Anda di halaman 1dari 30

CRITICAL BOOK REPORT

(Geometri Dimensi Tiga)

1. Kelompok : Blaise Pascal


2. Kelas : PSPM E 2019
3. Email Kelompok : e.blaisepascal.robby.pspm2019@gmail.com
4. Hari/tanggal diskusi : Kamis/18 Maret 2020 - Selesai
5. Waktu diskusi : Pukul 02:00 WIB - Selesai
6. Banyak yang hadir : 2 orang
7. Tempat diskusi : Diskusi online melalui WA
8. Nama Buku : Matematika Untuk SMU jilid 1
9. Penerbit : Erlangga
10. Bab dan Nama : BAB 7 Dimensi Tiga
11. Anggota kelompok :

No.Urt No. NIM Nama Anggota Absensi


Absen
1. 50 4193311048 Robby rahmatullah Hadir
2. 39 4193311026 Areigi doanta Hadir
sembiring
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk memenuhi salah satu tugas KKNI (Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia), maka dibuatlah makalah mengenai "Critical Book
Report". Critical Book Report adalah suatu aktivitas untuk
membandingkan satu buku atau lebih terhadap buku lainnya. Dengan
menyusun critical book report diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan penulis.

Pada makalah kali ini, kami akan membahas materi tentang "Geometri
Dimensi Tiga". Sebelum membahas lebih dalam, terlebih dahulu kami
ingin menjelaskan sedikit apa itu geometri bidang dan ruang. Jadi,
geometri bidang dan ruang merupakan salah satu mata kuliah mengenai
bangun-bangun ruang yang ada di dalam kehidupan sehari-hari dengan
segala aspek yang terdapat didalamnya. Oleh sebab itu maka disusunlah
"Critical Book Report" ini untuk mempelajari segala aspek yang
menyangkut tentang materi tersebut.

1.2 Rumusan

Dari latar belakang di atas , dapat kita simpulkan beberapa rumusan


masalah yang berkaitan dengan geometri bidang dan ruang, yaitu
sebagai berikut:
1) Merumuskan kekeliruan yang terdapat pada buku ajar geometri
SMU.
2) Apa itu yang dimaksud dengan bangun ruang?
3) Bagaimana macam-macam bangun ruang tersebut?
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan critical book report ini adalah sebagai
berikut:
1) Dapat berpikir kritis dalam hal menganalisis kesalahan atau
kekeliruan pada buku ajar SMU.
2) Mengetahui apa itu bangun ruang.
3) Dapat mengetahui dan membedakan macam-macam bangun
ruang.
II. RINGKASAN ISI BUKU

BAB 7 GEOMETRI DIMENSI TIGA

A. Kubus, Balok, Prisma, dan Limas

1. Kubus

Gambar 1 menunjukkan sebuah kubus ABCD EFGH Bidang-bidang


ABCD; EFGH; BCGF; ADHE; ABFE; dan DCGH masing-masing disebut
sisi kubus.

Diagonal Sisi dan Diagonal Ruang Kubus

Gambar 2 menunjukkan kubus KLMN.PQRS. Garis KM, MQ, dan


PR pada menyatakan diagonal sisi, dan garis KR serta LS menyatakan
diagonal ruang. Jika panjang rusuk adalah a cm maka panjang diagonal
sisi KM dapat dihitung sebagai berikut:

KM² = KL² + LM² (Theorema Pythagoras)


= a² + a²
= 2a²
KM = √2a²
= a√2
Jadi, panjang diagonal sisi kubus adalah a√2 cm.

Panjang diagonal ruang KR dapat dihitung dengan rumus yang diturunkan


sebagai berikut:

KR² = KM² + MR² (Theorema Pythagoras)


= KL² + LM² + MR²
= a² + a² + a²
= 3a²
KR = √3a²
= a√3
Jadi, panjang diagonal ruang kubus adalah a√3.

