Anda di halaman 1dari 58

HANGING INDENT : VIEW RULER

BAB I

BILANGAN KOMPLEKS

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa dapat memahami bilangan kompleks, operasi yang berlaku, akar bilangan kompleks serta
konsep dasar salam topologi.

TUJUAN INSTRUKSIONALKHUSUS

Setelah proses belajar mengajar diharapkan mahasiswa dapat:

1. Mendefinisikan bilangan kompleks


2. Menghitung bilangan kompleks dengan menggunakan opersai yang berlaku
3. Menentukan nilai mutlak suatu bilangan kompleks
4. Menyajikan bilangan dalam bentuk geometri pada bidang kompleks
5. Mengubah bilangan kompleks dalam bentuk kutub
6. Menentukan akar akar bilangan kompleks yang diketahui bentuknya
7. Menentukan himpunan titik titik dibidang kompleks
8. Menjelaskan konsep dasar dalam topologi dibidang kompleks

MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

1.1. SISTEM BILANGAN REAL


Sistem bilangan yang sudah kita kenal secara umum dapat dinyatakan sebagai :
1. Bilangan asli (Natural Number), juga disebut bilangan bulat positif dan diberi lambing N adalah
himpunan semua bilangan 1,2,3,.... atau N={1,2,3,...} operasi operasi yang berlaku pada N
bilangan asli adalah
a. Penjumlahan dengan notasi +
∀ a,b ∈ N  a + b = ∈
Bilangan asli mempunyai sifat tertutup terhadap operasi +
b. Perkalian dengan notasi . atau x
∀ a,b ∈ N  a.b = atau a x b = ∈ N
Bilangan asli mempunyai sifat tertutup terhadap operasi x.

c). Perpangkatan

∀ a, b ∈ N → ab ∈ N

1
Bilangan asli mempunyai sifat tertutup terhadap operasi perpangkatan. Sedangkat terhadap
operasi pengurangan ( - ) dan pembagian ( : ), N tidak tertutup.

2. Bilangan bulat (Integer Number) diberi lambang Z adalah himpunan semua bilangan . . . , -3,
-2, -1, 0, 1, 2, 3, . . . atau Z = { . . . , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, . . . }.

Operasi-operasi yang berlaku pada bilangan bulat Z adalah :

a) Penjumlahan dengan notasi +

∀ a, b ∈ Z → a+b ∈ Z

Bilangan bulat mempunyai sifat tertutup terhadap operasi penjumlahan ( + ).

b) Perkalian dengan notasi ( . ) atau ( x )


∀ a, b ∈ Z → a . b atau a x b ∈ Z
Bilangan bulat mempunyai sifat tertutup terhadap operasi perkalian ( X , .)
c) Perpangkatan
∀ a, b ∈ Z → ab ∈ Z
Bilangan bulat mempunyai sifat tertutup terhadap operasi perpangkatan.
d) Pengurangan ( - )
∀ a, b ∈ Z → a - b ∈ Z
Bilangan bulat mempunyai sifat tertutup terhadap operasi pegurangan ( - ).

Dilihat dari strukturnya bilangan bulat merupakan grup komutatif terhadap +.

3. Bilangan rasional (Rational Number) diberi lambang Q adalah himpunan semua bilangan

a a
yang dinyatakan sebagai dengan b ≠ 0 atau Q = { q = | a, b ∈ Z b ≠ 0 }
b b

Dilihat dari operasi yang berlaku pada bilangan rasional adalah;


a) <Q , +> merupakan grup komutatif
b) <Q \ {0}, .> merupakan grup komutatif
c) Distribusi yang berlaku pada Q adalah
a( b + c ) = ab + ac
( a + b )c = ac + bc

Q (bilangan rasional) merupakan field.

Terdapat bilangan yang tidak termasuk dalam Q maka bilangan itu disebut bilangan irrasional
seperti √ 2 , √ 3 , e, π, 1 + √ 2 .

2
P = himpunan semua bilangan irrasional maka yang disebut bilangan real adalah gabungan semua
bilangan rasional dan bilangan irrasional, yang selanjutnya diberi lambang notasi R, dengan R = Q ∪
P.

Himpunan semua bilangan real mempunyai struktur field, sehingga Q dapat

dipandang sebagai sub field dari R. Dengan memiliki bilangan real saja kita tidak dapat

menyelesaikan persamaan , tidak terdapat nilai x yang mewakili bilangan real sehingga

persamaan kuadrat tersebut tidak mempunyai penyelesaian. Penyelesaian persamaan kuadrat

tersebut dapat diselesaikan dengan (bilangan imajiner, bilangan imajiner didefinisikan

sebagai , sehingga dapat diselesaikan) memperluas sistem bilangan real yang sudah ada

menjadi sistem bilangan kompleks.

1.2. SISTEM BILANGAN KOMPLEKS DAN OPERASI HITUNG

Definisi : Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk atau dengan dan .

Dengan notasi himpunan, semua bilangan kompleks dapat dinyatakan sebagai , maka

dinamakan bagian real dari dan bagian imajiner dari , yang selanjutnya dinyatakan sebagai

dan . Jadi jika dan real dan maka dan .

Pada keadaan , maka bilangan kompleks menjadi bilangan real , jadi bilangan

kompleks sama dengan bilangan real. Sedangkan untuk , bilangan menjadi dinamakan

bilangan imajiner murni. Bilangan murni dengan yaitu bilangan disebut satuan imajiner

(lebih jelas dapat pembaca melihat buku panduan Fungsi Variabel Kompleks, R. Sumantri,

Bahan Pelatihan LPTK 1994).

3
1. Operasi Hitung Pada Bilangan Kompleks

Definisi: bilangan kompleks dan dikatakan sama dan dinyatakan sebagai jika dan hanya

jika dan

Dari definisi diatas bahwa dua bilangan kompleks dikatakan sama jika dan hanya jika

bagian real bilangan yang dimaksud adalah sama dan bagian imajimernya juga sama. Dalam

keadaan yang lain dan tidak sama dinyatakan sebagai .

Jumlah dan hasil perkalian dua bilangan kompleks dan ditentukan oleh definisi

berikut:

z 1 + z 2=( x 1 +iy 1 )+( x 2 + iy 2 )=( x 1 + x 2 )+i ( y1 + y 2 )

z1.z2 = ( x1 + iy1 ) ( x2 + iy2 ) = ( x1 x2 - y1 y2 ) + i ( x1 y2 + x2 y1 )

Bilangan 0 dan bilangan 1 merupakan identitas terhadap operasi penjumlahan dan perkalian, karena untuk z
sembarang bilangan kompleks berlaku

z + 0 = ( x + iy ) + ( 0 + i 0 ) = ( x + 0 ) + i ( y + 0 ) = x + iy = z
z.1 = ( x + iy ) ( 1 + i 0 ) = ( x.1 - y.0 ) + i ( x.0 + 1. y ) = x + iy = z

Pengurangan dan pembagian dua bilangan kompleks ditentukan sebagai berikut:

4
z1 - z2 = ( x1 + iy1 ) - ( x2 + iy2 ) = ( x1 - x2 ) + i ( y1 - y2 )
z1 x1 + y1i x1 + y1i x2 - y2i
= = �
z2 x2 + y2i x2 + y2i x2 - y2i

=
( x1 + y1i ) ( x2 - y2i )
( x2 + y2i ) ( x2 - y2i )
( x x + y y ) + i ( x2 y1 - x1 y2 )
= 1 2 1 2
x2 2 + y2 2

Invers Terhadap Penjumlahan dan Perkalian

z = x1 + iy1 sehingga
Untuk setiap bilangan kompleks z = x + iy terdapat tepat satu bilangan kompleks 1

z + z1 = 0 , yaitu z1 = - x + i ( - y ) yang dinamakan negatif dari z dan merupakan invers dari z terhadap

-z = -x + i ( - y)
penjumlahan dan dinyatakan dengan - z . Untuk sembarang bilangan kompleks z = x + iy dan
.

z z.z2 = 1
Untuk z �0 terdapat tepat satu bilangan kompleks 2 sehingga berlaku dengan mengambil

x y
z2 = -i 2
x +y
2 2
x + y 2 dan dinamakan kebalikan atau resiprok dari z merupakan invers terhadap perkalian z ,

x 2 + y 2 �0 , karena diketahui z = x + iy tidak sama dengan nol.

z1 �1 �
= z1 � �
z1 + ( - z2 ) = z1 - z2 z2 �z2 �
Jumlah dan

z1
z1 - z2 z z z z z
disebut selisih bilangan 1 dan 2 , sedangkan 2 juga disebut hasil bagi 1 dan 2 .

5
z1 = z2 = z3 = .... = zn = z z1 z2 z3 .... zn = z n , n bilangan bulat positif dan z - n dapat dinyatakan
Jika maka

1
n
dengan z

2. konjugat atau bilangan kompleks sekawan

Untuk setiap bilangan kompleks z = x + i y maka bilangan kompleks z = x – i y maka bilangan


kompleks z = x – i y dinamakan konjugat bilangan z.

Jika diketahui bilangan komples x sembarang berlaku Im (z) = y i = Im (z), jika z real, ditentukan
z = x maka x = x dan konjugat dari z adalah z sendiri.

Operasi konjugat yang berlaku dapat dibuktikan sebagai latihan seperti :

i). z = z ii) z 1+ z 2 = z1 + z2

iii) z 1+ z 2 = z1 + z2 iv) z 1+ z 2 = z1 + z2

z1 z1
v) ()
z2
=
z2
vi) z z = (ℜ( z )) z + (ℑ(z))z

z+z z −z
vii) Re(z) = viii) Im(z) =
2 2

1.3 NILAI MUTLAK

Definisi

Nilai mutlak atau moduus bilangan kompleks z = x + i y adalah bilangan real non negatif √ x2 + y 2 .

Nilai mutlak dari z dinyatakan |z| sehingga, |z| = √ x2 + y 2 .

TEOREMA :

6
i). |z| > n , untuk z ≠ n dan |n| = 0

ii). |z| = 0 , jika dan hanya jika z = 0

iii). |−z| = |z| , |z| = |z|

iv). Re (z) ≤ |ℜ( z)|≤| z|

Im (z) ≤|ℑ(z )|≤|ℜ(z )|

v). z . z = |z|2

vi). |z 1 z 2| = |z 1|| z2|

vii). ||z1
z2
=
|z 1|
|z 2|

Bukti :

Akan dibuktikkan teorema v). dan vi). Sedangkan yang laim dapat dibukktikan dari nilai mutlak dan
definisi konjugat

2
Akan dibuktikan z ź=| z|

Bukti :

2 2 2
z ź= ( x +iy )( x−iy )=x + y =|z|

2
Jadi z ź=| z|

Akan dibuktikan |z 1 z 2|=| z1||z 2|

Bukti:

2 2 2
|z 1 z 2| =( z 1 z2 ) ( z 1´z 2 ) =( z 1 z 2 ) ( ź1 ź 2 )=( z 1 z 2 ź 1 ź 2 )=( z 1 ź1 ) ( z 2 z´2 ) =|z 1| |z 2|
2 2 2
Jadi |z 1 z 2| =|z 1| |z 2|

Terbukti |z 1 z 2|=| z1||z 2|


7
Nilai mutlak adalah bilangan non-negatif maka berlaku |z 1 z 2|=| z1||z 2|

Untuk nilai mutlak hasil kali n bilangan kompleks berlaku |z 1 z 2 ⋯ ⋯ z n|=|z 1||z 2|⋯ ⋯|z n| dapat
dibuktikan dengan menggunakan induksi matematika. Bukti ini diserahkan kepada para pembaca untuk
latihan.

