Abstrak. Etnomatematika merupakan matematika yang diterapkan oleh kelompok budaya tertentu. Itu berarti
etnomatematika bukan sekedar bicara tentang etnis atau suku. Karena pengajaran matematika di sekolah dan matematika
yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat berbeda, maka pembelajaran matematika sangat perlu
memberikan muatan/menjembatani antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis pada budaya lokal dengan
matematika sekolah. Melihat kurikulum 2013 yang menanamkan pemikiran ilmiah dan pendidikan karakter, menjadi
rasional untuk mengintegrasikan etnomatematika dan pembelajaran matematika. Tulisan ini membahas kemungkinan
pengintegrasian etnomatematika ke dalam kurikulum matematika dan model pembelajaran yang mendukung
pembelajarannya.
1
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 1-6
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
2
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 1-6
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
keterkaitan yang bermakna; (2) melakukan Gagne dalam [7] mengklasifikasikan objek
pekerjaan yang berarti; (3) melakukan matematika ke dalam objek langsung dan objek
pembelajaran yang diatur sendiri; (4) bekerja sama; tak langsung. Objek langsung mencakup fakta,
(5) berpikir kritis dan kreatif; (6) membantu konsep, prinsip, dan keterampilan. Objek tak
individu untuk tumbuh dan berkembang; (7) langsung mencakup kemampuan berpikir logis,
mencapai standar yang tinggi; serta (8) kemampuan memecahkan masalah, bersikap
menggunakan penilaian autentik. Peserta didik positif, tekun, teliti, kerja sama, dan jujur, yang
akan belajar secara bermakna seperti yang memiliki keterkaitan dengan pembentukan
dikemukan teori belajar Ausubel dalam [7] karena karakter peserta didik. Pendapat Gagne juga
model CTL menekankan keterlibatan peserta didik didukung oleh Dienes yang mengungkapkan
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang bahwa setiap konsep (atau prinsip) matematika
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi dapat dipahami dengan tepat hanya jika mula-
kehidupan nyata sehingga mendorong peserta mula disajikan melalui berbagai representasi
didik untuk menerapkannya dalam kehidupan. konkret/fisik. Dienes menggunakan istilah konsep
CTL mendukung pendekatan saintifik pada untuk menunjuk suatu struktur matematika, suatu
kurikulum 2013. Dikarenakan pembelajaran model definisi tentang konsep yang jauh lebih luas
CTL dimulai dengan menkonstruk masalah, daripada definisi Gagne.
kemudian bertanya, menemukan, adanya aktivitas Penggunaan benda-benda konkrit yang ada di
masyarakat belajar (dalam hal ini peserta didik), sekitar peserta didik dalam mendukung
membuat model penyelesaian, adanya kegiatan pembelajaran matematika bukanlah hal yang
refleksi, dan terakhir adalah penilaian hasil belajar. mudah dalam pelaksanaannya, namun bukanlah
Kegiatan ini mengindikasikan bahwa peserta didik hal baru dalam dunia pendidikan terutama dalam
berpikir dan bertindak secara ilmiah. Langkah- membelajarkan matematika yang dianggap abstrak
langkah pembelajaran model CTL dijabarkan dan banyak simbol. Sifat keabstrakan matematika
sebagai berikut: ini memberi kesempatan kepada guru dalam
a. Pertama, peserta didik didorong untuk memilih strategi, model dan media dalam
mengemukakan pengetahuan awal tentang mengajarkan matematika agar tujuan
konsep yang dibahas. Bila perlu peserta didik di pembelajaran yang dimaksud dapat tercapai. Hal
pancing dengan memberikan pertanyaan yang ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh [4],
problematik tentang kehidupan sehari-hari. [5], dan [6] dalam penelitian mereka. Mereka
b. Kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba mengungkapkan kebudayaan yang
menyelidiki dan menemukan konsep melalui dimiliki masing-masing daerah yang dapat
pengumpulan, pengorganisasian, diimplementasikan ke dalam pembelajaran
perinterpretasian data dalam sebuah kegiatan matematika yang mereka sebut etnomatematika.
yang telah dirancang oleh guru. Kemudian Pembelajaran model CTL melibatkan
secara berkelompok peserta didik berdiskusi lingkungan sekitar siswa. [9] menyimpulkan
tentang masalah yang bahas. bahwa CTL dapat meningkatkan kualitas
c. Ketiga, peserta didik menyampaikan, membuat pembelajaran matematika karena peserta didik
model dan membuat rangkuman serta ringkasan mengalami langsung materi atau konsep yang
hasil pekerjaan bimbingan guru. diajarkan. Materi pelajaran ditemukan sendiri oleh
d. Keempat, peserta didik dapat membuat peserta didik, bukan hasil pemberian dari orang
keputusan menggunakan pengetahuan dan lain. Kelas bukanlah tempat untuk mencatat atau
keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, menerima informasi dari guru, akan tetapi kelas
mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan digunakan untuk saling membelajarkan. Hal ini
saran baik secara individu maupun secara dibenarkan [10] yang membuktikan bahwa
kelompok yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran kontekstual bermedia
pemecahan masalah. objek nyata meningkatkan hasil belajar peserta
didik secara signifikan. Oleh karena itu, CTL
3
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 1-6
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
4
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 1-6
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
limas, prisma, segi banyak, balok, tabung dan matematika yang ditemukan anak dalam
kubus. Selain luas permukaan, konsep volume pun kehidupan sehari-hari sangat berbeda, maka
dapat dianalisis dari bentuk-bentuk pembelajaran matematika sangat perlu
etnomatematika yang ada. Operasi bilangan bulat memberikan muatan/menjembatani antara
baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis
pembagian dapat anda temukan dalam permainan pada budaya lokal dengan matematika sekolah.
