BAB III
FUNGSI ANALITIK
Konsep limit fungsi kompleks dapat disajikan seperti pada penyajian limit
fungsi real dengan memandang himpunan domain dan codomain yaitu C R 2 .
Misalkan suatu fungsi kompleks f : C C dengan w f (z ) , dan misalkan
titik tetap z 0 D f . Andaikan sekarang variabel z mendekati z 0 pada bidang z,
maka untuk setiap z D f fungsi itu menghasilkan suatu titik f (z ) pada bidang
w . Selanjutnya jika nilai-nilai f (z ) ini mendekati suatu bilangan tertentu L di
L i m f ( z) L
z z 0
................................................
(3.1)
Definisi limit ini juga ekivalen dengan definisi limit pada fungsi real dengan
menyesuaikan dari peubah real ke peubah kompleks. Definisi ini menyatakan :
L i m f ( z) L
z z 0
jika dan hanya jika untuk setiap 0 terdapat 0 sedemikian
f ( z) L .
50
tentu agak berbeda pada fungsi real. Arti geometri dan berbagai penyesuaian dari
peubah real ke peubah kompleks pada definisi limit di atas lebih jelas lagi pada
uraian contoh yang disajikan berikut ini :
Contoh 1.
Buktikan bahwa Lz
i m z2 c2
c
untuk sembarang konstate c.
Bukti.
L i m z2 c2
z c
0 , 0 z D f 0 z c z2 c2 .
zc zc .
Bentuk ini dipenuhi pula 1 2 c zc atau zc
1 2 c
Pilih min 1 , sehingga
1 2 c
z2 c 2 z c z c 1 2 c
1 2 c
z 0 ( a, b) a bi
z z 0 x a i y b
z z0 x a 2 y b 2
Karena z ( x, y ) dan z 0 (a, b) , maka bentuk limit fungsi kompleks (3.1) di
atas dapat ditulis menjadi :
L i m f ( z) L i m f ( z) L
z z 0 ( x , y ) ( a ,b )
................................
(3.2)
Fungsi f (z ) pada limit ini didekati dari segalah arah melalui titik ( a, b) . Dalam
hal ini f (z ) dapat didekati pada dua jalur yaitu sepanjang garis x a dan y b.
Dan limitnya ada jika kedua limit yang didekati menurut kedua jalur itu sama.
Contoh 2.
x y 1
Hitung L i m
z i z i
Jawab
x y 1 x y 1
L i m = L i m
z i z i ( x , y ) ( 0 ,1 ) x ( y 1) i
Didekati dari beberapa garis yang melalui (0,1) diantaranya sepanjang garis x 0
dan sepanjang garis y 1 sebagai berikut :
x y 1 y 1
Sepanjang garis x 0 ; L i m = L i m
( y 1) i
=
z i z i y 1
1
L i m i
y 1 i
x y 1 x
Sepanjang garis y 1 ; L i m
= Li m = Lx i m0 1 1
z i z
x 0i x
x y 1
Karena limitnya tidak sama atau i 1 , maka L i m tidak ada.
z i z i
Secara operasional bentuk limit (3.2) di atas dapat juga dikerjakan secara
parsial menurut komponen-komponen R ( z ) dan I ( z ) , yakni mencari limit untuk
fungsi real dari dua peubah real yang dibentuk oleh fungsi f (z ) tersebut. Tentu
saja f (z ) harus dinyatakan dalam bentuk f (z ) = U ( x, y ) iV ( x, y ) . Begitu
pula nilai limit yang diperoleh berbentuk L L1 i L2 sehingga limit fungsi
kompleks (3.2) di atas dapat dinyatakan menjadi :
L i m U ( x, y ) iV ( x, y ) L1 i L2 jika dan hanya jika
( x , y ) ( a , b)
52
L i m U ( x, y ) L1 dan L i m V ( x, y ) L 2
( x , y) (a , b) ( x , y ) ( a , b)
.................. (3.3)
Rumus (3.3) di atas menyatakan bahwa jika suatu fungsi f mempunyai limit L ,
maka komponen-komponen real dan imajiner U dan V pada f mendekati
bagian-bagian real dan imajiner L1 dan L 2 pada L dan sebaliknya. Berdasarkan
teorema ini, maka limit suatu fungsi kompleks f (z ) dapat dihitung secara parsial
dengan mendekati masing-masing bagian real dan imajiner U dan V dari segala
arah yang melalui titik z 0 (a, b) .
Contoh 3.
z2 1
Buktikan bahwa L i m tidak ada.
z i x y 1
Jawab
z2 1 ( x 2 y 2 1) 2 xy i
L i m = L i m
z i x y 1 ( x , y ) ( 0 ,1) x y 1
z i
x y 1
Sepanjang garis x 0 :
L i m U ( x, y ) x y 1 = L i m
2 2
y2 1 = ( y 1)( y 1)
L i m 2
z i
x y 1 y 1 y 1 y 1 y 1
Sepanjang garis y 1 :
L i m U ( x, y ) x y 1 = L i m x2
2 2
= Li m x 0
z i
x y 1 x 0 x x 0
i m U ( x, y ) x y 1
2 2
Mengingat teorema limit secara formal sama seperti pada fungsi real,
berikut ini diberikan beberapa teorema untuk dua fungsi yang masing-masing
1. zL i m
0z
f ( z) g ( z) LM
2. zL i m
0z
f ( z) g ( z) LM
3. zL i m
0z
f ( z) g ( z) LM
f ( z) L
4. zL i m ; g ( z) 0
0z
g ( z) M
Bukti teorema ini serupa dengan bukti teorema yang berlaku untuk fungsi real
yang dapat ditemukan dalam berbagai buku Kalkulus dengan menyesuaikan dari
peubah real ke peubah kompleks.
Contoh 4.
z3 1 ( x y i )3 1
L i m = L i m
z 3 2i z 1 ( x , y ) ( 3 , 2) x 1 yi
x 3 3 x 2 y i 3 xy 2 y 3 i 1
= L i m
( x , y ) ( 3 , 2) x 1 yi
( x 3 3 xy 2 1) (3x 2 yi y 3 ) i
= L i m
( x , y ) ( 3 , 2) x 1 yi
10 46 i 13 51 i
= 4 2i 5
Pemahaman konsep limit yang telah diuraikan di atas, sangat membantu kita
untuk memahami konsep kekontinuan fungsi kompleks.
Definisi kekontinuan fungsi kompleks masih identik dengan fungsi real.
Definisi itu menyatakan bahwa jika diberikan fungsi f dengan domain D f dan
titik z 0 D f . Fungsi f dikatakan kontinu di z 0 jika :
L i m f ( z) f ( z )
z z 0
0 ..........................................
(3.4)
54
Berdasarkan definisi limit (3.4) di atas, maka suatu fungsi f dikatakan kontinu
dititik z 0 D f jika :
0 , 0 z D f 0 z z0 f ( z) f ( z 0 )
Definisi di atas sudah mencakup semua titik dalam domain D f . Jadi fungsi f
kontinu pada domain D f jika f kontinu di setiap titik di dalam D f . Definisi ini
masih identik dengan definisi kekontinuan yang berlaku pada fungsi real.
Untuk lebih memahami kaitan kekontinuan fungsi kompleks dengan
fungsi real, perlu diperhatikan definisi yang mengatakan bahwa fungsi real
L i m U ( x, y ) U ( x 0 , y 0 ) .........................................
( x , y ) ( x0 , y 0 )
(3.5)
Berdasarkan definisi limit (3.4) di atas, maka suatu fungsi real U ( x, y ) dikatakan
berlaku ketaksamaan U x, y U x 0 , y 0 .
Berdasarkan definisi kekontinuan fungsi real (3.5) di atas, maka kita dapat
menyelidiki kekontinuan fungsi kompleks secara parsial menurut komponen-
komponen R ( z ) dan I ( z ) , yakni menentukan kekontinuan fungsi dua peubah
real yang dibentuk oleh f (z ) = U ( x, y ) iV ( x, y ). Hal ini menunjukkan bahwa
kekontinuan fungi kompleks merupakan syarat perlu dan syarat cukup untuk
kekontinuan fungsi-fungsi komponennya. Konsep ini diperjelas lagi oleh teorema
sebagai akibat langsung dari rumus (3.3) yang menyatakan bahwa fungsi f (z ) =
U ( x, y ) iV ( x, y ) kontinu di titik z 0 a bi jika dan hanya jika fungsi real
f ( z) f ( z 0 )
nilai limit zL i m ada, maka nilai limit ini dinamakan turunan atau
z z z0
0
!
derivatif fungsi f di titik z 0 yang disimbol dengan f ( z 0 ) .
Pembilang z z 0 z atau z z 0 z , sehingga definisi dari turunan
fungsi f di titik z 0 di atas dapat ditulis menjadi :
f ( z) f ( z 0 )
f ! ( z 0 ) = zL i m ................................... (3.5)
z0 z z0
3( z 2 i 2 ) 3 ( z i) ( z i)
= Li m L i m = Lz i mi 3( z i )
z i z i z i z i
f ! ( i ) = 3 (i i ) 6 i
Contoh 6.
2
Jika f (z) z tentukan f ! ( z ) dengan menggunakan definisi
Jawab.
f ( z 0 z) f ( z) z z
2
z
2
= Lz im0
z z z z z z
z
56
z z z z zz z z z z
= Lz im0
z
1. f ( z ) g ( z ) ! f ! ( z ) g ! ( z )
2. f ( z ) g ( z ) ! f ! ( z ) g ! ( z )
3. f ( z ) g ( z ) ! f ( z ) g ! ( z ) f ! ( z ) g ( z )
!
f ( z) g ( z) f ! ( z) f ( z) g ! ( z)
4.
g ( z) g ( z) 2
5. f g ( z ) f ! g ( z ) g ! ( z )
!
Bukti teorema ini serupa dengan bukti teorema yang sesuai untuk fungsi real yang
dapat ditemukan dalam kebanyakan buku Kalkulus.
Contoh 7.
Jika f ( z) 6 5 4z 2 tentukan f ! ( z ) dengan menggunakan teorema
Jawab.
1
f ( z) 6 5 4z 2 = 6 5 4z 2 2
f ! ( z ) = 3 5 4z 2 8z
12
24 z
f !( z ) =
5 4z 2
Konsep turunan fungsi kompleks yang telah disajikan di atas lebih tepat
diterapkan pada fungsi yang persamaannya hanya terdiri dari variabel z saja. Dan
agak rumit diterapkan pada fungsi berbentuk f ( z ) U ( x, y ) iV ( x, y ). Untuk
57
mengatasi kerumitan ini, maka perlu ada konsep dan teknik pendiferensialan lain
yang akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Telah disebutkan bahwa pada rumus (3.5) dan (3.6) lebih tepat diterapkan
pada fungsi yang persamaannya hanya terdiri dari variabel z saja. Dan agak rumit
mendeteksi dimana turunan fungsi f itu berada. Untuk melengkapi keterbatasan
konsep ini, maka diperlukan teknik lain yang disebut persamaan Cauchy-Reimann
yang pada prinsipnya dikembangkan dari rumus turunan (3.6).
Sepeti pada perhitungan limit sebelumnya, bentuk persamaan terakhir ini dapat
didekati dari beberapa jalur atau garis yang melalui (0,0) diantaranya sepanjang
garis x 0 atau sumbu y dan sepanjang garis y 0 atau sumbu x. Nilai limit
ditinjau dari kedua jalur tersebut adalah sebagai berikut :
L i m U x x , y U x, y i L i m
= x 0
x x 0
V x x , y V x, y
x
u v
= x i x atau biasanya ditulis menjadi
f ! ( z) = U x i Vx
L i m U x , y y iV x , y y U x, y iV x, y
f ! ( z ) = y 0
y
L i m U x , y y U x, y i y
L i m
= y 0
i y 0
V x , y y V x, y
iy
L i m V x , y y V x, y i y
L i m
= y 0
y 0
U x , y y U x, y
y
f ! ( z) = V y i U x
Jawab.
