Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2460 – 7797

e-ISSN : 2614-8234
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Email : fibonacci@umj.ac.id Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA RUMAH GADANG


MINANGKABAU SUMATERA BARAT

Yulia Rahmawati Z1)*, Melvi Muchlian2)


1)
Universitas Tamansiswa Padang, Jl. Tamansiswa No 9, 25138
2)
Universitas Tamansiswa Padang, Jl. Tamansiswa No 9, 25138
*
yulia_rahmawatiz@ymail.com

Diterima: DD MM YYYY Direvisi: DD MM YYYY Disetujui: DD MM YYYY

Abstrak

Pendidikan dan budaya adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-
hari. Etnomatematika hadir untuk menjembatani antara budaya dan pendidikan khususnya
pembelajaran matematika. Tanpa disadari masyarakat telah melakukan berbagai aktivitas
dengan meggunakan konsep dasar matematika dan ide-ide matematis. Misalnya, aktivitas
berhitung dengan menyebutkan suatu bilangan, aktivitas mengukur (panjang, luas, volume, dan
berat), kesenian, permainan, aktivitas jual beli (menghitung uang kembalian, laba atau rugi,
dan sebagainya), dan arsitektur bangunan (Rumah Adat). Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji dan menganalisis eksplorasi etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau
Sumatera Barat agar diperoleh informasi dasar dalam pengembangan ilmu etnomatematika
terhadap pembelajaran matematika bidang geometri khusus pada bentuk dan ukiran rumah
gadang minangkabau. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan menggunakan
pendekatan etnografi dengan analisis taksonomi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
terdapat unsur dan konsep matematika yang digunakan dalam melakukan aktivitas pembuatan
rumah gadang minangkabau. Tanpa mempelajari teori tentang konsep-konsep matematika
tersebut, masyarakat Minangkabau telah menerapkan konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Terbukti adanya bentuk etnomatematika masyarakat minangkabau yang tercermin
melalui berbagai hasil aktivitas matematika yang dimiliki dan berkembang di masyarakat
minangkabau, meliputi: 1) aktivitas membuat rancangan pembangunan rumah gadang; dan 2)
aktivitas membuat pola ukiran pada motif ukiran dinding rumah gadang.

Kata Kunci: Etnomatematika, Rumah Gadang, Geometri, Eksploratif, Etnografi.

1
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume No. Bulan Tahun

PENDAHULUAN pemahaman siswa dalam penalaran dan


Pendidikan dan budaya adalah sesuatu pemecahan masalah sehingga siswa kurang
yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan mampu menyelesaikan soal-soal yang
sehari-hari. Pendidikan merupakan berkaitan dalam penalaran dan pemecahan
kebutuhan mendasar bagi setiap individu masalah khususnya pada permasalahan
dalam masyarakat sedangkan budaya geometri. Selain itu, berdasarkan fakta di
merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh masyarakat, belajar hanya sebagai tolak ukur
yang berlaku dalam suatu masyarakat, nilai untuk mencapai nilai saja bukan berdasarkan
dan idenya dihayati oleh sekelompok bagaimana siswa itu memahami dan
manusia di suatu lingkungan hidup tertentu menyelesaikan permasalahan yang
dan disuatu kurun waktu tertentu. Menurut diberikan. Padahal, dalam kehidupan
E. B. Tylor budaya merupakan keseluruhan bermasyarakat siswa tidak menyadari bahwa
aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, selama ini mereka sudah menerapkan ilmu
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat- matematika di dalam kehidupannya.
istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain Wahyuni, et.al (2013) mengatakan
(Ratna, 2005). Sedangkan menurut ilmu bahwa salah satu yang dapat menjembatani
antropologi, budaya merupakan keseluruhan pedidikan dan budaya khususnya pendidikan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya matematika adalah etnomatematika. Tanpa
manusia dalam rangka kehidupan disadari masyarakat telah melakukan
masyarakat yang dijadikan milik diri berbagai aktivitas dengan meggunakan
manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, konsep dasar matematika dan ide-ide
1985). Hal ini berarti bahwa hampir seluruh matematis. Misalnya, aktivitas berhitung
aktivitas manusia merupakan budaya atau dengan menyebutkan suatu bilangan,
kebudayaan karena hanya sedikit sekali aktivitas mengukur (panjang, luas, volume,
tindakan manusia dalam rangka kehidupan dan berat), kesenian, permainan, aktivitas
masyarakat yang tidak memerlukan belajar jual beli (menghitung uang kembalian, laba
dalam membiasakannya. Sedangkan ahli atau rugi, dan sebagainya), dan arsitektur
sejarah budaya mengartikan budaya sebagai bangunan (Rumah Adat). Konsep dasar
warisan atau tradisi suatu masyarakat. Ilmu tersebut telah mereka pelajari di bangku
matematika sudah menjadi bagian dari sekolah dasar. Ide-ide matematis mulai
kebudayaan manusia. Namun, sebagian dipandang oleh para ahli pendidikan
besar masyarakat sering tidak menyadari matematika sebagai suatu hal yang penting.
bahwa mereka telah menerapkan ilmu Sifat matematika cenderung linier dan kaku
matematika dalam kehidupan sehari-hari. tetapi apabila diintegrasikan dengan sesuatu
Mereka memandang bahwa matematika yang soft seperti budaya, maka pemikiran itu
hanyalah suatu mata pelajaran yang menjadi lentur.
dipelajari di bangku sekolah. Indonesia merupakan salah satu
Berdasarkan hasil studi dari TIMSS negara yang memiliki berbagai macam
(Trends in International Mathematics and kebudayaan, suku, ras, dan rumah adat.
Science Study) pada tahun 2011, Indonesia Salah satunya adalah Sumatera Barat yang
berada pada urutan yang sangat rendah di memiliki rumah adat yang disebut rumah
bawah rata-rata dan jauh tertinggal dari adat Minangkabau atau yang biasa disebut
negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dengan Rumah Gadang. Rumah Gadang
dan Thailand. Hal ini disebabkan kurangnya adalah salah satu kekayaan budaya
2
Yulia Rahmawati Z, Melvi Muchlian : Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera
Barat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. ( ), pp: .
Indonesia yang perlu dilestarikan. Kini menggunakan satu jenis bangun geometri
jumlah rumah gadang yang terdapat di yaitu persegi panjang dan persegi.
Sumatera Barat semakin lama semakin D’Ambrosio (1985) memperkenalkan
sedikit. suatu istilah yaitu etnomatematika. Ia
Rumah gadang banyak tersebar di mengatakan bahwa matematika yang
daerah Sumatera Barat terutama yang dibelajarkan di sekolah disebut dengan
terkenal di daerah Batusangkar yaitu Rumah academic mathematics, sedangkan
Gadang Istano Basa Pagaruyung dan di etnomatematika merupakan matematika
daerah Solok Selatan yang disebut negeri yang diterapkan dalam kelompok budaya
1000 rumah gadang. Rumah Gadang Istano yang terdefinisi seperti masyarakat suku,
Basa Pagaruyung merupakan replika Istana kelompok buruh, anak-anak dari kelompok
Minagkabau. Bangunannya berbentuk usia tertentu, kelas profesional, dan
sebuah rumah panggung berukuran besar sebagainya. Sehingga dapat dikatakan
dengan atap gonjong yang menjadi ciri khas bahwa etnomatematika merupakan
dari arsitektur tradisional Minangkabau. matematika yang muncul dalam suatu
Rumah panggung besar ini bertingkat tiga, kebudayaan tertentu. Enomatematika
dengan 72 tonggak yang menjadi penyangga dianggap sebagai lensa untuk memandang
utamanya. Terdapat 11 gonjong atau pucuk dan memahami matematika sebagai produk
atap yang menghias bagian atas dari budaya. Budaya yang dimaksud mengacu
bangunan ini. Seluruh dinding bangunan ini pada masyarakat, tempat, tradisi, cara
dihiasi oleh ornamen ukiran berwarna-warni mengorganisir, menafsirkan,
yang secara total terdiri dari 58 jenis motif konseptualisasi, dan memberikan makna
yang berbeda. Bentuk atau motif ukiran ini terhadap dunia fisik dan sosial (Ascher,
ada yang berbentuk melingkar atau persegi. 1991).
Andika (2014) menyatakan ukiran ini Proses pembelajaran matematika yang
banyak digunakan sebagai hiasan Rumah dibutuhkan saat ini adalah pembelajaran
Gadang, biasanya ukiran Rumah Gadang ini yang kontekstual dan realistik dengan
berbentuk garis melingkar atau persegi, menggunakan metode yang bervariasi. Hasil
dengan motif seperti tumbuhan merambat, penelitian Pangestu dan Santi (2016)
akar yang berdaun, berbunga, dan berbuah. menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
Pola akar ini biasanya berbentuk lingkaran, cukup tinggi antara pengaruh pembelajaran
akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan, dan matematika yang realistik terhadap
juga sambung menyambung. Motif lainnya kesenangan belajar siswa. Dengan demikian,
yang dijumpai pada rumah gadang adalah upaya ini dapat mempengaruhi minat siswa
geometri bersegi tiga, empat, dan genjang. untuk mempelajari matematika yang dapat
Pada pembelajaran matematika, ukiran ini ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari.
erat kaitannya dengan materi geometri Jika kita lihat di negara lain, Uloko dan
bidang dan geometri fraktal. Seperti Imoko (2007) mengatakan bahwa
penelitian yang telah dilakukan Rahayu keberhasilan negara Jepang dan Tionghoa
(2014) mengenai etnomatematika pada dalam pembelajaran matematika karena
kerajinan anyaman Bali yaitu adanya mereka menggunakan Etnomatematika
penggunaan prinsip teselasi/pengubinan dalam pembelajaran matematikanya.
pada pola anyaman. Teselasi tersebut Menurut Gerdes (1994) Etnomatematika
adalah matematika yang diterapkan oleh
3
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume No. Bulan Tahun

