Anda di halaman 1dari 179

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR

SISWA BERDASARKAN MISKONSEPSI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh

Ririn Aria Yanti


NIM:1111017000081

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK

Ririn Aria Yanti (1111017000081), “Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar


Siswa Berdasarkan Miskonsepsi”, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir aljabar siswa,
miskonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar siswa, dan penyebab terjadinya
miskonsepsi pada siswa. Penelitian dilakukan di MTs Pembangunan UIN Jakarta
pada tahun ajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Survey yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, pengolahan,
dan penarikan kesimpulan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
kemampuan berpikir aljabar dan miskonsepsi.

Di dalam kemampuan berpikir aljabar siswa mengalami miskonsesi, dimana


13,30% siswa mengalami miskonsepsi pengertian huruf, 39,62% siswa
mengalami miskonsepsi notasi, 32,08% siswa mengalami miskonsepsi
pengeneralisasi dan 7,55% siswa mengalami kesalahan pengaplikasian aturan.
Sehingga pada tes kemampuan berpikir aljabar, siswa sering kali mengalami
miskonsepsi pada notasi, dimana siswa seringkali melakukan kesalahan
penyambungan huruf dan angka disebabkan siswa menganggap syambol operasi
bukan bagian dari jawaban dan mengabaikan penggunaan tanda kurung ketika
dibutuhkan. Penyebab siswa melakukan miskonsepsi dikarenakan siswa itu
sendiri dan guru atau pengajar, dimana prakonsepsi siswa yang tidak tepat
mengakibatkan sulitnya mengikuti pelajaran berikutnya, reasoning yang tidak
lengkap mengakibatkan siswa memperoleh informasi yang tidak lengkap yang
berakibatkan siswa menarik kesimpulan secara salah, kemampuan siswa dimana
siswa kurang mampu dalam mempelajari matematika sehingga mengalami
kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar dan minat belajar
siswa dimana siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika cenderung kurang
memperhatikan pejelasan guru. Sedangkan guru atau pengajar cenderung tidak
menguasai bahan ajar dan tidak membiarkan siswa mengungkap gagasan atau ide.

Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Aljabar, Miskonsepsi.

i
ABSTRACT

Ririn Aria Yanti (1111017000081), "Analysis of Student Algebra Thinking Ability


Based on Misconception", The Skripsi of Mathematics Education Department,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, of Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.

The aimed of this research is to knowing the student algebra thinking ability,
misconception of algebra thinking ability, and causes of misconception in student.
This research was conducted in MTs Pembangunan UIN Jakarta in academic
year 2016/2017. The methode used in this research is survey which is conducted
in three phases, preparation, processing and taking a conclusion. The instruments
used was the algebra thinking ability and misconception test.

In student's algebraic thinking ability misconception, where 13,30% of students


have misconception of letters, 39,62% of students have misconception of notation,
32,08% of students have misconception of generalization and 7.55% of students
experience mismanagement of rules. So on the algebraic thinking skills test,
students often experience misconceptions in the notation, where students often
make miscalculations of letters and numbers because students consider operating
syambol not part of the answer and ignore the use of parentheses when needed.
The cause of students misconception is due to the students themselves and
teachers or teachers, where inappropriate student preconceptions lead to
difficulties following the next lesson, incomplete reasoning leads to students
obtaining incomplete information which results in students drawing erroneously
conclusions, students' abilities where underprivileged students In learning
mathematics so as to have difficulty capturing the correct concept in the learning
process and interest in student learning where students who do not like math
lessons tend to pay less attention to teacher clarification. While teachers or
teachers tend not to master the teaching materials and do not let students uncover
ideas or ideas.

Keyword: Algebra Thinking Ability, Misconception

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya, rahmat, dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para
pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami karena kemampuan dan pengetahuan
penulis yang terbatas ini. Namun berkat adanya bimbingaan, doa, perjuangan, dan
masukan-masukan positif dari berbagai pihak yang sangat membantu penulis
untuk penyelesaian skripsi ini, sehingga semua dapat teratasi dengan baik. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Ilmu keguruan UIN Syarif hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar
membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi,
ditengah kesibukannya yang padat.
5. Ibu Dedek Kustiawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang penuh
kesabaran dalam meberikan bimbingan, waktu, arahan dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini.
6. Ibu Eva Musyrifah, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi kepada penulis dalam menjalani masa perkuliahan.

iii
iv

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya serta memberikan
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literature
yang dibutuhkan.
9. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
10. Ibu Ir. Hj. Eha Soriha, M.Si., Kepala sekolah MTs Pembanguan UIN Jakarta
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
11. Seluruh dewan guru MTs. Pembangunan UIN Jakarta, khususnya bapak
Darul Janin, S.Ag., bapak H. Djamaludin, M.Pd., ibu Fitriyanti, ST., dan
bapak Saiful Akbar, S.Pd, selaku guru mata pelajaran matematika dan Bapak
Mardi, M.A., selaku Waka Kurikulum yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian ini, serta siswa dan siswi MTs. Pembangunan UIN
Jakarta, kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G dan VII H.
12. Staf Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan surat-surat serta memberikan data-data yang di perlukan
peneliti.
13. Siswa dan siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta, khususnya kelas VII yang
telah menjadi subjek penelitian dan membantu saat proses penelitian.
14. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ibunda Asikah dan Ayahanda
Mamad, yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil. Juga tak
henti-hentinya memanjatkan do’a untuk kelancaran penulis dalam menyusun
skripsi. Serta Kakakku Angga Mailangga yang selalu memberikan semangat
dan motivasi kepada penulis, untuk kedua adikku tersayang Mitha
Apriliyanti, silvi dan seluruh keluarga yang menjadi kekuatan bagi penulis
untuk tetep semangat dalam mengejar dan merahi cita-cita.
v

15. Sahabat-sahabatku tersayang, M. Faisal Idris Sia, Yayah Durrotul,


Fahrunnisa, Indriany, Aditya Esa Septiantara, Siti Aisyah, Kholifah, Fahmi
Shihatul Aqdah, Nahla Malika dan Aimi Nursetami terima kasih atas
kesediannya dalam memberikan dukungan penuh selama peroses penyusunan
skripsi, membantu menghilangkan stress dan kesulitan serta memberikan
motivasi dan kasih sayang kepada penulis.
16. Teman-teman seperjuanganku Fitri, Vivi, fatul, aliyus, dyna yang selalu
memotivasi, menemani dikali bimbingan dan bersama-sama dalam
mengerjakan skripsi, serta seluruh teman-teman PMTK B dan PMTK
Angkatan 2011, 2010, 2009. Terimakasih atas ketersediaannya dalam
memberikan dukungan kepada penulis

Ucapan terimakasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa agar
bantuan, bimbingan, dukungan, dan masukan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah AWT di dunia maupun di
akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang. Harapan
penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2017

Penulis
Ririn Aria Yanti
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teoritis ..................................................................................... 9
1. Kemampuan Berpikir aljabar .......................................................... 9
a. Pengertian Berpikir ...................................................................... 9
b. Pengertian Aljabar ...................................................................... 10
c. Kemampuan Berpikir Aljabar .................................................... 11
d. Indikator Kemampuan Berpikir Aljabar .................................... 14
2. Miskonsepsi ................................................................................... 15
a. Pengertian Miskonsepsi .............................................................. 15
b. Ciri-ciri Miskonsepsi .................................................................. 17
c. Penyebab Miskonsepsi ............................................................... 17
3. Bentuk Miskonsepsi Pada Aljabar .................................................. 20
B. Hasil Penelitian yang Relavan ............................................................ 20
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 23

vi
vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 25
B. Metode Penelitian .............................................................................. 25
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 29
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 40
1. Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar .......................................... 41
2. Analisis Miskonsepsi pada Kemampuan Berpikir Aljabar ............ 43
3. Data Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Berdasarkan Tes Miskonsepsi ........................................................ 70
B. Pembahasan ....................................................................................... 72
C. Keterbatasan Penelitia ........................................................................ 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 82
B. Saran .................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 84
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penyebab Miskonsepsi ....................................................................... 18


Tabel 3.1. Kriteria Nilai Penelitian .................................................................... 27
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Aljabar .................... 29
Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Aljabar ................... 30
Tabel 3.4. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Berdasarkan Miskonsepsi .................................................................. 33
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Angket Tanggapan ................................................ 34
Tabel 3.6. Harga CVR Kritis Lewshe dari Beberapa Validator .......................... 35
Tabel 3.7. Kategori Hasil Perhitungan CVI ........................................................ 35
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Isi Istrumen Tes Kemampuan Berpikir Aljabar .. 36
Tabel 4.1. Data Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII MTs
Pembangunan UIN Jakarta ................................................................ 42
Tabel 4.2. Data Nilai Hasil UH dan Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 43
Tabel 4.3. Subjek Penelitian Miskonsepsi .......................................................... 44
Tabel 4.4. Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 1 ........................................... 46
Tabel 4.5. Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 3 ........................................... 52
Tabel 4.6. Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 4 ........................................... 56
Tabel 4.7. Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 5 ........................................... 60
Tabel 4.8. Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 7 ........................................... 65
Tabel 4.9. Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 11 ......................................... 67
Tabel 4.10. Data Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Berdasarkan Tes Miskonsepsi ........................................................... 72

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Observasi .................................................................................... 3


Gambar 3.1. Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 26
Gambar 4.1. Hasil Pekerjaan Subjek B2 Untuk soal 1 ................................... 47
Gambar 4.2. Hasil Pekerjaan Subjek D2 Untuk soal 1 .................................... 48
Gambar 4.3. Hasil Pekerjaan Subjek A1 Untuk soal 1 .................................... 49
Gambar 4.4. Hasil Pekerjaan Subjek H2 Untuk soal 1 .................................... 49
Gambar 4.5. Hasil Pekerjaan Subjek H1 Untuk soal 1 .................................... 50
Gambar 4.6. Hasil Pekerjaan Subjek F3 Untuk soal 1 ..................................... 51
Gambar 4.7. Hasil Pekerjaan Subjek E1 Untuk soal 3 .................................... 53
Gambar 4.8. Hasil Pekerjaan Subjek F1 Untuk soal 3 .................................... 53
Gambar 4.9. Hasil Pekerjaan Subjek B3 Untuk soal 3 ................................... 54
Gambar 4.10. Hasil Pekerjaan Subjek G2 Untuk soal 3 .................................... 55
Gambar 4.11. Hasil Pekerjaan Subjek A2 Untuk soal 4 .................................... 57
Gambar 4.12. Hasil Pekerjaan Subjek C1 Untuk soal 4 ................................... 58
Gambar 4.13. Hasil Pekerjaan Subjek B1 Untuk soal 4 ................................... 59
Gambar 4.14. Hasil Pekerjaan Subjek H3 Untuk soal 4 .................................... 60
Gambar 4.15. Hasil Pekerjaan Subjek C2 Untuk soal 5 ................................... 61
Gambar 4.16. Hasil Pekerjaan Subjek A3 Untuk soal 5 .................................... 62
Gambar 4.17. Hasil Pekerjaan Subjek G3 Untuk soal 5 .................................... 63
Gambar 4.18. Hasil Pekerjaan Subjek D3 Untuk soal 5 .................................... 64
Gambar 4.19. Hasil Pekerjaan Subjek C3 Untuk soal 7 ................................... 65
Gambar 4.20. Hasil Pekerjaan Subjek D1 Untuk soal 7 .................................... 66
Gambar 4.21. Hasil Pekerjaan Subjek G1 Untuk soal 11 .................................. 68
Gambar 4.22. Hasil Pekerjaan Subjek E3 Untuk soal 11................................... 69
Gambar 4.23. Hasil Pekerjaan Subjek E2 Untuk soal 11................................... 70
Gambar 4.24. Hasil Pekerjaan Subjek F2 Untuk soal 11 ................................... 71

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Bepikir Aljabar ................ 87


Lampiran 2. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Berpikir Aljabar ........... 88
Lampiran 3. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Berpikir Aljabar
Siswa Berdasarkan Miskonsepsi ................................................ 91
Lampiran 4. Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir
Aljabar ........................................................................................ 92
Lampiran 5. Uji Validitas Isi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Aljabar
Pokok Bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu
Variabel ...................................................................................... 93
Lampiran 6. Hasil CVR Dosen ........................................................................ 97
Lampiran 7. Hasil CVR Dosen ........................................................................ 101
Lampiran 8. Hasil CVR Dosen ........................................................................ 105
Lampiran 9. Hasil CVR Dosen ........................................................................ 109
Lampiran 10. Hasil CVR Guru .......................................................................... 113
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Aljabar ......................................................................................... 117
Lampiran 12. Tes Kemampuan Berpikir Aljabar dan Kunci Jawaban ............. 118
Lampiran 13. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII A MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 127
Lampiran 14. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII B MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 128
Lampiran 15. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII C MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 129
Lampiran 16. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII D MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 130
Lampiran 17. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII E MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 131
Lampiran 18. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII F MTs Pembangunan UIN Jakarta ........................................ 132

x
xi

Lampiran 19. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII G MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 133
Lampiran 20. Daftar Nama Siswa yang Mengikuti Tes Miskonsepsi Kelas
VII H MTs Pembangunan UIN Jakarta ....................................... 134
Lampiran 21. Data Nilai Hasil Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta ................................. 135
Lampiran 22. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII A MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 144
Lampiran 23. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII B MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 145
Lampiran 24. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII C MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 146
Lampiran 25. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII D MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 147
Lampiran 26. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII E MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 148
Lampiran 27. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII F MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 149
Lampiran 28. Data Hasil Ulanagan Harian Siswa Kelas VII G MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 150
Lampiran 29. Data Hasil Ulanagan Haria Siswa Kelas VII H MTs
Pembangunan UIN Jakarta .......................................................... 151
Lampiran 30. Data Hasil UH dan Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta ................................ 152
Lampiran 31. Data Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Berdasarkan Tes Miskonsepsi ..................................................... 154
Lampiran 32. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 155
Lampiran 33. Lembar Uji Referensi ................................................................. 159
Lampiran 34. Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 163
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai negara,
menuntut suatu negara untuk bisa menguasai berbagai ilmu pengetahuan agar
dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang jauh lebih baik. Pendidikan
merupakan hal terpenting didalam suatu negara dan kehidupan manusia,
dimana suatu pendidikan mampu mendukung pembangunan dimasa
mendatang dan mampu mengembangkan potensi seseorang sehingga dapat
mengahadapi dan memecahkan problema kehidupan sehari-hari dan yang akan
mendatang.
Matematika merupakan ilmu yang memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia yang berfungsi dapat mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri,
logika matematika, peluang dan stastistika. Menurut Susilawati, matematika
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang mempunyai pontesi besar
untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.1
Van de Wall mengemukakan aljabar merupakan suatu cabang
tersendiri berkembang di hampir semua standar negara bagian untuk tingkat
TK sampai 12 dan merupakan salah satu dari lima standar isi pada Principles
and Standards NCTM.2 Dalam belajar aljabar menurut Agus Machrus,
penguasaan kompetensi aljabar sangat penting untuk dikuasai, karena aljabar
akan menjadi prasyarat utama pada saat siswa belajar materi matematika di

1
Susilawati, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Serta Kaitannya
dengan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika pada Siswa SMP”, (Bandung:UPI, 2012)
- skripsi
2
John A. Van de Walle. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Jilid 2 (E. 6).
Jakarta : Erlangga

1
2

tahap-tahap berikutnya, misalnya saat belajar persamaan, pertidaksamaan,


sistem persamaan, fungsi, persamaan garis dan lainnya. 3
Mathematics Programmes of Study yang berjudul Algebra: Some
Common Misconceptions dari National Curriculum Council (NCC) for Great
Britain menjelaskan bahawa sering kali siswa mengalami kesulitan dengan
aljabar karena kesalahpahaman diberbagai area yang banyak dialami siswa,
yaitu salah satu contohnya seperti: 4

Soal : Harga sebuah pensil adalah p rupiah dan harga sebuah buku tulis adalah
b rupiah. Jika Ani membeli tiga buah pensil dan lima buah buku tulis, berapa
rupiahkah total harga yang harus dibayar oleh Ani?5

Area kesulitan Contoh Kesalahpahaman


2 Notasi
2.1 Kesalahan
penggabungan
huruf dan
angka disebabkan 3p + 5b = 8pb (23,2%)
siswa menganggap
simbol operasi
bukan bagian dari
jawaban.

Pada kesalahanpahaman dalam penyelesaian siswa diatas dapat terlihat


bahawa siswa mengalikan kedua konstantanya. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa pemahaman siswa mengenai operasi bentuk aljabar masih rendah.
Hal ini pun juga dibuktikan fakta yang berasal dari temuan hasil survei
yang dilakukan oleh The Trends International Mathematics and Science
Studies (TIMSS) pada tahun 2011 dimana untuk tingkat Sekolah Menengah
Pertama, Indonesia menduduki peringkat terakhir pada materi aljabar yang

3
Agus Machrus, “ Pengaruh Kemampuan Berpikir Aljabar Terhadap Kreativitas Berpikir
Siswa dalam Matematika”, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2012), h. 4 – skripsi
4
LEARN. (Tanpa Tahun). Algebra: Some Common Misconceptions. (Online).
(http://www.learnquebec.ca/export/sites/learn/en/content/curriculum/mst/documents/algemisc.pdf,
diakses 01 Januari 2016)
5
Rezky A. H. & Tri Edi M. S., Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII
pada Materi Aljabar. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 2, September
2014
3

dibawah rata-rata persentase international yaitu 22% untuk materi aljabar,


sedangkan rata-rata international untuk materi aljabar 37%.6 Aljabar
merupakan pelajaran matematika yang menggunakan pernyataan matematika
untuk menggambarkan hubungan antar beberapa hal dari waktu ke waktu.
Dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dikuasai siswa
dalam memahami konsep Aljabar meliputi: bentuk aljabar dan unsur-
unsurnya, persamaan dan pertidaksamaan linear serta penyelesaiannya,
himpunan dan operasinya, relasi, fungsi dan grafiknya, sistem persamaan
linear dan penyelesaiannya, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.7 Namun yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan dalam memahami konsep aljabar dikarenakan masih
banyak siswa terutama siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII
belum dapat memahami bentuk aljabar, sebagai contoh dibawah ini:

1. Deni berjalan sejauh 5x m. karena lelah dia istirahat, kemudian dia


melanjutkan perjalanannya sejauh (2x + 6)m.
a. Tentukan jumlah jarak yangditempuh Deni (dalam m)?
b. Jika jarak yang ditempuh Deni seluruhnya tidak kurang dari 64 cm. susun
pertidaksamaan dalam x, kemudian tentukan nilai x minimum?

Gambar 1.1 Observasi

6
R. Rosnawati, “Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia pada TIMSS
2011”, Prosiding Seminar National Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA,
UNY, 18 Mei 2013
7
Tim Kementrian Pendidikan, “Silabus Mate pelajaran Sekolah Menengah
Pertama/Marasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Mata Pelajaran: Matematika”, (Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), h. 3
4

Dari soal diatas terlihat jelas bahwa siswa tidak menggunakan


pengetahuannya pada operasi bentuk aljabar suku tunggal, dimana ditemukan
salah dalam menjumlahkan huruf (variabel) dengan angka. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pemahaman siswa mengenai operasi bentuk aljabar
masih rendah dan tidak sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dikuasai oleh siswa tersebut.

Lew Hee-Chan, menjelaskan bahwa aljabar merupakan a ways of


thinking, dimana kesuksesan berpikir pada aljabar didasarkan oleh 6 jenis
berpikir matematik, yaitu: Generalization (generalisasi), Abstraction
(abstraksi), Analiticl thinking (berpikir analitis), Dynamic thinking (berpikir
dinamis), modeling (pemodelan), dan organization (pengorganisasian).8

Siswa yang tidak dapat memahami konsep aljabar tentu akan sangat
mempengaruhi hasil belajar. Manurut Rizky & Tri Edi, mengatakan adanya
kesalahan konsep pengetahuan sebelumnya akan menghambat proses akuisi
pengetahuan baru dan akan menyebabkan siswa terus membuat kesalahan
selama belajar materi aljabar dan materi terkait lainnya.9 Hal-hal tersebut
terjadi dikarenakan siswa tidak menggunakan pengetahuannya pada materi
aljabar atau konsep awal yang dimiliki siswa tidak sesuai dengan konsep para
ilmuan dan bisa diakibatkan dari siswa itu sendiri, guru, cara mengajar, buku
ajar dan sebagainya. Kesalahan konsep dapat disebut juga miskonsepsi.
Menurut Suparno, menyatakan bahwa miskonsepsi sebagai pengertian yang
tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-
contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan
hierarki konsep-konsep yang tidak benar.10

8
Hee-Chan Lew, “Developing Algebraic Thinking in Early Grades: Case Study of
Korean Elementary school Mathematics”, The Mathematics Educator 2004, vol. 8 No. 1, 93-95.
9
Rezky A. H. & Tri Edi M. S., Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII
pada Materi Aljabar. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 2, September
2014 (http://jurnal.upi.edu/file/074.pdf (diakses 1 Januari 2016))
10
Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
5

Berbagai miskonsepsi yang terjadi pada siswa akan mengakibatkan


terjadinya kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan dan tentunya berpengaruh juga terhadap hasil belajar. Oleh karena
itulah miskonsepsi yang dimiliki siswa ini tidak boleh dibiarkan bertahan lama
pada diri siswa. Menurut Suparno, bagi guru mengubah miskonsepsi yang
sudah mengakar bukan pekerjaan yang sederhana, terlebih bila mikonsepsi itu
dapat membantu memecahkan persoalan tertentu.11 Penting juga bagi guru
untuk memiliki pengetahuan tentang miskonsepsi siswa pada materi aljabar,
sehingga guru tidak lagi memberikan konsepsi-konsepsi yang salah dalam
pembelajaran terutama di materi aljabar.
Hal tersebut tentunya perlu mendapat perhatian khusus bagi guru,
perhatian ini khususnya terhadap kemampuan berpikir aljabar siswa di
Sekolah Menengah Petama (SMP). Menurut Lew Hee-Chan, menjelaskan
bahwa “Algebra is a subject to learn a thinking way” yang artinya aljabar
adalah subjek untuk belajar cara berpikir.12 Dan menurut Kieran, kemampuan
berpikir aljabar adalah “Algebraic thinking can be interpreted as an approach
to quantitative situations that emphasizes the general relational aspects with
tools that are not necessarily letter-symbolic, butwhich can ultimately be used
as cognitive support for introducing and for sustaining the more traditional
discourse of school algebra”.13 Berpikir aljabar dapat diartikan sebagai
pendekatan untuk situasi kuantitatif yang menekankan aspek relasional umum
dengan alat yang belum tentu berupa symbol huruf, namun pada akhirnya
dapat digunakan sebagai dukungan kognitif untuk memperkenalkan dan
mempertahankan wacana aljabar sekolah yang lebih tradisional.
Oleh karena itu, berdasarkan fenomena dan penjelasan diatas, peneliti
ingin mengetahui sejauh mana terjadi miskonsepsi pada kemampuan berpikir
aljabar siswa, yaitu dengan cara melihat hasil pada tes kemampuan berpikir

11
Suparno, op. cit., h. 3.
12
Hee-Chan Lew, “Developing Algebraic Thinking in Early Grades: Case Study of
Korean Elementary school Mathematics”, The Mathematics Educator 2004, vol. 8 No. 1, 93-95.
13
Carolyn Kieran, “Algebraic Thinking in the Early Grades: What Is It?” ,The
Mathematics Educator, 8: 1, (2004), 143.
6

aljabar siswa dan miskonsepsi yang akan dikatagorikan oleh Leading English
Education and Resource Network (LEARN) dalam Mathematics Programmes
of Study yang berjudul Algebra: Some Common Misconceptions kedalam 4
bentuk miskonsepsi, yaitu; 1) Miskonaepsi pengertian huruf, 2) Miskonsepsi
notasi, 3) Miskonsepsi pengeneralisasian, dan 4) Kesalahan penerapan aturan.
Selain itu, tes ini dapat digunakan untuk menyelidiki apa yang telah diketahui
siswa, mempelajari cara belajar, mengungkap konsepsi salah (miskonsepsi),
dan sebagai alat evaluasi. Sehingga penulis ingin mengadakan penelitian yang
berhubungan dengan masalah tersebut yaitu dengan judul “Analisis
Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Berdasarkan Miskonsepsi”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Konsep aljabar merupakan konsep penting dalam matematika karena
aljabar merupakan cabang matematika dalam matematika yang canggih.
2. Dalam mengkonstruk pengetahuan/konsep, konsep siswa terkadang
berbeda dengan konsepsi ilmiah yang dimiliki oleh para ilmuan.
3. Pada umumnya siswa menganggap matematika terutama di materi aljabar
adalah matapelajaran yang sulit, materi terlalu membingungkan yang
mengakibatkan rendahnya pemahaman konsep-konsep matematika,
sehingga dapat menimbulkan miskonsepsi.
4. Kesuksesan berpikir pada aljabar didasarkan oleh Generalization
(generalisasi), Abstraction (abstraksi), Analiticl thinking (berpikir analitis),
Dynamic thinking (berpikir dinamis), modeling (pemodelan), dan
organization (pengorganisasian).
5. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa akan mengakibatkan terjadinya
kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan
dan tentunya berpengaruh juga terhadap hasil belajar.
6. Miskonsepsi dikatagorikan oleh Leading English Education and Resource
Network (LEARN) dalam Mathematics Programmes of Study yang
7

berjudul Algebra: Some Common Misconceptions, yaitu: pengertian huruf,


notasi, pengeneralisasian, dan kesalahan penerapan aturan.

