Anda di halaman 1dari 26

BAB I

SISTEM BILANGAN KOMPLEKS

Telah diketahui bahwa himpunan bilangan real R membentuk suatu


sistem yang disebut sistem bilangan real. Namun jika kita bekerja dalam sistem
bilangan real saja, maka kita tidak akan dapat menyelesaikan persamaan yang
berbentuk x 2  1  0 . Kondisi ini menunjukkan bahwa masih diperlukan jenis
bilangan yang jangkauannya melebihi bilangan real. Bilangan ini disebut bilangan
kompleks. Himpunan bilangan kompleks dan operasi-operasi tertentu yang sesuai
padanya disebut sistem bilangan kompleks. Sistem bilangan kompleks ini pada
dasarnya merupakan perluasan alami dari sistem bilangan real yang secara rinci
diuraikan pada pembahasan berikut ini.

1.1. Bilangan Kompleks

Himpunan bilangan kompleks didefinisikan sebagai keseluruhan besaran


yang berbentuk z  x  yi ; x, y  R dan i satuan imajiner dengan i 2  1 .
Secara singkat definisi himpunan bilangan kompleks dapat ditulis menjadi :

C =  z / z  x  yi ; x, y  R , i 2  1  ........................... (1.1)

Jika z  x  yi merupakan bilangan kompleks, maka x dinamakan bagian real


dari z , dan y dinamakan bagian imajiner dari z yang masing-masing
disimbol :

R ( z )  x dan I ( z )  y ................................................... (1.2)

Memperhatikan suatu anggota himpunan bilangan kompleks pada (1.1) di atas


yaitu z  x  yi dengan x, y  R , maka R ( z ) dan I ( z ) keduanya merupakan
bilangan real. Khususnya jika R ( z )  0 dan I ( z )  0 , maka bilangan kompleks
di atas menjadi z = yi yang merupakan bilangan imajiner murni, misalnya z=7
i . Sedangkan jika R ( z )  0 dan I ( z )  0 , maka bilangan kompleks di atas
menjadi z=x yang merupakan bilangan real. Kondisi ini menunjukkan bahwa
bilangan real adalah keadaan khusus dari bilangan kompleks. Dan himpunan
2

bilangan real merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan kompleks atau

R  C.
Suatu bilangan kompleks z  x  yi dapat dipandang sebagai pasangan
terurut dari bilangan real ( x, y ) . Dalam hal ini z= ( x, y ) = x  yi . Pendekatan

ini memungkinkan setiap bilangan kompleks dapat disajikan secara geometri pada
sistem koordinat yang disebut bidang kompleks atau bidang Argand (sesuai nama
penemunya Jean Robert Argand tahun 1806). Setiap titik ( x, y ) pada bidang
kompleks selalu berpadanan dengan sebuah bilangan kompleks z  x  yi dan
sebaliknya. Jadi terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan bilangan
kompleks C =  z/ z  x  yi ; x, y  R , i 2  1  dengan himpunan titik-titik
pada bidang kompleks seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Sistem koordinat pada bidang kompleks


Y
. . z = ( x, y ) Sumbu real = sumbu X
Sumbu imajiner = sumbu Y
X Titik (5,–2) mewakili z = 5 – 2i
. z = 5 – 2i

1.2. Operasi Hitung pada Himpunan Bilangan Kompleks

Penyajian berbagai operasi hitung pada sistem bilangan kompleks, kita


boleh mengambil sembarang dua buah bilangan kompleks dari himpunan (1.1).
Katakanlah kedua bilangan kompleks itu adalah :
z1 = x1  y1 i = ( x 2 , y 2 ) dan z 2 = x2  y2i = ( x2 , y 2 ) .

Kesamaan dua bilangan kompleks didefinisikan seperti kesamaan dua pasangan


terurut yaitu z1 = z 2  x1  y1i = x 2  y 2 i . Jika masing-masing bagian real
dan bagian imajiner pada ruas kanan disamakan, maka diperoleh :
x1  y1i = x 2  y 2 i  x1  x 2 dan y1  y 2 .................. (1.3)
3

Selanjutnya jika diketahui dua bilangan kompleks baku z1 dan z 2 seperti


dinyatakan di atas, maka berlaku beberapa operasi hitung pada himpunan bilangan
kompleks yang selengkapnya diuraikan sebagai berikut :
1. Operasi jumlah/selisih
z1 + z 2 = ( x1  y1i ) + ( x 2  y 2 i ) = ( x1  x 2 ) + ( y1  y 2 ) i .

z1 – z 2 = ( x1  y1i ) – ( x 2  y 2 i ) = ( x1  x 2 ) + ( y1  y 2 ) i .

2. Operasi perkalian
z1 . z 2 = ( x1  y1i ) ( x 2  y 2 i ) = ( x1 x 2  y1 y 2 ) + ( x1 y 2  x 2 y1 ) i .

3. Operasi pembagian dengan z 2 0


z1 x  y1 i x 2  y 2 i x1 x 2  y1 y 2 x 2 y1  x1 y 2
 1  = + i.
z2 x2  y 2 i x2  y 2 i x 22  y 22 x 22  y 22
4. Kebalikan sembarang bilangan kompleks z 0
1 1 1 x  yi x  yi
    2 .
z x  yi x  yi x  yi x 2  y 22