2. Balok

Gambar 3 menunjukkan suatu balok ABCD.EFGH, dengan panjang


ab = p; lebar BC = l; dan tinggi CG = t. AG, BH, dan CE disebut diagonal
ruang balok, sedangkan AC disebut diagonal sisi alas.

Panjang diagonal ruang AG dapat dihitung dengan suatu rumus turunan


sebagai beikut:

AG² = AC² + CG² (Theorema Pythagoras)


= AB² + BC² + CG²
= p² + l² + t²
AG = √p² + l² + t²
Jadi, panjang diagonal ruang balok AG = √p² + l² + t²

3. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi dua bidang yabg saling
sejajar dan beberapa bidang yang saling berpotongan menurut garis-
garis yang sejajar.

Gambar 3 menunjukkan sebuah prisma ABCDE. FGHIJ. Dua bidang


yang saling sejajar, masing-masing disebut bidang alas yaitu ABCDE dan
bidang atas adalah FGHIJ.
Bidang-bidang ABGF, BCHG, CDIH, DEJI, dan EAFJ disebut sisi
tegak. Ruas garis yang terletak pada bidang alas disebut rusuk alas,
ruas garis yang terletak pada bidang atas disebut rusuk atas, dan ruas
garis pada bidang tegak disebut ruruk tegak. Contoh: AB adalah rusuk
alas, HI adalah rusuk atas, dan Ch adalah rusuk tegak.
Nama prisma dapat ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Jika rusuk tegaknya lurus pada bidang alas/atas, maka prisma
tersebut prisma tegak. Jika tidak demikian maka disebut prisma
miring.
Contoh:

b. Prisma yang dibatasi oleh 3 pasang sisi jajargenjang disebut


paralel epipidium.
Contoh:
c. Paralel epipidium yang bidang atas atau bidang alasnya dan bidang
tegaknya merupakan persegi panjang disebut balok.
Contoh:

d. Balok yang semua sisinya persegi disebut kubus.


Contoh

e. Prisma tegak yang bidang alasnya merupakan segi-n beraturan


disebut prisma segi-n beraturan.

4. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segibanyak
dan beberapa segitiga yang alasnya berimpit dengan segibanyak
tersebut dan bertemu pada satu titik di luar bidang alas.
Nama sebuah limas ditentukan oleh nama segibanyak pada bidang
alas. Gambar 4 disebut limas segi-5, khususnya disebut limas segi-5
T.ABCDE.

Unsur-unsur pada limas dijelaskan sebagai berikut:


a) Bidang ABCDE disebut bidang alas
b) Bidang TAB, TBC, TCD, TDE, TAE disebut sisi tegak.
c) Garis TA, TB, TC, TD, TE disebut rusuk tegak.
d) Garis AB, BC, CD, DE, AE disebut rusuk alas.
e) Titik T disebut titik puncak.
f) Garis yang ditarik dari titik T dam tegak lurus bidang ABCDE
disebut garis tinggi.
Beberapa limas dapat diberi nama-nama khusus:
1. Limas yang bidang alasnya segi-3 disebut bidang empat.
2. Limas yang bidang alasnya segi-n beraturan dan garis tingginya melalui
titik pusat segi-n tersebut dinamakan limas tegak beraturan.