C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari topik
kajian yang dilakukan, maka pembatasan diperlukan guna memperoleh
kedalam kajian dan untuk menghindari peruasan permasalahan. Adapun
pembetasan masalah dalam hal ini adalah :
1. Peneliti memfokuskan pada miskonsepsi agar mengetahui apakah didalam
kemampuan berpikir aljabar siswa dari teori Lew Hee-Chan terdapat
miskonsepsi.
2. Subyek penelitian dibatasi pada siswa SMP kelas VII
3. Analisis miskonsepsi yang terjadi akan difokuskan pada pengertian huruf,
notasi, pengeneralisasian, dan kesalahan penerapan aturan, yang
dikatagorikan oleh Leading English Education and Resource Network
(LEARN) dalam Mathematics Programmes of Study yang berjudul
Algebra: Some Common Misconceptions.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas,
maka perumusan secara umum dari penelitian ini, yaitu:
1. Bentuk miskonsepsi apakah yang sering dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan tes kemampuan berpikir aljabar?
2. Factor-faktor apa saja yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
miskonsepsi yang sering dilakukan pada kemampuan berpikir aljabar siswa.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
8

a. Menganalisis miskonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar siswa


guna mengetahui apakah terdapat miskonsepsi di kemampuan berpikir
aljabar.
b. Menggolongkan bentuk miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa.
c. Menemukan apa penyebab terjadinya miskonsepsi yang dilakukan oleh
siswa.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru mengenali
tingkat pemahaman kemampuan berpikir aljabar siswa, sehingga guru
dapat melakukan tindak lanjut yang tepat jika terdapat siswa yang
terindetifikasi mengalami miskonsepsi didalam kemampuan berpikir
aljabar siswa.
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
analisis miskonsepsi menggunakan kuis miskonsepsi acuan
berdasarkan LEARN (Leading English Education and Resource
Network) dan tes diagnostik, dan dapat pengetahuan serta menambah
wawasan agar lebih teliti lagi untuk mengajarkan kepada siswa agar
tidak ada lagi miskonsepsi didalam kemampuan berpikir aljabar siswa.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dan
masukkan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya baik yang
sejenis maupun dengan cara lainnya untuk mengungkap atau
mengetahui miskonsepsi siswa dan terus melakukan perbaikan dalam
sistem pengajaran secara baik dan tepat sehingga kecenderungan siswa
mengalami miskonsepsi dapat dikurangi bahkan dicegah.
BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teoritis
1. Kemampuan Berpikir Aljabar
a. Pengertian Berpikir
Pengertian berpikir yang diungkapkan oleh berbagai ahli, seperti
yang diungkapkan oleh Santrock yang mengungkapkan bahawa berpikir
adalah manipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam
memori.1 Menurut Marpaung dalam zu’ma, berpikir atau proses kognitif
adalah proses yang terdiri atas penerimaan informasi baik dari luar atau
dari dalam peserta didik, pengolahan, penyimpangan, dan pengambilan
kembali informasi itu dari ingatan peserta didik.2 Menurut Ahmadi,
berpikir adalah gaya jiwa yang dapat meletakan hubungan antar
pengetahuan. Berpikir merupakan proses yang “dialektis”, artinya selama
berpikir, pikiran dalam keadaan tanya jawab untuk dapat meletakkan
hubungan pengetahuan.3
Sedangkan menurut Suryabrata berpendapat bahwa berpikir
merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses dan
jalannya. Berpikir meliputi tiga komponen pokok, yaitu : 1) Berpikir
merupakan aktivitas kognitif yang terjadi di dalam mental atau pikiran
seseorang, tidak tampak, tidak dapat disimpulkan berdasarkan perilaku
yang tampak; 2) Berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan

1
Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 357
2
Zu’ma Wihdatul Quran (2015), Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Pada
Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan linier, dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/2460/3/Bab
%25202.pdf&ved=0ahUKEwiB1-
Ke0uTQAhUIT48KHapyD6QQFggmMAM&usg=AFQjCNGPKFBCI9Uj-
rcK9QbAIK0bWuc_fw&sig2=FOZePIBu6cKj0wLMsRu2CA (16 Maret 2016)
3
Abu ahmadi, dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
h. 31

9
10

beberapa manipulasi pengetahuan di dalam system kognitif, pengetahuan


yang tersimpan dalam ingatan digabungkan dengan informasi sekarang
sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengenai situasi yang sedang
dihadapi; dan 3) Aktivitas berpikir diarahkan untuk menghasilkan
pemecahan masalah.4
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa berpikir
merupakan proses dimana informasi baik di luar maupun dari dalam
memori seseorang yang ia dapatkan dari informasi dan mengolahnya
dalam pikiran mengenai situasi yang dihadapi, yaitu untuk mengahasilkan
pemecahan masalah.
b. Pengertian Aljabar
Aljabar adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai
generalisasi dari bidang aritmatika. Menurut Michael al-Jabr wa al
Muqabala, translated as The Compendious Book on Calculation by
Completion and Balacing, al-jabr diartikan sebagai operasi perhitungan
dengan mengubah pengurangan menjadi penjumlahan pada sisi lain,
menurut al-muqabala diartikan sebagai perbandingan pengurangan dengan
penjumlahan ke dua sisi.5 Menurut Al-Khwarizmi dalam kohlifah,
menyediakan operasi simbolik untuk solusi sistematis persammaan linear
dan kuadrat.6 Aljabar merupakan bagian dari kurikulum di Pendidikan
menengah.
Hampir semua standar negara bagian untuk tingkat TK sampai 12
mempelajari aljabar dan merupakan salah satu dari lima standar isi pada
Principles and Standards NCTM.7 Konsep aljabar dasar sering digunakan

4
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011), h.
55
5
Michael Hamilton Morgan, “Lost History The Enduring Legacy of Muslim
Scientists, Thinkers, and Artists”, (Washington, D.C: National Geographic Socrety,
2008), h. 91
6
Kholifah, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Heuristik Krulik-Rudnick Terhadap
Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VII MTs
Pembangunan UIN Jakarta)” Skripsi pada Sarjana Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
jakarta 2016, h. 11, tidak diplubikasikan
7
John A. Van de Walle, “ Matematika Sekolah Dasar dan Menengah jilid 2”, Edisi ke 6
(Jakarta: Erlangga, 2010), h. 1
11

dalam kurikulum pendidikan pada mata pelajaran matematika, konsep


aljabar dasar sendiri memberikan pengenalan ide-ide dasar dari aljabar,
didalam efek penambahan dan mengalikan angka, konsep variable, definisi
polynomial, serta faktorisasi dan menentukan akar.
c. Kemampuan Berpikir Aljabar
Beberapa ahli mendefinisikan berfikir aljabar salah satunya yaitu
Ameron, mengatakan bahwa, “algebraic thinking is mental process like
reasoning with unknown, generalizing, and formalizing relation between
magnitude and developing the concept “variable””.8 yang artinya bahwa
berpikir aljabar merupakan proses mental dengan sesuatu yang tidak
diketahui, menggeneralisasi, dan membuat formula hubungan antara
besaran-besaran dan membangun konsep variable.
Menurut Habert dan Brown, mengatakan bahwa “Algebra thinking
is using mathematical symboly and tools to analyse different situation by
(1) representing that information mathematically in words, diagrams,
table, graphs, and equations, and (2) interpreting and applying
mathematical finding, such as solving for unknowns, testing conjectures,
and identifying functional relationship”.9 Yang artinya berfikir aljabar
adalah penggunaan symbol matematika dan alat untuk menganalisis
kondisi-kondisi berbeda dengan cara (1) merepresentasikan informasi
secara matematik dalam bentuk kata-kata, diagram, table, grafik, dan
persamaan, dan (2) mengartikan dan menggunakan temuan matematika
seperti penyelesaian nilai yang tidak diketahui, mengetes pembuktian dan
mencari hubungan-hubungan suatu fungsi.
Swafford dan Lagrall mendefinisikan berpikir aljabar sebagai
berikut: “Promoted algebraic thinking as the ability to operate on an
unknown quantity as if the quantity was known, in contrast to arithmetic

8
Ameron, B. A. Van,. 2002. Reinvation of Early Algebra. Disertasi tidak diterbitkan.
Online (http://igitur-archive.library.uu.nl/disssertations/2002-1105-161148/c2.pdf, diakses 19
januari 2017)
9
M’amosa M.E. Ntsohi, “Investigating Teaching and Learning of Grade 9 Algebra
Through Excel Spreadsheets: A Mixed-Methods Case Study for Lesotho”, Dissertation presented
for the degree of Doctor of Education, (Stellenbosch University, 2013), h. 22
12

reasoning which involves operations on known quantities”.10 Definisi


tersebut menjelaskan bahwa dalam berpikir aljabar melibatkan operasi
pada bilangan yang tidak pasti atau bilangan yang sudah dilambangkan
dengan variabel, sedangkan arimatika melibatkan perhitungan pada
bilngan yang pasti.
Menurut Van De Walle, berpikir aljabar atau logika aljabar salah
satunya adalah melakukan generalisasi dari pengalaman dengan bilangan
dan perhitungan, memformalisasikan ide-ide ini dengan penggunaan
sistem simbol yang berguna, dan mengeksplorasi konsep-konsep dari pola
dan fungsi.11 Sedangkan menurut Lew Hee-Chan menjelaskan bahwa
aljabar merupakan “Algebra is a subject dealing with expressions with
symbols and the extended numbers beyond the whole numbers in order to
solve equations, to analyze functional relations, and to determine the
structure of the representational system which consists of expressions and
relations”.12 Yang dapat diartikan bahwa berpikir aljabar adalah subjek
yang berhubungan dengan ekspresi dengan symbol dan angka
diperpanjang melampaui seluruh nomer untuk menyelesaikan persamaan,
untuk menganalisis fungsional, dan untuk menentukan struktur system
representasi yang terdiri dari ekspresi dan hubungan.
Berdasarkan berbagai teori-teori berpikir aljabar yang
dikemukakan oleh para ahli diatas, kemampuan berpikir aljabar
menyajikan informasi dalam bentuk symbol. Berpikir aljabar merupakan
dasar dari kemampuan berpikir matematika dan penalaran. Kemampuan
berpikir aljabar dapat di kembangkan dengan membiasakan siswa
mengerjakan soal-soal pemecahan masalah. Selain itu, seorang siswa harus
mampu memahami pola, hubungan dan fungsi, dan menganalisis masalah

10
Barba Patton and Estella De Los Santos, Analyzing Algebraic Thinking Using Gues
My Number Problem, International Journal of Intruction, Vol. 5, 2012, p 7
11
John A. Van de Walle. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Jilid 2 (E. 6).
Jakarta : Erlangga
12
Lew Hee-Chan, “Developing Algebraic Thinking in Early Grades: Case Study in
Korean Sshool Mathematic”. The Mathematic Educator. 8; 1, (2004) h. 92
http://Math.nie.edu.sg/ame/matheduc/journal/v8_1/v81_88.aspx (10 Maret 2016)
13

matematika ke dalam bahasa sehari-hari dengan menggunakan symbol-


simbol aljabar.
Penggunaan symbol dalam berpikir aljabar digunakan sebagai
perwujudan generalisasi, dimana generalisasi menjadi salah satu aspek
terpenting yang perlu di perhatikan, jika siswa memahami generalisasi
maka kemampuan siswa akan berkembang. Sebagai contoh x + 0 = x
adalah representase simbolis dimana ketika nol ditambahakan dengan
bilangan apapun maka hasilnya adalah bilangan tesebut.
Persamaan merupakan objek dari berpikir aljabar, namun tidak
semua masalah yang mengandung persamaan merupakan ciri-ciri dari
berpikir aljabar. Misalkan terdapat sebuah persamaan 3x + 4 = 2x + 8,
banyak siswa yang menggunakan metode trial and error (mengamati nilai
x dengan sebuah bilangan, misalnya x = 3 atau x = 4, dll) sampai bilangan
tersebut memenuhi persamaan. Prosedur tersebut bukan merupakan
kegiatan berpikir aljabar melainkan merupakan prosedur aritmatika saja.
Aritmatika berfokus pada jawaban sedangkan aljabar berfokus pada
representase hubungan.13 Radford L. mengatakan ada tiga ciri-ciri berpikir
aljabar, yaitu:14
1) Indeterminacy adalah mengandung bilangan yang tidak pasti (tidak
diketahui, variabel, parameter, dll)
2) Denotation adalah suatu bilang yang tidak pasti dalam sebuah
masalah harus diberi nama atau dilambangkan. Simbolisasi dapat
menggunakan beberapa cara, salah satunya menggunakan
alfanumerik (penggantian dengan huruf alphabet). Denotasi dari
bilangan juga dapat dilambangkan melalui bahasa alam, gerak tubuh,
tanda-tanda yang tidak konvensional, atau bahkan dari campuran.
3) Analyticity adalah suatu bilangan yang tidak pasti dioperasikan
seperti bilangan biasa artinya bilangan yang sudah disimbolkan

13
Carolyn Kieran, Algebraic Thinking in the Early Grades: What Is It?, The Mathematics
Education, Vol. 8, 2004, p.140.
14
Luis Radford, The Progressive Development of Early Embodied Algebraic Thinking,
Mathematics Education Research Group of Australasia, Inc., 2014. p. 260.
14

dioperasikan seperti bilangan yang sudah diketahui nilainya (yaitu,


menambahkan, mengurangi, mengalikan dan membaginya).
Pada persamaan 3x + 4 = 2x + 8, untuk menyelesikan persamaan
tersebut, setiap sisi persamaan mula-mula kita kurangkan dengan nilai
seperti 2x, kemudian kita kurangkan dengan nilai 4 dan yang terakhir kita
bagi dengan 1, maka mendapatkan nilai x = 4. Nilai x didapat bukan
melalui aritmatika trial and error, tetapi melalui aljabar analitik. Siswa
beranggapan bahwa tanda sama dengan (=) pada sebuah persamaan
melambangkan jawaban dari sebuah masalah, misalkan 10 + 20 = 30, yang
berarti kettika 10 + 20 maka jawabannya adalah 30. Anggapan tersebut
kurang tepat, tanda sama dengan merupakan representasi dari sebuah
hubungan yang menunjukan ekspresi di ruas kiri tanda sama dengan
merupakan jumlah yang sama dengan ekspresi di ruas kanan.
d. Indikator Kemampuan Berpikir Aljabar
Berpikir aljabar memiliki indikator-indikator yang terkandung di
dalamnya, indikator-indikator inilah yang menjadi acuhan untuk melihat
kemampuan berpikir aljabar. Ada pun indikator berpikir aljabar yang
digunakan dalam penelitian ini, penulis memacu pada teori Lew dalam
zu’ma. Kesuksesan berpikir pada aljabar didasarkan oleh 6 indikator
berpikir matematik, yaitu: 15
a) Generalization (generalisasi), adalah proses untuk menemukan pola
atau bentuk, yang diawali dengan pola yang diidentifikasi dari objek
yang diberikan.
b) Abstraction (abstraksi), merupakan proses untuk mengekstrak obyek
matematika dan hubungan-hubungan berdasarkan generalisasi.

15
Zu’ma Wihdatul Quran (2015), Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Pada
Materi Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan linier, dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/2460/3/Bab
%25202.pdf&ved=0ahUKEwiB1-
Ke0uTQAhUIT48KHapyD6QQFggmMAM&usg=AFQjCNGPKFBCI9Uj-
rcK9QbAIK0bWuc_fw&sig2=FOZePIBu6cKj0wLMsRu2CA (16 Maret 2016)
15

c) Analiticl thinking (berpikir analitis), adalah proses kebalikan yang


digunakan dalam kondisi masalah dengan tujuan untuk menemukan
kondisi yang diperlukan dalam penyelesaian.
d) Dynamic thinking (berpikir dinamis), adalah berpikir dengan
melibatkan variable sebagai obyek yang dapat dirubah-rubah.
e) modeling (pemodelan), adalah proses untuk merepresentasi situasi
kompleks menggunakan ekspresi matematika, untuk
menginvestigasikan situasi dengan model, dan untuk
menggambarkan hubungan dari suatu aktivitas.
f) organization (pengorganisasian), menyediakan berbagai kombinasi
berpikir untuk menemukan semua variable independen, yang penting
dalam berbagai aktivitas pemecahan masalah.
2. Miskonsepsi
a. Pengertian Mikonsepsi
Miskonsepsi berasal dari serapan bahasa Inggris “misconception”
yang artinya dalam bahasa Indonesia salah paham.16 Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah paham memiliki arti salah
dan keliru dalam memahami pembicaraan, pernyataan atau sikap orang
lain.17 Beberapa pengertian miskonsepsi lainnya menurut para ahli sebagai
berikut:
1) Menurut Suparno (1997, h. 95) menyatakan bahwa miskonsepsi
sebagai pegertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep
yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-
konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang
tidak benar. Menurut Menis dan Frase (1992) menyatakan
miskonsepsi siswa dapat diartikan sebagai refleksi pemikiran siswa
atau kegagalan dalam menerapkan kurikulum. Modell, Michael dan
Wenderoth (2005, h. 2) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan

16
John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesia Dictionary, (Jakarta:
Gramedia, 1996), Cet. XXIII, h. 382
17
Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet. Ke-3, h. 982
16

pemahaman suatu konsep atau prinsip yang tidak konsisten dengan


penafsiran atau pandangan yang berlaku umum tentang konsep
tersebut.18
2) Menurut Novak, miskonsepsi sebagai suatu interprestasi konsep-
konsep, dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Menurut
Brown, miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan
mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Menurut Feldsin,
miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar
antara konsep-konsep. Menurut Fowler, miskonsepsi sebagai
pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang
salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-
konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang
tidak benar.19
3) Menurut Bambico, miskonsepsi terjadi karena kebingungan atau
kekurangan pengetahuan. Apabila siswa sudah mengalami
kebingungan pada satu materi pokok dalam matematika maka dapat
dipastikan, dalam materi pokok selanjutnya siswa juga akan
mengalami kebingungan karena siswa tidak bisa menemukan
keterkaitan antar materi pokok tersebut20
Berdasarkan para ahli tersebut, maka miskonsepsi dapat dinyatakan
sebagai pemahaman yang keliru terhadap suatu konsep atau salah
menginterpretasikan antar beberapa variable yang saling mempengaruhi,
kekeliruan itu menunjukan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar alam pada
bidang itu sendiri. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal sebuah

18
Dr. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), h. 76
19
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisik a, (Jakarta:
Grasindo, 2005) h. 4-5.
20
Bambico, Teresita. (2002). Mathematical Strengths, Difficulties and Misconceptions of
Teachers: Analysis of their Performance in an Achievement Test. Jepang: Hiroshima University.
17

pemahaman, kesalahan pada konsep awal itu sendiri, hubungan yang tidak
benar antara konsep-konsep, dan pandangan yang naif.
b. Ciri-ciri Miskonsepsi
Berdasarkan hasil penemuan para peneliti mengenai miskonsepsi
yang kemudian disusun oleh Van den Berg dalam Abdul Gofur, siswa
yang pernah mengalami miskonsepsi memiliki ciri atau sifat sebagai
berikut: 21
1) Sangat tahan akan perubahan, sulit sekali untuk dirubah
2) Sering kali siswa salah konsep terus menerus dan mengganggu,
walaupun untuk soal yang sederhana
3) Sering kali terjadi regresi, yaitu siswa yang sudah pernah mengatasi
miskonsepsi, beberapa bulan kemudian salah lagi
4) Miskonsepsi siswa tidak dapat dihilangkan dengan metode ceramah
5) Siswa, mahasiswa, guru, dosen, maupun peneliti dapat mengalami
miskonsepsi
6) Siswa yang pandai dan lemah, kedua-duanya dapat mengalami
miskonsepsi.
Lingkungan dan budaya dapat memperkuat miskonsepsi juga.
Terkadang miskonsepsi dapat menghambat pembelajaran yang baru dan
medapatkan gagasan yang keliru dari orang lain, termasuk guru dan
pengarang buku prmbelajaran.
c. Penyebabnya Miskonsepsi
Penyebab miskonsepsi menurut Suparno, faktor penyebab
miskonsepsi pada siswa berdasarkan lima sebab utama, yaitu berasal dari
siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Adapun
penjelasan rincinya seperti yang disajikan pada tabel 2.1 dibawah ini.22

21
Abdul Gofur. Analisis Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Redoks, (skripsi). Jakarta:
UIN Jakarta, 2013 h. 9
22
Suparno, op. cit., h. 53.
18

Tabel 2.1
Penyebab Miskonsepsi
No. Sebab Utama Sebab khusus
Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran
humanistic, reasoning yang tidak lengkap,
1 Siswa intuisi yang salah, tahap perkembangan
kognitif siswa, kemampuan siswa, dan minat
belajar siswa
Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari
bidang matematika, tidak membiarkan siswa
2 Guru/pengajar
mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru-
siswa tidak baik
Penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam
rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi
bagi siswa, siswa tidak tahu membaca buku
3 Buku Teks teks, buku fiksi matematika kadang-kadang
konsepnya menyimpang demi menarik
menariknya pembaca, dan kartun sering
memuat miskonsepsi
Pengalaman siswa, bahasa sehari-hari
berbeda, teman diskusi yang salah,
keyakinan dan agama, penjelasan orang
4 Konteks tua/orang lain yang keliru, konteks hidup
siswa (tv, radio, film yang keliru), dan
perasaan senang/tidak senang; bebas atau
dalam keadaan tertekan
Hanya berisi ceramah dan menulis, tidak
mengungkapkan miskonsepsi, tidak
Cara
5 mengoreksi PR yang salah, model analogi
Mengajar
yang dipakai kurang tepat, model
demonstrasi sempit, dll

Miskonsepsi dapat terjadi saat siswa menyelesaikan atau


menghadapi suatu permasalahan atau soal latihan dengan jawaban salah
atau tidak tepat. Miskonsepsi merupakan sumber dari ketidakmampuan
siswa memahami suatu konsep karena sifatnya yang resisten dan sukar
untuk diperbaiki.23 Kesalahan tersebut dapat terjadi oleh bebrapa sebab,
antara lain: menurut Masril (1) Guru jarang menjelaskan kaitan antar
23
Sukisman Purtadi dan Rr. Lis Permana Sari. 2007. Analisis Miskonsepsi Konsep Laju
dan Kesetimbangan Kimia Pada Siswa SMA. (UNY)
19

konsep – konsep suatu topik tertentu. (2) Guru jarang bertolak memulai
pembelajaran dengan mengungkap miskonsepsi atau konsepsi awal siswa
sebelum menanamkan konsep baru. (3) Guru jarang memperhatikan
konsep prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum menjelaskan materi
baru. (4) Pembelajaran konsep masih didasarkan pada asumsi bahwa
pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran
siswa. (5) Pembelajaran sering mengabaikan strategi konflik kognitif. (6)
Pembelajaran sering mengabaikan penerapan strategi pembelajaran
perubahan konseptual.24 Selain itu juga kemungkinan faktor lainnya,
seperti kelengkapan informasi yang diterima, kesalahan penyampaian
dalam buku teks atau informasi tambahan dari media pembelajaran yang
digunakan, kesalahan dari siswa yang terlalu dituntun atau pasif dan
menerima apa adanya dari guru, materi yang terlalu kompleks dan tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, atau materi yang
dibahas sangat jauh berbeda dengan kehidupan atau pengalaman siswa
sehari-hari yang siswa temui.
Mengatasi miskonsepsi siswa tidaklah mudah dikarenakan
sejumlah miskonsepsi bersifat kekal meskipun telah diusahakan untuk
menjelaskannya dengan penalaran yang logis. Oleh karena itu, mengetahui
miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa adalah sebuah keharusan dan
kebutuhan guru. Dalam menganalisis miskonsepsi diperlukan sebuah
pedoman yang akan memberikan tuntunan tentang bagaimana
mengahadapi miskonsepsi tersebut. Sehingga diharapkan pemahamn
konsep siswa terhadap suatu konsep menjdi lebih baik
3. Bentuk Miskonsepsi pada Aljabar
Leading English Education and Resource Network (LEARN) dalam
artikel yang berjudul Algebra: Some Common Misconceptions menjelaskan
bahwa seringkali siswa mengalami kesulitan dengan aljabar karena
miskonsepsi di berbagai area. Adapun penjelasan rincinya yaitu:

24
Masril. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Graphic
Organizers Melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD. ISSN: 2252-3014. http://ejournal.unp.ac.id
20

1) Miskonsepsi pada pengertian huruf, yang meliputi: Mengabaikan


keberadaan huruf (variabel), tidak dapat membedakan fungsi huruf
sebagai variable atau sebagai satuan, menganggap huruf sebagai suatu
objek, menganggap ada aturan yang digunakan untuk menggunakan
angkadari suatu huruf, berfikir huruf memiliki nilai tertentu,
menganggap huruf yang berbeda mewakili huruf yang berbeda, dan
berfikir bahwa huruf mewakili suatu bilangan asli.
2) Miskonsepsi tentang notasi, yang meliputi: Kesalahan penyambungan
huruf dan angkadisebabkan siswa menganggap symbol operasi bukan
bagian dari jawaban, dan Mengabaikan penggunaan tanda kurung
ketika dibutuhkan.
3) Miskonsepsi tentang pengeneralisasi, yang meliputi: Tidak memahami
pernyataan penting dari sebuah metode, ketidak mampuan
mengeneralisasi karena kurang memahami operasi aritmatika, dan
tidak mampu mengeneralisasi karena siswa tidak mampu untuk
menentukan metode yang digunakan.
4) Kesalahan pengalikasian aturan, yang meliputi: Mengabaikan tanda-
tanda ketika memanipulasi.

B. Hasil Penelitian yang Relavan


1) Wahid, Agung Hartoyo, dan Ade Mirza (2013), dengan judul
“Miskonsepsi Siswa Pada Materi Operasi pada Bentuk Aljabar Kelas VII
SMP Haebat Islam”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang
miskonsepsi pada materi aljabar acuan LAERN, maka Simpulan penelitian
adalah: (1) Miskonsepsi siswa kelas VII SMP Haebat Islam dominan
berbentuk miskonsepsi notasi dan miskonsepsi pengeneralisasian. (2)
Miskonsepsi siswa kelas VII SMP Haebat Islam dominan disebabkan oleh
pemikiran asosiatif siswa, reasoning (penalaran) yang tidak lengkap/salah,
dan kurangnya minat belajar matematika siswa.
2) Zu’ma Wihdatul Qur’ani (2015), dengan judul “Analisis Kemampuan
Berpikir Aljabar Siswa Pada Materi Sistem Persamaan dan
21

Pertidaksamaan Linier”. Berdasarkan data dalam penelitian ini berupa nilai


ulangan harian siswa kelas X-MIA-4, pengerjaan tertulis dan hasil
wawancara terhadap 6 subjek dari 3 kelompok, yakni 2 subjek dari
kelompok tinggi, 2 subjek dari kelompok rendah, dan 2 subjek dari
kelompok rendah. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan sebagai
berikut: 1. Kemampuan berpikir aljabar siswa kelompok tinggi pada
materi system persamaan dan pertidak samaan linier adalah baik; 2.
Kemampuan berpikir aljabar siswa kelompok sedang pada materi system
persamaan dan pertidak samaan linier adalah cukup; 3. Kemampuan
berpikir aljabar siswa kelompok rendah pada materi system persamaan dan
pertidak samaan linier adalah kurang.
3) Alif Lingga dan Winda Sari, dengan judul “Pengaruh Kemampuan
Berpikir Aljabar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
(Studi Kasus di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kaliwedi Kabupaten Cirebon
pada Tahun Ajaran 2012/2013)”. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data diperoleh: Untuk kisi-kisi tes kemampuan berpikir aljabar sebagian
besar belum dimiliki siswa yaitu: Indikator membuat generalisasi dari pola
yang ada (61,1%); indikator membuat diagram alur (66,7%); dan indikator
menginterpretasikan informasi dan hasil dalam konteks matematika
menggunakan kemampuan logika dan penalaran (55,6%). Sedangkan
untuk kemampuan pemecahan masalah kebanyakan siswa memiliki
kemampuan pada katagori sedang. Berdasarkan hasil regresinya, diperoleh
Y = 23,654 + 0,630X yang artinya kemampuan berpikir aljabar
berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.
4) Rezky Agung Herutomo dan Tri Edi Mulyono Saputro (2014), dengan
judul “Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII pada Materi
Aljabar”. Berdasarkan hasil penelitian kesalahan siswa dalam memahami
konsep variabel di antaranya: kesalahan memahami huruf sebagai label,
kurang memahami variabel sebagai sesuatu yang belum diketahui nilainya,
konjoining operasi penjumlahan dan perkalian, kurang memahami variabel
22

sebagai generalisasi bilangan, misinterpretasi terkait makna


total/jumlahan, dan kesalahan dalam membentuk persamaan. Kesalahan
siswa terkait operasi bentuk aljabar di antaranya: miscancellasi, konjoining
operasi penjumlahan dan perkalian, kurang memahami sifat distributif, dan
kurang memahami operasi pecahan. Kesalahan siswa terkait SPLDV
diantaranya: melakukan penjelasan verbal, menebak tanpa
penjelasan/alasan, kesalahan representasi, dan kurang memahami variabel
sebagai sesuatu yang belum diketahui nilainya.
5) Gunawardena Egodawatte (2011), dengan judul “Secondary School
Students’ Misconceptions In Algebra”. Rubric of errors or possible
misconceptions for variables: 37%, Rubric of errors or possible
misconceptions for algebraic expressions: 79%, Rubric of errors or
possible misconceptions for algebraic equations: 48%, Rubric of errors or
possible misconceptions for algebraic word problems: 85%.
6) Siti Rohani, dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal-soal Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran pada Siswa Kelas VIII
Semester Genap SMP MTA Gemolong Tahun Ajaran 2008/2009”.
Berdasarkan hasil analisis data 5 siswa yang menjadi subyek penelitian
dan perhitungan persentase siswa yang melakukan kesalahan terhadap 35
siswa kelas VIII E yang mengikuti tes diperoleh kesimpulan bahwa
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pokok
bahasan garis singgung lingkaran yang paling banyak terjadi adalah pada
tipe kesalahan pemahaman konsep. Hal ini dikarenakan siswa belum
mempunyai gambaran tentang materi garis singgung lingkaran dalam
skema pikirannya atau belum memahami dengan baik tentang materi garis
singgung lingkaran.

