Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMODELAN MATEMATIKA PADA PELUANG

KELOMPOK : 6
NAMA : 1. DINDA RIZKY AULIA (1802030026)
2. DINI FEBRIANI (1802030022)
3. MUAMMAR IKRAM (1802030049)
4. M.RIPALDI (1802030038)
KELAS : VIA PAGI
DOSEN : ISMAIL HANIF BATUBARA, M.Pd

PRORAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
T. A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pemodelan Matematika Pada Peluang”.
    Tugas makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan tugas makalah ini.  
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tugasmakalahini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah yang berjudul “Pemodelan Matematika
Pada Peluang” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2020


    
                                                                                             
Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Sejarah Teori Peluang.....................................................................................................5
B. Pengertian Peluang..........................................................................................................9
C. Mekanisme Pembentukan Model Secara Umum............................................................9
D. Penyelesaian Model Matematika Pada Peluang............................................................11
E. Penerapan Peluang Dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................................12
BAB II PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR ISI...........................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teori peluang adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan peluang, analisis
fenomena acak. Obyek utama teori peluang adalah variabel acak, proses stokastik, dan
kejadian: abstraksi matematis non-deterministik peristiwa atau kuantitas terukur yang dapat
berupa kejadian tunggal atau berkembang dari waktu ke waktu dalam mode tampaknya acak.
Jika koin individu melemparkan atau gulungan dadu dianggap peristiwa acak, maka jika
berkali-kali mengulangi urutan kejadian acak akan menunjukkan pola-pola tertentu, yang
dapat dipelajari dan diprediksi. Dua hasil matematis representatif menggambarkan pola
tersebut adalah hukum bilangan besar dan teorema limit pusat.Sebagai dasar matematika
untuk statistik, teori peluang adalah penting untuk kegiatan manusia banyak yang melibatkan
analisis kuantitatif set besar data. Metode teori peluang juga berlaku untuk deskripsi sistem
yang kompleks diberikan pengetahuan hanya sebagian dari negara mereka, seperti dalam
mekanika statistik. Sebuah penemuan besar fisika abad kedua puluh adalah sifat peluang
fenomena fisik pada skala atom, dijelaskan dalam mekanika kuantum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya seperti berikut:
1. Bagiamana Sejarah Teori Peluang?

2. Apakah Pengertian Peluang?

3. Bagaimana Mekanisme Pembentukkan Model Secara Umum?

4. Bagaimana Penyelesaian Model Matematika Pada Peluang?

5. Apa Sajakah Penerapan Peluang Dalam Kehidupan Sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui sejarah teori peluang

2. Untuk mengetahui pengertian peluang

3. Untuk mengetahui mekanisme pembentukkan model secara umum

4. Untuk memahami cara penyelesaian model matematika pada peluang

5. Untuk mengetahui penerapan peluang dalam kehidupan sehari-hari

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Teori Peluang


(Lumbantoruan, 2019) Teori Peluang dikemukakan oleh Chevalier de Mere yang
merupakan bangsawan asal Perancis tahun 1601-1665. Chevalier mengajukan beberapa
pertanyaan kepada Blaise Pascal. Pertanyaan-pertanyaan tersebut lalu dikembangkan kembali
oleh Pascal dan Fermat menjadi sebuah teori Peluang yang dipakai sampai sekarang.
(Anggoro, 2015) Teori Peluang yang merupakan cabang Matematika, menitikberatkan
perhatian pada analisis gejala-gejala random. Objek-objek utama Teori Peluang adalah
variabel-variabel random, proses-proses stokastik, dan kejadian-kejadian (abstraksi
matematika dari kejadian non deterministik). Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
mendengar istilah ‘acak’ atau ‘random’. Kita sering merasa kita sudah paham dengan maksud
‘acak’ tersebut. Akan tetapi ide tentang keacakan itu sendiri merupakan salah satu hal yang
terabaikan. Bagaimana kita dapat membentuk pola-pola acak? Bagaimana kita dapat
mengenal pola-pola acak pada saat kita dikonfrontasikan dengan pola-pola tersebut?
Ide utama tentang keacakan ini adalah ide tentang ‘unpredictability’. Sebuah pola
acak sering digambarkan sebagai sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Sebenarnya, sudah
berapa lamakah penelitian mengenai pola-pola acak ini? Para arkeologi sudah menemukan
bukti-bukti prasejarah yang muncul dan dapat dibandingkan dengan permainan dadu saat ini.
Gigitan pada tulang dan keratan pada batu-batu secara jelas diciptakan atau diletakkan di satu
sisi untuk sebuah maksud. Objek-objek ini, menurut bukti, memiliki makna bagi pemakai dan
menyerupai objek yang terakhir digunakan dalam permainan papan oleh, misalnya,
masyarakat Mesir kuno. Bukti-bukti ini sulit diinterpretasikan. Tanpa catatan tertulis, sangat
sulit menemukan makna penemuan-penemuan tersebut untuk pemakai.
Satu dari alat-alat pertama yang memproduksi pola-pola acak adalah astragalus.
Astragalus adalah sebuah tulang yang terdapat pada tumit rusa, biri-biri, anjing dan mamalia
lainnya. Banyak astragalus yang ditemukan pada zaman prasejarah. Hal ini berarti, benda ini
sudah digunakan sejak 5000 tahun yang lalu, di zaman Mesir kuno dalam permainan
kesempatan (peluang). Terdapat gambar-gambar masyarakat Mesir kuno yang
melambunglambungkan astragalus saat bermain permainan papan. Sayangnya, tidak ada
catatan bagaimana memainkan permainan ini dan bagaimana pola-pola hasil lambungan
astragalusastragalus tersebut. Gambar di bawah ini merupakan bukti prasejrah mengenai
adanya permainan tersebut.