B. Kedudukan Titik, Garis, Dan Bidang Dalam Ruang


1. Kedudukan Titik Dan Garis
Kedudukan yang mungkin antara titik dan garis adalah:
a. Titik terletak (berhimpit) pada garis.
b. Titik tidak terletak pada garis (titik diluar garia).
2. Kedudukan Titik Terhadap Bidang
Kedudukan yang mungkin antara titik dengan bidang adalah:
a. Titik terletak (berhimpit) pada bidang.
b. Titik tidak terletak pada bidang (diluar bidang).
3. Kedudukan Garis Terhadap Garis
Hubungan yang mungkin antara 2 garis dalam ruang adalah:
a. Sejajar, jika tidak memiliki titik persekutuan.
b. Berpotongan, jika memiliki satu titik persekutuan. Titik persekutuan
disebut titik potong.
c. Bersilangan, jika kedua garis tersebut tidak sejajar dan tifak
berpotongan.
4. Kedudukan Garis Dengan Bidang
Kedudukan yang mungkin antara garis dan bidang adalah:
a. Garis terletak (berhimpit) pada bidang, jika keseluruhan garis
tersebut berhimpitan dengan bidang.
b. Garis sejajar dengan bidang, jika pada garis tersebut dapat dibuat
bidang yang sejajat dengan bidang tadi.
c. Garis menembus bidang, jika antara garis dan bidang tersebut
memiliki satu titik persekutuan, titik ini disebut titik tembus.
5. Kedudukan Bidang Dengan Bidang
Hubungan yang mungkin antara dua bidang adalah:
a. Saling sejajar, jika tidak memiliki garis persekutuan.
b. Saling berpotongan, jika memiliki satu garis persekutuan. Garis ini
disebut garis berpotongan.
C. Irisan Bangun Ruang
Agar kita memahami sebuah irisan bidang dengan bangun ruang, terlebih
dahulu kita mengingat berbagai hal berikut:
1. Sebuah bidang dapat dibentuk melalui 3 titik yang tidak segaris.
2. Sebuah bidang dapat dibuat melalui sebuah garis lurus dan sebuah titik
yang tidak terletak pada garis tersebut.
3. Dua garis yang sejajar atau berpotongan terletak pada suatu bidang.
Contoh:
Lukislah irisan bidang yang melalui titik P, Q, dan R dengan kubus!

Jawab:
Cara I
I. Buatlah garis yang melalui pusat

bidang
ABCD dan EFGH, hubungkan P
dengan R sehingga memotong garis
tersebut.
II. Hubungkan titik Q dengan titik potong
garis di atas sehingga memotong garis
DH di S.
III. Hubungkan P, Q, R, dan S. Jadi,
PQRS merupakan irisan bidang
tersebut dengan kubus.

Cara II
i. Hubungkan P dengan Q dan P

dengan R yang masing-masing


memotong perpanjangan AB di x dan
AC di y.
ii. Hubungkan x dengan y (garis xy
disebut sumbu affinitas).
iii. Perpanjanglah garis DC sehingga

memoto
ng sumbu xy di K.
iv. Hubungkan K dengan R, sehingga
memotong DH di S.
v. Hubungkan P, Q, R dan S seperti
pada cara I. Maka PQRS merupakan
irisan bidang dengan kubus.
II. TINJAUAN TEORITIS
TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG

Uraian dan Contoh

Tiga unsur pangkal dalam geometri, yaitu titik, garis, dan bidang.
Ketiga unsur tersebut, dapat juga disebut sebagai tiga unsur yang tak
didefinisikan.

Sebuah titik dipikirkan sebagai suatu tempat/posisi dalam ruang.


Titik tidak memiliki panjang maupun ketebalan. Bekas tusukan jarum, atau
bekas ujung pensil di atas kertas, dapat dipikirkan sebagai model fisik dari
sebuah titik. Sebuah titik direpresentasikan dengan sebuah noktah dan
diberinama dengan suatu huruf kapital.

Sebuah garis dipikirkan sebagai suatu himpunan titik berderet yang


panjang tak terbatas, tetapi tidak memiliki lebar. Seutas benang yang
diregangkan, goresan pensil mengikuti tepi sebuah penggaris dapat
difikirkan sebagai model sebuah garis. Sebuah garis direpresentasikan
dengan sebuah gambar sinar dengan mata di kedua ujungnya yang
menunjukkan bahwa garis tersebut tak berakhir. Untuk memberinama
sebuah garis, dapat memanfaatkan dua buah titik pada garis tersebut,
atau dengan sebuah huruf kecil

Cara menuliskannya: AB , AC , BC , BA , CA , atau g. Misalnya seperti


Gambar

1 berikut:

