Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA


“Aliran Matematika Phytagoras”

Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Marsya Hayat (NIM : 2205113233)
2. Mutiara Fitri (NIM : 2205113808)
3. Anisa Marsella (NIM : 2205113235)

KELAS : 1B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Aliran Matematika Phytagoras".

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Matematika dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Dan kami berterima kasih
kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Filsafat dan Sejarah Matematika.

Makalah ini kami buat dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, kami
sebagai penyusun makalah meminta kepada semua pembaca untuk memberikan
kritik, saran dan pesan yang membangun sebagai bahan koreksi untuk kami.

Pekanbaru, 21 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I 1

PENDAHULUAN.........................................................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
BAB II 3

PEMBAHASAN............................................................................................................................

A. Sejarah Teorema Pythagoras..............................................................3


B. Pembuktian Teorema Pythagoras.......................................................5
C. Ajaran Pythagoras.............................................................................13
D. Pythagoras dalam Filsafat.................................................................15
E. Pengaruh Filsafat Pytagoras Dalam Matematika.............................18
BAB III 23

PENUTUP 23

A. Kesimpulan.......................................................................................23
B. Saran.................................................................................................23
C.Pertanyaan dan Solusi...............................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang berperan penting dalam berbagai
disiplin ilmu perkembangan teknologi maupun sains. Dengan belajar
matematika, secara tidak langsung akan meningkatkan pola pikir
manusia. Melihat besarnya peran ilmu matematika, maka sangat
penting untuk menguasai matematika itu sendiri. Salah satunya
adalah materi Teorema Phytagoras. Teorema Phytagoras adalah salah
satu dari materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Oleh
karena itu sangat penting ilmu filsafat dalam pembelajaran Teorema
Phytagoras mengingat bahwa filsafat adalah ilmu yang mendasari
pemecahan masalah.
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani
yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak
Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap
filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan
dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan
kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras memiliki peran
yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan
Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi- sisi siku-
sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini
dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis.

1
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu
di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa
segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia
percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam
dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau
perbandingan bilangan.

Selain teorema Phytagoras masih ada beberapa Aliran


Matematika Phytagoras yang mempengaruhi perkembangan
matematika dunia saat ini yang perlu kita ketahui. Di makalah ini
kami akan menyajikan secara rinci tentang bagaimana peran
Phytagoras terhadap perkembangan Matematika Dunia serta sejarah
singkat mengenai aliran matematika yang dibawanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka timbul rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Teorema Phytagoras?
2. Bagaimana Pembuktian Teorema Phytagoras?
3. Apa saja Ajaran Phytagoras?
4. Bagaimana peran Phytagoras dalam Filsafat?
5. Apa saja Pengaruh Filsafat Phytagoras dalam Matematika?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Sejarah Teorema Phytagoras?
2. Mengetahui Pembuktian Teorema Phytagoras?
3. Mengetahui apa saja Ajaran Phytagoras?
4. Mengetahui peran Phytagoras dalam Filsafat?

2
5. Mengetahui Pengaruh Filsafat Phytagoras dalam Matematika?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Teorema Pythagoras


Pythagoras (569-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani dan
melakukan banyak perjalanan melalui Mesir. Kemudian belajar
salah satunya belajar matematika. Tidak banyak yang diketahui dari
Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi terkenal
setelah mendirikan sebuah kelompok, “the Brotherhood of
Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang dikhususkan
untuk mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikulturkan
sebagai simbol, ritual dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa
“Banyak aturan alam semesta,” dan ilmu Pythagoras memberikan
nilai numerik untuk banyak objek dan gagasan. Nilai-nilai numerik,
pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik dan spiritual.
Legenda mengatakan bahwa setelah menyelesaikan teorema
yang terkenal itu, Pythagoras mengorbankan 100 lembu. Meskipun
ia sangat diagungkan dengan penemuan teorema yang terkenal itu,
namun tidak jelas diketahui apakah Pythagoras adalah penulis yang
sebenarnya. Para pengkaji dalam kelompok the Brotherhood of
Pythagoreans telah menulis banyak bukti geometris, tetapi sulit
untuk dipastikan siapa penemu Teorema Phytagoras itu sendiri,
sungguh sebuah kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan

3
mereka. Sayangnya, sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan
dengan ide matematika yang penting yang harus diketahui publik.
Kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menemukan
bilangan irasional! Jika kita mengambil segitiga siku-siku sama kaki
dengan kaki ukuran 1, maka panjang sisi miring adalah √2. Namun
jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat diukur
dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini
sangat mengganggu Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya
bahwa “Semua adalah angka.” Mereka menyebutnya angka-angka
“alogon,” yang berarti “unutterable.”

4
Akhirnya mereka sangat terkejut dengan angka-angka ini,
sehingga mereka menghukum mati seorang anggota yang berani
menyebutkan keberadaan mereka kepada publik. Barulah 200 tahun
kemudian, yaitu oleh Eudoxus, seorang matematikawan Yunani
yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk berurusan dengan
angka-angka unutterable tersebut.

Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun


menolak untuk mengakui keberadaan, yaitu bilangan irasional.
Dimulailah pencarian tentang bilangan tersebut. Salah satunya
adalah dengan cara berikut. Dimulai dengan segitiga siku-siku
sama kaki dengan panjang kaki 1, kita dapat membangun segitiga
siku-siku di sampingnya yang hypotenusa panjangnya adalah √2,
dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut

sebagai Square Root Spiral.

Teorema Phytagoras berbunyi: “Jumlah dari kuadrat sisi-sisi


segitiga siku- siku sama dengan kuadrat sisi miring. Hubungan ini
telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno, meskipun
mungkin belum dinyatakan secara eksplisit seperti di atas. Sekitar

5
4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah
menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan
5 harus merupakan segitiga siku- siku. Mereka menggunakan
konsep ini untuk membangun sudut siku-siku dan merancang
segitiga siku-siku dengan membagi panjang tali ke dalam 12 bagian
yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga adalah 3, sisi kedua
adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan Panjang.
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah
orang pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga
siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan.
Walaupun demikian, nama Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi
nama yang sesuai untuk teorema ini.

