) menyatakan bahwa
matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu ( bagi ilmuwan ),
sebagai pembentuk sikap maupun sebagai pembimbing pola pikir. Mengingat
pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka matematika perlu
dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat tak terkecuali siswa
sekolah sebgai generasi penerus.
Dari berbagi manfaat yang telah disebutkan diatas dapat kita pahami
bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah membentuk generasi
penerus yang memiliki cara berpikir sistematis, ilmiah, menggunakan logika,
kritis, meningkatkan daya kreativitas dan dapat memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut akan terwujud melalui proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Proses pembelajaran yang baik akan
menciptakan keluaran yang bermutu. Tentunya hal ini sangat berkaitan dengan
kualitas tenaga pendidik atau guru sebagai fasilisator dalam pendidikan. Guru
yang berkualitas akan berusaha menciptakan suatu proses pembelajaran yang
baik dan bermakna bagi siswa artinya proses pembelajaran yang dilakukan
adalah pembelajaran yang aktif, kolaboratif dan kontsruktif.
Namun pada kenyataannya proses pembelajaran yang terjadi berbanding
terbalik, siswa cenderung tidak aktif karena proses pembelajaran yang selama
ini dilakukan hanya berpusat pada guru tidak pada siswa sehingga menjadikan
pembelajaran itu membosankan dan akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Sudah menjadi peran guru sebagai tenaga pendidik untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Salah satu solusi untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
adalah dengan variasi belajar. Mengadakan variasi belajar adalah menciptakan
suatu yang baru dalam proses belajar mengajar, yang mengarahkan siswa,
melibatkan siswa, sehingga sekolah tidaklah merasa sebagai beban yang berat,
tetapi merasa menjadi sesuatu yang menyenangkan. Pengertian penggunaan
variasi merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam
kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus

1
mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar
yag efektif.

Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk:

1. Mempertahankan kondisi optimal siswa.


2. Menghilangkan kejenuhan dalam mengikuti proses belajar.
3. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
4. Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Variasi belajar dapat diterapkan dengan menggunakan model, pendekatan,
strategi, metode, teknik dan taktik. Oleh kerena itu pengamat merasa perlu untuk
melakukan observasi untuk melihat model, pendekatan, strategi, metode, teknik
dan taktik yang digunakan oleh guru dan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dikelas dengan judul “LAPORAN
OBSERVASI CARA GURU MENGAJAR MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI GRAFIK PERSAMAAN GARIS LURUS DI
KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KOTA JAMBI”

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam laporan observasi ini
yaitu sebagai berikut:
1) Bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di
kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi?
2) Apa saja kekurangan yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran
matematika materi grafik persamaan garis lurus di kelas VIII B SMP
Negeri 2 Kota Jambi?
3) Bagaimana perbandingan hasil observasi dengan RPP yang disusun
oleh guru ?
4) Bagaimana perbandingan RPP yang disusun guru dengan RPP yang
telah dipelajari pada kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika?
5) Bagaimana perbandingan cara mengajar guru dikelas dengan cara
mengajar guru yang telah didapat pada mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar Matematika?

2
1.3 Tujuan Observasi
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari laporan observasi
ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru di kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi?
2. Dapat mengetahui kekurangan yang terdapat dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru mata
pelajaran matematika materi grafik persamaan garis lurus di kelas
VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi?
3. Dapat mengetahui perbandingan hasil observasi dengan RPP yang
disusun oleh guru ?
4. Dapat mengetahui perbandingan RPP yang disusun guru dengan
RPP yang telah dipelajari pada kuliah Strategi Belajar Mengajar
Matematika?
5. Dapat mengetahui perbandingan cara mengajar guru dikelas
dengan cara mengajar guru yang telah didapat pada mata kuliah
Strategi Belajar Mengajar Matematika?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi penulis
 Sebagai bekal bagi calon guru untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif.
 Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan karena telah terjun
langsung ke lapangan yaitu dengan melakukan observasi.

2. Bagi guru
 Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan kedisiplinan
belajar dalam proses pembelajaran.
 Sebagai motivasi dalam memberikan pembelajaran yang menarik dan
interaktif

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran


Menurut Susanto (2016: 4) belajar adalah suatuaktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaansadar untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuanbaru sehingga meungkinkan
seseorang terjadinya perubahan prilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa, maupun dalam bertindak. Belajar merupakan suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, serta nilai-nilai dan sikap.
Komalasari (2013: 1) menjelaskan bahwa belajar merupakan proses
perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu. Dengan kata lain,
belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat kesimpulan bahwa
belajar adalah proses perubahan seseorang dengan sengaja dalam keadaan
sadar untuk memperoleh suatu konsep melalui interaksi aktif dengan
lingkungan. Pada proses belajar seseorang akan menghasilkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada dirinya.
Proses belajar tidak akan lepas dengan adanya kegiatan pembelajaran.
Menurut Suprijono (2015: 13) pembelajaran merupakan terjemahan dari
learning, pembelajaran berdasarkan leksikal berarti proses, cara, perbuatan
mempelajari. Huda (2013 : 5) berpendapat bahwa pembelajaran merefleksikan
pengetahuan konseptual yang digunakan secara luas dan memiliki banyak
makna yang berbeda-beda. Sedangkan menurut Komalasari (2013: 3)
pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses pembelajaran
subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

4
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat di siimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu sistem untuk merefleksikan pengetahuan
konseptual yang terjadi antara siswa dan guru yang direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis untuk menghasilkan
pengetahuan. Pembelajaran merupakan sesuatu yang didesain agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

2.2 Pendekatan Pembelajaran


2.1.1 Definisi Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya
kolaborasi dan kerja sama di antara peserta didik. Pendekatan saintifik
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Majid (2014: 193)
mengungkapkan bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk
pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Menurut M. Lazim (2013:1), Pendekatan Saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
MenurutRusman (2015), Pendekatan saintifik merupakan pendekatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa secara luas untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik
merupakan pendekatan yang berpusat kepada siswa agar siswa secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan 10

5
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan.

2.1.2 Prinsip Pendekatan Saintifik


Menurut Hosnan (2014), prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran diantaranya yaitu:
 Pembelajaran berpusat pada siswa.
 Pembelajaran membentuk students self concept.
 Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
 Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
 Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa.
 Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi.
 Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang di
konstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

2.1.3 Tujuan Pendekatan Saintifik


Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran diantaranya yaitu untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, membentuk kemampuan dalam
menyelesaikan masalah secara sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran
agar siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih siswa
dalam mengemukakan ide-ide, meningkatkan hasil belajar siswa, dan
mengembangkan karakter siswa.
Menurut Hosnan (2014), tujuan pembelajaran pendekatan saintifik yaitu:
 Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.

6
 Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
 Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
 Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
 Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
 Untuk mengembangkan karakter siswa.

2.1.4 Karakteristik Pendekatan Saintifik


Menurut Hosnan (2014), karakteristik atau ciri-ciri pendekatan saintifik
diantaranya yaitu:
 Berpusat pada siswa.
 Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep,
hukum atau prinsip.
 Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat
tinggi siswa.
 Dapat mengembangkan karakter siswa.

2.1.5 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik


Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepadasiswa.
Majid (2014: 211) menyebutkan bahwa pendekatan saintifik
dalampembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba,
mengolah,menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pendapat tersebut
sejalandengan yang diungkapkan oleh Daryanto (2014: 59-80), yaitu:
a. Mengamati (Observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan
prosespembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu,
sepertimenyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan
tertantang,dan mudah dalam pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan
olehDaryanto (2014: 60) bahwa metode mengamati sangat bermanfaatbagi

7
pemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaranmemiliki
kebermaknaan yang tinggi.
b. Menanya
Guru membuka kesempatan kepada siswa secara luas untukbertanya
mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca.
Daryanto (2014: 65) mengungkapkan bahwa guru yang efektif
mampumenginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan
ranahsikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya,
pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswa belajardengan
baik.
c. Menalar
Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun2013
(Dalam Daryanto, 2014: 70) adalah memproses informasi yangsudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau
eksperimen maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu
informasidengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasitersebut.
d. Mencoba
Hasil belajar yang nyata atau otentik akan didapat bila siswa mencoba
atau melakukan percobaan. Daryanto (2014: 78) mengungkapkan bahwa
aplikasi mencoba atau eksperimen dimaksudkan untuk mengembangkan
berbagai ranah tujuan belajar,yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
e. Mengkomunikasikan
Guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa
untukmengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam
pendekatan saintifik. Daryanto (2014: 80) mengungkapkan bahwa
kegiatanmengkomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakanapa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi,mengasosiasikan dan menemukan pola.
Pendapat ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkahdalam
pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya,menalar,

8
mencoba, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapanpendekatan saintifik
memiliki tujuan agar siswa dapat berpartisipasi danterlibat aktif selama
pembelajaran.

2.3 Metode pembelajaran


2.3.1 Metode Diskusi Kelompok
Menurut Moh. Uzer Usman (2005 : 94)Metode diskusi adalah proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok orang diwajah informal untuk
menghadapi interaksi dengan berbagai pengalaman atau informasi,
kesimpulan, dan solusi untuk masalah.
Menurut Moh. Surya (1975 : 107)Metode diskusi adalah proses dimana
siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi pengalaman mereka
dalam memecah masalah umum.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Metode
Diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan
kesempatan pada siswa (kelompok — kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan,
atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah (Taniredja,
2011 : 23).

1. Kelebihan Metode Diskusi


Menurut Suryosubroto (1997) ada beberapa kelebihan-kelebihan dari
metode diskusi, yaitu :

 Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses


belajar mengajar
 Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masing-masing
 Dapat menumbuhkan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi
sehingga diharapkan para siswa akan memperoleh kepercayaan akan
kemampuannya sendiri
 Dapat menunjang usaha usaha pengembangan sikap social dan sikap
demokratis para siswa
Menurut Djamarah (2000 : 28) ada beberapa kelebihan-kelebihan dari
metode diskusi, yaitu :

 Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan


berbagai jawaban dan bukan satu jawaban saja
 Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif

9
 Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri

2. Kekurangan dari Metode Diskusi

Menurut Suryosubroto (1997) ada beberapa kekurangan-kekurangan dari


metode diskusi, yaitu :