Ketidaksamaan segitiga

Teorema

Untuk sembarang bilangan kompleks z 1 dan z 2 berlaku ketidaksamaan seitiga

|z 1−z 2|≤|z 1|+|z 2|

|z 1−z 2|≥||z 1|−|z 2||

Bukti :

Dapat dilihat pada buku panduan halaman 9 atau dapat dibuktikan sendiri oleh pembaca untuk latihan.

Contoh 1:

3 i 30−i 17
Ubahlah kedalam bentuk z=x +iy dari =,
2i−1

Kemudian tentukan ℜ ( z ) dan ℑ ( z ) serta|z|

Penyelesaian :

Menurut definisi i 2=−1 , i 3=−1, dan i 4 =1 maka

3 i 30−i 17 3 i 2−i −3−i −3−i i+2 i


= = = ∙
2i−1 2 i−1 1−2 i 1−2i i+2 i

(−3−i )(1+ 2i) ( 3−2 ) +7 i 1 7


¿ = = + i
1+ 4 5 5 5

1 7
Maka Re(z) = , Im(z) = dan
5 5

8
|z| =
√ 1 2 7 2
( ) +( )
5 5
=
√ 1 49
+
25 25
= √2
TUGAS 1
1. Selidikilah apakah dalam sistem bilangan kompleks terdapat relasi “lebih besar” dan “lebih
kecil”.
2. Buktikan bahwa hasil kali dua bilangan kompleks adalah nol jika dan hanya jika paling sedikit
satu diantara kedua bilangan itulah adalah nol
Contoh 2:
Tentukan bilangan kompleks z = x + iy yang memenuhi persamaan z2 + z + 1 = 0 dengan menggunakan
defenisi kesamaan dua bilangan kompleks.
Penyelesaian :
Dengan substitusi z = x + iy kedalam z2 + z + 1 = 0 didapat :
z2 + z + 1 = (x + iy)2 + x + iy +1
= (x2 + x – y2 + 1) + i(2xy + y)
Berdasarkan kesamaan dua bilangan kompleks didapat :
x2 + x – y2 + 1 = 0 dan 2xy + y = 0
kemungkinan dari solusi itu adalah :

I { x 2 + x− y 2 +1=0
y=0
II {x 2 + x− y 2 +1=0
2 x+1=0

1 2 3 3
Dari I didapat bahwa x 2+ x +1=( x + ) + ≥
2 4 4
Dari hasil terakhir tidak dapat ditemukan bilangan x sehingga x 2+ x +1=0 maka pasangan persamaan
I tidak memberikan jawaban.
Dari persamaan II didapat 2x + 1 = 0 maka x = -1/2
2
1 1
Untuk x =
2
didapat (
−1
2
)+
−1
2( )
− y 2+1=0 akan menghasilkan y 12=±
2
√3
−1 1 −1 1
Jadi nilai z 1= + √3 dan z 2= − √3
2 2 2 2

TUGAS II
Kerjakan soal tugas II pada akhir pembahasan dan kumpulkan dalam waktu 1 minggu

9
1.4 PENYAJIAN GEOMETRIS

Terdapat korespondensi satu-satu diantra bilangan kompleks z=x +iy dengan suatu titik pada bidang
xoy . Bilangan kompleks z=x +iy dapat
dipandang sebagai vektor posisi (x,y) dibidang – xoy
sendiri dinamakan bidang kompleks atau bidang – z.

Sumbu x dinamakan sumbu real dan


Sumbu y dinamakan sumbu imajiner.

Gambar 1.1

Jumlah dan selisih dari dua buah bilangan kompleks dapat dipandang sebagai jumlah dan selisih dua
vektor.
z= ( a , b )=a+bi
z =( c ,d ) =c +di
+¿
z + w=( a+c ,b +d )=¿ ( a+c ) + ( b+ d ) i

OP3 = OP1 + OP2


z= ( a , b )=a+bi
z= ( c , d )=c+ di
−¿
z + w=( a−c , b−d )=¿ ( a−c ) + ( b−d ) i

OR = OQ - OP

10
Gambar 1.2

1.5 BENTUK KUTUB


Argumen dari z ≠ 0 dinyatakan dengan arg (z), adalah sudut antara vektor yang dikaitkan pada z dengan

b a
sumbu x positif. Jika z = a + bi ∊ ℂ, z ≠ 0 maka θ = arg (z)yang memenuhi sin θ = cos θ = atau b =
|z| |z|

|z| sin θ dan a = |z| cos θ dengan r = |z| = √ a2 +b2 dan

b
tg θ =
a

Gambar 1.3
arg z = sudut yang dibentuk antara OZ dengan sumbu x positif. Dengan demikian z = a + bi dapat ditulis z
= r ( cosθ+ sinθ )=r cisθ=r e iθ yang dinamakan bentuk kutub bilangan kompleks z.

catatan :

1. arg z tidak tunggal


2. jika z = 0 maka arg z sembarang
3. arg utama dari z adalah arg (z) yang dibatasi pada daerah tertentu ditulis Arg (z)

0 ≤ Arg ( z)<2 π atau −π < Arg ( z)≤ π . Selanjutnya disebut nilai utama arg suatu bilangan
kompleks.

11
Contoh 3 :

Jika z=−2 √3−2i maka |z|= √12+ 4=4, θ=arg ⁡( z) yang memenuhi sin θ di kuadran III

7 7 −5
sehingga arg z= π pada kasus ini arg z= π atau arg z= π .
6 6 6

Operasi perkalian dan pembagian dalam koordinat kutub

Teorema

z r
Jika z=r cis t dan w=ρ cis θ maka z . w=rρ cis ( t+θ ) dan = cis ( t+θ ) , w ≠ 0
w ρ

Bukti :

Tulislah z=r cos t +ir sin t dan w= ρcos θ +i ρ sin θ

t
¿
¿
θ
t+i r sin ¿ ¿
r cos ¿
maka z w=¿

θ
θ
sin t cos θ+ cos t sin ¿
¿
¿
θ−sin ¿+i r ρ ¿
t cos ¿
cos ¿
¿ rρ¿

¿ r ρ{cos ( t+ θ ) +isin (t+θ)}=r ρ cis(t +θ)

z z ẃ z ẃ
= . =
w w ẃ´ |w|2

12
t
θ
ρ cos θ−i ρ sin ¿
¿
t+i r sin ¿ ¿
r cos ¿
1
¿ 2¿
ρ

t
θ
cos θ−isin ¿
¿
t+i sin ¿¿
cos ¿

¿ 2¿
ρ

θ
θ
sin t cos θ+ cos t sin ¿
¿
¿
t sin ¿+i ¿
θ+sin ¿
t cos ¿
cos ¿
r
¿ ¿
ρ

(t−θ)
r
cos ( t +θ ) +i sin¿= cis( t−θ)
ρ
r
¿ ¿
ρ

Dengan rumus diatas kita dapat menggunakan hasil kali dan hasil bagi dua bilangan kompleks tanpa
menghitung terlebih dahulu, misalnya

1 1
1. z= r cis θ , z ≠ 0 maka = cis(−θ)
z r

13
2. z= r cis t dan w = ρ cis θ maka
|z w| = r ρ dan arg (zw) = t + θ = arg (z) + arg(w)

|wz | =
r
ρ
dan arg (
z
w
)= t- θ = arg (z) – arg(w)

→ →
3. z = cis (- θ ) dan arg ( z ¿ = - arg (z)

Sembarang argumen dari z dama dengan negative dari suatu argument z dan sbaliknya
sembarang argument dari z sama dengan negative dari z sama dengan negaif dari suatu arguen z.
Sembarang z 1 z 2 sama dengan jumlah suatu argument dari z 1 dan agumen z 2 dan
sebaliknya argumen dari z 1 ditambah sembarang argument dari z 2 sama dengan suatu

argumen dari z1 z2 .

1.6. RUMS DE’MOIVRE

Teorema :
n
Jika z= r cis t maka z = r n cis n t, n bilangan asli.

Bukti :
Dengan induksi matematika didapat
Untuk n = 1 maka z= r cis t benar
Andaikan rumus de’Moivre benar untuk n = k maka akan ditunjukkan untuk n = k + 1

Benar untuk n = k maka z k = r k cis k t benar


z k+1=z k . z=( r k cis k t ) ( r cis t )=r k+1 cis ( k t+t )
¿ r k +1 cis ( k +1 ) t
Jadi berlaku untuk n = k + 1, sehingga rumus de’Moivre berlaku (terbukti).

Perluasan rumus de’Moivre untuk n bulat,


Misalkan : n = -m , m bilangan asli maka
1 1
z n=z−m= m = m =r −m cis (−mt )=r n cisn t
z r cism t

Jadi rumus de’Moivre benar untuk n bulat negative, selanjutnya karena untuk n = 0
0 0
berlaku z =1=r cis0 t , maka rumus de’Moivre benar. Oeh Karen itu rumus de’Moivre benar
pula untuk n bulat.

Perluasan rumus de’Moivre untuk n asional

14
p
Jika n rasional, maka ¿ , dimana p dan q bilangan bulat dengan q ≠ 0. Dalam hal
q
ini kita mempunyai rumus,

p p
p
Jika z=r cis t , maka z q =r q cis (t +2 kπ ) , k =0,1,2, … ,(q−1)
q

Bukti:

p 1 1
Tulislah z q =( z q ) p , kita hitung zq

1
Misalkan w=z q =ρ cis θ , maka w q=z

( ρ cis θ )q=r cist , q bilangan asli ρq cis qθ=r cis t dengan menggunakan kesamaan dua bilangan
kompleks, didapat:

1
1) q
ρ =r , sehingga ρ=r q
1
2) qθ=t+2 kπ sehingga θ= ( t+ 2 kπ ) , k=0,1,2, … ,(q−1)
q

1
1
Jadi w=ρ cis θ=r q cis ( t+2 kπ ) , k =0,1,2, … ,(q−1)
q

Karena rumus de’Moivre benar untuk p bulat, maka

1
q
z
¿
¿
p
q
z =¿

TUGAS III

Kerjakan tugas IV dalam waktu 1 minggu

1.7. DAERAH-DAERAH DI BIDANG KOMPLEKS

15
Sekarang akan kita definisikan beberapa istilah yang menyangkut himpunan titik-titik di bidang
complex.

a) Untuk suatu bilangan kompleks z0 dan r positif, yang dimaksud dengan sekitar dari titik
z0 dengan radius r adalah himpunan titik z dengan sifat |z−z 0|<r , jadi himpunan
N r ( z 0 )= { z :∨z−z 0∨¿ r }
b) Titik z 0 dinamakan titik limit dari suatu himpunan di dalam bidang complex z , apabila
setiap sekitar dari z 0 memuat titik-titik dari himpunan itu yang bukan titik z 0 .
c) Titik z 0 disebut titik interior dari himpunan S, apabila terdapat suatu sekitar N dari z0
sedemikian hingga N merupakan himpunan bagian dari S. Jadi suatu tititk interior dari himpunan
S adalah titik limit dari S.
d) (d). Jika titik limit dari himpunan S, bukan titik interior dari S, jadi setiap sekitarnya memuat baik
titik dari S maksimum bukan titik dari S, titik limit ini disebut titik perbatasan dari S.
e) (e). Suatu titik anggota himpunan S yang bukan titik limit dari S, disebut titik terasing dari
himpunan S.
f) (f). Suatu himpunan yang semua anggotanya adalah titik interior dari himpunan itu, disebut
himpunan terbuka.
g) (g). Suatu himpunan yang memuat semua titik limitnya disebut himpunan tertutup.
h) (h). Himpunan S disebut terbatas jika terdapat bilangan riil q sedemikian hingga S di dalam
lingkaran |z| = 1.
(i). Himpunan S disebut terhubung jika terdapat bilangan riil q sedemikian hingga S di dalam
lingkaran |z| = q.
(j). Suatu himpunan yang terbuka dan terhubung disebut suatu domain.

