Oleh :
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah tercurah, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Makalah Sejarah
Perkembangan dan Pendidikan Matematika ini. Adapun tujuan dari disusunnya
makalah ini adalah supaya para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana seluk
beluk sejarah adanya matematika dan filsafatnya.
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan agar makalah ini bisa lebih baik nantinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
1. Matematika Prasejarah
Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan,
besaran, dan bangun. Pengkajian modern terhadap fosil binatang
menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep
ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu.
Bahwa konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring waktu
adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan perbedaan
antara "satu", "dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua
tidaklah demikian. Benda matematika tertua yang sudah diketahui
adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo
di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini
berisi 29 torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang
fibula baboon. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung
untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan
pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.
Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Prancis, dari tahun
35.000 SM dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk
menghitung waktu.
Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur
laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi yang digoreskan di tiga lajur
memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango
menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui
tentang barisan bilangan prima atau kalender lunar enam
bulan.[14] Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis
menampilkan rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa
bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari milenium ke-3 SM,
menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips,
dan tripel Pythagoras di dalam rancangan mereka.
2. Matematika Babilonia
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang
dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak
permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik.Dinamai
"Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai
tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika
Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk
membangkitkan Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan
Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat
penting pengkajian Matematika Islam.
Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir,
pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400
lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an. Ditulis di dalam tulisan
paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di
dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di
antaranya adalah karya rumahan.
Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria,
yang membangun peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka
mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-
kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada
lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan
soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga
merujuk pada periode ini.
Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal
dari tahun 1800 sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan,
aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan
regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu
juga meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan
linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM
memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.
Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem
bilangan seksagesimal (basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan
bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x
6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit
pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Kemajuan
orang Babilonia di dalam matematika didukung oleh fakta bahwa 60
memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang Mesir, Yunani, dan
Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di
mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai
yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Bagaimanapun,
mereka kekurangan kesetaraan koma desimal, dan sehingga nilai tempat
suatu simbol seringkali harus dikira-kira berdasarkan konteksnya.
4. Yunani Kuno
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di
dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M.
Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania
bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka
dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan Yunani
pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut Matematika
Helenistik.
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang
dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua
naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan
penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang
yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya,
matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi
dan aksioma, dan menggunakan kekakuan
matematika untuk membuktikannya.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari
Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-
kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka
dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika
Mesir dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke Mesir
untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta
Mesir.
Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal
perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia
dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran deduktif
untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar
dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan
sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan temuan
matematika. Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang
mendakwakan bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan
semboyannya adalah "semua adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah
yang menggulirkan istilah "matematika", dan merekalah yang
memulakan pengkajian matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai
penemu bukti pertama teorema Pythagoras, meskipun diketahui bahwa
teorema itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti
keujudan bilangan irasional.
Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM)
mengembangkan metode kelelahan, sebuah rintisan
dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM)
mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) adalah contoh
terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu
definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut.
Makalahnya, Elemen, dikenal di segenap masyarakat terdidik di Barat
hingga pertengahan abad ke-20. Selain teorema geometri yang terkenal,
seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar
kuadrat dari dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya
bilangan prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan
untuk menemukan bilangan prima.
Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM)
dari Syracuse menggunakan metode kelelahan untuk menghitung luas di
bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan
memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap Pi.[34] Dia juga
mengkaji spiral yang mengharumkan namanya, rumus-
rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan
bilangan yang sangat besar.
5. India
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah
Indus yang mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah
aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi
dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum
ditemukan.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman
Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri
nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan
tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan
prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai
sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran
yang luasnya menghampiri persegi yang
diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat;
mengembangkan tripel Pythagorassecara aljabar, dan memberikan
pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-
aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang dia gunakan sama dengan
notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan
meta, transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad
pertama SM) di dalam risalahnya prosody menggunakan alat yang
bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Pembahasannya
tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema
binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan
Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).
Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi
trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-
aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang
bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu
kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari
karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik365,2563627
hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar
365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.
Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus,
menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus,
mengembangkan teknik-teknik dan algoritme aljabar, infinitesimal,
dan persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan
untuk persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode
modern, bersama-sama dengan perhitungan astronomi yang akurat
berdasarkan sistem heliosentris gravitasi.Sebuah terjemahan bahasa
Arab dari karyanya Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh
terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga memberikan nilai π
yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada abad ke-
14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi,
dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai
3,14159265359.
6. China
Matematika Cina permulaan adalah berlainan bila dibandingkan
dengan yang berasal dari belahan dunia lain, sehingga cukup masuk akal
bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang mandiri. Tulisan
matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan Ching,
berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun angka tahun
300 SM juga cukup masuk akal.
Hal yang menjadi catatan khusus dari penggunaan matematika Cina
adalah sistem notasi posisional bilangan desimal, yang disebut pula
"bilangan batang" di mana sandi-sandi yang berbeda digunakan untuk
bilangan-bilangan antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai
perpangkatan dari sepuluh.[37] Dengan demikian, bilangan 123 ditulis
menggunakan lambang untuk "1", diikuti oleh lambang untuk "100",
kemudian lambang untuk "2" diikuti lambang utnuk "10", diikuti oleh
lambang untuk "3". Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan
yang paling canggih di dunia pada saat itu, mungkin digunakan beberapa
abad sebelum periode masehi dan tentunya sebelum dikembangkannya
sistem bilangan India.[38] Bilangan batang memungkinkan penyajian
bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan perhitungan yang
dilakukan pada suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal penemuan suan
pan tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini berasal dari tahun 190 M, di
dalam Catatan Tambahan tentang Seni Gambar karya Xu Yue.
Karya tertua yang masih terawat mengenai geometri di Cina
berasal dari peraturan kanonik filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM,
yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM). Mo
Jing menjelaskan berbagai aspek dari banyak disiplin yang berkaitan
dengan ilmu fisika, dan juga memberikan sedikit kekayaan informasi
matematika.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti)
memerintahkan semua makalah di dalam Kekaisaran Qin selain daripada
yang resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini tidak
dihiraukan secara umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu
sedikitnya informasi tentang matematika Cina kuno yang terpelihara
yang berasal dari zaman sebelum itu. Setelah pembakaran makalah pada
tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya
matematika yang barangkali sebagai perluasan dari karya-karya yang kini
sudah hilang. Yang terpenting dari semua ini adalah Sembilan Bab
tentang Seni Matematika, judul lengkap yang muncul dari tahun 179 M,
tetapi wujud sebagai bagian di bawah judul yang berbeda. Ia terdiri dari
246 soal kata yang melibatkan pertanian, perdagangan, pengerjaan
geometri yang menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan
dimensi untuk menara pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-
bahan segitiga siku-siku dan π. Ia juga menggunakan prinsip
Cavalieri tentang volume lebih dari seribu tahun sebelum Cavalieri
mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti matematika
untuk teorema Pythagoras, dan rumus matematika untuk eliminasi
Gauss. Liu Huimemberikan komentarnya pada karya ini pada abad ke-3
M.
Sebagai tambahan, karya-karya matematika dari astronom Han dan
penemu Zhang Heng (78–139) memiliki perumusan untuk pi juga, yang
berbeda dari cara perhitungan yang dilakukan oleh Liu Hui. Zhang Heng
menggunakan rumus pi-nya untuk menentukan volume bola. Juga
terdapat karya tertulis dari matematikawan dan teoriwan musik Jing
Fang (78–37 SM); dengan menggunakan koma Pythagoras, Jing
mengamati bahwa 53 perlimaan sempurna menghampiri 31 oktaf. Ini
kemudian mengarah pada penemuan 53 temperamen sama, dan tidak
pernah dihitung dengan tepat di tempat lain hingga seorang
Jerman, Nicholas Mercator melakukannya pada abad ke-17.
Bangsa Cina juga membuat penggunaan diagram kombinatorial
kompleks yang dikenal sebagai kotak ajaib dan lingkaran ajaib,
dijelaskan pada zaman kuno dan disempurnakan oleh Yang Hui (1238–
1398 M). Zu Chongzhi (abad ke-5) dari Dinasti Selatan dan
Utara menghitung nilai pi sampai tujuh tempat desimal, yang bertahan
menjadi nilai pi paling akurat selama hampir 1.000 tahun.