5. Kesekawanan (conjugation)
Jika z  x  yi , maka sekawan z yang ditulis z didefinisikan z  x  yi .
6. Penarikan Akar
Suatu bilangan kompleks z  a  bi . Proses perhitungan z adalah mencari
nilai-nilai x dan y dari kesamaan a  bi  x  y i sebagai berikut :
a  bi = x 2 – y 2 + 2 xy i
Dengan menggunakan kesamaan bilangan kompleks (1.3) di atas dan masing-
masing ruas dikuadratkan, maka diperoleh :
a  x2  y2  a2  x4  2 x2 y2  y4

b  2 xy  b 2  4x 2 y 2 

a2  b2  x4  2 x2 y 2  y 4

a 2  b2  (x 2  y 2 )2

x2  y2  a2  b2

Substitusi atau eliminasi salah satu unsur x 2 atau y 2 dari kesamaan a  x 2  y 2


dan x2  y2  a2  b2 , sehingga unsur-unsur x dan y dapat dicari.
4

Uraian contoh-contoh berikut ini dapat memperjelas proses perhitungan semua


operasi pada himpunan bilangan kompleks di atas.
Contoh 1.
Hitung dan tulislah dalam bentuk x  yi dari :
3  2i
a. z =
1 i
5  5i 20
b. z = 
3  4i 4  3i
Jawab.
3  2i 3  2i  1  i  3  3i  2i  2i 2
a. =  =
1 i 1 i 1 i 1 i2
5 1
=   i
2 2

5  5i 20 5  5i 3  4i 20 3  4i
b.  =  + 
3  4i 4  3i 3  4i 4  3i 4  3i 3  4i

15  20i  15i  20i 2 80  60i


 
9  16i 2 9  16i 2
 5  35i 80  60i
=   3i
25 25
Contoh 2.
Diketahui z1 = 2 + 3i dan z2 = 3 – i . Hitung dan tulis dalam bentuk a + bi:
a. z1 – z2 b. z1  z 2
z1 4
c. c. z 1 
z2 z2

Jawab.
a. z1 – z2 = (2 + 3i ) – (3 – i ) = (2 – 3) + (3 + 1) i = – 1 + 4 i
b z1  z 2 = (2 – 3 i ) (3 + i ) = 6 + 2 i – 9 i – 3 i 2 = 9 – 7 i
z1 2  3i 2  3i 3  i 6  2i  9i  3i 2 3  11i 3 3
c. =    =  2 i
z2 3i 3i 3i 3i 2
3 1 4 4

4  4   4 3i
d. z 1  = (2 – 3 i ) +   = (2 – 3 i ) +   
z2 3i 3i 3i
5

 12  4i  8  12 i  12  4 i
= (2 – 3 i ) +  =  5  2i
 4  4

Contoh 3.
Hitung dan tulis dalam bentuk x  yi dari 16  30 i

Jawab.
Misal 16  30 i = x  yi
16 + 30 i = x 2 – y 2 + 2 xy i
Menerapkan (1.3) yakni menyatakan bagian real dan bagian imajiner sehingga :
16 = x 2  y 2  x 4  2 x 2 y 2  y 4  256

30  2 xy  4x 2 y 2  900 

x 4  2 x 2 y 2  y 4  1156

( x 2  y 2 ) 2  1156

(x 2  y 2 )  1156

x 2  y 2  34

x 2  y 2  16 

2 x 2  50

x   5 dan y   3

Jadi 16  30 i =  (5  3 i )

1.3. Sifat-sifat Aljabar Bilangan Kompleks

Kebanyakan sifat aljabar yang telah kita kenal untuk bilangan real berlaku
juga untuk bilangan kompleks. Sifat-sifat aljabar ini menyatakan bahwa untuk
setiap bilangan kompleks z sebagai anggota dari himpunan (1.1) berlaku sifat-
sifat berikut :

1. Sifat komutatif : z1 + z 2 = z 2 + z1 dan z1 . z 2 = z 2 . z1

2. Sifat assosiatif z1 + ( z 2 + z 3 ) = ( z1 + z 2 ) + z 3

3. Sifat distributif z1 ( z 2 + z 3 ) = z1 . z 2 + z1 . z 3

4. Pada operasi kesekawanan juga berlaku sifat : z1  z 2  z1  z 2 ,


z1  z 2  z1  z 2 , z1 / z 2  z1 / z 2 , z  z dan z  z =  R ( z ) 2   I ( z ) 2
6

Sifat-sifat di atas dapat dibuktikan melalui definisi penjumlahan dan


perkalian serta definisi kesekawanan dalam sistem bilangan kompleks. Contoh
berikut ini merupakan bagian dari bukti sifat aljabar di atas.
Contoh 4.
Diketahui z1 = –1 +2i , z 2 = 7 – 5i dan z 3 = –3 + 4i . Tentukan setiap

operasi :
a. z1 ( z 2 + z 3 ) dan z1 . z 2 + z1 . z 3

b. z1  z 2 dan z1  z 2
c. Buktikan bahwa z 3  z3 .

Jawab.
a. z1 ( z 2 + z 3 ) = (–1 +2i )  (7 – 5i ) + ( –3 + 4i ) 
= (–1 +2i ) ( 4 – i ) = – 4 + i + 8i - 2 i 2
= – 2 + 9i
z1 . z 2 + z1 . z 3 = (–1 +2i )( 7 – 5i ) + (–1 +2i )( –3 + 4i )

= (–7 + 5i + 14i – 10 i 2 ) + ( 3 – 4i – 6i + 8 i 2 )
= ( 3 + 19i ) + (–5 – 10i )
= – 2 + 9i .
Hasil yang ditunjukkan di atas memperjelas berlakunya sifat distributif pada
sistem bilangan kompleks yaitu z1 ( z 2 + z 3 ) = z1 . z 2 + z1 . z 3

   
b. z1  z 2  (1  2 i ) (7  5 i ) = (7  5 i  14 i  10 i 2 = 3 – 19i
z1  z 2 = ( 1  2 i ) (7 + 5i ) = –7 – 5i – 14i – 10 i 2 = 3 – 19i.

Hasil yang ditunjukkan ini menunjukkan berlakunya sifat z1  z 2  z1  z 2 .


c. Karena z 3 = –3 + 4i , maka z3 = –3 – 4i dan z3 =  3  4i = –3 + 4i =
z3

Hasil yang diperoleh ini secara umum menunjukkan berlakunya sifat z  z .


Perlu diperhatikan bahwa ada suatu sifat pada bilangan real yaitu sifat urutan yang
tidak berlaku pada bilangan kompleks. Maksudnya bahwa jika diketahui dua
bilangan kompleks z1 dan z 2 , maka tidak ada arti yang dapat diberikan pada
pernyataan z1 > z 2 , kecuali jika z1 dan z 2 keduanya bilangan real.
7

1.4. Geometri Bilangan Kompleks

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa suatu bilangan kompleks


z  x  yi dapat dipandang sebagai pasangan terurut bilangan real ( x, y ) . Dalam

hal ini setiap bilangan kompleks dapat disajikan secara geometri pada sistem
koordinat bidang kompleks. Atas dasar ini, maka dapat dipikirkan setiap bilangan
kompleks z  x  yi sebagai vektor pada bidang datar yang berpangkal pada titik
pusat dan berujung pada titik ( x, y ) .
Dengan cara memandang bilangan kompleks sebagai vektor, kita dapat
memberi arti geometri operasi penjumlahan dan pengurangan dua bilangan
kompleks z1 = x1  y1i dan z 2 = x 2  y 2 i sebagai operasi penjumlahan dan
pengurangan dua vektor di bidang datar seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. Geometri operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks.

Y z3 = z 2 + z2 Y
z1  z 2

z1 z1 + z 2 z1
z2

z2 X X
z 2  z1

Penjumlahan dua bilangan kompleks pada gambar 2 di atas, berpadanan


dengan penjumlahan dua vektor berdimensi dua yang didapat dari penjumlahan
komponen-komponennya. Sebagai akibatnya, maka geometri operasi penjumlahan
adalah sama dengan aturan jajaran genjang yang dipakai pada penjumlahan
vektor-vektor pada bidang datar. Dalam hai ini, z1 + z 2 = ( x1  x 2 ) + ( y1  y 2 ) i

dapat dipikirkan sebagai jumlah dua vektor dimana z1 + z 2 diwakili oleh titik
( x1  y1 , x 2  y 2 ) . Begitu juga z1  z 2 = ( x1  x 2 ) + ( y1  y 2 ) i dapat dipikirkan

sebagai selisih dua vektor dimana z1  z 2 diwakili oleh titik ( x1  x 2 , y1  y 2 ) .


Adanya penyajian secara geometri suatu bilangan kompleks sebagai suatu
vektor, maka dapat dikaikan dengan panjang vektor dan sudut yang dibentuk oleh
vektor tersebut dengan sumbu real positif. Secara geometri, panjang vektor OP =
8

z dan besar sudut  yang dibentuk oleh bilangan kompleks z  x  yi dapat


dijelaskan melalui gambar berikut.
Gambar 3. Panjang vektor dan besar sudut yang dibentuk oleh z  x  yi .
Y
y P = ( x, y )


O x X

Pada gambar 3 di atas, panjang vektor OP disebut modulus atau nilai mutlak
bilangan kompleks z  x  yi ditulis z yang didefinisikan :
z = x  yi = x2  y2 ............................................
(1.4)
Secara geometri, panjang vektor OP di atas merupakan jari-jari lingkaran yang
berpusat di titik pangkal, sehingga dapat dinyatakan bahwa r= z . Sebagai
ilustrasi, jika diketahi z  12  5 i , maka r= z = 12 2  5 2  169  13 .

Khususnya jika y = 0, maka pada rumus (1.4) diperoleh z = x2  x yang


merupakan nilai mutlak bilangan real x. Dengan demikian nilai mutlak suatu
bilangan real merupakan kejadian khusus nilai mutlak bilangan kompleks. Konsep
ini berakibat bahwa sifat-sifat yang berlaku pada nilai mutlak bilangan kompleks
berlaku juga untuk nilai mutlak bilangan real.
Adapun sifat-sifat nilai mutlak bilangan kompleks yang dimaksudkan di
atas adalah sebagai berikut :
1. Jika z  C, maka berlaku :
1). z = z
2
2). z  zz
3). z  R( z )  R( z)
4). z  I ( z)  I ( z)
Bukti.
Semua rumus atau sifat di atas dapat dibuktikan melalui definisi nilai mutlak
bilangan kompleks. Untuk rumus 1) dengan mudah dibuktikan seperti berikut :
9

z = x 2  ( y ) 2 = x2  y2 = z . Proses sama untuk bukti rumus 2).


Sedangkan untuk rumus 3) dapat dibuktikan sebagai berikut :
z = x2  y2  x2  x  R( z )  R( z ) . Proses sama untuk rumus 4).
2. Jika z1 , z 2  C, maka berlaku :
5). z1  z 2  z1  z 2

z1 z1
6).  ; z2  0
z2 z2
7). z1  z 2  z1  z2

8). z1  z 2  z1  z2

Bukti.
Rumus-rumus ini dapat dibuktikan dengan menerapkan definisi nilai mutlak
bilangan kompleks dan rumus-rumus pada bagian 1 sebelumnya. Pembuktian
rumus 5) dengan mudah dibuktikan seperti pada rumus 2) sebagai berikut :
2
z1  z 2  ( z 1  z 2 ) ( z1  z 2 )
2
z1  z 2  z 1 z 2 z1 z 2
2
z1  z 2  ( z1 z1 ) ( z 2 z 2 )
2 2 2
z1  z 2  z1 z2

z1  z 2  z1  z 2 .
Proses sama untuk pembuktian rumus 6).
Rumus 7) disebut ketidaksamaan segitiga yang dapat dibuktikan sebagai berikut :
2
z1  z 2  ( z 1  z 2 ) ( z1  z 2 )  ( z1  z 2 ) ( z1  z 2 )

= z 1 z1  z 2 z 2  z 1 z 2  z 2 z 1
2 2
= z1  z2 + ( z1 z 2  z 2 z1 )

Karena z1 z 2  z1 z 2  z1 z 2 , sehingga
( z1 z 2  z 2 z1 ) = z1 z 2 + z1 z 2  2 R ( z1 z 2 )

 2 z1 z 2  2 z1 z 2  2 z1 z2

Akibatnya :
 = ( z1 
2 2 2
z1  z 2 z1  z2 + 2 z1 z2 z2 )2

Dari pertidaksamaan terakhir ini diperoleh :


10

z1  z 2  z1  z2 . Terbuktilah rumus 7) di atas.


Sedangkan pembuktian rumus 8) dengan mudah dibuktikan sebagai berikut :
Tulis z1  ( z1  z 2 )  z 2 , sehingga :
z1  ( z1  z 2 )  z 2  z1  z 2  z 2

z 1  z1  z 2  z 2 atau dapat ditulis menjadi :


z1  z 2  z1  z2

Penggunaan rumus-rumus di atas dapat dilihat pada uraian contoh berikut ini.
Contoh 5.
Diketahui z1  3  4 i dan z 2  2  2 i . Hitung dan tunjukkan bahwa :
a. z1  z 2  z1  z 2

b. z1  z 2  z1  z2

c. z1  I ( z1 )  I ( z1 )

Jawab
a. z1  3  4 i  z1  9  16  5 dan z 2  2  2 i  z 2  44 2 2

z1  z 2 = ( 3  4 i ) ( 2  2 i ) = 6 – 6 i + 8 i + 8 = 14 + 2 i

z1  z 2  196  4  200  10 2 . Jadi terbukti z1  z 2  z1  z 2

b. z1  3  4 i dan z 2  2  2 i
Dari jawaban bagian a telah diperoleh bahwa z1  5 dan z 2  2 2
z1  z 2 = ( 3  4 i )  ( 2  2 i ) ) = 1 + 6 i sehingga z1  z 2  37

Hasil ini memberikan 37  5  2 2 yang menunjukkan berlakunya rumus


z1  z 2  z1  z2

c. Proses seperti jawaban pada bagian a dan b di atas dengan menentukan hasil
masing-masing unsurnya yaitu :
z1  5 , I ( z1 )  4  4 dan I ( z1 )  4

Hasil ini memberikan 5  4  4 yang menunjukkan berlakunya rumus


z1  I ( z1 )  I ( z1 ) .

1.5. Daerah dan Tempat Kedudukan pada Bidang Kompleks


11

Nilai mutlak bilangan kompleks yang ditentukan oleh rumus (1.4) di atas
dapat dikembangkan pada sembarang dua bilangan kompleks. Jika sembarang
bilangan kompleks z  x  yi dan z1  x1  y1i , selisih keduanya adalah :
z– z1 = ( x  x1 ) + ( y  y1 ) i

Dengan berpedoman pada rumus (1.3), maka diperoleh moduluis z– z1 yaitu :

z  z1 = ( x  x1 ) 2  ( y  y1 ) 2 ............................... (1.5)

Bentuk z  z1 di ruas kiri pada (1.5) di atas adalah suatu bilangan real tak
negatif. Misalnya suatu bilangan real r  0 dengan z  z1 = r, maka
persamaan (1.5) di atas dapat ditulis menjadi :

( x  x1 ) 2  ( y  y1 ) 2 = r atau

( x  x1 ) 2  ( y  y1 ) 2  r 2

Persamaan terakhir ini merupakan persamaan tempat kedudukan titik-titik z atau


persamaan lingkaran yang berpusat di titik ( x1 , y1 ) dengan jari-jari r.
Secara geometri, tempat kedudukan titik-titik z yang dibentuk oleh
modulus z  z1 ini dapat diselidiki dengan menerapkan definisi modulus
bilangan kompleks seperti pada contoh-contoh yang diuraikan berikut ini.
Contoh 6.
Tentukanlah tempat kedudukan titik-titik z yang memenuhi z  (5  2i )  3 .

Jawab.
z  (5  2i )  3

x  yi  (5  2i )  3

( x  5)  ( y  2) i  3

( x  5) 2  ( y  2) 2  3

( x  5) 2  ( y  2) 2  9

Persamaan terakhir ini merupakan persamaan lingkaran berpusat di titik (5,2)


yang berjar-jari 3. Secara umum, tempat keduduian titik-titik z yang memenuhi
persamaan z  z1 = k adalah suatu lingkaran berpusat di z 1 dengan jari-jari k.
Fakta ini dapat diperhatikan pada contoh yang disajikan berikut ini.
12

Contoh 7.
Tentukan tempat kedudukan titik-titik z yang memenuhi z3  z 1  4

Jawab.
z3  z 1  4

x  yi  3  x  yi  1  4

( x  3)  yi  ( x  1)  yi  4

( x  3) 2  y 2  ( x  1) 2  y 2  4

( x  3) 2  y 2  4  ( x  1) 2  y 2

x2  2 x 2  y 2  2x  1

x 2  4x  4  4x 2  4 y 2  8x  4

3 x 2  4 y 2  12 x  0

3( x  2) 2  4 y 2  12

( x  2) 2 y2
  1
4 3
Persamaan terakhir ini merupakan persamaan ellips yang berpusat di titik
(2 , 0 ) dengan kedua fokusnya masing-masing pada titik (3 , 0 ) dan

(1 , 0 ) .

Tempat kedudukan titik-titik z sebagaimana telah diuraikan pada contoh


6 dan contoh 7 di atas, tidak hanya dijumpai pada persamaan yang mengandung
modulus bilangan kompleks. Namun dapat juga dijumpai pada penjabaran
komponen-komponen bilangan kompleks yang dinyatakan pada (1.2). Penjabaran
yang dimaksudkan disini adalah penguraian bagian real atau bagian imajiner dari
suatu persamaan rasional seperti contoh berikut ini.
Contoh 8.
 z 3 
Tentukan tempat kedudukan titik-titik z yang memenuhi R 0.
 z  2i 
Jawab.
z 3 x  yi  3 ( x  3)  yi
 
z  2i x  yi  2i x  ( y  2)i

( x  3)  yi x  ( y  2)i
= x  ( y  2)i  x  ( y  2)i
13

x( x  3)  y ( y  2)  ( x  3) ( y  2) i  xy i
=
x 2  ( y  2) 2

x 2  y 2  3x  2 y  2x  3 y  6
=  2 i
x  ( y  2)
2 2
x  ( y  2) 2

 z 3  x 2  y 2  3x  2 y
R  
 z  2i  x 2  ( y  2) 2

 z 3  x 2  y 2  3x  2 y
R   0 , maka = 0.
 z  2i  x 2  ( y  2) 2

Atau x 2  y 2  3x  2 y  0
 z 3 
Jadi tempat kedudukan R    0 adalah sebuah lingkaran berpusat
 z  2i 

di titik ( 3 2 ,1) dan melalui titik asal (0 , 0) .

1.6. Bentuk Kutub Bilangan Kompleks

Sudut  yang dibentuk oleh vektor OP dengan sumbu real positif pada
gambar 3 di atas disebut argumen z ditulis arg z yang bernilai banyak yaitu :
arg z =   2k ; k  0 ,  1 ,  2 ,  3 , . . .
Nilai utama argumen bilangan kompleks ditulis “Arg( z)” yang bernilai tumggal :
   Arg (z )  

Dari definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa , argumen bilangan kompleks
adalah suatu sudut  sedemikian sehingga :
y x
sin   dan cos   z .
z
Karena r= z , maka masing-masing kesamaan ini dapat dinyatakan menjadi.
x  r cos  dan y  r sin  .
Dari kedua kesamaan ini kita dapat memperoleh rumus besar sudut  yaitu :
y
  arc tan ;     
x
Jika masing-masing bentuk kesamaan x  r cos  dan y  r sin  disubstitusikan
pada bilangan kompleks z  x  yi , maka diperoleh bentuk kutub (polar) atau
bentuk modulus-argumen bilangan kompleks z yaitu :
z  r (cos   i sin  ) .................................................
(1.6)
14

Bentuk kutub bilangan kompleks pada (1.6) di atas biasanya ditulis secara singkat
menjadi z  r cis  . Istilah “cis” adalah singkatan dari cosinus i sinus. Dalam
hal ini jika bilangan kompleks z  r cis  disamakan lagi dengan bilangan
kompleks (1.6) di atas, maka diperoleh kesamaan :
Cis  = (cos   i sin  ) ............................................
(1.7)
Bentuk kutub yang melibatkan mosulus dan argumen suatu bilangan kompleks
dapat diilustrasikan seperti pada contoh berikut ini.
Contoh 9
Tentukan modulus dan argumen dari setiap bilangan kompleks berikut :
a. z   4 4 3i

b. z   27  3 i

Jawab.
a. z   4 4 3i

Modulusnya adalah r = ( 4) 2  ( 4 3 ) 2  64  8 .

Sedangkan argumennya dapat diperoleh dengan proses sebagai berikut :


1 1  
z   4 4 3i atau z  8  
 3 i  ditulis menjadi :
2 2  
 1 1 
r (cos   i sin  ) = 8    3 i
 2 2 
Dengan menerapkan rumus (1.3) atau/dan (1.6) yang dipadukan dengan konsep
nilai sudut istimewa dalam trigonometri, maka nilai  dapat diperoleh melalui
kesaamaan di atas yaitu :

1
cos    
2    2400 atau   4
1  3
sin    3
2
Karena     , maka  yang memenuhi adalah

4 2
  2   .
3 3
15

b. z   27  3 i

Modulusnya adalah r = (  27 ) 2  (3 ) 2  36  6 .

Sedangkan argumennya dapat diperoleh dengan proses sebagai berikut :


 1 1 
z   27  3 i atau z  6   3  i .
 2 2 

 1 1 
r (cos   i sin  ) = 6   3  i
 2 2 
Dari kesamaan bilangan kompleks ini, maka diperoleh :

1
cos    3 
2   1500 atau   5
1  6
sin  
2
5
Jadi argumen z   27  3 i adalah   .
6
Uraian jawaban pada contoh 9 di atas mengisyaratkan perlunya dihitung nilai
modulus dan argumen suatu bilangan kompleks z  x  yi .
Berdasarkan konsep modulus dan argumen bilangan kompleks yang telah
diuraikan di atas, maka setiap bilangan kompleks z  x  yi dapat dinyatakan
dalam bentuk kutub atau bentuk modulus-argumen seperti pada contoh berikut ini.
Contoh 10
Tulislah dalam bentuk modulus-argumen dari bilangan kompleks berikut :
a. z  2  2 3i
b. z  1 ( 1
2
3  1
2
i)
Jawab.
a. z  2  2 3i, maka r = 2 2  (2 3 ) 2  16  4 .
Bilangan z  2  2 3i diformulasikan kembali sehingga diperoleh :
z  4( 12  1
2
3i)

Berdasarkan pola poda rumus (1.6), maka dapat diperoleh nilai argumen 
yang memenuhi yaitu sebagai nerikut :
16

cos   12  
   (diambil irisan  dengan       ).

sin   12 3  3
 
Jadi bentuk kutub dari z 2  2 3i adalah z  4 (cos  i sin ) atau
3 3
  
2  2 3i  4 (cos  i sin ) = 4 cis
3 3 3

b. z  1 ( 1
2
3  1
2
i ) , maka r = ( 12 3 ) 2  ( 12 ) 2  1 .