3
Permainan pertama mengenai peluang yang dapat dipahami dengan baik adalah yang
berasal dari Mesopotamia. Salah satu kota penting di Mesopotamia saat itu adalah Ur. Saat
melakukan penggalian di awal abad 20, para arkeolog menemukan sebuah permainan papan
yang tertimbun dengan pemakainya. Permainan papan dengan pahatan yang bagus tersebut
sudah berusia sekitar 4500 tahun. Permainan ini dapat diphami dengan baik krena catatan
kuno mengenainya juga diperoleh dari penggalian. Permainan ini dinamakan Permainan dari
20 Persegi. Pemainnya terdiri dari dua orang. Masing-masing percaya pada sebuah kombinasi
keberuntungan dan sebuah strategi kecil untuk menang. Pada bagian keberuntungan,
dilambungkan sebuah dadu untuk menentukan berapa banyak persegi untuk setiap pemain
agar dapat menggerakkan bagiannya. Keterampilan yang harus dimiliki adalah memilih
bagian yang harus digerakkan.

Permainan di atas menunjukkan adanya proses acak karena banyaknya bagian yang
dapat dilompati setiap pemain ditentukan oleh hasil lambungan sebuah dadu. Permainan ini
terkenal smpai Mesir dan India. 250 tahun setelah penemuan Permainan 20 Persegi, budaya
Mesopotamia semakin berkurang pengaruhnya. Yang paling dominan saat itu adalah budaya
Romawi dengan permainan judinya. Judi dapat dianggap sebagai permainan papan tanpa
papan. Keterampilan pemain diabaikan dan peserta hanya bertaruh untuk hasil lambungan
astragalus yang keluar. Raja Agustus dan Vitellius dikenal sebagai raja-raja yang gila judi.