kelompok budaya tertentu, kelompok METODE PENELITIAN


buruh/petani, anak-anak dari masyarakat Jenis Penelitian
kelas tertentu, kelas-kelas profesional, dan Jenis penelitian ini adalah penelitian
lain sebagainya. Berdasarkan definisi ini, eksploratif. Arikunto (2006) menjelaskam
disimpulkan bahwa etnomatematika ”penelitian eskploratif merupakan penelitian
memiliki pengertian yang lebih luas dari yang bertujuan untuk menggali secara luas
hanya sekedar etno (etnis) atau suku. tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
Hakekatnya matematika merupakan mempengaruhi terjadinya sesuatu”.
teknologi simbolis yang tumbuh pada Sedangkan pendekatan yang digunakan
keterampilan atau aktivitas lingkungan yang dalam penelitian ini adalah pendekatan
bersifat budaya. Dengan demikian, etnografi yaitu pendekatan yang bertujuan
matematika seseorang dipengaruhi oleh latar menyelidiki dan mendapatkan deskripsi
budayanya, karena yang mereka lakukan serta analisis mendalam tentang suatu
berdasarkan apa yang mereka lihat dan kelompok kebudayaan berdasarkan
rasakan. Bishop (1991) Budaya akan penelitian lapangan (fieldwork) dalam
mempengaruhi perilaku individu dan periode waktu tertentu secara intensif.
mempunyai peran yang besar pada Pendekatan ini memusatkan usaha untuk
perkembangan pemahaman individual, menemukan bagaimana masyarakat
termasuk pembelajaran matematika mengorganisasikan budaya tersebut dalam
sesungguhnya telah menyatu dengan pikiran mereka dan kemudian
kehidupan masyarakat itu sendiri. Dalam menggunakannya dalam kehidupan
rangka mengakomodasi peran sehingga ada dalam pikiran manusia.
etnomatematika dalam pembelajaran, guru Metode penelitian yang dilakukan adalah
matematika perlu menempatkan diri mereka wawancara.
sebagai fasilitator dan menempatkan siswa Waktu dan Tempat Penelitian
sebagai mitra sehingga peserta aktif dalam Waktu penelitian dilakukan selama 4
berbagi informasi bukan penerima pasif dari bulan dimulai dari bulan April 2018 sampai
penyajian informasi. Agustus 2018 di Museum Adityawarman
Oleh sebab itu, para pakar Padang, Sumatera Barat, Rumah Gadang
etnomatematika berpendapat bahwa pada Istano Basa Pagaruyung Kecamatan
dasarnya perkembangan matematika sampai Tanjung Emas, Kota Batusangkar,
kapanpun tidak terlepas dari budaya dan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, dan
nilai yang telah ada pada masyarakat maka Seribu Rumah Gadang, Solok Selatan
penelitian etnomatematika perlu mendapat (informan). Peneliti meneliti tentang
ruang. Berdasarkan uraian di atas, maka bagaimana bentuk rumah gadang dan seni
penelitian ini berjudul “Eksplorasi ukir (motif ukir) rumah gadang.
Etnomatematika Rumah Gadang Instrumen
Minangkabau Sumatera Barat”. Instrumen penelitian berupa kuisoner
Khususnya tentang bentuk rumah gadang melalui wawancara yang diberikan kepada
dan seni ukir (motif ukir) rumah gadang. pemuka adat yakni niniak mamak, cadiak
pandai, alim ulama, bundo kanduang,
praktisi seni ukir yang memahami tentang
seluk beluk bentuk rumah gadang dan motif
ukiran rumah gadang.
4
Yulia Rahmawati Z, Melvi Muchlian : Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera
Barat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. ( ), pp: .
Prosedur dan Teknik Penelitian
Penelitian ini diawali dengan
melakukan survei pada tempat dilakukannya
penelitian, penyusunan instrumen
penelitian, menentukan jadwal penelitian,
dan proses pelaksanaan penelitian dengan
memberikan instrumen. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode wawancara
(kuisoner), observasi dan dokumentasi Gambar 1. Rumah Adat Minangkabau
tentang bagaimana bentuk rumah gadang Bentuk dasarnya, rumah gadang itu
dan motif ukiran rumah gadang. Pada persegi empat yang tidak simetris yang
dasarnya data yang akan dianalisis dalam mengembang ke atas. Atapnya melengkung
penelitian ini berdasarkan hasil observasi, tajam seperti bentuk tanduk kerbau,
wawancara, dan dokumentasi yang sedangkan lengkung badan rumah Iandai
mengaitkan bagaimana budaya yang seperti badan kapal. Bentuk badan rumah
terdapat di minangkabau mengandung unsur gadang yang segi empat yang membesar ke
matematika. Analisis data yang akan atas (trapesium terbalik) sisinya melengkung
dilakukan adalah analisis taksonomi. kedalam atau rendah di bagian tengah,
Analisis taksonomi memusatkan perhatian secara estetika merupakan komposisi yang
dan menjabarkan secara rinci pada domain dinamis. Jika dilihat pula dari sebelah sisi
tertentu yang sangat berguna untuk bangunan (penampang), maka segi empat
menggambarkan fenomena atau masalah yang membesar ke atas ditutup oleh bentuk
yang menjadi sasaran penelitian. Analisis segi tiga yang juga sisi segi tiga itu
taksonomi dilakukan untuk membuat
melengkung ke arah dalam, semuanya
kategori dari simbol-simbol budaya yang membentuk suatu keseimbangan estetika
ada pada kebudayaan yang diteliti. yang sesuai dengan ajaran hidup mereka.
Jika dilihat dan segi fungsinya, garis-
HASIL DAN PEMBAHASAN garis rumah gadang menunjukkan
Bentuk Rumah Gadang Minangkabau penyesuaian dengan alam tropis. Atapnya
Bagi masyarakat Minang, rumah adat yang lancip berguna untuk membebaskan
Minangkabau (rumah gadang) merupakan endapan air pada ijuk yang berlapis-lapis itu,
simbol tradisi sekaligus tempat untuk sehingga air hujan yang betapa pun sifat
melaksanakan berbagai kegiatan keluarga curahannya akan meluncur cepat pada
besar pemilik rumah atau lazim disebut satu atapnya. Bangun rumah yang membesar ke
perut (paruik). Mulai dari proses atas, yang mereka sebut silek,
perencanaan, pencarian bahan, tata cara membebaskannya dan terpaan tampias.
membangun, pilihan model sampai ornamen Kolongnya yang tinggi memberikan hawa
dekorasi rumah gadang mengandung makna yang segar, terutama pada musim panas. Di
dan falsafah. Konsep matematika sebagai samping itu rumah gadang dibangun
hasil aktivitas merancang bangunan,
berjajaran menurut arah mata angin dari
mengukur, memuat pola, serta berhitung utara ke selatan guna membebaskannya dari
dapat diungkap dari pembuatan rumah adat. panas matahari serta terpaan angin. Jika
dilihat secara keseluruhan, arsitektur rumah