C. Kerangka Berpikir
Dalam Standar Kompetensi Lulusan pada pelajaran matematika
terutama pada materi aljabar yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
memahami konsep aljabar, yaitu: menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
23

memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,


mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan. Namun sering kali pemahaman
konsep terutama pada aljabar terlupakan oleh pendidikan di Indonesia dan
banyak yang tidak sadar akan pentingnya siswa memahami konsep pada
aljabar, kebanyakan pendidik hanya melihat hasil akhirnya saja seperti
jawabannya benar tanpa diberikan penjelasan atau cara menemukan hasil yang
ia dapatkan, dan dianggap bahwa siswa memahami materi yang sudah di
ajarkan seperti di bab sebelumnya.
Salah satu cara mengukur miskonsepsi pada kemampuan berpikir
aljabar siswa adalah dengan memberikan tes uraian. Melalui hasil tes uraian
ini akan dianalisis apakah terdapat miskonsepsi dan miskonsepsi apa saja yang
banyak dilakukan siswa di kemampuan berpikir aljabar dalam mengerjakan
soal-soal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
mempelajari kemampuan berpikir aljabar siswa dengan mengacu pada hasil
tes miskonsepsi yang dikerjakan oleh siswa. Penelitian akan dilakukan pada
siswa kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta.
Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi validasi, pemberian tes
uraian, analisis tes uraian, wawancara, dan analisis hasil wawancara. Validasi
pada penelitian ini meliputi validasi instrumen tes. Pada penelitian ini terdapat
dua belas validator yang akan memvalidasi, validator terdiri dari empat dosen
dan delapan guru mata pelajaran matematika.
Pada tes uraian yang diberikan kepada siswa, tes kemampuan berpikir
aljabar meliputi soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa ditinjau dari
aktivitas/kemampuan dalam berpikir aljabar, yaitu Generalization
(generalisasi), Abstraction (abstraksi), Analiticl thinking (berpikir analitis),
Dynamic thinking (berpikir dinamis), modeling (pemodelan), dan organization
(pengorganisasian). Setelah dilakukan analisis terhadap hasil tes kemampuan
berpikir aljabar terhadap siswa, selanjutnya dilakukan klasifikasi terhadap
miskonsepsi yang terdapat di kemampuan berpikir aljabar mereka. Klasifikasi
24

terdiri dari tingkat rendah, tingkat sedang, dan tingkat tinggi. Dari masing-
masing kelompok tersebut kemudian diambil dua sampel untuk dilakukan
analisis terhadap miskonsepsinya. Untuk menambah pemahaman peneliti,
maka selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 6 sampel tersebut. Penelitian
ini dilakukan di satu sekolah, sehingga sampel yang diambil berjumlah 42
siswa dari 7 kelas.
Analisis data wawancara yang dilakukan meliputi kegiatan reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan
dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Penyajian
data meliputi pengklarifikasian dan identifikasi data, menuliskan kumpulan
data yang terorganisir dan terkategori sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Penarikan kesimpulan yaitu membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan untuk menjawab permasalahan dari penelitian yang dilakukan.
Analisis kemampuan berpikir ini merupakan langkah awal untuk
mengetahui sejauh mana terjadi miskonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar
siswa. Setelah diketahui sejauh mana terjadi miskonsepsi pada kemampuan
berpikir aljabar siswa dapat kita digunakan sebagai acuan untuk upaya-upaya
meningkatkan kemampuan berpikir aljabar itu sendiri dan meminimalisir
terjadinya miskonsepsi dalam pembelajaran matematika terutama pada materi
aljabar.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di MTs Pembangunan UIN Jakarta, tahun
ajaran 2016/2017 pada tanggal 26 Januari 2017 – 1 Februari 2017. Tes
kemampuan berpikir aljabar dilakukan pada tanggal 26 Januari 2017 untuk
kelas VII A, VII C, VII D, VII E, VII G dan VII H, sedangkan kelas VII B dan
VII F dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2017.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey karena ingin memperoleh
gambaran secara umum mengenai miskonsepsi yang terjadi pada siswa MTs
Pembangunan UIN Jakarta. Metode penelitian survey digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi mengenai populasi yang besar dengan
menggunakan sampel. Ada tiga karateristik utama survey yaitu 1) informasi
yang dikumpulkan mendekripsikan beberapa aspek antara lain kemampuan,
sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi; 2) informasi yang
dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan; 3) informasi diperolah dari
sempel bukan dari populasi.1
Dalam pengumpulan data, peneliti mengumpulkan informasi mengenai
mikonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar siswa yang dideskripsikan
dengan cara menganalisis kesesuaian data hasil kemampuan berpikir aljabar
siswa dengan konsep yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan
instrumen berupa soal tes, dimana soal terdiri dari miskonsepsi yang
dikatagorikan oleh LEARN kedalam empat bentuk miskonsepsi, yaitu; 1)
Miskonsepsi pengertian huruf; 2) Miskonsepsi notasi; 3) Miskonsepsi

1
Nana Syaodih Sukmadinata. “Metode Penelitian Pendidikan”. (Bandung: PT
Ramaja Rosdakarya, 2006). H. 82

25
26

pengeneralisasian; dan 4) Kesalahan penerapan aturan, dan kemampuan


berpikir aljabar yang didasari oleh 6 kriteria dari Lew Hee-Chan, yaitu:
Generalization (generalisasi), Abstraction (abstraksi), Analiticl thinking
(berpikir analitis), Dynamic thinking (berpikir dinamis), modeling
(pemodelan), dan organization (pengorganisasian). Adapun bagan alur pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penyusunan dan Menguji isi instrumen soal


Tahap I Justifikasi Instrumen oleh validitor
soal
(Persiapan
Instrumen Soal
Instrumen) Kemampuan Berpikir Menganalisis hasil uji
Aljabar validator

Analisis Data Miskonsepsi


Menyebarkan Soal pada Kemampuan Berpikir
Tahap II Kepada Siswa Aljabar

(Pengolahan

Data)
Pengumpulan Data 1. Miskonsepsi pada
Hasil Penelitian pengertian huruf

2. Miskonsepsi
tentang notasi
wawancara

Tahap III 3. Miskonsepsi


tentang
pengeneralisasi
(Penarikan
Penarikan 4. Kesalahan
Kesimpulan) pengaplikasian
Kesimpulan aturan

Gambar 3.1. Alur Penelitian

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa MTs Pembangunan UIN
Jakarta. Unit analisis yang ingin diteliti yaitu siswa kelas VII A, VII B, VII C,
27

VII D, VII E, VII F, VII G, dan VII H. Subjek penelitian akan diberi tes
kemampuan berpikir aljabar. Selanjutnya hasil tes pada kemampuan berpikir
aljabar siswa dianalisis, untuk diteliti lebih lanjut apakah terdapat miskonsepsi
atau tidak, kemudian dilakukan wawancara. Pemilihan subjek dilakukan
dengan pertimbangan berapa banyak siswa melakukan miskonsepsi. Menurut
Moleong, pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif bermaksud untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi informasi dari sumber data. Sehingga
dalam penelitian kualitatif tidak ada sempel acak, tetapi sempel bertujuan
(purposive sampling).2 Untuk kepentingan penelitian, peneliti membuat
kriteria nilai yang tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan pada ulangan harian
dengan kriteria seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Nilai Penelitian

Kriteria Interval Nilai


Tinggi x + σ < x ≤ 100
Sedang x-σ<x≤x+σ
Rendah 0≤x≤x–σ

Dengan x adalah rata-rata nilai ulangan harian, sedangkan σ adalah


Standar deviasi dari nilai ulangan harian, begitu juga dengan tes kemampuan
berpikir aljabar dimana x adalah nilai rata-rata dan σ adalah setandar deviasi.
Pada awalnya skor pada tes kemampuan berpikir aljabar memiliki rentang 1 –
5 untuk setiap nomor. Selanjutnya skor rata-rata yang diperoleh dikonversi ke
dalam bentuk nilai dengan rentang 0 – 100. Rumus untuk mengkonversikan
skor yang diperoleh

x 100%

Kemudian dilihat dari hasil kerja siswa pada soal kemampuan berpikir
aljabar, apakah terdapat miskonsepsi pada soal tersebut. Jika terdapat

2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT
Ramaja Rosdakarya, 2016), h. 224
28

miskonsepsi pada soal kemampuan berpikir aljabar siswa, selanjutnya dilihat


miskonsepsi apa saja yang sering dilakukan siswa.
Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subjek yang akan dipilih,
subjek yang terpilih yaitu siswa yang melakukan kesalahan secara sistematis
atau berulang, artinya kesalahan yang dilakukan identik pada beberapa item
soal berdasarkan materi yang diteliti. Setelah dilakukan wawancara, tidak
menutup kemungkinan akan terjadi perubahan untuk katagori di atas, jika hal
ini terjadi maka dilakukan pemilihan subjek berulang-ulang sampai didapat
subjek yang mewakili katagori tersebut, kecuali jika memang tidak ada lagi
subjek menempati katagori tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan tahapan yang perlu dilakukan
dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, baik
dengan menggunakan instrument tes maupun non-tes. Teknik pengumpulan
data yang akan dilakukan ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes uraian
dan wawancara.
Tes dalam pendidikan pada umumnya bersifat untuk mengukur hasil
belajar maupun sifat psikologis siswa. Item tes yang digunakan yaitu tes
uraian dan wawancara, tes uraian ini dapat digunakan untuk mengungkap
bagaimana siswa menginga, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya
atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri untuk mengungkap miskonsepsi apa saja
yang sering dilakukan siswa. Sedangkan wawancara dilakukan untuk melihat
penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa. Tes yang di pergunakan dalam
penelitian ini yaitu tes tertulis yang serupa dengan tes hasil belajar berupa tes
uraian disertai kriteria di dalam LEARN (Leading English Education and
Resource Network) dan Lew Hee-Chan, “Developing Algebraic Thinking in Early
Grades: Case Study in Korean Sshool Mathematic”, dan wawancara yang
29

bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar


siswa.

E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang di gunakan adalah tes kemampuan berpikir
aljabar yang berupa tes uraian tertulis. Tes disusun berdasarkan indikator
kemampuan berpikir aljabar dan miskonsepsi yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya. Setiap butir soal yang terdapat pada instrument digunakan untuk
mengukur indicator tertentu. Agar tes kemampuan berpikir aljabar dapat
digunakan, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validasi ahli. Kisi-kisi
instrument yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Aljabar

Kompetensi No.
Pokok Bahasan Indikator Berpikir Aljabar
Dasar Soal
Generalisasi: Proses untuk
menemukan pola atau bentuk,
yang diawali dengan pola yang 1, 2
Memahami diidentifikasi dari objek yang
kemampuan diberikan
berpikir aljabar
Abstraksi: Merupakan proses
terkait dengan
untuk mengekstrak obyek
menyelesaikan
matematika dan hubungan- 3, 4
persamaan
hubungan berdasarkan
linear satu
generalisasi
variable,
Berpikir Analitis: proses
menyesaikan Persamaan dan
kebalikan yang digunakan dalam
pertidaksamaan Pertidaksamaan
kondisi masalah dengan tujuan 5, 6
satu variabel, linear satu
untuk menemukan kondisi yang
membuat dan variable
diperlukan dalam penyelesaian.
menyelesaikan
Berpikir Dinamis: berpikir
model
dengan melibatkan variable
matematika 7, 8
sebagai obyek yang dapat
dari masalah
dirubah-rubah.
yang berkaitan
dengan Pemodela: proses untuk
persamaan merepresentasi situasi kompleks
linear menggunakan ekspresi 9,
matematika, untuk 10
menginvestigasikan situasi
dengan model, dan untuk
30

menggambarkan hubungan dari


suatu aktivitas
Pengorganisasian: menyediakan
berbagai kombinasi berpikir
untuk menemukan semua 11,
variable independen, yang 12
penting dalam berbagai aktivitas
pemecahan masalah
Jumlah 12

Tes kemampuan berpikir aljabar siswa disusun dengan menggunakan


pensekoran, yaitu berkisaran pada nilai 0 sampai dengan 5. Pedoman
pemberian sekor yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.2.

Tabel 3.2. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Berpikir Aljabar

Skor
No. Indikator Kriteria Skor
Mak.
Menggunakan konsep untuk membuat
5
generalisasi dengan tepat
Menggunakan konsep dari masalah
untuk menemukan pola yang
dibutuhkan dalam membuat 4
generalisasi dengan tepat, namun tidak
membuat grafik
Hanya mengerjakan setengah, namun
konsep menemukan pola yang
1 Generalization dibutuhkan dalam membuat 3 5
generalisasi dengan tepat.
Menggunakan informasi dari masalah
untuk menentukan pola yang
2
dibutuhkan dalam membuat
generalisasi dengan tidak tepat.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Menemukan hubungan-hubungan
2 Abstraction berdasarkan generalisasi dan 5 5
membuktikannya dengan tepat
31

Menemukan hubungan-hubungan
berdasarkan generalisasi dengan tepat
dan membuktikannya dengan tepat 4
namun terdapat sedikit kesalahan ayau
tidak menggambarkan grafik.
Hanya mengerjakan setengah, namun
menemukan hubungan-hubungan 3
berdasarkan generalisasi dengan tepat.
Menemukan hubungan-hubungan
berdasarkan generalisasi dengan tidak
2
tepat dan membuktikannya dengan
tidak tepat
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Menemukan kondisi yang diperlukan
dalam penyelesaian dengan tepat dan 5
membuktikannya dengan tepat
Menemukan kondisi yang diperlukan
dalam penyelesaian dengan tepat dan
membuktikannya dengan tepat namun 4
terdapat sedikit kesalahan atau tidak
menggambarkan grafik.
Analiticl Hanya mengerjakan setengah, namun
3 5
thinking dapat menemukan kondisi yang
3
diperlukan dalam penyelesaian dengan
tepat.
Tidak menemukan kondisi yang
diperlukan dalam penyelesaian dengan 2
tepat.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Langkah-langkah benar dan hasil akhir
5
benar
Langkah-langkah benar dan hasil akhir
benar namun terdapat sedikit 4
kesalahan
Dynamic
4 Langkah-langkah benar dan hasil akhir 5
thinking 3
salah
Langkah-langkah Salah dan hasil akhir
2
benar
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
32

Tidak menjawab 0
Menggunakan simbol dalam membuat
model matematika untuk
menyelesaikan masalah dengan tepat 5
dan menggambarkan hubungan dari
suatu aktivitas dengan tepat
Menggunakan simbol dalam membuat
model matematika untuk
menyelesaikan masalah dengan tepat
4
dan menggambarkan hubungan dari
suatu aktivitas dengan tepat namun
terdapat sedikit kesalahan
Hanya mengerjakan setengah, namun
5 Modeling dapat menggunakan Simbol dalam 5
membuat model matematika untuk
3
menyelesaikan masalah dengan tepat
dan tidak menggambarkan hubungan
dari suatu aktivitas
Menggunakan simbol dalam membuat
model matematika untuk
2
menyelesaikan masalah dengan tidak
tepat.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Menyebutkan dengan benar semua
variabel independen yang ada dalam 5
pemecahan masalah dengan tepat
Menyebutkan dengan benar semua
variabel independen yang ada dalam
4
pemecahan masalah dengan tepat
namun sedikit kesalahan
Hanya dapat menyebutkan setengah
6 Organization dengan benar semua variabel 5
3
independen yang ada dalam
pemecahan masalah dengan tepat
Tidak dapat menyebutkan
denganbenar semua variable
2
independen yang ada dalam
pemecahan masalah dengan tepa.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
33

Kemudian ketentuan penskoran untuk menilai miskonsepsi pada


kemampuan berpikir aljabar siswa adalah dengan cara memberi reaksi
terhadap masalah miskonsepsi yang sesuai dengan tes uraian kemampuan
berpikir aljabar sebagai berikut:

Tabel 3.4.
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa
Berdasarkan Miskonsepsi

Indikator Berpikir No. Reaksi Terhadap


Aljabar Soal Masalah
Generalisasi
1, 2
(Generalization)
Abstraksi Kesalahpahaman
3, 4
(Abstraction) Pengertian Huruf
Berpikir Analitis
Kesalahpahaman
(Analiticl 5, 6
Notasi
thinking)
Berpikir Dinamis
Kesalahpahaman
(Dynamic 7, 8
Pengeneralisasi
thinking)
Pemodelan Kesalahpahaman
9, 10
(Modeling) Pengaplikasian Aturan
Pengorganisasian
11, 12
(Organization)

Setelah hasil validitas ahli diperoleh, kemudian setiap butir soal akan
dianalisis untuk mengetahui soal mana saja yang dapat dipergunakan untuk
menetahui apakah terdapat miskonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar
siswa dengan menggunakan Content Validity Ratio (CVR) dan Content
Validity Index (CVI), sebagai berikut:

a) Kriteria penilaian tanggapan validator


Data tanggapan validator yang diperoleh berupa ceklist
34

Table 3.5. Kriteria Penilaian Angket Tanggapan

Kriteria Bobot
Ya 1
Tidak 0

b) Pemberian sekor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah


semua item mendapat sekor kemudian sekor tersebut diolah.
1) Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR =

: jumlah validator yang menyatakan setuju


N : total validator
Ketentuan
a. Saat jumlah validator yang menyatakan setuju kurang dari
setengah total validator maka nilai CVR = -
b. Saat jumalah validator yang menyatakan setuju dari setengah
jumlah total validator maka nilai CVR = 0
c. Saat seluruh validator menyatakan setuju maka nilai CVR = 1
(hal ini diatur menjadi 0,99 disesuaikan dengan jumlah
validator)
d. Saat jumlah validator yang menyatakan setuju lebih dari
setengah total validator maka nilai CVR = 0 – 0,99.
2) Menghitung nilai CVI (indek validitas konten)
Setelah mengidentifikasi sub pertanyaan pada instrumen
dengan menggunakan CVR, CVI dihitung untuk menghitung
keseluruhan jumlah sub pertanyaan. Secara sederhana CVI
merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang
dijawab Ya.
CVI =

(Lewshe, 1975)
35

3) Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI


Nilai CVR digunakan untuk menguji validias dari tiap
komponen materi ajar bermuatan nilai, RPP dan perangkatnya,
sedangkan menguji validitas keseluruhan dapat dihitung
menggunakan CVI. Berikut table harga CVR kritis Lewshe (CVR
kritis) untuk sejumlah ahli yang berbeda.

Table 3.6.
Harga CVR Kritis Lewshe dari Beberapa Validator

Jumlah Nilai CVR Jumlah Nilai CVR


Ahli Minimum Ahli Minimum
5 0.736 13 0.456
6 0.672 14 0.440
7 0.622 15 0.425
8 0.582 20 0.368
9 0.548 25 0.329
10 0.520 30 0.300
11 0.496 35 0.278
12 0.475 40 0.260

(Wilson, 2012)

Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa rasio angka


0-1. Angka tersebut dapat dikatagorikan sebagai berikut:

Tabel 3.7. Kategori Hasil Perhitungan CVI

Rentang Katagori
0 - 0,33 Tidak sesuai
0,34 - 0,67 Sesuai
0,68 – 1 Sangat sesuai

Berdasarkan hasil analisis validasi ahli dengan menggunakan Content


Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI) diperoleh hasil
sebagai berikut:
36

Tabel 3.8.
Hasil Uji Validitas isi Instrumen Tes Kemampuan berpikir Aljabar

Indikator
No. Min.
Berpikir CVR Ket. Catatan
Soal Sekor
Aljabar
1 0.17 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Generalization 2 0.83 0.56 Valid Digunakan
3 0.83 0.56 Valid Digunakan
4 0.33 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Digunakan dengan
Abstraction 5 0.17 0.56 Tidak Valid
syarat diperbaiki
6 0.83 0.56 Valid Digunakan
Digunakan dengan
7 -0.33 0.56 Tidak Valid
Analiticl syarat diperbaiki
thinking 8 -0.17 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
9 0.67 0.56 Valid Digunakan
10 0.17 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Dynamic
11 0.67 0.56 Valid Digunakan
thinking
12 0.67 0.56 Valid Digunakan
Digunakan dengan
13 -0.5 0.56 Tidak Valid
syarat diperbaiki
Digunakan dengan
Modeling 14 -0.33 0.56 Tidak Valid
syarat diperbaiki
15 0 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
16 0.67 0.56 Valid Digunakan
17 -0.5 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
18 0 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Organization
19 -0.5 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
20 0.83 0.56 Valid Dugunakan

Pedoman wawancara ini menggunakan wawancara mendalam (depth


interview). Merujuk pada Sugiyono, wawancara mendalam termasuk kategori
wawancara semiterstruktur.3 Pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan
wawancara terstruktur. Wawancara yang mendalam dilaksanakan berdasarkan
pada pedoman wawancara yang telah disusun, namun ragam pertanyaan yang
diajukan dapat berubah, tergantung pada jawaban atau penjelasan yang
dikemukakan siswa. Oleh karena itu, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan

3
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
37

spontan berdasarkan respon mereka sebelumnya untuk menggali informasi


lebih dalam tentang penyebab miskonsepsi pada siswa terkait penyelesaian tes
kemampuan bepikir aljabar yang diberikan.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriftif kualitatif, yaitu menjelaskan suatu gambaran kondisi atau
permasalahan apa adanya ketika penelitian berlangsung dengan tidak menguji
hipotesis atau pun membandingkan data penelitian dengan yang sudah ada.
Analisis data dilakukan secara statistik deskriftif terhadap data kualitatif yang
berupa tes uraian dan wawancara. Data dalam penelitian ini berupa tes uraian
yang dianalisis kesesuaiannya dengan tes uraian yang tervalidasi ahli.
Kemudian data dianalisis lagi untuk mengetahui miskonsepsi apa saja yang
sering dilakukan siswa terhadap kemampuan berpikir aljabar pada materi
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable.
Analisis data kualitatif ini juga bersifat induktif, artinya analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu untuk menarik sebuah kesimpulan. Menurut Miles and Huberman,
sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, aktivitas dalam analisis data meliputi
data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion
drawing/verification (penarikan kesimpulan).4
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu merangkum data dan memilih hal-hal pokok
yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, mencari tema dan
polanya, membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan. Dalam mereduksi data, harus diperhatikan tujuan dari

4
Sugiyono. 2011. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta. h. 334
38

penelitian yang dilakukan. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah


pada temuan. Sehingga dalam mereduksi data, yang harus diperhatikan
adalah segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, dan belum
memiliki pola.
2. Penyajian data
Penyajian data (data display) pada penelitian kualitatif bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Penyajian data meliputi pengklasifikasian dan
identifikasi data, menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan
terkategori sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dengan menyajikan data,
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, sehingga
bisa merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification)
merupakan tahap akhir dalam melakukan analisis data. Ketiga komponen
tersebut, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
bersifat saling interaktif. Setelah dilakukan tes tertulis dilakukan tahap
pengumpulan data, data yang terkumpul kemudian direduksi. Data yang
direduksi kemudian disajikan sehingga memungkinkan untuk menarik
kesimpulan dari data tersebut. Setelah data dari lapangan terkumpul
dengan menggunakan metode pengumpulan data tersebut, maka peneliti
akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan
analisis secara deskriptif-kualitatif tanpa menggunakan teknik
kuantitatif.
Hasil analisis wawancara akan digunakan sebagai acuhan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi apa saja yang terdapat pada kemampuan
berpikir aljabar siswa. Peneliti mulai dengan kejadian tertentu dari suatu
wawancara, catatan atau dokumen. Pada penelitian ini digunakan metode
perbandingan tetap karena dalam analisis data, secara tetap
39

membandingkan hasil tes tertulis dengan hasil wawancara dari satu


subjek.
Dalam penarikan kesimpulan, deskripsi miskonsepsi terhadap
kemampuan berpikir aljabar dari subjek yang telah diberikan tes dan
dilakukan wawancara akan dinyatakan dengan menggunakan teknik
analisis deskriftif persentase untuk mempermudah penyampaian.
Langkah-langkah menganalisis data menurut Sudjana dalam Mursiti
adalah menghitung data yang diperoleh dari masing-masing responden
dan memasukan data yang diperoleh ke rumus deskriftif persentase,
yaitu dengan rumus:

x 100%
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah MTs Pembangunan UIN Jakarta.
Penelitian ini mengambil sempel seluruh siswa kelas VII MTs Pembangunan UIN
Jakarta pada tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 8 kelas yaitu kelas VII A,
VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, dan VII H yang terdiri dari 32 siswa
pada setiap kelasnya dan yang mengikuti tes pada kelas VII A terdapat 29 siswa,
kelas VII B terdapat 20 siswa, kelas VII C terdapat 26 siswa, kelas VII D terdapat
24 siswa, kelas VII E terdapat 31 siswa, kelas VII F terdapat 28 siswa, kelas VII
G terdapat 29 siswa, dan kelas VII H terdapat 25 siswa.
Penelitian dilakukan dengan memberikan tes kemampuan berpikir aljabar
terlebih dahulu untuk mengelompokan siswa berdasarkan kemampuan berpikir
aljabarnya. intrumen tes kemampuan berpikir aljabar didasari oleh 6 kriteria dari
Lew Hee-Chan, yang merupakan pengembangan dari instrument penelitian Zu’ma
Wihdatul Quran. Instrumen tes berpikir aljabar tersebut telah divalidasi oleh
validator yang terdiri dari 4 dosen jurusan matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan 8 guru matematika dari MTs Pembangunan UIN Jakarta. Tes berpikir
aljabar tersebut mamuat indicator-indikator untuk kemampuan Generalization
(generalisasi), Abstraction (abstraksi), Analiticl thinking (berpikir analitis),
Dynamic thinking (berpikir dinamis), modeling (pemodelan), dan organization
(pengorganisasian). Instrument tes kemampuan berpikir aljabar selengkapnya
beserta kisi-kisi dan pedoman pensekorannya dapat dilihat pada lampiran 1 –
lampiran 12.
Setelah dilakukan tes kemampuan berpikir aljabar, selanjutnya dilakukan
pengecekan apakah siswa terdapat miskonsepsi dan miskonsepsi dikatagorikan