A B C g

Gambar 1.
Ingat: ada banyak nama untuk garis yang sama.
Sebuah bidang difikirkan sebagai suatu himpunan titik berderet dan
berjajar secara rapat dan tak terbatas, tetapi tidak memiliki ketebalan.
Permukaan sebuah meja, atau permukaan selembar kertas putih polos,
yang dibentang ke segala arah tak terbatas, dapat difikirkan sebagai
model fisik sebuah bidang. Sebuah bidang direpresentasikan dengan
gambar sebuah jajargenjang, dan nama sebuah bidang dapat
menggunakan sebuah huruf kapital atau huruf Yunani.

Gambar 2

Pada Gambar 2, bidang memuat titik-titik A, B, C, D, E, F, G, (dikatakan


ketujuh titik tersebut terletak pada bidang-α)

A. Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang

1. Kedudukan dua titik

Definisi : Dua titik berimpit adalah dua titik yang sama.

Dua buah titik dapat terjadi keduanya berimpit atau keduanya


berlainan. Dua buah titik yang berimpit dapat dipikirkan sebagai sebuah
titik yang memiliki dua nama.

Misalnya seperti disajikan pada Gambar 3 berikut:

•A B•C

D• E•F
G

Gambar 3

Pada Gambar 3: pasangan-pasangan titik B dan titik C, titik E dan


titik F, merupakan pasangan/dua buah titik yang berimpit. Tampak bahwa
ada satu gambar titik, namun mempunyai dua nama: B dan C, E dan F.
Tampak juga pasangan-pasangan: titik A dan titik D, titik A dan titik G, titik
D dan titik G, merupakan dua buah titik yang berlainan. Kita juga dapat
mengatakan pasangan-pasangan: titik A dan titik B, titik A dan titik C, titik
A dan titik E, titik A dan titik F, merupakan pasangan/dua buah titik yang
berlainan.

2. Kedudukan titik dan garis

Definisi

Titik-titik segaris (kolinear) adalah titik-titik yang terletak pada satu garis
(titik-titik yang tidak terletak pada satu garis disebut titik-titik tak segaris
(nonkolinear)).

Sebuah titik dan sebuah garis dapat terjadi sebuah titik tersebut
terletak pada sebuah garis tersebut atau sebuah titik tersebut tidak
terletak pada sebuah garis tersebut. Jika sebuah titik terletak pada suatu
garis, maka dapat juga dikatakan garis tersebut melalui sebuah titik. Jika
sebuah titik tidak terletak pada suatu garis, maka dapat dikatakan sebuah
titik di luar sebuah garis.

Gambar 4
Pada Gambar 4: titik K, titik L, titik P, dan titik R merupakan titik-
titik yang tidak terletak pada suatu garis. Keempat titik tersebut tidak
terletak pada garis g maupun garis h, atau dapat dikatakan keempat titik
tersebut di luar garis g maupun garis h. Namun titik M, titik O, dan titik Q,
ketiganya terletak pada garis g. Sedangkan titik S, titik O, dan titik N,
ketiganya terletak pada garis h. Tampak juga titik O terletak pada garis g
maupun garis h.

Pada Gambar 4 tersebut, dapat dikatakan: titik M, titik O, dan titik


Q merupakan tiga buah titik yang kolinear, karena ketiganya terletak pada
satu garis; yaitu garis g. Demikian juga titik S, titik O, dan titik
N,merupakan tiga buah titik yang kolinear, karena ketiganya terletak pada
satu garis; yaitu garis h. Berdasarkan kondisi tersebut berarti titik M dan
titik N merupakan dua buah titik yang tidak kolinear (nonkolinear), karena
masing-masing terletak pada garis yang berbeda. Begitu pula pasangan
titik M dan titik S, titik N dan titik Q, titik S dan titik Q, merupakan
pasangan-pasangan titik yang tidak kolinear (non-kolinear).