5
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume No. Bulan Tahun

gadang itu dibangun menurut syarat-syarat bergonjong enam berarti punya koordinator
estetika dan fungsi yang sesuai dengan datuak atau pemimpin adat tertinggi, jika
kodrat atau yang mengandung nilai-nilai gonjong lebih dari enam buah bukan berarti
kesatuan, kelarasan, keseimbangan, dan strata lebih tinggi justru balik lagi dari
kesetangkupan dalam keutuhannya yang bawah.
padu. Dilihat dari bentuk rumah gadang,
Sebenarnya terdapat beberapa tipe masyarakat Minangkabau telah
rumah gadang, tetapi yang paling dikenal mengimplementasikan salah satu ilmu
adalah rumah gadang bagonjong. Rumah matematika, yaitu Geometri dalam
adat ini memiliki ciri khas berupa bentuk pembangunan bagian-bagian bangunan
atap yang menyerupai tanduk kerbau. rumah adat diantaranya model bangun
Konsep matematika dalam pembangunan, datar, meliputi: persegi, persegi panjang,
mekipun dahulu masyarakat Minangkabau trapesium, segitiga, segitiga samakaki,
belum mengenal materi dasar konstruksi segitiga samasisi, segilima, lingkaran serta
bangunan seperti halnya yang sekarang belah ketupat, model bangun ruang,
diajarkan pada pendidikan formal (seperti meliputi: kubus, balok, dan tabung, model
konsep siku-siku, simetris, persegi panjang, sifat matematis, meliputi: sifat simetris,
maupun konsep geometri lainnya), tetapi fraktal, dan konsep tranlasi (pergeseran).
mereka dapat membangun bangunan yang
megah dan tahan lama jika dibandingkan
dengan bangunan zaman sekarang.

Gambar 2. Rumah Gadang bergonjong Gambar 3. Model Bangun Datar Pada


Lima Ornamen Ukiran
Makna jumlah atap gonjong rumah
gadang Minangkabau mempunyai ciri khas
atap berbentuk runcing yang disebut
gonjong. Jumlah gonjong pada rumah
gadang ternyata tidak selalu sama (berbeda).
Rumah gadang di Solok Selatan mempunyai
jumlah gonjong yang berbeda, dua gonjong
hingga paling banyak 14 gonjong. Menurut
pemerhati budaya minang, Ir. Hasmurdi Gambar 4. Rumah Masyarakat
Hasan (dalam video youtube), jumlah Minangkabau
gonjong memiliki makna tertentu. Rumah
Pada gambar 4 di atas, terlihat bahwa
gadang bergonjong dua berarti rumah warga
terdapat konsep/aturan matematika pada
biasa, rumah bergonjong empat berarti
jenjang/tangga rumah gadang, yaitu
pemilik rumah seorang datuak, rumah
konsep/aturan Trigonometri dalam
6
Yulia Rahmawati Z, Melvi Muchlian : Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera
Barat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. ( ), pp: .
menentukan berapa ukuran panjang Dengan menggunakan konsep trigonometri
jenjang/tangga. tersebut kita dapat menentukan berapa
kemiringan sudut yang terbentuk pada
tangga/jenjang baik dari dasar (sudut
elevasi) maupun dari dasar pintu (sudut
delevasi).

Ukiran Rumah Gadang Minangkabau


Dinding rumah gadang terbuat dari
kayu dan bagian belakangnya terbuat dari
bambu. Kayu yang digunakan untuk
Gambar 5a membentuk dinding tersebut merupakan
kayu pilihan. Kayu tersebut di bentuk
menjadi papan. Dinding yang terbuat dari
papan tersebut di pasang secara vertikal.
Pada setiap sambungan antara papan yang
satu dengan yang lain diberi bingkai. Pada
jendela dan pintu juga terdapat bingkai yang
terbuat dari papan. Bingkai tersebut di
Gambar 5b
pasang dengan lurus. Semua papan dan
Dalam segitiga siku-siku tersebut bingkai ini dipenuhi oleh ukiran. Tidak
dapat ditentukan enam buah perbandingan. hanya pada dinding, jendela atau pintu saja,
Keenam perbandingan itu disebut tiang rumah gadang juga sering di ukir
perbandingan trigonometri pada segitiga dengan berbagai macam gaya
siku-siku. ukiran. Sehingga dapat dikatakan, ukiran
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼° tersebut merupakan hiasan yang dominan
sin 𝛼° = dalam bangunan rumah gadang
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
minangkabau.
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼° Ukiran yang di bentuk tersebut
cos 𝛼° = merupakan ragam hiasan bidang. Setiap
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
ukiran pada bagian-bagian di rumah gadang
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼° mempunyai ciri khas dan makna tersendiri.
tan 𝛼° = Ukiran tersebut juga merupakan sebuah
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼°
karya seni di minangkabau. Ukiran tersebut
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼° bersumber dari motif alam, yang berkaitan
cot 𝛼° = dengan falsafah alam yang dianut oleh orang
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼°
minangkabau. Bukan berarti ukiran tersebut
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 dijadikan sebagai bentuk kepercayaan atau
sec 𝛼° = sakral maupun sebagai bentuk pemujaan,
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼°
tetapi ukiran tersebut semata-mata di
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 tampilkan sebagai karya seni yang bernilai
cosec 𝛼° = hiasan.
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝛼°
“Alam Takambang Jadi Guru”
sebagai falsafah orang minangkabau sangat
7
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume No. Bulan Tahun

mempengaruhi bentuk dan gaya tampilan 2. Lumuik Hanyuik


ukiran rumah gadang. Biasanya motif
ukiran bersumber dari akar tumbuhan
merambat. Akar tumbuhan merambat itu di
sebut akar yang berdaun, berbunga, dan
berbuah. Variasi susunan akar merupakan
pola inti ukiran tersebut. ada pola akar 3. Bungo Panca matohari jo rantak malam
berlingkaran, berjajaran, berhimpitan,
berjalin, dan bersambung atau sambung-
menyambung.
Penamaan ukiran tersebut disesuaikan
dengan bentuk polanya. Nama-nama
tersebut seperti “kaluak paku, pucuak
rambuang, saluak laka, jalo, jarek, itiak
pulang patang, dan saik galamai”. Setiap
nama dari ukiran tersebut memiliki makna
ajaran minangkabau. Penamaan dan
pemakaian ukiran tersebut yaitu, “kaluak
paku’ diartikan sebagai ajaran anak 4. Singo Mandongkak jo Takuak Kacang
dipangku kemenakan dibimbing. “pucuak Goreng
rabuang” diartikan sebagai ajaran yang
praktis yaitu “ketek baguno, gadang
tapakai”. “saluak laka” diartikan sebagai
lambang kekerabatan di minangkabau yang
saling berkaitan. “jalo” melambangkan
sistem pemerintahan yang di tuangkan
datuak parpatih nan sabatang atau aliran 5. Carano Kanso
bodi caniago. “jarek” melambangkan sistem
pemerintahan yang di ciptakan oleh datuak
katumanggungan atau aliran koto piliang.
“itiak pulang patang” diartikan sebagai
sebuah ketertiban anak-kemenakan. “saik
galamai” melambangkan ketelitian. Bentuk
ukiran lain yaitu “si kambang manih” yang
6. Siriah Gadang
menggambarkan keramahan. Ragam Ukiran
Minangkabau tersebut adalah:
1. Kaluak Paku Kacang Balimbiang

7. Bada Mudiak Itiak Pulang Patang

8
Yulia Rahmawati Z, Melvi Muchlian : Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera
Barat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. ( ), pp: .
8. Tatandu Manyasok Bungo jo Buah 15. Pesong Aia ba Abuih
Nibuang

9. Buah Palo Patah


16. Sikumbang Manih 1
10. Taji Siarek

11. Paruah Anggang


17. Sikumbang Manih 2

12. Salangko

18. Sikumbang Manih 3


13. Aka Tangah Duo Ganggang

14. Kuciang Lalok jo Saik Galamai 19. Sikumbang Manih 4

9
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume No. Bulan Tahun

20. Sikumbang Manih 5 Konsep matematika sebagai hasil


aktivitas dalam membuat pola yang dapat
diungkapkan dari motif ukiran dinding
rumah gadang diantaranya konsep
lingkaran, garis lurus dan garis lengkung,
simetris, refleksi, dilatasi, translasi, serta
rotasi.

21. Lapiah Batang Jarami

22. Aka Duo Ganggang


Gambar 6a

23. Ruso Balari Dalam Ransang

Gambar 6b

24. Bungo Duo Tangkai jo Buah Pinang

Gambar 6c
Ragam Ukir Khas Minangkabau pada
Dinding Bagian Luar dari Rumah
Gadang
10
Yulia Rahmawati Z, Melvi Muchlian : Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera
Barat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. ( ), pp: .
Pada dasarnya ukiran pada Rumah
Gadang merupakan ragam hias pengisi
bidang dalam bentuk garis melingkar atau
persegi. Motifnya umumnya tumbuhan
merambat, akar yang berdaun, berbunga dan
berbuah. Pola akar biasanya berbentuk
lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan,
berjalinan dan juga sambung menyambung.
Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar,
ke dalam, ke atas dan ke bawah. Disamping Gambar 6b
motif akar, motif lain yang dijumpai adalah Pembuatan motif ukiran Bungo Duo
motif geometri bersegi tiga, empat dan Tangkai jo Buah Pinang diawali dengan pola
genjang. Motif daun, bunga atau buah dapat dasar lingkaran. Setelah itu, dilukis pola
juga diukir tersendiri atau secara berjajaran. daun yang merambat dan bunga yang
Fraktal adalah benda geometris yang kembang. Dari pola tersebut terlihat adanya
kasar pada segala skala, dan terlihat dapat kesimetrisan antara pola kanan dan kiri
“dibagi-bagi” dengan cara yang radikal. (Gambar 6a).
Beberapa fraktal bisa dipecah menjadi
beberapa bagian yang semuanya mirip
dengan fraktal aslinya. Fraktal dikatakan
memiliki detil yang tak hingga dan dapat
memiliki struktur serupa diri pada tingkat
perbesaran yang berbeda. Pada banyak
kasus, sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan
cara mengulang suatu pola, biasanya dalam
proses rekursif atau iteratif. Seperti pola
yang ada pada ukiran rumah gadang Gambar 6c
Minangkabau yang terdapat pengulangan Gambar 6c memperlihatkan motif
suatu pola.
ukiran jarek takambang memiliki pola dasar
lingkaran dari motif daun dan bunga yang
melingkar berjalin dan sambung
meyambung. Dari motif terseut terlihat baha
ada pengulagan pola yang menyebabkan
terjadinya geometri fraktal.

Gambar 6a

Gambar 6d

11
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume No. Bulan Tahun

telah menunjukkan bahwa nenek moyang


kita juga mengenal keindahan lewat
geometri fraktal matematika. Hanya saja
mungkin mereka belum menyadari bahwa
hasil karyanya merupakan geometri fraktal.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian
Gambar 6e menunjukkan dalam aktivitas pembuatan
Beberapa unsur matematika lain yang rumah gadang minangkabau terdapat unsur
ada dalam pola ukiran ini antara lai megenai dan konsep matematika yang digunakan.
garis, antara lain: garis vertikal dan Tanpa mempelajari teori tentang konsep-
horizontal, garis sejajar, dan garis konsep matematika tersebut, masyarakat
berpotongan. Selain itu, terdapat unsur Minangkabau telah menerapkan konsep
simetris, bangun datar seperti: persegi, matematika dalam kehidupan sehari-hari
segitiga, jajargenjang, lingkaran, dan belah menggunakan etnomatematika. Terbukti
ketupat. adanya bentuk etnomatematika masyarakat
Keberadaan geometri fraktal minangkabau yang tercermin melalui
menunjukkan bahwa matematika bukanlah berbagai hasil aktivitas matematika yang
subjek yang kering dan datar, tetapi dimiliki dan berkembang di masyarakat
merupakan suatu subjek yang indah dan minangkabau, meliputi: 1) aktivitas
dapat menghasilkan karya-karya yang membuat rancangan pembangunan rumah
memiliki citra seni dan nilai intelektual yang gadang; dan 2) aktivitas membuat pola
tinggi. Geometri ini menghasilkan ukiran pada motif ukiran dinding rumah
keindahan yang sangat luar biasa. Warisan gadang.
leluhur berupa seni ukir Minangkabau ini

DAFTAR PUSTAKA
Andika, Raka Prasetyo. 2014. Uraian Tentang Atap Dan Deskripsi Rumah-Rumah Adat
Seluruh Indonesia. http://rakaraperz.blogspot.co.id/2014/08/Uraian-tentang-atap-dan-
deskripsi-rumah-rumah-adat-seluruh-indonesia.html. di unduh tanggal 20 Februari
2018.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Ascher, M. 1991. Ethnomathematics: A Multicultural View of Mathematical Ideas. New York:
Capman & Hall.
Bishop, J.A.1991. The Simbolic Technology Calet Mathematics its Role in Education. Bullatin
De La Societe Mathematique, De Belgique, T,XLIII.
D’Ambrosio, U. 1985. Ethnomathematics and its place in the history and pedagogy of
mathematics.
http://www.math.utep.edu/Faculty/pmdelgado2/Math1319/History/DAmbrosio.pdf.
di unduh tanggal 20 Februari 2018.
Gerdes, P.1994. Reflection on Ethnomatematics. For the Learning of Mathematiccs.
Koetjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

12
Yulia Rahmawati Z, Melvi Muchlian : Eksplorasi Etnomatematika Rumah Gadang Minangkabau Sumatera
Barat
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. ( ), pp: .
Pangestu, P & Santi, A.U.P. 2016. Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik Terhadap
Suasana Pembelajaran Yang Menyenangkan Pada Pelajaran Matematika Sekolah
Dasar. Fibonacci: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 2 (2), pp: 58-
71.
Rahayu P, Kadek. 2014. Etnomatematika di Balik Kerajinan Anyaman Bali. Jurnal Matematika
Vol. 4 No. 2, Desember 2014. Denpasar: Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Rachmawati, Inda. 2012. Eksplorasi Etnomatematika Masyarakat Sidoarjo. Ejournal.
Surabaya: FMIPA UNESA. di unduh tanggal 20 Februari 2018.
Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosa, M. & Orey, D. C. 2011. Ethnomathematics: the cultural aspects of mathematics. Revista
Latinoamericana de Etnomatemática, 4(2). 32-54.
Uloko, E.S & Imoko, B.I. 2007. Pengaruh Ethnomatematics Mengajar Pendekatan dan Jenis
Kelamin terhadap Prestasi Siswa dalam Lokus. J. Natl. Assoc. Sci. Humanit. Educ,
Res. 5(1).
Wahyuni, Astri. et. al. 2013. Peran Etnomatematika dalam Membangun Karakter Bangsa.
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, ISBN: 978-
979-16353-9-4. Yogyakarta: FMIPA UNY.

13

Anda mungkin juga menyukai