40
41

oleh LEARN kedalam empat bentuk miskonsepsi, yaitu: 1) Miskonaepsi


pengertian huruf; 2) Miskonsepsi notasi; 3) Miskonsepsi pengeneralisasian; dan
4) Kesalahan penerapan aturan. Setelah melakukan pengecekan dan didapati
miskonsepsi dalam kemampuan berpikir aljabar siswa, selanjutnya dilakukan sesi
wawancara terhadap subjek yang dipilih, dengan ketemtuan siswa yang
melakukan kesalahan secara sistematis atau berulang, artinya kesalahan yang
dilakukan identik pada beberapa item soal. Wawancara terhadap subjek penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui penyebab mengapa siswa tersebut melakukan
miskonsepsi dan menambah keyakinan peneliti terhadap data yang didapat dari
hasil tes kemampuan berpikir aljabar siswa. Dalam proses wawancara, pertanyaan
yang diajukan tergantung kesalahan yang dialami siswa. Hasil penelitian yang
dilakukan di MTs Pembangunan UIN Jakarta adalah sebagai berikut.
1. Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar
Analisis kemampuan berpikir aljabar yang dilakukan dalam penelitian
ini meliputi analisis tes kemampuan berpikir aljabar yang diberikan terdiri dari
12 butir soal, yang meliputi masing-masing 2 soal Generalization, 2 soal
Abstraction, 2 soal Analiticl thinking, 2 soal Dynamic thinking, 2 soal modeling,
dan 2 soal organization. Soal yang memuat indikator-indikator untuk
kemampuan Generalization (generalisasi) adalah 1 dan 2, soal yang memuat
indikator-indikator untuk kemampuan Abstraction (abstraksi) adalah 3 dan 4,
soal yang memuat indikator-indikator untuk kemampuan Analiticl thinking
(berpikir analitis) adalah 5 dan 6, Soal yang memuat indikator-indikator untuk
kemampuan Dynamic thinking (berpikir dinamis) adalah 7 dan 8, soal yang
memuat indikator-indikator untuk kemampuan, modeling (pemodelan) adalah 9
dan 10, dan soal yang memuat indikator-indikator untuk kemampuan
organization (pengorganisasian) adalah 11 dan 12. Tes kemampuan berpikir
aljabar dikerjakan secara individu oleh siswa dalam waktu 80 menit dan diamati
langsung oleh peneliti. Siswa tidak diperkenankan membuka buku saat
42

mengerjakan soal. Berdasarkan pedoman pensekoran nilai sebagaimana telah


dijelaskan.
Tes kemampuan berpikir aljabar untuk kelas VII A, VII C, VII D, VII E,
VII G, dan VII H dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2017, sedangkan kelas
VII B dan VII F dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2017. Setelah peneliti
mengumpulkan data, mengoreksi, menilai, dan merekap data hasil tes
kemampuan berpikir aljabar siswa pada kelas-kelas yang diteliti. Selanjutnya
diperoleh data tes kemampuan berpikir aljabar siswa pada kelas penelitian di
MTs Pembangunan UIN Jakarta dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.
Data Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII
MTs Pembangunan UIN Jakarta

Rata-rata
Kriteria Jumlah Siswa Kemampuan Presentase %
Berpikir Aljabar
Tinggi 32 7,94 15,09

Sedang 149 21 70,28

Rendah 31 1,77 14,62

Jumlah 212 30,71 100

Dari Tabel 4.1 terlihat bawa sebagian besar rata-rata siswa kelas
penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta yang mengikuti tes kemampuan
berpikir aljabar berada pada rata-rata kemampuan sedang, sedangkan untuk
kemampuan tinggi dan rendah hanya sebagian kecil. Adapun Jumlah seluruh
siswa pada kreteria hasil dari ulangan harian (persamanan dan pertidaksaman
linear satu variabel) dan tes kemampuan barpikir aljabar, dan dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
43

Tabel 4.2.
Data Hasil Ulangan Harian dan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Aljabar
Siswa Kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta

Kreteria
Kreteria Kemampuan Presentase
Jumlah
UH Berpikir %
Aljabar
T 12 5,66

T S 26 12,26

R 9 4,25

T 17 8,02

S S 97 45,75

R 18 8,49

T 3 1,42

R S 26 12,26

R 4 1,89

Jumlah 212 100

Keterangan UH:
T : Tinggi (x > 89,55)
S : Sedang (75,76 < x < 89,55)
R : Rendah (x < 75,76)

Keterangan Kemampuan Berpikir Aljabar:


T : Tinggi (x > 43,93)
S : Sedang (17,47 < x < 43,93)
R : Rendah (x < 17,47)
44

Dari data pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa 4 siswa dengan nilai
ulangan yang dikatagorikan rendah memiliki kemampuan berpikir aljabarnya
rendah dan 26 siswa dengan nilai ulangan yang dikatagorikan rendah memiliki
kemampuan berpikir aljabarnya sedang, sedangkan 3 siswa dengan nilai
ulangan yang dikatagorikan rendah memiliki kemampuan berpikir aljabar
tinggi. 97 siswa dengan nilai ulangan yang dikatagorikan sedang memiliki
kemampuan berpikir aljabarnya sedang dan 18 siswa dengan nilai ulangan yang
dikatagorikan sedang memiliki kemampuan berpikir aljabarnya rendah,
sedangkan 17 siswa dengan nilai ulangan yang dikatagorikan sedang memiliki
kemampuan berpikir aljabarnya tinggi. 26 siswa dengan nilai ulangan yang
dikatagorikan tinggi memiliki kemampuan berpikir aljabarnya sedang dan 9
siswa dengan nilai ulangan yang dikatagorikan tinggi memiliki kemampuan
berpikir aljabarnya rendah, sedangkan 12 siswa dengan nilai ulangan yang
dikatagorikan tinggi, memiliki kemampuan berpikir aljabarnya tinggi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa siswa lebih cenderung memiliki kemampuan berpikir
aljabar dengan katagori sedang, sedangkan hanya sedikit siswa yang memiliki
kemampuan berpikir aljabar dengan katagori tinggi dan rendah.
2. Analisis Miskonsepsi pada Kemampuan Berpikir Aljabar
Analisis miskonsepsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
analisis terhadap item soal pada jawaban siswa yang sudah memiliki
kemampuan berpikir aljabar. Miskonsepsi dikatagorikan oleh LEARN (Leading
English Education and Resource Network dalam artikel yang berjudul Algebra:
Some Common Misconceptions) yang meliputi: miskonsepsi pengertian huruf,
miskonsepsi notasi, miskonsepsi pengeneralisasian, dan kesalahan penerapan
aturan. Analisis miskonsepsi dalam kemampuan berpikir aljabar ini dilakukan
dengan menganalisis setiap item soal jawaban siswa. Analisis miskonsepsi
dalam kemampuan berpikir aljabar yang meliputi Generalization (generalisasi),
Abstraction (abstraksi), Analiticl thinking (berpikir analitis), Dynamic thinking
(berpikir dinamis), modeling (pemodelan), dan organization (pengorganisasian)
45

akan dilakukan dengan melihat setiap item soal dari hasil jawaban siswa yang
terdapat kesalahan sistematik atau berulang dari masing-masing item soal
tersebut.
Berdasarkan hasil kemampuan berpikir aljabar dan didapati 24 subjek
yang melakukan kesalahan sistematik atau berulang didalam tes kemampuan
berpikir aljabar tersebut dan disajikan pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Subjek Penelitian Miskonsepsi

Kode No. Kode No.


No. Subjek Kelas No. Subjek Kelas
Subjek Soal Subjek Soal
1 APW 7A A1 1 13 NSHP 7E E1 3
2 CPA 7A A2 4 14 MIPM 7E E2 11
3 NDF 7A A3 5 15 RAZ 7E E3 11
4 RSUF 7B B1 4 16 AP 7F F1 3
5 BC 7B B2 1 17 CSK 7F F2 11
6 ZNP 7B B3 3 18 R 7F F3 1
7 DNH 7C C1 4 19 MRP 7G G1 11
8 MES 7C C2 5 20 PNR 7G G2 3
9 IHA 7C C3 7 21 NDC 7G G3 5
10 N 7D D1 7 22 APJM 7H H1 1
11 DKRA 7D D2 1 23 MIA 7H H2 1
12 NAL 7D D3 5 24 IAM 7H H3 4

a. Hasil Tes dan Wawancara Miskonsepsi


Setiap subjek penelitian yang terpilih kemudian disesuaikan dengan
miskonsepsi yang sering terjadi dan akan diuraikan miskonsepsi dengan
pendeskripsian miskonsepsi pengertian huruf, miskonsepsi notasi,
miskonsepsi pengeneralisasi, dan kesalahan pengaplikasian aturaan. Dalam
pendeskripsian tersebut akan dilakukan analisis menggunakan metode
triangulasi, yaitu dengan menyajikan hasil tes dan wawancara yang telah
dilakukan. Deskripsi yang disajikan akan ditampilkan berdasarkan
46

miskonsepsi pada setiap item soal sebagaimana telah dinyatakan pada Tabel
4.2.
a) Subjek Miskonsepsi pada Kemampuan Generalization Soal 1
Tes kemampuan generalization kelas VII untuk soal nomer 1 berada
di rata-rata nilai 54,06%, namun di dalam kemampuan genrelization pada
soal nomer 1 terdapat miskonsepsi dengan nilai rata-rata 17,92% yang dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4.
Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 1

Bentuk Miskonsepsi
Jumlah Miskonsepsi
Siswa Miskonsepsi Miskonsepsi
Pengertian
Notasi Pengeneralisasian
Huruf
20 6 12
212
9,43% 2,83% 5,66%

Dari data pada Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa pada rata-rata
kemampuan Generalization (generalisasi) pada soal nomer 1 terdapat
miskonsepsi pengertian huruf 9,43%, miskonsepsi notasi 2,83%, dan
miskonsepsi pengeneralisasi 5,66%. Subjek penelitian pada soal nomer 1
berdasarkan miskonsepsi adalah siswa dengan kode sebjek A1, B2, D2, F3,
H1, dan H2. Deskripsi soal 1 miskonsepsi notasi A1 dan H2, miskonsepsi
pengeneralisasi H1 dan F3, dan miskonsepsi pengertian huruf B2 dan D2.
1) Miskonsepsi Pengertian Huruf
a. Subjek Penelitian B2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek B2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan B2 dan hasil
wawancara B2 untuk soal nomer 1 yang memuat miskonsepsi pengertian
huruf pada Gambar 4.1.
47

Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan Subjek B2 Untuk soal 1

P : saya ingin tanya untuk nomer 1, ini kok tiba-tiba q nya hilang
yaa?
B2 : karna dikurang jadinya q nya ilang
P : jadi yang di ilangin q nya?
B2 : mmm.. iya (dengan ekspresi agak ragu-ragu)
P : waktu diajarin bapaknya memang bapaknya ngajarin seperti
itu?
B2 : engga
P : kenapa seperti itu?
B2 : lupa caranya bu hehe

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.1 dan hasil


wawancara, membuktikan bahwa di dalam kemampuan generalization
pada soal nomer 1 terdapat miskonsepsi pengertian huruf dimana siswa
mengabaikan keberadaan huruf (variable) dan tidak dapat membedakan
huruf yang digunakan sebagai satuan atau sebagai variabel.
b. Subjek Penelitian D2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek D2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan D2 dan hasil
wawancara D2 untuk soal nomer 1 yang memuat miskonsepsi
pengertian huruf pada Gambar 4.2.
48

Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Subjek D2 Untuk soal 1

P : untuk nomer 1, ini kamu pake cara pengurangan atau


pertambahan di kedua ruas kan?
D2 : iya
P : dari sini sampe sini udah bener, tapi kenapa ketika
pengurangan q yang di kiri ga di kurang q juga?
D2 : kan udah bu jadi 2
P : jadi hasilnya 2 aja?
D2 : iya bu, hehe
P : waktu diajaran sama gurunya memang qnya ilang ya?
D2 : lupa bu

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.2 dan hasil


wawancara, membuktikan bahwa di dalam kemampuan generalization
pada soal nomer 1 terdapat miskonsepsi pengertian huruf dimana siswa
berfikir huruf memiliki nilai tertentu dan dapat dihilangkan.
2) Miskonsepsi Notasi
a. Subjek Penelitian A1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek A1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan A1 dan hasil
wawancara A1 untuk soal nomer 1 yang memuat miskonsepsi notasi
pada Gambar 4.3.
49

Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Subjek A1 Untuk soal 1

P : untuk nomer 1, kenapa jawabannya seperti ini? Emang 2q + q


hasilnya berapa sih?
A1 : ga tau bu, bukannya hasilnya 2q2 bu
P : jadi 2q + q itu sama dengan 2q2 ?
A1 : iya bu
P : kalo gitu q dikali q hasilnya berapa?
A1 : engga tau bu, aku ngasal bu jawab itunya

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.3 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan generalization pada soal
nomer 1 terdapat miskonsepsi notasi dimana siswa menggambungkan
huruf dan angka dan menganggap symbol operasi bukan bagian dari
jawaban.
b. Subjek Penelitian H2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek H2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan H2 dan hasil
wawancara H2 untuk soal nomer 1 yang memuat miskonsepsi notasi
pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Subjek H2 Untuk soal 1

P : untuk soal nomer 1, kenapa hasilnya 5 < 6? Itu dari mana ya?
H2 : ga tau lupa bu, dari mana ya
P : loh ini pekerjaan kamu kan?
H2 : iya, tapi aku lupa
P : waktu itu di ajarin gurunya gimana?
H2 : aku lupa bu
50

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.4 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan generalization pada soal
nomer 1 terdapat miskonsepsi notasi dimana siswa menganggap symbol
operasi bukan bagian dari jawaban.

3) Miskonsepsi Pengeneralisasi
a. Subjek Penelitian H1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek H1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan H1 dan hasil
wawancara H1 untuk soal nomer 1 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Subjek H1 Untuk soal 1

P : untuk nomer 1, disoalnya kan – 3 ya? Terus di sininya juga


harus – 3 ya?
H1 : iya kali bu
P : loh kok iya kali bu? Mmm bapaknya pernah bilangin ga, kalo
di ruas kanannya – di ruas kirinya harus + ?
H1 : iya pernah, oh iya yaa seharusnya + 3 ya, maaf bu saya
kurang teliti
P : padahal di sini udah bener 2q – q, tapi kenapa hasilnya 2q?
H1 : oh iya seharusnya q ya..
P : iya, kenapa bias kaya gitu?
H1 : lupa bu
P : soal seperti ini sudah di ajarkan sama gurunya kan?
H1 : sudah bu, tapi di semester lalu
51

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.5 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan generalization pada soal
nomer 1 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak
mampu untuk menentukan metode yang digunakan dan kurang teliti
untuk mengerjakan.
b. Subjek Penelitian F3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek F3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan F3 dan hasil
wawancara F3 untuk soal nomer 1 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Subjek F3 Untuk soal 1

P : ibu mau nanya untuk nomer 1, kenapa di sini +q?


F3 : Karena yang ini kan +q
P : tapi kenapa disini +3, kan kata kamu kalo di sini +q disini +q,
tapi kenapa disini -3 dan di sini jadi +3?
F3 : oh iya lupa
P : jadi yang bener yang mana? Dan kenapa 2q + q sama dengan q
?
F3 : aku lupa nulis bu, seharusnya ini - q
P : kenapa harus dirubah?
F3 : soalnya kan kalo di pindah ruas tandanya berubah

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.6 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan generalization pada soal
52

nomer 1 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak


mampu untuk menentukan metode yang digunakan.
b) Subjek Miskonsepsi pada Kemampuan Abstraction Soal 3
Tes kemampuan abstraction kelas VII untuk soal nomer 3 berada di
rata-rata nilai 27,74%, namun di dalam kemampuan abstraction pada soal
nomer 3 terdapat miskonsepsi dengan nilai rata-rata 20,28% yang dapat
dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5.
Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 3

Bentuk Miskonsepsi
Jumlah
Siswa Miskonsepsi Miskonsepsi
Notasi Pengeneralisasian
28 15
212
13,21% 7,08%

Dari data pada Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa pada rata-rata
kemampuan abstraction (abstraksi) pada soal nomer 3 terdapat miskonsepsi
notasi 13,21% dan miskonsepsi pengeneralisasi 7,08%. Subjek penelitian
pada soal nomer 3 berdasarkan miskonsepsi adalah siswa dengan kode
sebjek B3, E1, F1, dan G1. Deskripsi soal nomer 3 miskonsepsi notasi E1
dan D2, dan miskonsepsi pengeneralisasi B3 dan G1.
1) Miskonsepsi Pengertian Huruf
a. Subjek Penelitian E1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek E1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan E1 dan hasil
wawancara E1 untuk soal nomer 3 yang memuat miskonsepsi pengertian
huruf pada Gambar 4.7.
53

Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan Subjek E1 Untuk soal 3

P : nomer 3, kok bias seperti ini? n nya kemana?


E1 : oh ini bu, kan ini nya sama jadi ini n nya cuma Satu
P : jadi n itu ga perlu di tulis lagi untuk selanjutnya?
E1 : iya bu
P : ga boleh seberti itu, n itu ada nilainya jadi n itu harus di tulis,
coba baca soalnya, yang di tanya nilai n kan? Kalo seperti ini
kamu malah salah nulis ininya kan?
E1 : oh iya, berarti harus ada nnya yaa
P : iya, terus kenapa soal ceritanya ga di isi?
E1 : itu waktunya udah habis

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.7 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
3 terdapat miskonsepsi pengertian huruf dimana siswa mengabaikan
keberadaan huruf (variabel) dan menganggap huruf itu tidak penting lagi
untuk di tulis.
b. Subjek Penelitian F1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek F1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan F1 dan hasil
wawancara F1 untuk soal nomer 3 yang memuat miskonsepsi pengertian
huruf pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Subjek F1 Untuk soal 3


54

P : nah ibu mau nanya nomer 3, ini kenapa n nya hilang ya? Dan
di sini n nya ada?
F1 : (ekspresi kebingungan)
P : seharusnya yang ini n sama yang ini n kan?
F1 : iya
P : kenapa n nya di hilangin?
F1 : lupa

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.8 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
3 terdapat miskonsepsi pengertian huruf dimana siswa mengabaikan
keberadaan huruf (variable) dan siswa melupakan bahwa huruf juga
memiliki sebuah nilai.
2) Miskonsepsi Pengeneralisasi
a. Subjek Penelitian B3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek B3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan B3 dan hasi
wawancara B3 untuk soal nomer 3 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Subjek B3 Untuk soal 3

P : untuk nomer 3, ini kok tiba tiba ada 3 dan ada 15 itu dari
mana ya?
B3 : kan ini ada 3/2 nah kalo di pindah jadi 3, terus 15 ini
sebenernya 5 bu
55

P : oh gitu, kenapa 3/2 kalo di pindah jadi +3?


B3 : ga tau bu lupa
P : terus kenapa di sininya tidak ada n nya?
B3 : kan udah ilang bu
P : emang gurunya pernah ngajarin seperti itu ya?
B3 : lupa bu, soalnya kan ini udah lama

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.9 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
3 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak mampu
untuk menentukan metode yang digunakan.
b. Subjek Penelitian G1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek G1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan G1 dan hasil
wawancara G1 untuk soal nomer 3 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Subjek G1 Untuk soal 3

P : untuk nomer 3, emang cara pengerjaannya seperti ini ya?


G1 : iya bu, kan huruf sama huruf, angka sama angka kan bu?
Jadi +5 di pindahin ke sini terus + 3/2 n ditaro di sini, gitu
kan bu?
P : jadi kalo di pindahin tandanya ga berubah?
G1 : engga bu, eh emang berubah ya bu?
P : loh kok tanya ibu, waktu itu kamu di ajarinnya gimana?
G1 : lupa bu hehe

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.10, membuktikan


bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer 3 terdapat
56

miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak mampu untuk


menemukan metode yang digunakan.
c) Subjek Miskonsepsi pada Kemampuan Abstraction Soal 4
Tes kemampuan abstraction kelas VII untuk soal nomer 4 berada di
rata-rata nilai 46,98%, namun didalam kemampuan abstraction pada soal
nomer 1 terdapat miskonsepsi dengan nilai rata-rata 14,15% yang dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6.
Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 4

Bentuk Miskonsepsi
Jumlah
Siswa Miskonsepsi Miskonsepsi
Notasi Pengeneralisasian
8 22
212
3,77% 10,38%

Dari data pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa pada rata-rata
kemampuan abstraction (abstraksi) pada soal nomer 4 terdapat miskonsepsi
pengeneralisasi 10,38% dan miskonsepsi notasi 3,77%. Subjek penelitian
pada soal nomer 4 berdasarkan miskonsepsi adalah siswa dengan kode
sebjek A2, B1, C1, dan H3. Deskripsi soal nomer 4 miskonsepsi notasi A2
dan C1, dan miskonsepsi pengeneralisasi B1 dan H3
1) Miskonsepsi Notasi
a. Subjek Penelitian A2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek A2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan A2 dan hasil
wawancara A2 untuk soal nomer 4 yang memuat miskonsepsi notasi
pada Gambar 4.11.
57

Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Subjek A2 Untuk soal 4

P : untuk nomer 4, emang 7p + p hasilnya 7p2 ya?


A2 : iya bu, kan disini p sama disini p jadi p2 kan?
P : kan soalnya 7p – 8 > p + 16, nah kalo di pindah ruas yang
tadinya – kalo dipindah jadi apa?
A2 : jadi + bu
P : kenapa disininya tetep - ?
A2 : oh iya, lupa bu
P : terus kalo tadinya + jadi apa?
A2 : jadi – bu
P : terus jadinya di tulisnya gimana?
A2 : 7p – p > 8 + 16 bu
P : itu bisa, terus 7p – p berapa?
A2 : ga tau bu (ekspresi kebingungan)
P : waktu itu gurunya ngajarinnya gimana si?
A2 : lupa, lupa bu

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.11 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
4 terdapat miskonsepsi notasi dimana siswa menggabungkan huruf dan
angka disebabkan siswa menganggap symbol operasi bukan bagian dari
jawaban.
b. Subjek Penelitian C1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek C1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan C1 dan hasil
wawancara C1 untuk soal nomer 4 yang memuat miskonsepsi notasi
pada Gambar 4.12.
58

Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Subjek C1 Untuk soal 4

P : untuk nomer 4, emangnya 7p – 8 itu sama dengan 1p ya?


C1 : iya bu
P : emang kalo di sini ada huruf disini ga ada huruf bisa di
jumlah atau di kurangin ya?
C1 : kayanya bias bu
P : terus 1p + 16p itu memang hasilnya 17p2 ya?
C1 : iya bu, kan 16 + 1 itu 17 terus p sama p jadi p2 bu
P : waktu itu kamu di ajarin gurunya gimana si?
C1 : ga tau bu

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.12 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
4 terdapat miskonsepsi notasi dimana siswa menggabungkan huruf dan
angka disebabkan siswa menganggap symbol operasi bukan bagian dari
jawaban.
2) Miskonsepsi Pengeneralisasi
a. Subjek Penelitian B1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek B1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan B1 dan hasil
wawancara B1 untuk soal nomer 4 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.13.
59

Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Subjek B1 Untuk soal 4

P : untuk nomer 4, kok ini p nya ga berubah? Kan sudah di


pindah ruas
B1 : oh iya jadi – ya
P : iya itu bisa, tapi kenapa disini salah?
B1 : kurang teliti
P : terus kok 8 – 16 kenapa jadi -24?
B1 : oh iya seharusnya -8 ya
P : tapi kamu juga kurang teliti seharusnya -8 kalo di pindah
ruas jadi +8 kan?
B1 : oh iya ya hehe
P : terus kenapa soal nomer 8, 9, dan 12 ga di isi?
B1 : kan waktunya udah habis

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.13 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
4 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak mampu
untuk menentukan metode yang digunakan di hasil tesnya dan jika di
wawancara siswa mampu menjawab.
b. Subjek Penelitian H3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek H3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan H3 dan hasil
wawancara H3 untuk soal nomer 4 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.14.
60

Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan Subjek H3 Untuk soal 4

P : untuk nomer 4, p ini seharusnya positif apa negative si?


H3 : ga tau bu
P : kan p ini positif ya? terus kalo di pindah ruas jadi apa?
H3 : negative bu
P : berarti 7p – p kan? Hasilnya berapa tuh?
H3 : mmm 6p bukan bu?
P : iya, itu kamu bisa
H3 : iya bu saya kurang teliti

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.14 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan abstraction pada soal nomer
4 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak mampu
untuk menentukan metode yang digunakan
d) Subjek Miskonsepsi pada Kemampuan Analitic Thinking Soal 5
Tes kemampuan analitic thinking kelas VII untuk soal nomer 5
berada di rata-rata nilai 35,38%, namun di dalam kemampuan analitic
thinking pada soal nomer 5 terdapat miskonsepsi dengan nilai rata-rata
12,26% yang dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7.
Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 5

Bentuk Miskonsepsi
Jumlah Kesalahan
Siswa Miskonsepsi
Pengaplikasian
Pengeneralisasian
Aturan
19 7
212
8,96% 3,30%
61

Dari data pada Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa pada rata-rata
kemampuan analiticl thinking (berpikir analitis) pada soal nomer 5 terdapat
miskonsepsi pengeneralisasi 8,96% dan kesalahan pengaplikasian aturan
3,30%. Subjek penelitian pada soal nomer 5 berdasarkan miskonsepsi
adalah siswa dengan kode sebjek A3, C2, D3, dan G3. Deskripsi soal nomer
5 miskonsepsi pengeneralisasi C2 dan A3, dan kesalahan pengaplikasian
aturan G3 dan D3.
1) Miskonsepsi Pengeneralisasi
a. Subjek Penelitian C2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek C2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan C2 dan hasil
wawancara C2 untuk soal nomer 5 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan Subjek C2 Untuk soal 5

P : untuk nomer 5, kenapa jadi hasilnya seperti ini? kok kenapa


bisa x nya diruas kiri ditambah?
C2 : aduh, kan ini di pindahin jadi di tambah
P : untuk mencari nilai x berarti ini harus di apain?
C2 : ga tau
P : nah kalo untuk mencari nilai x kita harus bagi 2 ruas kanan
sama kirinya
C2 : oh gitu
P : tapi kamu udah di ajarin sama gurunya kan? Yang seperti
ini?
C2 : udah, tapi kalo koma-komaan gitu belum di ajarin
62

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.15 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan analiticl thinking pada soal
nomer 5 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak
mampu untuk menentukan metode yang digunakan.
b. Subjek Penelitian A3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek A3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan A3 dan hasil
wawancara A3 untuk soal nomer 5 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan Subjek A3 Untuk soal 5

P : untuk nomer 5, ini kan 0,25 nya positif ya? Nah kalo
dipindah ruas jadi apa sih?
A3 : jadi -0,25
P : kenapa kok disini + 0,25? Sedangkan 4xnya di pindah ruas
bener
A3 : lupa
P : jadi hasilnya berapa?
A3 : x = -2,75 / 2
P : sama gurunya udah pernah di ajarin kan?
A3 : udah cuma aku lupa aja

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.16 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan analiticl thinking pada soal
nomer 5 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak
mampu untuk menentukan metode yang digunakan.
63

2) Kesalahan Pengaplikasian Aturan


a. Subjek Penelitian G3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek G3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan G3 dan hasil
wawancara G3 untuk soal nomer 5 yang memuat miskonsepsi kesalahan
pengaplikasian aturan pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17 Hasil Pekerjaan Subjek G3 Untuk soal 5

P : untuk nomer 5, 0,25 + 0,25 hasilnya bener 2,75, tapi kan di


sini – dua duanya yaa? +0,25 kalo di pindahin -0,25 kan?
G3 : iya
P : kenapa bisa positif dua duanya?
G3 : oh iya, tadinya maksudnya dipindah biar gampang
ngitungnya
P : kalo misalkan di pindah berarti yang seharusnya di pindah
6xnya kan ya yang berubah? Tapi kenapa yang berubah
4xnya?
G3 : oh iya lupa bu
P : padahal hasilnya bener loh tapi apa yang kurang dari
jawaban kamu?
G3 : minesnya bu

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.17 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan analiticl thinking pada soal
nomer 5 terdapat kesalahan pengaplikasian aturan dimana siswa
mengabaikan tanda ketika memanipulasi.
b. Subjek Penelitian D3
64

Untuk menganalisis miskonsepsi subjek D3 berdasarkan hasil tes


dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan D3 dan hasil
wawancara D3 untuk soal nomer 5 yang memuat miskonsepsi kesalahan
pengaplikasian aturan pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan Subjek D3 Untuk soal 5

P : untuk nomer 5, kenapa disini -2,75 tapi di bawahnya 2,75


aja, kemana – nya?
D3 : oh iya kelupaan
P : kenapa bias lupa?
D3 : buru buru bu hehe
P : jadi hasilnya berapa si?
D3 : -1,375 bu
P : kenapa soal ceritanya ga diis?
D3 : engga ngerti bu, bingung

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.18 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan analiticl thinking pada soal
nomer 5 terdapat kesalahan pengaplikasian aturan dimana siswa
mengabaikan tanda ketika memanipulasi.
e) Subjek Miskonsepsi pada Kemampuan Dynamic Thinking Soal 7
Tes kemampuan dynamic thinking kelas VII untuk soal nomer 7
berada di rata-rata nilai 33,11%, namun di dalam kemampuan dynamic
thinking pada soal nomer 7 terdapat miskonsepsi dengan nilai rata-rata
2,36% yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
65

Tabel 4.8.
Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 7

Bentuk Miskonsepsi
Jumlah
Siswa Miskonsepsi
Pengeneralisasi
5
212
2,36%

Dari data pada Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa pada rata-rata
kemampuan dynamic thinking (berpikir dinamis) pada soal nomer 7 terdapat
miskonsepsi pengeneralisasi 2,36%. Subjek penelitian pada soal nomer 7
berdasarkan miskonsepsi adalah siswa dengan kode sebjek C3, dan D1.
Deskripsi soal nomer 7 miskonsepsi pengeneralisasi C3 dan D1.
1) Miskonsepsi Pengeneralisasi
a. Subjek Penelitian C3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek C3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan C3 dan hasil
wawancara C3 untuk soal nomer 7 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan Subjek C3 Untuk soal 7


66

P : untuk nomer 7, kok seperti ini pengerjaannya? Ini cara dari


mana?
C3 : ga tau, di inget-inget aja
P : kok bisa terpikir menggunakan rumus ini?
C3 : aku mikir aja
P : tapi pernah di ajarin rumusnya seperti ini ga sama gurunya?
C3 : engga
P : kenapa kamu ngerjainnya seperti itu? Nah coba x + 1 ≥ 7 –
2x seharusnya gimana?
C3 : engga tau lupa

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.19 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan dynamic thinking pada soal
nomer 7 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa tidak
mampu mengeneralisasi Karena siswa tidak mampu untuk menentukan
metode yang digunakan.
b. Subjek Penelitian D1
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek D1 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan D1 dan hasi
wawancara D1 untuk soal nomer 7 yang memuat miskonsepsi
pengeneralisasi pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan Subjek D1 Untuk soal 7

P : untuk nomer 7, kalo di ruas kiri +1, diruas kanan berubah


atau engga sih?
D1 : mmm berubah
P : kenapa disini tidak berubah?
D1 : oh iya lupa bu
P : jadi harusnya hasilnya berapa si?
D1 : 6
67

P : terus kalo gitu x lebih besar sama dengan berapa?


D1 : 6/3 hasilnya 2 bu

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.20 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan dynamic thinking pada soal
nomer 7 terdapat miskonsepsi pengeneralisasi dimana siswa
mengabaikan tanda ketika memanipulasi.
f) Subjek Miskonsepsi pada Kemampuan Organization Soal 11
Tes kemampuan organization kelas VII untuk soal nomer 11 berada
di rata-rata nilai 18,40%, namun di dalam kemampuan organization pada
soal nomer 11 terdapat miskonsepsi dengan nilai rata-rata 25,47% yang
dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9
Bentuk Miskonsepsi Pada Soal Nomer 11

Bentuk Miskonsepsi
Jumlah Kesalahan
Siswa Miskonsepsi Pengaplikasian
Notasi
Aturan
50 4
212
23,58% 1,89%

Dari data pada Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa pada rata-rata
kemampuan organization (pengorganisasian) pada soal nomer 11 terdapat
miskonsepsi notasi 23,58% dan kesalahan pengaplikasian aturan 1,89%.
Subjek penelitian pada soal nomer 11 berdasarkan miskonsepsi adalah siswa
dengan kode sebjek E2, E3, F2, dan G2. Deskripsi soal nomer 11
miskonsepsi notasi G2 dan E3, dan kesalahan pengaplikasian aturan E2 dan
F2.
1) Miskonsepsi Notasi
a. Subjek Penelitian G2
68

Untuk menganalisis miskonsepsi subjek G2 berdasarkan hasil tes


dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan G2 dan hasil
wawancara G2 untuk soal nomer 11 yang memuat miskonsepsi notasi
pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan Subjek G2 Untuk soal 11

P : untuk nomer 11, kok kamu tiba-tiba ada ditambah? Padahal


disini kan soalnya perkalian, kamu udah belajar perkalian
seperti ini kan?
G2 : emang itu perkalian?
P : ini perkalian
G2 : oh iya, itu ditambah, salah
P : kalo perkalian gimana caranya? Kan ini bentuk pemfaktoran
ya? Terus kalo dirubah ke bentuk aljabar gimana?
G2 : tanya pak X aja
P : loh kok nanya ke pak X? kan kamu yang ngerjain?
G2 : ah gini ini ditukar dulu sama yang sama
P : x dikali x berapa hasilnya?
G2 : x
P : kok x?
G2 : 2x
P : x dikali x hasilnya x2
G2 : oh iya
P : loh kok malah jadi +?
G2 : yakan khilaf, lagian ini kan pelajaran di semester lalu
kenapa ditanyakan kembali?
P : pelajaran seperti ini akan terus ada, jadi jangan melupakan
pelajaran yang sudah lalu, kemaren katanya kamu ulangan
sudut kan?
G2 : iya
P : ada soal yang seperti ini ga?
G2 : ya ada, tapi pak x tidak mengajarkan seperti ini
P : ibu denger dari temen kamu, ada yang seperti ini
G2 : ya ada, tapi orang ga tau caranya seperti ini
69

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.21 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan organization pada soal
nomer 11 terdapat miskonsepsi notasi dimana siswa mengabaikan
penggunaan tanda kurung ketika dibutuhkan.
b. Subjek Penelitian E3
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek E3 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan E3 dan hasil
wawancara E3 untuk soal nomer 11 yang memuat miskonsepsi notasi
pada Gambar 4.22.

Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan Subjek E3 Untuk soal 11

P : untuk nomer 11, kok ini jawabannya jadi seperti ini? x2 – x2


hasilnya berapa?
E3 : x4
P : salah hasilnya 0, iya ga?
E3 : oh iya
P : jadi kalo hasilnya x4 itu meti di apain?
E3 : x2 + x2
P : salah lagi, kalo ingin hasilnya x4, x2 nya harus dikali dengan
x2
E3 : oh gitu ya bu

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.22 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan organization pada soal
nomer 11 terdapat miskonsepsi notasi dimana siswa menganggap
symbol operasi bukan bagian dari jawaban.
2) Kesalahan Pengaplikasian Aturan
70

a. Subjek Penelitian E2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek E2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan E2 dan hasil
wawancara E2 untuk soal nomer 11 yang memuat miskonsepsi
Kesalahan Pengaplikasian Aturan pada Gambar 4.23.

Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan Subjek E2 Untuk soal 11

P : untuk nomer 11, kenapa di -12x ketika di pindahin jadi 12


aja? -nya tidak ikut?
E2 : kan kalo di pindahin yang tadinya – jadi + bu
P : oh gitu ya, berarti kalo pembagian -nya hilang ya?
E2 : eh salah bu, seharusnya -nya ikut ya

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.23 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan organization pada soal
nomer 11 terdapat Kesalahan Pengaplikasian Aturan dimana siswa
mengabaikan tanda-tanda ketika memanipulasi.
b. Subjek Penelitian F2
Untuk menganalisis miskonsepsi subjek F2 berdasarkan hasil tes
dan wawancara, berikut ditampilkan hasil pekerjaan F2 dan hasil
wawancara F2 untuk soal nomer 11 yang memuat Kesalahan
Pengaplikasian Aturan pada Gambar 4.24.
71

Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan Subjek F2 Untuk soal 1

P : untuk nomer 11, penjabaran bentuk aljabarnya sudah benar


terus kenpa -7x – 5x jadi -2x?
F2 : soalnyakan -7x di kurang 5x jadi -2x bu
P : oh gitu ya?
F2 : iya bu
P : jadi -2 + 1 hasilnya berapa?
F2 : -1
P : coba di liat lagi jawaban kamunya
F2 : oh iya, seharusnyakan -12x ya

Berdasarkan hasil pekerjaan pada Gambar 4.24 dan wawancara,


membuktikan bahwa di dalam kemampuan organization pada soal
nomer 11 terdapat Kesalahan Pengaplikasian Aturan dimana siswa
mengabaikan tanda-tanda ketika memanipulasi. Berdasarkan hasil
pekerjaan pada Gambar 4.24 dan wawancara, membuktikan bahwa di
dalam kemampuan organization pada soal nomer 11 terdapat Kesalahan
Pengaplikasian Aturan dimana siswa mengabaikan tanda-tanda ketika
memanipulasi.
3. Data Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Berdasarkan
Tes Miskonsepsi
Setelah dilakukan analisis data hasil tes miskonsepsi pada kemampuan
berpikir aljabar dan wawancara masing-masing subjek. Didapatkan bahwa di
dalam kemampuan berpikir aljabar siswa terdapat miskonsepsi, dapat dilihat
pada Tabel 4.10
72

Tabel 4.10.
Data Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Berdasarkan Tes
Miskonsepsi

Kemampuan Presentase
No. Presentase
Berpikir Bentuk Miskonsepsi Kemampuan
Soal Miskonsepsi
Aljabar Berpikir Aljabar
Miskonsepsi
9,43
pengertian huruf
1 Miskonsepsi notasi 54, 06 2,83
Generalization Miskonsepsi
5,66
pengeneralisasi
Tidak ada
2 33,96 0,00
miskonsepsi
Miskonsepsi notasi 13,21
3 Miskonsepsi 27,74
7,08
pengeneralisasi
Abstraction Miskonsepsi
3,87
pengertian huruf
4 46,98
Miskonsepsi
10,38
pengeneralisasi
Miskonsepsi
8,96
pengeneralisasi
5 35,38
Analiticl Kesalahan
3,30
Thinking pengaplikasian aturan
Tidak ada
6 16,98 0,00
miskonsepsi
Kesalahan
7 33,11 2,36
Dynamc pengaplikasian aturan
Thinking Tidak ada
8 18,77 0,00
miskonsepsi
Tidak ada
9 5,09 0,00
miskonsepsi
Modeling
Tidak terdapat
10 70,75 0,00
miskonsepsi
Miskonsepsi notasi 23,58
11 Kesalahan 18,40
Organization 1,89
pengaplikasian aturan
Tidak ada
12 13,02 0,00
miskonsepsi
73

Dari data pada Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa presentase kemampuan
berpikir aljabar tertinggi pada kemampuan modeling, sedangkan presentase
kemampuan berpikir aljabar terendah yaitu pada kemampuan organization.
Untuk presentase miskonsepsi yang sering di alami siswa adalah miskonsepsi
notasi di kemampuan organization pada nomer 11, yang tidak terdapat
miskonsepsi pada kemampuan modeling di nomer 10, dan yang tidak ada
miskonsepsi yaitu pada kemampuan generalization di nomer 1, kemampuan
analiticl thinking di nomer 6, kemampuan dynamc thinking di nomer 8,
kemampuan modeling di nomer 9, dan kemampuan organization di nomer 12.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir aljabar tertinggi tidak
terdapat miskonsepsi, sedangkan kemampuan berpikir aljabar terendah ada yang
terdapat miskonsepsi dan ada juga yang tidak terdapat miskonsepsi

B. Pembahsan
Dari Lampiran 31 terlihat bahwa di dalam kemampuan berpikir aljabar
siswa terutama pada kemampuan generalization (generalisasi), abstraction
(abstraksi), analiticl thinking (berpikir analitis), dynamic thinking (berpikir
dinamis), dan organization (pengorganisasian) masih banyak yang mengalami
miskonsepsi, sedangkan modeling (pemodelan) tidak mengalami miskonsepsi.
Pembahasan analisis kemampuan berpikir aljabar siswa berdasarkan tes
miskonsepsi pada setiap soal adalah sebagai berikut.
a. Miskonsepsi pada kemampuan generalization (generalisasi) pada soal
nomer 1.
Pada rata-rata kemampuan generalization (generalisasi) pada soal nomer
1 adalah 54,06%, namun di kemampuan generalization (generalisasi) terdapat
miskonsepsi, yaitu miskonsepsi notasi 2,86%, miskonsepsi pengeneralisasi
5,66% dan miskonsepsi pengertian huruf 9,43%. Hal tersebut dapat
ditunjukan dengan hasil tes dan wawancara pada soal tes kemampuan berpikir
aljabar nomer 1 yang meminta siswa untuk menemukan pola atau bentuk yang
74

diawali dengan pola yang diidentifikasi dari objek yang diberikan seperti soal
berikut ini.
Tunjukan pada grafik, penyelesaian dari setiap pertidaksamaan 2q – 3 < q – 6,
untuk q variable bilangan bulat yang lebih besar dari -6

Pada soal diatas, subjek B2 dan D2 yang menyelesaikan soal tersebut


dengan cara yang berbeda, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke
dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi pengertian hutuf
dikarenakan siswa tidak mampu membedakan huruf yang digunakan sebagai
satuan atau sebagai variable. Pada subjek A1 dan H2 yang menyelesaikan soal
tersebut dengan cara yang berbeda, seperti A1 melakukan kesalahan pada
penambahan bentuk soal 2q + q ia menjawab 2q2, sedangkan H2 melakukan
kesalahan pengurangan dimana 2q – 3 ia menjabab 5, namun kesalahan siswa
tersebut termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi
notasi dikarenakan siswa menganggap symbol operasi bukan bagian dari
jawaban. Dan pada subjek F3 dan H1 yang menyelesaikan soal tersebut
dengan cara yang berbeda, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke
dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi pengeneralisasi
dikarenakan siswa tidak mampu untuk menentukan metode yang digunakan.
Dan semua siswa tersebut cenderung melupakan pelajaran yang sudah lalu.
b. Miskonsepsi pada kemampuan generalization (generalisasi) pada soal
nomer 2.
Pada rata-rata kemampuan generalization (generalisasi) pada soal nomer
2 adalah 33,96%, di soal nomer 2 ini tidak ada miskonsepsi dikarenakan
semua jawaban rata-rata jawabannya saja tanpa langkah-langkah, ketika
peneliti bertanya siswa menjawab jika ia mendapatkan jawaban tersebut
dengan menggunakan logika dan sulit untuk mendekripsikan ke dalam
jawabannya, dan 8 siswa yang dapat menjawabnya dengan langkah-
75

langkahnya atau mampu menemukan pola atau bentuk yang diawali dengan
pola yang diidentifikasi dari objek yang diberikan tidak terdapat miskonsepsi.
c. Miskonsepsi pada kemampuan abstraction (abstraksi) pada soal nomer 3
Pada rata-rata kemampuan Abstraction (abstraksi) soal nomer 3 adalah
27,74%, namun di kemampuan Abstraction (abstraksi) terdapat miskonsepsi,
yaitu miskonsepsi pengertian huruf 13,21% dan miskonsepsi pengeneralisasi
7,08%. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil tes dan wawancara pada
soal tes kemampuan berpikir aljabar nomer 3, dimana siswa diminta untuk
mengekstrak objek matematika dan hubungan-hubungan berdasarkan
generalisasi seperti soal berikut ini.
Selesaikan pertidaksamaan n + 5 ≤ n, dengan n adalah anggota himpunan bilangan

prima kurang dari 30.

Pada soal diatas, subjek E1 dan F1 yang menyelesaikan soal tersebut


dengan cara yang berbeda, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke
dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi pengertian huruf
dikarenakan siswa mengabaikan keberadaan huruf (variable). Dan pada subjek
B3 dan G2 yang menyelesaikan soal tersebut dengan cara yang berbeda,
namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi yang
sama yaitu miskonsepsi pengeneralisasi dikarenakan siswa tidak mampu
untuk menentukan metode yang digunakan. Dan semua siswa tersebut
cenderung bingung jika di berikan soal bentuk pecahan.
d. Miskonsepsi pada kemampuan abstraction (abstraksi) pada soal nomer 4
Pada rata-rata kemampuan Abstraction (abstraksi) soal nomer 4 adalah
46,98%, namun di kemampuan Abstraction (abstraksi) terdapat miskonsepsi,
yaitu miskonsepsi pengertian huruf 1,42% dan miskonsepsi pengeneralisasi
10,38%. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil tes dan wawancara pada
soal tes kemampuan berpikir aljabar nomer 4, dimana siswa diminta untuk
76

mengekstrak objek matematika dan hubungan-hubungan berdasarkan


generalisasi seperti soal berikut ini.
Tunjukan dengan grafik, penyelesaian berikut 7p - 8 > p + 16, untuk p
variable bilangan ganjil kurang dari 11.

Pada subjek A2 dan C1 yang menyelesaikan soal tersebut dengan cara


yang berbeda, seperti A2 melakukan kesalahan pada penambahan bentuk soal
7p + p ia menjawab 7p2, sedangkan C1 melakukan kesalahan pengurangan
dimana 7p – 8 > p + 16 ia menjabab 1p + 16p = 17p2, namun kesalahan siswa
tersebut termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi
notasi dikarenakan siswa menganggap symbol operasi bukan bagian dari
jawaban. Dan pada subjek B1 dan H3 yang menyelesaikan soal tersebut
dengan cara yang berbeda, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke
dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi pengeneralisasi
dikarenakan siswa tidak mampu untuk menentukan metode yang digunakan.
Dan semua siswa tersebut kurang teliti terkesan terburu buru utuk
mengerjakan soal tersebut.
e. Miskonsepsi pada kemampuan analiticl thinking (berpikir analitis) pada
soal nomer 5
Pada rata-rata kemampuan Analiticl thinking (berpikir analitis) soal
nomer 5 adalah 35,38%, namun di kemampuan Analiticl thinking (berpikir
analitis) terdapat miskonsepsi, yaitu miskonsepsi pengeneralisasi 8,96% dan
kesalahan pengaplikasian aturan 3,33%. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan
hasil tes dan wawancara pada soal tes kemampuan berpikir aljabar nomer 5,
dimana siswa diminta untuk menguraikan atau memisahkan suatu hal ke
dalam bagian-bagiannya dan dapat mencari keterkaitan antara bagian-bagian
tersebut seperti soal berikut.
77

Bagaimana cara kalian untuk menentukan penyelesaian dari persamaan yang


melibatkan bilangan desimal? Coba tentukan penyelesaian dari persamaan 6x +
0,25 = 4x – 2,5. Jelaskan bagaimana kalian menyelesaikannya.

Pada subjek C2 dan A3 yang menyelesaikan soal tersebut dengan cara


yang berbeda, seperti A2 melakukan kesalahan pada bentuk soal 2,75 = -2x
dimana ia menjawab 2,75 + 2 = x, sedangkan C1 melakukan kesalahan
dimana 6x + 0,25 = 4x - 2,5 dimana ia menjawab 6x – 4x = 0,25 – 2,5, namun
kesalahan siswa tersebut termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi yang sama
yaitu miskonsepsi pengeneralisasi dikarenakan siswa tidak mampu
mengeneralisasi karena siswa tidak mampu untuk menentukan metode yang
digunakan. Dan pada subjek G3 dan D3 yang menyelesaikan soal tersebut
dengan cara yang berbeda, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke
dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu kesalahan pengaplikasian aturan
dikarenakan siswa mengabaikan tanda-tanda ketika memanipulasi. Dan semua
siswa tersebut cenderung bingung jika di berikan soal bentuk desimal.
f. Miskonsepsi pada kemampuan analiticl thinking (berpikir analitis) pada
soal nomer 6
Pada rata-rata kemampuan Analiticl thinking (berpikir analitis) soal
nomer 6 adalah 16,98%, di soal nomer 6 ini tidak ada miskonsepsi
dikarenakan siswa rata-rata tidak mengisi soal tersebut dan hanya menjawab
diketahui. Siswa yang tidak mengisi mengatakan jika soal tersebut susah dan
merumitkan.
g. Miskonsepsi pada kemampuan dynamic thinking (berpikir dinamis) pada
soal nomer 7
Pada rata-rata kemampuan Dynamic thinking (berpikir dinamis) soal
nomer 7 adalah 33,11%, namun di kemampuan Dynamic thinking (berpikir
dinamis) terdapat miskonsepsi, yaitu miskonsepsi kesalahan pengaplikasian
78

aturan 2,36%. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil tes dan wawancara
pada soal tes kemampuan berpikir aljabar nomer 1, dimana siswa diminta
untuk berpikir dengan melibatkan variable sebagai objek yang dapat dirubah-
rubah seperti soal berikut.
Tentukan grafik penyelesaian dari x + 1 ≥ 7 – 2x, untuk x variable
bilangan genap yang kurang dari 12.

Pada subjek C3 dan D1 yang menyelesaikan soal tersebut dengan cara


yang berbeda, seperti C3 melakukan kesalahan pada penyelesaian bentuk soal
x + 1 ≥ 7 – 2x dimana ia menjawab dengan menjumlahkan x + 1 dengan 7 –
2x, sedangkan D1 melakukan kesalahan dimana x + 1 ≥ 7 – 2x dimana ia
menjawab x + 2x ≥ 1 + 7, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke dalam
bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi pengeneralisasi dikarenakan
siswa tidak mampu mengeneralisasi karena siswa tidak mampu untuk
menentukan metode yang digunakan. Dan siswa cenderung melupan pelajaran
yang sudah lalu.
h. Miskonsepsi pada kemampuan dynamic thinking (berpikir dinamis) pada
soal nomer 8
Pada rata-rata kemampuan Dynamic thinking (berpikir dinamis) soal
nomer 8 adalah 18,77%, siswa rata-rata tidak mengisi jawaban dan hanya
mengisi diketahuinya saja. Siswa yang tidak mengisi mengatakan jika mereka
lupa caranya ada juga yang mengatakan jika waktunya tidak cukup untuk
mengerjakan soal tersebut.
i. Miskonsepsi pada kemampuan modeling (pemodelan) pada soal nomer 9
Pada rata-rata kemampuan modeling (pemodelan) untuk soal nomer 9
adalah 5,09%, namun di kemampuan modeling (pemodelan) nomer 9 dan 10
tidak terdapat miskonsepsi, karena untuk nomer 9 rata-rata siswa tidak ada
jawaban dari siswa hanya coretan yang tidak menjerumus ke kunci jawaban.
79

Siswa yang tidak mengisi mengatakan jika mereka tidak memahami soal
tersebut dan terlalu rumit karena terdapat soal pecahan.
j. Miskonsepsi pada kemampuan modeling (pemodelan) pada soal nomer 10
Pada rata-rata kemampuan modeling (pemodelan) soal nomer 10 adalah
70,75%, sedangkan nomer 10 rata rata siswa dapat menjawab dengan tepat
dan tidak terdapat miskonsepsi. Banyak yang mengatakan soal ini lebih
mudah dibanding soal-soal cerita yang lain.
k. Miskonsepsi pada kemampuan organization (pengorganisasian) pada soal
nomer 11
Pada rata-rata kemampuan organization (pengorganisasian) untuk soal
nomer 11 adalah 18,40% dan untuk soal nomer 12 adalah 13,02%, namun di
kemampuan organization (pengorganisasian) terdapat miskonsepsi untuk soal
nomer 11 terdapat miskonsepsi notasi 23,58% dan kesalahan pengaplikasian
aturan 1,89%. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan hasil tes dan wawancara
pada soal tes kemampuan berpikir aljabar nomer 1, dimana siswa diminta
untuk menemukan semua variable indenpenden yang penting dalam berbagai
aktivitas pemecahan masalah seperti soal berikut.
Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan dibawah ini
(x – 5)(x – 2) > (x + 3)(x + 2)

Pada subjek G1 dan E3 yang menyelesaikan soal tersebut dengan cara


yang berbeda, seperti G1 melakukan kesalahan pada bentuk soal (x – 5)(x – 2)
> (x + 3)(x + 2) dimana ia menjawab x – 5 + x – 2 > x + 3 + x + 2, sedangkan
E3 melakukan kesalahan dimana x2 – 7x + 3 > x2 + 5 x + 6 dimana ia
menjawab x4 – 2x + 9, namun kesalahan siswa tersebut termasuk ke dalam
bentuk miskonsepsi yang sama yaitu miskonsepsi notasi dikarenakan siswa
mengabaikan tanda kurung ketika dibutuhkan dan menganggap symbol
operasi bukan bagian dari jawaban. Dan pada subjek E2 dan F2 yang
menyelesaikan soal tersebut dengan cara yang berbeda, namun kesalahan
80

siswa tersebut termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi yang sama yaitu


kesalahan pengaplikasian aturan dikarenakan siswa mengabaikan tanda-tanda
ketika memanipulasi. Dan semua siswa tersebut cenderung bingung jika di
berikan soal dalam bentuk pemfaktoran yang harus dirubah dalam bentuk
aljabar.
l. Miskonsepsi pada kemampuan organization (pengorganisasian) pada soal
nomer 12
Pada rata-rata kemampuan organization (pengorganisasian) soal nomer
12 adalah 13,02%, sedangkan pada soal nomer 12 tidak ada miskonsepsi
dikarenakan rata-rata siswa hanya diketahuinya saja dan tidak bisa menjawab
pertanyaannya. Siswa yang tidak mengisi mengatakan jika mereka lupa
caranya dan lupa rumus keliling dan luas persegipanjang ada juga yang
mengatakan jika waktunya tidak cukup untuk mengerjakan soal tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai miskonsepsi pada
kemampuan berpikir aljabar yang banyak dilakukan untuk kemampuan
Generalization (generalisasi) soal nomer 1 dan Abstraction (abstraksi) soal
nomer 3 yaitu miskonsepsi pengertian huruf, untuk kemampuan Abstraction
(abstraksi) soal nomer 4 dan Analiticl thinking (berpikir analitis) soal nomer 5
yaitu miskonsepsi pengeneralisasi, untuk kemampuan Dynamic thinking
(berpikir dinamis) soal nomer 7 yaitu kesalahan pengaplikasian aturan, untuk
kemampuan Organization (pengorganisasian) soal nomer 11 yaitu miskonsepsi
notasi, dan untuk Generalization (generalisasi) soal nomer 2, Dynamic thinking
(berpikir dinamis) soal nomer 8, Modeling (pemodelan) soal nomer 9, dan
Organization (pengorganisasian) soal nomer 11 tidak ada miskonsepsi,
sedangkan untuk kemampuan Modeling (pemodelan) soal nomer 10 tidak
terdapat miskonsepsi. Penyebab siswa melakukan miskonsepsi dikarenakan
siswa melupakan pelajaran yang lalu dan menganggap pelajaran yang lalu tidak
diperlukan lagi dan guru cenderung tidak mengulang pelajaran yang lalu ketika
81

proses belajar mengajar dilaksanakan termasuk pada materi yang terdapat


bentuk aljabar.

