ETNOMATEMATIKA
Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Annisa Rahmadayanti (201835005)
2. Ayu Naili Rohmah (201835011)
3. Fia Nasyihah (201835018)
4. Umi Mardhiyah (201835023)
5. Almas Choiruna Maulida (201835028)
6. Ulya Ulfiyati (201835033)
Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Annisa Rahmadayanti (201835005)
2. Ayu Naili Rohmah (201835011)
3. Fia Nasyihah (201835018)
4. Umi Mardhiyah (201835023)
5. Almas Choiruna Maulida (201835028)
6. Ulya Ulfiyati (201835033)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Hakekat Etnomatematika.......................................................................................3
B. Rasional Etnomatematika.......................................................................................4
C. Manfaat Etnomatematika.......................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
KESIMPULAN................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
ii
ABSTRAK
Matematika adalah mata pelajaran yang dipandang bebas dari nilai dan
budaya sehingga terdapat pandangan bahwa pendidikan matematika tidak perlu
mempertimbangkan keberagaman yang semakin berkembang dalam populasi
peserta didik. Namun demikian, matematika telah membentuk sekaligus dibentuk
oleh berbagai nilai dan keyakinan dari kelompok-kelompok manusia.
Etnomatematika adalah hasil dari interaksi antara budaya dan matematika.
Pemahaman tentang hubungan antara matematika dan budaya tampaknya dapat
digunakan untuk meningkatkan keefektifan proses beljaar matematika di ruang
kelas multikultural.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan budaya tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-
harri, karena pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap individu
dalam masyarakat dan budaya merupakan kesatuan yang utuh dan
menyeluruh, berlaku dalam suatu masyarakat. Pendidikan dan budaya
memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai luhur bangsa kita. Dengan demikian pendidikan yang
dikaitkan dengan budaya dapat mengembangkan rasa cinta terhadap bangsa
maupun kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan belajar siswa. Oleh
karena itu konsepsi pendidikan selanjutnya harus dengan bauran budaya.
B. Rumusan Masalah
1
2. Bagaimana rasional etnomatematika?
3. Apa saja manfaat etnomatematika?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Etnomatematika
Matematika dan budaya merupakan dua hal yang saling berkaitan
dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, sedangkan budaya merupakan satu kesatuan yang utuh dan
menyeluruh yang berlaku dalam masyarakat. Namun, terkadang matematika
dan budaya masih sering dianggap sebagai dua hal yang tidak berkaitan satu
sama lain (Hardiarti, 2017).
3
Menurut Barton (dalam Fajriyah, 2018) ethnomathematics merupakan
program yang bertujuan untuk mempelajari bagaimana siswa dapat memahami,
mengartikulasikan, mengolah, dan menggunakan ide-ide matematika, konsep,
dan praktik-praktik yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, Bishop (dalam Hardiarti,
2017) berpendapat bahwa ethnomathematics dapat dibagi menajdi enam
kegiatan dasar yang dapat ditemukan pada sejumlah kelompok budaya,
diantaranya menghitung atau membilang, penentuan lokasi, mengukur,
mendesain, bermain, dan menjelaskan.
B. Rasional Etnomatematika
Matematika adalah ibu dan sekaligus pelayan sehingga dapat dipakai
dalam ilmu yang lain serta terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Inilah
yang membuat matematika adalah ilmu yang sangat berguna. Namun, di lain
pihak dalam mempelajari matematika terdapat banyak kesulitan dan keluhan.
Diantaranya adalah matematika adalah ilmu yang abstrak, sulit dipahami dan
masih menjadi momok di kalangan peserta didik maupun guru.
4
tertentu, kelompok buruh/petani, anak-anak dari masyarakat kelas tertentu,
kelas-kelas profesional, dan lain sebagainya. Ini berarti etnomatematika bukan
sekedar bicara tentang etnis atau suku. Hiebert & Capenter (1992)
mengingatkan kepada semua pihak bahwa pengajaran matematika di sekolah
dan matematika yang ditemukan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat
berbeda. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sangat perlu memberikan
muatan/menjembatani matematika dengan kehidupan sehari-hari yang berbasis
pada budaya lokal dengan matematika sekolah. Dengan asumsi bahwa
etnomatematika yang diangkat sudah dikenal dan dapat membantu peserta
didik dalam belajar matematika.
5
3. Menarik kesimpulan atau membuat perkiraan atau prediksi berdasarkan
korelasi antara dua variable.
4. Menetapkan kombinasi beberapa variable.
5. Analogi adalah menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan dua proses.
6. Melakukan pembuktian.
7. Menyusun analisis dan sintesis beberapa kasus.
6
program etnomatematika yaitu; kognitif, konseptual, pendidikan,
epistemologis, historis, dan politik. Dimensi-dimensi ini saling terkait dan
bertujuan untuk menganalisis akar sosiokultural pengetahuan matematika
(Rosa & Orey, 2016).
1. Dimensi kognitif
Dimensi ini menyangkut akuisisi, akumulasi, dan penyebaran pengetahuan
matematika lintas generasi. Ide-ide matematika seperti perbandingan,
klasifikasi, kuantifikasi, pengukuran, generalisasi, pemodelan, dan evaluasi
dipahami sebagai fenomena sosial, budaya, dan antropologis yang memicu
perkembangan sistem pengetahuan oleh anggota kelompok budaya yang
berbeda.
2. Dimensi konseptual
Konsep ini merupakan pengembangan pengetahuan esensial dan merupakan
respon terhadap tantangan yang dihadapi dalam seleksi alam. Ide matematis
muncul sebagai pengetahuan yang menjadi dasar untuk bertahan hidup dan
terus memiliki eksistensi.
3. Dimensi pendidikan
Pada dimensi pendidikan, etnomatematika menggabungkan prinsip
pengetahuan dan perilaku akademis dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti
rasa hormat, toleransi, penerimaan, kepedulian, martabat, integritas, dan
kedamaian untuk memanusiakannya dan membawany a ke dalam konteks
kehidupan sehari-hari.
4. Dimensi epistemologis
Dimensi ini berkaitan dengan sistem pengetahuan yang merupakan
kumpulan pengamatan empiris dikembangkan untuk memahami,
menjelaskan, dan menangani realitas.
5. Dimensi sejarah
Hubungan antara sejarah dan matematika merupakan fakta yang harus
dimengerti oleh siswa. Dimensi ini mengarahkan siswa untuk meneliti sifat
matematika dalam hal pemahaman tentang bagaimana pengetahuan
matematika itu diarahkan dalam struktur pengalaman mereka.
6. Dimensi politik
7
Dimensi politik bertujuan untuk mengenali dan menghormati sejarah,
tradisi, dan pemikiran matematika yang dikembangkan oleh anggota
kelompok budaya indigenous. Pengakuan dan penghormatan terhadap akar
sosiokultural ini tidak menyiratkan penolakan terhadap akar budaya orang
lain, tetapi memperkuatnya melalui dialog dalam dinamika budaya. Hal
tersebut juga bertujuan untuk mengembangkan tindakan politik yang
membimbing siswa dalam proses transisi dari subordinasi ke otonomi yang
lebih luas tentang hak - hak mereka sebagai warga negara.
C. Manfaat Etnomatematika
Pada dasarnya, matematika tidak terlepas dari budaya lokal karena di
dalam suatu budaya tak jarang memuat konsep-konsep matematika, yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari secara turun-temurun, baik dalam
bidang perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Inilah yang melatar-belakangi
lahirnya ethnomathematics. Pendekatan pembelajaran yang berbasis pada
budaya atau ethnomatematics setidaknya memberikan keuntungan, diantaranya
sebagai jembatan latar belakang pengetahuan siswa dengan pembelajaran
matematika formal (Dahlan & Permatasari, 2018). Hal itu selaras dengan
temuan (Supriyadi, 2012) bahwa implementasi etnomatematika dapat
mengurangi keabstrakan siswa dalam mempelajari matematika, karena anak-
anak Indonesia seringkali menggunakan bahasa ibunya atau bahasa yang
berkembang didaerah ia tinggal. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri untuk para
guru menjelaskan konsep matematika menggunakan bahasa matematika yang
cukup abstrak. Dengan menggunakan inovasi pembelajaran matematika
berbasis budaya atau ethnomatematics diharapkan mampu membantu para guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8
dan teknikal. Kebanyakan siswa kesulitan untuk mendapat makna dan manfaat
dari konsep ini, sehingga mereka menjadi tidak berminat dan minim perhatian
pada konsep FPB [14]. Pada proposal desain didaktis tersebut, tahap demi
tahap para siswa diberikan kesempatan untuk mendekati dan mengkonstruksi
konsep FPB, baik secara individu maupun secara kolaboratif, para siswa juga
diberikan kesempatan untuk menghubungkan aspek-aspek geometri dengan
notasi aritmatik. Peran guru adalah untuk memediasi interaksi yang terjadi
antar siswa dan membimbing mereka untuk menginstitusionalisai ide (konsep)
matematis yang ada secara bertahap, hingga di akhir proses para siswa
mendapatkan gagasan tentang FPB. Sona sebenarnya dilakukan oleh orang-
orang yang bercerita (dalam suatu acara adat Afrika) dan proses penggambaran
pada pasir dilakukan si pencerita agar deskripsi tentang cerita yang sedang
diceritakan menjadi lebih atraktif. Kegiatan budaya itu tanpa mereka sadari
mengandung unsur matematika yang berguna dalam pembelajaran dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam materi FPB (Ulum, dkk,
2013) .
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12