Anda di halaman 1dari 31

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA TRADISI

“OMPANGAN” MASYARAKAT JEMBER MADURA

PROPOSAL

Oleh :
Dita Loka Anggriani
NIM : T20197145

UNIVERSITAS KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
OKTOBER 2021
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA TRADISI
“OMPANGAN” MASYARAKAT JEMBER MADURA

PROPOSAL

Diajukan kepada Universitas KH Achmad Shiddiq Jember untuk


memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etnomatematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Matematika

Oleh :
Dita Loka Anggriani
NIM : T20197145

UNIVERSITAS KH ACHMAD SHIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
OKTOBER 2021

ii
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA TRADISI
“OMPANGAN” MASYARAKAT JEMBER MADURA

PROPOSAL

Diajukan kepada Universitas KH Achmad Shiddiq Jember untuk


memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etnomatematika
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi Tadris Matematika

Oleh :
Dita Loka Anggriani
NIM : T20197145

Disetujui Dosen Mata Kuliah

Indah Wahyuni, M.Pd

NIP. ......................................

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Instrumen Pengumpulan data........................................ 27

v
A. Judul Penelitian
EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA
TRADISI “OMPANGAN” MASYARAKAT JEMBER
MADURA
B. Konteks Penelitian
Dalam dunia pendidikan matematika adalah salah satu
bidang keilmuan yang sangat penting diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan karena sangat berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika merupakan ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan dengan lainnya.1 Banyak pelajar yang
beranggapan bahwa matematika adalah suatu momok yang
menakutkan untuk dipelajari karena selalu berisi rumus dan
angka yang sangat banyak, tidak adanya ketertarikan terhadap
matematika merupakan suatu awalan yang sangat buruk bagi
dunia pendidikan, matematika yang inovatif diperlukan untuk
menggiring opini siswa untuk keluar dari ketakutan akan angka
pada pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dapat
ditempuh yaitu dengan mengembangkan matematika ke dalam
konsep-konsep yang baru dan dekat dengan siswa sehingga
dapat dengan mudah dijangkau oleh pola pikir siswa siswa.
Seperti yang kita ketahui bahwa konsep matematika selalu
berkaitan dengan kegiatan manusia. Perlunya penanaman
konsep matematika yang sesuia dengan kenyataan dilapangan
sangat dibuthkan pada zaman modern seperti saat ini karena
matematika adalah ilmu yang membutuhkan dasar yang kuat
unutk melanjutkna ke tingkatan yang lebih tinggi, karena ilmu
dalam matematika memiliki kaitan yang sangat erat.
Di zaman teknologi seperti saat ini, ada banyak cara
untuk memahami konsep matematika dengan cara yang
menyenangkan yang tidak hanya terpaku pada angka-angka dan
rumus-rumus belaka. Salah satu cabang ilmu yang dapat kita
1
Rizka S, “Model Project Based Learning Bermuatan Tenomatematika Untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi Matematika,”Unnes Journal of Mathematics Education Research, diakses 02
Oktober 2021, https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer/article/view/4621.

vi
pelajarai yaitu memahami konsep matematika dalam unsur
budaya hal tersebut dapat membantu kita sebagai generasi
penerus bangsa untuk memahami budaya bangsa dengan system
pembelajaran yang memalui matematika, bukan menjadi rahasia
bahwa kemajuan teknologi akan berdampak terhadap
terkikisnya budaya lokal karena anggapan kuno, maka dengan
adanya sistem pembarahuan matematika dengan konsep budaya
dapat membantu kita untuk lebih memahami budaya
berlandaskan angka, hal tersebut tentu sangat menyengkan
untuk dilakukan karena seperti yang kita tahu bahawa bangsa
kita sendiri memiliki berbagai budaya yang tersebar dari sabang
sampai merauke, keberagaman suku, etnis, budaya, dan adat
istiadat dapat membuat penanaman konsep matematika yang
sama dengan unsur budaya yang berbeda seperti yang dikatakan
oleh indah bahwa nilai budaya merupakan karakter bangsa
yaang harus ditanamkan sejak dini agar setiap individu mampu
memahami, memaknai,menghargai, dan memaknai pentingnya
nilai budaya dalam aspek kehidupan.2
Pembelajaran matematika berbasis etnomatematika
menajdi salah satu yang menjembatani antara budaya dan
pendidikan khususnya matematika. Etnomatematika adalah
matematika yang dipraktekan di antara kelompok-kelompok
budaya yang teridentifikasi, seperti masyarakat-masyarakat
kesukuan nasional, anak-anak dalam kelompok usia tertentu,
kelas-kelas profesional, dan sebagainya.3 Sederhananya
etnomatemtaika adalah konsep matematika yang terjadi pada
suatu kelompok, suku, etnis, ras tertentu dengan cara mengkaji
dan memahami konsep matematika yang tersembunyi dalam
suatu kelompok budaya. Tradisi merupakan sutu kebiasaan
yang berulang yang dilakukan oleh suatu kelompok suku atau