3. Kedudukan titik dan bidang

Sebuah titik dapat terletak pada suatu bidang atau sebuah titik
tidak terletak pada sebuah bidang. Jika sebuah titik A terletak pada suatu
bidang-α, maka dapat dikatakan pula bidang-α melalui titik A, atau titik A
pada bidang-α.

Aksioma

Sebarang tiga buah titik terletak pada sekurang-kurangnya satu


bidang. Sebarang tiga buah titik non-kolinear terletak pada tepat
satu buah bidang.

Definisi coplanar

Titik-titik dikatakan koplanar (coplanar) atau sebidang jika dan


hanya jika ada suatu bidang yang memuat semua titik tersebut.
T

•R
α S•

•V
Gambar 5

Pada Gambar 5, titik R, titik S, dan titik T merupakan tiga buah titik
yang nonkolinear, dan ketiganya terletak pada satu bidang, yaitu bidang-
α. Dengan demikian, titik R, titik S, dan titik T dikatakan sebagai tiga buah
titik yang koplanar. Sedangkan titik V tidak terletak pada bidang-α . Oleh
karena itu titik R, titik S, titik T, dan titik V, merupakan empat buah titik
yang non-koplanar.

4. Kedudukan dua buah garis

Dua buah garis dapat terjadi keduanya sebidang atau tak-


sebidang. Jika dua garis sebidang, maka dapat terjadi keduanya
berpotongan atau sejajar. Jika dua buah garis tak-sebidang, maka
keduanya dikatakan bersilangan.

Definisi (Kesejajaran dan bersilangan garis-garis)

Dua buah garis berbeda dikatakan saling sejajar jika dan hanya
jika keduanya koplanar dan tidak berpotongan.

Dua buah garis berbeda dikatakan saling bersilangan jika dan hanya jika
keduanya non-koplanar.

Definisi

Jika dua buah garis berbeda berpotongan, maka keduanya terletak


pada tepat satu bidang.
Contoh

Gambar 6

Pada Gambar 6: garis k, garis h, dan garis m, ketiganya dikatakan


coplanar, karena ketiganya terletak pada satu bidang, yaitu pada bidang-α
. Garis h dan garis k saling sejajar dan keduanya terletak pada satu
bidang. Garis k dan garis m berpotongan di titik Q dan keduanya terletak
pada satu bidang. Begitu juga garis h dan garis m berpotongan di titik P
dan keduanya terletak pada satu bidang. Garis n tidak terletak pada
bidang-α , sehingga dapat dikatakan garis n di luar bidang-α. Garis g
memotong/ menembus bidang-α tepat di satu titik, yaitu titik R. Hal
tersebut dikatakan garis g juga tidak terletak pada bidang-α .

Garis g tidak terletak pada bidang-α, tetapi garis m terletak pada


bidang-α. Oleh karena itu dikatakan garis g dan garis m bersilangan.
Garis g tidak terletak pada bidang-α, tetapi garis k terletak pada bidang-α.
Oleh karena itu dikatakan garis g dan garis k bersilangan. Garis g tidak
terletak pada bidang-α, tetapi garis h terletak pada bidang-α. Oleh karena
itu dikatakan garis g dan garis h bersilangan. Demikian pula untuk garis n
dan garis m, garis n dan garis h, garis n dan garis k, masing-masing
merupakan pasangan garis yang bersilangan, karena masing-masing
tidak terletak pada bidang yang sama.

5. Kedudukan garis dan bidang


Jika ada suatu garis dan suatu bidang, maka kejadian yang dapat
terjadi, yaitu garis tersebut memotong/menembus bidang tersebut, garis
tersebut sejajar dengan bidang tersebut, atau garis tersebut terletak pada
bidang tersebut. Perhatikan Gambar 7 berikut!

Gambar 7

Pada Gambar 7.(1), garis g memotong/menembus bidang-α . Garis


g dan bidang α dikatakan berpotongan, jika keduanya mempunyai tepat
satu titik persekutuan. Cermati pula Gambar 6. Pada Gambar 6, garis g
memotong bidang- tepat di satu titik, yaitu di titik R. Hal tersebut dikatakan
juga titik R merupakan titik potong garis g dan bidang- atau titik R
merupakan titik tembus garis g terhadap bidang- .

Pada Gambar 7.(2) garis g tidak terletak pada bidang- dan garis h
terletak pada bidang-α. Garis g dan garis h saling sejajar. Sehingga dapat
dikatakan garis g sejajar dengan bidang-α. Sebuah garis g dan sebuah
bidang dikatakan sejajar, jika keduanya tidak bersekutu pada sebuah titik
pun.

Pada Gambar 7.(3), garis g seluruhnya terletak pada bidangα- .


Maksudnya, semua titik yang terletak pada garis g, maka semua titik
tersebut terletak pada bidang-α . Sebuah garis g dikatakan terletak pada
satu bidang , jika setiap titik yang terletak pada garis g, maka setiap titik
tersebut terletak pada bidang . Cermati lagi Gambar 5 dan Gambar 6
sebelumnya.

6. Letak Dua Buah Bidang


a) Dua buah bidang disebut bidang berimpit, bila kedua bidang itu
mempunyai tiga titik persekutuan (titik potong).

b) Dua buah bidang disebut sejajar, bila kedua bidang itu tidak
mempunyai titik persekutuan (titik potong).

c) Dua buah bidang disebut berpotongan, bila kedua bidang itu tidak
berimpit dan tidak sejajar. Perpotongan dua buah bidang berupa
sebuah garis dan dinamakan garis potong. Garis-garis antara bidang
α dan bidang β disebut garis (α,β).

Tes Formatif

Petunjuk: Pilih satu jawaban yang tepat untuk setiap soal dari 4
alternatif

jawaban yang disediakan dengan memberikan tanda cross (X)


pada huruf A, B, C, atau D sesuai dengan jawaban
yang Anda pilih !

Perhatikan Gambar 8 untuk menyelesaikan ketujuh soal berikut!


Gambar 8 Garis-garis yang melalui rusuk-rusuk
kubus ABCD.EFGH

1. Garis-garis yang coplanar, antara lain:


a. Garis AB, garis AD, dan garis AE
b. Garis AB, garis AD, dan garis EF
c. Garis AB, garis AD, dan garis BC
d. Garis AB, garis AD, dan garis AH
2. Pasangan garis yang sejajar, yaitu:
a. Garis AB dan garis AD
b. Garis AB dan garis EF
c. Garis HG dan garis AD
d. Garis AC dan garis AE
3. Pasangan garis yang bersilangan, yaitu:
a. Garis BC dan garis AD
b. Garis FG dan garis AD
c. Garis FG dan garis CD
d. Garis AB dan garis CD
4. Perpotongan antara bidang-ADHE dan bidang-CDHG adalah:
a. garis HD
b. garis HD dan garis CD
c. garis CD
d. garis CD dan garis AD
5. Bidang yang sejajar dengan bidang-BCGF adalah:
a. bidang-ABFE
b. bidang-ADHE
c. bidang-ABCD
d. bidang-EFGH
6. Garis yang memotong bidang-EFGH, yaitu:
a. garis HD
b. garis HD dan garis EH
c. garis HD , garisEH , dan garis GH
d. garis HD , garisEH , garis GH , dan garis BH
7. Garis yang sejajar dengan bidang-DCGH, yaitu:
a. garis BH dan garis EH
b. garis BH dan garis BC
c. garis EH dan garis EF
d. garis EA dan garis EF

Kunci Jawaban Tes Formatif

1. C) Karena ketiga garis tersebut terletak pada satu bidang, yaitu


bidang-ABCD.
2. B) Karena garis AB dan EF dalam satu bidang dan tidak memiliki
titik potong.
3. C) Karena masing-masing terletak pada bidang yang berbeda.
4. A) Perpotongan dua bidang adalah tepat satu garis.
5. B) Bidang-BCGF dan bidang-ADHE merupakan bidang-sisi-
bidang-sisi kubus yang saling sejajar.
6. B) Keduanya memotong bidang-EFGH di titik H.
7. D) Keduanya terletak pada bidang-ABFE yang sejajar dengan
bidang DC

B. MACAM-MACAM BANGUN RUANG

1. Kubus

Kubus merupakan bangun ruang yang


dibatasi oleh enam buah persegi yang
kongruen. Pada gambar 1 tampak bahwa
kubus memiliki 8 biah titik sudut dan 12 rusuk
dengan panjang yang sama. Penamaan
kubus berdasarkan titik sudutnya. Sebagai
contoh kubus pada gambar 1 dituliskan

kubus ABCD.EFGH.

Garis AC, BD, EG, FH, AF, BE, DG, CH, DG, CF, AH, dan DE pada
gambar 1 menyatakan diagonal sisi, dan garis AG, BH, CE, dan DF
menyatakan diagonal ruang. Panjang diagonal sisi kubus adalah a√2 cm
dan panjang diagonal ruang kubus adalah a√3.

2. Balok

Balok dibatasi oleh 3 pasang persegi


panjang yang kongruen dan masing-masing
yang kongruen ini terletak sejajar. Penamaan
balok berdasarkan titik sudutnya. Sebahai
contoh balok pada gambar 2 dituliskan
sebagai balok PQRS.TUVW.

Gambar 3 menunjukkan suatu balok PQRS.TUVW, dengan panjang


PQ = p; lebar QR = l; dan tinggi QU = t. PV, QW, RT dan SU disebut
diagonal ruang balok, sedangkan PR, QS, PU, QT, QV, RU, PW, ST, TV,
UW, RW, SV disebut diagonal sisi. Panjang diagonal ruang balok adalaj
√p² + l² + t²
3. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang segi-n
yang sejajar dan kongruen, serta bidang-bidang tegak yang
menghubungkan bidang segi-n tersebut. Dua segi-n tersebut disebut alas
dan tutup, sedang permukaan prismatik di antara kedua segi-n disebut sisi
prisma. Tinggi prisma adalah jarak antarbidang alas dan bidang tutup.
Rusuk-rusuk yang terletak pada sisi prisma disebut rusuk sisi dan rusuk
yang terletak bagian alas disebut rusuk alas. Apabila rusuk-rusuk sisi
prisma tegak lurus terhadap alas, maka prisma itu diberi nama prisma
tegak, dan selain yang demikian disebut prisma miring. Prisma diberi
nama menurut bentuk alasnya. Contohpada gambar 3 disenut prisma

segilima.

4. Limas

Limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh segi-n dan
segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak di luar bidang segi-n itu.
Segi-n dari limas disebut alas, titik Z disebut puncak limas, dan
permukaan pyramida yang menjadi bagian dari limas dinamakan sisi
limas. Ruas garis yang menghubungkan puncak dengan titik-titik sudut
alas disebut rusuk sisi. Tinggi limas dinyatakan sebagai jarak terpendek
antara titik puncak dengan bidang alas. Limas segi-n memiliki n buah
rusuk sisi yang berbentuk segitiga, n buah rusuk sisi dan n buah rusuk
alas, sehingga banyak rusuk kimas adalah 2n.
IV. ANALISIS KELEMAHAM ATAU KEKELIRUAN BUKU

N Data Pemikiran
o

1. Dua garis sejajar bila tidak Menurut penjelasan dari data


memiliki titik persekutuan (titik bahwa garis sejajar tidak
potong). memiliki titik persekutuan. Nah
dalam hal ini berarti dua garis
dikatakan sejajar jika tidak
memiliki titik persekutuan dan
tidak harus berada pada bidang
yang sama. Konsep ini keliru,
karena garis sejajar harus
berada pada bidang yang sama,
jika tidak berada pada bidang
yang sama maka akan terjadi
garis perpotongan tegak lurus
atau berhimpit atau juga
bersilangan. Oleh karena itu
konsep ini harus diperjelas
menjadi: "Dua buah garis
dikatakan sejajar jika kedua
garis itu terletak pada satu
bidang dan tidak memiliki titik
potong (titik persekutuan)".

2. Dua garis dikatakan Menurut penjelasan data bahwa


berpotongan jika memiliki satu dua garis dikatakan berpotongan
titik persekutuan. jika memiliki satu titik
persekutuan. Nah dalam hal ini
tidak dijelaskan bahwa dua buah
garis dikatakan berpotongan jika
kedua garis tersebut berada
pada bidang yang sama. Jika
dua buah garis tidak berada
pada bidang yang sama, maka
tidak akan ada titik persekutuan
atau titik perpotongan apabila
garis tersebut diperpanjang. Jadi
terjadi kesalahan penulisan
konsep. Oleh karena itu, konsep
tersebut harus diperjelas
menjadi: "Dua buah garis
dikatakan berpotongan jika
kedua garis itu terletak dalam
satu bidang dan mempunyai
titik potong (titik
persekutuan)".

3. Dua buah garis dikatakan Menurut penjelasan data bahwa


bersilangan jika kedua garis jika dua buah garis dikatakan
tersebut tidak sejajar dan tidak bersilangan jika kedua garis
berpotongan. tersebut tidak sejajar dan tidak
berpotongan. Nah dalam hal ini
juga tidak dijelaskan bahwa dua
buah garis dikatakan
bersilangan dimana jika kedua
garis tersebut berada pada satu
bidang. Jika dua buah garis
berada dalam satu bidang, maka
gairs tersebut bisa jadi sejajar
atau berpotongan, gatia tersebut
tidak mungkin bersilangan jika
dalam satu bidang. Sehingga
terjadi kekeliruan konsep,
dimana konsep tersebut dapat
diperjelas menjadi: "Dua buah
garis dikatakan bersilangan
jika kedua garis tersebut tidak
sejajar dan tidak berpotongan
dan tidak berada pada satu
bidang".
V. KESIMPULAN

Dari hasil Critical Book Report yang telah kami kerjakan, terdapat
beberapa kesalahan-kesalahan atau kekeliruan konsep pada buku ajar
SMU, yaitu sebagai berikut:

1) Terjadi kesalahan konsep pada materi dua buah garis sejajar yaitu:
"Dua garis sejajar bila tidak memiliki titik persekutuan (titik potong)".
Seharusnya, konsep tersebut diperjelas menjadi: "Dua buah garis
dikatakan sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu bidang dan
tidak memiliki titik potong (titik persekutuan)".
2) Terjadi kesalahan konsep pada materi dua buah garis berpotongan
yaitu: "Dua garis dikatakan berpotongan jika memiliki satu titik
persekutuan". Seharusnya, konsep tersebut diperjelas menjadi:
"Dua buah garis dikatakan berpotongan jika kedua garis itu terletak
dalam satu bidang dan mempunyai titik potong (titik persekutuan)".
3) Terjadi kesalahan konsep pada materi dua buah garis bersilangan
yaitu: "Dua buah garis dikatakan bersilangan jika kedua garis
tersebut tidak sejajar dan tidak berpotongan. Seharusnya, konsep
tersebut diperjelas menjadi: "Dua buah garis dikatakan bersilangan
jika kedua garis tersebut tidak sejajar dan tidak berpotongan dan
tidak berada pada satu bidang".
VI. KEPUSTAKAAN

Karso, M., dkk. 2010. Matematika Kurikuler Matematika SMA. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Noormandiri, B. K., Sucipto, Endar. 1997. Matematika Untuk SMU Jilid 1.


Jakarta: Erlangga.

Soejadi, R., dkk. 2003. Kurikulum Dan Materi Matematika SMU. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai