Anda di halaman 1dari 14

2020

SEJARAH DAN
FILSAFAT MATEMATIKA

ADE FITRAWAN IBRAHIM (703520002)

S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apa jadinya dunia kalau simbol (?) ini ?, semua kemajuan ini nggak bakal
pernah ada. Lebih parahnya kita mungkin masih berada dihutan tanpa kemajuan.
Semua cuma dari 1 simbol (?) ini yang mampu melahirkan ilmu-ilmu yang kita
kenal sekarang ini yang mengantarkan kita manusia nasibnya begitu berbeda
dengan spesies spesies lain yang pernah hidup sebelumnya. Disaat kita semua
sibuk dengan ilmu-ilmu yang ada sekarang, hanya sedikit dari kita yang belajar
dan menguasai simbol penting ini (?), simbol yang menjadi dasar terbentuknya
suatu ilmu, ilmu yang dikatakan sebagai awal dari segala ilmu, itu dia filsafat.
Katanya Matematika itu pelajaran susah yang belajarnya cuma ngitung dan
ngapalin rumus-rumus saja. Kalau dari SD sampai sekarang kita masih berpikir
seperti itu, kita udah salah besar. Kita sudah salah melihatnya itu yang bikin
matematika di sekolah-sekolah berubah jadi “monster” menyeramkan yang
maksa kita untuk menghitung angka-angka atau nyari X yang hilang entah
kemana. Ini semua yang membuat kita tersiksa setiap kali belajar matematika,
padahal sebenarnya matematika jauh lebih dari itu. Maka sekarang waktunya kita
mengenal lebih jauh tentang ilmu yang menjadi awal dari segala ilmu yang ada
dan hubungannya dengan sang “monster” yang sebenarnya, sosok yang aslinya
nggak serem tapi itu indah serta suatu ilmu yang menjadi induk dari semua
pelajaran yang ada di sekolah kita sekarang.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu filsafat ?
2. Bagaimanakah sejarah dari matematika ?
3. Hubungan antara filsafat dan matematika ?

1
1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah
sejarah dan filsafat matematika, serta dapat menambah pengetahuan akan sejarah
matematika dan hubungannya dengan filsafat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Filsafat
Bagaimana ?, pertanyaan inilah yang akan kita hadapi ketika mempelajari
filsafat. Ia berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philos yang berarti cinta dan Sophia
yang berarti kebijaksanaan. Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Jadi, filsafat adalah pandangan hidup satu atau sekelompok orang
mengenai kehidupan yang dicita-citakan secara mendalam dan ingin melihat dari
segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat matematika
adalah segela pemikiran terhadap persoalan-persoalan mengenai yang menyangkut
landasan matematika serta hubungan matematika dengan segala segi dari
kehidupan manusia, dimana mencakup berbagai konsep pamgkal, anggapan dasar,
asa permulaan, struktur teoritis, dan ukuran kebenaran. Tujuan dari filsafat
matematika untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika serta
untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia.
Tema-tema yang sering diperbincangkan di antaranya:
▪ Apakah sumber pokok bahasan matematika?
▪ Apakah status ontologis dari entitas-entitas matematika?
▪ Apakah yang dimaksud dengan objek matematika?
▪ Apakah sifat/karakter dari proposisi matematika?
▪ Apakah kaitan antara logika dan matematika?
▪ Jenis penyelidikan apakah yang memainkan peran penting di dalam
matematika?
▪ Apakah tujuan dari penyelidikan matematika?
▪ Apakah yang memberi pertautan antara matematika dan pengalaman?
▪ Sifat manusia apakah yang berada di sebalik matematika?
▪ Apakah yang dimaksud dengan keindahan matematika?
▪ Apakah sumber dan sifat kebenaran matematika?

3
▪ Apakah hubungan antara dunia matematika abstrak dan semesta materi
?
▪ Apakah matematika suatu bahasa yang mutlak dan universal ?
Beberapa filsuf matematika yang dikenalkan di sini adalah Pythagoras, Plato,
Aristoteles, Leibniz, dan Kant. Doktrin Pythagoras antara lain bahwa fenomena
yang tampak berbeda dapat memiliki representasi matematis yang identik (cahaya,
magnet, listrik sebagai getaran dapat memiliki persamaan diferensial yang sama).
Aristoteles menekankan, menemukan ‘dunia permanen’ merupakan realita
daripada ‘apa yang tampak’. Aristoteles lebih menekankan pada ‘absraksi’
daripada ‘apa yang tampak’. Sedangkan Leibniz dan Kant menekankan pada
proposisi matematis.

2.2.Matematika dan Sejarah Perkembangannya


a. Pengertian Matematika
Coba tanya ayah kita di mana dia menyimpan kotak perkakas. Ambillah
lalu pandangi satu-satu alat yang ada di dalamnya. kita bisa lihat bentuk mereka
yang memang berbeda, dimana tentu juga punya fungsi dan kegunaan yang
berbeda, ada yang sederhana tapi ada juga yang sangat canggih dan mampu
mengangkat benda berkali-kali lipat beratnya, disadari atau tidak kotak itu adalah
matematika. Matematika itu ibarat kotak perkakas berisi 1000 alat yang punya
jutaan kegunaan. Alat-alat inilah yang para peneliti di bidang apapun pakai untuk
menyelesaikan masalah yang kita hadapi di dunia. Dari yang paling kecil
sekalipun sampai masalah raksasa super rumit.
Beberapa pendapat para ahli tentang matematika yang telah
menyinggung muatan materi yang terdapat dalam ruang lingkup matematika dan
karakteristik matematika itu sendiri, yakni :
1) James dan James, yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika, mengenai bentuk,susunan, besaran dan konsep-konsep

4
yang berhubungan lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi kedalam
tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.
2) Jhonson dan Rising bahwa matematika adalah pola berpikir,pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu bahasa
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
3) Reys menyatakan bahwa matematika adalah telahan tentang pola dan
hubungan , suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu
alat.
4) Kline menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami
dan menguasai permasalahan sosial , ekonomi dan alam.
Jadi dapat disimpulkan matematika adalah suatu kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk memecahankan suatu proses berpikir manusia akan suatu
permasalahan yang ditemui dan dipecahkan yang dikotruksikan suatu konsep
yang selanjutnya digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah yang
serupa maupun baru.

b. Sejarah Perkembangan Matematika


Perkembangan matematika ini sangat berkaitan pada sejarah
matematika itu sendiri. Perkembangan ini dimulai dari perkembangan
matematika sebelum , sementara, dan setelah abad 15 - 16.
1) Perkembangan matematika sebelum abad 15 – 16
a) Matematika Prasejarah
Pemikiran matematika berasal pada konsep angka, besaran,
dan bentuk. Konsep angka juga telah berevolusi secara bertahap
dari waktu ke waktu. Manusia telah mempunyai kesadaran akan

5
bentuk- bentuk benda di sekitarnya yang berbeda. Seperti batu
berbeda dengan kayu, pohon yang satu berbeda dengan pohon
yang lain. Kesadaran ini yang menjadi bibit lahirnya matematika
terutama pada geometri. Itulah sebabnya geometri dianggap
sebagai bagian matematika yang tertua. Benda matematika tertua
yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di
pegunungan Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari
tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29 torehan yang berbeda yang
sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon. Selain itu terdapat
bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat
siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu,
diikuti dengan tanda yang berbeda. Juga artefak prasejarah
ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM dan
berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk
menghitung waktu.
b) Mesopotamia
Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang
dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak
permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik.
Dinamai "Matematika Babilonia" karena peran utama kawasan
Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Mereka mengembangkan
sistem rumit metorologi sejak tahun 3000 SM. Dari kira-kira 2500
SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada
lempengan tanah liat dan berurusan dengan latihan-latihan
geometri dan soal-soal pembagian. Jejak terdini sistem bilangan
Babilonia juga merujuk pada periode ini. Sebagian besar
lempengan tanah liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800
sampai 1600 SM, dan meliputi topik-topik pecahan, aljabar,
persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular,

6
invers perkalian, dan bilangan prima kembar. Lempengan itu juga
meliputi tabel perkalian dan metode penyelesaian persamaan
linear dan persamaan kuadrat. Pada masa ini telah ditulis sistem
angka sexagesimal (basis-60). Dari sini berasal penggunaan
modern. Dari 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam,
dan 360 (60 x 6) derajat dalam lingkaran, serta penggunaan detik
dan menit dari busur untuk menunjukkan pecahan derajat.
c) Mesir
Tulisan matematika Mesir yang paling panjang adalah
Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga "Lembaran
Ahmes" berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun
1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari
dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun
2000-1800 SM. Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar
aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas
dan cara-cara perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan,
lembaran itu juga menjadi bukti bagi pengetahuan matematika
lainnya, termasuk bilangan komposit dan prima; rata-rata
aritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana
Saringan Eratosthenes dan teori bilangan sempurna.
d) Yunani
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di
dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus
(kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-
kira 582 sampai 507 SM). Menurut legenda, Pythagoras bersafari
ke Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi
dari pendeta Mesir. Thales menggunakan geometri untuk
menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan

7
jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama
yang menggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada
geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema
Thales. Selain teorema geometri yang terkenal, seperti teorem
Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari
dua adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan
prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan untuk
menemukan bilangan prima. Archimedes (kira-kira 287 SM
sampai 212 SM) dari Syracuse menggunakan metode kelelahan
untuk menghitung luas di bawah busur parabola dengan
penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang
cukup akurat terhadap Pi.
2) Perkembangan matematika abad 15 – 16
Matematika hampir berhenti antara abad keempat belas dan paruh
pertama abad kelima belas. Banyak faktor-faktor sosial menyebabkan
situasi ini, mulai dari 10 tahun Awan mematikan menyerang Eropa pada
pertengahan abad ke-empat belas. Hal ini menyebabkan hampir
setengah dari penduduk mati. Perang antara Inggris dan Perancis (1337-
1453) juga menciptakan ketidakstabilan umum di Eropa. Serta pengaruh
merugikan dari filsafat Skolastik tradisional. Namun, perubahan secara
bertahap muncul pada awal pertengahan abad ke-lima belas. Pada tahun
1453 Konstantinopel jatuh ke Turki. peristiwa ini sangat mengilhami
kelahiran kembali minat belajar klasik di Eropa barat. Sebagian besar
ikmuwan Yunani melarikan diri ke Italia dan membawa karya-karya
besar klasik dari ilmu pengetahuan Yunani. Untuk pertama kalinya
negara barat berhubungan langsung dengan ilmuwan asli Yunani.
Sebelumnya di barat, ilmu Yunani klasik dipelajari melalui terjemahan
bahasa Arab yang sering mengandung banyak salah tafsir. Seperti
bidang ilmu pengetahuan lain, matematikawan sekarang mampu belajar

8
karya- karya studi Latin dan Yunani. Mereka menerjemahkan banyak
buku teks matematika Yunani. Buku Elemen besar Euclid bjuga
diterjemahkan. Meskipun pada Renaissance awal matematika pada
dasarnya merupakan tiruan dari jaman dahulu. matematikakawan
mampu keluar dari pengetahuan Yunani. Mereka memperluas
pengetahuan mereka seiring dengan meningkatnya kebutuhan praktis
untuk matematika.
3) Perkembangan matematika setelah abad 15 – 16
Pada abad ke – 17, . Galileo , mengamati bulan Jupiter dalam orbit
sekitar planet itu, dengan menggunakan teleskop dari mainan yang
diimpor dari Belanda. Tycho Brahe telah mengumpulkan dalam jumlah
besar data matematis yang menggambarkan posisi planet-planet di
langit. Johannes Kepler ( murid Tycho Brahe ), mulai meneliti data ini.
Kepler berhasil merumuskan matematika hukum gerak planet. Geometri
analitik yang dikembangkan oleh René Descartes (1596-1650), seorang
matematikawan dan filsuf Perancis, memungkinkan orbit yang akan
diplot pada grafik, dalam koordinat Cartesius.
Pada abad ke – 18, Ahli matematika yang paling berpengaruh adalah
Leonhard Euler. Kontribusinya berupa pendirian studi tentang teori
graph dengan Tujuh tangga dari masalah Königsberg untuk
standardisasi banyak istilah matematika modern dan notasi. Misalnya,
ia menamakan akar kuadrat dari 1 minus dengan symbol i, , dan ia
mempopulerkan penggunaan π huruf Yunani sebagai rasio keliling
lingkaran terhadap diameternya. Dia membuat banyak kontribusi untuk
mempelajari topologi, teori graph, kalkulus, kombinatorik, dan analisis
kompleks. Selain itu ada Joseph Louis Lagrange. karya besarnya dalam
teori bilangan, aljabar, kalkulus diferensial dan kalkulus variasi, dan
Laplace pada masa Napoleon menghasilkan karya penting pada dasar-
dasar mekanika langit dan statistik.

9
Pada abad ke – 19, Hermann Grassmann di Jerman memberikan versi
pertama ruang vector. William Rowan Hamilton di Irlandia
dikembangkan aljabar noncommutative. Ahli matematika Inggris
George Boole merancang aljabar yang sekarang disebut aljabar
Boolean. Aljabar Boolean adalah titik awal dari logika matematika dan
memiliki aplikasi penting dalam ilmu komputer. Augustin Louis
Cauchy-Bernhard Riemann, dan Karl Weierstrass dirumuskan kalkulus
dengan cara yang lebih ketat.Juga, untuk pertama kalinya, batas
matematika dieksplorasi. Georg Cantor mendirikan dasar pertama dari
teori himpunan, yang memungkinkan gagasan tak terhingga dan telah
menjadi bahasa umum hampir semua matematika.
Pada abad ke – 20, Pada tahun 1976, Wolfgang Haken dan Kenneth
Appel menggunakan komputer untuk membuktikan teorema empat
warna. Andrew Wiles, menmbangun karya orang lain, membuktikan
Teorema Terakhir Fermat pada tahun 1995. . Geometri diferensial
muncul ketika Einstein menggunakannya dalam teori relativitas umum.
Seluruh bidang baru matematika seperti logika matematika, topologi,
dan teori permainan John von Neumann mengubah jenis persamaan
yang dapat dijawab oleh metode matematis. Semua jenis struktur telah
dicabut dengan menggunakan aksioma dan diberi nama seperti ruang
metrik, ruang topologi dll. Selain itu, Beberapa metode yang paling
penting dan algoritma ditemukan pada abad ke-20 adalah: algoritma
simplex, Fast Fourier Transform dan filter Kalman. Pada saat yang
sama, pengetahuan mendalam dibuat tentang batasan ke matematika.
Pada tahun 1929 dan tahun 1930, telah terbukti kebenaran atau
kesalahan dari semua pernyataan dirumuskan tentang bilangan asli
ditambah satu penambahan dan perkalian, adalah decidable, yaitu dapat
ditentukan oleh beberapa algoritma.

10
Sampai pada abad ke – 21 tepatnya pada tahun 2000, Institut
Matematika Clay mengumumkan tujuh masalah hadiah milenium, dan
pada tahun 2003 konjektur Poincaré diselesaikan oleh Grigori Perelman
(yang menolak untuk menerima penghargaan).

2.3.Hubungan Antara Filsafat dan Matematika


Matematika dan filsafat mempunyai sejarah keterikatan satu dengan yang lain
sejak jaman Yunani Kuno. Matematika di samping merupakan sumber dan
inspirasi bagi para filsuf,metodenya juga banyak diadopsi untuk mendeskripsikan
pemikiran filsafat. Kita bahkan mengenal beberapa matematikawan yang sekaligus
sebagai sorang filsuf,misalnya Descartes, Leibniz, Bolzano, Dedekind, Frege,
Brouwer, Hilbert,G¨odel, and Weyl. Pada abad terakhir di mana logika yang
merupakan kajian sekaligus pondasi matematika menjadi bahan kajian penting
baik oleh para matematikawan maupun oleh para filsuf. Logika matematika
mempunyai peranan hingga sampai era filsafat kontemporer di mana banyak para
filsuf kemudian mempelajari logika. Logika matematika telah memberi inspirasi
kepada pemikiran filsuf, kemudian para filsuf juga berusaha mengembangkan
pemikiran logika misalnya “logika modal”, yang kemudian dikembangkan lagi
oleh para matematikawan dan bermanfaat bagi pengembangan program komputer
dan analisis bahasa. Salah satu titik krusial yang menjadi masalah bersama oleh
matematika maupun filsafat misalnya persoalan pondasi matematika. Banyak
filsuf telah menggunakan matematika untuk membangun teori pengetahuan dan
penalaran yang dihasilkan dengan memanfaatkan bukti-bukti matematika
dianggap telah dapat menghasilkan suatu pencapaian yang memuaskan.
Matematika telah menjadi sumber inspirasi yang utama bagi para filsuf untuk
mengembangkan epistemologi dan metafisik.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Filsafat adalah pandangan hidup satu atau sekelompok orang mengenai
kehidupan yang dicita-citakan secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. matematika adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memecahankan suatu proses
berpikir manusia akan suatu permasalahan yang ditemui dan dipecahkan yang
dikotruksikan suatu konsep yang selanjutnya digunakan sebagai alat untuk
memecahkan masalah yang serupa maupun baru. Filsafat matematika adalah
segela pemikiran terhadap persoalan-persoalan mengenai yang menyangkut
landasan matematika serta hubungan matematika dengan segala segi dari
kehidupan manusia, dimana mencakup berbagai konsep pamgkal, anggapan dasar,
asa permulaan, struktur teoritis, dan ukuran kebenaran. Baik matematika dan
filsafat mempunyai sejarah keterikatan satu dengan yang lain, matematika di
samping merupakan sumber dan inspirasi bagi para filsuf,metodenya juga banyak
diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran filsafat.

3.2. Saran
Banyak orang yang berpendapat bahwa filsafat merupakan induk dari segala
macam ilmu pengetahuan yang ada selama ini. Tetapi ternyata pendapat itu salah.
Baik filsafat dan matematika saling berhubungan antara satu sama lain. Semoga
ketakutan akan matematika bisa hilang. Karena dengan belajar mengenal
matematika kita bisa mencatat menghitung dan mengukur hal apapun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gie, The Liang. 1980. Filsafat Matematik. Yogyakarta : Super

Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar

Harapan

Suriasumantri, Jujun S. 1995. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia

Oktaviandy, Navel. 2011. Pemikiran Filsafat Tentang Matematika.


https://navelmangelep.wordpress.com/2011/11/25/pemikiran-filsafati-tentang-
matematika/ (diakses 29 September 2020).

Marsigit. 2008. Hubungan Antara Filsafat dan Matematika.


http://marsigitphilosophy.blogspot.com/2008/12/hubungan-antara-filsafat-dan-
matematika.html (diakses 28 September 2020).

13

Anda mungkin juga menyukai