4
 Galileo Galilei (1565-1642)
Galileo Galilei merupakan ilmuwan yang masyur sepanjang zaman. Observasi-
observasi astronominya khususnya planet Venus, matahari, dan planet Jupiter telah
membuktikan secara gemilang bahwa bumi bukanlah pusat jagat raya. Galileo merupakan
satu dari ilmuwan-ilmuwan pertama yang mengembangkan fisika dengan menggunakan
sebuah kombinasi antara rancangan percobaan yang hati-hati dengan analisis matematika
yang seksama. Dalam artikelnya yang berjudul “Thoughts about Dice-Games” ia juga
menulis sedikit tentang keacakan.
Observasi-observasi Galileo mengenai dadu tidaklah terkenal. Bahkan Galileo sendiri
tidak cukup menaruh perhatian pada permainan tersebut. Ia menyebutkan di awal paragraf
artikelnya di atas, bahwa ia menulis tentang dadu karena mendapat giliran untuk
melakukannya (tidak dijelaskan Galileo siapa yang menyuruhnya tersebut). Tampaknya
Galileo menjadi orang pertama yang membicarakan keacakan secara matematika (Galileo
masih kecil saat Cardano hidup). Pada saat ini artikel kecilnya tersebut menjadi pendahuluan
yang baik untuk Teori Peluang sederhana.
Dalam artikelnya tersebut Galileo menanyakan, mengapa dari pelambungan tiga dadu
jumlah 10 dan 11 lebih sering muncul dibandingkan 9 dan 12. Penyelesaiannya merupakan
materi berhitung sederhana. Ia memulai dengan menunjukkan bahwa hanya ada 16 jumlahan
yang berbeda yang muncul dari pelambungan tiga dadu, yaitu 3,4, …, 18. Ketiga dadu
tersebut identik kecuali warna. Jumlah 3 diperoleh dengan satu cara, jumlah 4 dengan tiga
cara, dan seterusnya. Galileo menunjukkan ada 27 cara mendapatkan jumlah 10 dan 25 cara
untuk mendapatkan jumlah 9. Secara keseluruhan terdapat 216 cara untuk untuk
mendapatkan jumlah 3 sampai dengan 18. 216 cara tersebut diperoleh dari 6 x 6 x 6, yaitu 6
angka dari dadu I, 6 angka dari dadu II, dan 6 angka dari dadu III.
Galileo tidak melanjutkan penemuannya ke konsep Peluang. Meskipun demikian
tulisan Galileo tersebut merupakan acuan awal peluang yang dikerjakan secara matematika.
Hal ini dapat menjadi pelajaran, bahwa tak seorangpun saat itu, termasuk Galileo sendiri,
yang menyadari bahwa suatu kajian yang sederhana pada akhirnya dapat menjadi awal
sebuah teori besar.

 Jacob Bernoully (1654-1705)


Matematikawan dan filsuf Jerman Gottfried Leibniz (1646-1716) beserta
matematikawan dan fisikawan Inggris melanjutkan penemuan-penemuan Fermat dalam
kalkulus secara independen. Dampak kalkulus dalam matematika tidak bisa dibendung.
Banyak masalah matematika yang pada awalnya dianggap sulit, saat ini menjadi sesuatu yang
mudah diselesaikan. Teori Peluang pun mendapat keuntungan dari ide-ide dan tekhnik-
tekhnik baru dalam kalkulus.

5
Matematikawan Swiss, Jacob Bernoully, merupakan matematikawan pertama yang
memperkenalkan pentingnya kalkulus dalam peluang sebagaimana pentingnya peluang dalam dunia
judi. Pada awalnya, Jacob Bernoully dididik untuk menjadi menteri. Akan tetapi menjadi menteri itu
ternyata lebih merupakan pilihan ayahnya, bukan dirinya sendiri. Di lain pihak, ia lebih suka
mempelajari astronomi dan matematika. Sebagai anak yang baik, ia tetap mentaati permintaan
ayahnya tersebut. Perjalanan pertamanya mengelilingi Eropa Utara mempertemukannya dengan
matematikawan dan ilmuwan besar. Ia merombak banyak ide dan belajar sebanyak yang ia mampu.
Pada usia 27 tahun ia kembali ke Swis dan memulai hidup barunya sebagai guru matematika.

Bernoully berkorespondensi dengan Leibniz selama beberapa tahun dan membangun


sebuah minat baru dalam peluang. Ia sangat terkesan oleh buku Christian Huygens, De
ratiociniis in Ludo Aleae. Ia sendiri banyak menuangkan ide mengenai peluang dalam
bukunya Ars Conjectandi. Buku itu hampir selesai saat ia meninggal. Saudara sepupu Jacob
Bernoully, Nicolas, menyelesaikan bagian akhir buku tersebut setelah lama tertunda. Buku itu
sendiri baru dipublikasikan pada tahun 1713 setelah 8 tahun kematian Jacob Bernoully dan
terdiri atas empat bagian yaitu:
a. Tractatum Hugenii De Ratiociniis in Ludo Aleae, Cum Annotationibus Jacobi
Bernoullj. (Sebuah catatan tambahan dari De Ratiociniis in Ludo Aleae )
b. Doctrinam de Permutationibus & Combinationibus (Ia membuktikan hukum
binomium Newton)
c. Usum Praecedentis Doctrinae in variis Sortitionibus & Ludis Aleae (Ia
mengaplikasikan elemen-elemen bab II untuk pertanyaan-pertanyaan peluang)
d. Usum & Applicationem Praecedentis Doctrinae in Civilibus, Moralibus &
Oeconomicis (Ia mengembangkan the (weak) law of large numbers).
Perhitungan-perhitungan dalam Ars Conjectandi masih di seputar permainan judi.
Akan tetapi dalam buku tersebut, Bernoully mulai menjauhkan Teori Peluang dari dunia
perjudian. Sebagai contoh, ia memikirkan berapa peluang yang muncul untuk masalah-
masalah dalam hukum kriminal dan kematian manusia. Ia tidak melakukan banyak kemajuan
untuk satu hal ini akan tetapi ia secara signifikan telah memperkenalkan Teori Peluang yang
membantu kita memahami sebuah variasi dari area pengalaman manusia.
Sebuah teori dalam Ars Conjectandi , The Law Of Large Number, sering dinamakan
juga dengan nama Teorema Bernoully. Penemuan ini menjadi perdebatan para matematikawa
dan filsuf selama seabad setelah publikasi pertama Ars Conjectandi. Dalam teori ini
Bernoully memikirkan sebuah himpunan kejadian-kejadian acak yang saling independen.
Dalam Teori Peluang, dua buah kejadian dikatakan saling independen jika munculnya sebuah
kejadian tidak mempengaruhi munculnya kejadian lain. Selanjutnya, Bernoully memikirkan
sebuah rasio antara jumlah kemunculan suatu kejadian dengan seluruh jumlah eksperimen
yang kemudian dikenal dengan istilah peluang. Penemuan-penemuan Bernoully ini
merupakan karya berharga dalam Teori Peluang.

6
D. Pengertian Peluang
(Lumbantoruan, 2019)Peluang adalah harapan terjadinya suatu kejadian yang akan
berlaku atau telah terjadi. Peluang memiliki keterkaitan antara konsep kesempatan
(kemungkinan) dengan kejadian. Jika mendapatkan peluang besar maka kesempatan yang
terjadi juga akan besar, jika mendapatkan peluang kecil maka kesempatan yang terjadi juga
akan kecil.
Peluang juga dapat disebut sebagai probabilitas yang artinya sebagai ilmu
kemungkinan. Peluang memiliki ruang dan titik sampel. Ruang sampel artinya hasil
percobaan dari semua kemungkinan yang telah terjadi sedangkan titik sampel artinya
anggota-anggota dari ruang sampel yang akan muncul. Teori peluang merupakan cabang ilmu
matematika yang berdasarkan konsep kombinatorik yang digunakan untuk ilmu statistika.

E. Mekanisme Pembentukan Model Secara Umum


(Budhayanti & Simanullang, 2001)Model matematik yang biasa ditemukan dalam
buku bacaan merupakan model akhir yang tampak apik dan teratur. Apakah model itu
menyatakan peramalan sesuatu yang akan terjadi atas dasar apa yang dimiliki, atau apakah
model itu merupakan hubungan–hubungan kenormalan sekelompok data, dll. Dalam
kenyataan banyak upaya atau tahapan yang harus dilalui sebelum sampai pada hasil akhir
tersebut. Tiap tahap memerlukan pengertian yang mendalam, utuh tentang konsep, teknik,
intuisi, pemikiran kritis, kreatifitas, serta pembuatan keputusan. Bahkan faktor
keberuntunganpun dapat saja terjadi. Berikut ini diberikan suatu metodologi dasar dalam
proses penentuan model matematika atau sering disebut pemodelan matematika.

 Tahap 1. Masalah
Adanya masalah nyata yang ingin dicari solusinya merupakan awal kegiatan
penyelidikan. Masalah tersebut harus diidentifikasi secara jelas, diperiksa dengan teliti
menurut kepentingannya. Bila masalahnya bersifat umum maka diupayakan menjadi masalah
khusus atau operasional.

 Tahap 2. Karakterisasi masalah

Masalah yang diteliti diperlukan karakterisasi masalahnya, yaitu pengertian yang


mendasar tentang masalah yang dihadapi, termasuk pemilihan variabel yang relevan dalam
pembuatan model serta keterkaitanya.

 Tahap 3. Formulasi model matematik

Formulasi model merupakan penterjemahan dari masalah kedalam persamaan


matematik yang menghasilkan model matematik. Ini biasanya merupakan tahap (pekerjaan)
yang paling penting dan sukar. Makin paham akan masalah yang dihadapi dan kokoh

7
penguasaan matematik seseorang, akan sangat membantu memudahkan dalam mencari
modelnya. Dalam pemodelan ini kita selalu berusaha untuk mencari model yang sesuai tetapi
sederhana. Makin sederhana model yang diperoleh untuk tujuan yang ingin dicapai makin
dianggap baik model itu. Dalam hal ini model yang digunakan ada-kalanya lebih dari satu
persamaan bahkan merupakan suatu sistem, atau suatu fungsi dengan variabelvariabel dalam
bentuk persamaan parameter. Hal ini tergantung anggapan yang digunakan. Tidak tertutup
kemungkinan pada tahap ini juga dilakukan "coba" , karena model matematik ini bukanlah
merupakan hasil dari proses sekali jadi.

 Tahap 4. Analisis

Analisis matematik kemudian dilakukan dengan pendugaan parameter serta deduksi


sifat-sifat yang diperoleh dari model yang digunakan.

 Tahap 5. Validasi

Model umumnya merupakan abstraksi masalah yang sudah disederhanakan, sehingga


hasilnya mungkin berbeda dengan kenyataan yang diperoleh. Untuk itu model yang diperoleh
ini perlu divalidasi, yaitu sejauh mana model itu dapat dianggap memadai dalam merepreaen-
tasikan masalah yang dihadapi. Proses validasi ini sebe-narnya sudah dimulai dalam tahap
analisis, misalnya dalam hal konsistensi model terhadap kaedah-kaedah yang berlaku.

 Tahap 6. Perubahan

Apabila model yang dibuat dianggap tidak memadai maka terdapat kemungkinan
bahwa formulasl model yang digunakan atau karakterisasi masalah masih banyak belum
layak (sesuai), sehingga perlu diadakan perubahan untuk kemudian kembali ke tahap
berikutnya.
 Tahap 7. Model memadai.
Bila model yang dibuat sudah memadai, maka tahap berikutnya dapat dilakukan.
Model tersebut dapat digunakan untuk mencari solusi masalah yang diinginkan. Model suatu
masalah akan sangat terkait dengan tujuan yang diinginkan. Masih terdapat kemungkinan
bahwa model yang kita anggap memadai saat ini, dengan makin bertambahnya informasi
yang terkumpul, suatu waktu nantinya mungkin dianggap tidak lagi memadai. Apalagi
pengamatan yang kita lakukan hanyalah merupakan sebagian informasi yang tersedia. Dalam
tahap ini dilakukan interpretasi keluaran dari model dan dikonsultasikan pada bahasa masalah
senula.
Keseluruhan tahapan di atas dapat dilihat pada flowchart di bawah ini :

8
F. Penyelesaian Model Matematika Pada Peluang
Masalah matematika yang terkait dengan peluang akan kita kaji hanya khusus yang
terkait dengan masalah permutasi dan kombinasi serta konsep peluang sederhana berikut ini:
Contoh 1 :
Dalam sebuah ruangan pertunjukkan teater, masih tertinggal 5 kursi kosong, tetapi masih ada
9 orang yang akan memasuki ruangan pertunjukan tersebut. Tentukan ada berapa cara kursi
kosong tersebut dapat diduduki oleh kesembilan orang tersebut.
Penyelesaian :
Masalah di atas tidak mempertimbangkan urutan orang yang akan menduduki kelima kursi di
ruang pertunjukan, maka masalah tersebut merupakan masalah kombinasi. Dari sini diperoleh
9! 9.8 .7 .6 .5 ! 9.8 .7 .6
C 9 C 5= = = =126
( 9−5 ) ! 5 ! 5 ! .4 ! 4.3 .2 .1
Jadi banyak cara 5 kursi kosong di ruangan pertunjukan dapat diduduki oleh kesembilan
orang tersebut adalah sebanyak 126 cara.
Contoh 2 :
Suatu kelas terdiri atas 28 siswa putra dan 12 siswa putri. Kelas tersebut akan memilih
seorang ketua kelas dimana baik siswa putra maupun putri mempunyai hak yang sama untuk
dipilih. Tentukan berapa peluang terpilih ketua kelas seorang siswa putri.
Penyelesaian :
Diketahui banyaknya siswa putri sebanyak 12 orang dan jumlah seluruh siswa dalam kelas
tersebut ada sebanyak 30 orang maka peluang terpilih ketua kelas seorang siswa putri adalah
12 2
sebesar atau .
30 5

Model matematika yang diperoleh dari suatu masalah matematika yang diberikan,
selanjutnya diselesaikan dengan aturan-aturan yang ada. Penyelesaian yang diperoleh, perlu

