Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH LOGARITMA DAN TRIGONOMETRI

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Matematika


Dosen Pengampu : Dr. Rini Setianingsih, M.Kes.

Nama Anggota Kelompok 2:

1. Farah Syaifie Savania (18030174031)

2. Nur Izzatul Isslamiyah (18030174051)

3. Dwi Fatmarani (18030174059)

4. Chusnul Fadlilah (18030174064)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karunia, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sejarah Matematika
dengan judul “Sejarah Logaritma dan Trigonometri”.

Makalah dengan judul “Sejarah Logaritma dan Trigonometri ” ini berisi tentang sejarah
Logaritma dan Trigonometri beserta tokoh yang menemukan, pengertian Logaritma dan
Trigonometri , konsep atau rumus Logaritma dan Trigonometri, serta contoh - contoh
penyelesaian soal.

Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang turut terlibat dalam
mensukseskan penyusunan makalah ini, diantaranya Ibu dosen yang memberikan bimbingan
kepada kami, Dr. Rini Setianingsih, M.Kes. dan teman-teman kami anggota kelompok
khususnya serta semua mahasiswa di kelas Pendidikan Matematika C 2018 pada umumnya.

Harapan kami semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para
pembaca sekalian. Dalam makalah ini mungkin masih banyak yang kurang sempurna, sehingga
kami mengharapkan masukan, kritikan, dan saran yang membangun untuk makalah ini.

Surabaya, 20 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ................................................................................................ 1
Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
Sejarah Singkat Logaritma ............................................................................... 3
Pengertian Logaritma ....................................................................................... 3
Sifat – Sifat Logaritma ..................................................................................... 4
Persamaan dan pertidaksamaan fungsi logaritma ............................................ 4
Contoh – contoh soal Logaritma ..................................................................... 6
Sejarah Trigonometri ....................................................................................... 8
Pengertian Trigonometri .................................................................................. 10
Konsep Dasar Trigonometri ............................................................................. 10
Rumus – Rumus Trigonometri......................................................................... 12

Bab III Penutup


Kesimpulan ..................................................................................................... 15
Saran ............................................................................................................... 16

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini, ilmu matematika telah berkembang pesat. Bukan hanyasebatas


hitung menghitung menggunakan skala statistik, nilai, angka-angka real, kalkulus, dan
peluang. Akan tetapi, perkembangan ilmu matematika juga terjadi didasarkan pada
penalaran-penalaran yang logis atas sistem matematis.

Penalaran yang dilakukan oleh para ahli matematik diperoleh atas realitakehidupan
yang nyata dirasakan oleh manusia di kehidupan sehari-hari. Penalaran inilah dalam bahasa
matematika sering disebut logika. Dari latar belakang masalah diatas maka penulis akan
menyusun salah satu pembahasan matematika yaitu tentang logaritma beserta contoh-
contoh soal dan jawaban.

Jika seseorang ingin mengukur tinggi sebuah pohon, menara, gedung bertingkat
ataupun sesuatu yang memiliki ketinggian tertentu maka tidaklah mungkin secara fisik akan
mengukur dari bawah ke atas (puncak) obyeknya dengan menggunakan meteran. Salah satu
cabang matematika yang dapat dipakai dalam membantu pengukuran ini adalah
trigonometri.

Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang kehidupan banyak


membutuhkan pengetahuan tentang trigonometri, antara lain bidang keteknikan, bidang
IPA, bidang penerbangan, bidang pelayaran dan sebagainya. Oleh karena itu topik tentang
trigonometri perlu diajarkan kepada siswa oleh guru matematika.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah sejarah singkat dari logaritma?


b. Apa pengertian dari logaritma?
c. Apa saja sifat-sifat, persamaan dan pertidaksamaan fungsi logaritma?
d. Bagaimana penyelesaian soal logaritma?
e. Bagaimana sejarah Trigonometri?
f. Apa pengertian dari Trigonometri?
g. Bagaimanakah konsep dasar Trigonometri?
h. Bagaimana rumus dari Trigonometri?

