KELOMPOK : 6
NAMA : 1. DINDA RIZKY AULIA (1802030026)
2. DINI FEBRIANI (1802030022)
3. MUAMMAR IKRAM (1802030049)
4. M.RIPALDI (1802030038)
KELAS : VIA PAGI
DOSEN : ISMAIL HANIF BATUBARA, M.Pd
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemodelan Matematika Pada Peluang”.
Tugas makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan tugas makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tugasmakalahini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah yang berjudul “Pemodelan Matematika
Pada Peluang” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Sejarah Teori Peluang.....................................................................................................5
B. Pengertian Peluang..........................................................................................................9
C. Mekanisme Pembentukan Model Secara Umum............................................................9
D. Penyelesaian Model Matematika Pada Peluang............................................................11
E. Penerapan Peluang Dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................................12
BAB II PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR ISI...........................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya seperti berikut:
1. Bagiamana Sejarah Teori Peluang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui sejarah teori peluang
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Permainan pertama mengenai peluang yang dapat dipahami dengan baik adalah yang
berasal dari Mesopotamia. Salah satu kota penting di Mesopotamia saat itu adalah Ur. Saat
melakukan penggalian di awal abad 20, para arkeolog menemukan sebuah permainan papan
yang tertimbun dengan pemakainya. Permainan papan dengan pahatan yang bagus tersebut
sudah berusia sekitar 4500 tahun. Permainan ini dapat diphami dengan baik krena catatan
kuno mengenainya juga diperoleh dari penggalian. Permainan ini dinamakan Permainan dari
20 Persegi. Pemainnya terdiri dari dua orang. Masing-masing percaya pada sebuah kombinasi
keberuntungan dan sebuah strategi kecil untuk menang. Pada bagian keberuntungan,
dilambungkan sebuah dadu untuk menentukan berapa banyak persegi untuk setiap pemain
agar dapat menggerakkan bagiannya. Keterampilan yang harus dimiliki adalah memilih
bagian yang harus digerakkan.
Permainan di atas menunjukkan adanya proses acak karena banyaknya bagian yang
dapat dilompati setiap pemain ditentukan oleh hasil lambungan sebuah dadu. Permainan ini
terkenal smpai Mesir dan India. 250 tahun setelah penemuan Permainan 20 Persegi, budaya
Mesopotamia semakin berkurang pengaruhnya. Yang paling dominan saat itu adalah budaya
Romawi dengan permainan judinya. Judi dapat dianggap sebagai permainan papan tanpa
papan. Keterampilan pemain diabaikan dan peserta hanya bertaruh untuk hasil lambungan
astragalus yang keluar. Raja Agustus dan Vitellius dikenal sebagai raja-raja yang gila judi.
4
Galileo Galilei (1565-1642)
Galileo Galilei merupakan ilmuwan yang masyur sepanjang zaman. Observasi-
observasi astronominya khususnya planet Venus, matahari, dan planet Jupiter telah
membuktikan secara gemilang bahwa bumi bukanlah pusat jagat raya. Galileo merupakan
satu dari ilmuwan-ilmuwan pertama yang mengembangkan fisika dengan menggunakan
sebuah kombinasi antara rancangan percobaan yang hati-hati dengan analisis matematika
yang seksama. Dalam artikelnya yang berjudul “Thoughts about Dice-Games” ia juga
menulis sedikit tentang keacakan.
Observasi-observasi Galileo mengenai dadu tidaklah terkenal. Bahkan Galileo sendiri
tidak cukup menaruh perhatian pada permainan tersebut. Ia menyebutkan di awal paragraf
artikelnya di atas, bahwa ia menulis tentang dadu karena mendapat giliran untuk
melakukannya (tidak dijelaskan Galileo siapa yang menyuruhnya tersebut). Tampaknya
Galileo menjadi orang pertama yang membicarakan keacakan secara matematika (Galileo
masih kecil saat Cardano hidup). Pada saat ini artikel kecilnya tersebut menjadi pendahuluan
yang baik untuk Teori Peluang sederhana.
Dalam artikelnya tersebut Galileo menanyakan, mengapa dari pelambungan tiga dadu
jumlah 10 dan 11 lebih sering muncul dibandingkan 9 dan 12. Penyelesaiannya merupakan
materi berhitung sederhana. Ia memulai dengan menunjukkan bahwa hanya ada 16 jumlahan
yang berbeda yang muncul dari pelambungan tiga dadu, yaitu 3,4, …, 18. Ketiga dadu
tersebut identik kecuali warna. Jumlah 3 diperoleh dengan satu cara, jumlah 4 dengan tiga
cara, dan seterusnya. Galileo menunjukkan ada 27 cara mendapatkan jumlah 10 dan 25 cara
untuk mendapatkan jumlah 9. Secara keseluruhan terdapat 216 cara untuk untuk
mendapatkan jumlah 3 sampai dengan 18. 216 cara tersebut diperoleh dari 6 x 6 x 6, yaitu 6
angka dari dadu I, 6 angka dari dadu II, dan 6 angka dari dadu III.