Dengan menuliskan komponen-komponen U dan V dari fungsi f , kita peroleh :
U ( x, y ) sin x cosh y U x cos x cosh y dan U y sin x sinh y
Contoh 9.
Tentukan titik-titik mana yang membuat f ( z ) x 3 y 3 i mempunyai turunan dan
tuliskan f ! ( z ) jika ada.
Jawab.
Dengan menuliskan komponen-komponen U dan V dari fungsi f , kita peroleh :
U ( x, y ) x 3 U x 3 x 2 dan U y 0
V ( x, y ) y 3 V x 0 dan V y 3y 2
f ( z) f ( z )
bahwa zL i m
z 0
0 sebegai berikut :
60
L i m f ( z) L i m f ( z) f ( z 0 ) f ( z 0 )
z z 0 z z0
f (z) f ( z 0 )
= L i m z z 0 f ( z 0 )
z z 0 z z0
f ( z) f ( z 0 )
= L i m z z 0 + L i m f (z0 )
z z 0 z z 0
z z0
L i m f ( z ) L i m f ( z ) f ( z 0 ) L i m z z 0
z z0 + L i m f (z0 )
z z0
z z0 z z0
z z0
L i m f ( z) f ! ( z ) 0
z z 0
+ f (z0 ) = f (z0 )
Teorema di atas menunjukkan bahwa kekontinuan fungsi f dititik z 0 merupakan
syarat perlu untuk keterdiferensialan f di z 0 . Sebaliknya jika fungsi f tidak
kontinu di z 0 , maka f tidak keterdiferensialan di z 0 . Disamping itu, syarat
kekontinuan suatu fungsi di suatu titik tidak mencukupi untuk terdiferensianya
fungsi di titik tersebut. Jadi meskipun fungsi f kontinu dititik z 0 , tetapi belum
tentu fungsi f terdiferensialkan di z 0 . Konsep ini dapat ditunjukkan pada contoh
berikut ini.
Contoh 10.
2
Buktikan bahwa f (z) z kontinu diseluruh bidang z tetapi fungsi ini hanya
terdiferensialkan di z 0 (bandingkan contoh 6).
Jawab.
2
f (z) z = x2 y2
Dengan menuliskan komponen-komponen U dan V dari fungsi f , kita peroleh :
U ( x, y ) x 2 y 2 dan V ( x, y ) 0
i m f ( z ) f (c ) = L i m
2 2
z c
Selanjutnya f ! (c) = L
z c
zc z c
zc
f ! (c ) = L i m z c z c
=
z c
zc
Terlihat bahwa f ! ( z ) tidak ada untuk c 0 , tetapi fungsi f ini terdiferensialkan
di titik z 0 dan f ! (0) 0
Fungsi kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk kutub, maka tentu saja
persamaan C-R juga dapat dinyatakan dalam bentuk kutub seperti uraian berikut.
f ( z ) x iy dengan x r cos dan y r sin atau ditulis dengan baku
f ( z ) r cos i sin U iV
Turunan parsial pada ruas kanan di atas terdapat hubungan sebagai berikut :
rU r V dan rV r U ...................................................
(3.9)
Persamaan (3.9) ini disebut persamam Cauchy-Riemann dalam bentuk kutub.
Contoh 11.
Selidiki apakah f z r cos i sin memenuhi persamaan C-R
2 2
Jawab
f z r cos i sin , maka komponen-komponen U dan V adalah :
2 2
1 1
U = r 2 cos dan V = r 2 sin
2 2
1 1
Ur cos Vr sin
2 r 2 2 r 2
r r
U sin V cos
2 2 2 2
r r
rU r =cos cos = V
2 r 2 2 2
r
rV r sin = r sin = U
2 r 2 2 2
62
Karena rU r V dan rV r U , maka fungsi f z r cos i sin
2 2
rumus turunan f z r cos i sin dalam bentuk kutub.