tradisional yang dimiliki oleh masyarakat. Konsep Melihat kurikulum 2013 yang menanamkan
peluang dan barisan aritmatika serta konsep yang pemikiran ilmiah dan pendidikan karakter,
lain perlu dianalisis secara mendalam. Hubungan menjadi rasional untuk mengintegrasikan
bentuk etnomatematika dengan konsep etnomatematika dan pembelajaran matematika.
matematika disajikan pada tabel 1. Tulisan ini membahas kemungkinan
TABEL 1 pengintegrasian etnomatematika ke dalam
RELASI PADA TIAP TINGKATAN kurikulum matematika dan model pembelajaran
yang mendukung pembelajarannya.
Konsep Matematika Bentuk Etnomatematika
Walaupun semua bentuk etnomatematika
Peluang Gerakan tari Bonet, pilihan
warna dan motif, campuran secara umum dapat diintegrasikan ke dalam
jagung bose pembelajaran tetapi jika tidak dikemas secara baik
Panjang garis singgung Tambur, sisir (kil noni), destar, justru akan menghambat proses belajar
lingkaran, luas & busur gula merah
lingkaran matematika. Untuk itu perlu diadakan penelitian
Tabung Tempat kapur (kal ao) dan ok lanjutan yang lebih mendalam dalam membahas
tuke, bentuk bakul dan taka konsep-konsep matematika dalam sebuah
Kecepatan Aturan permainan faela dan
huila beba kebudayaan, adanya pengembangan bahan ajar
Kerucut Bentuk gasing & bentuk berbasis etnomatematika yang kemudian diukur
pengukus ubi tingkat miskonsepsinya dalam pembelajaran.
Jaring-jaring kubus dan luas Bentuk daerah permainan
daerah sikidoka
Phytagoras Aturan main oto
DAFTAR PUSTAKA
Operasi bilangan bulat Aturan permainan kuti kelereng [1] Gerdes, P. “On Ethnomathematics and the Transmission of
& kayu do’i Mathematical Knowledge In and Outside Schools in Africa South of
Satuan waktu & panjang Jangka waktu pengolahan lahan, the Sahara.”Les Sciences Hors D'occidentali Me Siecle. (5): 229-246.
1996.
hasil tenun [2] Lipka, J. & Irhke, D. A. “Ethnomathematics applied to classrooms in
Penjumlahan dan perkalian; Kegiatan panen Alaska: Math in a Cultural Context. ” The Journal of Mathematics and
perbandingan Culture. 3 (1):8-10. 2009.
Persegi panjang Bentuk hasil tenunan & [3] Uloko, E.S. & Imoko, B. I. “Effects of ethno mathematics teaching
anyaman tikar, ikat Pinggang approach and gender on students’ achievement in Locus.” Journal
(fut noni) dan aluk, bentuk kue National Association Social Humanity Education. 5 (1): 31-36. 2007.
lemet [4] Sirate, F. S. ”Implementasi Etnomatematika Dalam Pembelajaran
Luas belah ketupat Motif buna Matematika Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar.” Lentera
Pendidikan. 15 (42): 41-54. 2012.
Barisan aritmatika Susunan motif dari muti [5] Hartoyo, A. ”Eksplorasi Etnomatematika Pada Budaya Masyarakat
Luas permukaan segienam Bentuk nyiru Dayak Perbatasan Indonesia-Malaysia Kabupaten Sanggau Kalbar.”
beraturan Jurnal Penelitian Pendidikan. 1 (13): 14-23. 2012.
Luas limas segienam Bentuk tobe [6] Tandililing, E. ”Pengembangan Pembelajaran Matematika Sekolah
Luas belah ketupat Motif anyaman Dengan Pendekatan Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal Sebagai
Luas permukaan prisma Oko Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Di
Balok Ketupat Sekolah.” Prosiding. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ”Penguatan
Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang
III. KESIMPULAN DAN SARAN Lebih Baik" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 2013.
Etnomatematika merupakan matematika yang [7] Suherman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
diterapkan oleh kelompok budaya tertentu, Bandung: Jica. 2003.
[8] Johnson, E. B. CTL (Contextuak Teaching & Learning). Bandung:
kelompok buruh/petani, anak-anak dari Kaifa. 2014.
masyarakat kelas tertentu, kelas-kelas profesional, [9] Yenti, I. N. “Pendekatan Kontekstual (Ctl) Dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran Matematika.” Ta’dib. 2 (12): 118-125. 2009
dan lain sebagainya. Ini berarti etnomatematika [10] Lestari, S. “Pembelajaran Kontekstual Bermedia Objek Nyata pada
bukan sekedar bicara tentang etnis atau suku. Perkalian dan Pembagian untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar.” Jurnal Pendidikan Sains. 4 (2): 238-249. 2014.
Karena pengajaran matematika di sekolah dan
5
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 1 Nomor 1 bulan Maret 2016. Halaman 1-6
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
[11] Senjawati, E. I. “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMk di
Kota Cimahi.” Prosiding. Makalah dipresentasikan dalam Seminar
Nasional Pendidikan Matematika dengan tema ” Implementasi
Kurikulum 2013 Melalui Inovasi Pembelajaran Matematika untuk
Menunjang Optimalnya Hardskill dan Softskill siswa” pada tanggal 27
Nopember 2014 di STKIP Siliwangi. 2014.