Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Marsya Hayat (NIM : 2205113233)
2. Mutiara Fitri (NIM : 2205113808)
3. Anisa Marsella (NIM : 2205113235)
KELAS : 1B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Aliran Matematika Phytagoras".
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Matematika dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Dan kami berterima kasih
kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat dan Sejarah Matematika.
Makalah ini kami buat dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, kami
sebagai penyusun makalah meminta kepada semua pembaca untuk memberikan
kritik, saran dan pesan yang membangun sebagai bahan koreksi untuk kami.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I 1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
BAB II 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................
PENUTUP 23
A. Kesimpulan.......................................................................................23
B. Saran.................................................................................................23
C.Pertanyaan dan Solusi...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang berperan penting dalam berbagai
disiplin ilmu perkembangan teknologi maupun sains. Dengan belajar
matematika, secara tidak langsung akan meningkatkan pola pikir
manusia. Melihat besarnya peran ilmu matematika, maka sangat
penting untuk menguasai matematika itu sendiri. Salah satunya
adalah materi Teorema Phytagoras. Teorema Phytagoras adalah salah
satu dari materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Oleh
karena itu sangat penting ilmu filsafat dalam pembelajaran Teorema
Phytagoras mengingat bahwa filsafat adalah ilmu yang mendasari
pemecahan masalah.
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani
yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak
Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap
filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan
dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan
kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras memiliki peran
yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan
Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi- sisi siku-
sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis.
1
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu
di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa
segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia
percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam
dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau
perbandingan bilangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka timbul rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Teorema Phytagoras?
2. Bagaimana Pembuktian Teorema Phytagoras?
3. Apa saja Ajaran Phytagoras?
4. Bagaimana peran Phytagoras dalam Filsafat?
5. Apa saja Pengaruh Filsafat Phytagoras dalam Matematika?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Sejarah Teorema Phytagoras?
2. Mengetahui Pembuktian Teorema Phytagoras?
3. Mengetahui apa saja Ajaran Phytagoras?
4. Mengetahui peran Phytagoras dalam Filsafat?
2
5. Mengetahui Pengaruh Filsafat Phytagoras dalam Matematika?
BAB II
PEMBAHASAN
3
mereka. Sayangnya, sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan
dengan ide matematika yang penting yang harus diketahui publik.
Kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menemukan
bilangan irasional! Jika kita mengambil segitiga siku-siku sama kaki
dengan kaki ukuran 1, maka panjang sisi miring adalah √2. Namun
jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat diukur
dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini
sangat mengganggu Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya
bahwa “Semua adalah angka.” Mereka menyebutnya angka-angka
“alogon,” yang berarti “unutterable.”
4
Akhirnya mereka sangat terkejut dengan angka-angka ini,
sehingga mereka menghukum mati seorang anggota yang berani
menyebutkan keberadaan mereka kepada publik. Barulah 200 tahun
kemudian, yaitu oleh Eudoxus, seorang matematikawan Yunani
yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk berurusan dengan
angka-angka unutterable tersebut.
5
4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah
menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan
5 harus merupakan segitiga siku- siku. Mereka menggunakan
konsep ini untuk membangun sudut siku-siku dan merancang
segitiga siku-siku dengan membagi panjang tali ke dalam 12 bagian
yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga adalah 3, sisi kedua
adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan Panjang.
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah
orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga
siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan.
Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi
nama yang sesuai untuk teorema ini.
Gambar 1 Gambar 2
c c
c c
b
Gambar 2 diket :
Gambar I diket :
1 persegi besar dengan sisi a+b
1 persegi besar dengan sisi a+b
1 segiempat kecil dengan sisi c
1 persegi dengan sisi b (I)
6
4 segitiga siku siku dengan alas a
dan tinggi b
Akan dibuktikan : a2 + b2 = c2
Bukti : berdasarkan gambar 1 diperoleh :
Luas persegi (I ): b × b = b2
(II): a × a = a2
Luas daerah persegi(I) ditambah luas daerah persegi (II) pada gambar 1,
sama dengan luas persegi kecil pada gambar 2. Sehingga dapat ditulis :
a2 + b2 = c2
= a2 + 2ab + b2
1
4 luas segitiga = 4 ( × a× b) = 2ab
2
a2 + 2ab + b2 = c2 + 2ab
a2 + b2 = c2…. TERBUKTI
7
2. Pembuktian lain menggunakan Diagram Pythagoras
sebangun dan sama besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi
luas persegi yang di dalam adalah dan luas persegi yang besar (yang
terluar) adalah:
(a + b)2 = c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2 c2 + 2ab
a2 + b2 = c2
8
berupa bujursangkar dengan sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah
segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b.
Diket :
4 segitiga siku siku dengan a,b sebagai sisi siku-siku, dan c sisi
miring
Akan dibuktikan : a2 + b2 = c2
Bukti :
1
c2 = (b-a)2 + 4 ( ab ¿
2
c2 = b2 – 2ab + a2 + 2ab
c2 = b2 + a2 atau a2 + b2 = c2 TERBUKTI
9
4. Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Presiden J. A. Garfield
Pembuktian ini berasal dari J. A. Garfield pada tahun 1876.
Luas daerah trapesium di bawah ini dapat dihitung dengan dua cara
sehingga teorema Pythagoras dapat dibuktikan sebagai berikut.
(a + b)/2. (a + b)
= ab + ½ c2
a2 + 2ab + b2 = 2ab + c2
a2 + b2 = c2
Maka terbukti bahwa a2 + b2 = c2
10
Diket :
segitiga siku-siku ABC dengan sisi siku-siku nya adalah a
dan b. sisi miring c
garis CD adalah garis tinggi (t)
Akan dibuktikan : a2 + b2 = c2
Bukti :
Perhatikan segitiga ABC
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga ACD
b : c = c1 : b
b/c = c1/b
b2 = c.c1 ………. Pers 1
Segitiga BAC sebangun dengan segitiga BCD
a : c = c2 : a
a/c = c2 / a
a2 = c.c2 ……….Pers 2
Dari pers 1 dan 2, diketahui :
a2 + b2 = c . c2 + c . c1
a2 + b2 = c (c2 + c1)
a2 + b2 = c . c
a2 + b2 = c2
11
sebangun akan diperoleh panjang sisi-sisi yang lain pada bangun di
samping. Dari konstruksi tersebut jelas c2 = a2 + b2.
a2 + b2 + 2. ½ . ab = c2 + 2. ½. ab
a2 + b2 + 2ab = c2 + 2ab
a2 + b2 = c2 (Terbukti)
12
8. Pembuktian dengan Jumlah Kotak-kotak yang memiliki ukuran
sama
(2)
25 = 9 + 16
52 = 32 + 42
c2 = a2 + b2 terbukti
9. Pembuktian Euclid
13
Gambar 7. Pembuktian Euclid
C. Ajaran Pythagoras
Pythagoras mempunyai ajaran seperti para filsuf prasokratik
lainnya yang khas. Salah satu ajaran dari Pythagoras adalah ajaran tentang
jiwa. Manusia yang hidup sezaman dengan Pythagoras mempertanyakan
tentang jiwa khususnya jiwa manusia. Namun, jiwa itu masih dikaitkan
lagi dengan makhluk hidup lain. Pythagoras menjadi salah satu tokoh yang
membahas tentang jiwa manusia di zamannya. Tentu saja pembahasannya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat itu.
14
perpindahan jiwa manusia dalam hal ini adalah seorang sahabat
Pythagoras yang meninggal itu.
Menurut pandangan ini jiwa tak mungkin lepas dari badan. Berarti
di satu sisi sama saja kalau badan dan jiwa itu menyatu. Disisi lain
15
mungkin tidak, karena jiwa ada sebelum ada di badan dan adanya jiwa
tidak tergantung dari badan. Kalau jiwa dan badan menyatu maka dalam
hal ini ada pertentangan. Ini bertentangan dengan teori yang mengatakan
bahwa jiwa adalah tempat tinggal badan tetapi sama sekali tidak punya
hubungan dengan badan. Dari sini, penulis menyimpulkan bahwa
pembahasan Pythagoras tentang badan dan jiwa belum selesai.
16
Phythagoras mendirikan perkumpulan yang akhirnya menjadi
sebuah terikat. Ujung terikat Phythagoras ialah mendidik kebatinan
dengan menyucikan roh. Phythagoras percaya akan perpindahan jiwa dari
makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan datang. Apabila
seseorang meninggal, jiwanya akan kembali lagi kedunia, masuk kedalam
badan salah satu hewan. Dalam ajaran Phythagoras menegaskan bahwa
hidup didunia merupakan persediaan untuk diakhirat.
17
Pemikiran Phythagoras dituliskan oleh Philolaos. Menurut
Philolaos, tanda kebenaran adalah angka. Menurut gurunya (Phythagoras),
angka genap dan ganjil berbeda. Angkan ganjil menentukan dan angka
genap tak terhingga. Benda-benda di dunia ini tersusun dari yang genap
dan yang ganjil (Sudarsono, 2001: 27-29). Berikut ini pemikiran-
pemikiran filsafat Phytagoras :
Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat kaitannya
dengan bentuk Phythagoras mengmbangkan segala sesuatu pada bilangan.
Baginya tidak ada satupun yang ada didunia ini yang terlepas dari
bilangan atau angka. Semua realitas dapat diukut dengan bilangan. Karena
itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan
sekaligus menjadi ukuran.
18
kontra bumi, bumi, bulan, matahari, kelima planet (Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter, Saturnus) dan langit serta bintang-bintang tetap.
Pythagoras adalah seorang filsuf Yunani yang lahir pada tahun 571
SM. Sebagai filsuf ia mengajarkan kedamaian dan transmigrasi jiwa
(reinkarnasi), berbudi luhur, berperilaku manusiawi terhadap semua makhluk
hidup. Pula ia mengenalkan konsep "bilangan" sebagai kebenaran dalam
matematika yang mana secara filosofis tidak hanya menjernihkan pikiran
tetapi memungkinkan pemahaman objektif tentang realitas.
19
Phytagoras dalam matematika tetap hidup sampai saat ini, dimana
theoremanya diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk menjawab
berbagai soal yang dapat menggunakan dalil pythagoras.
Contohnya:
Sebuah tangga dengan panjang 2,5 m di sandarkan pada tembok. Jika jarak
ujung bawah tangga dengan tembok adalah 1,5 m, maka tinggi ujung atas
tangga dari lantai adalah....
Penyelesaian soal:
Tangga, tembok dan lantai dapat digambarkan dalam bentuk segitiga di
bawah ini:
20
Jadi tinggi ujung atas tangga dari lantai adalah 2m.
Cari panjang setengah alas atap rumah, dari contoh di atas, panjang
alasnya adalah 4m.
Cari panjang tinggi atap rumah, diukur dari batas plafon rumah
Tinggi atapnya adalah 2,8 m
Hitung kemiringan atap rumah menggunakan dalil pythagoras
Berdasarkan gambar di atas diketahui:
a = alas atap rumah = 4m
b = tinggi atap rumah = 2,8m
c = kemiringan atap = ?
Perhitungan:
c2 = a2 + b2
c2 = (4)2 +( 2,8) 2
c2 = 16 + 7,84
c= √ 16+7 , 84
21
2
L ⊳ 1=bxb=b
c=
L o 2=axa=a2
c = 4, 88 m
Jadi kemiringan atap rumah dari contoh tersebut adalah 4,88 meter.
Pengaruh ajaran filsafat Pythagoras sampai pula kepada sebagian
kaum muslimin yang kurang pengetahuan akan Islam. Misalnya dalam
kehidupan mayoritas masyarakat muslim masih banyak yang menganggap
beberapa angka-angka tertentu keramat, contohnya ada yang menganggap
keramat bilangan 7, 13, 40, dll. Mereka meyakini bahwa bilangan – bilangan
tersebut dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan, baik pengaruh positif
atau pengaruh negatif.
Di Indonesia khususnya, sebagian masyarakatnya masih mempercayai
perhitungan hari baik dan buruk ketika hendak melaksanakan suatu hajat.
Semua hari (menurut mereka) memiliki kode bilangan-bilangan tertentu.
Misalnya ada orang yang hendak menyelenggarakan sebuah hajatan
pernikahan. Mereka akan menghitung bilangan dari hari kelahiran calon
mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan.
22
Pythagoras percaya bahwa bilangan bukan unsur seperti udara dan air
yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Pandangan Pythagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat bilangan. Bila segala hal
adalah bilangan, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa
dihitung, dinilai dan diukur dengan bilangan dalam hubungan yang
proporsional dan teratur, melainkan berkat bilangan- bilangan itu segala
sesuatu menjadi harmonis dan seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi
melalui bilangan-bilangan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang perkembangan aliran
matematika phytagoras ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam
tentang phytagoras dan peranannya dalam matematika, tidak hanya
sekedar tahu tentang teoremanya saja yang sekarang sudah dikenali secara
umum.
24
C. Pertanyaan dan Solusi
1. Presenter 1 : Marsya Hayat
Pertanyaan : sebagaimana kita ketahui bersama bahwa teorema
Pythagoras adalah salah satu teorema yang populer, apa yang
menyebabkan hal tersebut? Dan apa contoh nyata penerapan teorema
Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban : Teorema Pythagoras adalah salah satu teorema popular karena
merupakan teorema paling tua. Juga karean teorema ini sangat sederhana
namun sangat berperan penting bagi manusia. Peran teorema Pythagoras
dalam kehidupan nyata antara lain sebagai berikut :
Bidang Arsitektur dan Konstruksi
Pada bidang arsitektur dan konstruksi, salah satu contohnya adalah
bangunan atau bidang yang berbentuk segitiga, misalnya atap bangunan.
Teorema ini akan sangat berguna pada perhitungan bidang yang memiliki
desain segitiga siku-siku.
Teorema Pythagoras akan sangat membantu dalam kegiatan menghitung
atau memperkirakan bidang miring suatu bangunan yang memiliki sisi-sisi
yang saling tegak lurus, atau memiliki sudut 90 derajat.
Sistem Navigasi
Dalam sistem navigasi, terdapat metode triangulasi yang digunakan untuk
menentukan suatu lokasi atau koordinat berdasarkan sudut antara titik
koordinat. teorema Pythagoras berguna ketika triangulasi menggunakan
sudut 90 derajat.
NASA juga menggunakan triangulasi untuk menentukan posisi pesawat
luar angkasa. Kalau di kehidupan sehari-hari, ini juga berguna dalam
sistem navigasi mobil dan pelacakan ponsel.
Melacak Lokasi Gempa
Lokasi gempa bumi juga dapat dilacak menggunakan teorema Pythagoras.
Cara kerjanya adalah dengan triangulasi pada jenis gelombang saat
terjadinya gempa.
25
Sebagai gambaran, triangulasi dilakukan dengan melihat jarak yang
ditempuh oleh gelombang yang lebih cepat dengan jarak tempuh dari
gelombang yang lebih lambat. Dengan cara ini, pusat gempa dapat
ditentukan.
Sumber : 1. Hernadi J. Metoda Pembuktian dalam Matematika. J Pendidik Mat.
2013;2(1):1-13. doi:10.22342/jpm.2.1.295.
26
D. Berita Acara Diskusi
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2022 dan 1 November 2022
Tempat : Ruang J12
Waktu : 13.30 – 15.10
Mata Kuliah : Filsafat dan Sejarah Matematika
Dosen Pengampu : Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
Bahan Diskusi : Aliran Matematika Pythagoras
Moderator : Marsya Hayat
Presenter :
- Presenter 1 : Marsya Hayat
- Presenter 2 : Mutiara Fitri
- Presenter 3 : Anisa Marsella
27
2. Pertanyaan dan Jawaban terkait Pembahasan Materi
28
maka semua nya bisa digunakan dalam proses
pembelajaran. Karena dapat diuji kebenarannya
dan belum ditemukan teorema ataupun segala
bentuk yang menyanggah ataupun memperbarui
teorema ini. Hal ini dapat kita lihat Bersama
dalam kehidupan sehari-hari teorema Pythagoras
adalah teorema yang paling popular, oleh karena
itu banyak sekali ilmuwan yang ingin
membuktikan teorema ini dan semua pembuktian
itu dapat kita jumpai dalam proses belajar-
mengajar.
29
b. Menurut kesimpulan yang saya baca dari
seumber jurnal sejarah perkembangan ilmu dunia
barat oleh Mikyal Hardiyati tahun 2020,
didalamnya disebutkan Phytagoras adalah
seorang
ahli ilmu pasti dengan mempelopori apa yang
dikenal sekarang sebagai teori bilangan
dan membuktikan - dalildalil cara cerdas dengan
akal pikiran untuk membuat ilmu
ukur. Di Crotona Phytagoras mendirikan sebuah
mazhab mistis yang dikenal sebagai
Phytagoreanisme. Ajaran filsafat Phytagoras
bahwa semua bahan dasar dari semua benda
adalah bilangan. Kesimpulannya, mazhab ini
mengatakan bahwa bilangan merupakan
intisari dasar-dasar pokok dari sifat-sifat benda.
Ajaran Phytagoras dipadatkan menjadi
sebuah dalil yang berbunyi : Bilangan
memerintah jagat raya. Menurut Mazhab
Phytagoreanisme bahwa gejala alam merupakan
pengungkapan inderawi dari
perbandingan-perbandingan bilangan. Dalil
Phytagoras yang sangat terkenal ialah yang
berbunyi “jumlah dari pangkat dua 2 sisi sebuah
segitiga siku-siku adalah sama dengan
pangkat dua sisi miringnya”atau dengan rumus
ditulis : a² + b² = c²(Gie, 1998). Sehingga,
dalam penemuan matematika berdasarkan pada
pemikirannya mengenai bilangan, dimana
baginya tak ada satupun di dunia ini yang terlepas
dari bilangan atau angka.
30
c. Untuk ajaran phytagoras dalam hal ilmu jiwa
dan kosmologi, terdapat dalam pernyataan
sebagai berikut yang bersumber dari Makalah
TOKOH-TOKOH (MATEMATIKAWAN),
ALIRAN, DAN PENGARUHNYA oleh
MYTRA, ANDRIANA, dan WARDAWATY
tahun
2016. Yang dikatakan bahwa ia adalah orang
pertama yang menyebut dirinya seorang filsuf.
Bagi “Pythagoras” manusia itu adalah ukuran
bagi segalanya, baik yang ada karena adanya.
Bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya
bahwa semuanya itu harus ditinjau dari
pendirian manusia sendiri-sendirinya. Kebenaran
umum tidak ada. Pendapatku adalah hasil
pandanganku sendiri. Apa ia juga benar bagi
orang lain, sukar mengatakannya, boleh jadi
tidak. Apa yang ku katakan baik boleh jadi jahat
bagi orang lain; apa yang ku katakan bagus,
boleh jadi buruk dalam pandangannya. Alam ku
adalah bagiku sendiri. Orang lain mempunyai
alamnya sendiri pula.Ajaran-ajaran dari
pyhtagoras seperti jiwa dan kosmologi tidak dapat
dijumpai. Pythagoras meragukan adanya Tuhan.
Pendapatnya tentang Tuhan dapat disebut
skeptisisme, yang berarti tidak mungkin mencapai
kebenaran. Hal ini cocok dengan
relativisme yang diajarkannya. Karena,
pendapatnya yang meragukan Tuhan itu,
Pythagoras
dituduh sebagai orang munafik dan buku bukunya
31
tentang agama dibakar. Sehingga
dapat disimpulkan ajaran tentang jiwa dan
kosmologi tidak dijumpai hingga saat ini karena
sudah lenyap.