2
Indah wahyuni,” Eksplorasi Etnomatematika Masyarakat Pesisir Selatan Kecamatan Puger,”
Fenomena, no.2 (Oktober, 2016):225
3
D’ Ambrosio, Ethnomathematics For The Learning of Mathematic : (Canada : FLM Publishing
Assosiation,1985), 44

vii
etnis tertentu sehingga menimbulkan kebiasaan di kelompok
tersebut sehingga keadaannya akan selalu dilakukan.
Beberapa penlitian yang mengkaji etnomatematika salah
satunya Penelitian yang dilakukan oleh Euis Fajriyah program
pasca sarjana, program studi Pendidikan Matematika
Universitas Semarang, menurut penelitiannya peran
etnomatematika dalam mendukung literasi matematika adalah
bahwa etnomatematika memfasilitasi siswa untuk mampu
mengkonstruksi konsep matematika sebagai bagian dari literasi
matematika berdasarkan pengetahuan siswa tentang lingkungan
sosial budaya mereka. Penelitian lainnya dilakukan oleh
Adhetia Martyanti dan Suhartini program studi pendidikan
matematika, Universitas Alma Ata, Yogyakarta, penelitian
tersebut menyatakan bahwa pembelajaran matematika berbasis
etnomatematika, dimana budaya berperan sebagai konteks yang
ditampilkan dalam bentuk permasalahan, memiliki relvansi
dengan indikator-indikator berpikir kritis. Dengan demikian
diharapkan pembelajaran matematika berbasis etnomatematika
dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik,
khususnya dalam meyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan budaya.
Dengan banyaknya pengkajian antara budaya dan
matematika tentu kita dapat menjadi warga negara yang baik
dengan melestarikan budaya dan dapat menjadi seorang pelajar
maupun pendidik yang baik dengan memahami konsep
matematika yang terimplementasi dalam sebuah pembelajaran.
Menurut Bhisop (1991), pendidikan matematika sesungguhnya
telah menyatu dengan kehidupan masyarakat itu sendiri baik
dalam proses interaksi sosial, bangunan ataupun hal- hal
lainnya.
Indonesia adalah negara dengan berjuta-juta budaya
didalamnya, begitupun dengan daerah-daerahnya, jika kita
matai dan pahami banyak sekali proses budaya yang dapat kita
tuangkan kedalam konsep matematika, selain sebagai aset

viii
budaya beberapa budaya lainnya juga dapat digunakan sebagai
pengembnagan konsep pemebelajaran matematika. Budaya
sering berfungsi sebagai sarana interaksi sosial antar
masyarakat sehunggal kekuatan budaya masih bisa menjadi
daya tarik untuk memperkuat matematika.salah satu konsep
matematika yanng dapat dierapkan dalam budaya masyarakat
jember khususnya jember madura adat ompangan masih banyak
dilakukan di desa-desa yang masih kuat menganut tradisi
tersebut. Ompangan sendiri adalah bahasa dari madura yang
berarti tradisi memberikan barang atau uang pada acara hajatan
baik itu tetangga ataupun saudara dalam acara besar dimana
bantuan tersebut tidak gratis dan harus dikembalikan pada saat
yang tepat, yaitu saat kita yang menyumbang juga memiliki
hajatan dengan mengembalikan barang yang sama ataupun yang
beda dengan nilai yang sama.4 tradisi yang umum dilakukan di
masyarakat madura dan masyarakat diluar pulau madura tapi
masih berkaca adab madura hal ini dimaksudkan untuk
meringankan beban tuan rumah yang memiliki hajatan.
Tradisi ini juga dapat dikaitkan dengan konsep
matematika dimana kita dapat mempelajari budaya yang ada
sambil lalu mempelajari matematika, konsep matematika yang
dapat kita pelajari adalah konsep perbandingan senilai dimana
sesuai dengan definisi tradisi ompangan yang sudah dijelaskan
dan konsep persamaan linear satu variabel, tentu hal ini dapat
menjadi suatu pembelajaran yang menarik karena sasaran dari
materi matematika pada sub ba ini adalah siswa kelas VII SMP ,
jadi penelitian ini dapat membuat siswa memperlajari budaya
pada usia dini, dan dapat memahami konsep matematika yang
baik.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik unutk meneliti
bagaimana cara-cara menghitung yang dilakukan untuk
memenuhi tanggung jawab suatu masyarakat terhadap
4
M. Alfatih, ‘’Mengenal Tradisi “Ompangan” di Madura”, diakses dari
https://www.emadura.com/2015/04/mengenal-tradisi-ompangan-di-madura.html pada tanggal
02 Oktober 2021 pukul 23.56

ix
masyarakat lain yang sedang memiliki acara. Maka dari perlu
dilakukannya penelitian yang berjudul “Eksplorasi
Etnomatematika Pada Tradisi Ompangan Masyarakat Madura di
Jember Khususnya di Kalisat”.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas
dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana etnomatematika pada tradisi ompangan
masyarakat Jember Madura di Kalisat ?
2. Bagaimana algoritma berhitung matematika pada
tradisi ompangan yang dilakukan masyarakat Jember
Madura di Kalisat ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan etnomatematika pada tradisi
ompangan masyarakat Jember Madura di Kalisat.
2. Untuk merumuskan konsep perhitungan algoritma
matematika terhadap tradisi ompangan masyarakat
Jember Madura di Kalisat.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memebrikan manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat bagi masyarakat Jember Madura di Kalisat
Mengetahui aspek-aspek matematikayang terdapat
pada algoritma menghitung pada tradisi ompangan di
desa tersebut dan dapat mengetahui keterkaitan antara
matematika dan budaya dalam aktivitas masyarakat
pada acara tertentu.
2. Manfaat bagi peneliti
Mengetahui aspek-aspekk matematika yang terdapat
pada algoritma menghitung pada tradisi ompangan
masyarakat jember madura di kalisat dan dapat
membuktikan bahwa terdapat keterkaitan antara