B. Pembuktian Teorema Pythagoras

1. Pembuktian dari Sekolah Pythagoras

Gambar 1 Gambar 2

c c

c c
b

 Gambar 2 diket :
 Gambar I diket :
1 persegi besar dengan sisi a+b
1 persegi besar dengan sisi a+b
1 segiempat kecil dengan sisi c
1 persegi dengan sisi b (I)

1 persegi dengan sisi a (II)

6
4 segitiga siku siku dengan alas a
dan tinggi b

 Akan dibuktikan : a2 + b2 = c2
 Bukti : berdasarkan gambar 1 diperoleh :

Luas persegi (I ): b × b = b2

(II): a × a = a2

Lpersegi (I) + Lpersegi (II) = a2+b2…..pers 1

 Berdasarkan gambar 2 diperoleh :

Lpersegi kecil : c × c = c2 ………………pers 2

Luas daerah persegi(I) ditambah luas daerah persegi (II) pada gambar 1,
sama dengan luas persegi kecil pada gambar 2. Sehingga dapat ditulis :

a2 + b2 = c2

Lsegitiga besar dengan sisi a + b = (a +b )(a + b)

= a2 + 2ab + b2

Lsegitiga kecil dengan sisi c = c × c = c2

1
4 luas segitiga = 4 ( × a× b) = 2ab
2

Lpersegi besar = Lpersegi kecil + 4 Lsegitiga

a2 + 2ab + b2 = c2 + 2ab

a2 + b2 = c2…. TERBUKTI

7
2. Pembuktian lain menggunakan Diagram Pythagoras

Bukti berikut ini lebih sederhana tetapi menggunakan sedikit


manipulasi aljabar. Keempat segitiga siku-siku yang kongruen disusun
membentuk gambar di bawah ini.

Dari gambar di atas terdapat empat segitiga siku-siku yang

sebangun dan sama besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi

dengan panjang sisi a + b. Luas keempat segitiga siku-siku adalah 2ab,

luas persegi yang di dalam adalah dan luas persegi yang besar (yang

terluar) adalah:

Luas persegi yang terluar = luas persegi yang di dalam + 4 luas


segitiga siku-siku.

(a + b)2 = c2 + 4. ½ ab
a2 + 2ab + b2 c2 + 2ab
a2 + b2 = c2

Maka terbukti bahwa a2 + b2 = c2

3. Bukti dari Astronom India Bhaskara (1114 - 1185)

Bukti berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara


(matematikawan India, sekitar abad X). Bangun ABCD di bawah

8
berupa bujursangkar dengan sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah
segitiga siku-siku dengan panjang sisi a dan b.

Diket :

Persegi ABCD dengan c sebagai sisi

Persegi PQRS dengan (b-a) sebagai sisi

4 segitiga siku siku dengan a,b sebagai sisi siku-siku, dan c sisi
miring

Akan dibuktikan : a2 + b2 = c2

Bukti :

Lpersegi ABCD = Lpersegi PQRS + 4 Lsegitiga

1
c2 = (b-a)2 + 4 ( ab ¿
2

c2 = b2 – 2ab + a2 + 2ab

c2 = b2 + a2 atau a2 + b2 = c2 TERBUKTI

9
4. Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Presiden J. A. Garfield
Pembuktian ini berasal dari J. A. Garfield pada tahun 1876.
Luas daerah trapesium di bawah ini dapat dihitung dengan dua cara
sehingga teorema Pythagoras dapat dibuktikan sebagai berikut.

Luas trapesium = luas 2 segitiga ab + luas segitiga c

(alas + atas)/2. tinggi = 2. ½ ab + ½ c2

(a + b)/2. (a + b)
= ab + ½ c2

a2 + 2ab + b2 = 2ab + c2

a2 + b2 = c2
Maka terbukti bahwa a2 + b2 = c2

5. Bukti menggunakan Garis Tinggi dan Sifat Segitiga Sebangun


(Pembuktian Baskhara yang Kedua)

Perhatikan gambar berikut:

10
Diket :
 segitiga siku-siku ABC dengan sisi siku-siku nya adalah a
dan b. sisi miring c
 garis CD adalah garis tinggi (t)
Akan dibuktikan : a2 + b2 = c2
Bukti :
 Perhatikan segitiga ABC
 Segitiga ABC sebangun dengan segitiga ACD
b : c = c1 : b
b/c = c1/b
b2 = c.c1 ………. Pers 1
 Segitiga BAC sebangun dengan segitiga BCD
a : c = c2 : a
a/c = c2 / a
a2 = c.c2 ……….Pers 2
Dari pers 1 dan 2, diketahui :
a2 + b2 = c . c2 + c . c1

a2 + b2 = c (c2 + c1)

a2 + b2 = c . c
a2 + b2 = c2

Maka terbukti bahwa a2 + b2 = c2

6. Bukti dengan Dasar Perbandingan

Diberikan segitiga ABC yang siku-siku di C. Kalikan setiap sisi


dengan c. Lalu bentuk dua segitiga sebangun dengan ABC seperti pada
gambar di atas. Dengan perbandingan sisi pada segitiga-segitiga

11
sebangun akan diperoleh panjang sisi-sisi yang lain pada bangun di
samping. Dari konstruksi tersebut jelas c2 = a2 + b2.

Bukti sejenis ini terdapat pula dalam beberapa buku dan


publikasi, seperti oleh Birkhoff.

7. Bukti dengan “Putaran”

Perhatikan proses dari diagram di atas.