Karena z  1 ( 1
2
3  1
2
i ) , maka nilai argumen  yaitu :

cos   12 3  11

sin    2  6
1

Karena , maka nilai  yang memenuhi adalah


11 
  2  
6 6
Jadi bentuk kutub dari z  1( 1
2
3  1
2
i) adalah z
 
 (cos  i sin ( ))
6 6
  
atau z  1 ( 1
2
3  1
2
i )  (cos  i sin ) = 4 cis (  ) .
6 6 6
Sebagaimana penjelasan pada bagian A sebelumnya, penyajian operasi
hitung khususnya operasi kali dan operasi bagi bilangan kompleks dalam bentuk
kutub, kita boleh mengambil sembarang dua buah bilangan kompleks atau lebih.
Katakanlah kedua bilangan kompleks itu adalah :
z1 = r1 (cos   i sin  ) dan z 2 = r2 (cos   i sin  )

Hasil kali kedua bilangan kompleks di atas adalah :


z1  z 2 = r1 r2 (cos   i sin  ) (cos   i sin  )

z1  z 2 = r1 r2 (cos  cos   i sin  sin   i sin  cos   sin  sin  )

z1  z 2 = r1 r2  (cos  cos   sin  sin )  i (cos  sin   sin  cos )


17

z1  z 2 = r1 r2  cos (  )  i sin (  )  ...............................


(1.8)
Rumus perkalian bilangan kompleks ini biasa ditulis secara singkat menjadi :
z1  z 2 = r1 r2 cis (    )

Dari bentuk kutub perkalian bilangan kompleks di atas, terlihat bahwa sifat
perkalian argumen dua bilangan kompleks adalah :
arg ( z1  z 2 ) = arg ( z1 ) + arg ( z 2 ) ...........................................
(1.9)
Selanjutnya untuk z 2  0 hasil bagi dua bilangan kompleks adalah :
z1 r1 (cos   i sin  )
=
z2 r2 (cos   i sin  )

z1 r1 (cos   i sin ) cos   i sin 


= 
z2 r2 (cos   i sin  ) cos   i sin 

z1 r1  (cos  cos   sin  sin )  i (sin  cos   sin  cos )


=
z2 r2 (cos 2   sin 2  )
z1 r1
=  cos (  )  i sin (  )  ...................................
z2 r2
(1.10)
Rumus pembagian bilangan kompleks ini biasa ditulis secara singkat menjadi :
z1 r1
= cis (    )
z2 r2

Dari bentuk kutub pembagian bilangan kompleks di atas, terlihat bahwa sifat
pembagian argumen dua bilangan kompleks adalah :
z1
arg ( ) = arg ( z1 ) – arg ( z 2 ) ...............................................
z2

(1.11)
Sifat-sifat hasil kali dan hasil bagi argumen dua bilangan kompleks di atas
digunakan dalam menyajikan gambar hasil kali dan hasil bagi bilangan kompleks.
Katakanlah hasil kalinya adalah z 3  z1  z 2 . Proses menggambar, diawali dengan
menetapkan bilangan z = 1 pada sumbu real. Kemudian dibuat dua segitiga yang

sebangun yaitu  O, 1, z1  dan  O, z 2 , z 3  seperti pada gambar berikut ini.


18

Gambar 4. Geometri operasi perkalian dua bilangan kompleks.

Y z 3 = z1 . z 2

z2

1
z1 2

1
O 1 X

Pada gambar 4 di atas kedua segitiga  O, 1, z1  dan  O, z 2 , z 3  sebangun,


sehingga berlaku sifat perbandingan yaitu :
1 z1
 dan akibatnya z 3  z1  z 2
z2 z3

Karena diketahui arg ( z 3 ) = 1 +  2 , maka dipenuhi z 3 = z1 . z 2 . Melalui


proses yang sama dapat dikonstruksi geometri hasil bagi dua bilangan kompleks.
Adapun penggunaan rumus (1.8) dan rumus (1.10) di atas dapat dilihat
pada uraian contoh-contoh berikut ini.
Contoh 11.

5 5 1  
Diketahui z1 = 4 (cos  i sin ) dan z 2 = (cos  i sin )
12 12 6 4 4
z1
Tulislah dalam bentuk x  yi dari z1  z 2 dan .
z2
Jawab.
1  5    5  
z1  z 2 = 4 
 cos     i sin   
6  12 4   12 4 
2  2   2  
= cos    i sin  
3  3   3 
2 1 1  1 1
=   3 i    3i
3 2 2  3 3

z1   5    5  
= 24 cos     i sin   
z2   12 4   12 4 
     
= 24 cos    i sin  
 6  6 
19

1 1 
= 24  3  i   8 3  12 i
3 2 
Contoh 12.
2
Carilah bilangan kompleks z sedemikiam sehingga z = 2 dan arg z  .
3
Jawab.
2 1
Misalkan z  x  yi . Karena argumennya   , maka sin   3.
3 2
Terapkan rumus (1.5) untuk mendapatkan komponen x dan y sebagai berikut :
y y 1
sin   sehingga = 3
z z 2
y 1
Karena z = 2, maka diperoleh = 3 atau y = 3 .
2 2
Proses yang sama seperti di atas, maka diperoleh :
x 1
cos   sehingga cos   
z 2
1 x 1
cos    , mengakibatkan z   2
2
x 1
Karena z = 2, maka diperoleh =  atau x = – 1
2 2
Jadi bilangan kompleks yang diminta adalah z  1  3i