x
matematika dan budaya melalui penelitian yang
dilakukan.
3. Manfaat bagi peneliti lain
Sebagai referensi untuk peneliti lain yang ingin
melakukakn penelitian sejenis dalam mengungkap
aspek-aspek matematika baik pada kebudayaan-
kebudayaan yang ada di jember maupun kebudayaan-
kebudayaan di daerah lain, sehingga semakin banyak
aspek-aspek matematika yang terungkap dari
kebudayaan-kebudayaan yang ada di indonesia
4. Manfaat bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan bermanfaat unutk merubah
opini masyarakat yang selama ini memandang bahw
matematika tidak ada pengaruh sama sekali terhadap
kehidupan budaya di masyarakat. Seiiring berubahnya
pemikiran tersebut dapat membuat matematika
sebagai suatu ilmu yang universal dan menyenangkan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari agar bahasan dalam penelitian ini tidak
terlampau luas, maka peneliti melakukan pembatasan sebagai
berikut.
1. Penelitian ini difokuskan pada masyarakat jember madura
khususnya di daerah kalisat.
2. Penelitian ini mencakup aktivitas yang mengandung
algoritma menghitung mulai dari menentukan batas
maksimal ompangan, jenis ompangan, dan menghitung
kesebandingan antara ompangan yang lalu dan yang akan
datang.
3. Penelitian ini mendeskripsikan cara-cara menghitung yang
dilakukan oleh masyarakat jember madura di kalisat yaitu
penjumlahan, penguranga, perkalian, dan pembagian.
G. Definisi Istilah
1. Eksplorasi

xi
Eksplorasi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI)
adalah penjelahan lapangan dengan tujuan memperoleh lebih
banyak pengetahuan tentang suatu keadaan.5
2. Etnomatematika
Etnomatematika atau Etnomathematics adalah suatu
pendekatan pengajaran dan pembelajaran matematika yang
dibangun atas pengetahuan siswa sebelumnya, latar
belakang, peran lingkungan bermain dalam hal konten dan
metode dan pengalaman masa lalu dan lingkungannya saat
ini . Etnomatematika adalah matematika yang dipraktekan di
antara kelompok-kelompok budaya yang teridentifikasi,
seperti masyarakat-masyarakat kesukuan nasional, anak-
anak dalam kelompok usia tertentu, kelas-kelas profesional,
dan sebagainya.6
Eksplorasi etnomatematika adalah penjelajahan unutk
mengetahui lebih banyak dan lebih dalam terkait konsep
matematika dalam konteks budaya lokal7
3. Tradisi
Tradisi menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988 : 959) tradisi adalah adat-istiadat turun-temurun (dari
nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat
atau penilaian, anggapan bahwa cara-cara yang telah ada
merupakan cara yang paling baik dan benar.8
4. Ompangan
Ompangan sendiri adalah bahasa dari madura yang
berarti tradisi memberikan barang atau uang pada acara
hajatan baik itu tetangga ataupun saudara dalam acara besar
dimana bantuan tersebut tidak gratis dan harus dikembalikan
pada saat yang tepat, yaitu saat kita yang menyumbang juga

5
Dalam Wikepedia Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui https://id.wikipedia.org/wiki/.
6
D’ Ambrosio, Ethnomathematics For The Learning of Mathematic : (Canada : FLM Publishing
Assosiation,1985), 44
7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui
https://kbbi.web.id/.
8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui
https://kbbi.web.id/.

xii
memiliki hajatan dengan mengembalikan barang yang sama
ataupun yang beda dengan nilai yang sama.9
H. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan yang dapat digunakan
sebagai rujukan penelitian saat ini yaitu sebagai berikut
a. Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika Dalam
Mendukung Literasi
Penelitian ini dilakukan oleh Euis Fajriyah program pasca
sarjana, program studi Pendidikan Matematika Universitas
Semarang, menurut penelitiannya peran etnomatematika
dalam mendukung literasi matematika adalah bahwa
etnomatematika memfasilitasi siswa untuk mampu
mengkonstruksi konsep matematika sebagai bagian dari
literasi matematika berdasarkan pengetahuan siswa tentang
lingkungan sosial budaya mereka. Selain itu,
etnomatematika menyediakan lingkungan pembelajaran
yang menciptakan motivasi yang baik dan lebih
menyenangkan sehingga siswa memiliki minat yang besar
dalam mengikuti pembelajaran matematika yang diharapkan
dapat mempengaruhi kemampuan matematika mereka,
khususnya kemampuan literasi matematika .
b. Etnomatematika dalam menumbuhkan kemampuan berpikir
kritis melalui budaya dan matematika
Penelitian ini dilakukan oleh Adhetia Martyanti dan
Suhartini program studi pendidikan matematika, Universitas
Alma Ata, Yogyakarta, penelitian tersebut menyatakan
bahwa pembelajaran matematika berbasis etnomatematika,
dimana budaya berperan sebagai konteks yang ditampilkan
dalam bentuk permasalahan, memiliki relvansi dengan
indikator-indikator berpikir kritis. Dengan demikian
diharapkan pembelajaran matematika berbasis
etnomatematika dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
9
M. Alfatih, ‘’Mengenal Tradisi “Ompangan” di Madura”, diakses dari
https://www.emadura.com/2015/04/mengenal-tradisi-ompangan-di-madura.html pada tanggal
02 Oktober 2021 pukul 23.56

xiii
kritis peserta didik, khususnya dalam meyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan budaya.
c. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis
Etnomatematika Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika
Di Pulau Bengkulu, Peni Febriani, Wahyu Widada, Dewi
Herawaty melakukan sebuah penelitian tentang pengaruh
pembelajaran matematika realistik berbasis etnomatematika
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
di kota bengkulu. Penelitian ini menjelaskan bahwa
Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
diberi materi matematika berbasis etnomatematika lebih
tinggi daripada siswa yang diberi materi matematika tidak
berbasis etnomatematika untuk siswa yang diajar
pembelajaran matematika realistik setelah dikontrol dengan
kemampuan siswa. Oleh karena itu, sudah selayaknya bahwa
pembelajaran konvesional ditinggalkan dan digantikan
dengan model pembelajaran matematika realistik berbasis
etnomatematika.
5. Keefektifan Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) Bernuansa Etnomatematika Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII.
Penelitian ini dilakukan oleh D.I Abdullah , Z mastur, H
Sutato, jurusan matematika FMIPA Universitas Negeri
Semarang mereka menyatakan Berdasarkan hasil penelitian
tentang model pembelajaran PBL bernuansa etnomatematika
terhadap kemampuan pemecahan masalah pembelajaran
matematika materi perbandingan efektif karena beberapa hal
sebagai berikut: (1) kemampuan pemecahan masalah siswa
yang dikenai model pembelajaran PBL bernuansa
etnomatematika mencapai KKM. (2) kemampuan
pemecahan masalah siswa yang dikenai model pembelajaran
PBL mencapai KKM. Pencapaian tersebut dapat dilihat dari

xiv
hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Demak secara individual dapat mencapai
KKM > 72 dan secara klasikal jumlah siswa yang
mendapatkan nilai > 72 sebanyak > 75% dari jumlah siswa
yang ada pada kelas tersebut yaitu sebesar 82,05%, (3)
Kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan
model pembelajaran PBL bernuansa etnomatematika
mencapai rata-rata 81,23 lebih tinggi dari kemampuan
pemecahan masalah siswa yang menggunakan model
pembelajaran PBL yaitu memperoleh rata-rata 77,21, (3)
Terdapat perbedaan sikap terhadap budaya antara sebelum
dan setelah diterapkannya pembelajaran dengan model PBL
bernuansa etnomatematika (4) Aktivitas dan sikap terhadap
budaya memberikan pengaruh terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa sebesar 64,7%.
I. Kajian Teori
a. Eksplorasi
Eksplorasi menurut kamus besar bahasa indonesia
(KBBI) adalah penjelahan lapangan dengan tujuan
memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang suatu
keadaan.10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
eksplorasi adalah proses menggali suatu hal unutk
mendalami dan memperoleh informasi ataupun pengtahuan
yang baru sehingga dapat membuat suatu pembaruan
terdapat informasi dan pengetahuan yang didapat.
b. Etnomatematika
Etnomatematika atau Etnomathematics adalah suatu
pendekatan pengajaran dan pembelajaran matematika yang
dibangun atas pengetahuan siswa sebelumnya, latar
belakang, peran lingkungan bermain dalam hal konten dan
metode dan pengalaman masa lalu dan lingkungannya saat
ini (D’Ambrosio, dalam Supriadi, 2014:36)

10
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui
https://kbbi.web.id/.

xv
Etnomatematika adalah matematika yang dipraktekan di
antara kelompok-kelompok budaya yang teridentifikasi,
seperti masyarakat-masyarakat kesukuan nasional, anak-
anak dalam kelompok usia tertentu, kelas-kelas profesional,
dan sebagainya.11
Etnomatematika dalah jembatan antara matematika dan
budaya maka keduanya sangat terikat dan terkait. Budaya
adalah Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di
antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa
dipelajari.12 Sedangkan kebudayaan adalah Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sementara
itu, M. Selamet Riyadi, budaya adalah suatu bentuk rasa
cinta dari nenek moyang kita yang diwariskan kepada
seluruh keturunannya, dan menurut Koentjaraningrat,
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan dan tindakan

11
D’ Ambrosio, Ethnomathematics For The Learning of Mathematic : (Canada : FLM Publishing
Assosiation,1985), 44
12
Dalam Wikepedia Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui https://id.wikipedia.org/wiki/.