Luas daerah gambar awal = a2 + b2 + 2. ½ . ab

Luas daerah gambar akhir = c2 + 2. ½. ab

Oleh karena transformasi di atas tidak mengubah ukuran, maka kedua


daerah tersebut sama luasnya, sehingga dengan mengurangi masing-
masing oleh ab atau mengambil kedua bangun segitiga siku-siku akan
diperoleh:

a2 + b2 + 2. ½ . ab = c2 + 2. ½. ab

a2 + b2 + 2ab = c2 + 2ab

a2 + b2 = c2 (Terbukti)

12
8. Pembuktian dengan Jumlah Kotak-kotak yang memiliki ukuran
sama

Gambar 6. Pembuktian Teorema Phytagoras

(2)

Dari gambar 6 di atas dapat dijabarkan:

Jumlah kotak persegi c = jumlah kotak persegi a + jumlah kotak persegi b

25 = 9 + 16

52 = 32 + 42

c2 = a2 + b2 terbukti

9. Pembuktian Euclid

13
Gambar 7. Pembuktian Euclid

C. Ajaran Pythagoras
Pythagoras mempunyai ajaran seperti para filsuf prasokratik
lainnya yang khas. Salah satu ajaran dari Pythagoras adalah ajaran tentang
jiwa. Manusia yang hidup sezaman dengan Pythagoras mempertanyakan
tentang jiwa khususnya jiwa manusia. Namun, jiwa itu masih dikaitkan
lagi dengan makhluk hidup lain. Pythagoras menjadi salah satu tokoh yang
membahas tentang jiwa manusia di zamannya. Tentu saja pembahasannya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat itu.

Menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati. Sesudah kematian


manusia, jiwanya berpindah ke hewan, dan bila hewan itu mati, ia
berpindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya, jiwa
bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan dengan
berpantang jenis makanan tertentu, seperti daging hewan dan kacang.

Satu contoh perpindahan jiwa dari manusia ke binatang yakni


ketika Pythagoras menyuruh seorang sahabat yang memukul anjing untuk
berhenti memukul anjing. Ia mendengar suara anjing yang mendeking
karena dipukul. Ia mendengar suara seorang sahabat yang telah meninggal
dari dengkingan anjing itu. Manusia mati namun jiwanya berpindah ke
tubuh anjing. Suara dengkingan anjing yang dipukul itu menandakan

14
perpindahan jiwa manusia dalam hal ini adalah seorang sahabat
Pythagoras yang meninggal itu.

Pythagoras juga mengatakan dua hal tentang jiwa. Pertama, Jiwa


dipandang sebagai sesuatu yang selamanya ada. Badan merupakan tempat
tinggal jiwa, tetapi sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan badan.
Jiwa ada di badan untuk sementara saja sebagai hukuman. Jiwa tidak
selamanya ada di satu badan. Jiwa bisa keluar dari satu badan dan harus
pindah ke badan lain. Keberadaan jiwa itu tergantung dari katarsis
(penyucian) badan. Penyucian ini dilakukan dengan menjauhkan diri dari
kesukaan badan. Kalau badan sudah suci secara sempurna, jiwa akan
keluar dari badan. Kalau belum sempurna jiwa akan berpindah dari badan
ke badan. Tugas manusia adalah mengeluarkan jiwa dari badan.

Menurut pandangan ini manusia harus bertanggung jawab atas


perpindahan jiwanya. Ini merupakan tugas berat yang dihadapi manusia.
Bagaimana manusia pada zaman Pythagoras khususnya yang menganut
paham ini melakukan hal ini? Pythagoras mempraktikkan ajarannya
kepada murid-muridnya. Unsur penting yang ditekankan kepada murid-
muridnya dalam mempraktikkan ajaran ini adalah memenuhi peraturan-
peraturan yang ada. Peraturan itu misalnya berpantang jenis makanan
tertentu, seperti daging hewan dan kacang, dan juga menjuahkan diri dari
kesukaan badan.

Kedua, Jiwa adalah ‘harmoni’ dari badan. Dalam hal ini


Pythagoras menggunakan prinsip keharmonisan dalam setiap barang. Ia
mengibaratkan harmoni dari gitar yang tak mungkin lepas dari dawai-
dawainya. Demikian juga jiwa tak mungkin lepas dari badan manusia.
Jiwa ‘sudah’ ada ‘sebelum’ berada di badan. Jiwa itu ada tanpa permulaan.
Jika demikian, adanya itu tidak tergantung dari badan.

Menurut pandangan ini jiwa tak mungkin lepas dari badan. Berarti
di satu sisi sama saja kalau badan dan jiwa itu menyatu. Disisi lain

15
mungkin tidak, karena jiwa ada sebelum ada di badan dan adanya jiwa
tidak tergantung dari badan. Kalau jiwa dan badan menyatu maka dalam
hal ini ada pertentangan. Ini bertentangan dengan teori yang mengatakan
bahwa jiwa adalah tempat tinggal badan tetapi sama sekali tidak punya
hubungan dengan badan. Dari sini, penulis menyimpulkan bahwa
pembahasan Pythagoras tentang badan dan jiwa belum selesai.

Pada pembahasan lain Pythagoras mengatakan bahwa jiwa adalah


sesuatu yang berdiri sendiri, yang tidak berjasad serta tidak dapat mati.
Oleh karena hukum lah maka jika terbelenggu dalam tubuh. Dengan
penyucian (katharsis), orang dapat membebaskan jiwanya dari belenggu
tubuhnya, sehingga setelah orang mati jiwanya akan mendapatkan
kebahagiaan. Akan tetapi barang siapa tidak menyucikan diri atau
penyucian dirinya kurang, jiwanya akan berpindah ke kehidupan yang
lain, sesuai dengan keadaannya, baik berpindah ke binatang, ke tumbuh-
tumbuhan atau ke manusia.

Ajaran terkemuka lainnya dari pythagoras adalah metempsikosis,


yakni keyakinan bahwa setiap jiwa bersifat abadi, sehingga jika menemui
kematian jiwa akan berpindah ke tubuh lain. Sekarang kita lebih mengenal
dengan nama reinkarnasi.

D. Pythagoras dalam Filsafat


Phythagoras memberikan defenisi filsafat sebagai love of wisdom.
Menurutnya manusia yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta
kebijakan (love of wisdom), sedangkan yang dimaksudkan dengan
wisdom adalah kegiatan melakukan perenungan kepada tuhan.
Phuthagoras senfiti menganggap dirinya seorang philosophos (pecinta
kebijakan), baginya kebijakan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki
semata-mata oleh tuhan. (Susanto, 2013: 2). Pemikiran kefilsafatan
Pyhthagoras memiliki kedudukan tersendiri dalam alam pikiran Yunani,
sebab pemikirannya berdasarkan pada agama dan paham keragaman.

16
Phythagoras mendirikan perkumpulan yang akhirnya menjadi
sebuah terikat. Ujung terikat Phythagoras ialah mendidik kebatinan
dengan menyucikan roh. Phythagoras percaya akan perpindahan jiwa dari
makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan datang. Apabila
seseorang meninggal, jiwanya akan kembali lagi kedunia, masuk kedalam
badan salah satu hewan. Dalam ajaran Phythagoras menegaskan bahwa
hidup didunia merupakan persediaan untuk diakhirat.

Selain dari ahli mistik, Phythagoras tersebut juga seorang ahli


pikir. Terutama dalam ilmu matermatika dan ilmu berhitung. Dan karena
dialah orang yang mendapat keinsafan bagwa berhitung itu bukan
kecakapan dalam menghitung seperti yang dikerjakan sehari-hari. Orang
belajar matermatika kebal akan segitiga Phythagoras. Kemudian ia pula
yang mengajarkan, bahwa tinggi rendah bunyi biola berbading dengan
panjang pendek talinya.

Tetapi tidak saja pada benda perbandingan itu dinyatakan oleh


angka-angka, juga dalam lapangan alam. Dan dari ilmu matematika
Phythagoras melompat kedalam dunia pandangan. Alam ini katanya,
tersusun sebagai angka-angka. Dimana ada matematika, ada susunan, ada
kesejahteraan. Bintang yang banyak dilangit menyatakan kedudukan yang
teratur, kesejahteraan yang sebesar-besarnya. Benda-benda dilangit itu
mempunyai gerak yang tertentu dan mempunyai edaran yang pasti,
menurut irama yang tetap. Sebab itu Phythagoras suka berkata tentang
“kesejahteraan di langit”. Mana yang bergerak, berbunyi. Sebab dilangit
itu ada bunyi, ditimbulkan oleh gerakan bintang-bintang.

Matematika juga berkuasa dalam segala barang. Dengan jalan ini,


Phythagoras sampai ke pokok ajarannya yang mengatakan bahwa “segala
adalah angka-angka”. Demikian lah pengaruh matematika atas
Phythagoras dan pandangannya, sehingga pada segala barang ia melihat
angka-angka.

17
Pemikiran Phythagoras dituliskan oleh Philolaos. Menurut
Philolaos, tanda kebenaran adalah angka. Menurut gurunya (Phythagoras),
angka genap dan ganjil berbeda. Angkan ganjil menentukan dan angka
genap tak terhingga. Benda-benda di dunia ini tersusun dari yang genap
dan yang ganjil (Sudarsono, 2001: 27-29). Berikut ini pemikiran-
pemikiran filsafat Phytagoras :

1. Ajaran tentang angka atau bilangan-bilangan

Menurut phythagoras bilangan merupakan anasir penyusunan


segala bentuk dan berhubungan. Benda-benda merupakan imitasi dari
bilangan yaitu mengubah materi menjadi bentuk.

Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat kaitannya
dengan bentuk Phythagoras mengmbangkan segala sesuatu pada bilangan.
Baginya tidak ada satupun yang ada didunia ini yang terlepas dari
bilangan atau angka. Semua realitas dapat diukut dengan bilangan. Karena
itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan
sekaligus menjadi ukuran.

2. Ajaran tentang jiwa

Menurut phytagoras jiwa itu tidak dapat mati. Setelah kematian


manusia jiwanya akan berpindah ke hewan, dan bila heewan itu mati, ia
berpindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya, jiwa
bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan dengan
berpantang jenis makanan tertentu seperti daging hewan dan kacang-
kacangan.

3. Ajaran tentang kosmologi

Teori mazhab Phythagoras tentang susunan kosmos tentu


mengherankan, karena untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa bukan
bumi yang merupakan pusat jagat raya. Menurutnya pusat jagat raya
adalah api (Hestia). Yang beredar sekeliling api sentral itu bereturut-turut :

18
kontra bumi, bumi, bulan, matahari, kelima planet (Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter, Saturnus) dan langit serta bintang-bintang tetap.

E. Pengaruh Filsafat Pytagoras Dalam Matematika


Pythagoras membuat kontribusi berpengaruh terhadap filsafat dan
ajaran agama pada akhir abad ke-6 SM. Ia sering dipuja sebagai
matematikawan besar, mistik dan ilmuwan, tapi dia adalah yang terbaik
dikenal dengan teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan
pada akhir abad ke-6 SM.

Pythagoras adalah seorang filsuf Yunani yang lahir pada tahun 571
SM. Sebagai filsuf ia mengajarkan kedamaian dan transmigrasi jiwa
(reinkarnasi), berbudi luhur, berperilaku manusiawi terhadap semua makhluk
hidup. Pula ia mengenalkan konsep "bilangan" sebagai kebenaran dalam
matematika yang mana secara filosofis tidak hanya menjernihkan pikiran
tetapi memungkinkan pemahaman objektif tentang realitas.

Ia terkenal dengan Teorema Pythagoras-nya, yaitu rumus matematika


yang menyatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring segitiga  siku-siku sama
dengan jumlah kuadrat panjang sisi penyikunya.

Phytagoras sangat berjasa dalam perkembangan ilmu hitung yaitu


mengembangkan pokok soal matematika yang termasuk teori bilangan
misalnya seperti bilangan-bilangan mempunyai bentuk geometris. Penemuan

19
Phytagoras dalam matematika tetap hidup sampai saat ini, dimana
theoremanya diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk menjawab
berbagai soal yang dapat menggunakan dalil pythagoras.
Contohnya:
Sebuah tangga dengan panjang 2,5 m di sandarkan pada tembok. Jika jarak
ujung bawah tangga dengan tembok adalah 1,5 m, maka tinggi ujung atas
tangga dari lantai adalah....
Penyelesaian soal:
Tangga, tembok dan lantai dapat digambarkan dalam bentuk segitiga di
bawah ini:

Berdasarkan gambar di atas diketahui:


b = tangga = 2,5 m
c = jarak ujung bawah tangga dengan tembok = 1,5m
a = tinggi ujung atas tangga dari lantai
Ditanya:
Tinggi ujung atas tangga dari lantai (a)?
Jawab:
Cara mencari a kita gunakan rumus dalil pythagoras sebagai berikut:
c2 = a2 + b2
a2 = c 2 -b 2
a2 = (2,5)2 – (1,5)2
a2 = 6,25 m2 – 2,252
a2 = 4 m2
a = √4 m
a = 2m

20
Jadi tinggi ujung atas tangga dari lantai adalah 2m.

Phytagoras adalah orang pertama yang mencetuskan bahwa aksioma-


aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam
mengembangkan geometri.
Berkat jasa-jasa beliau, maka beberapa perhitungan dalam matematika
yang cukup rumit dapat terselesaikan. Contohnya untuk menghitung
kemiringan atap rumah. Perhitungan kemiringan atap rumah dengan
menggunakan pythagoras dapat berlaku untuk dua kondisi, entah itu ketika
memasang atap rumah baru ataupun merenovasi atap rumah.
Cara menghitung kemiringan atap rumah menggunakan rumus pythagoras:

 Cari panjang setengah alas atap rumah, dari contoh di atas, panjang
alasnya adalah 4m.
 Cari panjang tinggi atap rumah, diukur dari batas plafon rumah
Tinggi atapnya adalah 2,8 m
 Hitung kemiringan atap rumah menggunakan dalil pythagoras
Berdasarkan gambar di atas diketahui:
a = alas atap rumah = 4m
b = tinggi atap rumah = 2,8m
c = kemiringan atap = ?
Perhitungan:
c2 = a2 + b2
c2 = (4)2 +( 2,8) 2
c2 = 16 + 7,84
c= √ 16+7 , 84

21
2
L ⊳ 1=bxb=b
c=
L o 2=axa=a2
c = 4, 88 m
Jadi kemiringan atap rumah dari contoh tersebut adalah 4,88 meter.
Pengaruh ajaran filsafat Pythagoras sampai pula kepada sebagian
kaum muslimin yang kurang pengetahuan akan Islam. Misalnya dalam
kehidupan mayoritas masyarakat muslim masih banyak yang menganggap
beberapa angka-angka tertentu keramat, contohnya ada yang menganggap
keramat bilangan 7, 13, 40, dll. Mereka meyakini bahwa bilangan – bilangan
tersebut dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan, baik pengaruh positif
atau pengaruh negatif.
Di Indonesia khususnya, sebagian masyarakatnya masih mempercayai
perhitungan hari baik dan buruk ketika hendak melaksanakan suatu hajat.
Semua hari (menurut mereka) memiliki kode bilangan-bilangan tertentu.
Misalnya ada orang yang hendak menyelenggarakan sebuah hajatan
pernikahan. Mereka akan menghitung bilangan dari hari kelahiran calon
mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan.

Bila penjumlahan dari bilangan-bilangan hari kelahiran kedua


mempelai menghasilkan bilangan ‘sial’ atau ‘mati’ mereka pun lantas
membatalkan rencana pernikahan tersebut. Andai kata hendak diteruskan,
maka mereka mesti memberikan sesaji untuk menolak bala dari bilangan
jelek tersebut. Bila bilangan yang dihasilkan adalah bilangan ‘baik’ atau
‘mujur’, mereka masih pula melakukan penghitungan tentang hari ‘baik’ bagi
pelaksanaan hajatan pernikahan tadi. Di beberapa agama lain,seperti agama
Budha, Tao, Lama, dan aliran-aliran kepercayaan keyakinan terhadap
bilangan-bilangan ini memang begitu mendominasi kehidupan mereka.
Segala sesuatu dihitung dengan bilangan dan sudut, sehingga lahirlah teori
Feng Sui atau Hong Sui. Keyakinan kepada bilangan- bilangan ini melahirkan
pula model ramalan nasib dengan SHIO, yaitu perhitungan nasib seseorang
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun yang juga disimbolkan dengan
bilangan-bilangan.

22
Pythagoras percaya bahwa bilangan bukan unsur seperti udara dan air
yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Pandangan Pythagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat bilangan. Bila segala hal
adalah bilangan, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa
dihitung, dinilai dan diukur dengan bilangan dalam hubungan yang
proporsional dan teratur, melainkan berkat bilangan- bilangan itu segala
sesuatu menjadi harmonis dan seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi
melalui bilangan-bilangan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan yang sudah dipaparkan diatas dapat diketahui Teorema


Phytagoras ditemukan oleh seorang filsuf dan matematikawan Yunani
bernama Phytagoras. Teorema Pythagoras berbunyi: Pada suatu segitiga siku-
siku berlaku bahwa kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi
lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC siku-siku di C maka teorema
Pythagoras dapat dinyatakan AB 2 = AC2 + BC2 . Banyak buku
menuliskan teorema ini sebagai c2 = a2+b2 dengan c adalah sisi
miring. Teorema Phytagoras sudah dibuktikan kebenarannya
Menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati. Sesudah kematian
manusia, jiwanya berpindah ke hewan, dan bila hewan itu mati, ia
berpindah lagi dan seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya, jiwa
bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan dengan
berpantang jenis makanan tertentu, seperti daging hewan dan kacang.

Dalam makalah ini kita juga dapat mengetahui ajaran-ajaran Pythagoras,


filsafat Pythagoras, dan pengaruh filsafat Pythagoras dalam (Sanjiwani,
2019)matematika.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang perkembangan aliran
matematika phytagoras ini kita menjadi lebih tahu secara mendalam
tentang phytagoras dan peranannya dalam matematika, tidak hanya
sekedar tahu tentang teoremanya saja yang sekarang sudah dikenali secara
umum.

24
C. Pertanyaan dan Solusi
1. Presenter 1 : Marsya Hayat
Pertanyaan : sebagaimana kita ketahui bersama bahwa teorema
Pythagoras adalah salah satu teorema yang populer, apa yang
menyebabkan hal tersebut? Dan apa contoh nyata penerapan teorema
Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban : Teorema Pythagoras adalah salah satu teorema popular karena
merupakan teorema paling tua. Juga karean teorema ini sangat sederhana
namun sangat berperan penting bagi manusia. Peran teorema Pythagoras
dalam kehidupan nyata antara lain sebagai berikut :
 Bidang Arsitektur dan Konstruksi
Pada bidang arsitektur dan konstruksi, salah satu contohnya adalah
bangunan atau bidang yang berbentuk segitiga, misalnya atap bangunan.
Teorema ini akan sangat berguna pada perhitungan bidang yang memiliki
desain segitiga siku-siku.
Teorema Pythagoras akan sangat membantu dalam kegiatan menghitung
atau memperkirakan bidang miring suatu bangunan yang memiliki sisi-sisi
yang saling tegak lurus, atau memiliki sudut 90 derajat.
 Sistem Navigasi
Dalam sistem navigasi, terdapat metode triangulasi yang digunakan untuk
menentukan suatu lokasi atau koordinat berdasarkan sudut antara titik
koordinat. teorema Pythagoras berguna ketika triangulasi menggunakan
sudut 90 derajat.
NASA juga menggunakan triangulasi untuk menentukan posisi pesawat
luar angkasa. Kalau di kehidupan sehari-hari, ini juga berguna dalam
sistem navigasi mobil dan pelacakan ponsel.
 Melacak Lokasi Gempa
Lokasi gempa bumi juga dapat dilacak menggunakan teorema Pythagoras.
Cara kerjanya adalah dengan triangulasi pada jenis gelombang saat
terjadinya gempa. 

25
Sebagai gambaran, triangulasi dilakukan dengan melihat jarak yang
ditempuh oleh gelombang yang lebih cepat dengan jarak tempuh dari
gelombang yang lebih lambat. Dengan cara ini, pusat gempa dapat
ditentukan.
Sumber : 1. Hernadi J. Metoda Pembuktian dalam Matematika. J Pendidik Mat.
2013;2(1):1-13. doi:10.22342/jpm.2.1.295.

2. Presenter 2 : Mutiara Fitri


Pertanyaan : Pythagoras juga disebut sebagai 'Bapak Bilangan'. Apa yang
menyebabkan Pythagoras disebut sebagai 'Bapak Bilangan'?
Jawaban : terdapat dalam JURNAL NILAI ISLAM
DALAM TEOREMA PHYTAGORAS oleh Riski Surya Romadhontahun
2018 Phytagoras dikenal sebagai bapak bilangan atau The Father of
Number. Karena sumbangan yang sangat penting terhadap filsafat dan
ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Memang diketahui jika
kehidupan dan ajaran Phytagoras tidak begitu jelas akibat banyaknya
legenda dan kisah buatan mengenai dirinya. Mazhab Phytagoreanisme
yang di dirikan oleh Phytagoras di Crotona menjelaskan bahwa ajaran
yang sangat substansial dari suatu benda adalah bilangan dan seluruh
gejala yang terjadi di jagat raya merupakan pengungkapan inderawi dari
perbandingan-perbandingan matematis. Jadi dalam ajaran mazhab tersebut
disimpulkan bahwa bilangan merupakan intisari dan dasar pokok dari sifat
sifat benda.
Sumber : JURNAL NILAI ISLAM DALAM TEOREMA
PHYTAGORAS oleh Riski Surya
Romadhontahun 2018

3. Presenter 3 : Anisa Marsella


Pertanyaan :
Jawaban :
Sumber :

26
D. Berita Acara Diskusi
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2022 dan 1 November 2022
Tempat : Ruang J12
Waktu : 13.30 – 15.10
Mata Kuliah : Filsafat dan Sejarah Matematika
Dosen Pengampu : Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
Bahan Diskusi : Aliran Matematika Pythagoras
Moderator : Marsya Hayat
Presenter :
- Presenter 1 : Marsya Hayat
- Presenter 2 : Mutiara Fitri
- Presenter 3 : Anisa Marsella

1. Pembagian Pembahasan Materi


1. Presenter 1 : Marsya Hayat
a. Sejarah Teorema Pythagoras
b. Pembuktian Teorema Pythagoras
2. Presenter 2 : Mutiara Fitri
c. Ajaran Pythagoras
d. Pythagoras Dalam Filsafat
3. Presenter 3 : Anisa Marsella
e. Pengaruh Filsafat Pythagoras dalam Matematika

27
2. Pertanyaan dan Jawaban terkait Pembahasan Materi

Presenter 1 : Marsya Hayat (2205113233)


Pertanyaan 1 : Nia Firnanda (Kelompok 11)
Berdasarkan makalah yang saya baca, saya ingin
bertanya mengenai sejarah Pythagoras itu siapa?
dan apa yang membuat teorema Pythagoras
muncul?
Jawaban : Pythagoras adalah matematikawan dan filsuf yang
hidup pada (569-500 SM) dan lahir di Pulau
Samos di Yunani dan melakukan banyak
perjalanan melalui Mesir. Kemudian belajar salah
satunya belajar matematika. Teorema Pythagoras
muncul disebabkan penemuan angka rasional oleh
anggota The Brotherhood of Pythagoreans
sehingga kejadian ini sangat mengganggu
Pythagoras dengan ajaran nya yang meyakini
semua hal di dunia ini bisa didefinisikan sebagai
angka. Sehingga menimbulkan rasa keingintahuan
dan didapatlah Square Root Spiral yang
membentuk pola teorema Pythagoras.
Sumber : Bayu Sugara., Teorema Phytagoras. Utah State
University

Pertanyaan 2 : Galih Ikhsan Satriaji ( Kelompok 13)


Berdasarkan makalah, dari pembuktian teorema
Pythagoras 1-9 apakah semuanya bisa digunakan
dalam pelajaran sampai saat ini? Berikan alasan
Jawaban : Dari semua pembuktian yang ada di makalah,

28
maka semua nya bisa digunakan dalam proses
pembelajaran. Karena dapat diuji kebenarannya
dan belum ditemukan teorema ataupun segala
bentuk yang menyanggah ataupun memperbarui
teorema ini. Hal ini dapat kita lihat Bersama
dalam kehidupan sehari-hari teorema Pythagoras
adalah teorema yang paling popular, oleh karena
itu banyak sekali ilmuwan yang ingin
membuktikan teorema ini dan semua pembuktian
itu dapat kita jumpai dalam proses belajar-
mengajar.