C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak memiliki
kekuarangan. Berbagai upaya telah dilakukan peneliti dalam pelaksanaan
penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal. Namun masih ada beberapa
factor yang sulit dikendalikan peneliti, sehingga membuat penelitian ini
memiliki beberapa keterbatasan diantaranya sebagai berikut:
1. Waktu tes dan wawancara singkat, dalam penelitian ini, tes kemampuan
berpikir aljabar yang diberikan hanya berlangsung 90 menit untuk 12 soal
dan wawancara kurang lebih 3 menit. Sehingga dalam penelitian ini belum
dapat diketahui secara rinci bagaimana penyebab terjadinya miskonsepsi
padasiswa secara maksimal.
2. Kesediaan ruang yang tidak ada, menyulitkan peneliti untuk fokus dalam
wawancara dan banyak suara yang terdengar, sehingga suara yang ingin
diteliti tidak terdengar secara maksimal.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui
miskonsepsi pada kemampuan berpikir aljabar siswa kelas VII di MTs
Pembangunan UIN Jakarta pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Di dalam kemampuan berpikir aljabar siswa mengalami miskonsesi,
dimana 13,30% siswa mengalami miskonsepsi pengertian huruf, 39,62%
siswa mengalami miskonsepsi notasi, 32,08% siswa mengalami
miskonsepsi pengeneralisasi dan 7,55% siswa mengalami kesalahan
pengaplikasian aturan. Dengan demikian pada tes kemampuan berpikir
aljabar, siswa sering kali mengalami miskonsepsi pada notasi, dimana
siswa seringkali melakukan kesalahan penyambungan huruf dan angka
disebabkan siswa menganggap syimbol operasi bukan bagian dari jawaban
dan mengabaikan penggunaan tanda kurung ketika dibutuhkan.
2. Penyebab siswa melakukan miskonsepsi dikarenakan siswa itu sendiri dan
guru atau pengajar, dimana prakonsepsi siswa yang tidak tepat
mengakibatkan sulitnya mengikuti pelajaran berikutnya, reasoning yang
tidak lengkap mengakibatkan siswa memperoleh informasi yang tidak
lengkap yang berakibatkan siswa menarik kesimpulan secara salah, siswa
kurang mampu dalam mempelajari matematika sehingga mengalami
kesulitan menangkap konsep yang benar dalam proses belajar, dan siswa
yang tidak menyukai pelajaran matematika cenderung kurang
memperhatikan penjelasan guru. Sedangkan guru atau pengajar cenderung
tidak menguasai bahan ajar dan tidak membiarkan siswa mengungkap
gagasan atau ide.

82
83

B. Saran
Beberapa temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran penulis terkait penelitian ini diantaranya:
1. Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa untuk rata-rata kemampuan
berpikir aljabar siswa masuk ke dalam katagori rendah dan hanya sebagian
kecil yang masuk katagori tinggi, sehingga disarankan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut yang membahas upayah meningkatkan kemampuan
berpikir aljabar siswa.
2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti lain untuk lebih
meningkatkan sebuah konsep pada penelitian selanjutnya agar tidak ada
lagi miskonsepsi dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi guru sebaiknya mengulang pelajaran yang lalu agar siswa dapat
mengingat kembali pelajaran yang lalu.
4. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan dalam
perbaikan dan peningkatan pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan ketiga. Jakarta : Balai
Pustaka
Carolyn Kieran, 2004 “Algebraic Thinking in the Early Grades: What Is It?”, The
Mathematics Educator, 8: 1
Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar Metode Teknik.
Bandung: Trasito
LEARN. 1992. Algebra: Some Common Misconceptions. (Online).
(http://www.learnquebec.ca/export/sites/learn/en/content/curriculum/mst/d
ocuments/algemisc.pdf, diakses 01 Januari 2016)
Suparno, Paul. 2013. Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan
Fisika. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Egodawatte, G. 2011. Secondary school students’ misconceptions in algebra.
Disertation. Toronto: University of Toronto
https://tspace.library.utoronto.ca/bitstream/1807/29712/1/EgodawatteArac
hchigeDon_Gunawardena_201106_PhD_thesis.pdf.pdf diakses 16 Januari
2016
Kieran, Carolyn. 2004. Para Pendidik Matematika. Tersedia:
http://math.nie.edu.sg/ame/matheduc/tme/tmeV8_1/Carolyn%20Kieran.pd
f. Diakses: 13 Desember 2011.
Wahyudin & Sudrajat. 2008. Referensi Matematika Dalam Kehidupan Manusia 1.
Jakarta: CV. Ipa Abong.
John A. Van de Walle. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Jilid 2 (E.
6). Jakarta: Erlangga
Kaput, J.J. 1999. Teaching and learning a new algebra. In E, Fennema & T. A
Romberg (Eds.), Mathematics classrooms that promote understanding (pp.
133-155). Mahwah, NJ: Erlbaum.

84
85

Suwarto, Dr. 2013 Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: PT
Ramaja Rosdakarya.
Widdiharto, Rachmadi. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dn
Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Depdiknas, Pusat
pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga kependidikan
Matematika,
Ahmad Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.
Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sumrna Surapranata. 2005. Analisis, Validitas, Relibilitas, dan Intrepretasi Hasil
Tes: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Santrock. 2008. “Psikologi Pendidikan”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
h. 357
Masluhah Firdah, 2013. Skripsi. “Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelas III SDN Duko Timur I Pemekasan dalam Menyelesaikan Masalah
pada Model Pembelajaran Webbed”, Surabaya: IAIN Sunan Ampel,
Abu ahmadi, dkk. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
M’amosa M.E. Ntsohi. 2013. “Investigating Teaching and Learning of Grade 9
Algebra Through Excel Spreadsheets: A Mixed-Methods Case Study for
Lesotho”, Dissertation presented for the degree of Doctor of Education.
Stellenbosch University.
Lew Hee-Chan. 2004. “Developing Algebraic Thinking in Early Grades: Case
Study in Korean Sshool Mathematic”. The Mathematic Educator. 8; 1
John M. Echols dan Hassan Shadily. 1996. An English-Indonesia Dictionary,
Jakarta: Gramedia, Cet. XXIII.
Masril. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Graphic
Organizers Melalui Belajar Kooperatif Tipe STAD. ISSN: 2252-3014.
http://ejournal.unp.ac.id diakses 16 Januari 2016
86

Sukisman Purtadi dan Rr. Lis Permana Sari. 2007. Analisis Miskonsepsi Konsep
Laju dan Kesetimbangan Kimia Pada Siswa SMA. (UNY)
Gronlund, N. E & Linn, R. L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching.
(Ed 6). New York: macmillan Publishing co.,Inc.
Mehrens, W. A., & Lehmann, I. J. 1973. Measurement and Evaluation in
Education and Psycholigy. New York: holt, Rinehart and Winston. Inc.
Rezky A. H. & Tri Edi M. S., Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi Siswa Kelas
VIII pada Materi Aljabar. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Pengajaran, Vol. 1 No. 2, September 2014
http://jurnal.upi.edu/file/074.pdf (diakses 1 Januari 2016)
Rizki Irawati, dkk. Miskonsepsi Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Pada
Materi Relasi dan Fungsi Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 4
Kudus. Prosiding Mathematics and Sciences Forum 2014 (ISBN 978-602-
0960-00-5).
http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/masif2014/masif2014/paper/vie
wFile/511/451 (diakses 1 Januari 2016)
Wahid, dkk. Miskonsepsi Siswa pada Materi operasi pada Bentuk Aljabar Kelas
VII SMP Haebat Islam. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Untan, Pontianak.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/8519 (diakses 1
Januari 2016)
Lampiran 1

Kisi-kisi Instrumen
Tes Kemampuan Berpikir Aljabar

Kompetensi No.
Pokok Bahasan Indikator Berpikir Aljabar
Dasar Soal
Generalisasi : Proses untuk
menemukan pola atau bentuk,
yang diawali dengan pola yang 1, 2
diidentifikasi dari objek yang
diberikan
Abstraksi : Merupakan proses
untuk mengekstrak obyek
Memahami
matematika dan hubungan- 3, 4
kemampuan
hubungan berdasarkan
berpikir aljabar
generalisasi
terkait dengan
Berpikir Analitis : proses
menyelesaikan
kebalikan yang digunakan dalam
persamaan
kondisi masalah dengan tujuan 5, 6
linear satu
untuk menemukan kondisi yang
variable,
diperlukan dalam penyelesaian.
menyesaikan Persamaan dan
Berpikir Dinamis : berpikir
pertidaksamaan Pertidaksamaan
dengan melibatkan variable
satu variabel, linear satu 7, 8
sebagai obyek yang dapat
membuat dan variable
dirubah-rubah.
menyelesaikan
Pemodela : proses untuk
model
merepresentasi situasi kompleks
matematika
menggunakan ekspresi
dari masalah
matematika, untuk 9,
yang berkaitan
menginvestigasikan situasi 10
dengan
dengan model, dan untuk
persamaan
menggambarkan hubungan dari
linear
suatu aktivitas
Pengorganisasian : menyediakan
berbagai kombinasi berpikir
untuk menemukan semua 11,
variable independen, yang 12
penting dalam berbagai aktivitas
pemecahan masalah
Jumlah 12

87
88

Lampiran 2

Pedoman Pensekoran
Tes Kemampuan Berpikir Aljabar

Skor
No. Indikator Kriteria Skor
Mak.
Menggunakan konsep untuk membuat
5
generalisasi dengan tepat
Menggunakan konsep dari masalah
untuk menemukan pola yang
dibutuhkan dalam membuat 4
generalisasi dengan tepat, namun tidak
membuat grafik
Hanya mengerjakan setengah, namun
konsep menemukan pola yang
1 Generalization dibutuhkan dalam membuat 3 5
generalisasi dengan tepat.
Menggunakan informasi dari masalah
untuk menentukan pola yang
2
dibutuhkan dalam membuat
generalisasi dengan tidak tepat.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Menemukan hubungan-hubungan
berdasarkan generalisasi dan 5
membuktikannya dengan tepat
Menemukan hubungan-hubungan
berdasarkan generalisasi dengan tepat
dan membuktikannya dengan tepat 4
namun terdapat sedikit kesalahan ayau
tidak menggambarkan grafik.
Hanya mengerjakan setengah, namun
2 Abstraction menemukan hubungan-hubungan 3 5
berdasarkan generalisasi dengan tepat.
Menemukan hubungan-hubungan
berdasarkan generalisasi dengan tidak
2
tepat dan membuktikannya dengan
tidak tepat
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
89

Menemukan kondisi yang diperlukan


dalam penyelesaian dengan tepat dan 5
membuktikannya dengan tepat
Menemukan kondisi yang diperlukan
dalam penyelesaian dengan tepat dan
membuktikannya dengan tepat namun 4
terdapat sedikit kesalahan atau tidak
menggambarkan grafik.
Analiticl Hanya mengerjakan setengah, namun
3 5
thinking dapat menemukan kondisi yang
3
diperlukan dalam penyelesaian dengan
tepat.
Tidak menemukan kondisi yang
diperlukan dalam penyelesaian dengan 2
tepat.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Langkah-langkah benar dan hasil akhir
5
benar
Langkah-langkah benar dan hasil akhir
benar namun terdapat sedikit 4
kesalahan
Dynamic Langkah-langkah benar dan hasil akhir
4 3 5
thinking salah
Langkah-langkah Salah dan hasil akhir
2
benar
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Menggunakan simbol dalam membuat
model matematika untuk
menyelesaikan masalah dengan tepat 5
dan menggambarkan hubungan dari
suatu aktivitas dengan tepat
Menggunakan simbol dalam membuat
model matematika untuk
menyelesaikan masalah dengan tepat
5 Modeling 4 5
dan menggambarkan hubungan dari
suatu aktivitas dengan tepat namun
terdapat sedikit kesalahan
Hanya mengerjakan setengah, namun
dapat menggunakan Simbol dalam
membuat model matematika untuk 3
menyelesaikan masalah dengan tepat
dan tidak menggambarkan hubungan
90

dari suatu aktivitas

Menggunakan simbol dalam membuat


model matematika untuk
2
menyelesaikan masalah dengan tidak
tepat.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
Menyebutkan dengan benar semua
variabel independen yang ada dalam 5
pemecahan masalah dengan tepat
Menyebutkan dengan benar semua
variabel independen yang ada dalam
4
pemecahan masalah dengan tepat
namun sedikit kesalahan
Hanya dapat menyebutkan setengah
6 Organization dengan benar semua variabel 5
3
independen yang ada dalam
pemecahan masalah dengan tepat
Tidak dapat menyebutkan
denganbenar semua variable
2
independen yang ada dalam
pemecahan masalah dengan tepa.
Hanya dapat menyebutkan diketahui
1
saja
Tidak menjawab 0
91

Lampiran 3

Pedoman Penskoran
Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Berdasarkan Miskonsepsi

Indikator Berpikir No. Reaksi Terhadap


Aljabar Soal Masalah
Generalisasi
1, 2
(Generalization)
Abstraksi Kesalahpahaman
3, 4
(Abstraction) Pengertian Huruf
Berpikir Analitis
Kesalahpahaman
(Analiticl 5, 6
Notasi
thinking)
Berpikir Dinamis
Kesalahpahaman
(Dynamic 7, 8
Pengeneralisasi
thinking)
Pemodelan Kesalahpahaman
9, 10
(Modeling) Pengaplikasian Aturan
Pengorganisasian
11, 12
(Organization)
92
LAMPIRAN 4

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR

Indikator Berpikir Aljabar Deskripsi


Proses untuk menemukan pola atau bentuk, yang diawali dengan pola yang
Generalization
diidentifikasi dari objek yang diberikan
Merupakan proses untuk mengekstrak obyek matematika dan hubungan-
Abstraction
hubungan berdasarkan generalisasi.
Proses kebalikan yang digunakan dalam kondisi masalah dengan tujuan untuk
Analiticl thinking
menemukan kondisi yang diperlukan dalam penyelesaian.
Dynamic thinking Berpikir dengan melibatkan variable sebagai obyek yang dapat dirubah-rubah.
Proses untuk merepresentasi situasi kompleks menggunakan ekspresi
Modeling matematika, untuk menginvestigasikan situasi dengan model, dan untuk
menggambarkan hubungan dari suatu aktivitas.
Menyediakan berbagai kombinasi berpikir untuk menemukan semua variable
Organization
independen, yang penting dalam berbagai aktivitas pemecahan masalah
93
LAMPIRAN 5

UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR


POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

Mata Pelajaran : Matematika


Sasaran : Siswa SMP kelas VII
Penyusun : Ririn Aria Yanti
PETUNJUK :
1. Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda centang ( √ ) pada kolom yang telah disediakan.
Keterangan :
E (Esensial) : Soal tersebut penting untuk mengukur kemampuan berpikir aljabar,
TE (Tidak Esensial) : Soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan berpikir aljabar,
TR (Tidak Relevan) : Soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan-kemampuan berpikir aljabar,
2. Jika terdapat komentar, maka mohon tulis pada lembar komentar yang telah disediakan.
Indikator Berpikir
No Soal E TE TR Komentar
Aljabar
1. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan
2n + 3 > 9 – 4n.
2. Tunjukan pada grafik, penyelesaian dari setiap
pertidaksamaan 2q – 3 < q – 6, untuk q variable bilangan
1. Generalization
bulat yang lebih besar dari -6.
3. Usia Andi tiga tahun lebih tua dari pada usia Debi. Tiga
tahun yang akan datang jumlah usia mereka 13 tahun.
Berapa usia andi dan Debi sekarang?
94
LAMPIRAN 5

Indikator Berpikir
No Soal E TE TR Komentar
Aljabar
4. Tentukan penyelesaian dari persamaan
3m - 5 = 15 – 2m, jika m adalah variable pada bilangan
bulat
5. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan
2. Abstraction n + 5 ≤ n, jika n adalah variable pada bilangan
rasional
6. Tunjukan dengan grafik, penyelesaian berikut
7p - 8 > p + 16, untuk p variable bilangan ganjil kurang
dari 11
7. Tentukan penyelesaian dari persamaan
6x + = 4x – 2
8. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan dari
3. Analiticl thinking pecahan x - ≥ 3
9. Sebuah persegi dengan ukuran sisinya 6x cm. Tentukan
kelilingnya dalam x dan jika kelilingnya kurang dari 96
cm, susunlah pertidaksamaan dalam x kemudian
selesaikan
10. Tentukan penyelesaian dari persamaan
(n-2) + ( + n) =
11. Tentukan grafik penyelesaian dari x + 1 ≥ 7 – 2x, untuk
4. Dynamic thinking x variable bilangan genap yang kurang dari 12.
12. Harga sebuah celana Rp15.000,00 lebih mahal daripada
harga sebuah baju. Jika harga rata-rata sebuah celana
dan baju Rp50.000,00. Tentukan harga sebuah celana
95
LAMPIRAN 5

dan harga sebuah baju.


Indikator Berpikir
No Soal E TE TR Komentar
Aljabar
13. Tentukan penyelesaian dari persamaan dari pecahan
+ = -4
14. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan
(x – 5)(x + 2) > (x + 3)(x + 2)
15. Tentukan grafik penyelesaian dari x < 5 dan
5. Modeling x ≥ -3x + 4, x ϵ R
16. Dalam suatu ujian masuk SMP Negeri seorang anak
akan mendapat nilai 4 jika ia menjawab benar, mendapat
nilai -1 jika menjawab salah, dan mendapat nilai 0 jika
tidak dijawab. Dari 30 soal Siska dapat menjawab 20
soal dengan benar, 4 soal menjawab salah dan sisanya
tidak dijawab. Berapakah nilai Siska?
17. Jabarkan bentuk aljabar berikut, kemudian
sederhanakanlah 2(x – 8) + 4(x – 5)
18. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan
5x + 4 ≤ 2x + 16, jika x variable pada bilangan asli
19. Tentukan grafik penyelelesaian dari 2n – 4 < n – 6, jika
6. Organization
n adalah variable pada bilangan bulat
20. Gambar berikut adalah persegi panjang dengan panjang
(x + 3) cm dan lebar (x - 5) cm. jika kelilingnya tidak
lebih dari 24, maka hitung panjang, lebar, dan luas
maksimum persegi panjang tersebut.
96
LAMPIRAN 5

(x+3) cm

(x-5) cm

Jakarta, …………………. , 2016


Reviewer,

(………………………………)
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
lampiran 11
Hasil Uji Validitas isi Instrumen Tes Kemampuan berpikir Aljabar
Indikator (Ne
No. Min.
Berpikir E TE TR N Ne N/2 - CVR Ket. Catatan
Soal Sekor
Aljabar N/2)
1 7 4 1 12 7 6 1 0.17 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Generalization 2 11 1 0 12 11 6 5 0.83 0.56 Valid Digunakan
3 11 0 1 12 11 6 5 0.83 0.56 Valid Digunakan
4 8 3 1 12 8 6 2 0.33 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Digunakan dengan
Abstraction 5 7 5 0 12 7 6 1 0.17 0.56 Tidak Valid
syarat diperbaiki
6 11 1 0 12 11 6 5 0.83 0.56 Valid Digunakan
Digunakan dengan
7 4 5 3 12 4 6 -2 -0.33 0.56 Tidak Valid
Analiticl syarat diperbaiki
thinking 8 5 6 1 12 5 6 -1 -0.17 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
9 10 1 1 12 10 6 4 0.67 0.56 Valid Digunakan
10 7 2 3 12 7 6 1 0.17 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Dynamic
11 10 1 1 12 10 6 4 0.67 0.56 Valid Digunakan
thinking
12 10 1 1 12 10 6 4 0.67 0.56 Valid Digunakan
Digunakan dengan
13 3 6 3 12 3 6 -3 -0.5 0.56 Tidak Valid
syarat diperbaiki
Digunakan dengan
Modeling 14 4 6 2 12 4 6 -2 -0.33 0.56 Tidak Valid
syarat diperbaiki
15 6 6 0 12 6 6 0 0 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
16 10 1 1 12 10 6 4 0.67 0.56 Valid Digunakan
17 3 3 6 12 3 6 -3 -0.5 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
18 6 4 2 12 6 6 0 0 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
Organization
19 3 6 3 12 3 6 -3 -0.5 0.56 Tidak Valid Tidak Digunakan
20 11 1 0 12 11 6 5 0.83 0.56 Valid Dugunakan
118

Lampiran 12

TES KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable

Waktu : 2 x 40 menit

Petunjuk :

 Tuliskan nama dan kelasmu pada lembar jawaban yang telah


disediakan.
 Baca, pahami dan kerjakan soal berikut ini dengan teliti dan tepat.
 Diperbolehkan mengerjakan soal tidak berurutan.
 Dianjurkan untuk mengerjakan soal yang menurutmu mudah terlebih
dahulu.
 Mulai dan akhiri dengan doa.

1. Tunjukan pada grafik, penyelesaian dari setiap pertidaksamaan 2q – 3 < q – 6,


untuk q variable bilangan bulat yang lebih besar dari -6.
2. Usia Andi tiga tahun lebih tua dari pada usia Debi. Tiga tahun yang akan
datang jumlah usia mereka 13 tahun. Berapa usia andi dan Debi sekarang?
3. Selesaikan pertidaksamaan n+5≤ n, dengan n adalah anggota himpunan

bilangan prima kurang dari 30.


4. Tunjukan dengan grafik, penyelesaian berikut 7p - 8 > p + 16, untuk p
variable bilangan ganjil kurang dari 11.
5. Bagaimana cara kalian untuk menentukan penyelesaian dari persamaan yang
melibatkan bilangan desimal? Coba tentukan penyelesaian dari persamaan 6x
+ 0,25 = 4x – 2,5. Jelaskan bagaimana kalian menyelesaikannya.
119

6. Sebuah persegi dengan ukuran sisinya 6x cm. Tentukan kelilingnya dalam x


dan jika kelilingnya kurang dari 96 cm, susunlah pertidaksamaan dalam x
kemudian selesaikan.
7. Tentukan grafik penyelesaian dari x + 1 ≥ 7 – 2x, untuk x variable bilangan
genap yang kurang dari 12.
8. Harga sebuah celana Rp15.000,00 lebih mahal daripada harga sebuah baju.
Jika harga rata-rata sebuah celana dan baju Rp50.000,00. Tentukan harga
sebuah celana dan harga sebuah baju?
9. Sebuah segitiga diperoleh dengan cara memotong persegi panjang tinggi
segitiga adalah dari panjang pada persegi panjang. Luas daerah yang

diasir adalah 30 persegi. Tuliskan suatu persamaan yang dapat kalian gunakan
untuk menentukan panjang p

9 cm
120

KUNCI JAWABAN

TES MISKONSEPSI PADA KEMAMPUAN BERPIKIR ALJABAR

10. Tunjukan pada grafik, penyelesaian dari setiap pertidaksamaan 2q – 3 < q – 6,


untuk q variable bilangan bulat yang lebih besar dari -6.
Jawab:
2q – 3 < q – 6
2q – q < -6 + 3
q < -3
pengganti q yang benar adalah -4, -5

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1

11. Usia Andi tiga tahun lebih tua dari pada usia Debi. Tiga tahun yang akan
datang jumlah usia mereka 13 tahun. Berapa usia andi dan Debi sekarang?
Jawab:
Dik : A = 3 + D …. (i)
(A + 3) + (D + 3) = 13 …. (ii)
Jawab :
(A + 3) + (D + 3) = 13
A + D + 6 = 13
A + D = 13 – 6
A+D=7
(3 + D) + D = 7 (substitusiin A dari (i))
2D = 7 – 3
D=

D = 2 tahun
121

A=3+D
A=3+2
A = 6 tahun

12. Selesaikan pertidaksamaan n+5≤ n, dengan n adalah anggota himpunan

bilangan prima kurang dari 20.