Contoh

1. Pandanglah himpunan A = { z / |z| < 1 }. Semua titik-titik di dalam dan pada lingkaran |z| = 1
adalah titik limit dari A. Himpunan A adalah himpunan terbuka, sebab semua anggota dari A
adalah titik interior dari A. Titik-titik pada lingkaran |z| = 1 adalah titik perbatasan dari A, karena
titik itu titik limit tetapi bukan anggota dari A. Karena ada titik limit dari A yang tidak termasuk
dalam A, maka A tidak tertutup.
2. Himpunan B = { z |z|  1 } tidak terbuka sebab titik-titik pada lingkaran |z| = 1 anggota dari B
tetapi bukan titik interior. B adalah tertutup sebab memuat semua titik limitnya.

16
3. Jika himpunan A himpunan dalam contoh (1) dan C = A  {1}, maka C tidak terbuka dan juga
tidak tertutup. Tidak terbuka karena 1 anggota dari C tetapi bukan titik interior dari C, dan tidak
tertutup sudah jelas karena tidak memuat semua titik limitnya.
4. Himpunan-himpunan A, B dan C himpunan yang terhubung dan terbatas.
1
5. Sekarang kita pandang himpunan E={z∨z= } , n=1,2,3,... Semua anggota E adalah titik
n
terasing. Satu-satunya titik limit dari E adalah titik z = 0 yang bukan anggota E. E tidak
terbuka dan tidak tertutup. Jelas bahwa E terbatas tetapi tidak terhubung.
6. Himpunan D= { z||z|<1 a tau|z|>3 } adalah tidak terhubung.
7. Himpunanan titik – titik z dimana |z|>0 dan 0< arg z <2 π adalah suatu domain yang terdiri
dari semua titik – titik pada bidang komplex kecuali titik pangkal 0 dan titik – titik pada
sumbu x positif.

TUGAS IV

Kerjakan tugas IV dalam waktu 1 minggu

SOAL – SOAL UNTUK MASING – MASING TUGAS

TUGAS 2

Kerjakan soal latihan berikut :

1. Tunjukkan bahwa z = 1  3i memenuhi persamaan z2 – 2z +10 = 0


2. Tentukan Re(z), Im(z), |z| dan ź untuk
3+5 i 3−10 i 10+ 5i
a. z= + b. z=
3+4 i 15 i ( 1+ i ) ( 1+2i ) (1−3 i)
3. Tuliskan bilangan kompleks berikut dalam a +bi
5 (2+i)3
a. (1−i) b.
2−i
4. Tentukan bagian real dan bagian imajiner dari i n dan i−n untuk n bilangan bulat positif.
5. Buktikan hukum – hukum komutatif, assosiatif dan distributif operasi – operasi hitung di dalam
sistem bilangan kompleks.
6. Buktikan hukum – hukum tentang operasi konjugat.
7. Jika |z|=3 buktikan bahwa
1
z +1 8
2 | |

1

8. Jika |z 2|≠|z 3| buktikan bahwa


z1
| |

z1
z2 + z 3 ||z 2|−|z 3||
9. Buktikan rumus |z 1 z 2 … . z n|=|z 1||z 2|… .|z n| dengan induksi matematik.

17
TUGAS 3
Kerjakan soal latihan berikut:
1. Tulislah bilangan kompleks berikut dalam bentuk r(cosθ + i sinθ)
a. 1, I, -1, -i
b. 1 + 2i, (1 + i)9, 1 + i √ 2 , -1 - i √ 2
2. Dengan menggunakan bentuk kutub untuk masing-masing faktornya nyatakan bilangan kompleks
dalam bentuk a + ib
a. (1 –i)6
3
( 1−i √3))
b. (1+i √ 3)
3 6
( 1−i √ 2 )) ( i+ √ 2))
2
c. (1+i )
3. Di bidang kompleks diberikan titik A yang menyatakan bilangan z. Tentukan secara geometris
titik P yang menyatakan w jika :
a. W = iz b. w = - iz c. w = z d. w = iz + 1 + i
1
w=
4. Lukislah titik P untuk z . Jika diberikan titik A yang menyajikan sembarang bilangan z
untuk ambarkan akar-akar = 1.
5. Berikan alasan mengapa rumus 1 2 |z ||z |≤|z z |≤|z ||z |
1 2 1 2 yang disebuat ketidaksamaan segitiga.
6. Jika a dan b akar akar pangkat tiga yang tidak real real dari 1 buktikan bahwa b = a2
7. Tentukan semua akar pangkat 6 dari -1 dan gambarkan akar akar itu di bidang kompleks.
8. Seperti nomor 7 untuk akar pangkat 3 dari 1dan dari -1.
9. Jika W sembarang akar pangkat n dari 1 dan w ≠ 1, Buktikan bahwa 1 + w + w2 + …wn-1 = 0.
π
a=
10. Dengan menggunakan teorema Moivre, buktikan bahwa untuk 7 diperoleh :
cos a – cos 2a + cos 3a = ½
11. Dengan menggunakan rumus
1−z n+1
1+z+ z 2 +.. .. z n = ( z ≠1)
1−z
1
n(n+ ) θ
1 2
1+cos θ+cos 2θ+. . ..+cos nθ= +
2 1
2 sin( )θ
2
1
cos (n+ )θ
1 θ 2
sin θ+sin 2 θ+cos 2 θ+. .. .+sin nθ= ctg
2 2 1
2 sin( )θ
2

18
12. Buktikan bahwa titik z di bidang kompleks yang memenuhi persamaan
|z 1−1+i|=2 terletak

pada lingkaran x2 + y2 – 2x + 2y -2 = 0. Jadi persamaan |z−1+i| menyajikan persamaan suatu


lingkaran.

TUGAS 4

Kerjakan soal latihan berikut :

1. Dalam bidang kompleks ditinjau himpunan E = {z: 0 < |z| < 1}. Apakah E terbuka ? Apakah E
tertutup ? Berikan alasan. Tentukan E’ (himpunan semua titik limit E), Int(E) dan Ekst(E).

2. Diberikan E = {x + yi: x dan y rasional, 0 < x < 1, 0 < y < 1}. Tunjukkan bahwa E tidak terbuka
dan tidak tertutup. Tentukan himpunan E = E ∪ E’

3. Gambarlah himpunan { π π
H= z : < Arg ( z ) < dan z ≠ 0
6 4 } . Tentukan semua titik perbatasan H.

Apakah H suatu domain?

4. Buktikan bahwa setiap titik suatu domain adalah titik limit domain itu.

5. Buktikan jika G1 dan G2 himpunan terbuka maka demikian juga G1 ∪ G2 dan G1 ∩ G2 .

6. Buktikan jika F1 dan F2 himpunan tertutup maka demikian juga F1 ∪ F2 dan F1 ∩ F2 .

7. Buktikan jika E1 = {z: | z-1 | < 2} dan E2 = {z: | z-3 | < 1} maka D = E1 ∪ E2 suatu domain

8. Tentukan titik limit dan titik terasing dari himpunan { 1


E= z : z= , n=1,2, …
n } . Apakah E

tertutup ? Apakah E terbuka ?

9. Buktikan bahwa dalam bidang kompleks diperluas titik di tak hingga adalah limit dari himpunan {
z: Re(z) > 0} maupun himpunan {z: Im(z) <0}.

19
BAB II

FUNGSI ANALITIK

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa dpat memahami fungsi analitik beserta penggunaan fungsi analitik untuk menentukan
limit, kontinu, turunan dan aturan persamaan Cauchy-Riemann pada bilangan kompleks.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah proses belajar-mengajar diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mendefenisikan fungsi variable kompleks.

2. Menentukan kaitan fungsi variable kompleks dengan fungsi real dua variable real.

3. Menyajikan secara geometri fungsi analitik dalam bentuk transformasi.

4. Menentukan limit fungsi pada bilangan kompleks.

5. Menghitung limit tak hingga pada fungsi bilangan kompleks.

6. Menentukan kekontinuan suatu funsgi bilangan kompleks.

7. Menentukan turunan fungsi bilangan kompleks.

8. Menggunakan persamaan Cauchy-Riemann dalam bentuk koordinat kartesius.

9. Menggunakan persamaan Cauchy_Riemann dalam bentuk koordinat kutub.

10. Menyelesaikan turunan suatu fungsi dengan aturan pendeferensialan.

11. Menetukan suatu fungsi analitik dengan melihat prasyarat yang harus dipenuhi.

12. Menentukan suatu fungsi harmonic atau tidak jika diketahui fungsinya.

20
MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

2.1. Fungsi Variabel Kompleks

Jika z menyatakan sembarang anggota dari suatu himpunan bilangan kompleks dari suatu himpunan
bilangan-bilangan kompleks, selanjutnya z dinamakan suatu perubahan kompleks. Suatu fungsi f dari
himpunan A ke himpunan B ( A dan B tidak kosong ) dengan aturan untuk setiap z € A dikawankan
secara tunggal f dengan bilangan W € B maka f disebut fungsi dari himpunan A ke dalam himpunan B.

Secara umum dapat ditulis w= f(z), himpunan A dinamakan daerah defense f dan B disebut daerah hasil
atau daerah nilai dari fungsi f. himpunan F(A)={ W€ B = f(z), z€ A} dinamakan ring. Perlu diingat
bahwa fungsi adalah suatu pengawanan secara tunggal artinya setiap elemen z di dalam daerah definisi
dikawankan dengan tepat satu elemen W di dalam daerah hasil.

Contoh :

1. f ( z )=W =z 3 +1
f :C →C (fungsi dari bilangan kompleks ke bilangan kompleks)
1
2. W =z 5 merupakan kumpulan fungsi bernilai banyak dalam hal ini kumpulan dari 5 fungsi.

Fungsi bernilai banyak (multiple valued function) yang lain dinamakan suatu relasi, sedangkan
fungsi itu sendiri merupakan keadaan khusus dari relasi. Jika diperhatikan contoh-contoh di atas terdiri
dari 5 fungsi yang masing-masing bernilai tunggal yang dinamakan suatu cabang dari fungsi bernilai 5.
Pada Teori Fungsi Variabel Kompleks kita hanya akan bekerja dengan suatu cabangnya apabila
berhadapan dengan tinggi bernilai banyak, maka kita dapat menggunakan definisi fungsi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian fungsi dipersilahkan membaca buku kalkulus
yang membicarakan panjang lebar tentang fungsi.

2.2 Kaitan dengan Fungsi Real dua Variabel Real


Pada Bab I telah dijelaskan bahwa setiap bilangan kompleks z = x + iy, mempunyai bagian Real x
dan bagian imajiner y keduanya bilangan Real.
Jika u dan v sembarang fungsi real dari dua peubah real x dan y maka W = u + iv adalah fungsi f
untuk z = x + iy yang merupakan fungsi perubah z yang dapat ditulis dalam bentuk f(z) = u (x,y) + iv

21
(x,y) atau f(x + iy) dimana u dan v fungsi-fungsi berharga real dari x dan y, dalam domain x > 0, -1 < y <
1.
Bilangan real juga merupakan bilangan kompleks maka fungsi kompleks dapat juga bernilai real
yaitu jika v (x,y) = 0.
Contoh ;
f ( z )=|z|
Untuk berikutnya pembaca dapat membaca lebih dalam buku panduan fungsi variabel kompleks R.
Soemantri (buku Pelatihan Tipe B halaman 41) yang selanjutnya buku ini sebagai buku panduan.
Tugas I.
Kerjakan tugas I pada bagian akhir pembahasan.
2.3. Penyajian Secara Geometris
Melukis grafik fungsi real dari suatu variabel real y = f(x) dimana x dan y real telah dipelajari
pada kalkulus. Nilai-nilai x dinyatakan pada garis real yang mendatar sedangkan nilai y untuk nilai fungsi
pada garis vertikal dan saling berpotongan di titik pangkal O(0,0). Kedua garis real ini maka membentuk
bidang datar yang dinamakan bidang –xy.
Himpunan titik-titik (x,y) pada bidang xy sedemikian sehingga y = f(x) untuk x pada domain
definisi fungsi dinamakan grafik fungsi f. Fungsi f ini adalah fungsi dari selang definisi pada garis real
OX ke dalam garis real OY. Jadi untuk menyajikan fungsi real dari satu variabel real y = f(x) secara
geometris digunakan 2 garis real.
Berikut ini diuraikan penyajian secara Geometris fungsi kompleks dari variabel kompleks. Jika
diberikan fungsi kompleks f dengan domain definisi D suatu himpunan bagian C ke dalam C yang ditulis
dengan W = f(z) dengan z ∈ D dimana W dan z kompleks tidak semudah fungsi y = f(x) dimana x
dan y real. Untuk itu biasanya diambil 2 bidang kompleks yang pertama untuk variabel z dinamakan
bidang-z. Yang kedua bidang W untuk variabel W, sebagai tempat menyajikan nilai fungsi.
Untuk setiap titik (x,y) yang menyatakan z = x + iy dalam bidang z yang terletak di dalam daerah
definisi fungsi f, terdapatlah titik (u,v) yang menyatakan W = u + iv di bidang W sedemikian sehingga W
sebagai kawan dari ttik (x,y).
Perkawanan atau korespondensi antara titik-titik di kedua bidang itu disebut
pemetaan/transformasi dari titik di bidang z ke titik-titik di bidang W oleh fungsi f.
Pada bidang z ditetapkan suatu real ox dan sumbu imaginer oy, sedangkan pada bidang W sumbu
real ou dan sumbu imaginer ov.

22
Misal:
Fungsi W = z + 3 dapat dipandang sebagai suatu translasi titik z ke titik W = z + 3, 3 satuan ke kanan titik
z. Sedangkan fungsi W = ź membentuk suatu refleksi dari titik z ke ź terhadap sumbu real.
x 2+ y
¿
Kita pandang fungsi W = ¿ fungsi ini akan mentranformasikan semua titik-titik pada setiap
¿2
¿
√¿
❑ ❑ ❑
lingkaran ❑ +❑ =❑ dimana k > 0 pada bidang z, ke titik-titik pada gars u = k pada bidang W,
sebab u = √ ( x 2+ y 2) . Tetapi untuk setiap z pada lingkaran x hanya dapat mencapai harga
Tugas I

Kerjakan tugas I pada bagian akhir pembahasan

Dari -k sampai k, karena v= -x maka harga-harga v akan berjalan diantara -k dan k, jadi bayangan
lingkaran itu adalah u = k, - k ≤v≤ k, yaitu penggal garis u = k yang dibatasi oleh titik-titik
potongannya dengan garis-garis v = u dan v = -u.

Daerah terdefinisi D dari fungsi f ini adalah seluruh bidang z, setiap titik dari D terletak pada
salah satu lingkaran maka bayangan terletak pada penggal garis tersebut. Sebaliknya setiap penggal garis
itu adalah suatu bayangan dari suatu lingkaran diatas, jadi bayangan dari D yaitu seluruh bidang z, adalah

1
bidang u ≥0,−u ≤ v ≤ u .
u

23
Gambar 2.1

Pembaca dapat membaca buku panduan halaman 42 – 45.

TUGAS II

Kerjakan Soal Tugas II

Soal-soal Tugas I.

Kerjakan sial-soal Tugas I berikut, dalam waktu 1 minggu :

1. Tentukan domain definisi fungsi f jika :

1
a. f ( z )= 2
z +4

b. f ( z )=z 2 +2 z+3

1
c. f ( z )= 2
4−| z|

d. f ( z )= Arg ( z)

z
e. f ( z )=
z−z
´

1 −¿ (4 )
2. Jika f ( z )= 2 tentukan ¿
z +4 f

3. Tulislah f ( z )=z 3 +2 z2 +5 z +7+i ke dalam bentuk u(x,y) + iv (x,y)

2−¿ y 2+ 2 x−2 iy
4. Tulislah fungsi sehingga ruas kanan kedua fungsi itu hanya dalam z.
f ( z )=4 ixy dan g ( z )=x ¿

24
Definisi :

Bilangan L disebut limit fungsi u(x,y)untuk (x,y) mendekati (x 0,y0) yang ditulis lim u ( x , y )=L ,
( x, y ) →(x 0 , y 0)

untuk setiap ε > 0 yang diberikan terdapat bilangan δ > 0 , sedemikian sehingga untuk semua (x,y)

y− y 0 ¿2 <δ 2
memenuhi x 1−x 0 ¿ 2+¿ berlaku ||u( x , y)|−L|< ε
0¿

Definisi ini telah dikenal pada kalkulus I yang selanjutnya dapat digunakan / diterapkan pada limit fungsi
perubah kompleks atau dengan kata lain pengertian dan definisi limit serta kontinuitas fungsi real identik dengan
limit fungsi peubah kompleks.

Definisi :

Bilangan L disebut limit fungsi f(z) untuk z mendekati z 0 dan ditulis lim f ( z)=L , apabila untuk setiap
z→z0

ε dapat ditentukan δ > 0 , sedemikian sehingga untuk semua z dengan nilai 0< z−z 0 < δ berlaku nilai

|f ( z )−L|< ε .

Jadi untuk harga-harga z disekitar z 0 dengan jari-jari δ kecuali di titik z0 itu sendiri harga f(z) ada di
sekitar L dengan jari-jari ε.

Pembaca dapat membaca buku panduan halaman 47. Keadaan ini dapat dilihat pada gambar 2.3.

25
Gambar 2.3.

Persyaratan yang harus diperhatikan bahwa titik z 0 harus titik limit D ini diperlukan agar variabel
z ∈ D dapat mendekati sedekat-dekatnya ke z0.

Titik z0 dapat dipilih titik interior atau titik perbatasan D dan perlu diingat bahwa titik perbatasan D tidak
perlu anggota D.

Dalam definisi limit titik z 0 sama sekali tidak diperhatikan, bahkan f tidak perlu didefinisikan di z 0, jadi boleh
z ∉ D . Seandainya f(z0) didefinisikan nilainya tidak perlu sama dengan nilai limit L.

Sifat – sifat limit

1. f (z)=c (c konstanta)
untuk sembarang z o , zlim
→z
f ( z )=c .
o

2. Jika f (z)=z untuk sembarang konstanta kompleks c , lim


z→c
f ( z )=lim z=c
z→c
.
2 2
3. lim z =c , untuk sembarang konstanta c .
z→c

Bukti dapat dilihat pada contoh 3, 4, dan 5 buku panduan hal 49 – 50.

LEMMA :

Jika bilangan kompleks A mempunyai sifat bahwa ∀ ε >0 yang diberikan berlaku | A|< ε ,
maka A=0 .

BUKTI :

| A| | A|
Andaikan A ≠ 0 dan diberikan ¿ , menurut hipotesis lemma di atas , maka | A|= jadi
2 2

| A|
terdapat suaatu kontradiksi , sebab jika A ≠ 0 pasti tidak benar | A|= sehingga pengandaian kita
2
salah jadi harus A=0 .

TEOREMA :

26
Jika lim f ( z ) ada , maka nilai limit ini tunggal .
z→zo

BUKTI :

Pembaca dapat membaca buku ppannduan halaman 50 .

Teorema di atas menjelaskan bahwa limit fungsi ada maka limit itu tunggal . Ada kemungkinan
jika bahwa limit suatu fungsi tidak ada untuk membahas hal ini perlu diperhatikan limit suatu fungsi yang
didefinisikan pada suatu kurva . Kurva k yang merupakan garis lengkung / lurus dapat dipandang sebagai
himpunan titik-titik pada bidang kompleks jika dalam definisi limit fungsi f di atas dominan D diganti
dengan kurva k yang mempunyai titik limit z o maka kita dapatkan definisi limit f (z) untuk z 
zo sepanjang kurva k.

Jika k suatu kurva maka lim f ( z ) untuk z mendekati z o sepanjang kurva k diberi notasi

lim f ( z ) , z ∈ k .
z→zo

TEOREMA :

Diberikan fungsi f dengan dominan D dan z o suatu titik

27
(2) jika f dan g fungsi dengan domain definisi yang sama dan lim f(z)=L dan lim g(z)=M. untuk z→z0
maka

a. lim [f(z)+g(z)= L+M


b. lim c f(z)= CL
c. lim f(z) g(z)= LM
1 1
d. lim = asal L ≠ 0 dengan semua Limit diambil untuk z→z0
f (z) L

f ( z) L
Akibatnya didapat limit (f(z) – g(z)) = L-M dan lim = asal M ≠ 0
g ( z) M

Bukti:

Diketahui lim f ( z)=L dan lim g (z)=M menurut definisi limit ambil ε > 0 sembarang
z→z 0 z→z 0

maka dapat ditentukan δ> 0 sedemikian sehingga |(f(z) + g(z)) – (L+M)|< ε bila 0<|z-z0|< δ

|(f(z)+g(z)) – (L+M)| = |(f(z)-L) + (g(z)-M)|

≤|f(z)-L| + |g(z)-M|

Dari yang diketahui untuk sembarang ε > 0 dapat diketahui δ 1>0 dan δ 2>0 sedemikian
sehingga:

ε
|f(z)-L| < bila 0< |z-z0|< δ 1
2

ε
|g(z)-M| < - bila 0< |z-z0|< δ 2
2

ε ε
|(f(z)+g(z)) – (L-M) |≤ + =ε bila 0<|z-z0|< δ
2 2

Dimana δ diambil dari harga terkecil diantara δ 1 dan δ 2 ( δ =¿ minimum ( δ 1, δ 2)).