Sumber : Hernadi, Julan, ‘Metoda Pembuktian Dalam


Matematika’, Jurnal Pendidikan Matematika, 2.1
(2013), 1–13

Presenter 2 : Mutiara Fitri (2205113233)


Pertanyaan 1 : Muthia Hidayah Apriliani (kelompok 5)
Bersasarkan apa phytagoras menciptakan
pemikiran pemikiran filsafat pythagoras? Lalu
apakah ada kaitan antara pemikiran-pemikiran
filsafat phytagoras ini untuk penemuan
matematika? Serta apakah pemikiran pemikian
filsafat ini masih dapat digunakan hingga saat
ini ?

Jawaban : a. Phytagoras menciptakan pemikiran – pemikiran


filsafatnya atas pengamatan – pengamatan yang ia
lakukan, lalu terbentuk suatu aliran pythagoras
sesuai dengan kepercayaannya.

29
b. Menurut kesimpulan yang saya baca dari
seumber jurnal sejarah perkembangan ilmu dunia
barat oleh Mikyal Hardiyati tahun 2020,
didalamnya disebutkan Phytagoras adalah
seorang
ahli ilmu pasti dengan mempelopori apa yang
dikenal sekarang sebagai teori bilangan
dan membuktikan - dalildalil cara cerdas dengan
akal pikiran untuk membuat ilmu
ukur. Di Crotona Phytagoras mendirikan sebuah
mazhab mistis yang dikenal sebagai
Phytagoreanisme. Ajaran filsafat Phytagoras
bahwa semua bahan dasar dari semua benda
adalah bilangan. Kesimpulannya, mazhab ini
mengatakan bahwa bilangan merupakan
intisari dasar-dasar pokok dari sifat-sifat benda.
Ajaran Phytagoras dipadatkan menjadi
sebuah dalil yang berbunyi : Bilangan
memerintah jagat raya. Menurut Mazhab
Phytagoreanisme bahwa gejala alam merupakan
pengungkapan inderawi dari
perbandingan-perbandingan bilangan. Dalil
Phytagoras yang sangat terkenal ialah yang
berbunyi “jumlah dari pangkat dua 2 sisi sebuah
segitiga siku-siku adalah sama dengan
pangkat dua sisi miringnya”atau dengan rumus
ditulis : a² + b² = c²(Gie, 1998). Sehingga,
dalam penemuan matematika berdasarkan pada
pemikirannya mengenai bilangan, dimana
baginya tak ada satupun di dunia ini yang terlepas
dari bilangan atau angka.

30
c. Untuk ajaran phytagoras dalam hal ilmu jiwa
dan kosmologi, terdapat dalam pernyataan
sebagai berikut yang bersumber dari Makalah
TOKOH-TOKOH (MATEMATIKAWAN),
ALIRAN, DAN PENGARUHNYA oleh
MYTRA, ANDRIANA, dan WARDAWATY
tahun
2016. Yang dikatakan bahwa ia adalah orang
pertama yang menyebut dirinya seorang filsuf.
Bagi “Pythagoras” manusia itu adalah ukuran
bagi segalanya, baik yang ada karena adanya.
Bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya
bahwa semuanya itu harus ditinjau dari
pendirian manusia sendiri-sendirinya. Kebenaran
umum tidak ada. Pendapatku adalah hasil
pandanganku sendiri. Apa ia juga benar bagi
orang lain, sukar mengatakannya, boleh jadi
tidak. Apa yang ku katakan baik boleh jadi jahat
bagi orang lain; apa yang ku katakan bagus,
boleh jadi buruk dalam pandangannya. Alam ku
adalah bagiku sendiri. Orang lain mempunyai
alamnya sendiri pula.Ajaran-ajaran dari
pyhtagoras seperti jiwa dan kosmologi tidak dapat
dijumpai. Pythagoras meragukan adanya Tuhan.
Pendapatnya tentang Tuhan dapat disebut
skeptisisme, yang berarti tidak mungkin mencapai
kebenaran. Hal ini cocok dengan
relativisme yang diajarkannya. Karena,
pendapatnya yang meragukan Tuhan itu,
Pythagoras
dituduh sebagai orang munafik dan buku bukunya

31
tentang agama dibakar. Sehingga
dapat disimpulkan ajaran tentang jiwa dan
kosmologi tidak dijumpai hingga saat ini karena
sudah lenyap.
Sedangkan pernyataan yg bersumber dari Jurnal
Pendidikan Matematika oleh Riski Surya
Romadhontahun 2018 Disebutkan didalamnya
sebagai berikut. Jika ajaran ttg angka Menurut
Phytagoras, bahwa tidak ada satupun di dunia ini
yang tidak ada kaitanya dengan bilangan. Karena
dalam anggapan Phytagoras, semua adalah
realitas yang dapat diukur oleh bilangan.
Oleh karena itu Phytagoras berpendapat bahwa
bilangan merupakan unsur utama dari alam
dan sekaligus menjadi ukuran. Ia juga banyak
meletakan dasar teori dan rahasia bilangan:
1. Bilangan Bersahabat ( Amicable Number) :
bilangan A dan bilangan B dikatakan bersahabat
jika jumlah bagi bilangan A sama dengan
bilangan B dan sebaliknya
2. Bilangan Sempurna ( perfect number ) Suatu
bilangan disebut sempurna jika bilangan itu
sama dengan jumlah pembaginya.
Sehingga dapat disimpulkan ajaran ttg angka
sampai saat ini masih digunakan dan
dsisebarluaskan untuk dipelajari di sekolah