Bahkan setelah matematika Eropa mulai mencapai
kecemerlangannya pada masa Renaisans, matematika Eropa dan Cina
adalah tradisi yang saling terpisah, dengan menurunnya hasil matematika
Cina secara signifikan, hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo
Ricci membawa gagasan-gagasan matematika kembali dan kemudian di
antara dua kebudayaan dari abad ke-16 sampai abad ke-18.
1. Abad Ke – 17
Abad ke-17 berkembang pesat belum ada sebelumnya ide-ide
matematikawan dan ilmuwan di seluruh Eropa. Galileo,berkebangsaan Italia,
mengamati bulan Jupiter dalam orbit sekitar planet itu, dengan menggunakan
teleskop dari mainan yang diimpor dari Belanda. Tycho Brahe,
berkebangsaan denmark, telah mengumpulkan dalam jumlah besar data
matematis yang menggambarkan posisi planet-planet di langit. Johannes Kepler
( murid Tycho Brahe ), berkebangsaan Jerman, mulai meneliti data ini. John
Napier, berkebangsaan Skotlandia ingin membantu Kepler dalam perhitungan,
Napier adalah orang pertama yang menyelidiki logaritma alami. Kepler
berhasil merumuskan matematika hukum gerak planet. Geometri analitik yang
dikembangkan oleh René Descartes (1596-1650), seorang matematikawan
dan filsuf Perancis, memungkinkan orbit yang akan diplot pada grafik, dalam
koordinat Cartesius.
Simon Stevin (1585) menciptakan dasar notasi desimal modern
yang ampu menggambarkan semua nomor, baik rasional atau tidak rasional.
Isaac Newton, berkebangsaan Inggris, menemukan hukum fisika menjelaskan
Hukum Kepler, dan membawa bersama-sama konsep sekarang dikenal
sebagai kalkulus infinitesimal. Mandiri, Gottfried Wilhelm Leibniz, di Jerman,
mengembangkan kalkulus dan banyak dari notasi kalkulus masih digunakan
sampai sekarang.
Selain penerapan matematika untuk studi antariksa, matematika mulai
memperluas ke daerah baru, dengan korespondensi Pierre de Fermat dan
Blaise Pascal. Pascal dan Fermat menetapkan dasar bagi penyelidikan teori
probabilitas dan aturan yang sesuai kombinatorik dalam diskusi mereka
pada permainan perjudian.
2. Abad Ke – 18
Ahli matematika yang paling berpengaruh pada abad ke-18 adalah
Leonhard Euler. Kontribusinya berupa pendirian studi tentang teori graph
dengan Tujuh tangga dari masalah Königsberg untuk standardisasi banyak
istilah matematika modern dan notasi. Misalnya, ia menamakan akar kuadrat
dari 1 minus dengan symbol i, , dan ia mempopulerkan penggunaan π huruf
Yunani sebagai rasio keliling lingkaran terhadap diameternya. Dia membuat
banyak kontribusi untuk mempelajari topologi, teori graph, kalkulus,
kombinatorik, dan analisis kompleks. matematikawan Eropa penting dari
abad ke-18 lainya adalah Joseph Louis Lagrange, karya besarnya dalam
teori bilangan, aljabar, kalkulus diferensial dan kalkulus variasi, dan
Laplace pada masa Napoleon menghasilkan karya penting pada dasar-
dasar mekanika langit dan statistik.
3. Abad Ke – 19
Melihat awal banyak aljabar abstrak. Hermann Grassmann di Jerman
memberikan versi pertama ruang vector. William Rowan Hamilton di
Irlandia dikembangkan aljabar noncommutative. Ahli matematika Inggris
George Boole merancang aljabar yang sekarang disebut aljabar Boolean.
Aljabar Boolean adalah titik awal dari logika matematika dan memiliki aplikasi
penting dalam ilmu komputer.
Augustin Louis Cauchy-Bernhard Riemann, dan Karl Weierstrass
dirumuskan kalkulus dengan cara yang lebih ketat.Juga, untuk pertama kalinya,
batas matematika dieksplorasi. Niels Henrik Abel, berkebangsaan Norwegia,
dan Évariste Galois, berkebangsaan Prancis, membuktikan bahwa tidak ada
metode aljabar umum untuk memecahkan persamaan polinomial derajat lebih
besar dari empat (Abel-Ruffini teorema).
Investigasi Abel dan Galois ke dalam solusi dari persamaan
bpolinomial meletakkan dasar bagi perkembangan lebih lanjut dari teori grup,
dan terkait aljabar abstrak simetri. Pada abad kemudian ke-19, Georg Cantor
mendirikan dasar pertama dari teori himpunan, yang memungkinkan gagasan
tak terhingga dan telah menjadi bahasa umum hampir semua matematika.
4. Abad Ke – 20
Dalam pidato 1900 ke Kongres Internasional Matematikawan, David
Hilbert menetapkan daftar 23 masalah yang belum terpecahkan dalam
matematika. Masalah-masalah ini, yang mencakup banyak bidang matematika,
membentuk fokus utama bagi banyak matematika abad ke-20. Hari ini, 10
telah diselesaikan, 7 sebagian dipecahkan, dan 2 masih terbuka. 4 tersisa
terlalu longgar diformulasikan untuk dinyatakan sebagai dipecahkan atau tidak.
Dugaan sejarah terkenal akhirnya terbukti. Pada tahun 1976, Wolfgang
Haken dan Kenneth Appel menggunakan komputer untuk membuktikan
teorema empat warna. Andrew Wiles, menmbangun karya orang lain,
membuktikan Teorema Terakhir Fermat pada tahun 1995. Paul Cohen dan
Kurt Gödel membuktikan bahwa hipotesis kontinum adalah independen dari
(tidak dapat dibuktikan maupun dibantah dari) standar aksioma teori
himpunan. Pada tahun 1998 Thomas Callister Hales membuktikan dugaan
Kepler.
Geometri diferensial muncul ketika Einstein menggunakannya dalam
teori relativitas umum. Seluruh bidang baru matematika seperti logika
matematika, topologi, dan teori permainan John von Neumann mengubah
jenis persamaan yang dapat dijawab oleh metode matematis. Semua jenis
struktur telah dicabut dengan menggunakan aksioma dan diberi nama seperti
ruang metrik, ruang topologi dll Sebagai matematikawan lakukan, konsep
struktur abstrak itu sendiri dicabut dan menyebabkan teori kategori. Serre
Grothendieck dan menampilkannya kembali geometri aljabar menggunakan
teori berkas. Mekanika kuantum menyebabkan perkembangan analisis
fungsional. daerah baru lainnya termasuk, teori distribusi Laurent
Schwarz's, teori titik tetap, teori singularitas dan teori bencana René Thom,
teori model, dan fraktal Mandelbrot. Lie teori dengan kelompok Lie dan
aljabar Lie menjadi salah satu bidang utama studi.
Pembangunan dan perbaikan computer berlanjut, pada awalnya mesin
analog mekanik dan mesin elektronik kemudian digital, industri
diperbolehkan dalam jumlah yang lebih besar dan lebih besar data untuk
memfasilitasi produksi massal dan distribusi dan komunikasi, dan daerah
baru matematika dikembangkan untuk menangani hal ini : teori komputabilitas
Alan Turing, kompleksitas teori; teori informasi Claude Shannon,
pengolahan sinyal, analisis data, optimalisasi dan area lain dari riset operasi.
Pada abad sebelumnya banyak fokus pada kalkulus matematik dan fungsi
kontinu, tetapi munculnya jaringan komputasi dan komunikasi
menyebabkan peningkatan penting dari konsep diskrit dan perluasan
kombinatorik termasuk teori graph. Kecepatan dan kemampuan pengolahan
data komputer juga memungkinkan penanganan masalah matematika yang
terlalu memakan waktu, yang mengarah ke bidang-bidang seperti analisis
numerik dan komputasi simbolik. Beberapa metode yang paling penting dan
algoritma ditemukan pada abad ke-20 adalah: algoritma simplex, Fast
Fourier Transform dan filter Kalman.
Pada saat yang sama, pengetahuan mendalam dibuat tentang batasan
ke matematika. Pada tahun 1929 dan tahun 1930, telah terbukti kebenaran
atau kesalahan dari semua pernyataan dirumuskan tentang bilangan asli
ditambah satu penambahan dan perkalian, adalah decidable, yaitu dapat
ditentukan oleh beberapa algoritma. Pada tahun 1931, Kurt Gödel
menemukan bahwa ini tidak terjadi untuk bilangan asli ditambah baik
penjumlahan dan perkalian, sistem ini, yang dikenal sebagai aritmatika Peano,
berada di incompletable sebenarnya. (Aritmatika Peano adalah cukup baik
untuk teori bilangan, termasuk gagasan tentang bilangan prima). Akibat dari
dua Gödel's teorema ketidaklengkapan adalah bahwa dalam setiap sistem
matematika yang mencakup aritmetika Peano (termasuk semua analisis dan
geometri), pembuktiannya terlalu dipaksakan yakni ada pernyataan yang benar
yang tidak bisa dibuktikan dalam sistem. Oleh karena itu matematika tidak
dapat direduksi menjadi logika matematika, dan mimpi David Hilbert
untuk membuat semua matematika lengkap dan konsisten perlu ditata ulang.
Salah satu tokoh fenimenal dalam matematika abad ke-20 Srinivasa
Aiyangar Ramanujan (1887-1920), seorang otodidak India yang
membuktikan lebih dari 3000 teorema, termasuk sifat-sifat angka yang
sangat komposit, fungsi partisi dan asymptotics, dan fungsi theta
mengejek. Dia juga membuat investigasi besar di bidang fungsi gamma,
bentuk modular, seri berbeda, seri hipergeometrik dan teori bilangan prima.
Paul Erdos menerbitkan lebih banyak kertas daripada matematikawan
lain dalam sejarah, bekerja dengan ratusan kolaborator. Matematikawan Kevin
Bacon Game persamaan permainan, yang mengarah ke nomor Erdos dari ahli
matematika. Ini menjelaskan "jarak kolaboratif" antara seseorang dan Paul
Erdos, yang diukur dengan kepengarangan bersama kertas matematika.
5. Abad Ke – 21
Pada tahun 2000, Institut Matematika Clay mengumumkan tujuh
masalah hadiah milenium, dan pada tahun 2003 konjektur Poincaré
diselesaikan oleh Grigori Perelman (yang menolak untuk menerima
penghargaan).
1. Matematika Tradisional
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah
berbenah diri menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan
sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika
lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan
materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena seolah-
olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja
protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama kali
yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang,
kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan
yang selisihnya positif dan lain sebagainya (Subondo, 2009:1).
Selain itu pembelajaran matematika tradisional di Indonesia juga
mempunyai ciri yang serupa dengan pembelajaran tradisional pada
umumnya, seperti materinya materi lama, lebih mengutamakan hafalan
daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
menekankan kepada bagaimana sesuatu itu dihitung daripada kepada
mengapa sesuatu itu dihitung demikian, lebih mengutamakan kepada
melatih otak daripada kegunaannya, bahasa/ istilah/ symbol yang
dipergunakan tidak jelas (ambiguous), urutan operasi harus diterima tanpa
alasan, dan lain lain (Ruseffendi, 1990a:70).
2. Matematika Modern
Pembelajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya
kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern ini muncul
karena adanya kemajuan teknologi, di Amerika Serikat perasaan adanya
kekurangan orang-orang yang mampu menangani senjata, rudal dan roket
sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan pembelajaran
matematika. Selain itu penemuan-penemuan teori belajar mengajar oleh J.
Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dienes, D.Ausubel, R.M
Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model
pembelajaran matematika.
Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus
merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan
teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, di mana Gestalt
menengaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah
sangat penting dalam pembelajaran namun diterapkan setalah tertanam
pengertian pada siswa. Dua hal tersebut di atas mempengaruhi
perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia, berbagai
kelemahan pembelajaran matematika tradisional seolah nampak jelas,
pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya
kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain
sebagainya. Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan
teknologi. Akhirnya Pemerintah merancang program pembelajaran yang
dapat menutupi kelemahan- kelemahan tersebut, munculah kurikulum
1975.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA