Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN


MATEMATIKA

Dosen : Dr.Adang effendi, S.Pd., M.Pd

Oleh :

Alvin Vikrul Fata (2118160008)


Febiriani (2118160002)
Tiya Siti Sarah (2118160030)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah tercurah, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Makalah Sejarah
Perkembangan dan Pendidikan Matematika ini. Adapun tujuan dari disusunnya
makalah ini adalah supaya para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana seluk
beluk sejarah adanya matematika dan filsafatnya.

Tersusunnya makalah ini tentu bukan dari usaha penyusun seorang.


Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu
tersusunnya makalah ini. Untuk itu, penyusun ucapkan terima kasih kepada teman
teman, sahabat, rekan-rekan, dan pihak-pihak lainnya yang membantu secara
moral dan material bagi tersusunnya makalah ini.

Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan agar makalah ini bisa lebih baik nantinya.

Ciamis, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN MATEMATIKA .. Error! Bookmark not
defined.
A. Perkembangan Matematka Sebelum Abad 15 - 16 .......................................... 6
1. Matematika Prasejarah ................................................................................. 6
2. Matematika Babilonia .................................................................................. 7
3. Matematika Mesir Kuno .............................................................................. 8
4. Yunani Kuno ................................................................................................ 9
5. India............................................................................................................ 11
6. China .......................................................................................................... 13
B. Perkembangan Matematika Abad 15 – 16 ..................................................... 15
1. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Matematika : ........ 16
2. Kemajuan Dalam Aritmetika ..................................................................... 16
3. Kemajuan Dalam Aljabar ........................................................................... 17
4. Regiomontatus Seorang Ahli Matematika Nesar Pada Masa Renaisance . 18
C. Perkembangan Matematika Setelah Abad 15 – 16 ........................................ 19
1. Abad Ke – 17 ............................................................................................. 19
2. Abad Ke – 18 ............................................................................................. 19
3. Abad Ke – 19 ............................................................................................. 20
4. Abad Ke – 20 ............................................................................................. 20
5. Abad Ke – 21 ............................................................................................. 23
D. Tokoh Tokoh Matematika Sebelum Masehi .................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalahalat yang dapat membantu memecahkan berbagai
permasalahan (dalam pemerintahan,industri, sains). Sejarah matematika
adalah penyelidikan terhadap asalmula penemuan di dalam matematika
dansedikit perluasannya, penyelidikan terhadap metode dan notasi
matematika dimasa silam. Dalam perjalanan sejarahnya, matematika berperan
membangunperadaban manusia sepanjang masa.
Metode yang digunakan adalah eksperimen atau penalaran induktif dan
penalaran deduktif .Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan setelah
melihat kasus-kasus yangkhusus. Kesimpulan penalaran induktif memiliki
derajat kebenaran barangkalibenar atau tidak perlu benar.
Sebelum zaman modern danpenyebaran ilmu pengetahuan ke seluruh
dunia, contoh-contoh tertulis daripengembangan matematika telah mengalami
kemilau hanya di beberapa tempat.Tulisan matematika terkuno yang telah
ditemukan adalah Plimpton322 (matematikaBabilonia sekitar 1900 SM),
Lembaran Matematika Rhind (MatematikaMesir sekitar 2000-1800 SM) dan
Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Semua
tulisan itu membahas teorema yang umumdikenal sebagai teorema
Pythagoras,yang tampaknya menjadi pengembangan matematika tertua dan
paling tersebar luassetelah aritmetika dasar dan geometri.
Sumbangan matematikawan Yunani memurnikan metode-metode
(khususnya melalui pengenalanpenalaran deduktif dan kekakuan
matematikadi dalam pembuktian matematika) dan perluasan pokok bahasan
matematika. Kata"matematika" itu sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno,
μάθημα(mathema), yang berarti "mata pelajaran". MatematikaCina membuat
sumbangan dini, termasuk notasiposisional. Sistem bilangan Hindu-Arab dan
aturanpenggunaan operasinya, digunakan hingga kini, mungkin
dikembangakan melaluikuliah pada milenium pertama Masehi di dalam
matematika India dan telah diteruskan ke Barat melalui matematika Islam.
Matematika Islam, pada gilirannya, mengembangkan dan memperluas
pengetahuanmatematika ke peradaban ini. Banyak naskah berbahasa Yunani
dan Arab tentangmatematika kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin,
yang mengarah padapengembangan matematika lebih jauh lagi di Zaman
Pertengahan Eropa.

Dari zaman kuno melalui ZamanPertengahan, ledakan kreativitas matematika


seringkali diikuti oleh abad-abadkemandekan. Bermula pada abad Renaisans
Italia pada abad ke-16, pengembanganmatematika baru, berinteraksi dengan
penemuan ilmiah baru, dibuat pada pertumbuhan eksponensial yang berlanjut
hingga kini
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Matematka Sebelum Abad 15 - 16

1. Matematika Prasejarah
Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan,
besaran, dan bangun. Pengkajian modern terhadap fosil binatang
menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep
ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu.
Bahwa konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring waktu
adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan perbedaan
antara "satu", "dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua
tidaklah demikian. Benda matematika tertua yang sudah diketahui
adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo
di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini
berisi 29 torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang
fibula baboon. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung
untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan
pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda.
Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Prancis, dari tahun
35.000 SM dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk
menghitung waktu.
Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur
laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi yang digoreskan di tiga lajur
memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango
menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui
tentang barisan bilangan prima atau kalender lunar enam
bulan.[14] Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis
menampilkan rancangan-rancangan geometris. Telah diakui bahwa
bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari milenium ke-3 SM,
menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips,
dan tripel Pythagoras di dalam rancangan mereka.