Sedangkan pernyataan yg bersumber dari Jurnal
Pendidikan Matematika oleh Riski Surya
Romadhontahun 2018 Disebutkan didalamnya
sebagai berikut. Jika ajaran ttg angka Menurut
Phytagoras, bahwa tidak ada satupun di dunia ini
yang tidak ada kaitanya dengan bilangan. Karena
dalam anggapan Phytagoras, semua adalah
realitas yang dapat diukur oleh bilangan.
Oleh karena itu Phytagoras berpendapat bahwa
bilangan merupakan unsur utama dari alam
dan sekaligus menjadi ukuran. Ia juga banyak
meletakan dasar teori dan rahasia bilangan:
1. Bilangan Bersahabat ( Amicable Number) :
bilangan A dan bilangan B dikatakan bersahabat
jika jumlah bagi bilangan A sama dengan
bilangan B dan sebaliknya
2. Bilangan Sempurna ( perfect number ) Suatu
bilangan disebut sempurna jika bilangan itu
sama dengan jumlah pembaginya.
Sehingga dapat disimpulkan ajaran ttg angka
sampai saat ini masih digunakan dan
dsisebarluaskan untuk dipelajari di sekolah
32
PENGARUHNYA oleh PRIMA MYTRA,
RESKI ANDRIANA, dan WARDAWATY tahun
2016
Jurnal Pendidikan Matematika oleh Riski Surya
Romadhontahun 2018
33
perbandingan dengan bilangan-bilangan,
Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis
dikuasai
oleh hukum matematis. Bahkan katanya segala-
galanya adalah bilangan. Ketiga mengenai
kosmos,
Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya,
bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan
Hestia
(Api), sebagaimana perapian merupakan pusat.
Sebaliknya Pythagoras tertarik pada prinsip-
prinsip
matematika, konsep jumlah, konsep segitiga atau
tokoh matematika dan gagasan abstrak bukti.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa
segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan
matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat
diprediksikan dan diukur. Sehingga dapat
disimpulkan, kaitan antara kejiwaan dan
matematika tidak ada. Hanya saja Phytagoras
seorang ahli filsuf yang juga tertarik dengan ilmu
matematika.
34
tertentu sebagai angka yang memiliki nilai khusus
dan berbeda dengan angka pada umumnya. Dan
terkhusus di negara Indonesia, yang mana
sebagian masyarakatnya masih mempercayai
perhitungan hari yang baik dan tidak ketika akan
melaksanakan suatu perhelatan tertentu. Mereka
percaya terhadap semua hari yang (menurut
mereka) memiliki kode bilangan-bilangan
tertentu. Misalnya terdapat orang yang hendak
menyelenggarakan sebuah perhelatan pernikahan.
Mereka akan menghitung bilangan dari hari
kelahiran calon mempelai lakilaki dan calon
mempelai perempuan. Bila penjumlahan dari
bilangan-bilangan hari kelahiran kedua mempelai
menghasilkan bilangan 'sial' atau 'mati' mereka
pun lantas membatalkan rencana pernikahan
tersebut. Andaikata hendak diteruskan, maka
mereka mesti memberikan sesaji untuk menolak
bala dari bilangan jelek tersebut.
Pertanyaannya:
a. Bagaimana bisa teori filsafat pythagoras
mempengaruhi hal yang demikian?
b. Apakah dasar yang menjadi pemicu masyarakat
memulai kepercayaan terhadap perhitungan yang
seperti itu?
c. Dan selain di Indonesia apakah ada negara lain
yang juga memiliki kepercayaan terhadap
perhitungan angka seperti ini? Tolong paparkan
penjelasannya!
Jawaban :
Sumber : Pemertahanan Kepercayaan Pada Masyarakat
35
Talaga, Majalengka Dan Masyarakat Nagoya,
Jepang, Asri Soraya Afsari, Ayu Septiani, Risma
Rismelati tahun 2017( Universitas Padjadjaran)
DAFTAR PUSTAKA
36
37