Jadi terdapat δ > 0 sehingga |(f(z)+g(z)) – (L-M)|< ε u ntuk 0<|z-z0|< δ yang berarti bahwa

lim { f ( z ) + g ( z ) }=L+ M =L+ M .


z→z 0

Bukti yang lain dapat dibuktikan pembaca sendiri.

28
2.5. Limit Tak Hingga

1
Dengan mengambil ₵*=₵ ∪ { ∞ } , elemen tak berhingga adalah nilai w= untuk z=0
z

1
dan untuk z= ∞ nilai w=0 Bayangan daerah cakram {z:|z|< δ } dibidang z oleh fungsi w=
z

1
adalah daerah {w:|w|>M} dibidang w dengan M= dari sini terlihat bahwa untuk nilai δ yang
δ
makin kecil

didapat nilai M makin besar, sehingga untuk δ → 0 maka M → ∞ jadi jika z → 0

maka
1
z
→∞ . Demikian juga
z−¿→ ∞ f ( z ) =¿
lim ¿
z−¿→ 0 f ( 1z ) kalau limit ini ada.
¿ lim ¿
¿

Definisi :
−¿→ ∞
z f ( z ) =∞
Jika bilangan L adalah lim ¿ , untuk setiap ϵ >0 terdapat δ → 0 sehingga
¿

untuk 0<|z|< δ berlaku | z )−L|< ε


(
f
1
atau dapat didefenisikan sebagai jika bilangan

z−¿→ ∞ f ( z )
L adalah lim ¿ , untuk setiap ε>0 terdapat M sehingga untuk semua |z|>¿
¿

−¿→ ∞
z f ( z ) =∞
M berlaku (f ( z )−L)<ε . Dari uraian di atas dapat diuraikan bahwa lim ¿ jika
¿

1
dan hanya jika f (z ) =0

Definisi :

29
−¿→ ∞
z f ( z ) =∞
lim ¿ , jika diberikan M > 0 , terdapat δ>0 sehingga untuk semua z dimana
¿

0<|z −z 0|< δ berlaku f ( z ) > M

z−¿→ ∞ f ( z ) =∞
Silahkan didefinisikan lim ¿ .
¿

Contoh :

5 z +i z−3
1. lim ⁡ =∞ sebab lim =0
z →3 z −3 z → 3 5 z+i

5
+2 i
5 z +2 i 5 2
2. lim ⁡ = sebab lim
z → 0 2 z+1 2 z→0 2
+1
z

5+2 zi 5
¿ lim =
z→0 2+ z 2

2.6Kekontinuan

Definisi : Fungsi f dengan domain definisi suatu daerah D dan z0 ∈ D kontinu di


z0 jika nilai lim f ( z ) untuk z → z 0 sama dengan nilai

fungsi f ( z 0) atau definisi ini ekivalen dengan definisi berikut :

Fungsi f terdefinisi pada D kontinu di titik z 0 ∈ D jika untuk setiap

ε>0 yang diberikan terdapat δ> 0 sehingga untuk semua


z∈ D dengan

Nilai z-z0 <  maka berlaku f(z) – f(z0) < . Jadi jika f kontinu di z0 harus dipenuhi syarat berikut :

(i) f(z0) ada


(ii) lim f ( z) ada
z→z 0

(iii) lim f ( z 0 ) =f ( z 0 )
z→z0

30
Definisi :

Fungsi f dikatakan kontinu pada domain definisinya jika f kontinu di setiap titik dalam domain itu.

Teorema :

Fungsi f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dan z0 = x0 + iy0 maka lim f ( z )= A+iB atau
z→z0

x x
( x , y ) →(¿ ¿ 0 , y 0) f ( x , y )= A+iB jika dan hanya jika ( x , y ) →(¿ ¿ 0 , y 0) u ( x , y )= A dan
lim ¿ lim ¿
¿ ¿

x
( x , y ) →(¿ ¿ 0 , y 0)v ( x , y ) =B
lim ¿
¿

Bukti :

Silahkan pembaca membuktikan sendiri.

Dengan kata lain fungsi f kontinu pada daerah D jika dan hanya jika u dan v kontinu pada D (u(x0,y0) = A
dan v(x0,y0) = B)

Teorema :

Jika lim f ( z )=L dan lim g ( z ) =M , maka


z→z0 z→z0

1) lim f ( z ) +g ( z ) =L+ M
z→z0

2) lim f ( z ) g ( z )=L M
z→z0
f ( z) L
3) lim = asal M ≠ 0
z→z0 g(z) M

Bukti : Silahkan pembaca buktikan sendiri

Contoh :

2
1 3 z +5 z −7 z+ 12
F(z) = kontinu pada C – (1) dan h(z) = kontinu pada daera hC−{−1,5}
z −i 2
z −4 z−5
31
Fungsi f dikatakan kontinu seragam pada D jika untuk setiap ε>0 yang diberikan terdapat
δ> 0 sehingga untuk sembarang dua titik z1 dan z2 di dalam D dengan |z 1−z 2|<δ berlaku

z
¿−f (¿ ¿ 2)
f ¿< ε.
¿

Jika diberikan fungsi yang dkontinu pada D dan fungsi g kontinu pada daerah E dan E ⊃ f ( D)
maka fungsi h dengan h(z) = g(f(z)) untuk z ∈ D adalah kontinu pada D jadi fungsi kontinu dari z
suatu fungsi kontinu adalah fungsi kontinu.

Tugas III

Kerjakan Tugas III pada soal-soal bagian akhir pembahasan.

2.7. Derivatif

Misalkan f fungsi yang didefenisikan pada daerah D dan z0 suatu titik di dalam D.jika

z
¿
¿−f (¿ 0 ¿ )
z
diketahui bahwa z−z 0 ada,maka nilai limit ni disebut turunan atau derivatif dan fungsi f di titik
f¿
¿
lim ¿
z → z0

z 0 dan di tulis f ' ( z 0 ) .

Jika lim f( z 0 ¿ ini ada fungsi f dikatakan terdefferensial di z 0 .

32
z
¿ z
¿−f (¿ 0 ¿ ) ¿
z ¿−f ( ¿ 0 ¿ )
z−z 0 z 0+ ∆ z
Jadi jika ∆ z=z −z 0 , maka ∆z
¿
f¿ f¿
¿ ¿
'
f ' ( z 0 )= lim ¿ f ( z 0 )= lim ¿
∆ z→0
z → z0

'
Jika f ( z 0 ) ada ,maka

z
¿
z
¿
¿−f ( ¿ 0¿)
z 0+ ∆ z lim ⁡( ¿ z → z 0 z −z 0)=¿ f ' ( z 0 ) 0=0
z−z 0
f¿ .
¿
¿−f (¿ 0¿)=¿ lim ¿
z → z0
z¿
f¿
lim ¿
∆ z→0

Jadi lim f ( z )=f ( z 0 ) yang berarti bahwa fungsi f kontinu di z0 .


z→z0

Syarat perlu untuk fungsi f agar mempunyai derivatif di z 0 adalah f kontinu di z0 .

Jika f terdefferensial di semua titik di dalam D maka f dikatakan terdefferensial pada D.

Contoh :

33
Perlihatkan bahwa fungsi f ( z )=¿ z ¿2 kontinu untuk semua harga z tetapi hanya mempunyai
derivative di titik z=0 saja. Jadi f(z) = x2 + y2 sehingga u(x,y) = x2 + y2 dan v(x,y)=0. Karena u dan v
fungsi dua peubah real yang kontinu untuk semua (x,y), maka f juga kontinu untuk semua harga z.

z ź
Selanjutnya lim =lim ź=0, sehingga derivative di titik z=0 ada dan f’(0)=0,
z→0 z z→0

ź + ∆´ z−z ź
¿
Untuk ( z +∆ z ) ¿
∆ f f ( z +∆ z )−f (z )
z ≠ 0, = =¿
∆z ∆z

∆f
Jika f’(z) ada, maka harus mempunyai limit yang tunggal bagaimanapun caranya ∆z
∆z
mendekati nol. Khusus jika diambil ∆z riil, jadi ∆ z=∆ x , dimana ∆´ z=∆ x , maka harga limit
itu sama dengan ź+ z . Jika ∆z diambil imaginer murni, yaitu ∆ z=i ∆ y , maka ∆´ z=−i ∆ y
dan limitnya sama dengan ź –z . Karena ≠0 , maka kedua harga ź+ z dan ź−z berlainan,
sehingga limit tidak ada. Jadi, f(z) = |z|2 tidak mempunyai derivatif untuk z ≠ 0 . Kalau kita bandingkan
hasil yang baru kita peroleh ini dengan hasil pada fungsi berharga real dari satu perubah real f(x)=|x| 2 ,
tampak perbedaan yang jelas sekali. Fungsi f(x)=|x|2 mempunyai derivatif untuk semua harga. Fungsi
f(z)=|x|2 mempunyai derivative untuk semua harga x, yaitu f’(x)=2x, sedangkan f(z)=|z| 2 hanya
mempunyai derivatif di x, yaitu f’(x)=2x, sedangkan f(z)=|z| 2 hanya mempunyai derivative di titik z=0
saja.

Contoh :
Tunjukkan f(z)=z2 terdiferensial di seluruh ∁ .

Penyelesaian :

Ditinjau sembarang titik z0 ϵ ∁

z
z −z 20 2
f (¿¿ 0)
f ( z )− = lim = lim z + z 0=2 z 0=f ' ( z 0)
z−z 0 z −→ z z−z 0 z−→ z
0 0

lim ¿
z −→ z 0

34
Hasil ini berlaku untuk sembarang z0 ∈ ∁ jadi untuk sembarang z∈∁ berlaku juga f’(z)=2z, yang
berarti f terdiferensial diseluruh ∁ .

2.8. Persamaan Cauchy Rieman

2.8.1. Cauchy Rieman dalam Koordinat Kartesius

Disamping kekontinuan syarat yang diperlukan agar fungsi f terdeferensial di z 0=z 0 +i y 0


adalah apa yang dinamakan syarat Cauchy Rieman.

Teorema :

Jika f ( z , y )=u ( x , y ) +iv(x , y) terdiferensial di z 0=z 0 +i y 0 maka u ( x , y ) dan


v ( x , y) mempunyai derifatif parsial pertama di (x 0 , y 0 ) dan dititik ini dipenuhi persamaan Cauchy
Rieman.

∂u ∂v ∂ u −∂u
= dan = dapat ditulis menjadi u x =v y , u y =−v x . Sehingga derivatif f di z0
∂x ∂ y ∂x ∂ x
dapat dinyatakan

z
f ' (¿¿ 0)=u x ( x 0 , y 0 ) +i v x ( x 0 , y 0) atau
¿

z
f ' (¿¿ 0)=u y ( x 0 , y 0 )−i v y (x 0 , y 0 )
¿

Bukti :

z
z f ' (¿¿ 0)
Diketahui f ' (¿¿ 0) ada dan f ( z )−f (z 0)
¿ lim =¿
z→z 0
z−z 0

Kita nyatakan ∆ f =f ( z ) −f ( z 0 ) , ∆ z=z−z 0 , ∆ x=x−x 0 , dan ∆ y= y− y 0 .


35
∆ f f ( z 0 + ∆ z ) −f (z 0)
Jadi =
∆z z−z 0

¿
[ u ( x 0 + ∆ x , y 0 +∆ y ) −u(x 0 , y 0 )] +i [ ( x 0+ ∆ x , y 0 + ∆ y ) −v( x0 , y 0 )]
∆ x+ i∆ y

' ∆f
Menurut teorema tentang limit berlaku hubungan ℜ ( f ( z 0 ) )=lim ℜ( ) dan
∆z

∆f
ℑ ( f ' ( z 0 ) )=lim ℑ( ) apapun lintasan yang diambil oleh ∆ z → 0 atau z → z0 . Kalau diambil
∆z
lintasan z → z 0 sepanjang garis mendatar y ¿ y 0 , atau ∆ y=0 sehingga ∆ z=∆ x , maka
diperoleh

u ( z 0 + ∆ x , y 0 )−u ( x 0 , y 0 )
ℜ ( f ' ( z 0 ) )=lim , dan
∆x

v ( x 0 +∆ x , y 0 ) −v ( x 0 , y 0 )
ℑ ( f ' ( z 0 ) )=lim ,
∆x

Untuk ∆ x → 0 . Ini berarti bahwa derivatif parsial pertama u dan v terhadap x ada di ( x 0 , y 0 ) dan
diperoleh hubungan

Teorema:

Fungsi kontinu f(z) = u(x,y) + iv(x,y) mempunyai derivatif di titik zo = xo+ i yo,
mempunyai derivatif-derivatif parsial ux, vx,uy,vy ada dan kontinu di(xo, yo) dan
berlaku syarat atau persamaan C-R, maka f ’ (zo) ada dan

f ’ (zo)= ux(xo, yo) + i , vx(xo, yo)

Bukti:
∆ f=f(zo+ ∆ z ¿ - f(zo) = ∆ u+i ∆ v dimana
∆u =u(xo+ ∆ x ,yo++ ∆ y ) –u(xo, yo)+ u(xo, yo+ ∆ y ) - u(xo, yo)

36
Menurut teorema harga menengah hitung diferensial terdapatlah bilangan-bilangan θ 1

dan θ 2 diantara 0 dan 1 sedemikian hingga


∆ u= ∆x ux xo+ θ 1( ∆ x ), yo + ∆ y + ∆ y uy{xo,yo + θ 2( ∆ y }

Karena ux dan uy kontinu di (xo, yo) maka

ux (xo+ θ 1( ∆ x ), yo + ∆ y = ux(xo, yo) + x1 dan

uy(xo, yo) + θ 2 ( ∆ y ) = uy(xo, yo) + ε 2.

Dimana dan mendekati nol jika ( ∆ x ) dan ( ∆ y ) mendekati nol. Jadi

∆ u= ∆ x { (xo, yo) ∆ x + vy (xo, yo)} ( ∆ x + i ∆y )+ δ 1 ∆x + ε 2 ∆y

Demikian juga akan kita peroleh

∆v =vx(xo+ ∆ x ,yo) + i vx (xo, yo) ∆ y + ∆ a ∆ x + δ 4 ∆y

Dimana untuk ∆ x dan ∆ y mendekati nol maka δ 3 dan δ 4 mendekati nol.

Dengan mengingat berlakunya persamaan Cauchy Riemann di (xo, yo), maka

∆ f= ∆ u + i ∆v

∆x
= ∆y x (xo, yo) + i vx(xo, yo) + +( ∆ 1+i ∆ a) ∆ y + ( ∆ 2+ i δ a) ∆ x + ( ∆ 2+ i

∆ 4 )+ ∆ y

∆f ∆x ∆y
Dan ∆ z = ux(xo, yo) +i vx (xo, yo) +( ε 1 + i ∆ a) ∆ z + ( ∆ 2+ i ∆ 4) ∆z

Karena (= ∆ x | ≤ |( ∆ x+ i ∆ | = | ∆ z| dan | ∆ y| ≤ | ∆ x| +i ∆ y| 1

∆x ∆y
= |z| maka ∆ z ≤1 dan |
∆z
| <1 .

37
Sehingga dua suku terakhir di ruas kanan dalam kesamaan di atas akan mendekati nol
untuk ∆ z mendekati nol, sebab diketahui bahwa ε 1, ε 2, ε 3 dan ε 4 mendekati
nol untuk ∆ z mendekati nol.

∆f
Jadi lim
¿∆ z → 0
( )
∆z
= ux(xo,yo) +i vx(xo,yo) yaitu harga dari f ’ (zo). Dengan demikian

terbuktilah teorema diatas.

Contoh :

Fungsi f(z) = ex(cos y + i sin y) kontinu di mana-mana dan derivatif parsiil

ux = ex cos v, dan uy = ex sin y,

vx = ex sin y dan vy = ex cos y, juga kontinu dimana-mana.

Tampak bahwa syarat-syarat Cauchy-Riemann dipenuhi untuk semua (x,y). Maka dari itu menurut
Teorema diatas f’(z) ada untuk semua harga z dan f’(z) = ux + i vx = ex (cos v + i sin y) Jadi f’(z) = f(z).

Contoh :

1. Buktikan bahwa f(z) = ex cos y + i ex sin y terdefferensial untuk semua z € C


Bukti :
Dari fungsi f yang diketahui maka
u( x , y ) = ex cos y dan v( x, y ) = ex siny x
x
ux = e cos y vx = ex sin y
uy = - ex sin y vy = ex cos y
Fungsi-fungsi ini semua kontinu dibidang (x , y) dan persamaan C-R, ux = vy dan uy = -vx dipenuhi
disetiap titik ( x, y ). Menurut Teorema diatas f(z) terdiferensial di C.
2. Tentukan titik-titik z sehingga f(z) = x3 + i y3 mempunyai derivatif.

Penyelesaian :

Dapat dilihat pada buku panduan halaman 64 Contoh 15.

Teorema :

Jika u( x , y ) terdiferensial di ( x0 , y0 ) maka ia kontinu dititik itu.

38
Bukti :

Silahkan pembaca membuktikan sendiri atau dapat dilihat pada buku panduan halaman 65.

Teorema :

Diberikan fungsi v( x , y ) yang didefinisikan pada suatu kitar titik ( a , b ). Jika salah satu derivatif

du
parsial katakan , ada disetiap titik dalam kitar itu dan kontinu di ( a , b ) dan derivatif yang
dx
lain terdefinisikan sekurang-kurang di ( a , b ) maka u( x , y ) terdiferensial di ( a , b ).

Teorema

Fungsi (x, y) didefenisikan dan terdeferensial pada suatu himpunan yang terbuka dan terhubung D, maka
Ux (x, y) dan Uy (x, y) bernilai 0 disetiap himpunan D, maka U (x, y) konstan pada D. 2.8. 2 Cauchy
Rieman Dalam Koordinat Kutub

Kita ingat hubungan koordinat kartesius dengan koordinat kutub bahwa (x, y)dapat dinyatakan
dalam koordinat kutub dengan mengambil hubungan bahwa,

x=r cos θ dan y=r sin θ , r =√ x 2 + y 2 .

θ
Dalam koordinat kutub z dapat dinyatakan sebagai r (cos sehingga f (z) menjadi
θ+i sin¿ ¿
fungsi kompleks dari 2 variabel real r dan θ sehingga dapat dituliskan sebagai

f ( z )=U ( r , θ ) +iV ( r , θ ) .

Selanjutnya akan dicari syarat C-R dalam koordinat kutub. Dari hubungan diatas didapatkan bahwa :

∂x ∂y
=cos θ =sin θ ,
∂r ∂r

∂x ∂y
=−r sinθ dan = r cos θ
∂θ ∂θ

∂U ∂U ∂U ∂ y ∂V ∂ X ∂v ∂ y
Ur= . + . ,V = +
∂X ∂r ∂ y ∂r r ∂X ∂r ∂ y ∂r

39
U r =U cos θ+ U y sinθ
x
V r=V cos θ+V y sin θ
r

Dengan cara yang sama

U θ=−U x r sin θ+U y r cos θ ,

V θ=−V X r sin θ+V y r cos θ

Dalam koordinat kartesius berlaku persamaan C−R

o
U X =V y dan U y = - Vx . Di ( dimana z o = ( x o + i y o ) = r o cos θ 0+i sin θ0
xo , y¿ , ¿
maka dalam koordinat kutub di titik ( r 0 , θ0 ¿ berlaku V r =−U y cos θ+ U x sin θ

Vθ = Uy r sin θ+U x r cos θ

Dengan menggunakan penyelesaian sistem persamaan linier dalam bentuk matriks diperoleh,

1 1
U r = V θ dan U =−V r ( r ≠0 )
r r θ

cos θ0 −isin θ 0 r0
) { U r ( r 0,θ ) + i
'
Sehingga F (z 0 ) dapat dirumuskan menjadi ' +
F ( z 0 ) =¿ 0
Vr¿
V 0 )}

Teorema :

cos θ0 + sinθ 0
Jika f ( z )=U ( r , θ ) +iV ( r , θ ) terdefinisi pada suatu kitar titik ) ≠ 0 dan derivatif-
z 0=r 0 ¿
derivatif parsial pertama dari u dan v terhadap r dan θ ada dalam kitar itu dan kontinu di (r₀, Ɵ₀) dan
di titik ini dipenuhi persamaan C-R dalam koordinat kutub.

∂u 1 ∂ v 1 ∂ u −∂ v
= dan = ( r ≠0 ) dan Z
∂r r ∂θ r ∂θ ∂r

F’(Z₀) = ( Cos Ɵ₀ - i sin Ɵ₀) (uᵣ (r₀,Ɵ₀) + i vᵣ ( r₀, Ɵ₀) }

Contoh:

40
0
Ɵ
0
cos Ɵ −isin ¿
Fungsi f(z) = mempunyai
1
=r ³ ¿

U = r³ cos 3Ɵ dan v = -r³ sin 3Ɵ

U = 3r²cos 3Ɵ vᵣ = -3r² sin 3Ɵ

UƟ = -r³3 sin 3Ɵ vƟ = -r³3 cos3Ɵ

Keempat fungsi ini kontinu dan sarat CR dalam koordinat kutub dipenuhi untuk semua z dengan
z ≠ 0 jadi f terdiferensial u mak 2≠ 0 dan

f’(z) = ( cosƟ-1 sin Ɵ) (-3 r−4 cos 3Ɵ + i 3 r−4 sin 3Ɵ)

= -3 r−4 cis (-Ɵ) cis (-3Ɵ)

−3 −3
=-3 r−4 cis (-4Ɵ) = 4 =
r cis( 4 θ) z4

2.9 Aturan Pendifrensialan

Defini ai derivatif f’(z) identik dengan definisi deviratif fungsi real dari pengambilan limitnya. Pada f’(z)
Limit didekati secaca Z dimensional sedangkan pada deviratif fungsi real dari satu perubah real
pendekatan hanya satu dimensional.

Rumus-rumus derivatif berikut dapat diturunkan dari definisi derivatif dengan menggunakan teorema-
teorema tentang limit.

Jika C suatu konstanta dan f’(z) dan g’(z) ada maka:

d d
1. ( c )=0 , ( z ) =1
dz dt
d
2. ( c f ( z ) }=c f ' ( z )
dz
d
3. { f ( z ) g ( z ) } =f ' ( z )+ g ' (z )
dz

41
d
4. {f ( z ) g(z) } = f(z) g’(z) + g(z) f’(z)
dz
d f (z)
5. Jika g(z) ≠ 0 , { =g ( z ) f ' ( z )−f ( z ) g' ( z )
dz g ( z )
Jika w = f(t) dan t = g(z) sedangkan f’(t) ada di t = g(z) dan g’(z) ada maka

dw dw dt
6. = = = f’(z) . g’(z)
dz dt dz

Untuk n positip bulat dan untuk setiap titik z berlaku

d
7. (zn) = n zn-1
dz

Bukti :

Bukti no 6. Dapat dilihat pada buku panduan hal 70 sedangkan rumus yang lain dapat digunakan sebagai
latihan.

Tugas IV.

Kerjakan Tugas IV

2.10. Fungsi Analitik

Definisi :

Diberikan fungsi f yang didefinisikan pada suatu domain D dan z0 ∈ D. Fungsi f dikatakan analitik di
z0 jika terdapat δ > 0 sehingga f terdiferensial disetiap titik z di dalam kitar N(z0, δ ).

Jika f analitik di titik z0 maka f analitik disetiap titik suatu kitar z0. Daerah definisi f di atas adalah
domain. Jadi D terbuka sehingga ada δ > 0 dan f terdefinisikan pada (z0, δ ) ⊂ D

Kalau daerah definisi D tidak terbuka, jadi ada titik perbatasan z1 dari D dan z1 ∈ D maka
untuk mendifinisikan f di z1 dituntut adanya ρ>0 sehingga f terdefinisikan dan terdifirensial untuk
semua z ∈ N(z1, ρ ¿ fungsi f dikatakan analitik pada domain D jika ia analitik disetiap titik di
dalam D. Untuk menyatakan f analitik pada daerah E yang tidak terbuka di tuntut adanya himpunan

42
terbuka H ⊂ E dan f analitik pada H. Kecuali istilah analitik ada yang menggunakan istilah
holomorfik atau reguler.

. ‘ . .. . .
.
. ‘.
. .. . . ‘ . .‘ .. .
.‘ . ‘.
. ‘. Z . .. ‘. .
0
. ‘ .
. ‘. . . ‘. . . . ‘
. ‘ ‘
. . ‘.‘ . . . . . .
. .‘ E . ‘
‘ . . . .‘. . .‘ . . .
‘ ‘ ‘
. ‘ D . ‘ .. .‘. ‘H .
. .. . . . ‘
. ‘.. . ‘ .‘ .
.
. ‘ . . . ‘. . ‘ ‘
. .

Gambar 2.3

Contoh :
. ‘ .
1 . ‘ .
 f(z) = analitik disetiap titik kecuali .di z = 0 .
z .
2
 g(z) = |z| hanya terdiferensial di titik 0 jadi
. kita ti-
.
dak mungkin berbicara tentang keanalitikan tentang fungsi.
.
 h(t) = x3 + iy3 terdiferensial dan kontinu diseluruh bi- . dang
kompleks. .
.
.
Pada garis y = x dan y = - x

Dititik dimana h terdiferensial tidak mungkin diperoleh


suatu kitar titik itu sehingga h terdiferensial di semua
titik di kitar itu jadi dititik manapun h tidak analitik.

Fungsi yang analitik diseluruh bidang kompleks dinamakan fungsi


utuh. Fungsi suku banyak adalah fungsi utuh. Didalam domain fungsi f dimana f
analitik dinamakan titik analitik fungsi f.

Defenisi :

43
Titik z0 dinamakan fungsi f tidak analitik tetapi setiap kitar
dari z0 memuat suatu titik dimana f analitik, dinamakan titik singular atau
singularitas fungsi f.

Contoh :

f 1
f (x) = mempunyai titik singular di z = 0, g(z) =
z ( z−1)2

titik singular di titik z = i.

2
h(z) = |z| , kita tidak dapat berbicara tentang titik singular karena
fungsi ini tidak mempunyai titik analitik. Jika f dan g didefinisikan dan

f
analitik dalam daerah defenisi yang sama D maka f+g, f-g, fg dan
g
analitik pada D kecuali di titik di dalam D nilai fungsi g menjadi 0. Jika f
didefinisikan dan analitik pada daerah D dan g analitik pada daerah E yang
memuat f (D), maka H = gof analitik pada D dengan kata lain komposisi fungsi
analitik dengan fungsi analitik adalah analitik.

Contoh :

Contoh dapat dilihat buku panduan halaman 74 nomor . 18.

Teorema :

Diberikan Domain D, himpunan bagian C, dan f fungsi analitik pada


D. Jika f (z) = 0 untuk setiap x  D, maka f konstanta pada D.

Bukti :

Karena D suatu domain iu b suatu himpunan yang terbuka dan terhubung, karena f ' ( z )=0 pada

D dipenuhi f ' ( z )=u x ( x , y ) +i v x ( x , y ) =v y ( x , y )−i u y ( x , y )=0 sehingga u x , u y , v x dan v y bernilai


nol diseluruh himpunan terbuka dan terhubung D .

Maka fungsi u dan v konstan pada D dengan demikian f juga konstan pada D .

44
Tugas V

Kerjakan tugas V dikumpulkan dalam waktu 1 minggu.

2.11 . Fungsi Harmonik

Diberikan f ( z )=u ( x , y )+iv (x , y ) yang analitik dalam domain definisinya D . Jadi dalam D
berlaku persamaan Cauchy Rieman.

∂ u ∂u ∂ u −∂ y
= dan =
∂x ∂ y ∂y ∂x

Karena derivatif – derivatif parsial dari u dan v kontinu dalam D , maka di dalam D berlaku
hubungan

∂2 v ∂2 v
=
∂x ∂ y ∂ y ∂ x

Jika persamaan-persamaan di atas berturut-turut didefferensialkan terhadap x dan terhadap y maka di


setiap titik ( x , y )∈ D berlaku

∂2 u ∂2 u
+ =0 dengan cara yang samaberlaku
∂ x2 ∂ y2

∂2 v ∂2 v
+ =0
∂ x2 ∂ y2

Jadi jika f analitik pada D maka u dan v ada pada D dan memenuhi Persamaan Diferensial
Laplace

∂2 ∅ ∂ 2 ∅
+ =0
∂ x2 ∂ y2

Fungsi real dari 2 variabel real yang mempunyai derivatif parsial pertama dan kedua yang kontinu dan memenuhi
persamaan diferensial Laplace dinamakan fungsi harmonik.

45
Jadi u dan v dimana f ( z )=u ( x , y )+iv (x , y ) analitik dalam satu domain maka mereka

harmonik dalam domain itu. Dua fungsi u dan v sedemikian sehingga f ( z )=u ( x , y )+iv (x , y ) analitik
dalam satu domain dinamakan 2 fungsi yang harmonik konjugat dalam domain itu.

Contoh :

Fungsi u=4 x y3 −4 x 3 y teridentifikasi pada seluruh bidang x , y . buktikan u harminik pada bidang
(x , y ) dan tentukan fungsi v yang harmonic konjugat dengan u

Penyelesaian :

Dapat dilihat pada buku panduan halaman 7 contoh nomor 19

Cara Milne Thomson

Untuk menentukan funggsi harmonic konjugat v dari fungsi u dalam fungsi z kadang-kadang
mendapat kesulitan. Untuk itu dapat dilakukan secara langsung untuk mencari f ( z) dengan cara Milne
Thomson.

Fungsi f ( z )=u ( x , y )+i v ( x , y) , dengam memperhatikan syarat C-R, fungsi derivatif dapat dinyatakan
dalam derivatif parsial fungsi harmonik u .

z + ź z + ź
2 2
, ,
' z+ ź z + ź z + ź
f ( z )=u x ( x , y ) −iu y ( x , y ) dengan x= dan y = maka f ' ( z )=u x ¿ ¿−iu y ¿
2 2i 2i

z + ź
¿
2i

untuk z=ź maka

'
f ( z )=u x ( z , 0 )−iu y ( z , 0 ) sehingga di dapat f ( z )=∫ f ' ( z ) dz seperti pada bilangan real

46
Cara Milne Thomson dapat dibaca pada buku panduan halaman 73

Contoh :

y
x sin y− y cos ¿ , tentukan fungsi f ( z) dengan menunjukkan u( x , y ) harus harmonik diseluruh
u=e−x ¿
bidang- xy dan tentukan fungsi harmonic konjugatnya v ( x , y) .

Penyelesaian :

y
u x sin y− y cos ¿ maka
¿ e−x ¿

ux = e
−x −x −x
sin y −e , x sin y+ e . y . cos y u y −x −x −x
¿ e x cos y−e cos y+ e sin y

f ' ( z) ¿ u x −iu y f ' ( z ) ¿ u x ( z−0 )−iu y ( z−0 )=0−i ( e−z . z−e−z )

f ' ( z) ¿−i ( e−z . z−e−z ) f ( z ) ¿ iz . e−z +c f ( z ) ¿ i ( x +iy ) . e−x−iy +c

¿ i ( x +iy ) e−x . ( cos y−isin y ) + c

= ixe-xcos y+x e-x sin y – y e-x cos y + iy e-x sin y + c

F(z) = (xe-xsin y-y e-xcos y) + i(x e-x cos y+ye-x siny) + c

Maka

U=(x,y) = x e-x sin y – y e-x cos y

iv (x,y) = i (xe-xcos y + ye-x sin y) + c, c harus berbentuk

ic. Sehingga v = x e-x cos y + y e-x sin y + c

47
TUGAS VI

Kerjakan soal tugas VI pada halaman akhir dari pembahasan.

SOAL-SOAL TUGAS UNTUK DIKERJAKAN

Soal Tugas III.

Tugas : Kerjakan Latihan Berikut :

1. Hitunglah limit f(z) untuk z0 jika


9
z −1
(a) F(z) = , z0 = 3 – 21
2 z +1
z2 +3−1
(b) F(z)= = ¿ z+ 2−2 i ¿ = -1 + i
z+1+i
3+ ℜ( z )
(c) F(z) = , z0 = 1
I z I2
z
ℑ(¿ ¿3)−1
(d) F(z) = , z0 = 2 + i
zz
¿
2. Tunjukkan bahwa
3
5z
(a) Lim 3 =5
( z−1)
z

3
(b) Lim =5
( z−1)4
z 2

3
z +1
( c) Lim
z−1
= ᷈

z 1

3. Tunjukkan denga menggunakan definisi bahwa


1 1
(a) Lim (b) lim =0
z z
z z
᷈ ᷈

48
3
4. Buktikan bahwa lim z =i dengan menggunakan
z→i

(a) limit fungsi bagian real dan bagian imajinernya untuk (x,y) mendekati (0,1)

(b) definisi ε −δ untuk limit fungsi kompleks.

lim f ( z ) 2 xy y2
5. Buktikan bahwa tidak ada jika f(z) = 2 2 – i
z→0 x +y x2

Dengan mengambil limit z→0 sepanjang garis y = x dan sepanjang parabola

y = x2

z ź ℜ ( z )
6. jika f(z) = 2 σ bukti bahwa
[ ℑ ( z ) ] + [ Rez ]
(a) lim f (z) = 0 untuk z → 0 sepanjang sembarang garis melalui 0,

(b) lim f ( z ) tidak ada


z→0

2
7. Jika f(z) = z +3 iz+5−2 i untuk z≠0 dan f (0) = 4i ,apakah f kontinu di 0 ? Dan

apakah f kontinu pada ¢ ?

5 4 2 3 2
8. Diberikan suku banyak f (z) = z +7 iz + z – 11 dan g(z) = z −3 z +2 z .

(a) mengapa f dan g kontinu pada ¢ ? Apakah f + g , f-g , dan fg juga kontinu

Pada ¢ ?

f
(b) Tentukan domain terbesar sehingga kontinu
g

3
z −i
9. Diberikan fungsi f(z) = untuk z ≠−i . Dapatkah ditentukan nilai f(i) sehingga f
z +i

kontinu di seluruh ¢ ?

2
10. fungsi f(z) = z + 6 z +5 kontinu pada daerah tertutup dan terbatas D = {z :|z|≤3}

49
jadi f terbatas pada D. Buktikan bahwa untuk z∈ D berlaku 0≤|f(z)|≤32.

11. Mengapa fungsi f(z) = 5z – 2 – 4i terbatas pada D = {z : |z - 1|≤2} ? Gunakan

Ketaksamaan segitiga untuk membuktikan bahwa untuk z∈ D berlaku

1 1
Ketaksamaa 2 ≤ |f(z)| ≤ 7
2 2

Soal Tugas IV

Tugas Kerjakan Latihan Berikut :

1.Dengan menggunakan aturan pendiferensialan dalam kolordinat kutub tentukan

f’(z) untuk :

a. f ( z )=z 3 +2 iz2−( 3−2i ) z+ 4

b. f ( z )=(2 z +5)6 (1−z)20

2
(3 z+5)
c. f ( z )=
(1−3 z+ z 2 )20

2. Dengan menggunakan definisi derivatif tentukan f ' ( z ) untuk :

1
a. f ( z )=z 2 +5 z b. f ( z )=
z2

3. Dengan menggunakan definisi derivatif tentukan f ' (1) untuk :

1
(a). f ( z )=z 3 , (b) f ( z )=
z

4. Dengan menunjukkan tidak dipenuhinya syarat perlu untuk keterdiferensialan suatu fungsi,
buktikan bahwa f ' ( z ) tidak ada untuk nilai z yang manapun, jika

(a) f ( z )=ź , (b) f ( z )=z + ź , (c) f ( z )=e x +ie − y

5. Buktikan bahwa f terdiferensial dimana-mana, jika

50
(a) f ( z )=cos x cosh y−i sin x sinh y ,

(b) f ( z )=cosh x cos y−i sin x sinh y ,

2y
cos 2 y−i sin ¿
(c) ¿
−2 x
f ( z )=e ¿

6. Tentukan titik di bidang kompleks sehingga f ( z )=x 5 +5 iy3 terdiferensial. Kemudian tentukan nilai

3
√ 3−i √¿ dan f ' (4+3 i ) .
f'¿

1
θ
7. Jika f dinyatakan dalam bentuk kutub dan f ( z )=z 2 =√ r cis untuk
2

' 1
z ∈ D={ z : r >0 , 0<θ<2 π } , buktikan bahwa f terdiferensial pada D dan f ( z )=
2 f (z )

8. Dalam uraian pada 2.8.2, nyatakan ux dan uy ke dalam r, θ , ur, uθ . Kemudian tentukan bentuk

yang serupa untuk vx dan vy. Setelah itu buktikan bahwa jika (4 ) dipenuhi di titik ( r 0 , θ0 ) r 0 ≠ 0
'
maka (1) dipenuhi di (x 0 , y 0 ) , dan dari rumus f ( z 0 )=u x ( x0 , y 0 ) + v x ( x 0 , y 0 ) tentukan rumus
(5)

x 3 y ( y −ix ) f ( z )−f (0)


9. Jika f ( z )= untuk z ≠ 0 dan f ( 0 )=0 , buktikan bahwa lim ⁡ ada
x 6+ y 6 z

dan sama dengan 0 untuk z → 0 sepanjang garis yang melalui 0 , tetapi f ' (0) tidak ada.

TUGAS V
Kerjakanlah soal-soal tugas V berikut :
1. Buktikanlah bahwa fungsi berikut tidak analitik dimanapun :
(a) f(z) = ey ( cos x + i sin x )
(b) f(z) = xy + ix
(c) f(z) = x3 + i ( y – 1 )3
(d) f(z) = r2 (cos 2ϴ - i sin 2ϴ) (r > 0).

51
2. Buktikan bahwa fungsi berikut adalah fungsi utuh jika f(z)=
(a) sin x cosh y + i cos x sinh y
(b) cos x cosh y - i sinh x
(c) sinh x cos y + i cosh x sin y
(d) cosh x sinh y + 1 sinh x sin y
3. Diberikan f(z)= ln r + i ϴ untuk z= r (cos ϴ + i sin ϴ) dan z dalam domain { z: r > 0, - π < ϴ ≤ π}
(a) Buktikan f tidak kontinu pada sumbu real negatif, dengan memperlihatkan bahwa v(r, ϴ)= ϴ
tidak kontinu di sana.
(b) Buktikan bahwa f analitik dalam domain itu kecuali pada sumbu real negatif .
(c)Tentukan titik-titik singular fungsi f.

TUGAS VI
Kerjakanlah soal-soal tugas VI berikut :
1. Buktikan bahwa u(x,y) harmonik di seluruh bidang-xy dan tentukan fungsi harmonik konjugatnya
v(x,y) ,jika
(a) u(x,y) = sin x sinh y
(b) u(x,y) = sin x cosh y + 2 cos x cosh y + x2 + 4xy - y2
2. Buktikanlah bahwa u(x,y) harmonik dalam domain defenisinya. Dan tentukan fungsi analitik f(z) =
u(x,y) + i v(z,y) yang terkait dengannya, jika u(x,y) =
(a) 2x (y - 1) (b) 3x – 3x2 + y3
y
(c) x3 - 3xy2 + 3xy2 - 3y2 + 1 (d) 2 2
x +y
δ2 δ2
3. Jika f(z) analitik pada suatu domain, buktikan bahwa ( +
δ x2 δ x 2 ) |f (z)| 2
= 4 |f’(z)|2 dalam

domain itu.
4. Buktikan bahwa f(z) = u (x,y) + i v(x,y) dan konjugatnya f(z) = u(x,y) – i v (x,y) keduanya analitik
dalam suatu domain maka f hanyalah suatu konstanta.
5. Jika fungsi f analitik dalam suatu domain maka fungsi nilai mutlaknya |f | tidak konstan, kecuali
dalam domain itu f konstan.

52
BAB III

FUNGSI ELEMENTER

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa dapat memahami fungsi-fungsi elementer beserta sifat-sifat yang berlaku pada fungsi
bilangan kompleks

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah proses belajar-mengajar diharapkan mahasiswa dapat :

1. menjelaskan fungsi eksponensial bilangan kompleks dengan penerapannya.


2. menyelesaikan fungsi logaritma yang diketahui.
3. menggunakan fugsi trigonometri pada bilangan kompleks.
4. menyelasiakan dari suatu fungsi hiperbolik.
5. menyelesaikan pangkat kompleks yang diketahui.
6. menentukan invers fungsi trigonometri dengan aplikasinya.

MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

Pembicaraan yang digunakan adalah memperluas pengertian fungsi elementer real yang telah kita
kenal dalam kalkulus sehingga berlaku untuk variabel kompleks.

3.1. Fungsi Eksponensial

Pada kalkulus telah dikenal


X2 Xn Xn
ex= 1 + x +
2!
+ ... +
n!
+ ... = ∑ n!
, - ∞ < x <∞
n=0


(−1)n x 2n
cos x = 1 -
X 2
+
X4
- ... +
(−1) x n 2n

= n=0 (2 n+1)! , - ∞ < x <∞
2! 4! 2n!
(2n) !


X
3
X
5
(−1)n (−1)n x 2 n+1
Sin x = x- + + ... + . x
2n +1
= ∑ ,
3! 4! (2 n+1) ! n=0 (2 n+1)!

53
Andaikan rumus-rumus boleh digunakan untuk x = iy , y bilangan real.

3
iy y iy
e = 1 + iy - - + ...
2! 3!

y2 y4 y3 y 5
cos y=1− + +. . . isin y=iy−i +i +. ..
2! 4 ! 3! 5!

2 3 4 5
y iy y iy iy
cos y +i sin y=1+iy − + + + .. . cos y +i sin y=e
2 ! 3 ! 4 ! 5!

Definisi :

Untuk bilangan kompleks z=x +iy didefinisikan

y
cos y +isin ¿
e z =e x+iy =e x ¿
Untuk z=x +iθ

θ+isin θ
cos ¿=e x
e z=e x ¿

Sedangkan z=θ+iy di dapat

y +i sin y
cos ¿=cos y +i sin y ; x , y ϵ
¿
e =eθ ¿
x

Dari hasil di atas didapat rumus

e iy=cos y +isin y ; untuk y ∈ R

Dikenal dengan nama rumus Euller .


e x =e x cos y +i e x sin y mempunyai bagian real dan imajiner u= ( x , y )=e x dan v ( x , y )=e x sin y

54
2 2
cos y +sin y
2x
¿ √ e2 x
x
e ¿ ¿e yang tidak pernah nol
|e z|=√ ¿

y=arg(e z )

x x
f ( z )=e cos y +ie sin y

u ( x , y )=e x cos y v ( x , y )=e x sin y


x x x
u x =e cos y v x =e sin y u y =−e sin y

v y =e x cos y

Dipenuhi persamaan C−R dan u y ,u y , v x dan v y kontinu di C

jadi f ( z )=e z terdeferensial di C sehingga f ' ( z )=u x +i v x

y
cos y +i sin ¿
¿ ex ¿

f ' ( z )=e z

de z z
Atau =e
dz
Dalam penyajian sering di jumpai e z dinyatakan sebagai eksponen z .

55
56
26

57
58

Anda mungkin juga menyukai