2. Matematika Babilonia
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang
dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak
permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik.Dinamai
"Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan Babilonia sebagai
tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik Matematika
Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk
membangkitkan Matematika Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan
Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat
penting pengkajian Matematika Islam.
Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir,
pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih daripada 400
lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an. Ditulis di dalam tulisan
paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan dibakar di
dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di
antaranya adalah karya rumahan.
Bukti terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria,
yang membangun peradaban kuno di Mesopotamia. Mereka
mengembangkan sistem rumit metrologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-
kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada
lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan geometri dan
soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga
merujuk pada periode ini.
Sebagian besar lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal
dari tahun 1800 sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan,
aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan
regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu
juga meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan
linear dan persamaan kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM
memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.
Matematika Babilonia ditulis menggunakan sistem
bilangan seksagesimal (basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan
bilangan 60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x
6) derajat untuk satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit
pada busur lingkaran yang melambangkan pecahan derajat. Kemajuan
orang Babilonia di dalam matematika didukung oleh fakta bahwa 60
memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang Mesir, Yunani, dan
Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang sejati, di
mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan nilai
yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Bagaimanapun,
mereka kekurangan kesetaraan koma desimal, dan sehingga nilai tempat
suatu simbol seringkali harus dikira-kira berdasarkan konteksnya.

3. Matematika Mesir Kuno


Matematika Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di
dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban helenistik, Yunani menggantikan
bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Bangsa Mesir,
dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan matematika Yunani
dan Babilonia yang membangkitkan Matematika helenistik. Pengkajian
matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam sebagai bagian
dari matematika Islam, ketika bahasa Arab menjadi bahasa tertulis bagi
kaum terpelajar Mesir.
Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah Lembaran
Rhind (kadang-kadang disebut juga "Lembaran Ahmes" berdasarkan
penyusunnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin
lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan
Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual
instruksi bagi pelajar aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-
rumus luas dan cara-cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan,
lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika
lainnya, termasuk bilangan komposit dan prima; rata-rata aritmetika
, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan
Eratosthenes dan teori bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6). Lembaran
itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan linear orde
satu juga barisan aritmetika dan geometri.
Juga tiga unsur geometri yang tertulis di dalam lembaran Rhind
menyiratkan bahasan paling sederhana mengenai geometri analitik:

1) pertama, cara memperoleh hampiran yang akurat kurang dari


satu persen;
2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran; dan
3) ketiga, penggunaan terdini kotangen.
Naskah matematika Mesir penting lainnya adalah lembaran
Moskwa, juga dari zaman Kerajaan Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890
SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita, yang barangkali
ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki kepentingan
khusus karena soal itu memberikan metode untuk memperoleh
volume limas terpenggal: "Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal
setinggi 6 satuan panjang, yakni 4 satuan panjang di bawah dan 2 satuan
panjang di atas. Anda menguadratkan 4, sama dengan 16. Anda
menduakalilipatkan 4, sama dengan 8. Anda menguadratkan 2, sama
dengan 4. Anda menjumlahkan 16, 8, dan 4, sama dengan 28. Anda
ambil sepertiga dari 6, sama dengan 2. Anda ambil dua kali lipat dari 28
twice, sama dengan 56. Maka lihatlah, hasilnya sama dengan 56. Anda
memperoleh kebenaran."
Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300 SM ) menunjukkan
bahwa bangsa Mesir kuno dapat menyelesaikan persamaan aljabar orde
dua.

4. Yunani Kuno
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di
dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M.
Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania
bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka
dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan Yunani
pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut Matematika
Helenistik.
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang
dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua
naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan
penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang
yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya,
matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi
dan aksioma, dan menggunakan kekakuan
matematika untuk membuktikannya.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari
Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-
kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka
dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika
Mesir dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke Mesir
untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta
Mesir.
Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal
perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia
dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran deduktif
untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar
dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan
sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan temuan
matematika. Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang
mendakwakan bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan
semboyannya adalah "semua adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah
yang menggulirkan istilah "matematika", dan merekalah yang
memulakan pengkajian matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai
penemu bukti pertama teorema Pythagoras, meskipun diketahui bahwa
teorema itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti
keujudan bilangan irasional.
Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM)
mengembangkan metode kelelahan, sebuah rintisan
dari Integral modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM)
mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) adalah contoh
terdini dari format yang masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu
definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga mengkaji kerucut.
Makalahnya, Elemen, dikenal di segenap masyarakat terdidik di Barat
hingga pertengahan abad ke-20. Selain teorema geometri yang terkenal,
seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar
kuadrat dari dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya
bilangan prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan
untuk menemukan bilangan prima.
Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM)
dari Syracuse menggunakan metode kelelahan untuk menghitung luas di
bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan
memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap Pi.[34] Dia juga
mengkaji spiral yang mengharumkan namanya, rumus-
rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan
bilangan yang sangat besar.

5. India
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah
Indus yang mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah
aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi
dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum
ditemukan.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman
Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri
nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan
tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan
prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai
sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran
yang luasnya menghampiri persegi yang
diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat;
mengembangkan tripel Pythagorassecara aljabar, dan memberikan
pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-
aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang dia gunakan sama dengan
notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan
meta, transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad
pertama SM) di dalam risalahnya prosody menggunakan alat yang
bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Pembahasannya
tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema
binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan
Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).
Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi
trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-
aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang
bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu
kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari
karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik365,2563627
hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar
365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.
Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus,
menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus,
mengembangkan teknik-teknik dan algoritme aljabar, infinitesimal,
dan persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan
untuk persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode
modern, bersama-sama dengan perhitungan astronomi yang akurat
berdasarkan sistem heliosentris gravitasi.Sebuah terjemahan bahasa
Arab dari karyanya Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh
terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga memberikan nilai π
yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada abad ke-
14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi,
dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai
3,14159265359.