Galileo tidak melanjutkan penemuannya ke konsep Peluang. Meskipun demikian
tulisan Galileo tersebut merupakan acuan awal peluang yang dikerjakan secara matematika.
Hal ini dapat menjadi pelajaran, bahwa tak seorangpun saat itu, termasuk Galileo sendiri,
yang menyadari bahwa suatu kajian yang sederhana pada akhirnya dapat menjadi awal
sebuah teori besar.
5
Matematikawan Swiss, Jacob Bernoully, merupakan matematikawan pertama yang
memperkenalkan pentingnya kalkulus dalam peluang sebagaimana pentingnya peluang dalam dunia
judi. Pada awalnya, Jacob Bernoully dididik untuk menjadi menteri. Akan tetapi menjadi menteri itu
ternyata lebih merupakan pilihan ayahnya, bukan dirinya sendiri. Di lain pihak, ia lebih suka
mempelajari astronomi dan matematika. Sebagai anak yang baik, ia tetap mentaati permintaan
ayahnya tersebut. Perjalanan pertamanya mengelilingi Eropa Utara mempertemukannya dengan
matematikawan dan ilmuwan besar. Ia merombak banyak ide dan belajar sebanyak yang ia mampu.
Pada usia 27 tahun ia kembali ke Swis dan memulai hidup barunya sebagai guru matematika.
6
D. Pengertian Peluang
(Lumbantoruan, 2019)Peluang adalah harapan terjadinya suatu kejadian yang akan
berlaku atau telah terjadi. Peluang memiliki keterkaitan antara konsep kesempatan
(kemungkinan) dengan kejadian. Jika mendapatkan peluang besar maka kesempatan yang
terjadi juga akan besar, jika mendapatkan peluang kecil maka kesempatan yang terjadi juga
akan kecil.
Peluang juga dapat disebut sebagai probabilitas yang artinya sebagai ilmu
kemungkinan. Peluang memiliki ruang dan titik sampel. Ruang sampel artinya hasil
percobaan dari semua kemungkinan yang telah terjadi sedangkan titik sampel artinya
anggota-anggota dari ruang sampel yang akan muncul. Teori peluang merupakan cabang ilmu
matematika yang berdasarkan konsep kombinatorik yang digunakan untuk ilmu statistika.
Tahap 1. Masalah
Adanya masalah nyata yang ingin dicari solusinya merupakan awal kegiatan
penyelidikan. Masalah tersebut harus diidentifikasi secara jelas, diperiksa dengan teliti
menurut kepentingannya. Bila masalahnya bersifat umum maka diupayakan menjadi masalah
khusus atau operasional.
7
penguasaan matematik seseorang, akan sangat membantu memudahkan dalam mencari
modelnya. Dalam pemodelan ini kita selalu berusaha untuk mencari model yang sesuai tetapi
sederhana. Makin sederhana model yang diperoleh untuk tujuan yang ingin dicapai makin
dianggap baik model itu. Dalam hal ini model yang digunakan ada-kalanya lebih dari satu
persamaan bahkan merupakan suatu sistem, atau suatu fungsi dengan variabelvariabel dalam
bentuk persamaan parameter. Hal ini tergantung anggapan yang digunakan. Tidak tertutup
kemungkinan pada tahap ini juga dilakukan "coba" , karena model matematik ini bukanlah
merupakan hasil dari proses sekali jadi.
Tahap 4. Analisis
Tahap 5. Validasi
Tahap 6. Perubahan
Apabila model yang dibuat dianggap tidak memadai maka terdapat kemungkinan
bahwa formulasl model yang digunakan atau karakterisasi masalah masih banyak belum
layak (sesuai), sehingga perlu diadakan perubahan untuk kemudian kembali ke tahap
berikutnya.
Tahap 7. Model memadai.
Bila model yang dibuat sudah memadai, maka tahap berikutnya dapat dilakukan.
Model tersebut dapat digunakan untuk mencari solusi masalah yang diinginkan. Model suatu
masalah akan sangat terkait dengan tujuan yang diinginkan. Masih terdapat kemungkinan
bahwa model yang kita anggap memadai saat ini, dengan makin bertambahnya informasi
yang terkumpul, suatu waktu nantinya mungkin dianggap tidak lagi memadai. Apalagi
pengamatan yang kita lakukan hanyalah merupakan sebagian informasi yang tersedia. Dalam
tahap ini dilakukan interpretasi keluaran dari model dan dikonsultasikan pada bahasa masalah
senula.
Keseluruhan tahapan di atas dapat dilihat pada flowchart di bawah ini :
8
F. Penyelesaian Model Matematika Pada Peluang
Masalah matematika yang terkait dengan peluang akan kita kaji hanya khusus yang
terkait dengan masalah permutasi dan kombinasi serta konsep peluang sederhana berikut ini:
Contoh 1 :
Dalam sebuah ruangan pertunjukkan teater, masih tertinggal 5 kursi kosong, tetapi masih ada
9 orang yang akan memasuki ruangan pertunjukan tersebut. Tentukan ada berapa cara kursi
kosong tersebut dapat diduduki oleh kesembilan orang tersebut.
Penyelesaian :
Masalah di atas tidak mempertimbangkan urutan orang yang akan menduduki kelima kursi di
ruang pertunjukan, maka masalah tersebut merupakan masalah kombinasi. Dari sini diperoleh
9! 9.8 .7 .6 .5 ! 9.8 .7 .6
C 9 C 5= = = =126
( 9−5 ) ! 5 ! 5 ! .4 ! 4.3 .2 .1
Jadi banyak cara 5 kursi kosong di ruangan pertunjukan dapat diduduki oleh kesembilan
orang tersebut adalah sebanyak 126 cara.
Contoh 2 :
Suatu kelas terdiri atas 28 siswa putra dan 12 siswa putri. Kelas tersebut akan memilih
seorang ketua kelas dimana baik siswa putra maupun putri mempunyai hak yang sama untuk
dipilih. Tentukan berapa peluang terpilih ketua kelas seorang siswa putri.
Penyelesaian :
Diketahui banyaknya siswa putri sebanyak 12 orang dan jumlah seluruh siswa dalam kelas
tersebut ada sebanyak 30 orang maka peluang terpilih ketua kelas seorang siswa putri adalah
12 2
sebesar atau .
30 5
Model matematika yang diperoleh dari suatu masalah matematika yang diberikan,
selanjutnya diselesaikan dengan aturan-aturan yang ada. Penyelesaian yang diperoleh, perlu
9
diuji untuk mengetahui apakah penyelesaian tersebut valid atau tidak. Hasil yang valid akan
menjawab secara tepat model matematikanya dan disebut solusi matematika. Jika
penyelesaian tidak valid atau tidak memenuhi model matematika maka solusi masalah belum
ditemukan, dan perlu dilakukan pemecahan ulang atas model matematikanya. Secara umum
proses pemodelan dan pemecahan model dapat dilihat pada bagan di bawah ini
10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Peluang adalah
harapan terjadinya suatu kejadian yang akan berlaku atau telah terjadi. Peluang memiliki
keterkaitan antara konsep kesempatan (kemungkinan) dengan kejadian. Jika mendapatkan
peluang besar maka kesempatan yang terjadi juga akan besar, jika mendapatkan peluang kecil
maka kesempatan yang terjadi juga akan kecil.
Model matematika yang diperoleh dari suatu masalah matematika yang diberikan,
selanjutnya diselesaikan dengan aturan-aturan yang ada. Penyelesaian yang diperoleh, perlu
diuji untuk mengetahui apakah penyelesaian tersebut valid atau tidak. Hasil yang valid akan
menjawab secara tepat model matematikanya dan disebut solusi matematika. Jika
penyelesaian tidak valid atau tidak memenuhi model matematika maka solusi masalah belum
ditemukan, dan perlu dilakukan pemecahan ulang atas model matematikanya.
11
DAFTAR ISI
Anggoro, B. S. (2015). Sejarah Teori Peluang dan Statistika. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan
Matematika, 6(1), 13–19.
Budhayanti, C. I. S., & Simanullang, B. (2001). Unit 8. In PEMODELAN MATEMATIKA
(pp. 5-7,21-22).
Lumbantoruan, J. H. (2019). BUKU MATERI PEMBELAJARAN TEORI PELUANG DAN
KOMBINATORIKA. In Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas,Universitas Kristen Indonesia.
Narumi, R. M. (2014). Penerapan Teori Peluang (Matematika) Dalam Kehidupan Sehari-
hari. Www. Emerlisha.Wordpress.Com.
12