xvi
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dimiliki manusia dengan belajar.13
Etnomatematika merupakan kajian budaya untuk
mengidentifikasi unsurunsur matematika yang terdapat
dalam budaya tersebut yang dapat digunakan dalam
pendidikan atau pembelajaran matematika. Bahkan,
matematika itu sebenarnya adalah budaya, namun banyak
orang yang tidak menyadarinya. Etnomatematika dapat
dijadikan sebagai alternatif, filosofi implisit praktek
matematika sekolah sebab etnomatematika juga termasuk
dalam pendekatan kontekstual. Sudah ada beberapa
penelitian tentang pengaplikasian etnomatematika dalam
pembelajaran matematika dan rata-rata hasil dari penelitian
tersebut etnomatematika sangat berpengaruh positif.
Etnomatematika merupakan jembatan matematika dengan
budaya, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa etnomatematika mengakui adanya cara-cara berbeda
dalam melakukan matematika dalam aktivitas masyarakat.
Dengan menerapakan etnomatematika sebagai suatu
pendekatan pembelajaran akan sangat memungkinkan suatu
materi yang pelajari terkait dengan budaya mereka sehingga
pemahaman suatu materi oleh siswa menjadi lebih mudah
karena materi tersebut terkait langsung dengan budaya
mereka yang merupakan aktivitas mereka seharihari dalam
bermasyarakat. Tentunya hal ini membantu guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran untuk dapat memfasilitasi
siswa secara baik dalam memahami suatu materi.14
Etnomatematika adalah cabang ilmu matematika yang
memberikan cara baru unutk mengerjakan dan
menyelesaikan konsep matematika dengan cara yang lebih
menyenangkan. D’ Ambrosio menyatakan bahwa tujuan dari
13
Marzali, Amri (Oktober 2014). "Memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia". Humaniora. 26 (3): 258.
14
Georgius Rocki Agasi, Yakobus Dwi Wahyuono. “Kajian Etnomatematika : Studi Kasus
Penggunaan Bahasa Lokal Untuk Penyajian Dan Penyelesaian Masalah Lokal Matematika. Artikel
Penelitian MahasiswaProgram Magister Pendidikan Matematika PMIPA FKIP (Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Kampus III USD Paingan Maguwoharjo,2016). h.529

xvii
adanya etnomatematika adalah unutk mengakui bahwa ada
cara-cara berbeda dalam melakukan penyelesaian
matematika dengan mempertimbangkan pengetahuan
matematika akademik yang dikembangkan oleh berbagai
sektor masyarakat serta dengan mempertimbangkan modus
yang berbeda dimana budaya yang berbeda merundingkan
praktek matematika mereka dengan caramengkelompokan,
berhitung, mengukur, merancang, membangun, bermain dan
lainnya.
Indikator matematika dalam penelitian ini adalah sebagaii
berikut
1. Operasi bilangan
Operasi bilangan yang dimakasudkan disini adalah
operaasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Pada operasi bilangan dapat digunakan pada proses
pelunasan tradisi ompangan dimana kita harus mulai
menghitung, meraba, dan menentukan tentang jumlah
barang, total barang, jenis barang dan lain sebagainya.
2. Kesebandingan
Pada penelitian ini akan dibuktikan bahwa
etnomatematika yang berperan didalamnya juga
terdapat materi kesebandingan pada pembelajaran
matematika sehingga konsep operasi hitung akan
diterapkan dalam konsep kesebandingan. Dalam
matematika, dua variabel dikatakan sebanding atau
berada dalam
hubungan proporsionalitas/kesebandingan, jika
keduanya saling terkait melalui perkalian dengan
sebuah konstanta atau tetapan. Misalnya, jika kedua
variabel tersebut memiliki rasio yang tetap atau
konstan, maka kedua variabel tersebut disebut
sebanding atau berbanding lurus. Jika kedua variabel
tersebut memiliki hasil kali yang tetap, maka disebut

xviii
"berbanding terbalik". Nilai dari konstanta (rasio atau
hasil kali) tersebut disebut koefisien
proporsionalitas atau tetapan proporsionalitas.15
Dalam konsep kesebandingan pada tradisi
ompangan akan dibuktikan apakah nilai yang akan
dibayarkan akan sesuai dengan nilai lalu yang telah
diberikan. Maka jika terjadi kesesuaikan maka barang
tersebut akan langsung disetujui, namun jika tidak
sebanding dengan nilai yang lalu, maka akan dicari
alternative yang lainnya yang sesuai dengan tardisi
tersebut.
3. Konsep persamaan linear
Pada penelitian ini akan dibuktikan bahwa tardisi
ompangan juga bisa ditentukan dalam proses
etnomatematikanya dengan konsep persamaan linear
guna menentukan maksimal barang yang akan dibawa
dengan harga yang sudah ditetapkan.
Peran Etnomatemika Dalam Pembejaran
Matematika. Pembelajaran matematika membutuhkan
suatu pendekatan agar menjadi efektif unutk
dilakukan dan dipahami. Sebagaimana dari salah satu
pembelajaran itu sendiri bahwa pembelajaran yang
dilakukan agar peserta didik dapat dengan mudah
menguasai dan memahami konteks materi yang
diberikan dan diajarkan dan dapat menerapkannya
dalam proses pemevahan masalah di lingkungan
sekitar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini guru
harus memahami faktor apa saja yang berpengaruh
dalam lingkungan siswa terhadap pembelajaran.
Salah satu faktor yang dapat dilakukan adalah dengan
mengangkat aktivitas disekitar siswa seperti budaya .
budaya juga memiliki peranan penting terhadap daya
tangkap siswa terhadap materi dan mengurangi