1.6. Akar-akar Bilangan Kompleks

Akar pangkat n dari suatu bilangan kompleks w didefinisikan sebagai


bilangan kompleks z sedemikian sehingga memenuhi z n  w . Kita dapat
mencari bilangan kompleks z yang memenuhi persamaan z n  w dengan cara
menyatakan kedua bilangan kompleks z dan w dalam bentuk kutub.
Pada uraian rumus (1.8) sebelumnya telah jelaskan bahwa jika dua buah
bilangan kompleks z1 = r1 (cos   i sin  ) dan z 2 = r2 (cos   i sin  ) ,

maka hasil kali kedua bilangan itu adalah z1  z 2 =

r1 r2  cos (  )  i sin (  )  . Jika z1  z 2 = r (cos   i sin  ) , maka


rumus (1.8) dapat ditulus menjadi :
z 2  r 2 (cos   i sin  ) 2 = r 2 (cos 2   i sin 2  )
20

Rumus perkalian bilangan kompleks ini juga berlaku untuk z1  z 2  z 3  ,    ,  z n


dimana n bilangan asli, dengan z1  z 2  z 3  ,     ,  z n yaitu :
z n  r n (cos   i sin  ) n = r n (cos n   i sin n  )

Kesamaan terakhir ini dapat dikonstruksi kembali sehingga menjadi :


(cos   i sin  ) n = cos n   i sin n  ...............................
(1.12)

Rumus (1.12) di atas lebih dikenal dengan nama Rumus De Moivre sesuai nama
penemunya matematikawan Prancis yaitu Abraham De Moivre (1667 – 1754).

Kita perhatikan kembali persamaan z n  w dengan menggunakan simbol


argumen yang berbeda pada bilangan kompleks z dan w yaitu :

w = r (cos   i sin  ) dan z = r1 (cos   i sin  )


Kedua unsur ini digunakan pada persamaan z n  w sehingga persamaan
menjadi :
n
r1 (cos n   i sin n  ) = r (cos   i sin  )
Atas dasar kesamaan dua bilangan kompleks, maka modulus dan argumen pada
kesamaan terakhir ini diperoleh :
n
r1  r dan n    2k ; k bilangan bulat, atau ditulis menjadi :

1   2k
r1  r n  n r dan  ; k bilangan bulat
n

Kedua unsur ini disubstitusikan pada bilangan kompleks z = r1 (cos   i sin  )


, sehingga diperoleh rumus berikut :

   2k   2k 
z n r  cos  i sin  ; k  0 , 1 , 2 , . . . . , ( n  1) ..........
 n n 
(1.13)

Rumus (1.13) ini digunakan untuk menentukan n akar yang berbeda bagi z n  w
. Rumus ini dapat disingkat menjadi :
21

   2k 
z  n r cis   ; k  0 , 1 , 2 , . . . . , ( n  1)
 n 
Secara geometri ke n akar dari z n  w di atas mempunyai modulus yang


sama dengan salah satu argumennya . Argumen yang lain diperoleh dengan
n

2 
menambahkan kelipatan kepada . Sehingga ke n akar dari z n  w ini
n n
dapat digambarkan pada bidang kompleks sebagai titik-titik sudut suatu segi n
beraturan, yang lingkaran luarnya berpusat di titik asal dengan jari-jarinya n r

seperti gambar berikut ini.

Gambar 5. Akar-akar persamaan z n  w pada bidang kompleks

z3 z2

z4 z1

z5

zn

Untuk memahami lebih jauh tentang akar-akar persamaan dengan variabel pada
himpunan bilangan kompleks dan gambar petanya pada bidang kompleks, dapat
diperhatikan uraian beberapa contoh berikut ini.
Contoh 12.
Tentulan akar-akar dari z 6  1 dan gambarlah petanya di bidang kompleks.
Jawab.
z 6  1  z 6  1 (1  0 i )

r 6 (cos 6  i sin 6 ) = 1 ( 1  0 i )

cos 6  1  k
 6     2k atau    ; k = 0, 1, 2, 3, 4, 5.
sin 6  0 6 3

Jadi bilangan kompleks z 6  1 dapat ditulis dalam bentuk kutub yaitu :


   k    k  
z  1  cos     i sin     ; k = 0, 1, 2, 3, 4, 5.
 6 3   6 3 
22

   1 1
k = 0  z1 = 1  cos  i sin   3  i
 6 6 2 2
  
k =1  z 2 = 1  cos  i sin   i
 2 2
 5 5  1 1
k =2  z 3 = 1  cos  i sin    3  i
 6 6  2 2
 7 7  1 1
k =3  z 4 = 1  cos  i sin    3  i
 6 6  2 2
 3 3 
k =4  z 5 = 1  cos  i sin    i
 2 2 
 11 11  1 1
k =5  z 6 = 1  cos  i sin   3  i
 6 6  2 2

Jadi akar-akar atau himpunan penyelesaian dari persamaan z 6  1 adalah :


1 1 1 1 1 1 1 1 
 3 i , i ,  3 i ,  3  , i , 3  i
2 2 2 2 2 2 2 2 
Akar-akar tersebut di atas dapat digambarkan pada bidang kompleks seperti pada
gambar berikut ini.
z2
z3 z1

z4 z6

z5

Contoh 13.
Tentulan akar-akar z 5  16 3  16 i dan gambar petanya pada bidang
kompleks.
Jawab.
z 5  16 3  16 i  z5  ( 16 3 ) 2  16 2  32

 z 5  2 5  
1 1
z 5  16 3  16 i 3 
 2 2
1 
cos 5   3
2  5   5  2k atau     2k ; k = 0, 1, 2, 3, 4.
1 6 6 5
sin 5  
2 
Jadi bilangan kompleks z 5  16 3  16 i dapat ditulis dalam bentuk kutub yaitu
23

   2k    2k     2k 


z  2  cos     i sin     = 2 cis    ; k = 0, 1, 2, 3, 4, 5.
 6 5  6 5  6 5 


k = 0  z1 = 2 cis  
6
 17  
k = 1  z 2 = 2 cis  
 30 
 29  
k = 2  z 3 = 2 cis  
 30 
 41  
k = 3  z 4 = 2 cis  
 30 
 53 
k = 4  z 5 = 2 cis  
 30 
Jadi akar-akar atau himpunan penyelesaian persamaan z 5  16 3  16 i adalah :

  17 29 41 53 
2 cis , 2 cis ,  2 cis , 2 cis , 2 cis 
 6 30 30 30 30 

Akar-akar tersebut di atas dapat digambarkan pada bidang kompleks seperti pada
gambar berikut ini.

z2 Y

z1
z3 X

z4 z5

Contoh 14.
Tentulanlah akar-akar dari persamaan z 4  z 2  1  0 dan gambar petanya pada
bidang kompleks.
Jawab.
Misal z 2 = w sehingga persamaan z 4  z 2  1  0 ditulis menjadi :
w2  w  1  0
Dari persamaan kuadrat ini diperoleh nilai masing-masing :
1 1 1 1
w1    3 i dan w2    3i
2 2 2 2
24

Kedua nilai w ini dikerjakan seperti pada contoh 13 sebagai berikut :


1 1 1 3
Untuk w1    3 i , maka w1   1
2 2 4 4

1 1  1 1 
z2    3 i  z 2  12    3 i
2 2  2 2 

1
cos 2  
2  2   2  2k atau     k ; k = 0, 1.
1 3 3
sin 2  3
2 
1 1
Bilangan kompleks z 2    3 i dapat ditulis dalam bentuk kutub yaitu :
2 2
    
z  1  cos   k   i sin   k   ; k = 0, 1.
 3  3 

   1 1
k = 0  z1 = 1  cos  i sin    3i
 3 3 2 2

 4 4  1 1
k = 1  z 2 = 1  cos  i sin    3i
 3 3  2 2

1 1 1 3
Untuk w2    3 i , maka w2   1
2 2 4 4

1 1  1 1 
z2    3 i  z 2  12    3 i
2 2  2 2 

Karena z 2 = r 2 (cos 2  i sin 2 ) , maka dapat diperoleh besar sudut 


yaitu :
1 
cos 2  
2  2 
4
 2k atau  
2
 k ; k = 0, 1.
1 3 3
sin 2   3 
2 
1 1
Bilangan kompleks z   
2
3 i dapat ditulis dalam bentuk kutub yaitu :
2 2
  2   2 
z  1  cos   k   i sin   k   ; k = 0, 1.
  3   3 

 2 2  1 1
k = 0  z 3 = 1  cos  i sin    3i
 3 3  2 2
25

 5 5  1 1
k = 1  z 4 = 1  cos  i sin    3i
 3 3  2 2
Jadi akar atau himpunan penyelesaian persamaan z 4  z 2  1  0 adalah :
1 1 1 1 1 1 1 1 
  3i ,   3i ,   3i ,  3 i
2 2 2 2 2 2 2 2 

Akar-akar tersebut dapat digambarkan pada bidang kompleks seperti berikut ini.

Y
z3 z1

z2 z4

Bandingkanlah uraian dan proses menentukan akar-akar persamaan contoh 14 dan


beberapa contoh sebelumnya. Namun semua contoh yang telah disajikan di atas
tetap mempertahankan sifat banyaknya akar persamaan pada fungsi real. Sifat itu
telah dikenal baik dalam materi Kalkulus yang menyatakan bahwa suatu
persamaan berderajat n selalu mempunyai tepat n akar.
Perlu diperhatikan bahwa peta titik-titik z1 , z 2 , .... , z n di bidang

kompleks pada setiap gambar yang telah disajikan di atas, memberikan modulus
yamg sama panjang, namun besar argumennya tidak sama. Konsep ini
memnunjukkan bahwa titik-titik z1 , z 2 , .... , z n tersebut merupakan titik-titik
sudut segi-n beraturan yang lingkaran luarnya berpusat di titik (0,0).

1.7. Latihan Soal-soal Bab I

1. Hitung dan tulislah dalam bentuk x  yi dari :


26

4  3i
a. z =
2  5i
b. z =  11  12 i 5

2. Diketahui z1 = 3 – 4i , z 2 = –2 +3i dan z 3 = –1 – 2i . Hitung dan tulislah


hasilnya dalam bentuk a + b i :
a. z1  z 2  z 3 b. z1  z 2  z 3
z1 z 3 z3
c.  c. z 1 
z 2 z1 z2
3. Tuliskan dalam bentuk polar dari bilangan kompleks berikut :
a. z1  4  4 i b. z 2  6 3  6 i
c. z 3  2  2 i 3 d. z 4   3  3 i
e. Tunjukkan bahwa z1  z 2  z1  z 2

f. Tunjukkan bahwa z3  z4  z3  z4

4. Tentukanlah dan gambarlah tempat kedudukan titik-titik z yang memenuhi


a. z  4i  5 . b. z2  z4

 z3 
c. R  0 d. z  1  3i  1
 z  2i 
5. Carilah bilangan kompleks z sedemikiam sehingga :
 2
a. z = 1 dan arg z  b. z = 2 3 dan arg z 
3 3
6. Tuliskan dalam bentuk modulus-argumen dari bilangan kompleks berikut :
a.  3  i  4   8  8i 3  2
b.
c.  2 2  2i 2    2 3  2i  3
4
d.
7. Tentulan akar-akar dan gambarlah petanya di bidang kompleks.
a. z 4  4  4i 3 b. z 2  8  4i 5
c. z 3  11  2 i d. z 6  5  12 i
e. z 2  z  1  0 f. z 4  z 2  1  0

Anda mungkin juga menyukai