2 2
Dalam bentuk kutub, kita tinjau turunan fungsi kompleks yang dinyatakan
pada rumus (3.7) dan persamam Cauchy-Riemann (C–R) yang dinyatakan oleh
rumus (3.8). Dengan melibatkan modulus bilangan kompleks r x2 y2 dan
y
argumen arc tan , maka dapat diperoleh bentuk turunan parsial masing-
x
V x = V r cos U r sin
Contoh 12.
Tuliskan turunan fungsi f z r cos i sin z contoh 10 di atas.
2 2
Jawab.
Komponen-komponen U dan V dari f z r cos i sin adalah :
2 2
1 1
U = r 2 cos dan V = r 2 sin
2 2
1 1
Ur cos Vr sin
2 r 2 2 r 2
f ! ( z) =
1
cos i sin cos i sin
2 r 2 2
1
f ! ( z) = cos i sin
2 r 2 2
1
f ! ( z) = cos i sin
2 r 2 2
cos i sin
1 2 2
f ! ( z) = cos i sin
2 r 2 2
cos i sin
2 2
cos 2 sin 2
1 2 2
f ! ( z) =
2 r cos i sin
2 2
1
1
f ! ( z) = =
2 r cos i sin 2 f ( z)
2 2
Perhatikan bahwa turunan fungsi pada contoh 11 di atas secara langsung dapat
ditunjukkan seperti pada fungsi real yaitu :
1 1
Jika f ( z) z , maka turunannya adalah f ! ( z ) = 2 .
z 2 f ( z)
Contoh 13.
Jawab
f ( z ) ln z = ln r i
1 cos i sin
f ! ( z ) = cos i sin 0 =
r r
cos i sin cos i sin
f ! ( z) =
r cos i sin
cos 2 sin 2 1
f ! ( z) =
r (cos i sin ) z
z 0 dan sekitarnya, seperti fungsi yang disajikan pada contoh 8. Fungsi semacam
ini dinamakan fungsi analitik yang akan dijelaskan pada uraian berikut ini.
!
tetapi tidak berlaku sebaliknya. Jadi keberadaan f ( z 0 ) tidak mengakibatkan
z N z0 , r .
Contoh 14.
Tunjukkan bahwa fungsi f ( z ) x 2 y 2 2 x 2 xy y i analitik pada seluruh
V ( x, y ) 2 xy 2 y V x 2 y dan V y 2 x 2
Karena fungsi f mepunyai turunan pada setiap z, maka dapat dikatakan bahwa
fungsi f analitik pada seluruh bidang z.
Fungsi yang analitik pada seluruh bidang kompleks dinamakan fungsi
menyeluruh (entire function). Sedangkan titik di dalam daerah definisi fungsi f
dimana f analitik disebut titik analitik. Contoh nyata dari fungsi menyeluruh ini
terjadi pada fungsi suku banyak (polinomial). Fungsi suku banyak analitik pada
seluruh bidang kompleks, sebab pada setiap titik z 0 C selalu ada lingkungan
itu.
Khususnya jika fungsi f analitik pada suatu titik z 0 a bi , maka ia
analitik pada suatu himpunan terbuka yang memuat titik z 0 a bi . Untuk dapat
mengatakan fungsi f analitik di z1 E , dituntut adanya suatu lingkungan
(perhatikan contoh 10). Jadi kita tidak mungkin dapat berbicara tentang
keanalitikan dari fungsi f ini.
67
titik z 0 . Dan setiap lingkungan N z 0 , r memuat paling sedikit satu titik yang
membuat fungsi f analitik. Sebagai misal, fungsi pada contoh 15a mempunyai
singularitas di z 0 , begitu juga pada contoh 15d yang mempunyai singularitas
di z i . Tetapi pada contoh 15b dan 15c tidak mempunyai singularitas,
meskipun fungsi-fungsi itu gagal menjadi analitik dalam bidang datar.
U x V y U xx V yx dan U xy V yy
V x U y V xx U yx dan V xy U yy
Turunan parsial tingkat dua di ruas kanan kedua kesamaan di atas terlihat bahwa :
U xx U yy = V yx V xy = 0
V xx V yy = U yx U xy = 0
68
Unsur di ruas kiri pada kedua persamaan terakhir ini disebut persamaan Laplace
yang ditulis secara baku yaitu :
U xx U yy 0
......................................................... (3.11)
V xx V yy 0
Selanjutnya jika suatu fungsi f yang turunan parsial tingkat duanya kontinu pada
fungsi f itu disebut fungsi harmonik di titik z 0 . Secara umum konsep ini telah
menunjukkan bahwa suatu fungsi dari dua variabel real yang mempunyai turunan
parsial tingkat pertama dan kedua kontinu dan memenuhi persamaan (3.11) dalam
suatu domain, dinamakan fungsi harmonik pada domain itu. Jadi U dan V
dimana f ( z ) U ( x, y ) iV ( x, y ) analitik pada suatu domain, maka mereka
harmonik di dalam domain itu. Berdasarkan konsep fungsi harmonik ini, maka
dapat dikatakan bahwa komponen-komponen U dan V dari fungsi analitik
f ( z ) U ( x, y ) iV ( x, y ) merupakan fungsi harmonik.
Contoh 16.
Tunjukkan bahwa f ( z ) 2 x 1 y i x 2 y 2 2 y adalah fungsi harmonik.
Jawab
U y 2 x dan U yy 0
V y 2 y 2 dan V yy 2
U y 3 y 2 3x 2 dan U yy 6 y
V 6 xy dy
V 3 xy 2 C ( x) ................... ()
V x 3 y 2 C ! ( x )
V x U y 3 y 2 C ! ( x) 3 y 2 3 x 2
C ! ( x) 3 x 2
C ( x) 3x
2
dx
C ( x) x 3 C
Ilustrasi dan cara menentukan fungsi harmonik sekawan pada contoh 17 yang
telah disajikan di atas tetap melibatkan kedua persamaan C–R yaitu U x V y
dan U y V x sebagaimana dipersyaratkan pada persamaan (3.8) sebelumnya.
Walaupun komponen-kompnen R ( z ) dan I ( z ) suatu fungsi analitik
selalu merupakan fungsi harmonik, namun konsep ini tidak berlaku sebaliknya.
Jika dua fungsi H ( x, y ) dan K ( x, y ) yang harmonik dalam suatu domain, tidak
menjamin bahwa fungsi kompleks yang dibentuknya yaitu
f ( z ) H ( x, y ) iK ( x, y ) analitik dalam domain itu. Sebagai contoh fungsi
H ( x, y ) x dan K ( x, y ) y keduanya merupakan fungsi harmonik pada C,
z 1 z 2 3 i z 2 2i
1. Hitung nilai limit a. L i m b. L i m
z i z2 1 z 1 i z 1 i
2
2 xy y
2. Diketahui f ( z ) 2 2 i . Carilah Lz i m f ( z ) sepanjang :
x y 2
x 0
3. Buktikan bahwa a. zL i 1m
i
x i (2 x y ) 1 i
z2 1
b. L i m tidak ada
z i x yi
4. Buktikan bahwa f ( z ) ln z i Arg z kontinu sepanjang sunbu real positif
5. Jika f ( z ) z 2 3 z , tentukan f ! ( z ) dengan menggunakan definisi turunan
6. Tentukanlah titik-titk yang membuat fungsi-fungsi berikut mempunyai turunan
dan tentukan f ! ( z ) bila ada.
a. f ( z ) 2 x 2 3 y 3 i b. f ( z ) z 2 x 2 2 y i c. f ( z ) e x cos y i sin y
7. Selidiki apakah fungsi berikut memenuhi persamaan C–R, dan tuliskan f ! ( z )
a. f ( z ) (2 x 2 xy) i ( x 2 y 2 2 y ) b. f ( z ) e y cos x i sin x
y x
c. f ( z ) e y cos x i sin x d. f ( z ) 2 i
x y
2 2
x y2
a. f ( z ) z 2 2 e x cos y i sin y b.
1
f ( z ) r cos 1 n i sin n1
n
10.Tunjukkan bahwa fungsi berikut ini harmonik. Kemudiab carilah harmonik
sekawannya V ( x, y ) untuk membentuk fungsi analitik f (z ) = U iV .
72