9
diuji untuk mengetahui apakah penyelesaian tersebut valid atau tidak. Hasil yang valid akan
menjawab secara tepat model matematikanya dan disebut solusi matematika. Jika
penyelesaian tidak valid atau tidak memenuhi model matematika maka solusi masalah belum
ditemukan, dan perlu dilakukan pemecahan ulang atas model matematikanya. Secara umum
proses pemodelan dan pemecahan model dapat dilihat pada bagan di bawah ini

G. Penerapan Peluang Dalam Kehidupan Sehari-hari


Menurut (Narumi, 2014) penerapan peluang dalam kehidupan sehari-hari,sebagai berikut :
 Di dalam suatu kelas akan dilakukan pemilihan panitia keakraban siswa yang terdiri
dari ketua,wakil ketua dan bendahara . Jumlah siswa dalam kelas tsb 30 orang .
Banyaknya susunan panitia yg mungkin terjadi ini bisa dilakukan dengan menerapkan
teori peluang.
 Misalnya tersedia dua celana berwarna biru dan hitam serta 3 baju berwarna kuning ,
merah dan putih . Berapa banyak pasangan warna celana dan baju yang dapat
dibentuk? Banyaknya pasangan warna celana dan baju yang dapat dibentuk dapat
ditentukan dengan teori peluang.
 Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar perkiraan terjadinya hujan dalam
bentuk peluang baik secara kualitatif seperti “kemungkinannya kecil akan terjadi
hujan. esok hari”, atau dalam bentuk kuantitatif seperti “kemungkinan hujan esok hari
sekitar 30%”. Jelas di sini bahwa berbicara mengenai peluang kita dihadapkan dalam
suatu kondisi yang tidak pasti, akan tetapi kita hanya diberikan suatu petunjuk atau
gambaran seberapa besar keyakinan kita bahwa suatu peristiwa bisa terjadi. Semakin
besar nilai peluang yang dihasilkan dari suatu perhitungan maka semakin besar
keyakinan kita bahwa peristiwa itu akan terjadi
 Misalkan Edo ada  uang 5 ribu,hobby Edo main PS di tempat rental di sisi lain besok
Edo ujian , jadi butuh foto kopi buku teman. biaya rental PS itu 5 ribu, dan foto kopi
juga 5 ribu. otomatis Edo harus memilih salah satunya dan harus memutuskan buat
memakai uang 5 ribu itu buat foto kopi buku, atau main PS.
 Misalkan si A memenangkan pertandingan catur melawan si B adalah 1/3. Peluang
bahwa A akan memenangkan paling sedikit 1 dari 3 pertandingan itu , bisa dilakukan
dengan konsep peluang matematika.

10
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Peluang adalah
harapan terjadinya suatu kejadian yang akan berlaku atau telah terjadi. Peluang memiliki
keterkaitan antara konsep kesempatan (kemungkinan) dengan kejadian. Jika mendapatkan
peluang besar maka kesempatan yang terjadi juga akan besar, jika mendapatkan peluang kecil
maka kesempatan yang terjadi juga akan kecil.
Model matematika yang diperoleh dari suatu masalah matematika yang diberikan,
selanjutnya diselesaikan dengan aturan-aturan yang ada. Penyelesaian yang diperoleh, perlu
diuji untuk mengetahui apakah penyelesaian tersebut valid atau tidak. Hasil yang valid akan
menjawab secara tepat model matematikanya dan disebut solusi matematika. Jika
penyelesaian tidak valid atau tidak memenuhi model matematika maka solusi masalah belum
ditemukan, dan perlu dilakukan pemecahan ulang atas model matematikanya.

11
DAFTAR ISI

Anggoro, B. S. (2015). Sejarah Teori Peluang dan Statistika. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan
Matematika, 6(1), 13–19.
Budhayanti, C. I. S., & Simanullang, B. (2001). Unit 8. In PEMODELAN MATEMATIKA
(pp. 5-7,21-22).
Lumbantoruan, J. H. (2019). BUKU MATERI PEMBELAJARAN TEORI PELUANG DAN
KOMBINATORIKA. In Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas,Universitas Kristen Indonesia.
Narumi, R. M. (2014). Penerapan Teori Peluang (Matematika) Dalam Kehidupan Sehari-
hari. Www. Emerlisha.Wordpress.Com.

12

Anda mungkin juga menyukai