6. China
Matematika Cina permulaan adalah berlainan bila dibandingkan
dengan yang berasal dari belahan dunia lain, sehingga cukup masuk akal
bila dianggap sebagai hasil pengembangan yang mandiri. Tulisan
matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan Ching,
berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun angka tahun
300 SM juga cukup masuk akal.
Hal yang menjadi catatan khusus dari penggunaan matematika Cina
adalah sistem notasi posisional bilangan desimal, yang disebut pula
"bilangan batang" di mana sandi-sandi yang berbeda digunakan untuk
bilangan-bilangan antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya sebagai
perpangkatan dari sepuluh.[37] Dengan demikian, bilangan 123 ditulis
menggunakan lambang untuk "1", diikuti oleh lambang untuk "100",
kemudian lambang untuk "2" diikuti lambang utnuk "10", diikuti oleh
lambang untuk "3". Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan
yang paling canggih di dunia pada saat itu, mungkin digunakan beberapa
abad sebelum periode masehi dan tentunya sebelum dikembangkannya
sistem bilangan India.[38] Bilangan batang memungkinkan penyajian
bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan perhitungan yang
dilakukan pada suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal penemuan suan
pan tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini berasal dari tahun 190 M, di
dalam Catatan Tambahan tentang Seni Gambar karya Xu Yue.
Karya tertua yang masih terawat mengenai geometri di Cina
berasal dari peraturan kanonik filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM,
yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM). Mo
Jing menjelaskan berbagai aspek dari banyak disiplin yang berkaitan
dengan ilmu fisika, dan juga memberikan sedikit kekayaan informasi
matematika.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi Huang-ti)
memerintahkan semua makalah di dalam Kekaisaran Qin selain daripada
yang resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini tidak
dihiraukan secara umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu
sedikitnya informasi tentang matematika Cina kuno yang terpelihara
yang berasal dari zaman sebelum itu. Setelah pembakaran makalah pada
tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya
matematika yang barangkali sebagai perluasan dari karya-karya yang kini
sudah hilang. Yang terpenting dari semua ini adalah Sembilan Bab
tentang Seni Matematika, judul lengkap yang muncul dari tahun 179 M,
tetapi wujud sebagai bagian di bawah judul yang berbeda. Ia terdiri dari
246 soal kata yang melibatkan pertanian, perdagangan, pengerjaan
geometri yang menggambarkan rentang ketinggian dan perbandingan
dimensi untuk menara pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-
bahan segitiga siku-siku dan π. Ia juga menggunakan prinsip
Cavalieri tentang volume lebih dari seribu tahun sebelum Cavalieri
mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti matematika
untuk teorema Pythagoras, dan rumus matematika untuk eliminasi
Gauss. Liu Huimemberikan komentarnya pada karya ini pada abad ke-3
M.
Sebagai tambahan, karya-karya matematika dari astronom Han dan
penemu Zhang Heng (78–139) memiliki perumusan untuk pi juga, yang
berbeda dari cara perhitungan yang dilakukan oleh Liu Hui. Zhang Heng
menggunakan rumus pi-nya untuk menentukan volume bola. Juga
terdapat karya tertulis dari matematikawan dan teoriwan musik Jing
Fang (78–37 SM); dengan menggunakan koma Pythagoras, Jing
mengamati bahwa 53 perlimaan sempurna menghampiri 31 oktaf. Ini
kemudian mengarah pada penemuan 53 temperamen sama, dan tidak
pernah dihitung dengan tepat di tempat lain hingga seorang
Jerman, Nicholas Mercator melakukannya pada abad ke-17.
Bangsa Cina juga membuat penggunaan diagram kombinatorial
kompleks yang dikenal sebagai kotak ajaib dan lingkaran ajaib,
dijelaskan pada zaman kuno dan disempurnakan oleh Yang Hui (1238–
1398 M). Zu Chongzhi (abad ke-5) dari Dinasti Selatan dan
Utara menghitung nilai pi sampai tujuh tempat desimal, yang bertahan
menjadi nilai pi paling akurat selama hampir 1.000 tahun.
Bahkan setelah matematika Eropa mulai mencapai
kecemerlangannya pada masa Renaisans, matematika Eropa dan Cina
adalah tradisi yang saling terpisah, dengan menurunnya hasil matematika
Cina secara signifikan, hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo
Ricci membawa gagasan-gagasan matematika kembali dan kemudian di
antara dua kebudayaan dari abad ke-16 sampai abad ke-18.

B. Perkembangan Matematika Abad 15 – 16


Perkembangan matematika hampir berhenti antara abad keempat belas
dan paruh pertama abad kelima belas. Banyak faktor-faktor sosial
menyebabkan situasi ini :
a) Selama 10 tahun Awan mematikan menyerang Eropa pada pertengahan
abad ke-empat belas. Hal ini menyebabkan hampir setengah dari penduduk
mati.
b) Perang antara Inggris dan Perancis (1337-1453) juga menciptakan
ketidakstabilan umum di Eropa.
c) Pengaruh merugikan dari filsafat Skolastik tradisional.
Namun, perubahan secara bertahap muncul pada awal pertengahan abad ke-
lima belas. Pada tahun 1453 Konstantinopel jatuh ke Turki. peristiwa ini
sangat mengilhami kelahiran kembali minat belajar klasik di Eropa barat.
Sebagian besar ikmuwan Yunani melarikan diri ke Italia dan membawa karya-
karya besar klasik dari ilmu pengetahuan Yunani. Untuk pertama kalinya
negara barat berhubungan langsung dengan ilmuwan asli Yunani. Sebelumnya
di barat, ilmu Yunani klasik dipelajari melalui terjemahan bahasa Arab yang
sering mengandung banyak salah tafsir. Seperti bidang ilmu pengetahuan lain,
matematikawan sekarang mampu belajar karya- karya studi Latin dan Yunani.
Mereka menerjemahkan banyak makalah teks matematika Yunani. Makalah
Elemen besar Euclid bjuga diterjemahkan. Meskipun pada Renaissance awal
matematika pada dasarnya merupakan tiruan dari jaman dahulu.
matematikakawan mampu keluar dari pengetahuan Yunani. Mereka memperluas
pengetahuan mereka seiring dengan meningkatnya kebutuhan praktis untuk
matematika.

1. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Matematika :


1) Ditemukannya teknologi mesin cetak baru pada pertengahan abad
kelima belas.

2) Meningkatnya kegiatan ekonomi dan sosial Kegiatan juga


mendorong pembelajaran matematika
3) Negara terkaya di eropa yaitu jerman dan italia berkostribusi
besar untuk perkembangan matematika dimasa Renaissance.

2. Kemajuan Dalam Aritmetika

1) Praktik penggunaan aritmetik.


Pengembangan kegiatan komersial selama periode Renaissance
menciptakan peningkatan permintaan untuk aritmatika. Berbagai usaha
dagang yang terlibat dalam perdagangan lokal dan regional juga
diperlukan metode perhitungan untuk bisnis sehari-hari. Mereka
membutuhkan panduan praktis untuk pemmakalahan dan akuntansi. Ini
adalah sebagian alasan inilah aritmatika masuk ke dalam kehidupan
masyarakat. aritmatika tidakhanya diajarkan di lingkungan
akademik.
Sebagai bisnis perbankan menjadi lebih canggih, aritmatika
makalah untuk bankir juga muncul untuk pertama kalinya. Pada 1582,
seorang aritmatikawan Simon Fleming Stevin, untuk pertama kalinya
menerbitkan sebuah makalah yang berisi tabel suku bunga bersama
dengan metode perhitungan mereka.

2) Metode Perkalian Lama Dan Baru


Ekspansi Komersial tidak hanya mestimulus penggunaan
aritmatika dalam bisnis sehari- hari. Hal ini juga memunculkan
pengembangan cara-cara perhitungan baru dan efektif. Metode perkalian
dan pembagian tidak standar seperti sekarang ini sampai abad
ketujuh belas. Pada 1494, metode perkalian papan catur ditemukan .
Jhalini untuk mengefesiensi angka yang banyak dan membutuhkan
runag untuk pencetakan hitumgan..

3. Kemajuan Dalam Aljabar


1) Solusi Untuk Persamaan Pangkat Tiga
Pada zaman Renaissance, tidak ada rumus umum untuk
menyelesaikan persamaan polonem. Hari ini, kita berpikir tentang
semua persamaan pangkat tiga sebagai sebuah kelas tunggal, dan
solusi-solusi dapat ditemukan dengan menggunakan metode umum
tunggal. Pada waktu itu, karena koefisien negatif yang hampir tidak
terpakai, ada sebagai banyak jenis pangkat tiga sebagai kemungkinan
koefisien negatif dan positif. Namun, matematikawan mampu
membuat kemajuan dalam memecahkan beberapa jenis tertentu
pangkat tiga. Pembentukan rumus umum untuk memecahkan pangkat
tiga dalam beberapa tahun kemudian sebenarnya didasarkan pada
pencapaian matematikawan Renaisans.
Pada tahun 1545, sebuah metode untuk memecahkan cubics,
seperti x3 +6 x = 20 telah dikenal masyarakat. Prinsip dari metode
ini adalah untuk mentransformasikan persamaan pangkat tiga menjadi
persamaan kuadrat karena rumus untuk menyelesaikan persamaan
kuadrat sudah ditemukan

2) Penggunaan Simbolisme Dan Manfaatnya.


Pada akhir abad keenam belas, aljabar dasar menjadi suatu ilmu
simbolis. Penggunaan simbol adalah suatu perkembangan revolusioner
dalam matematika. Ini adalah penggunaan simbol yang ditetapkan
perkembangan matematika modern. Penggunaan simbolisme
diperbolehkan matematikawan untuk mengklasifikasikan solusi untuk
masalah.. generalisasi ini memungkinkan orang dengan mudah
menerapkan aljabar untuk masalah masing- masing.
Penggunaan simbolisme dalam aljabar juga menunjukan masalah
lebih efisien dan komplek. Pada periode Renaisans, operasi seperti
plus dan minus akhirnya diambil sebagai bentuk symbol modern.
4. Regiomontatus Seorang Ahli Matematika Nesar Pada Masa
Renaisance
1) Regiomontatus kontribusi.
Regiomontatus (1436-1476) mungkin merupakan matematikawan
yang paling hebat pada masanya. Kontribusi nya untuk matematika di
trigonometri. Pada masa Regiomontatus trigonometri hanya dianggap
cabang dari astronomi. Masalah astronomi matematika pada
dasarnya masalah trigonometri bola. Namun, karena trigonometri mulai
semakin diterapkan pada bidang lain, seperti navigasi rekayasa, survei,
dan militer, hal itu tidak bisa lagi ditempatkan di bawah domain
astronomi.
Regiomontatus membantu pemisahan trigonometri dari astronomi.
Melalui usahanya, trigonometri datang untuk menjadi cabang
matematika independen. Makalahnya De Triangulis adalah makalah
besar pertama pada trigonometri yang ditampilkan di media cetak.
Makalah ini dicetak di Venice pada 1464. Dalam makalah ini, dia
memperkenalkan beberapa pengetahuan dasar trigonometri yang
sekarang diajarkan di kelas trigonometri dasar di sekolah tinggi dan
perguruan tinggi.
Ia menemukan untuk pertama kalinya hubungan antara sisi dan
sudut segitiga. Ia menemukan sebuah metode untuk mencari salah satu
sisi segitiga ketika sisi lain dan sudut diberikan. Dia juga menemukan
prinsip bahwa tiga sisi segitiga dapat menentukan sudut, dan bahwa
tiga sudut menentukan sisinya. Selain itu, Regiomontatus menemukan
konsep matematika dari tangen. Sebelum era Regiomontatus sinusdan
cosinus adalah fungsi trigonometri hanya diketahui oleh ahli
matematika. Regiomontatus menyediakan fungsi tangen untuk
trigonometri, dan untuk penggunaan praktis fungsi ini, ia juga menciptakan
tabel tangen.
C. Perkembangan Matematika Setelah Abad 15 – 16

1. Abad Ke – 17
Abad ke-17 berkembang pesat belum ada sebelumnya ide-ide
matematikawan dan ilmuwan di seluruh Eropa. Galileo,berkebangsaan Italia,
mengamati bulan Jupiter dalam orbit sekitar planet itu, dengan menggunakan
teleskop dari mainan yang diimpor dari Belanda. Tycho Brahe,
berkebangsaan denmark, telah mengumpulkan dalam jumlah besar data
matematis yang menggambarkan posisi planet-planet di langit. Johannes Kepler
( murid Tycho Brahe ), berkebangsaan Jerman, mulai meneliti data ini. John
Napier, berkebangsaan Skotlandia ingin membantu Kepler dalam perhitungan,
Napier adalah orang pertama yang menyelidiki logaritma alami. Kepler
berhasil merumuskan matematika hukum gerak planet. Geometri analitik yang
dikembangkan oleh René Descartes (1596-1650), seorang matematikawan
dan filsuf Perancis, memungkinkan orbit yang akan diplot pada grafik, dalam
koordinat Cartesius.
Simon Stevin (1585) menciptakan dasar notasi desimal modern
yang ampu menggambarkan semua nomor, baik rasional atau tidak rasional.
Isaac Newton, berkebangsaan Inggris, menemukan hukum fisika menjelaskan
Hukum Kepler, dan membawa bersama-sama konsep sekarang dikenal
sebagai kalkulus infinitesimal. Mandiri, Gottfried Wilhelm Leibniz, di Jerman,
mengembangkan kalkulus dan banyak dari notasi kalkulus masih digunakan
sampai sekarang.
Selain penerapan matematika untuk studi antariksa, matematika mulai
memperluas ke daerah baru, dengan korespondensi Pierre de Fermat dan
Blaise Pascal. Pascal dan Fermat menetapkan dasar bagi penyelidikan teori
probabilitas dan aturan yang sesuai kombinatorik dalam diskusi mereka
pada permainan perjudian.

2. Abad Ke – 18
Ahli matematika yang paling berpengaruh pada abad ke-18 adalah
Leonhard Euler. Kontribusinya berupa pendirian studi tentang teori graph
dengan Tujuh tangga dari masalah Königsberg untuk standardisasi banyak
istilah matematika modern dan notasi. Misalnya, ia menamakan akar kuadrat
dari 1 minus dengan symbol i, , dan ia mempopulerkan penggunaan π huruf
Yunani sebagai rasio keliling lingkaran terhadap diameternya. Dia membuat
banyak kontribusi untuk mempelajari topologi, teori graph, kalkulus,
kombinatorik, dan analisis kompleks. matematikawan Eropa penting dari
abad ke-18 lainya adalah Joseph Louis Lagrange, karya besarnya dalam
teori bilangan, aljabar, kalkulus diferensial dan kalkulus variasi, dan
Laplace pada masa Napoleon menghasilkan karya penting pada dasar-
dasar mekanika langit dan statistik.

3. Abad Ke – 19
Melihat awal banyak aljabar abstrak. Hermann Grassmann di Jerman
memberikan versi pertama ruang vector. William Rowan Hamilton di
Irlandia dikembangkan aljabar noncommutative. Ahli matematika Inggris
George Boole merancang aljabar yang sekarang disebut aljabar Boolean.
Aljabar Boolean adalah titik awal dari logika matematika dan memiliki aplikasi
penting dalam ilmu komputer.
Augustin Louis Cauchy-Bernhard Riemann, dan Karl Weierstrass
dirumuskan kalkulus dengan cara yang lebih ketat.Juga, untuk pertama kalinya,
batas matematika dieksplorasi. Niels Henrik Abel, berkebangsaan Norwegia,
dan Évariste Galois, berkebangsaan Prancis, membuktikan bahwa tidak ada
metode aljabar umum untuk memecahkan persamaan polinomial derajat lebih
besar dari empat (Abel-Ruffini teorema).
Investigasi Abel dan Galois ke dalam solusi dari persamaan
bpolinomial meletakkan dasar bagi perkembangan lebih lanjut dari teori grup,
dan terkait aljabar abstrak simetri. Pada abad kemudian ke-19, Georg Cantor
mendirikan dasar pertama dari teori himpunan, yang memungkinkan gagasan
tak terhingga dan telah menjadi bahasa umum hampir semua matematika.

4. Abad Ke – 20
Dalam pidato 1900 ke Kongres Internasional Matematikawan, David
Hilbert menetapkan daftar 23 masalah yang belum terpecahkan dalam
matematika. Masalah-masalah ini, yang mencakup banyak bidang matematika,
membentuk fokus utama bagi banyak matematika abad ke-20. Hari ini, 10
telah diselesaikan, 7 sebagian dipecahkan, dan 2 masih terbuka. 4 tersisa
terlalu longgar diformulasikan untuk dinyatakan sebagai dipecahkan atau tidak.
Dugaan sejarah terkenal akhirnya terbukti. Pada tahun 1976, Wolfgang
Haken dan Kenneth Appel menggunakan komputer untuk membuktikan
teorema empat warna. Andrew Wiles, menmbangun karya orang lain,
membuktikan Teorema Terakhir Fermat pada tahun 1995. Paul Cohen dan
Kurt Gödel membuktikan bahwa hipotesis kontinum adalah independen dari
(tidak dapat dibuktikan maupun dibantah dari) standar aksioma teori
himpunan. Pada tahun 1998 Thomas Callister Hales membuktikan dugaan
Kepler.
Geometri diferensial muncul ketika Einstein menggunakannya dalam
teori relativitas umum. Seluruh bidang baru matematika seperti logika
matematika, topologi, dan teori permainan John von Neumann mengubah
jenis persamaan yang dapat dijawab oleh metode matematis. Semua jenis
struktur telah dicabut dengan menggunakan aksioma dan diberi nama seperti
ruang metrik, ruang topologi dll Sebagai matematikawan lakukan, konsep
struktur abstrak itu sendiri dicabut dan menyebabkan teori kategori. Serre
Grothendieck dan menampilkannya kembali geometri aljabar menggunakan
teori berkas. Mekanika kuantum menyebabkan perkembangan analisis
fungsional. daerah baru lainnya termasuk, teori distribusi Laurent
Schwarz's, teori titik tetap, teori singularitas dan teori bencana René Thom,
teori model, dan fraktal Mandelbrot. Lie teori dengan kelompok Lie dan
aljabar Lie menjadi salah satu bidang utama studi.
Pembangunan dan perbaikan computer berlanjut, pada awalnya mesin
analog mekanik dan mesin elektronik kemudian digital, industri
diperbolehkan dalam jumlah yang lebih besar dan lebih besar data untuk
memfasilitasi produksi massal dan distribusi dan komunikasi, dan daerah
baru matematika dikembangkan untuk menangani hal ini : teori komputabilitas
Alan Turing, kompleksitas teori; teori informasi Claude Shannon,
pengolahan sinyal, analisis data, optimalisasi dan area lain dari riset operasi.
Pada abad sebelumnya banyak fokus pada kalkulus matematik dan fungsi
kontinu, tetapi munculnya jaringan komputasi dan komunikasi
menyebabkan peningkatan penting dari konsep diskrit dan perluasan
kombinatorik termasuk teori graph. Kecepatan dan kemampuan pengolahan
data komputer juga memungkinkan penanganan masalah matematika yang
terlalu memakan waktu, yang mengarah ke bidang-bidang seperti analisis
numerik dan komputasi simbolik. Beberapa metode yang paling penting dan
algoritma ditemukan pada abad ke-20 adalah: algoritma simplex, Fast
Fourier Transform dan filter Kalman.
Pada saat yang sama, pengetahuan mendalam dibuat tentang batasan
ke matematika. Pada tahun 1929 dan tahun 1930, telah terbukti kebenaran
atau kesalahan dari semua pernyataan dirumuskan tentang bilangan asli
ditambah satu penambahan dan perkalian, adalah decidable, yaitu dapat
ditentukan oleh beberapa algoritma. Pada tahun 1931, Kurt Gödel
menemukan bahwa ini tidak terjadi untuk bilangan asli ditambah baik
penjumlahan dan perkalian, sistem ini, yang dikenal sebagai aritmatika Peano,
berada di incompletable sebenarnya. (Aritmatika Peano adalah cukup baik
untuk teori bilangan, termasuk gagasan tentang bilangan prima). Akibat dari
dua Gödel's teorema ketidaklengkapan adalah bahwa dalam setiap sistem
matematika yang mencakup aritmetika Peano (termasuk semua analisis dan
geometri), pembuktiannya terlalu dipaksakan yakni ada pernyataan yang benar
yang tidak bisa dibuktikan dalam sistem. Oleh karena itu matematika tidak
dapat direduksi menjadi logika matematika, dan mimpi David Hilbert
untuk membuat semua matematika lengkap dan konsisten perlu ditata ulang.
Salah satu tokoh fenimenal dalam matematika abad ke-20 Srinivasa
Aiyangar Ramanujan (1887-1920), seorang otodidak India yang
membuktikan lebih dari 3000 teorema, termasuk sifat-sifat angka yang
sangat komposit, fungsi partisi dan asymptotics, dan fungsi theta
mengejek. Dia juga membuat investigasi besar di bidang fungsi gamma,
bentuk modular, seri berbeda, seri hipergeometrik dan teori bilangan prima.
Paul Erdos menerbitkan lebih banyak kertas daripada matematikawan
lain dalam sejarah, bekerja dengan ratusan kolaborator. Matematikawan Kevin
Bacon Game persamaan permainan, yang mengarah ke nomor Erdos dari ahli
matematika. Ini menjelaskan "jarak kolaboratif" antara seseorang dan Paul
Erdos, yang diukur dengan kepengarangan bersama kertas matematika.

5. Abad Ke – 21
Pada tahun 2000, Institut Matematika Clay mengumumkan tujuh
masalah hadiah milenium, dan pada tahun 2003 konjektur Poincaré
diselesaikan oleh Grigori Perelman (yang menolak untuk menerima
penghargaan).

D. Tokoh Tokoh Matematika Sebelum Masehi


1) Thales (624-550 SM)
Dapat disebut matematikawan pertama yang merumuskan teorema
atau proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas setelah dijabarkan oleh
Euclid. Landasan matematika sebagai ilmuterapan rupanya sudah diletakan oleh
Thales sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan.
2) Pythagoras (582-496 SM)
Pythagoras adalah orang yang pertama kali mencetuskan aksioma-
aksioma, postulat-postulat yang perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam
mengembangkan geometri. Pythagoras bukan orang yang menemukan suatu
teorema Pythagoras namun dia berhasil membuat pembuktian matematis.
3) Socrates (427-347 SM)
Ia merupakan seorang filosofi besar dari Yunani. Dia juga menjadi
pencipta ajaranserba cita, karena itu filosofinya dinamakan idealisme.
Ajarannya lahir karena pergaulannya dengan kaum sofis. Plato merupakan
ahli piker pertama yang menerima paham adanya alam bukan benda.
4) Ecluides (325-265 SM)
Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemukan teori
bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk,
teorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen, geometri
ruang, teori proporsi dan lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides antara lain
mistar dan jangka.
5) Archimedes (287-212 SM)
Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan juga
menemukan perhitungan π (pi) dalam menghitung luas lingkaran. Ia adalah
ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga karya
Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran,
kuadratur dari parabola dan spiral.
6) Appolonius (262-190 SM)
Konsepnya mengenai parabola, hiperbola, dan elips banyak memberi
sumbangan bagi astronomi modern. Ia merupakan seorang matematikawan
yang ahli dalam geometri. Teorema Appolonius menghubungkan beberapa
unsur dalam segitiga.
7) Diophantus (250-200 SM)
Ia merupakan “Bapak Aljabar” bagi Babilonia yang mengembangkan
konsep-konsep aljabar Babilonia. Seorang matematikawan Yunani yang
bermukim di Iskandaria. Karya besar Diophantus berupa makalah
aritmatika, makalah karangan pertama tentang sistem aljabar.
8) Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM)
Ia yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang
dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan
aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi

E. Sejarah Perkembangan Pembelajaran Matematika di Indonesia


Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat.

Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang


sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok
dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia tidak lepas dari
perjalan sejarah kurikulum di atas, dimulai dengan matematika tradisional
(sebelum tahun 1975), pembelajaran matematika modern (Kurikulum 1975),
pembelajaran matematika masa kini (Kurikulum 1984), pembelajaran
matematika pada Kurikulum 1994, pembelajaran matematika pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) serta pembelajaran matematika pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006).

Pembelajaran matematika masa kini adalah pembelajaran era 1980-an.


Hal ini merupakan gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak
sedahsyat pada revolusi matematika pertama atau matematika modern.
Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul oleh
negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan
Taiwan. Pembelajaran matematika ditandai oleh beberapa hal yaitu adanya
kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer. Perkembangan
matematika di luar negeri tersebut berpengaruh terhadap matematika dalam
negeri.

Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum baru,


yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru
tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan
antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara
program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan
lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap
kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi
karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut.

Dengan mempelajari matematika siswa diharapkan dapat mempunyai


kemampuan yang cukup handal untuk menghadapi berbagai macam masalah
yang timbul di dalam kehidupan nyata. Tujuan mempelajari matematika di
sekolah adalah untuk memberikan tekanan pada penataan nalar dan
pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan
dalam penerapan matematika. Hal ini juga bersesuaian dengan pendapat dari
Soedjadi dalam Suyitno (2000:12) yang menyatakan bahwa tujuan
pendidikan matematika untuk masa depan haruslah memperhatikan (1) tujuan
yang bersifat formal, yaitu penataan nalar serta pembentukan pribadi anak,
dan (2) tujuan yang bersifat material, yaitu penerapan matematika serta
keterampilan matematika. Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas
dapat disadari begitu pentingnya matematika dalam kehidupan maka tidak
aneh jika pembelajaran matematika mengalami perkembangan dan
disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Adapun perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia adalah


sebagai berikut.

1. Matematika Tradisional
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah
berbenah diri menyusun program pendidikan. Matematika diletakkan
sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika
lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan
materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena seolah-
olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja
protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama kali
yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang,
kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan
yang selisihnya positif dan lain sebagainya (Subondo, 2009:1).
Selain itu pembelajaran matematika tradisional di Indonesia juga
mempunyai ciri yang serupa dengan pembelajaran tradisional pada
umumnya, seperti materinya materi lama, lebih mengutamakan hafalan
daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
menekankan kepada bagaimana sesuatu itu dihitung daripada kepada
mengapa sesuatu itu dihitung demikian, lebih mengutamakan kepada
melatih otak daripada kegunaannya, bahasa/ istilah/ symbol yang
dipergunakan tidak jelas (ambiguous), urutan operasi harus diterima tanpa
alasan, dan lain lain (Ruseffendi, 1990a:70).
2. Matematika Modern
Pembelajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya
kurikulum 1975. Model pembelajaran matematika modern ini muncul
karena adanya kemajuan teknologi, di Amerika Serikat perasaan adanya
kekurangan orang-orang yang mampu menangani senjata, rudal dan roket
sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan pembelajaran
matematika. Selain itu penemuan-penemuan teori belajar mengajar oleh J.
Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dienes, D.Ausubel, R.M
Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model
pembelajaran matematika.
Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus
merupakan belajar bermakna dan berpengertian. Teori ini sesuai dengan
teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, di mana Gestalt
menengaskan bahwa latihan hafal atau yang sering disebut drill adalah
sangat penting dalam pembelajaran namun diterapkan setalah tertanam
pengertian pada siswa. Dua hal tersebut di atas mempengaruhi
perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia, berbagai
kelemahan pembelajaran matematika tradisional seolah nampak jelas,
pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya
kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain
sebagainya. Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan
teknologi. Akhirnya Pemerintah merancang program pembelajaran yang
dapat menutupi kelemahan- kelemahan tersebut, munculah kurikulum
1975.

3. Pembelajaran Matematika Masa Kini


Pembelajaran matematika masa kini adalah pembelajaran era 1980-
an. Hal ini merupakan gerakan revolusi matematika kedua, walaupun tidak
sedahsyat pada revolusi matematika pertama atau matematika modern.
Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang akan disusul
oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang,
Korea, dan Taiwan. Pembelajaran matematika ditandai oleh beberapa hal
yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan
komputer. Perkembangan matematika di luar negeri tersebut berpengaruh
terhadap matematika dalam negeri.
Di dalam negeri, tahun 1984 pemerintah melaunching kurikulum
baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam menerapkan kurikulum
baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan
pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan
kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana
sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi
kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar
siswa aktif) menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum
tersebut (Subondo, 2009:3).

4. Rekomendasi Para Ahli Pada Pembelajaran Matematika Masa Kini


Pembelajaran matematika masa kini di Amerika Serikat didorong
karena adanya kecemasann akan kemajuan teknologi di negara-negara
baru, misalnya Jepang, Korea dan Jerman. Bila matematika modern
dijuluki sebagai revolusi pertama, maka timbulnya matematika pada tahun
80-an atau matematika masa kini ini dijuluki sebagai revolusi kedua,
revolusi kedua ini sebenarnya tidak sebesar revolusi pertama. Kegiatan
yang meningkat pada pembelajaran matematika masa kini adalah
peningkatan jumlah jam untuk pelajaran matematika dan penggunaan alat-
alat teknologi canggih kalkulator dan komputer. Hal ini berakibat
timbulnya kebijakan- kebijakan baru.

Pada The Ohio State University, Columbus misalnya, biasanya


mau menerima setiap tamatan SMA tetapi setelah tahun 1982 yang dapat
diterima adalah yang mengambil jalur perguruan tinggi. Jalur perguruan
tinggi tersebut mensyaratkkan antara lain harus mengambil matematika
selama tiga tahun. Selain itu “The National Commission on Excellence in
Education” yang diketuai oleh David Gardner (1983) merekomendasikan
agar setiap tamatan SMA yang menginginkan ijazah antara lain harus
mengambil matematika selama tiga tahun juga (Ruseffendi 1990a:34).

Persyaratan lainnya untuk dapat memperoleh ijazah SMA adalah


harus mengambil ilmu komputer selama setengah tahun. Pollak dalam
“Educating Americans for the 21th Century” mereka merekomendasikan
agar kalkulator dan komputer itu diberikan di sekolah sedini mungkin dan
setiap saat harus siap pakai seperti siap pakainya buku pelajaran
(Ruseffendi, 1990a:34). Oleh karena itu, kalkulator direkomendasikan
karena menurut penelitian keunggulannya tidak disangsikan lagi.
Sedangkan komputer dianjurkan juga karena alat canggih itu banyak
manfaatnya walaupun hasil penelitiannya saat itu belum ditemukan
sepositif hasil penggunaan kalkulator.

5. Pembelajaran Matematika di Amerika Serikat Dibandingkan dengan di


Inggris
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana pembelajaran
matematika di Inggris khususnya pada sekolah dasar, David Lingard,
Sylvia Johnson, dan Thomas C. O’Brien (dua orang pertama dari Inggris
yang terakhir dari Amerika Serikat). Tulisannya berjudul “British Eyes on
American Mathematics”, atau Matematika Amerika menurut penglihatan
orang-orang Inggris.

Menurut pendapat dan kesan kedua orang Inggris itu pembelajaran


matematika di Amerika Serikat itu adalah demikian:

a. Pembelajaran matematika di Inggris dari taman kanak-kanak sampai


dengan SMA kelas tiga itu terpadu, sedangkan di Amerika Serikat,
terutama di sekolah menengah terpisah-pisah dalam aritmetika,
aljabar, geometri dan seterusnya.
b. Bila di Amerika Serikat buku-buku pelajaran untuk kelas-kelas
tertentu sudah pasti, di Inggris (England dan Wales) lain lagi. Pada
umumnya buku pelajaran mereka yang pasti tidak ada. Adalah tugas
guru untuk meramu suatu pelajaran matematika kelas tertentu yang
diambil dari berbagai sumber
c. Di Amerika Serikat guru-guru sekolah dasar masih harus mengajarkan
keempat operasi hitung (tambah, kali, kurang, bagi), banyak yang
mengajarkan pembagian oleh bilangan tiga angka dan pecahan kali
pecahan, guru sekolah menengah masih mengajarkan logaritma dan
yang serupa. Hal seperti itu di England sudah jarang terjadi. Untuk
yang demikian itu mereka menggunakan kalkulator.
d. Tugas guru-guru matematika di Inggris itu termasuk mengecek sampai
berapa jauh kemampuan siswa tersebut.
6. Pembelajaran Matematika Masa Kini di Indonesia

Pada tahun 1984 isu tentang akan digantinya matematika modern


di Indonesia oleh matematika berhitung/ cara lama timbul lagi. Alasannya
adalah karena di negara asalnya, seperti Inggris dan Amerika, matematika
modern itu sudah lama ditinggalkan. Tetapi Ruseffendi (1990a:146) dalam
bukunya yang berjudul “Pembelajaran Matematika Modern dan Masa
Kini, Untuk Guru dan PGSD D2, Seri Pertama” mengatakan bahwa
pembelajaran matematika di Amerika Serikat pada waktu itu (1984) bukan
pembelajaran matematika/berhitung tradisional dan belum pernah kembali
ke matematika/ berhitung tradisional.

Kemudian pada Koran Kompas timbul tulisan-tulisan:


“Penggantian Matematika Modern akan Diteliti lebih Dahulu”, “Tidak
Ada Perombakan Total Terhadap Buku Matematika”, dan “Matematika
Modern Dibutuhkan Penyempurnaan Bukan Perubahan”. Dengan adanya
berita tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika di
Indonesia akan disempurnakan bukan kembali ke matematika/ berhitung
cara lama (Ruseffendi, 1990a:148).

7. Kalkulator dalam Pembelajaran Matematika

Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, penggunaan


kalkulator sudah merupakan suatu kelaziman dalam pembelajaran. Di
dalam bagian ini akan dibahas tentang penggunaan kalkulator dalam
pembelajaran matematika.

untuk Pembelajaran Matematika Seperti yang telah diketahui ada


berbagai macam jenis kalkulator, antara lain kalkulator hitung, kalkulator
ilmiah, kalkulator yang dapat digunakan untuk membuat program maupun
kalkulator yang dapat digunakan untuk membuat grafik. Berdasarkan
jenis-jenis kalkulator yang ada, dalam pembelajaran matematika dapat
dipilih jenis kalkulator yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran dapat dimulai sejak


dini, misalnya untuk siswa kelas 1 sekolah dasar. Hal ini bersesuaian
dengan pendapat Ruseffendi (1990b:73) yang mengatakan “Saya percaya,
kegiatan serupa itu tidak akan membuat siswa malas berhitung, tidak
terampil berhitung, bodoh, tidak kreatif dan semacamnya. Malahan
sebaliknya mereka dapat melakukan eksplorasi yang akan mengakibatkan
pengetahuan mereka leboh luas dan dalam.”

8. Komputer dalam Pembelajaran Matematika

Selain kalkulator penggunaan komputer dalam pembelajaran


matematika masa kini juga telah dianjurkan. Hal ini disebabkan karena
komputer memiliki keunggulan disbanding dengan kalkulator. Komputer
merupakan kalkulator yang mempunyai kemampuan berlipat ganda.
Kegunaan komputer dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar
antara lain untuk mencari bilangan acak, melakukan perhitungan statistika,
melakukan perhitungan probabilitas, menggambar grafik fungsi,
menggambar geometri, dan masih banyak lagi hal-hal dalam matematika
yang dapat diselesaikan dengan menggunakan bantuan komputer. Selain
digunakan dalam pembelajaran matematika komputer juga dapat
digunakan untuk menulis narasi atau cerita dari model konkret atau
gambar atau abstrak suatu persoalan.

Di Amerika Serikat dan Inggris komputer mulai diperkenalkan di


sekolah sejak awal tahun 70-an. Sebenarnya di Indonesia juga tidak jauh
berbeda, hal ini terbukti dengan adanya Sekolah Internasional di Jakarta
yang telah menggunakan komputer paling tidak sejak akhir tahun 70-an.
Untuk dapat mengetahui sejauh mana komputer telah diterapkan di
sekolah, berikut ini adalah hasil penelitian dan sebuah hasil konferensi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Djadir, etc. 2016. Sejarah dan Filsafat Matematika [Pdf]


(https://www.academia.edu/32327265/09.BAB-IX-SEJARAH-DAN-FILSAFAT-
MATEMATIKA.pdf diakses tanggal 28 Oktober 2019)
Miftakhul Jannah. (2015, 07 Juni). Sejarah Mahasiswa Matematika. Diakses pada
28 Oktober 2019, dari : http://miftakhuljannah96.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-
matematikafilsafat-dan-sejarah.html
Slideshare Restu. (2017, 30 April). Perkembangan Sejarah Matematika. Diakses
pada 28 Oktober 2019, dari :
https://www.slideshare.net/restusrirahayu1/perkembangan-sejarah-matematika-
75536120?from_action=save
Suryadi Didi. 2011. Pendidikan Matematika [Pdf] (http://didi-
suryadi.staf.upi.edu/files/2011/06/PENDIDIKAN-MATEMATIKA.pdf diakses
tanggal 28 Oktober 2019)
This Is My World. (2011, 30 Desember). Makalah IKD Sejarah Matematika dan
Kontribusinya Terhadap Sience Kehidupan Sehari-hati. Diakses pada 28 Oktober
2019, dari http://afrigz.blogspot.co.id/2011/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Wikipedia. Sunting (2019, 08 Februari). Sejarah Matematika. Diakses pada 28
Oktober 2019, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_matematika

Anda mungkin juga menyukai