15
Dalam Wikepedia Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui https://id.wikipedia.org/wiki/.

xix
kjenughan siswa terhadap angka-angka yang
membosankan.
c. Tradisi Ompangan
Tradisi menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988 : 959) tradisi adalah adat-istiadat turun-temurun (dari
nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat
atau penilaian, anggapan bahwa cara-cara yang telah ada
merupakan cara yang paling baik dan benar.16
Ompangan sendiri adalah bahasa dari madura yang
berarti tradisi memberikan barang atau uang pada acara
hajatan baik itu tetangga ataupun saudara dalam acara besar
dimana bantuan tersebut tidak gratis dan harus dikembalikan
pada saat yang tepat, yaitu saat kita yang menyumbang juga
memiliki hajatan dengan mengembalikan barang yang sama
ataupun yang beda dengan nilai yang sama. 17 tradisi yang
umum dilakukan di masyarakat madura dan masyarakat
diluar pulau madura tapi masih berkaca adab madura hal ini
dimaksudkan untuk meringankan beban tuan rumah yang
memiliki hajatan.
Tradisi ompangan yang tersebar luas di wilayah jember
dan sekitarnya adalah tradisi turun-temurun yang telah
dilakukan selama puluhan bahkan ratusan tahun dan
berkembang pesat diwilayah yang bersuku madura hingga
saat ini. Tradisi ini memiliki banyak sekali manfaat dalam
kehidupan bermasyarat keran tradisi ini dapat mempererat
hubungan dan tali kekeluargaan pada setiap masyarakat.
Prosedur dalam tradisi ompangan ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Pertama-tama keluarga yang memiliki hajatan dan tidak
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, mereka akan
mengunjungi rumah-rumah yang menurut mereka dekat
16
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses 04 Oktober 2021, melalui
https://kbbi.web.id/.
17
M. Alfatih, ‘’Mengenal Tradisi “Ompangan” di Madura”, diakses dari
https://www.emadura.com/2015/04/mengenal-tradisi-ompangan-di-madura.html pada tanggal
02 Oktober 2021 pukul 23.56

xx
seperti saudara, atau rumuah kerabat, ataupun rumah
tetangga yang sudah memiliki ikatan kuat dengan keluarga
penyelenggara hajatan, sesampainya disana mereka akan
bertamu dengan membawa buah tangan lalu menyampaikan
maksud tujuannya untuk mnegadakan hajatan yang lumayan
besar, setelah itu maka si tuan rumah akan mengerti tanpa
harus tamu tersebut meminta kepada pemilik rumah tentang
sesuatu yang belum terpenuhi di hajatan tersebut,
selanjutnya si pemiliki rumah akan bertanya kepada si
penyelenggara hajatan tentang apa masih belum terpenuhi
pada hajatan tersebut, entanh berupa uang, barang, ataupun
hal lainnya yang menyangkut acara hajatan. Selanjutnya
tamu atau keluarga penyelenggara hajatan akan
menyampaikan dan menjawab pertanyaan dari sang pemilik
rumah atau kerabatnya itu. Setelah terjadi proses musyawah
maka akan disetujui suatu keputusan tentang apa yang akan
dibawa dan dipinta, senilai berapa. Dan tidak berhenti
sampai disitu, setelah si kerabat atau pemilik rumah yang
tadi suatu saat akan mengadakan hajatan juga maka si
penyelenggara hajatan yang pertama harus dengan sadar diri
untuk mengembalikan apa yang telah diberikan dahulu
dengan nilai yang dan dengan bentuk barang diminta oleh
penyelenggara hajatan yang baru.
Namun ada beberapa orang karena berkaca pada hubungn
kekerabatan yang sangat erat biasanya mereka
mengembalikannya dengan lebih, dan hal ini tentu saja tidak
menjadi masalah, namun kebnayakan orang akan
menghitung nilai yang sesuai dengan hutang mereka dulu,
baru steelah itu mereka mengembalikannya dengan apa yang
mereka mau.
Dari prosedur ompangan yang telah dijelaskan di atas,
maka dapat kita simpulkan bahwa ompangan juga memiliki
sistem hutang yang nantinya akan dikembalikan dengan nilai
yang sama. Hal ini akan berhubungan dengan konsep

xxi
matematika, dan kenyataannya matematika sangat lekat
dengankehidupan bermasyarakat dan masyarakat itu sendiri
juga telah menerapkan konsep etnomatematika hanya saja
mereka tidak apaham dengan apa yang mereka lakukan
bahwa itu terkait dengan konsep matematika.
Contoh tradisi Ompangan dapat ditemukan disekitar
masyarakat Madura di jember salah satunya pada acara
pernikahan. Contoh kasus pada saat si A ingin mengadakan
acara hajatan besar seperti pernikahan, si A meminta barang
ke B berupa Beras 100kg. Harga beras saat itu adalah Rp.
9000,-, beberapa saat setelah itu si B juga akan mengadakan
acara hajatan berupa Khitanan maka si B meminta ke pada si
A dengan bentuk gula. Maka dari kasus tersebut dapat
ditentukan perbandingan senilainya dan system
persamaannya
Untuk perbandingan senilainya maka beras 100kg harus
diganti dengan beras juga 100kg, untuk tuan rumah jika
meminta baarang dengan bentuk lain maka akan dihitung
dengan cara yang sederhana yaitu berapa banyak si A
membeli barang yang diminta si B yang senilai dengan
barang lalu yang diberikan. Atau dengan penyelesaian
dibawah ini,
Penyelesaian,
9000
diketahui=harga beras=Rp . total beras=100 kg
kg
10.500
harga gula=Rp . ditanya ? berapa gula yang harus dibeli ?
kg
ATURAN ;dengan besaran nilai yang sama jawab :
100 kg .9000=10.500. X 900.000=10.500 . X X =85,7 kg
maka gula yang harus dikembalikan adalah minimal
85,7 Kg tidak boleh kurang
J. Metode Penelitian
Melalui metode penelitian, peneliti dapat mengumpulkan
data mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti. Dan pendekatan penelitian pada dasarnya

xxii
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, tujuan, dan
kegunaan tertentu.18
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut
juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya
lebih bersifat kualitatif.19 Pendidikan kualitatif
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Penerapan
karakteristik penelitian kualitatif adalah sampelnya
bisa hanya sedikit, waktunya relatif lama, data tidak
dipilih secara acak, dan tidak bisa digeneralisasikan.
Dalam penelitian ini, tidak ada hipotesis. Data
yang dihasilkan adalah data deskriptif yang berupa
kata-kata tertulis atau lisan. Strategi penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, karena
penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya hasil
eksplorasi atas subyek penelitian atau para partisipan
melalui pengamatan dengan semua variannya semua
wawancara pengamatan dan FGD harus
dideskripsikan dalam catatan kualitatif. Penelitian
20

kualitatif bersifat holistik integratif. Artinya penelitian


kualitatif tidak membagi atau memecah realitas
menjadi variabel atau sejumlah variabel. Penelitian
kualitatif melihat realitas dalam keseluruhannya yang
18
Sugiyono, Mertode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2013), hal. 14.
19
Sugiyono, Mertode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2013), hal. 14.
20
Nusa Putra, Metode Penelitian kualitatif Pendidikan, (Depok; Rajagrafindo, 2021),hal 129.

xxiii
kompleks. Jika proses pembelajaran yang hendak
diteliti, maka proses itu tidak dipecah atau dibagi
menjadi variabel guru, murid, kurikulum, dan
prasarana dengan segala variannya. Namun dilihat
dalam keseluruhannya. Dalam arti dalam proses
pembelajaran itu berlangsung dengan sekaligus
melibatkan murid, guru, kurikulum yang diurai
menjadi rencana pembelajaran, dan sarana. Dalam
keseluruhan yang kompleks itulah proses
pembelajaran berlangsung. 21

Sesuia dengan metode dan jenis penelitian yang


diambil yaitu metode kualitatif deskriptif dengan
pendekatan penelitian lapangan, maka penelitian ini
dilakukan untuk mendeskripsikan ekplorasi
etnomatematika pada tradisi ompangan masyarakat
Madura di Jember khususnya di Desa Kalisat.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di masyarakat Jember
Madura, khususnya di daerah Kalisat Jalan
Diponegoro Dusun Krajan 1 Glagahwero, Kalisat
Kabupaten Jember.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian pada penelitian ini adalah
masyarakat jember madura khususnya didaerah kalisat
yang masih melaksanakan tradisi ompangan di
wilayahnya dan kental dengan budaya tersebut. Data
yang diharapkan adalah menemukan konsep
matematika dalam budaya tersebut sehingga
membuktikan bahwa etnomatematika dapat
menjembatani matematika dan budaya, membuktikan
konsep-konsep matematika yang diterapkandan
mengimplementasikannya pada konsep matematika di
dunia pendidikan.
a. Data primer

21
Ibid. Hal 51.

xxiv
Data primer merupakan data pokok yang
langsung dikumpulkan oleh objek penelitian.22
Data ini diperoleh melalui wawancara peneliti
dengan informan yangterdiri dari 3 masyarakat
di desa kalisat.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data tambahan
menunjang data pokok. Data ini dikumpulkan
dari observasi, dokumentasi, dan berbagai
referensi yang bersumber dari beberapa artikel
dan jurnal penelitian maupun skripsi.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara dilakukan secara wawancara
semiterstuktur. Jenis wawancara ini sudah
termasuk dalam kategori In-depth interview di
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancar diminta
pendapat, dan ideidenya. Dalam melakukan
wawancara, penelitian perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan. Pedoman wawancara ini berisi
pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan penulis
untuk memperkuat hasil dari pengumpulan data
yang dilakukan dengan metode dokumentasi serta
catatan lapangan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa
data-data dalam bentuk dokumen tentang sejarah
kebudayaan Lampung. Metode dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun
melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat
berupa buku harian, surat pribadi, catatan khusus
dalam kegiatan sosial dan dokumen lainnya.

22
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta,2019), 67.

xxv
c. Observasi
Observasi dari penelitian ini adalah
observasi langsung mengenai proses pembelajaran
yang berbasis etnomatematika dalam sekolah
tersebut. Observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena yang sedang disajikan.
Instrument penelitian yang dipilih dalam
eksplorasi tradisi ompangan masyarakat Madura di
jember.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen
juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap
peneliti sebagai instrumen meliputi validasi
terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,
baik secara akdemik maupun logistiknya.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif
sekaligus merupakan perencanaan, pelaksanaan,
pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan
menjadi pelopor dari hasil penelitiannya .
Instrument utama dalam penelitian ini adalah
penelitian itu sendiri, penelitian secara langsung
berhadapan dengan informan untuk memperoleh
data yang sesuai dengan apa yang akan diteliti,
yang berhubungan dengan tradisi ompangan di
masyarakat Jember Madura di wilayah Kalisat
Kabupaten Jember.
Metode bantu merupakan pelengkap dalam
mengumpulkan data yang hasilnya sebagai
pembanding. Metode bantu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode wawancara, observasi
dan dokumentasi. Untuk melakukan deskripsi dan
pemahaman mendalam, peneliti akan

xxvi
mengumpulkan sejumlah dokumen seperti apa saja
kebiasaan masyarakat Jember Madura di daerah
Kalisat yang berhubungan dengan matematika
baik dalam hal tradisi dan adat masyarakat dalam
hal tradisi ompangan.
Fokus Indikator Teknik
W O D
Perencanaan 1. Penyampaian √
eksplorasi maksud dan
tradisi latar belakang
ompangan penelitian
masyarakat 2. Menonton √
Madura di Proses acara
Jember yang
Khususnya di berkaitan
Desa Kalisat dengan tradisi
ompangan
Pelaksanaan 1. Datang ke √
eksplorasi tempat
tradisi 2. Tahap √ √
ompangan wawancara
masyarakat
Madura di
Jember
Khususnya di
Desa Kalisat
Evaluasi 1. pendukung √ √
eksplorasi
tradisi √ √
2. penghambat
ompangan
masyarakat
Madura di
Jember 3. kesiapan √ √
Khususnya di
Desa Kalisat
Tabel 1. Instrumen Pengumpulan data
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:

xxvii
Data observasi dari seluruh masyarakat yang
melakukan pengamatan dari tradisi dan adat
ompangan tersebut. Maksud kegiatan ini adalah untuk
memperoleh data tentang implimentasi pembelajaran
matematika yang berbasis etnomatematika.
Data wawancara 3 responden yang telah ditentukan
sebelumnya.Kemudian data tersebut dianalisis untuk
mengetahui secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi etnomatematika dalam pembelajaran
matematika. Data wawancara tersebut dianalisis
dengan cara sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses
menyeleksi, menajamkan, memfokuskan dan
menyederhanakan data yang diperoleh,
membuat data yang tidak perlu dari hasil
wawancara. Dari data tersebut lalu
disederhanakn sehingga dapat ditentukan apa
saja unsure etnomatematika yang ada dalam
budaya lokal madura yang berhubungan dengan
matematika.
b. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk
mengorganisasikan dan menyusun data menjadi
informasi bermakna sehingga mudah untuk
menarik kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah
semua data terkumpul. Kesimpulan ini
mengenai budaya lokal madura yang
berhubungan dengan matematika.
6. Keabsahan Data
Sehubungan dengan pemeriksaan keabsahan data,
uji kredibilitas data diperiksa dengan teknik
( perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
pengamatan, triangulasi, pengecekan teman sejawat,
pengecekan anggota, analisis kasus negatif,dan
kecakupan referensial ). Pada penelitian ini, teknik
yang digunakan adalah triangulasi. Triangulasi adalah

xxviii
teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Denzim
membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik, dan teori.23
Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :
a. membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara;
b. membandingkan apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakannya secara
pribadi
c. membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu;
d. membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi,orang berada, orang
pemerintahan;
e. membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
Untuk pengecekan keabsahan data melalui
triangulasi data dapat digunakan dua jenis pendekatan
yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.
a. Triangulasi sumber data yaitu dimana peneliti
berupaya untuk mengecek keabsahan data yang
didapatkan dari salah satu sumber dengan sumber
yang lain.
b. Triangulasi metode adalah upaya untuk mengecek
keabsahan data melalui pengecekan kembali
apakah prosedur dan proses pengumpulan data
sesuai dengan metode yang absah. Disamping itu
pengecekan data dilakukan secara berulang-ulang
melaluibeberapa metode pengumpulan data.

23
Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) h. 330.

xxix
Adapun triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber data
dan metode karena memungkinkan sesuai kondisi di
Lapangan.
7. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian kualitatif tidak terlepas dari tahap-tahap
penelitian yang harus diikuti. Pada tahap-tahap
penelitian peneliti menguraikan pelaksanaan
penelitianyang akan dilakukan mulai dari awal hingga
akhir penelitian. Tahap ini penelitian ini terdiri dari.
a. Tahap Persiapan, pada tahap ini penulis melakukan
kegiatan-kegiatan :
1) Menyusun rencana penelitian
2) Memilih lapangan penelitian
3) Mengurus perizinan
4) Survei lapangan penelitian
5) Menentukan informan
6) Menyiapkan mental diri dan perlengkapan
penelitian
7) Memahami etika penelitian
b. Tahap Pelaksanaan atau tahap perkerjaan lapangan
adalah tahap mencari dan mengumpulkan data
yang diperlukan sesuai dengan fokus dan tujuan
penelitian.
1) Memahami latar penelitian
2) Memasuki lapangan penelitian
3) Mengumpulkan data
4) Menyempurnakan data yang belum lengkap
c. Tahap analisis data, pada tahap ini peneliti
menyusun data yang telah diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Kemudian dianalisis dan dikumpulkan dalam
bentuk laporan hasil penelitian dengan mengacu
pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas
Negeri KH Achmad Shiddiq Jember.

xxx
Daftar Pustaka

xxxi

Anda mungkin juga menyukai