Sumber : jurnal sejarah perkembangan ilmu dunia barat


tahun 2020
Makalah TOKOH-TOKOH
(MATEMATIKAWAN), ALIRAN, DAN

32
PENGARUHNYA oleh PRIMA MYTRA,
RESKI ANDRIANA, dan WARDAWATY tahun
2016
Jurnal Pendidikan Matematika oleh Riski Surya
Romadhontahun 2018

Pertanyaan 2 : Meliani Putri (Kelompok 11)


Didalam materi saya menemukan phytagoras
adalah seseorang yang memiliki ajaran tentang
kejiwaan, namun bagaimana dia bisa menjadi
salah satu filsuf matematika dan juga
menciptakan
rumus phytagoras, hal apa yang membuatnya
terpicu ke matematika dan menjadi seorang filsuf,
dan
apa kaitan antara ajaran kejiwaan dengan
matematika bagi phytagoras?

Jawaban : Menurut sumber yang saya baca dalam


MAKALAH FILSAFAT ILMU MENURUT
PHYTAGORAS pleh suratman tahun 2014
Ajaran-ajarannya yang pokok adalah pertama
dikatakan bahwa jiwa tidak dapat mati. Sesudah
kematian manusia, jiwa pindah ke dalam hewan,
dan setelah hewan itu mati jiwa itu pindah lagi
dan
seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya,
jiwa dapat selamat dari reinkarnasi itu. Kedua
dari
penemuannya terhadap interval-interval utama
dari tangga nada yang diekspresikan dengan

33
perbandingan dengan bilangan-bilangan,
Pythagoras menyatakan bahwa suatu gejala fisis
dikuasai
oleh hukum matematis. Bahkan katanya segala-
galanya adalah bilangan. Ketiga mengenai
kosmos,
Pythagoras menyatakan untuk pertama kalinya,
bahwa jagat raya bukanlah bumi melainkan
Hestia
(Api), sebagaimana perapian merupakan pusat.
Sebaliknya Pythagoras tertarik pada prinsip-
prinsip
matematika, konsep jumlah, konsep segitiga atau
tokoh matematika dan gagasan abstrak bukti.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa
segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan
matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat
diprediksikan dan diukur. Sehingga dapat
disimpulkan, kaitan antara kejiwaan dan
matematika tidak ada. Hanya saja Phytagoras
seorang ahli filsuf yang juga tertarik dengan ilmu
matematika.

Sumber : MAKALAH FILSAFAT ILMU MENURUT


PHYTAGORAS oleh suratman tahun 2014

Presenter 3 : Anisa Marsella (2205113233)


Pertanyaan 1 : Cindy Aulia Putri (Kelompok
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan
oleh penyaji bahwasanya banyak sekali
masyarakat yang mempercayai angka-angka

34
tertentu sebagai angka yang memiliki nilai khusus
dan berbeda dengan angka pada umumnya. Dan
terkhusus di negara Indonesia, yang mana
sebagian masyarakatnya masih mempercayai
perhitungan hari yang baik dan tidak ketika akan
melaksanakan suatu perhelatan tertentu. Mereka
percaya terhadap semua hari yang (menurut
mereka) memiliki kode bilangan-bilangan
tertentu. Misalnya terdapat orang yang hendak
menyelenggarakan sebuah perhelatan pernikahan.
Mereka akan menghitung bilangan dari hari
kelahiran calon mempelai lakilaki dan calon
mempelai perempuan. Bila penjumlahan dari
bilangan-bilangan hari kelahiran kedua mempelai
menghasilkan bilangan 'sial' atau 'mati' mereka
pun lantas membatalkan rencana pernikahan
tersebut. Andaikata hendak diteruskan, maka
mereka mesti memberikan sesaji untuk menolak
bala dari bilangan jelek tersebut.
Pertanyaannya:
a. Bagaimana bisa teori filsafat pythagoras
mempengaruhi hal yang demikian?
b. Apakah dasar yang menjadi pemicu masyarakat
memulai kepercayaan terhadap perhitungan yang
seperti itu?
c. Dan selain di Indonesia apakah ada negara lain
yang juga memiliki kepercayaan terhadap
perhitungan angka seperti ini? Tolong paparkan
penjelasannya!
Jawaban :
Sumber : Pemertahanan Kepercayaan Pada Masyarakat

35
Talaga, Majalengka Dan Masyarakat Nagoya,
Jepang, Asri Soraya Afsari, Ayu Septiani, Risma
Rismelati tahun 2017( Universitas Padjadjaran)

Pertanyaan 2 : Galih Ikhsan Satriaji ( Kelompok 13)


Berdasarkan makalah, dari pembuktian teorema
Pythagoras 1-9 apakah semuanya bisa digunakan
dalam pelajaran sampai saat ini? Berikan alasan
Jawaban :
Sumber :

DAFTAR PUSTAKA

Sumardiyono. 2016. Pembuktian Teorema Pythagoras Dari Euclid


Pembuktian Teorema Pythagoras Dari Euclid, p4tkmatematika.org

Faris, Muhammad Naufal,dkk.2018. Pembuktian Teorema Pythagoras.


Universitas Negeri Surabaya

Bayu Sugara., Teorema Phytagoras. Utah State University

Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani (edisi revisi). hlm. 44.

Lih. Sudiarja, A (ed). Karya Lengkap Driyarkara. hlm. 1093-1094.

Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. hlm. 19-20.

Hanum, K. (2016). Matematika Aliran Phytagoras.


Sanjiwani. (2019). Jurnal Filsafat.

Prima, M. (2021). Tokoh-Tokoh (Matematikawan), Aliran, dan Pengaruhnya.


OSF Preprints, 4.

36
37

Anda mungkin juga menyukai