 Suatu diskusi tidak dapat diramalkan bagaimana hasilnya sebab


tergantung pada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggotanya
 Memerlukan ketrampilan tertentu yang belum pernah dipelajari
sebelumnya
 Jalannya diskusi dapat didominasi oleh siswa yang menonjol
 Tidak semua topik dapat dijadikan pokok bahasan diskusi, hanya hal-
hal yang bersifat problematik saja
 Memerlukan banyak waktu
 Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani
mengemukakan pendapatnya, biasanya sulit untuk membatasi pokok
permasalahannya
 Dalam diskusi, siswa sering kurang berani mengemukakan
pendapatnya
 Jumlah siswa dikelas yang terlalu banyak mempengaruhi kesempatan
setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya masing- masing
Menurut Djamarah (2000 : 28) ada beberapa kelebihan-kelebihan dari
metode diskusi, yaitu :

 Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar


 Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
 Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
 Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih fomal

2.3.2 Metode Resitasi atau Penugasan


Menurut Slameto (dalam Dedy, 2016: 167) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam
rentang waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggung jawabkan kepada guru.
Metode pembelajaran resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

10
Pemberian tugas itu pada hakikatnya adalah menyuruh peserta didik
melakukan suatu pekerjaan yang baik dan berguna bagi dirinya, dalam
memperdalam dan memperluas pengetahuan atau peningkatan pemahaman
terhadap suatu materi pelajaran yang seringkali memerlukan pendalaman yang
lebih dari sekedar penjelasan yang diberikan oleh seorang pendidik, Djamarah dan
Bahri (dalam Daniel, 2014: 331).

Dari uraian diatas, didapat bahwa metode pembelajaran resitasi merupakan


salah satu metode mengajar seorang guru, dimana guru memberikan sejumlah
tugas/peritah kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran. Pemberian
tugas/perintah ini biasanya dilakukan pada setiap kegiatan belajar mengajar
dikelas, pada saat akhir setiap pertemuan atau akhir pertemuan di kelas.

1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Resitasi

Dalam penerapan metode pembelajaran resitasi memiliki beberapa


kelebihan dan kekuranganya. Seperti yang disebutkan oleh Djamarah dan Aswan
(dalam Sodikin, 2015: 81-82) bahwa kelebihan dan kekurangan metode
pembelajaran resitasi antara lain yaitu:

a. Kelebihan Metode Pembelajaran Resitasi


- Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar
individual ataupun kelompok;
- Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan
pendidik;
- Dapat membina tanggung jawab da disiplin siswa;
- Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
b. Kekurangan Metode Pembelajaran Resitasi
- Siswa sulit dikontrol, apakah benar siswa yang mengerjakan tugas
ataukah orang lain;
- Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikanmya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota
lainnya kurang berpartisipasi dengan baik;
- Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan
individu siswa;
- Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan pada diri siswa.

2.4 Metode Tanya Jawab

11
Menurut Roestiyah N. K 70:1986) metode Tanya jawab adalah suatu cara
mengajar dimana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa
memberikan jawaban.
Menurut Soetomo (148:1993) metode Tanya jawab adalah suatu metode
dimana guru menggunakan atau memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa
menjawab, atau sealiknya siswa bertanya pada guru dan guru menjawab
pertanyaan siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode Tanya jawab merupakan suatu teknik penyampaian pelajaran dimana
guru dan siswa aktif, guru memberikan siswa pertanyaan dan siswa menjawab
atau bahkan bias sebaliknya siswa yang bertanya dan guru yang menjawab.
1. Kelebihan Metode Tanya Jawab
Menurut Winarno Surakhmad (101-102:1982) keunggulan atau sisi
posotif dari metode Tanya Jawab, yaitu :
a. Metode Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila
dibandingkan dengan metode ceramah yang bersifat monolog.
b. Memberi kesempatan pada siswa atau pendengar untuk
mengemukakan hal-hal, sehingga Nampak mana-mana yang belum
jelas atau belum dimengerti.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada, yang dapat dibawa kearah
situasi diskusi.
Sedangkan menurut Hendayat Soetopo (157:2005) keungulan dan
keuntungan dari metode Tanya jawab, yaitu :
a. Lebih mengaktifkan siswa
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan hal-hal
yang belum jelas.
c. Dapat mengetahui perbedaan pendapat siswa, sehingga dapat dicari
titik temunya.
d. Dapat mengurangi vernalisme
e. Memberikan kesempatan pada guru untuk menjelaskan kembali
konsep yang masih kabur.

12
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pada kelebihan metode
tanya jawab ini dimaksudkan agar siswa menjadi lebih berani untuk
mengungkapkan pendapatnya dan agar siswa mampu berfikir logis dan
sistematis.
2. KelemahanMetodePembelajaran Tanya Jawab
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya (56:2005) segi kelemahan
metode pembelajaran Tanya jawab ini adalah :
a. Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak untuk
menyelesaikannya.
b. Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutapa
apabila terhadap jawaban-jawaban yang kebetulan yang menarik
perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju.
c. Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam
penyajian materi pelajaran.
d. Situasi persaingan biasa timbul, apabila guru kurang pandai atau
kurang menguasai tehnik pemakaian metode ini.
Sedangkan menurut Hendayat Soetopo, kelemahan metode tanya
jawab adalah sebagai berikut :
a. Memberi peluang keluar dari pokok bahasan atau persoalan, karena
yang dikatakan siswa menyimpang.
b. Kekurangan waktu, apabila jika seluruh siswa ingin mendapatkan
giliran.
Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan yang
terdapat pada metode Tanya jawab ini tidak cukup berarti bila dibandingkan
dengan keuntungan-keuntunganya. Dengan kata lain metode ini dapat tetap
dipergunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar dan seorang guru pun
dituntut harus menguasai dalam menggunakan metode .

13
BAB III
HASIL OBSERVASI

3.1 Gambaran Objek Observasi

1. Identitas Narasumber

Nama lengkap : Leli Hartaty, S.Pd.

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Matematika

Pengalaman Kerja : 35 tahun

2. Pelaksanaan Observasi

Tempat : Kelas VIII B

Jumlah Peserta Didik : 30 siswa

Tanggal : 20 September 2019

Waktu : 08.00-10.00

Materi : Grafik persamaan garis lurus

3.2 Hasil Observasi

Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur


dengan tahapan-tahapan tertentu, agar pelaksanaannya mencapai hasil yang
diharapkan. Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran menurut Majid (2005:104)
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Usman (1994:120) mengemukakan pelaksanaan pembelajaran mengikuti


prosedur memulai pelajaran, mengelola kegiatan belajar mengajar,
mengorganisasikan waktu, siswa, dan fasilitas belajar, melaksanakan penilaian
proses dan hasil pelajaran, dan mengakhiri pelajaran.Sudirman, dkk. (1991:77)
pelaksanaan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu tes awal, proses,
dan tes akhir.

Observasi yang peneliti lakukan adalah dikelas VII B SMP Negeri 2 Kota Jambi.
Pengamat memperhatikan proses pembelajaran yang guru lakukan dikelas.
Melalui pengamatan tersebut peneliti menuliskan bagaimana proses pembelajaran
tersebut berlangsung, dengan rincian sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal
Guru memasuki ruangan pada pukul 08.00 WIB, pada saat masuk guru
mengecek kehadiran. Selanjutnya guru menanyakan kabar dan menyapa

14
siswa. Lalu guru menyampaikan topik pembelajaran pada hari itu yaitu
tentang menggambar grafik persamaan garis lurus.
2. Kegiatan inti
Guru langsung memulai pembelajaran dengan menjelaskan materi
tentang menggambar grafik persamaan garis lurus. Setelah itu guru
menuliskan bahwa persamaan umum garis lurus itu adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 +
𝑐 . Lalu guru langsung memberikan contoh penyelesaian dengan soal
yang diberikan adalah sebagai berikut:
𝑦 = 4𝑥 + 4

𝑦 = 2𝑥 + 3

Guru melanjutkan penyelesaian kedua contoh tersebut dengan


memisalkan 𝑥 = 0 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 0 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 dalam
bentuk tabel. Sebagai berikut:
Untuk 𝑦 = 4𝑥 + 4

x y (x,y)
0 4 (0,4)
-1 0 (-1,0)

Untuk 𝑦 = 2𝑥 + 3

X y (x,y)
0 3 (0,4)
3 0
− 3
(−2,0)
2
Untuk lebih meyakinkan peneliti melampirkan foto catatan salah satu
siswa di kelas tersebut :

15
Setelah mendapatkan nilai x dan y pada masing-masing persamaan
guru melanjutkan penjelasan menggambarkan persamaan tersebut
kedalam grafik

Setelah itu siswa disuruh mengerjakan latihan di buku halaman 148


nomor 1,4, dan 6

16
Sampai 2 jam pelajaran siswa mengerjakan latihan, memasuki jam ketiga
siswa maju kedepan dan mejawab latihan yang diberikan guru kepapan
tulis.

3. Kegiatan penutup
Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan pr halaman 148
nomor 5

Kemudian guru keluar ruangan dengan mengucapkan salam.

17
3.3 Lembar Observasi
Kelas : VII B
Pokok bahasan : Menggambar grafik persamaan garis lurus
Pertemuan ke : Pertemuan ke-5
Hari/tanggal : Sabtu, 20 September 2018
Waktu : 3 x 40 menit (3 JP)

Keterlaksanaan Keterlaksanaan
Kegiatan No Kegiatan Guru No Kegiatan Siswa
Ya Tdk Ya Tdk

P Orientasi Orientasi
E Guru mengucapkan salam sebagai
1  1 Siswa menjawab salam 
N pembuka pembelajaran.
D Guru meminta ketua kelas untuk Siswa berdoa dengan mengikuti aba-
2 2
A memimpin doa aba dari ketua kelas
H Siswa mendengarkan persensi dari
3 Guru mengecek kehadiran siswa  3 
U guru
L Guru menuliskan judul materi Siswa membaca dan mencatat judul
4  4 
U pembelajaran pembelajaran

18
A Guru menyampaikan manfaat Siswa mendengarkan manfaat yang
5 5
N pembelajaran disampaikan
Guru menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan tujuan yang
6 6
pembelajaran disampaikan
Apersepsi Apersepsi
Guru mengarahkan siswa
Siswa mengingat kembali pelajaran
5 mengingat kembali materi yang 5
sebelumnya
dipelajari sebelumnya
Motivasi Motivasi
Guru memberi motivasi belajar Siswa termotivasi dari pernyataan
6 6
bagi siswa guru
Guru meminta siswa untuk Siswa mengamati dan membaca
1 1
mengamati permasalahan 1 contoh
Guru meminta siswa untuk
2 2 Siswa mengajukan pertanyaan
Inti bertaya
Guru meminta siswa untuk
3 mencoba menyelesaikan 3 Siswa menyelesaikan permasalahan 1
permasalahn 1

19
Guru meminta siswa untuk
4 4 Siswa menyampaikan hasil diskusi
menyampaikan hasil diskusi
Guru meminta siswa untuk
5 5 Siswa mengerjakan kasus 2
mengerjakan kasus 2
Guru bersama-sama siswa
Siswa antusias menyimpulkan materi
1 menyimpulkan kembali materi  1 
yang telah dipelajari
yang dipelajari
Guru memberi Pekerjaan Rumah Siswa mencatat PR yang diberikan
2  2 
(PR)pada siswa guru pada buku tugas
Guru mengingatkan siswa untuk Siswa menandai materi selanjutnya
Penutup 3
mempelajari materi selanjutnya pada buku matematika
Berdoa setelah pembelajaran
4 3 Siswa berdoa setelah pelajaran
selesai.
Siswa menjawab salam dan
Guru menutup pelajaran dengan
5  4 menengarkan motivasi yang diberikan 
salam dan motivasi
oleh guru

20
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Kekurangan RPP Yang Disusun Oleh Guru

Menurut Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses


untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, tahap pertama dalam
pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memiliki beberapa komponen yang


harus dipenuhi, yaitu: 1. Identitas 2. Indikator 3. Tujuan pembelajaran 4. Materi
pembelajaran 5. Metode pembelajaran 6. Langkah-langkah pembelajaran 7.
Sumber belajar 8. Penilaian hasil belajar

Berdasarkan komponen-komponen yang harus dipenuhi Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tersebut maka pengamat menuliskan beberapa
kekurangan dari RPP yang disusun oleh guru dengan materi pokok persamaan
garis lurus dan subpokok bahasan garfik persamaan garis lurus yang disusun oleh
guru matematika kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi ( terlampir ), yaitu
sebagai berikut :

No Kekurangan Penjelasan
1. Gambar 1 Gambar 1 : menunjukkan
indikator yang akan dicapai
Gambar 2 : menunjukkan tujuan
yang akan dicapai.

Pada point ke terakhir tujuan


pembelajarannya adalah siswa
dapat mengetahui hubungan dua
garis lurus. Sedangkan pada
indikator yang ingin dicapai
tidak ada indikator yang
Gambar 2 mengarah ketujuan tersebut. Jadi
dapat disimpulkan antara
ketercapaian indikator dengan
tujuan masih ada yang tidak
sesuai.

21
No Kekurangan Penjelasan
2 Gambar 3 Gambar 3 : menunjukkan
indikator yang akan
dicapai
Gambar 4 : menunjukkan
materi pembelajaran.

Materi bidang kartesius


tidak bersesuaian dengan
indikator menggambar
grafik persamaan garis
lurus.
Jadi dapat disimpulkan
Gambar 4 antara ketercapaian
indikator dengan materi
masih ada yang tidak
sesuai.

3 RPP yang dibuat guru


Gambar 5 ada 4 pertemuan sesuai
dengan alokasi yang ada
di RPP namun peniliti
hanya diberikan RPP
hanya satu pertemuan
saja.

22
3.2 Perbandingan Hasil Observasi dengan RPP Yang Disusun Oleh Guru

Hasil Observasi RPP Yang Disusun Guru


Kegiatan pendahuluan : Pertemuan Ke-1 ( 3x40 menit)
1. Guru memasuki ruangan Kegiatan pendahuluan :
dan memberikan salam dan
langsung memeriksan 1. Guru memberi salam
kehadiran. 2. Mengajak siswa untuk merapikan
2. Guru tidak Mengajak siswa kelas dan penampilan mereka
untuk merapikan kelas dan 3. Mengajak siswa untuk mengawali
penampilan mereka kegiatan dengan berdoa
3. Guru tidak mengajak siswa 4. Memeriksa kehadiran peserta didik
untuk mengawali kegiatan 5. Guru menyampaikan kompetensi
dengan berdoa. yang akan dicapai
4. Guru menyampaikan topik 6. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan
pembahasan hari ini. yang akan dilakukan.
5. Guru tidak Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang
akan dilakukan.

Kegiatan Inti : Kegiatan inti :


Mengamati : Mengamati :
1. Siswa tidk ada disuruh 1. Siswa membaca buku siswa
membaca buku siswa halaman 100-109
halaman 100-109. Menanya :
2. Siswa diberikan langsung 1.
contoh persamaan garis 2. Siswa bertanya tentang apa yang
lurus dan menggambarkan tidak dipahami
grafiknya. Dimana 3. Guru menuntut siswa bertanya
contohnya adalah sebagai mengenai menggambar grafik
berikut: persamaan garis lurus
𝑦 = 4𝑥 + 4 4. Guru menuntut siswa bertanya
𝑦 = 2𝑥 + 3 mengenai menggambar grafik
persamaan garis lurus
Menanya : Mengumpulkan informasi/mencoba
1. Siswa tidak bertanya 1. Siswa mencari informasi dari
tentang apa yang tidak buku atau sumber lain
dipahami. 2. Siswa menggali informasi tentang
2. Guru tidak menuntut siswa mencari nilai x dan y dari suatu
bertanya mengenai persamaan garis lurus
menggambar grafik 3. Siswa menggali informasi tentang
persamaan garis lurus menggambarkan persamaan garis
3. Guru tidak menuntut siswa lurus
bertanya mengenai Menalar :
menggambar grafik 5. Menganalisa pencarian nilai x
persamaan garis lurus dan y dari persamaan garis lurus
Mengumpulkan informasi/mencoba 6. Menganalisa cara
1. Siswa tidak mencari menggambarkan persamaan garis

23
informasi dari buku atau lurus
sumber lain. 7. Guru mengarahkan siswa untuk
2. Siswa tidak menggali dapat merumuskan jawaban
informasi tentang mencari sementara dari hasil pengamatan
nilai x dan y dari suatu Mengkomunikasikan :
persamaan garis lurus 5. Siswa menyusun hasil
3. Siswa tidak menggali pengamatan secara sistematis
informasi tentang sehingga dapat dipahami oleh
menggambarkan persamaan kelompok lain.
garis lurus. 6. Perwakilan kelompok
4. Siswa hanya mempresentasikan hasil dari
mengumpulkan informasi diskusi kelompok dan peserta
dari penjelasan guru saja. diskusi lain menanggapi.
Menalar : 7. Pembelajaran HOT’S : siswa
1. Siswa tidak menganalisa diminta untuk mengerjakan
pencarian nilai x dan y dari latihan.
persamaan garis lurus
2. Peserta didik tidak
menganalisa cara
menggambarkan persamaan
garis lurus
3. Guru tidak mengarahkan
siswa untuk dapat
merumuskan jawaban
sementara dari hasil
pengamatan
4. Siswa hanya menganalisa
melalui penjelasan yang
diberikan guru.

Mengkomunikasikan :
1. Siswa tidak menyusun hasil
pengamatan secara
sistematis sehingga dapat
dipahami oleh kelompok
lain karena yang menyusun
hasil pengamatan adalah
guru.
2. Perwakilan kelompok tidak
mempresentasikan hasil dari
diskusi kelompok dan
peserta diskusi lain
menanggapi karena yang
mempresentasikan jawaban
adalah guru.
3. Pembelajaran HOT’S :
siswa diminta untuk
mengerjakan latihan di buku

24
halaman 148 nomor 1,4,
dan 6.
4. Siswa menyelesaikan
jawaban latihan tersebut di
depan kelas

Kegiatan Penutup : Kegiatan penutup :


1. Guru tidak memberikan 1. Guru memberikan umpan balik,
umpan balik, meluruskan meluruskan dan memberikan
dan memberikan penguatan penguatan berdasarkan
berdasarkan pengamatan pengamatan yang dilakukan.
yang dilakukan. 2. Guru mengevaluasi hasil belajar
2. Guru tidak mengevaluasi 3. Membimbing peserta didik untuk
hasil belajar membuat kesimpulan
3. Guru tidak membimbing 4. Guru menginformasikan kepada
peserta didik untuk peserta didik mengenai materi
membuat kesimpulan pada pertemuan yang akan datang
4. Guru tidak
menginformasikan kepada
peserta didik mengenai
materi pada pertemuan yang
akan datang
5. Guru mengakhiri
pembelajaran dan
memberikan pr halaman
148 nomor 5

6. Guru keluar ruangan dengan


mengucapkan salam.

4.2 Perbandingan Antara RPP Yang Disusun Oleh Guru Dengan RPP
Yang Telah Dipelajari Pada Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Matematika.

RPP susunan Guru RPP yang dipelajari di mata kuliah SBMM


Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan :
1. Guru memberikan salam
1. Guru memberi
2. Guru menanyakan kabar siswa dan di jawab
salam

25
2. Mengajak siswa dengan semangat oleh siswa
untuk merapikan
3. Salah seorang siswa memimpin doa sebelum
kelas dan
penampilan mereka memulai pembelajaran.
3. Mengajak siswa
4. Kehadiran siswa dicek oleh guru serta
untuk mengawali
kegiatan dengan dikondisikan dalam suasana kondusif selama
berdoa
berlangsungnya pembelajaran.
4. Memeriksa
kehadiran peserta 5. Guru memberikan apersepsi dengan
didik
menanyakan materi yang di pelajari
5. Guru
menyampaikan sebelumnya, seperti berikut:
kompetensi yang
- Guru menanyakan apakah kalian masih
akan dicapai
6. Menjelaskan ingat materi tentang kedudukan suatu titi di
pokok-pokok
bidang koordinat kartesius?
kegiatan yang akan
dilakukan. - Guru mengambar koordinat kartesius dan
menentukan bebrapa titik di bidang
tersebut, yaitu titik (3,4) dan (-1, 3).
6. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran
hari ini adalah menggambar grafik persamaan
garis lurus.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari
ini yaitu siswa dapat menggambarkan grafik
persamaan garis lurus
8. Guru menyampaikan manfaat pembelajaran :
kalian tau jalan tol kan? Jalan tol itu lurus kan.
Nah jalan tol adalah penerapan garis lurus dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu
karena materi ini adalah materi yang lebih
mendalam, maka siswa harus lebih semangat dan
giat lagi dalam belajar.
10. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

26
RPP susunan Guru RPP yang dipelajari di mata kuliah SBMM
Kegiatan inti : Kegiatan inti :
Mengamati : Mengamati :
1. Siswa membaca buku 1. Guru mempersilahkan siswa
siswa halaman 100-109 mengamati masalah 4.1 halaman 106.
Menanya : Sebagai berikut:
1. Siswa bertanya tentang
apa yang tidak
dipahami
2. Guru menuntut siswa
bertanya mengenai
menggambar grafik
persamaan garis lurus
3. Guru menuntut siswa
bertanya mengenai
menggambar grafik
persamaan garis lurus
Mengumpulkan
informasi/mencoba :
1. Siswa mencari
informasi dari buku Menanya :
atau sumber lain 1. Siswa bertanya kepada guru
2. Siswa menggali - Buk, bagaimana langkah awal
informasi tentang pengerjaan masalah ini
mencari nilai x dan y - Guru menjawab : baik kalian harus
dari suatu persamaan memodelkan terlebih dahulu
garis lurus masalah tersebut.
3. Siswa menggali - Siswa merespon : memisalkan
informasi tentang dengan variabel x dan y kan bu.
menggambarkan - Guru merespon : ya, benar sekali.
persamaan garis lurus Mengumpulkan informasi/mencoba:
Menalar : 1. Siswa mencari informasi dari buku
1. Menganalisa pencarian atau sumber lain.
nilai x dan y dari 2. Siswa menggali informasi tentang
persamaan garis lurus mencari nilai x dan y dari suatu
2. Menganalisa cara persamaan garis lurus
menggambarkan 3. Siswa menggali informasi tentang
persamaan garis lurus menggambarkan persamaan garis
3. Guru mengarahkan lurus
siswa untuk dapat Menalar :
merumuskan jawaban 1. Menganalisa bersama teman
sementara dari hasil kelompoknya bagaimana
pengamatan memodaelkan masalah tersebut.
Mengkomunikasikan : 2. Menganalisa bersama teman
1. Siswa menyusun hasil kelompoknya bagaimana mencari
pengamatan secara nilai x dan y untuk menentukan titik-

27
sistematis sehingga titik koordinatnya. Dengan
dapat dipahami oleh memisalkan 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 0.
kelompok lain. 3. Menganalisa bersama teman
2. Perwakilan kelompok kelompoknya bagaimana membuat
mempresentasikan hasil grafik dari titik-titik yang telah
dari diskusi kelompok didapatkan.
dan peserta diskusi lain Mengkomunikasinkan :
menanggapi. 1. Siswa menyusun hasil
3. Pembelajaran HOT’S : pengamatan secara sistematis
siswa diminta untuk sehingga dapat dipahami oleh
mengerjakan latihan. kelompok lain.
2. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil dari
diskusi kelompok dan peserta
diskusi lain menanggapi.
3. Guru memberikan penegasan dari
jawaban siswa bahwa untuk
menngambarkan suatu persamaan
garis lurus. Kalau siswa
menemukan suatu soal yang
bentuknya masalah nyata maka
siswa harus memodelkan terlebih
dahulu masalah tersebut, lalu
memisalkan nilai x dan y dengan
0. Setelah itu ditemukan titik-
titiknya barulah digambarkan
grafiknya.tapi seandainya siswa
menemukan soal dalam bentuk
persamaan maka misalkan saja
nilai x dan y dengan nol,
ditemukan titik-titiknya.
Kemudian gambarkan grafiknya.
4. Siswa diberikan latihan dihalaman
148 no 1,4 dan 6.

28
RPP susunan Guru RPP yang dipelajari di mata kuliah SBMM
Kegiatan penutup : Kegiatan penutup :
1. Guru memberikan 1. Siswa dipersilahkan oleh guru
umpan balik, menyimplkan pembelajaran hari ini
meluruskan dan dan guru melakukan penegasan
memberikan terhapad kesimpulan tersebut.
penguatan 2. Guru memberikan tugas kepada siswa
berdasarkan halaman 148 nomor 5. Tugas ini
pengamatan yang dikerjakan dirumah dan dikumpulkan
dilakukan. minggu depan.
2. Guru mengevaluasi 5. Guru menginformasikan kepada
hasil belajar peserta didik mengenai materi pada
3. Membimbing peserta pertemuan yang akan datang yaitu
didik untuk membuat menentukan rumus kemiringan dan
kesimpulan mengetahui kemiringan suatu garis
4. Guru melalui dua titik
menginformasikan 3. Guru mengakhiri pembelajaran
kepada peserta didik dengan salam.
mengenai materi pada
pertemuan yang akan
datang

29
4.3 Perbandingan Cara Mengajar Guru Dikelas Dengan Cara Mengajar
Guru Yang Telah Didapat Pada Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar Matematika

Berdasarkan beberapa perbandingan RPP yang disusun guru dengan RPP


yang di pelajari pada mata kuliah strategi belajar mengajar matematika
pengamat menyimpulkan bahwa RPP yang disusun oleh guru masih terdapat
banyak kekurangan. Dilihat dari urutan pembelajaran yang unsur-unsur
didalamnya masih ada yang tidak lengkap dibandingkan dengan RPP yang telah
didapatkan dari mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika. Ada banyak
langkah-langkah pembelajaran yang tidak dicantumkan. Dan RPP yang disusun
guru menurut peneliti tidak bisa mencapai ketercapaian indikator karena isinya
masih secara umum.
Selain itu cara mengajar guru dengan RPP yang disusun juga banyak yang
tidak sesuai dan tidak dilaksanakan. Maka perbandingan antara cara mengajar
guru dengan cara mengajar matematika yang didapat pada mata kuliah Strategi
Belajar Matematika banyak yang tidak sesuai. Untuk lebih rincinya pengamat
menulis perbandingan tersebut didalam tabel dibawah ini :

Cara Mengajar guru dikelas Cara Mengajar guru dari SBMM


Langkah-langkah Langkah-langkah pembelajaran:
pembelajaran : Kegiatan awal :
Berdasarkan pembelajaran yang telah kita
Kegiatan awal : pelajari di mata kuliah strategi belajar
Pada kegiatan awal guru mengajar sebelumnya, pada kegiatan awal
memasuki ruangan dengan itu idealnya harus mencakup beberapa
mengucapkan salam dan kegiatan yaitu guru memberikan salam,
langsung memeriksa menanyakan kabar dan dijawab oleh siswa,
kehadiran. Setelah itu guru berdoa, mengecek kehadirin, apersepsi,
menyampaikan topik informasi topik, manfaat, dan motivasi.
pembelajaran hari ini yaitu Dapat kita lihat bahwa pembelajaran guru
menggambar grafik dikelas tidak memuat apersepsi. Padahal
persamaan garis lurus apersepsi penting untuk mengingat kembali
pembelajaran sebelumnya dan memudahkan
siswa dalam belajar. Kemudia tidak ada
motivasi dan manfaat, sdangkan kita tahu
bahwa motivasi dan manfaat penting untuk
menumbuhkan minat belajar siswa.
Selanjutnya dikegiatan awal bisa dilakukan
pembagian kelompok, mengingat metode
yang guru gunakan berdasarkan RPP adalah
metode diskusi kelompok.

30
Cara Mengajar guru dikelas Cara Mengajar guru dari SBMM
Kegiatan inti : Kegiatan inti :
Di kegiatan siswa langsung Kegiatan inti yang ideal seharusnya adalah
diberikan penjelasan materi dari
guru kemudian memberikan Pada kegiatan mengamati siswa diberikan
contoh sebanyak dua contoh. masalah nyata dan mengamati masalah
Tidak ada kegiatan tanya jawab tersebut.
pada kegiatan inti. Siswa hanya Pada kegiatan menanya siswa menggali
mengumpulkan informasi dari pertanyaan yang bisa mengarahkan mereka
penjelasan singkat guru. Siswa dalam penyelesaian masalah dan guru
tidak menganalisa contoh soal berusaha merangsang siswa untuk
yang menjelaskan adalah guru. bertanya.
Tidak ada kegiatan diskusi Pada kegiatan mengumpulkan informasi
kelompok siswa hanya siswa dapat membaca dari referensi buku
mendengarkan guru menjelaskan. lain, bertanya pada guru dan bertanya pada
Dan setelah itu siswa disuruh teman satu kelompoknya.
mengerjakan latihan dan Pada kegiatan menalar siswa berusaha
menjawabnya nanti kedepan menyelesaikan masalah dengan
kelas. memperhatikan informasi yang telah
didapatkan dari kegiatan menanya dan
menggali informasi.
Pada kegiatan mengkomunikasikan siswa
menjawab dan menjelaskan jawaban
kedepan kelas, kemudian dikoreksi oleh
teman-teman yang lainnya, dan guru
mengevaluasi jawaban dari siswa agar
tidak terjadi salah jawaban atau konsep.
Setelah itu boleh saja siswa diberikan
latihan, nah latihan tersebut akan lebih
efektif jika dijawab didepan kelas dan
dijelaskan juga oleh siswa agar lebih
dipahami siswa.
Selain itu hal yang harus diperhatikan
adalah metode tanya jawab yang
dicantumkan di RPP tidak terlihat sama
sekali karena guru yang berperan aktif
dalam proses pembelajaran bukan siswa.

31
Cara Mengajar guru dikelas Cara Mengajar guru dari SBMM
Kegiatan penutup : Kegiatan penutup :
Pada kegiatan penutup guru langsung Kegiatan penutup idealnya meliputi
mengakhiri pembelajaran dan kegiatan:
memberikan tugas. Lalu memberikan Siswa memberikan kesimpulan dan
salam penutup dikuatkan oleh guru. Guru memberikan
tugas, menginformasikan materi
selanjutnya dan menutup pembelajaran
dengan salam.
Untuk metode penugasan sudah
terlaksana karena guru memberikan
tugas kepada siswa dapat dilihat dari
kegiatan yang telah dilakukan
dikegiatan penutup.

32
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah disajikan diatas, maka


pengamat membuat kesimpulan bahwa proses pembelajaran matematika yang
dilakukan di kelas VIII B SMP Negeri 2 Kota Jambi berjalan tidak sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang telah disusun oleh guru. Dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang disusun oleh guru juga tidak
sesuai dengan RPP yang ideal. Hal ini bisa dilihat dengan isi dari RPP tersebut
masih bersifat umum dan ada banyak kegiatan yang penting tidak dicantumkan.
Dari perbandingan-perbandingan yang di bagian pembahasan dapat disimpulkan
cara mengajar guru dikelas masih bersifat konvensional dan menggunakan
metode ceramah. Tidak sesuai dengan pendekatan dan metode yang digunakan di
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

33

Anda mungkin juga menyukai