1
C. Tujuan

a. Dapat mengetahui sejarah dari logaritma secara singkat.


b. Dapat memahami pengertian dari logaritma.
c. Dapat mengetahui berbagai sifat, persamaan dan pertidaksamaan dari fungsi logaritma.
d. Dapat menyelesaikan soal logaritma berdasarkan sifat-sifatnya.
e. Dapat mengetahui sejarah dari Trigonometri.
f. Dapat memahami pengertian dari Trigonometri.
g. Dapat mengetahui konsep dasar Trigonometri.
h. Dapat mengetahui Rumus-Rumus Trigonometri.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Logaritma
Kata “Logaritma” berasal dari kata Yunani yaitu Logos (berpangkat) dan Aritmhos
(bilangan). Logaritma ditemukan kurang lebih abad ke-17 oleh John Napier (1550 -
1617) di Skotlandia dalam bukunya yang berjudul “Minifici Logarithmorum Canonis
Descripto” dan Joost Burgi (1552-1632) dengan bukunya “Aritmetische Und
Geometrische Progress Tabulen” tahun 1620. Bila Napier pendekatannya lewat aljabar
maka Burgi lewat pendekatan geometri.
Awal munculnya pemikiran John Napier tentang logaritma karena ingin mencari
cara untuk mengurangi waktu yang diperlukan pada saat menghitung bilangan yang
panjang, seperti 57162958 x 6173298. Ia menemukan metode perkalian bilangan
dengan menambah logaritmanya kemudian menggunakan invers logaritma untuk
mendapatkan hasil akhir..
Konsep dasar logaritma terus dikembangkan oleh matematikawan lain, terutama
Henry Briggs. Penemuan ini membawa perubahan besar dalam matematika bahkan
Florian Cajori menyebutkan bahwa logaritma merupakan salah satu dari tiga penemuan
penting bagi matematika (dua lainnya adalah notasi angka Arab dan pecahan berbasis
sepuluh/desimal).

B. Pengertian Logaritma
a. Pengertian logaritma secara umum:
Logaritma adalah sebuah cabang matematika yang menjad metode dalam
menyelesaikan sebuah masalah.
b. Pengertian logaritma menurut para ahli:
1) Menurut Abu Jafar Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi:
Algoritma adalah sebuah metode khusus untuk menyelesaikan sebuah masalah
dengan cara yang akan dipahami. Dengan Metode Logaritma, seseorang akan mampu
untuk menyelesaikan masalahnya dengan lebih tertata.
2) Menurut Amikom Yogyakarta:
Logaritma adalah sebuah bentuk instruksi dalam bentuk cara atau metode yang
akan membantu kamu dalam menyelesaikan program dengan cara yang lebih sistematis.
3) Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):

3
Algoritma adalah sebuah urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan
sebuah masalah.

C. Sifat – Sifat Logaritma


𝑎 𝑎 𝑎
1) log 𝑏 + log 𝑐 = log (𝑏𝑐)
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
2) log 𝑏 − log 𝑐 = log (𝑏)
𝑎
3) log 𝑏 𝑛 = 𝑛 × 𝑎
log 𝑏
𝑎
4) log 𝑏 ×𝑏 log 𝑐 = 𝑎
log 𝑐
𝑛 𝑙𝑜𝑔 𝑏
𝑎
5) log 𝑏 = 𝑛 log 𝑎

𝑎 1
6) log 𝑏 = 𝑏 log 𝑎

𝑑
𝑑 𝑎
7) 𝑎𝑐 log 𝑏 𝑑 = 𝑎 log 𝑏 𝑐 = log 𝑏
𝑐
𝑎
8) log 𝑎𝑏 = 𝑏
𝑎log 𝑏
9) 𝑎 =𝑏
𝑎
10) log 1 = 0

D. Persamaan & Pertidaksamaan Fungsi Logaritma


a) Persamaan Logaritma

Berikut ini adalah bebeapa contoh persamaan logaritma

3
a. log x + 3log (x + 1) = 3log 2
b. 2
log (2x – 3) + 4 = 2log (2x – 8)
c. x
log (5x3 – 4) = xlog x5
5
d. log2 x - 5log x3 + 2 = 0
Untuk menyelesaikan persamaan logaritma digunakan beberapa sifat logaritma
yang telah kita pelajari di kelas X

A. Persamaan Logaritma Berbebtuk alog f(x) = alog p


Untuk menyelesaikan persamaan alog f(x) = alog p, dimana a> 0, a ≠ 1, dan
f(x), p > 0 dapat kita gunakan sifat :

a
log f(x) = alog p <==> f(x) = p

B. Persamaan Logaritma Berbentuk alog f(x) = alog g(x)

4
Untuk menyelesaikan persamaan alog f(x) = alog g(x), dimana a> 0, a ≠ 1, dan
f(x), g(x) > 0 dapat kita gunakan sifat :

a
log f(x) = alog g(x)<==> f(x) = g(x)

C. Persamaan Logaritma yang Dapat Dinyatakan dengan Persamaan Kuadrat


Persamaan logaritma dengan bentuk umum sebagai berikut, A alog2 f(x) + B alog
f(x) + C = 0, a > 0, a ≠ 1, dan f(x) > 0 serta A, B, C € R

Memiliki penyelesaian persamaan yang hampir sama dengan penyelesain


eksponen yang dapat dinyatakan menjadi persamaan kuadrat.

D. Persamaan Logartima Berbentuk h(x)log f(x) = h(x)log g(x)


h(x) h(x)
Untuk menyelesaikan persamaan log f(x) = log g(x), dimana h(x) > 0,
h(x) ≠ 1, dan f(x), g(x) > 0 dapat kita gunakan sifat :

h(x)
log f(x) = h(x)log g(x)<==> f(x) = g(x)

b) Pertidaksamaan Logartima

Perhatikan Gambar 7.11 berikut ini :

Untuk gambar 7.11 (a)

½
log ¼ = 2, sedangkan ½ log ½ = 1

Ternyata :

½
log ¼ < ½log ½ tetapi ¼ < ½

Analog :

Jika ½log 2 > ½ log 8 maka 2 < 8

5
Secara umum, diambil kesimpulan sebagai berikut.

Untuk 0 < a < 1,

Jika alog x1 > alog x2, maka x1 < x2

Untuk gambar 7.11 (b)

2
log 4 = 2, sedangkan 2 log 16 = 4

Ternyata :

2
log 4 < 2log 16 dan 4 < 16

Analog :

Jika 2log 2 < 2 log 32 maka 2 < 32

Secara umum, diambil kesimpulan sebagai berikut.

Untuk a > 1,

Jika alog x1 > alog x2, maka x1 < x2

E. Contoh-Contoh Soal Logaritma

2 8 2 4
1) Tentukan hasil dari log 8 × log 32 + log 4 × log 8 !
Jawab:
2 8 2 4 2 2
log 8 × log 32 + log 4 × log 8 = log 32 + log 8 (sifat 4)
2
= log 32 × 8 (sifat 1)
2
= log 256
2
= log 28 (sifat 8)
= 8

2
2) Tentukan hasil dari log 32 × 3
log 4 − 2
log 23 !
Jawab:
2
log 32 × 3
log 4 − 2
log 23 = 2 × 2
log 3 × 3
log 4 − 2 log23 (sifat 3)
2
=2× log 4 − 2 log23 (sifat 4)

= 2 × ( 2 log22 ) − 2 log23 (sifat 8)

= (2 × 2) − 3

6
=4−3
=1

3 3 3 2
3) Tentukan hasil dari log 2 + log 18 − log 2 × log 4 !
3 3 3 2 3 3
log 2 + log 18 − log 2 × log 4 = log 2 + log 18 − ( 3 log 4) (sifat 4)

3 3
= log 2 + log 18 − ( 3 log 4) (sifat 1)
3 3
= log 2 × 18 − log 4
3 3
= log 36 − log 4 (sifat 2)
3
= log 36 ÷ 4
3
= log 9
= 3 log 32 (sifat 8)
= 2

2 2 3
4) Diketahui log 3 = 𝑎 dan log 5 = 𝑏. Nilai log 60 adalah....

2 log 60
3
=> log 60 = 2 log 3
(sifat 5)

2
log(4 × 15)
=
𝑎
2
log 4 + 2 log 15
=
𝑎
2
𝑙𝑜𝑔 22 + 2 𝑙𝑜𝑔(3 × 5)
=
𝑎
2 + 2 𝑙𝑜𝑔(3 × 5)
=
𝑎
2 2
2+ log 3 + log 5
=
𝑎
2+𝑎+𝑏
=
𝑎

3 2+𝑎+𝑏
Jadi, log 60 = 𝑏

7
24 2 log 3
5) Tentukan hasil dari log 48 + 2 𝑙𝑜𝑔 4 + 2 !
4 2 log 3
= ( 2 log 48 ) + 2
log 4+2 (sifat 7)
8 2 log 3
= × 2 log 4 + 2
log 4 + 2 (sifat 1)
4

2 2 log 3
=2× log 22 + 2
log 4 + 2 (sifat 9)
=4+2+3
=9

F. Sejarah Trigonometri
Sejarah awal trigonometri dapat dilacak dari zaman Mesir Kuno, Babilonia dan
peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah
perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan
juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang
menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya
Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.

Pelacakan lain tentang awal mula munculnya trigonometri adalah bersamaan dengan
kemunculan tokoh matematikawan yang handal pada masa itu. Diantaranya
matematikawan Yunani Hipparchus sekitar tahun 150 SM dengan tabel trigonometrinya
untuk menyelesaikan segi tiga. Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun
100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut. Disamping itu pula
matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang
berpengaruh tentang trigonometri pada tahun 1595 dan memperkenalkan kata ini ke
dalam bahasa Inggris dan Perancis.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak aplikasi trigonometri.


Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung
jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu,
dan dalam sistem navigasi satelit.

Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi (dan termasuk


navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial,
elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan medis/medical imaging (CAT
scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka (dan termasuk kriptologi), seismologi,
meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, survei darat dan geodesi,

8
arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer,
kartografi, kristalografi.13

Selanjutnya, penemuan-penemuan tentang rumus dasar trigonometri oleh para tokoh


ilmuwan muslim adalah sebagai berikut :

a. Al Buzjani

Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al Buzjani,
merupakan satu di antara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah
pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di bidang ilmu matematika dan
astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar
ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan
hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa
sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu.

Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar
kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif segitiga
parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi
empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal. Abul Wafa pun
mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) = 1 - cos a dan juga sin a = 2
sin (a/2) cos (a/2)14.

b. Abu Nasr Mansur

Nama lengkap dari Abu Nasr Mansur adalah Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu
Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M – 1036 M). Abu Nasr Mansur terlahir
di kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the
World, sebuah buku geografi Persia bertarikh 982M.

Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum sinus


sebagai berikut:

𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑆𝑖𝑛 𝐴 𝑆𝑖𝑛 𝐵 𝑆𝑖𝑛 𝐶

G. Pengertian Trigonometri
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu trigonon yang artinya tiga
sudut dan metro artinya mengukur. Oleh karena itu trigonometri adalah sebuah

9
cabang dari ilmu matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi
trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan definisi dari
trigonometri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu ukur
mengenai sudut dan sempadan dengan segitiga (digunakan dalam astronomi).

Istilah trigonometri juga sering kali diartikan sebagai ilmu ukur yang
berhubungan dengan segitiga. Tetapi masih belum jelas yang dimaksudkan apakah
itu segitiga sama kaki (siku-siku), segitiga sama sisi, atau segitiga sembarang.
Namun, biasanya yang dipakai dalam perbandingan trigonometri adalah
menggunakan segitiga sama kaki atau siku-siku. Dikatakan berhubungan dengan
segitiga karena sebenarnya trigonometri juga masih berkaitan dengan geometri.12
Baik itu geometri bidang maupun geometri ruang.

Trigonometri sebagai suatu metode dalam perhitungan untuk menyelesaikan


masalah yang berkaitan dengan perbandingan-perbandingan pada bangun geometri,
khususnya dalam bangun yang berbentuk segitiga. Pada prinsipnya trigonometri
merupakan salah satu ilmu yang berhubungan dengan besar sudut, dimana
bermanfaat untuk menghitung ketinggian suatu tempat tanpa mengukur secara
langsung sehingga bersifat lebih praktis dan efisien.

Kesimpulan dari beberapa definisi di atas bahwa trigonometri adalah cabang


dari ilmu matematika yang mengkaji masalah sudut, terutama sudut segitiga yang
masih ada hubungannya dengan geometri. Sedangkan dalam aplikasinya,
trigonometri dapat diaplikasikan dalam bidang astronomi. Dalam hal ini adalah ilmu
falak, yaitu dalam praktik perhitungan arah kiblat.

H. Konsep dasar Trigonometri

Pada dasarnya, segitiga merupakan bentuk dasar dalam matematika terutama


trigonometri. Sebab, kata trigonometri sendiri mengandung arti ukuran tentang
segitiga. Dimana pengetahuan tentang bumi, matahari dan benda-benda langit
lainnya sebenarnya juga diawali dari pemahaman konsep tentang rasio (ratios)
pada segitiga. Sebagaimana contoh pada zaman dahulu (sebelum istilah
trigonometri populer) keliling bumi sudah bisa ditentukan dengan menggunakan
konsep segitiga siku-siku, meskipun hanya sebatas masih dalam perkiraan saja.
Waktu itu keliling bumi diperkirakan mencapai 25.000 mil, sedangkan bila
menggunakan metode modern keliling bumi adalah 24.902 mil.

10
Meskipun dalam sejarah matematika aplikasi trigonometri berdasar pada
konsep segitiga siku-siku, tetapi sebenarnya cakupan bidangnya sangatlah luas.
Dan sekarang, trigonometri juga sudah mulai merambah pada bidang komputer,
satelit komunikasi dan juga astronomi.

Konsep dasar trigonometri tidak lepas dari bangun datar yang bernama
segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku didefinisikan sebagai segitiga yang
memiliki satu sudut siku-siku19 dan dua sudut lancip20 pelengkap. Selanjutnya
sisi dihadapan sudut siku-siku merupakan sisi terpanjang yang disebut dengan
sisi miringnya (hypotenuse), sedangkan sisi-sisi dihadapan sudut lancip disebut
kaki (leg) segitiga itu.21

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini:

Keterangan:

Hypotenuse: sisi miring

Leg: sisi kaki segitiga

Gambar 1. Segitiga siku-siku, dengan C sebagai sudut penyiku.

Pada gambar di atas terlihat jelas bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 merupakan segitiga siku-siku
dengan C sebagai sudut siku-sikunya, dan AB merupakan sisi miringnya
(hypotenuse). Sedangkan kaki-kakinya adalah BC yang posisinya dihadapan ∠A,
dan dihadapan ∠B.

Selanjutnya dapat dituliskan perbandingan (rations) sebagai berikut:

𝐵𝐶 𝐴𝐶 𝐵𝐶
sin 𝐴 = , cos 𝐴 = , 𝑑𝑎𝑛 tan 𝐴 =
𝐴𝐵 𝐴𝐵 𝐴𝐶

I. Rumus- Rumus Trigonometri


a) Rumus kosinus jumlah dan selisih dua sudut

cos(A + B) = cos A cos B – sin A sin B

cos(A – B) = cos A cos B + sin A sin B

11
b) Rumus sinus jumlah dan selisih dua sudut

sin(A + B) = sin A cos B + cos A sin B

sin(A – B) = sin A cos B – cos A sin B

c) Rumus tangen jumlah dan selisih dua sudut

tan 𝐴 + tan 𝐵
tan(𝐴 + 𝐵) =
1 − tan 𝐴 tan 𝐵
tan 𝐴 − tan 𝐵
tan(𝐴 − 𝐵) =
1 + tan 𝐴 tan 𝐵

d) Rumus sinus sudut rangkap

sin 2A = 2 sin A cos A

sin 3A = 3 sin A – 4 sin3A


e) Rumus kosinus sudut rangkap

cos 2A = cos2A – sin 2A = 1 – 2 sin 2A = 2

cos 3A = 4 cos3A – 3 cos A

f) Rumus tangen sudut rangkap

2 tan 𝐴
tan 2𝐴 =
1 − 𝑡𝑎𝑛2 𝐴

3 tan 𝐴 − 𝑡𝑎𝑛3 𝐴
tan 3𝐴 =
1 − 3𝑡𝑎𝑛2 𝐴

g) Rumus sudut tengahan

1 1 − cos 𝐴
sin 𝐴 = ±√
2 2

1 1 + cos 𝐴
cos 𝐴 = ±√
2 2

1 1−cos 𝐴 sin 𝐴 1−cos 𝐴


tan 2 𝐴 = ±√1+cos 𝐴 = 1+cos 𝐴 = sin 𝐴
12
h) Rumus perkalian kosinus dan kosinus

2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A – B)

i) rumus perkalian sinus dan sinus

2 sin A sin B = - cos(A + B) + cos(A – B)

j) rumus perkalian kosinus dan sinus

2 cos A sin B = sin(A + B) – sin(A – B)


2 cos A cos B = cos(A + B) + cos(A – B)

k) Aturan/hukum sinus

𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑆𝑖𝑛 𝐴 𝑆𝑖𝑛 𝐵 𝑆𝑖𝑛 𝐶

l) Aturan/hokum kosinus

a = b + c − 2bc cos A
b = a + c − 2ac cos B
c = a + b − 2ab cos C

m) Rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus

1 1
𝑆𝑖𝑛 𝐴 + 𝑆𝑖𝑛 𝐵 = 2 𝑆𝑖𝑛 (𝐴 + 𝐵) cos (𝐴 + 𝐵)
2 2
1 1
𝑆𝑖𝑛 𝐴 − 𝑆𝑖𝑛 𝐵 = 2 𝑐𝑜𝑠 (𝐴 + 𝐵) sin (𝐴 − 𝐵)
2 2
1 1
𝑐𝑜𝑠 𝐴 + 𝑐𝑜𝑠 𝐵 = 2 𝑐𝑜𝑠 (𝐴 + 𝐵) cos (𝐴 − 𝐵)
2 2
1 1
𝑐𝑜𝑠 𝐴 − 𝑐𝑜𝑠 𝐵 = −2 𝑆𝑖𝑛 (𝐴 + 𝐵) sin (𝐴 − 𝐵)
2 2
13
Rumus-rumus trigonometri yang tersebut di atas adalah rumus hasil
kombinasi dan relasi antara rumus trigonometri yang satu dengan rumus
trigonometri yang lainnya. Dalam beberapa buku referensi yang berbeda
namun masih pada bahasan yang sama yaitu trigonometri, ditemukan
beberapa metode yang berbeda untuk mendapatkan rumus-rumus tersebut.
Hal demikian sah-sah saja, karena masing-masing ahli matematika punya
asumsi-asumsi yang berbeda dalam menafsirkan rumus itu. Namun demikian,
tentunya mereka masih menggunakan kaidah-kaidah yang sama, yaitu aturan
geometri, relasi dan kombinasi dalam menafsirkan rumus-rumus trigonometri.

Namun, dalam kaitannya dengan penelitian ini peneliti hanya


menyoroti relasi antara trigonometri dengan bidang astronomi atau ilmu falak.
Diantaranya adalah dalam teori penentuan arah kiblatnya yaitu teori
trigonometri bola (spherical trigonometry), teori geodesi dan teori navigasi.
Adapun pembuktian dari rumus-rumus tersebut di atas adalah pada sub bab
selanjutnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Logaritma ditemukan kurang lebih abad ke-17 oleh John Napier (1550 -1617)
dan Joost Burgi (1552-1632). Bila Napier pendekatannya lewat aljabar maka Burgi
lewat pendekatan geometri.

14
Pengertian dari logaritma sendiri yaitu operasi matematika yangmerupakan
invers (kebalikan) dari eksponen atau pemangkatan. Adapun sifat-sifat dari logaritma
yakni:

1)

2)

3)

4)

5)

6)

7)

8)

9)

10)

Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro mengukur)
adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi
trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Ada banyak aplikasi trigonometri salah satunya adalah teknik triangulasi
yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang
terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem
navigasi satelit. Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk
astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik,
optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi,
pencitraan medis/medical imaging farmasi, kimia, teori angka seismologi, meteorologi,
oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, survei darat dangeodesi, arsitektur,
fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, tekniksipil, grafik komputer,
kartografi kristalografi. Fungsi trigonometri adalah hal yang sangat penting dalam
sains, teknik, arsitektur dan bahkan farmasi

15
B. Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34661533/MAKALAH_TENTANG_LOGARITMA. Diakses
pada 20 Oktober 2019.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=2ahUK
EwjUnZOftq3lAhUFwI8KHa4sCZsQFjABegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Fsc.syek

16
hnurjati.ac.id%2Fesscamp%2Frisetmhs%2FBAB21413153082.pdf&usg=AOvVaw0Qr
1BDaZeOIzd1B-6RTrd8. Diakses pada 20 Oktober 2019.

https://rumusrumus.com/rumus-trigonometri/. Diakses pada 21 Oktober 2019.

17

Anda mungkin juga menyukai