PRAIJING SUMBA
Abstrak??????
A. PENDAHULUAN
Etnomatematika adalahkegiatan matematika terhadap budaya yang dilakukan
masyarakat. D’Ambrosio (1990) menyatakan matematika yang dipraktekkan di antara
kelompok-kelompok budaya yang teridentifikasi, seperti masyarakat-masyarakat
kesukuan nasional, anak-anak dalam kelompok usia tertentu, kelas-kelas profesional,
dan sebagainya. Identitasnya sangat bergantung pada fokus-fokus minat atau
kepentingan, pada motivasi, dan pada kode dan jargon tertentu yang tidak masuk ke
dalam realm matematika akademik. Kita bahkan dapat masuk lebih jauh ke dalam
konsep etnomatematika ini sehingga meliputi banyak sekali matematika yang saat ini
dipraktekkan oleh para ahli teknik, terutama kalkulus, yang tidak merespon pada
konsep keketatan dan formalisme yang dikembangkan dalam perkuliahan akademik
kalkulus. Etnomatematika adalah matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya
tertentu, kelompok buruh/petani, anak-anak dari masyarakat kelas tertentu, kelas-
kelas profesional, dan lain sebagainya (Gerdes, 1994). Etnomatematika menggunakan
konsep matematika secara luas yang terkait dengan berbagai aktivitas matematika,
meliputi aktivitas mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan
atau alat, bermain, menentukan lokasi, dan lain sebagainya (Rachmawati, 2012).
Dari beberapa penjelesan diatas mengenai etnomatematika, dapat disimpulkan bahwa
matematika dan budaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah.
Matematika adalah hasil kegiatan manusia berupa praktik-praktik matematika
dari budaya yang ada dimasyarakat.Dalam kebudayaan rumah adat, banyak
etnomatematika yang diterapkan masyarakat dikehidupan sehari-hari dan tanpa
disadari bahwa budaya tersebut merupakan sumber atau dasar dari matematika yang
ada pada daerah tertentu.
Salah satu budaya yang menggunakan praktik matematika adalah budaya
Rumah Adat Praijing yang terletak di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak,
Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Tmur.Rumah Adat Praiijing
mempunyai bentuk kerucut dibagian atapnya. Tanpa disadari masyarakat telah
melakukan berbagai aktivitas dengan meggunakan konsep dasar matematika materi
Geometri dan ide-ide matematis.
Penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh LiniHerlina dengan
penelitian yang berjudul “Etnomatematika Dalam Budaya Rumah Adat Palembang”
menyimpulkanbahwa pada rumah adat Limas Palembang terdapat banyak konsep
Etnomatematika sepertibidang datar misalnya lingkaran, persegi, persegi panjang dan
bangun ruang misalnya balok,kubus, trapesium, Limas terpancungdan sebagainya.
Bentuk artistik pada bagian dalam rumah merupakan karya seni penggunaan konsep
refleksi dan dilatasi pada geometri transformasi, prinsip pengubinan terdapat pada
lantai rumah dan pola barisan pada tangga rumahnya. Pola atau bentuk pada bagian-
bagian rumah Limas ini dapat menjadi alternatif sumber belajar matematikapada
materi konsep geometri, dan geometri tranformasi yang dapat menambah wawasan
peserta didik mengenai keberadaan matematika yang ada pada salah satu unsur
budaya khususnya pada rumah adat Limas Palembang yang mereka miliki, serta
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalammengaitkan konsep-konsep yang
dipelajari dengan situasi dunia nyata.
Olehkarena melihat peran etnomatematika terhadap budaya, maka penelitian
ini bertujuan menggali lebih dalam terkait etnomatematika pada Rumah Adat Praijing.
Sehingga, kebudayaan terkait Rumah Adt Praijing tidak hilang oleh zamanyangmakin
modern.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitiankualitatif yang didukung dengan studi
lapangan. Pendekatan ini dilakukan dengan mengamati Budaya Rumah Adat Praijing
dan hubungannya dengan matematika secara langsung. Metode penelitian yang
dilakukan adalah wawancara yang dilakukan terhadap tokoh adat dan orang-orang
yang mengetahui informasi tentang Budaya Rumah AdatPraijingyang diteliti.
Penelitian dilaksanakan di Desa Tebara, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten
Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Tmur. Di kampung ini tersisa 38 rumah
tradisional khas Sumba. Sebelum mengalami kebakaran pada tahun 2000, tercatat ada
42 rumah tradisional di kampung ini. Praijing berjarak tiga kilometer dari pusat kota
Waikabubak.
Selain wawancara ,peneliti juga menggunakan berbagai sumber lain untuk
mendapatkan informasi tentang Budaya Rumah Adat Praijing seperti buku-buku dan
modul dan lain-lain.
Bentuknya unik dan khas dengan atap yang menjulang tinggi. Ini yang
membuat wisatawan tertarik datang ke Kampung Adat Praijing.Terdapat dua pintu
yang terbuat dari tiang berukir. Laki-laki dan perempuan memiliki pintu masuk yang
berbeda. Kepala rumah tangga dan ibu, juga masuk dari pintu yang berlainan. Fungsi
tiap bagian ruangan juga tidak boleh asal menggunakannya. Ruangan di dalam rumah
dibedakan berdasar empat tiang penyangga menara.
D. KESIMPULAN
Etnomatematika adalah kegiatan matematika terhadap budaya yang dilakukan
masyarakat. Konsep matematika sebagai hasil aktivitas merancang bangunan,
mengukur, memuat pola, serta berhitung dapat diungkap dari pembuatan rumah
adat.bentuk rumah Praijing, masyarakat Praijing telah mengimplementasikan salah
satu konsep matematika, yaitu Geometri dalam pembangunan bagian-bagian
bangunan rumah adat diantaranya model bangun datar, meliputi :trapesium, dan
limas, model bangun ruang, meliputi: kerucut.
DAFTAR PUSTAKA