Jawab:
n+5≤ n

n+5≤ n

5≤ n- n

n- n≥5

n≥5

n≥5
anggota himpunan n adalah 5, 7, 11, 13, 17, 19

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

13. Tunjukan dengan grafik, penyelesaian berikut 7p - 8 > p + 16, untuk p variable
bilangan ganjil kurang dari 11.
Jawab:
7p - 8 > p + 16
7p - p > 16 + 8
p>

p>4
pengganti p yang benar adalah 5, 7, 9

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
122

14. Bagaimana cara kalian untuk menentukan penyelesaian dari persamaan yang
melibatkan bilangan desimal? Coba tentukan penyelesaian dari persamaan 5x
+ 0,5 = 4,75x – 2. Jelaskan bagaimana kalian menyelesaikannya.
Jawab:
5x + 0,25 = 4,75x – 2
5x – 4,75x = - 0,25 – 2
0,25x = - 2,25
=

x = x

x=9

15. Sebuah persegi dengan ukuran sisinya 6x cm. Tentukan kelilingnya dalam x
dan jika kelilingnya kurang dari 96 cm, susunlah pertidaksamaan dalam x
kemudian selesaikan.
Jawab:
Dik : sisi persegi = 6x cm
Keliling persegi < 96 cm
- Keliling persegi = 4 . sisi
k = 4 . 6x = 24x cm
- k < 96 cm
24x < 96
x<

x<4

16. Tentukan grafik penyelesaian dari x + 1 ≥ 7 – 2x, untuk x variable bilangan


genap yang kurang dari 12.
Jawab:
x + 1 ≥ 7 – 2x
x + 2x ≥ 7 – 1
3x ≥ 6
123

x≥

x≥2
pengganti x yang benar adalah 2, 4, 6, 8, 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

17. Harga sebuah celana Rp15.000,00 lebih mahal daripada harga sebuah baju.
Jika harga rata-rata sebuah celana dan baju Rp50.000,00. Tentukan harga
sebuah celana dan harga sebuah baju.
Jawab:
Dik : celana = b + 15.000
baju = b
celana + baju = 50.000
celana + baju = 50.000
(b + 15.000) + b = 50.000
2b = 50.000 – 15.000
b= = 17.500

harga baju = Rp17.500,00


harga celana = b + 15.000
= 17.500 + 15.000 = Rp32.500,00

18. Sebuah segitiga diperoleh dengan cara memotong persegi panjang tinggi
segitiga adalah dari panjang pada persegi panjang. Luas daerah yang

diasir adalah 30 cm2 persegi. Tuliskan suatu persamaan yang dapat kalian
gunakan untuk menentukan panjang p .
124

9 cm
Jawab:
L = (PxL) – ( x a x t)

30 = (9 x )–( x9x )

30 = - , atau 30 =

19. Dalam suatu ujian masuk SMP Negeri seorang anak akan mendapat nilai 4
jika ia menjawab benar, mendapat nilai -1 jika menjawab salah, dan mendapat
nilai 0 jika tidak dijawab. Dari 30 soal Siska dapat menjawab 20 soal dengan
benar, 4 soal menjawab salah dan sisanya tidak dijawab. Berapakah nilai
Siska?
Jawab:
Dik : benar = 4
Salah = -1
Tidak jawab = 0
Soal = 30
Dit : 20b?
4s?
6tj?
nilai siska?
Jawab :
20 . 4 = 80
4 . -1 = -4
6.0=0
nilai Siska = 80 – 4 + 0 = 76
125

20. Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan


(x – 5)(x – 2) > (x + 3)(x + 2)
Jawab:
(x – 5)(x + 2) > (x + 3)(x + 2)
x2 + 2x – 5x – 10 > x2 + 2x + 3x + 6
x2 - 3x – 10 > x2 + 5x + 6
- 3x – 10 > 5x + 6
- 3x – 5x > 6 + 10
- 8x > 16
x<-

x<-2

21. Gambar berikut adalah persegi panjang dengan panjang (x + 3) cm dan lebar
(x - 5) cm. jika kelilingnya tidak lebih dari 24, maka hitung panjang, lebar,
dan luas maksimum persegi panjang tersebut.
(x+3) cm

(x-5) cm

Jawab:
Dik: p = (x + 3) cm
l = (x - 5) cm
k ≤ 24 cm
k ≤ 24 cm
2 (p + l) ≤ 24 cm
2 ((x + 3) + (x – 5)) ≤ 24
(x + 3 + x - 5) ≤

2x - 2 ≤ 12
2x ≤ 12 + 2
126

x≤ =7

jadi x ≤ 7
p =x+3
= 7 + 3 = 10
l =x-5
=7–5=2

Lmaks = p . l = 10 . 2 = 20 cm2
127

Lampiran 13

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII A MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ALDRIAZA DAVHIN PASHA
2 ALFREDABAYU PRADANA WICAKSONO
3 ANANTA NAZWA ANYABILLA RAHMAN
4 ARDANTI RESTINANDA PRIMANINGTYAS
5 ATHARAFIF APTAWASIS HADYANCAHYA
6 AUDREY AZZAHRA AMRANI
7 CHALIFA ALFIRZA
8 CUT PUTRI ALIA
9 DANENDRA NAUFAL TIRTASASMITA
10 DANIAL ARFA DAFARO
11 FARRAS ADITYA WINDY NUGRAHA
12 FAZA RAKHA SAYYIDAN
13 FERNANDA PUTI MAHARANI YUNANTA
14 FIORE RAFLI ALIFASYAH ZAINAL
15 JIDDANE ASHKURA RAHMAN
16 MARCHIA SHAFWA ATHIYAH
17 MUHAMMAD AMMAR RAFI
18 MUHAMMAD DAFFA RIZKY BAHRI
19 MUHAMMAD GYMNASTIANSYAH JOHAN
20 MUHAMMAD SYAUGI KHERID
21 NADIAH DEWI FAKHIRAH
22 NAFYA PUTRI KARTIWAN
23 NANDYA ZAHRA ARMEVIA
24 NAUFAL ARKAN DJAKI
25 OCTARIZKY RAMADIKA TAUFIK
26 RASENDRIYA HENDARWIN
27 SYIFA NAZWA FADILLAH
28 VALA MUTIARA RIDWAN
29 VELANIE GUSTINA MUNANDAR
128

Lampiran 14

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII B MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ABDUL HAFIZH MUSTOFA
2 BERLIAN CALISTA
3 DAFFA ALTHAF MAULANA
4 FARAH HUMAIRA
5 FATMA NATIFA RAUDAH
6 IHSAN PUTRA WIJAYA
7 JASMINE SYARIFAH
8 KEVIN ADHITYO
9 KHAYLA RIZKY TIANI
10 LUTHFI HANIF
11 MUH. GREFI ALIEF MAULANA
12 MUHAMMAD MIRDAN ALFANSYAH
13 NATHANIA ANINDYA PUTRI
14 NAUFAL ABRAR DAUD
15 NAUFAL AURA BAGASKARA
16 RAFIE SAFARAZ ARIBOWO
17 RAHMATUNNISA
18 RAIFA SYIFA URRAHMA FAUZI
19 SHAELLY NOOR RAHMA.
20 ZAHRA NABILAH PUTRI
129

Lampiran 15

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII C MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ADY RAHMAN DWIWANTO
2 ALTHAF SYAFIQ HARDIANSYAH
3 ATHALA MIKAEEL OCTORA
4 AURELLIA NURFADHILA SEMBADA PUTRI
5 DAFFA NUR HAKIM
6 FAKHRIZAL JATMIKO
7 FARAH AURELLIA SASIKIRANA
8 HAQQINA FAYRUZIA MAHIRA ADELA
9 HIBATULLAH SUGIHARTO MULYAWAN
10 HUGO ALI LUBIS
11 IHSAN WAJHIYA SIREGAR DONGORAN
12 IRMA HANUM ASYIFAH
13 KARTIKA AZZAHRA
14 KHALISHA NAURA POLLA
15 MUHAMMAD FITRA AULIA RAMADHAN
16 MUHAMMAD HAIKAL PRATAMA
17 MUHAMMAD REYNALDI ARDHANA
18 MUTIA ENSA SYAZWINA
19 NAUFAL ARIO BIMO
20 NAURA AMANDA RIBOWO
21 NISRINA THUFAILAH YUMANSYAH
22 PRIMO THORIQ QODRI
23 RAJATA PRATAMA
24 SANIA SAFITRI
25 SHEILA FIRLIANA AISYAH
26 TSANAYA AZ-ZAHRA
130

Lampiran 16

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII D MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ABDURRAHMAN AZDIM
2 ALI FATAH
3 ARYASUTA AZRIEL BARRAQ
4 DAGNA KHAIRUNNISA RAHADATUL AISY
5 DINDA AGRIFINA NUR AZALIA
6 FALAH ALFAT BESTARI
7 FATIH AHMAD RAISSA
8 FELLA FATHYA RAMADHANYA
9 LALUTTA LUKI LABDAGATI
10 MUHAMMAD FARREL AFFATA PUTRA HESA
11 MUHAMMAD RAFA PUTRA UMBIRA
12 MUHAMMAD ZIKRI ARDIANSAH
13 NABIILA PUSPA FADHILLAH
14 NAFILA AURA CARISSA
15 RAFI NAUFAL HANDOKO
16 RAFI PUTRA HENDRIANSAH
17 RAFILA INATSANIA
18 RAISA ADELIA KASMIZAR
19 RAYHANA FAKHIRA
20 RIZKHIAR ZAKI RASENDRYA
21 SALMA KHAIRUNNISA
22 SITI NABILA
23 TEMBANG KINANTI
24 ZIKRA ZAHRA
131

Lampiran 17

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII E MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ADILLA PUSPA DEWI NUSANTO
2 AHMAD RIFQISHAFRA WIRYAWAN
3 AMALINA ADANI PUTRI DAENG
4 ATHAYA FITHRI SAFIRA
5 AZKA HADI PRADYAN
6 BAGAS ARIFIYANTO
7 CHELSEA PRICYLLA ANASTACIA
8 CUT SERILDA RAHMI
9 DANISH SARAH
10 DENISA ROSABILLA
11 DEWI SHINTIA AULIA
12 DIANISA MUTHMA'INNAH
13 DZAWI AMALIA KARIMAH AYU
14 FAHREZZA MUHAMMAD ZUNOV
15 FAWWAZ MUHAMMAD AIDI
16 GANTARI AISYAH MAHESWARI
17 HAFIDZ ANANDA PUTRA
18 HANGGONO PRATAMA
19 MARTIN HIDAYAT
20 MOCHAMAD RAYYAN SADENDRA
21 MOHAMMAD IZZAN PUTRA MAULANA
22 MUHAMMAD FARHAN FADHILLAH
23 MUHAMMAD GHIAZ AL FARISSI
24 MUHAMMAD RAFIE
25 NINDITA SAVADEA HELMI PUTRI
26 RAFLI BAGUS PUTRA HARYADI
27 RIO SAKHI NURTIANO
28 SYAHLA DEWI MAHARANI
29 YASMIN DESHINTA RAMADANTI
132

Lampiran 18

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII F MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ADAM DANISH NARINDRA
2 AIMAR PRABHASWARA DZAKRI
3 ALLYSA ASTISENA RAMADHANTY
4 ANDI MUHAMMAD NUR FAUZI
5 ANNISA SUCI RAMADHANI
6 ARIF ADITYA
7 ARYO PRASETYO
8 ASTRID KHALISA ZUSRINI
9 ATHA FARRAS FERDYANSYAH
10 AULIA SAPPHIRE RASHEESA
11 AZZAHRA PUTRI FIRMANSYAH
12 CALISTA SALSABILAH KUSUMA
13 CLARA WIDYATNA
14 DENISA PUTRI SABRINABILA
15 FADZLAN IHRAM HARDIANSYAH
16 FAHRISA ARFA KAMILA
17 IRSYAD FADHILAH
18 KANYA PHALITA DIPTA
19 MICHELL NYSENDRA
20 MUHAMMAD AHZA BAYANAKA WIJANARKO
21 MUHAMMAD AZMI FALAH
22 MUHAMMAD FARRELL DESNANDA
23 MUHAMMAD MIRZA FARISY
24 MUHAMMAD RAFI ANANDA ATHALLAH
25 NABIL RASHIF SAYYIDAN
26 OGAN RIDWAN MAS
27 RAISSA ZAHRANNY
28 RAYHAN FADHLAN AZKA
133

Lampiran 19

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII G MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 AFIFA FEBRI
2 AKHTARRIZA HARAFAH
3 ARANTA MUZHAFFAR 'AFIF
4 ARBYN DANENDRA
5 ARTANTY MAWKE FAHIRA
6 AZKA AUFA KHOIRI
7 DAFFA KEITARO PUTRA
8 FAHMI YAFI
9 FAUZIA RAMADHINA SUSILO
10 INDIRA PUTRI PRADANA
11 KEVIN BAZLI SANTOSO
12 KEVIN SETIAWAN PRATAMA
13 LALITYA TARA ANINDITA
14 LUQMAN AMAR PRIMA
15 MOHAMMAD REINDRA PASYA
16 MUHAMMAD FAIRUZ ZAKARIYA AL HAIDAR
17 MUHAMMAD FAWWAZ FARHAN FARABI
18 MUHAMMAD IRZA SYARIF
19 NAFISAH ALMAIS AIDIYAH
20 NASYWA DINDA CAMILLA
21 NAUVAL HAKIM RABBANI
22 NAVA ISNI SABRINA
23 NISRINA FAIRUZ ZAHARA
24 PUTRI NAURA RA'FAH
25 RAINA ZAFIRA SASIKIRANA
26 RIZKY FAISAL RASYID
27 SITI ANNISAH
28 THOLIBURRIZKY UBAIDILLAH
29 TSABITAH RAMADHANI MASHUR
134

Lampiran 20

DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI TES MISKONSEPSI


KELAS VII H MTs PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

No. Nama
1 ALIF PRAYATA MAHAWIRA APRIADI
2 ALIFIA PUTRI JUNITA MIRAZA
3 CALLISTA NADIRA YUBAITSA
4 FATINAH NADHIRA ZAHRA
5 GAVIN HENSIE AL-KHAIR
6 HAYKAL AVISENNA FACHRUDDIN
7 IQBAL ADIPUTRA MIRZA
8 KEMAL FERRARI ACHMAD
9 KEVIN DUANO ALARAFFA
10 MAULIDA SYIFA KAMILA MAKARIM
11 MUHAMMAD ADRIAN RAYNALDI
12 MUHAMMAD ALGHIFARY MUZAKKIR
13 MUHAMMAD HANIF MUSYAFFA
14 MUHAMMAD IHSAN ALFATIH
15 MUHAMMAD WILDAN
16 NASYWA RIZQYA AZZAHRO
17 NAUFAL MALAPUTRA
18 QAWIYAH QALBI
19 RAISHA PUTRI ANGELICA
20 RAOUL NAUFAL
21 RIANTI EKA WULANJANI
22 SHAFAR ZIDAN NUGRAHA
23 SHAVIRA AYUNDARA WIRANINGRAT
24 TIARA TSABITAH KHAIRUNNISA
25 ZAIDAN NAUFAL ILMI
135

Lampiran 21

Data Nilai Hasil Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Kelas
No.
7A 7B 7C 7D 7E 7F 7G 7H
1 45 23.33 35 23.33 15 73.33 13.33 23.33
2 43.33 25 43.33 26.67 25 60 41.67 35
3 38.33 33.33 41.67 20 30 66.67 5 40
4 45 13.33 25 25 23.33 45 25 35
5 43.33 5 21.67 26.67 23.33 30 33.33 40
6 43.33 11.67 35 33.33 25 20 28.33 26.67
7 43.33 28.33 31.67 26.67 28.33 31.67 23.33 33.33
8 45 23.33 23.33 31.67 25 15 68.33 41.67
9 43.33 21.67 26.67 28.33 43.33 51.67 16.67 28.33
10 30 23.33 40 23.33 21.67 26.67 15 36.67
11 25 6.667 28.33 18.33 31.67 33.33 31.67 11.67
12 23.33 13.33 26.67 26.67 21.67 35 16.67 11.67
13 38.33 36.67 26.67 21.67 13.33 40 28.33 58.33
14 43.33 10 8.333 28.33 11.67 10 23.33 20
15 43.33 11.67 23.33 31.67 11.67 36.67 23.33 41.67
16 45 16.67 26.67 25 21.67 28.33 26.67 31.67
17 43.33 15 21.67 23.33 25 33.33 55 26.67
18 18.33 23.33 28.33 35 13.33 36.67 46.67 40
19 45 25 21.67 36.67 13.33 15 73.33 40
20 45 10 23.33 48.33 10 18.33 55 23.33
21 45 - 25 33.33 20 60 31.67 31.67
22 43.33 - 18.33 28.33 21.67 30 50 33.33
23 45 - 16.67 36.67 18.33 21.67 45 38.33
24 26.67 - 56.67 26.67 33.33 26.67 33.33 36.67
25 45 - 21.67 - 28.33 48.33 36.67 23.33
26 41.67 - 41.67 - 33.33 68.33 46.67 -
27 30 - - - 35 50 48.33 -
28 23.33 - - - 21.67 58.33 15 -
29 45 - - - 28.33 - 20 -
30 - - - - 35 - - -
31 - - - - 41.67 - - -

Mean: 30,7 Tinggi Sedang Rendag


> 43,94 43,94 < x < 17,47 < 17,47
Setandar Deviasi: 13,24
136

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII A MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai Nilai
Ket.
No. Subjek G A AT DT M O Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MSA 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
2 FRS 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 20 40 43.33 S
3 DNT 60 20 20 80 40 20 40 20 20 100 20 20 38.33 S
4 ADP 60 20 20 80 40 40 80 20 20 100 20 40 45 T
5 MSK 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 20 43.33 S
6 MAR 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 20 43.33 S
7 JAR 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 20 43.33 S
8 ARP 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
9 NZA 60 0 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 43.33 S
10 FPMY 60 20 20 40 20 20 0 20 0 100 20 40 30 S
11 VGM 40 40 40 0 0 0 0 0 0 100 40 40 25 S
12 AAH 60 20 0 40 0 0 0 20 0 100 20 20 23.33 S
13 SNF 60 20 20 40 40 20 80 20 20 100 20 20 38.33 S
14 MSW 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 20 43.33 S
15 RH 60 20 80 20 40 20 80 20 20 100 40 20 43.33 S
16 NDF 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
17 MDRB 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 20 40 43.33 S
18 NPK 60 20 0 60 60 0 0 20 0 0 0 0 18.33 S
19 DAD 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
20 MGJ 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
21 NAD 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
22 ORT 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 20 43.33 S
23 FAWN 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
24 CPA 40 20 0 40 40 20 20 20 20 100 0 0 26.66 S
25 FAZ 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
26 ANAR 40 20 20 80 40 20 80 20 20 100 20 40 41.66 S
27 APW 40 20 20 20 20 20 20 20 20 100 20 40 30 S
28 AAA 40 20 40 0 0 0 0 0 0 100 40 40 23.33 S
29 VMR 60 20 20 80 40 20 80 20 20 100 40 40 45 T
137

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII B MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 NAP 60 20 20 40 40 0 0 0 0 100 0 0 23.33 S
2 KRT 60 20 20 40 40 0 0 20 0 100 0 0 25 S
3 NAB 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.33 R
4 IPW 40 60 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 13.33 R
5 FH 20 20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 R
6 AHM 20 80 20 0 0 0 0 20 0 0 0 0 11.66 R
7 MGAM 40 20 0 60 0 0 60 20 0 100 20 20 28.33 S
8 DAM 60 0 20 40 40 60 60 0 0 0 0 0 23.33 S
9 MIZS 40 20 100 40 0 0 60 0 0 0 0 0 21.66 S
10 RAK 40 80 40 60 0 0 60 0 0 0 0 0 23.33 S
11 LH 20 20 0 20 0 0 20 0 0 0 0 0 6.66 R
12 FNR 60 80 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13.33 R
13 SNR 60 0 0 60 40 0 80 0 0 100 100 0 36.66 S
14 JS 0 0 0 0 0 0 0 20 0 100 0 0 10 R
15 R 40 60 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 11.66 R
16 KA 20 40 0 20 0 0 20 0 0 100 0 0 16.66 R
17 NAD 20 40 0 20 0 0 0 0 0 100 0 0 15 R
18 RSUF 40 40 40 40 60 40 20 0 0 0 0 0 23.33 S
19 BC 40 20 40 20 20 20 20 20 20 20 20 40 25 S
20 ZNP 40 20 40 20 0 0 0 0 0 0 0 0 10 R
138

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII C MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 MFAR 60 20 20 40 40 40 20 20 20 100 20 20 35 S
2 FJ 40 20 100 40 40 20 80 20 20 100 20 20 43.33 S
3 PTQ 60 20 20 40 100 20 40 20 20 100 40 20 41.66 S
4 KA 40 20 0 0 20 60 20 20 0 100 0 20 25 S
5 NAB 60 20 20 60 40 0 60 0 0 0 0 0 21.66 S
6 HFMA 40 40 20 40 40 100 0 40 0 100 0 0 35 S
7 HSM 40 20 20 40 40 40 40 20 20 40 40 20 31.66 S
8 IWSD 60 80 0 60 40 40 0 0 0 0 0 0 23.33 S
9 RP 40 0 0 40 40 40 40 20 0 100 0 0 26.66 S
10 MRA 60 100 20 40 40 0 40 0 0 100 40 40 40 S
11 ARD 40 20 20 40 40 20 40 20 20 40 20 20 28.33 S
12 KNP 60 0 0 40 0 0 0 40 0 100 40 40 26.66 S
13 TAZ 60 0 0 40 0 0 0 40 0 100 40 40 26.66 S
14 MHP 40 0 0 40 20 0 0 0 0 0 0 0 8.33 R
15 SFA 60 0 0 40 0 0 0 0 0 100 40 40 23.33 S
16 NTY 40 40 40 40 40 0 0 0 0 100 20 0 26.66 S
17 ANSP 60 0 0 0 0 0 0 20 0 100 40 40 21.66 S
18 FAS 40 20 20 20 20 20 20 20 20 100 20 20 28.33 S
19 ASH 60 20 20 20 0 0 0 20 0 100 20 0 21.66 S
20 NAR 40 20 0 40 40 0 40 0 0 100 0 0 23.33 S
21 SS 60 0 0 40 40 0 40 0 0 100 0 20 25 S
22 HAL 40 20 0 20 0 20 0 20 0 100 0 0 18.33 S
23 DNH 20 20 20 40 0 20 0 20 0 20 40 0 16.66 R
24 MES 60 40 80 80 60 100 100 0 0 100 60 0 56.66 T
25 IHA 20 40 20 20 0 0 20 20 40 60 0 20 21.66 S
26 AMO 60 80 40 60 60 0 60 0 0 100 40 0 41.66 S
139

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII D MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 FFR 60 40 20 40 20 0 0 0 0 100 0 0 23.33 S
2 ZZ 60 40 20 60 40 0 0 0 0 100 0 0 26.66 S
3 MZA 60 20 60 60 40 0 0 0 0 0 0 0 20 S
4 AAB 100 20 80 60 40 0 0 0 0 0 0 0 25 S
5 FAB 100 40 0 40 40 0 0 0 0 100 0 0 26.66 S
6 TK 100 0 100 0 0 0 100 0 0 100 0 0 33.33 S
7 NAC 60 40 40 60 20 0 0 0 0 100 0 0 26.66 S
8 AA 60 20 40 60 80 0 0 0 0 100 20 0 31.66 S
9 SN 40 100 0 40 40 0 0 20 0 100 0 0 28.33 S
10 SK 40 100 0 0 40 0 0 0 0 100 0 0 23.33 S
11 DANA 40 40 0 0 40 0 0 0 0 100 0 0 18.33 S
12 RAK 40 100 0 40 40 0 0 0 0 100 0 0 26.66 S
13 RF 40 40 0 40 40 0 0 0 0 100 0 0 21.66 S
14 ARF 100 40 40 60 0 0 0 0 0 100 0 0 28.33 S
15 FAR 60 20 40 60 40 100 60 0 0 0 0 0 31.66 S
16 MNT 60 20 40 60 20 0 0 0 0 100 0 0 25 S
17 NPF 100 40 0 100 40 0 0 0 0 0 0 0 23.33 S
18 RI 100 100 0 100 0 0 20 0 0 100 0 0 35 S
19 AL 60 20 40 60 40 40 60 20 0 100 0 0 36.66 S
20 LLL 60 40 60 100 40 0 80 20 0 100 40 40 48.33 T
21 RPH 40 20 40 60 60 0 0 20 0 100 20 40 33.33 S
22 MFAPH 60 20 60 60 40 40 40 20 0 0 0 0 28.33 S
23 RNH 60 20 40 60 20 0 60 20 0 100 20 40 36.66 S
24 DKRA 40 100 0 40 40 0 0 0 0 100 0 0 26.66 S
140

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII E MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 APDN 20 20 20 20 20 20 20 20 0 20 0 0 15 R
2 DSA 60 40 40 60 0 0 0 0 0 100 0 0 25 S
3 DM 60 40 60 60 40 100 0 0 0 0 0 0 30 S
4 CSR 40 40 40 60 0 0 0 0 0 100 0 0 23.33 S
5 AFS 40 40 40 60 0 0 0 0 0 100 0 0 23.33 S
6 GAM 60 40 60 60 40 40 0 0 0 0 0 0 25 S
7 CPA 60 60 40 60 0 0 0 20 0 100 0 0 28.33 S
8 DR 60 20 40 60 0 0 0 20 0 100 0 0 25 S
9 MIPM 60 40 20 60 40 60 0 0 0 100 40 100 43.33 S
10 YDR 60 40 60 60 40 0 0 0 0 0 0 0 21.66 S
11 DAKA 60 20 20 60 0 0 40 0 0 100 40 40 31.66 S
12 DS 100 0 20 40 0 0 0 0 0 100 0 0 21.66 S
13 HAP 40 20 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 13.33 R
14 MGAF 40 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 11.66 R
15 RBPH 40 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 11.66 R
16 AAPD 60 40 60 60 40 0 0 0 0 0 0 0 21.66 S
17 RSN 60 20 20 40 40 0 20 0 0 100 0 0 25 S
18 MR 40 20 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 13.33 R
19 BA 40 20 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 13.33 R
20 HP 0 20 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 10 R
21 AHP 40 0 0 40 0 0 20 0 0 100 40 0 20 S
22 MFF 40 20 20 40 40 0 0 0 0 100 0 0 21.66 S
23 FMZ 60 0 20 20 0 0 0 20 0 100 0 0 18.33 S
24 ARW 60 20 60 0 60 0 40 0 0 20 40 100 33.33 S
25 FMA 40 20 20 40 40 0 60 0 0 100 20 0 28.33 S
26 MH 60 20 40 40 40 20 40 0 0 100 40 0 33.33 S
27 MRS 60 20 40 40 40 0 60 20 0 100 40 0 35 S
28 SDM 40 20 60 60 40 0 0 0 0 40 0 0 21.66 S
29 NSHP 60 20 40 40 40 80 60 0 0 0 0 0 28.33 S
30 MRA 60 20 0 40 0 0 40 0 0 100 60 100 35 S
31 RAZ 60 20 40 80 60 0 60 40 100 40 0 0 41.66 S
141

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII F MTs Pembangunan
UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 CSK 80 100 60 100 100 100 100 100 0 100 40 0 73.33 T
2 CW 60 100 60 80 100 100 80 100 0 0 40 0 60 T
3 AKZ 60 100 60 100 100 100 60 100 0 100 20 0 66.66 T
4 APF 60 0 60 100 100 100 60 40 0 0 20 0 45 T
5 RFA 80 40 20 20 40 0 20 20 0 100 0 20 30 S
6 AP 40 40 20 40 100 0 0 0 0 0 0 0 20 S
7 IF 80 40 60 80 100 0 20 0 0 0 0 0 31.66 S
8 MMF 80 40 40 20 0 0 0 0 0 0 0 0 15 R
9 FAK 60 100 60 100 100 20 40 20 0 100 20 0 51.66 T
10 AMNF 60 40 60 60 100 0 0 0 0 0 0 0 26.66 S
11 FIH 60 40 60 60 100 0 80 0 0 0 0 0 33.33 S
12 AND 80 40 60 60 100 0 80 0 0 0 0 0 35 S
13 MAF 40 60 40 60 60 40 100 80 0 0 0 0 40 S
14 AA 100 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 R
15 AFF 60 40 60 60 40 100 80 0 0 0 0 0 36.66 S
16 MN 80 40 40 60 40 0 80 0 0 0 0 0 28.33 S
17 APD 80 40 40 100 40 100 0 0 0 0 0 0 33.33 S
18 MFD 80 40 100 80 40 20 80 0 0 0 0 0 36.66 S
19 DPS 60 0 0 60 40 20 0 0 0 0 0 0 15 R
20 AAR 60 20 40 100 0 0 0 0 0 0 0 0 18.33 S
21 ASR 100 100 60 100 100 0 100 0 0 100 60 0 60 T
22 MRAA 60 40 40 100 40 0 80 0 0 0 0 0 30 S
23 RRI 100 40 20 100 0 0 0 0 0 0 0 0 21.66 S
24 ORM 80 40 20 80 40 0 60 0 0 0 0 0 26.66 S
25 NRS 80 40 60 40 40 40 20 20 20 100 100 20 48.33 T
26 MABW 80 100 60 80 40 20 100 20 60 60 100 100 68.33 T
27 KPD 80 60 60 100 0 0 100 100 0 100 0 0 50 T
28 ASR 100 20 80 100 40 60 100 20 0 100 40 40 58.33 T
142

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII G MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 AF 0 0 0 0 40 0 0 20 0 100 0 0 13.33 R
2 NFZ 60 40 60 0 20 100 0 20 0 100 100 0 41.66 S
3 SA 40 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 R
4 NDC 40 20 20 0 60 0 20 20 0 100 20 0 25 S
5 IPP 40 20 0 40 100 0 40 20 0 100 40 0 33.33 S
6 NIS 60 40 40 60 40 0 0 0 0 100 0 0 28.33 S
7 FRS 60 40 20 60 40 0 60 0 0 0 0 0 23.33 S
8 NAA 100 40 100 100 60 20 100 0 0 100 100 100 68.33 T
9 NHR 60 20 20 40 0 0 60 0 0 0 0 0 16.66 R
10 RFR 0 40 0 0 40 0 0 0 0 100 0 0 15 R
11 MFZAH 40 20 20 80 100 20 0 0 0 100 0 0 31.66 S
12 KSP 40 40 20 80 0 0 0 0 0 20 0 0 16.66 R
13 MIS 100 0 0 0 100 0 0 40 0 100 0 0 28.33 S
14 LAP 60 100 0 0 0 0 0 20 0 100 0 0 23.33 S
15 KBS 60 100 0 0 0 0 0 20 0 100 0 0 23.33 S
16 AMF 40 100 0 0 40 0 0 40 0 100 0 0 26.66 S
17 RZS 60 40 60 60 40 60 60 20 20 100 100 40 55 T
18 MFFFF 60 20 20 60 40 20 60 20 20 100 100 40 46.66 T
19 AAK 80 100 80 80 100 40 80 60 20 100 100 40 73.33 T
20 AH 40 40 40 60 100 40 40 40 20 100 100 40 55 T
21 FY 40 40 40 60 100 40 60 0 0 0 0 0 31.66 S
22 TU 60 40 40 60 40 0 60 20 40 100 100 40 50 T
23 DKP 100 100 40 80 100 100 0 20 0 0 0 0 45 T
24 AMA 40 40 40 60 100 40 60 0 0 20 0 0 33.33 S
25 AD 80 40 40 40 100 0 0 0 0 100 40 0 36.66 S
26 MRP 60 0 60 60 100 0 60 40 0 100 40 40 46.66 T
27 PNR 60 40 40 40 60 100 60 0 0 100 40 40 48.33 T
28 LTA 40 20 0 0 20 0 0 20 20 40 0 20 15 R
29 TRM 60 20 0 0 40 0 0 20 0 100 0 0 20 S
143

Data Nilai Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII H MTs
Pembangunan UIN Jakarta

Nilai
Nilai
No. Subjek G A AT DT M O Ket.
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 CNY 40 0 0 60 0 0 60 0 0 100 20 0 23.33 S
2 FNZ 40 100 0 40 0 0 40 40 0 100 0 60 35 S
3 MAM 60 20 20 40 40 20 60 20 20 100 40 40 40 S
4 RN 60 20 40 40 40 20 20 20 0 100 20 40 35 S
5 KDA 60 20 60 60 40 20 40 20 20 100 20 20 40 S
6 GHA 40 100 0 40 40 60 40 0 0 0 0 0 26.66 S
7 MIA 40 40 20 20 40 40 40 20 20 40 40 40 33.33 S
8 NRA 60 100 40 60 0 100 0 40 0 100 0 0 41.66 S
9 RPA 60 40 20 60 20 0 60 0 0 40 20 20 28.33 S
10 MW 40 40 40 40 40 40 40 40 20 100 0 0 36.66 S
11 NM 0 20 0 0 0 0 0 20 0 100 0 0 11.66 R
12 MAR 0 20 0 0 0 0 0 20 0 100 0 0 11.66 R
13 SZN 40 100 100 80 100 40 80 20 0 100 40 0 58.33 T
14 IAM 40 0 0 40 0 0 60 0 0 100 0 0 20 S
15 APMA 40 100 20 40 60 20 40 20 20 100 20 20 41.66 S
16 ZNI 20 20 20 20 20 100 20 20 0 100 20 20 31.66 S
17 MHM 0 40 60 0 100 0 0 0 0 20 100 0 26.66 S
18 HAF 60 40 40 40 100 0 60 0 0 100 40 0 40 S
19 MSKM 40 40 20 60 40 20 60 20 0 100 40 40 40 S
20 KFA 60 0 0 60 0 0 60 0 0 100 0 0 23.33 S
21 TTK 60 40 40 60 0 0 60 20 0 100 0 0 31.66 S
22 APJM 40 20 40 40 40 40 40 0 0 100 40 0 33.33 S
23 REW 60 40 60 60 0 0 60 40 0 60 40 40 38.33 S
24 SAW 60 40 0 60 40 0 60 0 0 100 40 40 36.66 S
25 QQ 40 20 0 0 60 0 0 20 0 100 40 0 23.33 S
144

Lampiran 22

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII A MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306344 ALDRIAZA DAVHIN PASHA 70 80
2 16306346 ALFREDABAYU PRADANA WICAKSONO 70 90
3 16306355 ANANTA NAZWA ANYABILLA RAHMAN 70 75
4 16306358 AQILLA PUSPA DEWI NUSANTO 70 75
5 16306361 ARDANTI RESTINANDA PRIMANINGTYAS 70 80
6 16306353 ATHARAFIF APTAWASIS HADYANCAHYA 70 80
7 16306371 AUDREY AZZAHRA AMRANI 70 90
8 16306382 CHALIFA ALFIRZA 70 75
9 16306385 CUT PUTRI ALIA 70 75
10 16306392 DANENDRA NAUFAL TIRTASASMITA 70 80
11 16306393 DANIAL ARFA DAFARO 70 80
12 16306412 FARRAS ADITYA WINDY NUGRAHA 70 80
13 16306420 FAZA RAKHA SAYYIDAN 70 80
14 16306423 FERNANDA PUTI MAHARANI YUNANTA 70 100
15 16306424 FIORE RAFLI ALIFASYAH ZAINAL 70 80
16 16306441 JIDDANE ASHKURA RAHMAN 70 85
17 16306459 MARCHIA SHAFWA ATHIYAH 70 80
18 16306475 MUHAMMAD AMMAR RAFI 70 95
19 16306477 MUHAMMAD DAFFA RIZKY BAHRI 70 80
20 16306458 MUHAMMAD GYMNASTIANSYAH JOHAN 70 75
21 16306496 MUHAMMAD SAKTI WIJAKSONO 70 75
22 16306498 MUHAMMAD SYAUGI KHERID 70 100
23 16306506 NADIAH DEWI FAKHIRAH 70 90
24 16306509 NAFYA PUTRI KARTIWAN 70 85
25 16306511 NANDYA ZAHRA ARMEVIA 70 80
26 16306517 NAUFAL ARKAN DJAKI 70 75
27 16306526 OCTARIZKY RAMADIKA TAUFIK 70 85
28 16306533 RAFANIA NURUL KHOIRIYAH 70 80
29 16306550 RASENDRIYA HENDARWIN 70 75
30 16306571 SYIFA NAZWA FADILLAH 70 75
31 16306577 VALA MUTIARA RIDWAN 70 80
32 16306578 VELANIE GUSTINA MUNANDAR 70 80
145

Lampiran 23

Data Hasil Ulangan Harian

Siswa Kelas VII B MTs Pembangunan UIN Jakarta

No NIS Nama Siswa KKM UH 3


1 16306333 ABDUL HAFIZH MUSTOFA 70 95
2 16306369 ATHALLAH BINTANG RAFFI 70 90
3 16306378 BERLIAN CALISTA 70 70
4 16306387 DAFFA ALTHAF MAULANA 70 95
5 16306401 FADJAR GEMILANG PUTRA M. 70 95
6 16306409 FARAH HUMAIRA 70 80
7 16306411 FARIZ AKMAL MUHAMMAD 70 95
8 16306417 FATMA NATIFA RAUDAH 70 80
9 16306434 IHSAN PUTRA WIJAYA 70 80
10 16306440 JASMINE SYARIFAH 70 95
11 16306445 KEVIN ADHITYO 70 95
12 16306451 KHAYLA RIZKY TIANI 70 95
13 16306452 KILGOR MAKARIM MUDA SIREGAR 70 80
14 16306456 LUTHFI HANIF 70 95
15 16306464 MAYLA PUTRI FARBADI 70 85
16 16306469 MOHAMMAD IBRA ZAHRAN SASTROMIDJOJO 70 90
17 16306589 MUH. GREFI ALIEF MAULANA 70 85
18 16306489 MUHAMMAD MIRDAN ALFANSYAH 70 80
19 16306497 MUHAMMAD SHADIQ IMRAN NOOR 70 75
20 16306514 NATHANIA ANINDYA PUTRI 70 75
21 16306515 NAUFAL ABRAR DAUD 70 95
22 16306518 NAUFAL AURA BAGASKARA 70 80
23 16306528 PARSA JANNATI 70 90
24 16306534 RAFATA ALIF KUSUMAH 70 75
25 16306538 RAFIE SAFARAZ ARIBOWO 70 75
26 16306541 RAHMATUNNISA 70 90
27 16306542 RAIFA SYIFA URRAHMA FAUZI 70 80
28 16306560 SALWA JEHAN 70 75
29 16306563 SHAELLY NOOR RAHMA. 70 80
30 16306590 TAIB IZZAT SAMAWI 70
31 16306580 ZAHRA NABILAH PUTRI 70 80
32 16306582 ZHAQI ALNAJLA WIDIARSA 70 80
146

Lampiran 24

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII C MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306338 ADY RAHMAN DWIWANTO 70 75
2 16306352 ALTHAF SYAFIQ HARDIANSYAH 70 80
3 16306368 ATHALA MIKAEEL OCTORA 70 70
4 16306373 AURELLIA NURFADHILA SEMBADA PUTRI 70 80
5 16306381 CANTYARA ALIFIA MAKATITA 70 70
6 16306389 DAFFA NUR HAKIM 70 80
7 16306406 FAKHRIZAL JATMIKO 70 80
8 16306408 FARAH AURELLIA SASIKIRANA 70 70
9 16306429 HAQQINA FAYRUZIA MAHIRA ADELA 70 75
10 16306431 HIBATULLAH SUGIHARTO MULYAWAN 70 70
11 16306432 HUGO ALI LUBIS 70 80
12 16306435 IHSAN WAJHIYA SIREGAR DONGORAN 70 70
13 16306438 IRMA HANUM ASYIFAH 70 80
14 16306443 KARTIKA AZZAHRA 70 70
15 16306450 KHALISHA NAURA POLLA 70 75
16 16306483 MUHAMMAD FITRA AULIA RAMADHAN 70 70
17 16306485 MUHAMMAD HAIKAL PRATAMA 70 80
18 16306495 MUHAMMAD REYNALDI ARDHANA 70 90
19 16306500 MUHAMMAD ZIDAN ADIL RAMADHAN 70 90
20 16306502 MUTHIA AZIZAH 70 75
21 16306503 MUTIA ENSA SYAZWINA 70 80
22 16306516 NAUFAL ARIO BIMO 70 70
23 16306520 NAURA AMANDA RIBOWO 70 80
24 16306525 NISRINA THUFAILAH YUMANSYAH 70 80
25 16306529 PRIMO THORIQ QODRI 70 80
26 16306535 RAFFI FABIAN MUHAJIR 70 70
27 16306548 RAJATA PRATAMA 70 75
28 16306553 RAZYN RAYYANA AHMAD 70 70
29 16306555 RIDWAN RASYID WUENCSHE 70 60
30 16306561 SANIA SAFITRI 70 70
31 16306566 SHEILA FIRLIANA AISYAH 70 80
32 16306576 TSANAYA AZ-ZAHRA 70 70
147

Lampiran 25

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII D MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306334 ABDURRAHMAN AZDIM 70 79
2 16306345 ALFARIZI RAFI ANDARU 70 82
3 16306347 ALI FATAH 70 80
4 16306356 ANNAYA RAISHA FIRMANSYAH 70 80
5 16306364 ARYASUTA AZRIEL BARRAQ 70 80
6 16306390 DAFFANDRA ANANDA SANOFA 70 80
7 16306391 DAGNA KHAIRUNNISA RAHADATUL AISY 70 84
8 16306399 DINDA AGRIFINA NUR AZALIA 70 83
9 16306407 FALAH ALFAT BESTARI 70 87
10 16306415 FATIH AHMAD RAISSA 70 83
11 16306421 FELLA FATHYA RAMADHANYA 70 76
12 16306454 LALUTTA LUKI LABDAGATI 70 95
13 16306463 MAYCIE NURMUTHIAH TJANDRA 70 80
14 16306467 MOHAMAD ALIMIRZA HAFIZH 70 76
15 16306480 MUHAMMAD FARREL AFFATA PUTRA HESA 70 86
16 16306491 MUHAMMAD RAFA PUTRA UMBIRA 70 86
17 16306494 MUHAMMAD RAHMAN ADINOTO 70 75
18 16306501 MUHAMMAD ZIKRI ARDIANSAH 70 83
19 16306504 NABIILA PUSPA FADHILLAH 70 90
20 16306507 NAFILA AURA CARISSA 70 81
21 16306536 RAFI NAUFAL HANDOKO 70 82
22 16306537 RAFI PUTRA HENDRIANSAH 70 81
23 16306539 RAFILA INATSANIA 70 95
24 16306544 RAISA ADELIA KASMIZAR 70 80
25 16306552 RAYHANA FAKHIRA 70 75
26 16306557 RIZKHIAR ZAKI RASENDRYA 70 75
27 16306559 SALMA KHAIRUNNISA 70 85
28 16306562 SHABRIAN 70 80
29 16306568 SITI NABILA 70 82
30 16306572 TEMBANG KINANTI 70 80
31 16306583 ZIKRA ZAHRA 70 80
148

Lampiran 26

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII E MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306337 ADILLA PUSPA DEWI NUSANTO 70 80
2 16306340 AHMAD RIFQISHAFRA WIRYAWAN 70 85
3 16306354 AMALINA ADANI PUTRI DAENG 70 80
4 16306370 ATHAYA FITHRI SAFIRA 70 80
5 16306375 AZKA HADI PRADYAN 70 78
6 16306377 BAGAS ARIFIYANTO 70 78
7 16306383 CHELSEA PRICYLLA ANASTACIA 70 80
8 16306386 CUT SERILDA RAHMI 70 75
9 16306394 DANISH SARAH 70 80
10 16306396 DENISA ROSABILLA 70 80
11 16306397 DEWI SHINTIA AULIA 70 80
12 16306398 DIANISA MUTHMA'INNAH 70 90
13 16306400 DZAWI AMALIA KARIMAH AYU 70 90
14 16306404 FAHREZZA MUHAMMAD ZUNOV 70 78
15 16306419 FAWWAZ MUHAMMAD AIDI 70 80
16 16306425 GANTARI AISYAH MAHESWARI 70 80
17 16306427 HAFIDZ ANANDA PUTRA 70 78
18 16306428 HANGGONO PRATAMA 70 80
19 16306460 MARTIN HIDAYAT 70 80
20 16306466 MOCHAMAD RAYYAN SADENDRA 70 80
21 16306488 MOHAMMAD IZZAN PUTRA MAULANA 70 83
22 16306471 MOHAMMAD RIFKI ATHALLAH 70 85
23 16306479 MUHAMMAD FARHAN FADHILLAH 70 83
24 16306484 MUHAMMAD GHIAZ AL FARISSI 70 78
25 16306493 MUHAMMAD RAFIE 70 80
26 16306523 NINDITA SAVADEA HELMI PUTRI 70 85
27 16306540 RAFLI BAGUS PUTRA HARYADI 70 83
28 16306545 RAISA ALIYA ZAHRA 70 85
29 16306556 RIO SAKHI NURTIANO 70 83
30 16306569 SYAHLA DEWI MAHARANI 70 80
31 16306579 YASMIN DESHINTA RAMADANTI 70 80
149

Lampiran 27

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII F MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306336 ADAM DANISH NARINDRA 70 83
2 16306341 AIMAR PRABHASWARA DZAKRI 70 85
3 16306342 AISHYA FARADIBA SALSABILA 70 90
4 16306351 ALLYSA ASTISENA RAMADHANTY 70 80
5 16306332 ANDI MUHAMMAD NUR FAUZI 70 85
6 16306357 ANNISA SUCI RAMADHANI 70 85
7 16306362 ARIF ADITYA 70 80
8 16306365 ARYO PRASETYO 70 80
9 16306366 ASTRID KHALISA ZUSRINI 70 100
10 16306367 ATHA FARRAS FERDYANSYAH 70 80
11 16306372 AULIA SAPPHIRE RASHEESA 70 97
12 16306376 AZZAHRA PUTRI FIRMANSYAH 70 85
13 16306379 CALISTA SALSABILAH KUSUMA 70 95
14 16306384 CITRA HERMAWATI LABILANGI 70 78
15 16306584 CLARA WIDYATNA 70 95
16 16306395 DENISA PUTRI SABRINABILA 70 95
17 16306402 FADZLAN IHRAM HARDIANSYAH 70 88
18 16306405 FAHRISA ARFA KAMILA 70 85
19 16306414 FATHIN MAFAZA 70 87
20 16306439 IRSYAD FADHILAH 70 95
21 16306442 KANYA PHALITA DIPTA 70 95
22 16306465 MICHELL NYSENDRA 70 86
23 16306473 MUHAMMAD AHZA BAYANAKA WIJANARKO 70 100
24 16306476 MUHAMMAD AZMI FALAH 70 85
25 16306481 MUHAMMAD FARRELL DESNANDA 70 95
26 16306490 MUHAMMAD MIRZA FARISY 70 80
27 16306492 MUHAMMAD RAFI ANANDA ATHALLAH 70 95
28 16306505 NABIL RASHIF SAYYIDAN 70 95
29 16306527 OGAN RIDWAN MAS 70 88
30 16306532 RADJA RIFHAD IRAWAN 70 95
31 16306547 RAISSA ZAHRANNY 70 95
32 16306551 RAYHAN FADHLAN AZKA 70 100
150

Lampiran 28

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII G MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306339 AFIFA FEBRI 70 80
2 16306343 AKHTARRIZA HARAFAH 70 80
3 16306348 ALICIA RAYYANNAIRA 70 80
4 16306359 ARANTA MUZHAFFAR 'AFIF 70 80
5 16306360 ARBYN DANENDRA 70 80
6 16306363 ARTANTY MAWKE FAHIRA 70 80
7 16306374 AZKA AUFA KHOIRI 70 80
8 16306388 DAFFA KEITARO PUTRA 70 80
9 16306403 FAHMI YAFI 70 90
10 16306413 FARRELL UMAR RAYHAN 70 90
11 16306418 FAUZIA RAMADHINA SUSILO 70 80
12 16306433 IBRAHIM PRASYA RAMADHAN 70 70
13 16306436 INDIRA PUTRI PRADANA 70 90
14 16306446 KEVIN BAZLI SANTOSO 70 90
15 16306448 KEVIN SETIAWAN PRATAMA 70 75
16 16306453 LALITYA TARA ANINDITA 70 80
17 16306455 LUQMAN AMAR PRIMA 70 75
18 16306470 MOHAMMAD REINDRA PASYA 70 70
19 16306478 MUHAMMAD FAIRUZ ZAKARIYA AL HAIDAR 70 90
20 16306482 MUHAMMAD FAWWAZ FARHAN FARABI 70 90
21 16306468 MUHAMMAD IRZA SYARIF 70 70
22 16306508 NAFISAH ALMAIS AIDIYAH 70 90
23 16306512 NASYWA DINDA CAMILLA 70 90
24 16306521 NAUVAL HAKIM RABBANI 70 90
25 16306522 NAVA ISNI SABRINA 70 90
26 16306524 NISRINA FAIRUZ ZAHARA 70 90
27 16306530 PUTRI NAURA RA'FAH 70 90
28 16306543 RAINA ZAFIRA SASIKIRANA 70 80
29 16306558 RIZKY FAISAL RASYID 70 75
30 16306567 SITI ANNISAH 70 90
31 16306573 THOLIBURRIZKY UBAIDILLAH 70 82
32 16306575 TSABITAH RAMADHANI MASHUR 70 80
151

Lampiran 29

Data Hasil Ulangan Harian


Siswa Kelas VII H MTs Pembangunan UIN Jakarta
No NIS Nama Siswa KKM UH 3
1 16306349 ALIF PRAYATA MAHAWIRA APRIADI 70 80
2 16306350 ALIFIA PUTRI JUNITA MIRAZA 70 80
3 16306380 CALLISTA NADIRA YUBAITSA 70 80
4 16306410 FARHAN RIZQI ZAIDAN 70 80
5 16306416 FATINAH NADHIRA ZAHRA 70 80
6 16306426 GAVIN HENSIE AL-KHAIR 70 80
7 16306430 HAYKAL AVISENNA FACHRUDDIN 70 80
8 16306437 IQBAL ADIPUTRA MIRZA 70 80
9 16306444 KEMAL FERRARI ACHMAD 70 75
10 16306447 KEVIN DUANO ALARAFFA 70 80
11 16306449 KEVIN TEGUH WIBISONO 70 85
12 16306461 MARYAM FATIMAH AHYUDIN 70 80
13 16306462 MAULIDA SYIFA KAMILA MAKARIM 70 80
14 16306472 MUHAMMAD ADRIAN RAYNALDI 70 75
15 16306474 MUHAMMAD ALGHIFARY MUZAKKIR 70 85
MUHAMMAD EZRA RASENDRIYA
16 16306457 70 60
PRAMANDI PUTRA
17 16306486 MUHAMMAD HANIF MUSYAFFA 70 85
18 16306487 MUHAMMAD IHSAN ALFATIH 70 75
19 16306499 MUHAMMAD WILDAN 70 75
20 16306510 NAILA DAHAYU DEWI 70 80
21 16306513 NASYWA RIZQYA AZZAHRO 70 85
22 16306519 NAUFAL MALAPUTRA 70 75
23 16306531 QAWIYAH QALBI 70 85
24 16306546 RAISHA PUTRI ANGELICA 70 85
25 16306549 RAOUL NAUFAL 70 85
26 16306554 RIANTI EKA WULANJANI 70 85
27 16306564 SHAFAR ZIDAN NUGRAHA 70 85
28 16306565 SHAVIRA AYUNDARA WIRANINGRAT 70 80
29 16306574 TIARA TSABITAH KHAIRUNNISA 70 85
30 16306581 ZAIDAN NAUFAL ILMI 70 90
152
LAMPIRAN 30

Data Nilai Hasil UH dan Tes Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Kelas VII MTs Pembangunan UIN Jakarta

Kelas
No. 7A 7B 7C 7D 7E 7F 7G 7H
Subjek UH TES Subjek UH TES Subjek UH TES Subjek UH TES Subjek UH TES Subjek UH TES Subjek UH TES Subjek UH TES
1 MSA S T NAP R S MFAR R S FFR S S APDN S R CSK T T AF S R CNY S S
2 FRS S S KRT T S FJ S S ZZ S S DSA S S CW T T NFZ T S FNZ S S
3 DNT S S NAB S R PTQ S S MZA S S DM T S AKZ T T SA T R MAM S S
4 ADP S T IPW S R KA R S AAB S S CSR R S APF S T NDC T S RN S S
5 MSK T S FH S R NAB R S FAB S S AFS S S RFA T S IPP T S KDA S S
6 MAR T S AHM T R HFMA R S TK S S GAM S S AP S S NIS T S GHA S S
7 JAR S S MGAM S S HSM R S NAC S S CPA S S IF T S FRS S S MIA R S
8 ARP S T DAM T S IWSD R S AA S S DR S S MMF S R NAA T T NRA S S
9 NZA S S MIZS T S RP R S SN S S MIPM S S FAK S T NHR T R RPA S S
10 FPMY T S RAK R S MRA T S SK S S YDR S S AMNF S S RFR R R MW R S
11 VGM S S LH T R ARD R S DANA S S DAKA T S FIH S S MFZAH T S NM R R
12 AAH S S FNR S R KNP R S RAK S S DS S S AND S S KSP R R MAR R R
13 SNF R S SNR S S TAZ R S RF R S HAP S R MAF S S MIS R S SZN S T
14 MSW R S JS T R MHP S R ARF S S MGAF S R AA S R LAP R S IAM S S
15 RH R S R T R SFA S S FAR S S RBPH S R AFF S S KBS T S APMA S S
16 NDF T T KA T R NTY S S MNT S S AAPD S S MN S S AMF S S ZNI T S
17 MDRB S S NAD T R ANSP S S NPF T S RSN S S APD S S RZS S T MHM S S
18 NPK S S RSUF S S FAS R S RI T S MR S R MFD T S MFFFF T T HAF S S
19 DAD S T BC R S ASH S S AL S S BA S R DPS T R AAK S T MSKM S S
20 MGJ R T ZNP S R NAR S S LLL T T HP S R AAR S S AH S T KFA R S
21 NAD R T SS R S RPH S S AHP S S ASR S T FY T S TTK S S
22 ORT S S HAL S S MFAPH S S MFF S S MRAA T S TU S T APJM S S
23 FAWN S T DNH S R RNH S S FMZ S S RRI T S DKP S T REW S S
24 CPA R S MES S T DKRA S S ARW S S ORM S S AMA S S SAW S S
25 FAZ S T IHA S S FMA S S NRS T T AD S S QQ S S
153
LAMPIRAN 30

26 ANAR R S AMO R S MH S S MABW T T MRP R T


27 APW T S MRS S S KPD T T PNR T T
28 AAA T S SDM S S ASR T T LTA S R
29 VMR S T NSHP S S TRM S S
30 MRA S S
31 RAZ S S
Jumlah 2385 1135 Jumlah 1710 346.7 Jumlah 1980 738.4 Jumlah 1987 685 Jumlah 2517 750 Jumlah 2507 1070 Jumlah 2407 976.7 Jumlah 2030 808.3
rata2 82.2 39.14 rata2 85.5 17.33 rata2 76.2 28.4 rata2 82.8 28.54 rata2 81.2 24.19 rata2 89.5 38.21 rata2 83 33.68 rata2 81.2 32.33
154

Lampiran 31

Data Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Aljabar Siswa Berdasarkan Tes


Miskonsepsi

Presentase
Kemampuan
No. Kemampuan Presentase
Berpikir Bentuk Miskonsepsi
Soal Berpikir Miskonsepsi
Aljabar
Aljabar
Miskonsepsi pengertian
9,43
huruf
1 54, 06
Generalization Miskonsepsi notasi 2,83
Miskonsepsi pengeneralisasi 5,66
2 Tidak ada miskonsepsi 33,96 0,00
Miskonsepsi notasi 13,21
3 27,74
Miskonsepsi pengeneralisasi 7,08
Abstraction Miskonsepsi pengertian
3,87
4 huruf 46,98
Miskonsepsi pengeneralisasi 10,38
Miskonsepsi pengeneralisasi 8,96
Analiticl 5 Kesalahan pengaplikasian 35,38
3,30
Thinking aturan
6 Tidak ada miskonsepsi 16,98 0,00
Kesalahan pengaplikasian
Dynamc 7 33,11 2,36
aturan
Thinking
8 Tidak ada miskonsepsi 18,77 0,00
9 Tidak ada miskonsepsi 5,09 0,00
Modeling
10 Tidak terdapat miskonsepsi 70,75 0,00
Miskonsepsi notasi 23,58
11 Kesalahan pengaplikasian 18,40
Organization 1,89
aturan
12 Tidak ada miskonsepsi 13,02 0,00
155

Lampiran 32

DOKUMENTASI

Siswa kelas VII A-VII H penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta


mengerjakan soal kemampuan berpikir aljabar berdasarkan tes miskonsepsi.
156

Wawancara subjek penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta oleh


Peneliti
157

Wawancara subjek penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta oleh


Peneliti
158

Wawancara subjek penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta oleh


Peneliti

Anda mungkin juga menyukai